Tuesday 19 December 2017

KTI ASKEP JIWA HALUSINASI PENGLIHATAN INTERVENSI

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Klien                 : Tn. ”H”
Umur                           : 27 Tahun
Tanggal Pengkajian     : 16 Juni 2014
Tabel. 3.3. Rencana Tindakan Keperawatan
TGL
NODX
DIAGNOSA KEPERAWATAN
PERENCANAAN
INTERVENSI
TUJUAN
KRITERIA EVALUASI
1
2
3
4
5
6
  

Perubahan Sensori Persepsi : Halusinasi . . . .

TUM :
Klien tidak mengalami halusinasi.
TUK 1 :
Klien dapat membina hubungan saling poercaya.











TUK 2:
Klien dapat mengenal halusinasinya

































TUK 3 :
Klien dapat mengontrol halusinasinya.
































TUK 4 :
Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya.



















TUK 5 :
Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.














TUK 6.
Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain.







TUK 7 :
Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga mampu mengembangkan kemampuan klien untuk berhubungan dengan orang lain.




1.1.Ekspresi wajah bersahabat menunjuk rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau mengutarakan masalah yang dihadapi.










2.1 Klien dapat menyebutkan waktu, isi, frekuensi timbulnya halusinasi. 


































3.1 Klien dapat menyebutkan tindakan yang biasanya dilakukan untuk mengendalikan halusinasinya.
3.2 Klien dapat menyebutkan cara baru.
















3.3 Klien dapat memilih cara mengatasi halusinasi seperti yang telah didiskusikan dengan klien.
3.4 Klien dapat melaksanakan cara yang telah dipilih untuk mengendalikan halusinasinya.
3.5 Klien dapat mengikuti terapi aktivitas kelompok.



4.1 Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
4.2 Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan tindakan untuk mengendalikan halusinasi.


















5.1 Klien dan keluarga dapat menyebutkan manfaat, dosis, dan efek samping obat.
5.2 Klien dapat mendemonstrasikan penggunaan obat dengan baik.
5.3 Klien dapat informasi tentang manfaat dan efek samping obat.

5.4 Klien memahami akibat berhentinya obat tanpa konsultasi.
5.5 Klien dapat menyebutkan prinsip 5 benar penggunaan obat.

6.1 Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain untuk :
- Diri sendiri
- Orang lain








7.1. Keluarga dapat :
-  Menjelaskan perasaannya
-   Menjelaskan cara merawat klien menarik diri
-   Mendemonstrasikan cara perawatan klien menarik diri.
-   Berpartisipasi dalam perawatan klien menarik diri.





1.1.1.  Bina hubungan
a.    Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b.   Perkenalkan diri dengan sopan
c.    Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
d.   Jelaskan tujuan pertemuan
e.    Jujur dan menepati janji
f.    Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.
g.   Beri perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien

2.1.1 Adakah kontak sering dan singkat secara bertahap.
2.1.2 Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya : bicara dan tertawa tanpa stimulus, memandang kekiri/ke kanan/ke depan seolah-olah ada teman bicara.
2.1.3 Bantu klien untuk kenal dengan halusinasinya :
a.   Jika menemukan klien yang sedang halusinasi, tanyakan apakah ada suara yang didengar.
b.   Jika klien menjawab ada, lanjutkan apa yang dikatakan.
Katakan bahwa perawat percaya klien.
c.   Mendengar suara itu, namun perawat sendiri tidak mendengarnya (dengan nada bersahabat tanpa menuduh atau menghakimi)
d.  Katakan bahwa klien lain ada juga seperti klien.
e.   Katakan bahwa perawat akan membantu klien.
2.1.4 Diskusikan dengan klien :
a.    Situasi yang menimbulkan/tidak menimbulkan halusinasi.
b.   Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi, siang, sore, dan malam atau jika sendiri, jengkel/sedih)

3.1.1 Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur, marah, menyibukkan diri dan lain-lain)
3.2.1 Diskusikan cara baru untuk memutuskan/mengontrol timbulnya halusinasi :
a.   Katakan : ”saya tidak mau dengar kamu” (pada saat halusinasi terjadi).
b.  Menemui orang lain (perawat/teman/anggota keluarga) untuk bercakap-cakap atau mengatakan halusinasi yang didengar).
c.   Membuat jadwal kegiatan sehari-hari agar halusinasi tidak sempat muncul.
d.  Meminta keluarga/teman/perawat, menyapa jika tampak bicara sendiri.
3.3.1. Bantu klien memilih dan melatih cara memutuskan halusinasi secara bertahap.

3.4.1. Beri kesempatan untuk melakukan cara yang telah dilatih. Evaluasi hasilnya dan beri pujian jika berhasil.
3.5.1. Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok, orientasi realita, stimulasi persepsi.

4.1.1. Anjurkan klien untuk memberitahu keluarga jika mengalami halusinasi.
4.2.1. Diskusikan dengan keluarga (pada saat keluarga berkunjung/pada saat kunjungan rumah) :
a.    Gejala halusinasi yang dialami klien.
b.    Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinasi.
c.    Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi di rumah : beri kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama, bepergian bersama.
d.   Beri informasi waktu follow up atau kapan perlu mendapat bantuan : halusinasi tidak terkontrol, dan resiko mencederai orang lain.

5.1.1. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi dan manfaat obat.

5.2.1. Anjurkan klien minta sendiri obat pada perawat dan merasakan manfaatnya.

5.3.1. Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping obat yang dirasakan.
5.4.1. Diskusikan akibat berhenti obat-obat tanpa konsultasi.

5.5.1. Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 (lima) benar.

6.1.1 Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain.
6.1.2 Diskusikan dengan klien tentang perasaan manfaat berhubungan dengan orang lain.
6.1.3. Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat berhubungan dengan orang lain.

7.1.1 Bina hubungan saling percaya dengan keluarga
Salam perkenalan diri
Sampaikan tujuan
Buat kontrak
Ekslorasi perasaan keluarga
Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :
Perilaku menarik diri
Penyebab perilaku menarik diri
Akibat yang akan terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi.
Cara keeluarga menghadapi klien marik diri.
Dorong anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien minimal satu kali seminggu.
Beri reinforcement atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga.





No comments:

Post a Comment