RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn. ”H”
Umur :
27 Tahun
Tanggal Pengkajian : 16 Juni 2014
Tabel. 3.3. Rencana Tindakan Keperawatan
TGL
|
NODX
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
|
PERENCANAAN
|
INTERVENSI
|
|
TUJUAN
|
KRITERIA EVALUASI
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
|
|
Perubahan Sensori Persepsi : Halusinasi
. . . .
|
TUM :
Klien tidak mengalami halusinasi.
TUK 1 :
Klien dapat membina hubungan saling poercaya.
TUK 2:
Klien dapat mengenal halusinasinya
TUK 3 :
Klien dapat mengontrol halusinasinya.
TUK 4 :
Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya.
TUK 5 :
Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.
TUK 6.
Klien dapat mengungkapkan
perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain.
TUK 7 :
Klien dapat memberdayakan sistem
pendukung atau keluarga mampu mengembangkan kemampuan klien untuk berhubungan
dengan orang lain.
|
1.1.Ekspresi
wajah bersahabat menunjuk rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan,
mau menyebutkan nama, mau mengutarakan masalah yang dihadapi.
2.1 Klien dapat menyebutkan waktu, isi, frekuensi
timbulnya halusinasi.
3.1 Klien dapat menyebutkan tindakan yang biasanya
dilakukan untuk mengendalikan halusinasinya.
3.2 Klien dapat menyebutkan cara baru.
3.3 Klien dapat
memilih cara mengatasi halusinasi seperti yang telah didiskusikan dengan
klien.
3.4 Klien dapat
melaksanakan cara yang telah dipilih untuk mengendalikan halusinasinya.
3.5 Klien dapat
mengikuti terapi aktivitas kelompok.
4.1 Klien dapat
membina hubungan saling percaya dengan perawat.
4.2 Keluarga dapat
menyebutkan pengertian, tanda dan tindakan untuk mengendalikan halusinasi.
5.1 Klien dan
keluarga dapat menyebutkan manfaat, dosis, dan efek samping obat.
5.2 Klien dapat
mendemonstrasikan penggunaan obat dengan baik.
5.3 Klien dapat
informasi tentang manfaat dan efek samping obat.
5.4 Klien memahami
akibat berhentinya obat tanpa konsultasi.
5.5 Klien dapat
menyebutkan prinsip 5 benar penggunaan obat.
6.1 Klien dapat mengungkapkan
perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain untuk :
- Diri sendiri
- Orang lain
7.1. Keluarga dapat
:
- Menjelaskan perasaannya
- Menjelaskan
cara merawat klien menarik diri
- Mendemonstrasikan
cara perawatan klien menarik diri.
- Berpartisipasi
dalam perawatan klien menarik diri.
|
1.1.1. Bina hubungan
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal
maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama
panggilan yang disukai klien
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima
klien apa adanya.
g. Beri perhatian kepada klien dan
perhatian kebutuhan dasar klien
2.1.1 Adakah kontak sering
dan singkat secara bertahap.
2.1.2 Observasi tingkah laku
klien terkait dengan halusinasinya : bicara dan tertawa tanpa stimulus,
memandang kekiri/ke kanan/ke depan seolah-olah ada teman bicara.
2.1.3 Bantu klien untuk
kenal dengan halusinasinya :
a. Jika menemukan klien yang sedang
halusinasi, tanyakan apakah ada suara yang didengar.
b. Jika klien menjawab ada, lanjutkan apa
yang dikatakan.
Katakan
bahwa perawat percaya klien.
c. Mendengar suara itu, namun perawat
sendiri tidak mendengarnya (dengan nada bersahabat tanpa menuduh atau
menghakimi)
d. Katakan bahwa klien lain ada juga
seperti klien.
e. Katakan bahwa perawat akan membantu
klien.
2.1.4 Diskusikan dengan klien :
a. Situasi yang menimbulkan/tidak
menimbulkan halusinasi.
b. Waktu dan frekuensi terjadinya
halusinasi (pagi, siang, sore, dan malam atau jika sendiri, jengkel/sedih)
3.1.1 Identifikasi bersama
klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur, marah,
menyibukkan diri dan lain-lain)
3.2.1 Diskusikan cara baru
untuk memutuskan/mengontrol timbulnya halusinasi :
a. Katakan : ”saya tidak mau dengar kamu”
(pada saat halusinasi terjadi).
b. Menemui orang lain
(perawat/teman/anggota keluarga) untuk bercakap-cakap atau mengatakan
halusinasi yang didengar).
c. Membuat jadwal kegiatan sehari-hari agar
halusinasi tidak sempat muncul.
d. Meminta keluarga/teman/perawat, menyapa
jika tampak bicara sendiri.
3.3.1. Bantu klien memilih
dan melatih cara memutuskan halusinasi secara bertahap.
3.4.1. Beri kesempatan untuk
melakukan cara yang telah dilatih. Evaluasi hasilnya dan beri pujian jika
berhasil.
3.5.1. Anjurkan klien
mengikuti terapi aktivitas kelompok, orientasi realita, stimulasi persepsi.
4.1.1. Anjurkan klien untuk
memberitahu keluarga jika mengalami halusinasi.
4.2.1. Diskusikan dengan
keluarga (pada saat keluarga berkunjung/pada saat kunjungan rumah) :
a. Gejala halusinasi yang dialami klien.
b. Cara yang dapat dilakukan klien dan
keluarga untuk memutus halusinasi.
c. Cara merawat anggota keluarga yang
halusinasi di rumah : beri kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama,
bepergian bersama.
d. Beri informasi waktu follow up atau kapan
perlu mendapat bantuan : halusinasi tidak terkontrol, dan resiko mencederai
orang lain.
5.1.1. Diskusikan dengan
klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi dan manfaat obat.
5.2.1. Anjurkan klien minta
sendiri obat pada perawat dan merasakan manfaatnya.
5.3.1. Anjurkan klien bicara
dengan dokter tentang manfaat dan efek samping obat yang dirasakan.
5.4.1. Diskusikan akibat
berhenti obat-obat tanpa konsultasi.
5.5.1. Bantu klien
menggunakan obat dengan prinsip 5 (lima) benar.
6.1.1 Dorong klien untuk
mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain.
6.1.2 Diskusikan dengan
klien tentang perasaan manfaat berhubungan dengan orang lain.
6.1.3. Beri reinforcement
positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat berhubungan dengan
orang lain.
7.1.1 Bina hubungan saling
percaya dengan keluarga
Salam perkenalan diri
Sampaikan tujuan
Buat kontrak
Ekslorasi perasaan keluarga
Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :
Perilaku menarik diri
Penyebab perilaku menarik
diri
Akibat yang akan terjadi jika perilaku menarik
diri tidak ditanggapi.
Cara keeluarga menghadapi klien marik diri.
Dorong anggota keluarga secara rutin dan
bergantian menjenguk klien minimal satu kali seminggu.
Beri reinforcement atas hal-hal yang telah
dicapai oleh keluarga.
|
No comments:
Post a Comment