BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Beberapa mikroorganisme dapat
menginfeksi jaringan jantung, menyebabkan abnormalitas jantung yang serius.
Karditis adalah istilah umum untuk peradangan jantung. Kondisi klinis yang
menyebabkan infeksi biasanya diidentifikasi dari tempat terjadinya infeksi.
Peradangan jantung bisa terjadi di perikardium disebut dengan
perikarditis ditandai dengan terjadinya
penumpukan cairan di kantong perikardium. Peradangan jantung yang terjadi di
miokardium disebut miokarditis yang dapat menyebabkan kelemahan otot jantung
dan penurunan kontraktilitas jantung. Peradangan jantung yang terjadi di
endokardium disebut endokarditis yang terjadi pada katup jantung (pada lapisan
endotel jantung) oleh mikroba.
Penyakit katup jantung dahulu di anggap
sebagai penyakit yang hampir pasti di sebabkan oleh reumatik. Demam reumatik
hanya timbul bila terjadi respon anti bodi atau imunologi yang bermakna
terhadap infeksi streptokok sebelumnya. Sekitar 3% infeksi streptokok pada
faring dalam waktu 2-4 minggu akan di ikuti oleh serangan demam
reumatik.serangan awalnya sering di temukan pada masa kanak-kanak dan awal masa
remaja. Insiden infeksi streptokok yang
menyebabkan demam reumatik, di anggap sebagai faktor predisposisi yang memiliki
hubungan langsung dengan perkembangan dan transmisi infeksi; faktor
predisposisi utama lainnya adalah faktor
sosio ekonomi, seperti situasi kehidupan dan kemungkinan untuk mendapatkan
perawatan, medis dan antibiotik.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
konsep dasar infeksi jantung?
2. Bagaimana
konsep dasar penyakit katup jantung?
C.
Tujuan
Penulisan
1. Mengetahui
konsep dasar penyakit peradangan jantung meliputi: Perikarditis, Miokarditis, dan
Endokarditis
2. Untuk
mengetahui penyakit katup jantung meliputi : Sindrom Prolaps Katup Mitralis, Stenosis
Katup Mitralis, Insufisiensi Katup Mitralis (Regurgitasi), Stenosis Katup
Aorta, dan Insufisiensi Katup Aorta
(Regurgitasi).
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Infeksi
Pada Jantung
1.
Perikarditis
a. Definisi
Perikarditis
adalah inflamasi pericardium visceral dan parietal (akut dan kronis). (Marylinn E. Doengoes, 2000:
129). Perikarditis ialah peradangan
pericardium viseralis dan parietalis dengan atau tanpa disertai timbulnya
cairan dalam rongga perikard yang baik bersifat transudat atau eksudat maupun
seraosanguinis atau purulen dan disebabkan oleh berbagai macam penyebab.
b. Etiologi
1)
Infeksi virus, bakteri, dan jamur
2)
Uremia
3)
Trauma
4)
Sindrom pasca-infark miokard
5)
Idiopatic
6)
Sindrom pasca-pericardiotomi
7)
Neoplasma atau penyakit kolagen
c. Manifestasi
Klinis
1)
Nyeri dada seperti ditusuk terutama bila bergerak/napas
dalam, berkurang bila duduk agak membungkuk.
2)
Friction rub: positif.
3)
Nyeri dada substernal/parasternal, emnjalar ke bahu/leher
dan lengan kiri.
4)
Distensi vena jagularis.
5)
Hepatomegali
6)
Edema ekstremitas bawah.
7)
Sesak napas, denyut jantung meningkat
8)
Bunyi jantung lemah atau normal.
9)
Ewart’s sign
10)
Rontgen toraks : bayangan jantung membesar.
11)
Iso-Enzym Cardiac : meningkat
12)
Pola EKG
a)
ST elevasi pada area yang rusak (strain) ttanpa diikuti
perubahan di area resiprokal.
b)
Kompleks QRS voltase rendah (amplitudo kecil)
c)
Atrium fibrilasi.
d. Patofisiologi
Adanya proses inflamasi dan sekunder
dari fenomena infeksi pada perikarditis akan memberikan respon. Terjadinya
vasodilatasi dengan peningkatan akumulasi cairan ke kantong perikardium. Hal
ini akan mengakibatkan terjadinya peningkatan permeabilitas vaskuler, sehingga
kandungan protein, termasuk fibrinogen atau fibrin di dalam cairan akan
meningkat. Peningkatan perpindahan leukosit dapat terjadi pada perikarditis
purulenta.
Perdarahan akibat trauma tembus juga
merupakan penyebab yang mungkin. Perubahan patologis selanjutnya yang terjadi
berupa terbentuknya jaringan parut dan perlengketan disertai kalsifikasi dari
lapisan perikardium viseral maupun parietal yang menimbulkan perikarditis
konstriktif yang apabila cukup berat akan menghambat pengembangan volume
jantung pada fase diastolik.
Pada kondisi lain, terakumulasinya
cairan pada perikardium dimana sekresi melebihi absorpsi menyebabkan suatu
efusi perikardium. Pengumpulan cairan intraperikardium dalam jumlah yang cukup
untuk menyebabkan obstruksi serius terhadap masuknya darah ke kedua bilik
jantung bisa menimbulkan tamponade jantung.
e. Komplikasi
1)
Tamponade jantung
Tamponade jantung adalah
keadaan yang mengancam nyawa, dimana ditemukan penekanan pada jantung, akibat
terjadi pengumpulan cairan (darah, nanah) atau gas diruangan perikardium
(ruangan antara 2 selaput pelapis jantung), yang disebabkan karena trauma atau
robeknya otot jantung, atau karena perembesan cairan (efusi). Hal ini dapat
menyebabkan jantung tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh secara optimal.
2)
Perikarditiskonstriktif
3)
Aritmi jantung
Contoh-contoh dari atrial
tachycardias termasuk atrial fibrillation, atrial flutter, and atrial
tachycardia (PAT). Aritmia-aritmia ini terjadi karena gangguan listrik di atria
dan/atau di AV node menyebabkan denyut jantung yang cepat.
4)
Nyeri dada berulang-ulang
f.
Konsep Dasar Terapi
Pengobatannya dengan memberikan obat yang dapat mengurangi peradangan
seperti aspirin atau ibuprofen sambil diawasi kemungkinan terjadinya komplikasi
( terutama tamponade jantung). Bila nyeri hebat dapat diberikan opium seperti
morfin atau golongan corticosteroid, tapi yang paling sering digunakan adalah
prednisone. Jika obat-obatan gagal maka dilakukan dilakukan pembedahan
pengangkatan perikardium.
2.
Miokarditis
a. Definisi
Miokarditis
adalah inflamasi fokal atau menyebar dari miokardium. (Marylinn E. Doengoes, 2000:
129) Miokarditis adalah
peradangan jantung yang tidak berkaitan dengan penyakit arteri koroner atau
infark miokard. Miokarditis paling sering terjadi akibat infeksi virus pada
miokardium, tetapi dapat juga disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur yang
sering diduga adalah infeksi coxsackievirus.
(Elizabeth J. Corwin, 2009: 502)
b. Etiologi
1)
Infeksi bakteri: dipteria tuberculosis, thypoid, tetanus,
staphylococcus, pneumococcus, dan
gonococcus.
2)
Keracunan zat kimia: alcohol
3)
Infeksi cacing: trichinosis
4)
Hipersensitif reaksi imun: reumatik fever dan postcardiotomi
sindrom
5)
Infeksi parasit: trypanosomiasis, toxoplasmosis
6)
Terapi radiasi dosis besar
7)
Infeksi virus: coxsackvirus strain A & B
c. Manifestasi
Klinis
1)
Dada terasa berat dan sesak napas
2)
Demam, denyut jantung meningkat/ takikardi
3)
Anoreksia
4)
Gallop’s, bunyi jantung lemah
5)
Tanda-tanda gagal jantung kanan
d. Patofisiologi
Kerusakan miokardium oleh
kuman-kuman infeksius ini dapat melalui tiga mekanisme dasar, meliputi :
1. Invasi langsung
ke miokard
2. Proses
imunologis terhadap miokard
3. Mengeluarkan
toksin yang merusak miokard
Proses miokarditis viral ada dua
tahap, tahap pertama (akut) berlangsung kira-kira 1 minggu dimana terjadi
invasi virus ke miokard, replikasi virus, dan lisis sel. Setelah itu, terbentuk
neutralizing antibody dan virus akan dibersihkan atau dikurangi jumlahnya
dengan bantuan makrofag dan neutral killer cell (sel NK)
Tahap kedua miokardium akan
diinfiltrasi oleh sel-sel radan dan sistem imun akan diaktifkan, antara lain
dengan terbentuknya antibodi terhadapa miokard, akibat perubahan permukaan sel
yang terpajan oleh virus. Tahap ini berlangsung selama beberapa minggu sampai
beberapa bulan dan diikuti dengan kerusakan miokardium dari yang minimal sampai
yang berat.
Enterovirus sebagai penyebab
miokarditis viral juga merusak sel-sel endotel. Terbentuknya antibodi endotel
diduga sebagai penyebab spasme mikrovaskuler. Wlaupun etiologi kelainan
mikrovaskuler belum pasti, tetapi sangat mungkin berasal dari imun atau
kerusakan endotel akibat infeksi virus.
Jadi, pada dasarnya terjadi spasme
sirkulasi mikro menyebabkan proses berulang antara obstruksi dan reperfusi yang
mengakibatkan larutnya matriks miokardium dan habisnya otot jantung secara
fokal menyebabkan rontoknya serabut otot, dilatasi jantung, dan hipertrofi
miosit yang tersisa. Akhirnya proses ini mengakibatkan habisnya kompensasi
mekanis dan biokimiawi yang berakhir dengan payah jantung.
e. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi akibat miokarditis adalah :
1)
Kardiomiopati
2)
Payah jantung kongresif
3)
Efusi pericardial
4)
AV block total
5)
Trobi kardiak
6)
Gagal jantung
f.
Konsep Dasar Terapi
1)
Pengobatan infeksi penyebab
2)
Pengendalian terhadap gagal
jantung
3)
Transplantasi jantung
4)
Mengurangi atau menurunkan faktor
resiko yang dapat diubah
5)
Oksigen untuk meningkatkan oksigenasi darah sehingga beban jantung berkurang dan perfusi
sistemik meningkat.
6)
Obat-obatan untuk menghilangkan
nyeri seperti Morfin dan Meperidin.
7)
Diuretik untuk meningkatkan
aliran darah ke ginjal dengan tujuan mencegah dan mempertahankan fungsi ginjal.
Mencegah kelebihan
volume dan gagal jantung
kongestif.
3.
Endokarditis
a. Definisi
Endokarditis
adalah inflamasi lapisan endothelial jantung. (Marylinn E. Doengoes, 2000: 129). Endokarditis merupakan peradangan
pada katub dan permukaan jantung. Endokarditis bisa bersifat endokarditis
rematik dan endokarditis infeksi. Terjadinya endokarditis rematik disebabkan
langsung oleh demam rematik yang merupakan penyakit sistemik karena infeksi
streptokokus. Endokarditis infeksi (endokarditis bakterial) adalah infeksi yang
disebabkan oleh invasi langsung bakteri atau organisme lain, sehingga
menyebabkan deformitas bilah katup.
b. Etiologi
1) Streptococcus β hemolitik group A
2) Staphylococcus aureus
3) Streptococcus viridian
4) Streptococcus fecalis
5) Candida
6) Aspergillus
7) Basil E. coli.
c. Manifestasi
Klinis
1)
Hiperpireksia
dan mengigil.
2)
Clubbing
fingers.
3)
Ptechiae pada mukosa
tenggorok, Roth’s Spot pada retina mata
dan kulit dada.
4)
Anemis/pucat.
5)
Splinter Hemorrhagic
(emboli di bawah kuku dengan bentuk linier)
6)
Murmur/bising jantung
(karena kerusakan katup jantung)
7)
Osler’s Nodes (nodul
kemerahan, merah muda, atau kebiruan) dibagian dalam jari, otot tenar, dan
hipotenar yang terasa nyeri.
8)
Janeway Lession (nodul
kemerahan, merah muda, atau kebiruan) di
bagian dalam jari, otot
tenar, dan hipotenar yang terasa nyeri.
9)
Tanda dan gejala
gagal jantung kanan (hepatomegali, edema, dan distensi vena jugularis).
d. Patofisiologi
Patofisiologis terjadinya endokarditis rematik
disebabkan langsung oleh demam rematik, suatu penyakit sistemik yang disebabkan
oleh infeksi streptokokus grup A. Demam rematik mempengaruhi semua persendian,
menyebabkan poliartritis. Jantung juga merupakan organ sasaran dan merupakan
bagian yang kerusakannya paling serius.
Kerusakan jantung dan lesi bukan akibat infeksi,
artinya jaringan tersebut tidak mengalami infeksi atau secara langsung dirusak
oleh organisme tersebut, namun hal ini merupakan fenomena sensitivitas atau
reaksi, yang terjadi sebagai respons terhadap Streptokokus hemolitikkus.
Leukosit darah akan tertimbun pada jaringan yang terkena dan membentuk nodul,
yang kemudian akan diganti dengan jaringan parut. Miokardium tentu saja
terlibat dalam proses inflamasi ini; artinya, berkambanglah miokarditis
rematik, yang sementara melemahkan tenaga kontraksi jantung. Demikian pula
perikardium juga terlibat; artinya, juga terjadi perikarditis rematik selama
perjalanan akut penyakit. Komplikasi miokardial dan pericardial tersebut
biasanya tanpa meninggalkan gejala sisa yang serius. Namun sebaliknya
endokarditis rematik mengakibatkan efek samping kecacatan permanen.
e. Komplikasi
1)
Gagal jantung
2)
Aneurisme nekrotik (pada
endokarditis infektif)
f. Konsep
Dasar Terapi
Pengobatan di rumah sakit dengan memberikan injeksi intravena antibiotik
dosis tinggi seperti golongan obat penicilin, aminoglikosida, tetrasiklin, beta
laktam dan kuinolon.
B.
Penyakit
Katup Jantung
- Sindrom
Prolaps Katup Mitralis (MVP)
a. Definisi
Sindrom prolaps katup mitralis
adalah disfungsi bilah-bilah katup mitralis yang tidak dapat menutup dengan
sempurna dan mengakibatkan regurgitasi, sehingga darah merembes dari ventrikel
kiri ke atrium kiri.
b. Manifestasi Klinik
Banyak
orang yang mempunyai sindrom ini tapi tidak menunjukkan gejala. Terkadang
gejala pertama kali ditemukan pada saat pemeriksaan fisik jantung, dengan
ditemukannya bunyi jantung tambahan yang dikenal sebagai mitral click. Adanya
klik merupakan tanda awal bahwa jaringan katup menggelembung ke atrium kiri dan
telah terjadi gangguan aliran darah. Mitral klik dapat berubah menjadi murmur
seiring dengan semakin tidak berfungsinya bilah-bilah katup. Dengan
berkembangnya proses penyakit, bunyi murmur menjadi tanda terjadinya regurgitasi
mitral (aliran balik darah). Prolaps katup mitral terjadi lebih sering pada
wanita dibanding pria.
c. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
medis ditujukan untuk mengontrol gejala yang terjadi. Beberapa pasien mengalami
disritmia yang mengganggu dan memerlukan antidisritmia, sedangkan yang lain
mengalami gagal jantung ringan dan memerlukan terapi. Pada tahap lanjut,
penggantian katup mungkin diperlukan.
Pasien
dengan sindrom ini perlu diberi penyuluhan mengenai pentingnya terapi
profilaksis antibiotik sebelum menjalani prosedur invasif (mis: perawatan gigi
prosedur genitouriner atau gastrointestinal, terapi IV yang dapat menyebabkan
masuknya bahan infeksius ke dalam sistem tubuh. Apabila klien merasa ragu
mengenai faktor risiko dan perlunya antibiotika, maka anjurkan untuk
berkonsultasi dengan dokter.
- Stenosis
Katup Mitralis (SM)
a. Definisi
Stenosis katup mitralis adalah
penyempitan lubang katup antara atrium kiri dan ventrikel kiri.
b. Etiologi
Stenosis katup mitralis biasanya
disebabkan oleh pembentukan jaringan parut setelah demam rematik atau infeksi
jantung lainnya.
c. Patofisiologi
Stenosis
mitral terjadi karena adanya fibrosis dan fusi komisura katup mitral pada waktu
fase penyembuhan demam reumatik. Terbentuknya sekat jaringan ikat tanpa
pengapuran mengakibatkan lubang katup mitral pada waktu diastolik lebih kecil
dari normal. Berkurangnya luas efektif lubang mitral menyebabkan berkurangnya
daya alir katup mitral. Hal ini akan meningkatkan tekanan di ruang atrium kiri,
sehingga timbul perbedaan tekanan antara atrium kiri dan ventrikel kiri waktu
diastolik. Jika peningkatan tekanan ini tidak berhasil mengalirkan jumlah darah
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh, akan terjadi bendungan pada atrium
kiri dan selanjutnya akan menyebabkan bendungan vena dan kapiler paru.
Bendungan ini akan menyebabkan terjadinya sembab interstisial kemudian mungkin
terjadi sembab alveolar. Pecahnya vena bronkialis akan menyebabkan hemoptisis.
Pada
tahap selanjutnya tekanan arteri pulmonal akan meningkat, kemudian terjadi
pelebaran ventrikel kanan dan insufisiensi pada katup trikuspid atau pulmonal.
Akhirnya vena-vena sistemik akan mengalami bendungan pula. Bendungan hati yang
berlangsung lama akan menyebabkan gangguan fungsi hati.
Kompensasi
pertama tubuh untuk menaikkan curah jantung adalah takikardi. Tetapi kompensasi
ini tidak selamanya menambah curah jantung karena pada tingkat tertentu akan
mengurangi masa pengisian diastolik. Regangan pada otot-otot atrium dapat
menyebabkan gangguan elektris sehingga terjadi fibrilasi atrium. Hal ini akan
mengganggu pengisian ventrikel dari atrium dan memudahkan pembentukan trombus
di atrium kiri.
d. Manifestasi Klinik
1) Gambaran klinis mungkin tidak ada
atau sebaliknya parah, bergantung pada tingkat stenosis.
2) Dapat terjadi kongesti paru, dengan
tanda-tanda dispnu (sesak napas) dan hipertensi paru.
3) Dapat terjadi rasa bergoyang dan
kelelahan akibat penurunan pengeluaran ventrikel kiri. Kecepatan denyut jantung
mungkin meningkat akibat rangsangan simpatis.
4) Dapat terjadi hipertrofi atrium kiri
sehingga timbul disritmia atrium dan gagal jantung kanan.
e. Pemeriksaan Penunjang
1) Dapat terdengar murmur jantung
sistolik sewaktu darah masuk melalui orifisium yang menyempit.
2) Dapat digunakan ekokardiografi untuk
mendiagnosis struktur dan gerakan katup yang abnormal.
f. Penatalaksanaan
Terapi
antibiotik diberikan untuk mencegah berulangnya infeksi. Penatalaksanaan gagal
jantung kongesti adalah dengan memberikan kardiotonikum dan diuretik.
Intervensi bedah meliputi komisurotomi untuk membuka atau ‘menyobek’ komisura
katup mitral yang lengket atau mengganti katup mitral dengan katup protesa.
Pada beberapa kasus dimana pembedahan merupakan kontraindikasi dan terapi medis
tidak mampu menghasilkan hasil yang diharapkan, maka dapat dilakukan
valvuloplasti transluminal perkutan untuk mengurangi
beberapa gejala.
- Insufisiensi
Katup Mitralis (Regurgitasi) (IM)
a. Definisi
Insufisiensi katup mitralis
(regurgitasi) adalah kembalinya darah ke
atrium kiri dari ventrikel kiri
melalui katup mitralis, yang terutama terjadi sewaktu ventrikel berkontraksi.
b. Etiologi
Insufisiensi mitralis terjadi akibat
katup mitralis yang inkompeten. Katup mitralis gagal menutup sempurna sewaktu
sistol ventrikel dimulai. Regurgitasi katup mitralis biasanya disebabkan oleh
demam rematik, infeksi bakteri lainnya pada jantung, atau ruptur katup pada
penyakit arteri koroner.
c. Patofisiologi
Insufisiensi
mitral akibat reumatik terjadi karena katup tidak bisa menutup sempurna waktu
sistolik. Perubahan pada katup meliputi klasifikasi, penebalan, dan distorsi
daun katup. Hal ini mengakibatkan koaptasi yang tidak sempurna waktu sistolik.
Selain pemendekan korda tendinea mengakibatkan katup tertarik ke ventrikel,
terutama bagian posterior, dapat juga terjadi dilatasi anulus atau ruptur korda
tendinea. Selama fase sistolik, terjadi aliran regurgitasi ke atrium kiri,
mengakibatkan gelombang V yang tinggi di atrium kiri, sedangkan aliran ke aorta
berkurang. Pada saat diastolik, darah mengalir dari atrium kiri ke ventrikel.
Darah tersebut selain yang berasal dari paru-paru melalui vena pulmonalis, juga
terdapat darah regurgitan dari ventrikel kiri waktu sistolik sebelumnya.
Ventrikel kiri cepat distensi, apeks bergerak ke bawah secara mendadak, menarik
katup, korda, dan otot papilaris. Hal ini menimbulkan vibrasi membentuk bunyi jantung
ketiga. Pada insufisiensi mitral kronik, regurgitasi sistolik ke atrium kiri
dan vena-vena pulmonalis dapat ditoleransi tanpa meningkatnya tekanan baji dan
aorta pulmonal.
d. Manifestasi Klinik
1) Gambaran klinis mungkin tidak ada
atau sebaliknya parah, bergantung pada tingkat regurgitasi.
2) Dapat terjadi kongesti paru, dengan
tanda-tanda dispnu dan hipertensi pulmonaris,
apabila darah kembali ke sistem vaskular
paru.
3) Penurunan curah jantung akibat
penurunan volume sekuncup dapat menyebabkan rasa bergoyang dan kelelahan.
Kecepatan denyut jantung mungkin meningkat akibat perangsangan simpatis.
4) Hipertrofi ventrikel kiri dan atrium
kiri dapat terjadi, sehingga timbul gagal jantung kongestif.
e. Pemeriksaan Penunjang
1) Murmur jantung sistolik dapat
didengar pada saat darah mendorong dengan kuat melewati katup.
2) Ekokardiografi dapat digunakan untuk
mendiagnosa adanya struktur dan gerakan katup yang abnormal.
f. Penatalaksanaan
Pemberian antibiotik untuk mencegah
reaktivasi reumatik dan timbulnya endokarditis infektif. Intervensi bedah
meliputi penggantian katup mitral.
- Stenosis
Katup Aorta (SA)
a. Definisi
Stenosis katup aorta adalah
penyempitan lumen katup di antara ventrikel kiri dan aorta.
b. Etiologi
Stenosis dapat disebabkan kelainan
kongenital seperti aorta bikuspid dengan lubang kecil dan katup aorta
unikuspid, yang biasanya menimbulkan gejala dini. Pada orang tua, penyakit
jantung reumatik dan perkapuran merupakan penyebab tersering.
c. Patofisiologi
Ukuran
normal orifisium aorta 2-3 cm2. Stenosis aorta menyebabkan tahanan dan
perbedaan tekanan selama sistolik antara ventrikel kiri dan aorta. Peningkatan
tekanan ventrikel kiri menghasilkan beban tekanan yang berlebihan pada
ventrikel kiri, yang diatasi dengan meningkatkan ketebalan dinding ventrikel
kiri (hipertrofi ventrikel). Pelebaran ruang ventrikel kiri terjadi sampai
kontraktilitas miokard menurun. Tekanan akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat. Kontraksi atrium menambah volume darah diastolik ventrikel kiri. Hal
ini akan mengakibatkan pembesaran atrium kiri. Akhirnya beban ventrikel kiri
yang terus menerus akan menyebabkan pelebaran ventrikel kiri dan menurunkan
kontraktilitas miokard. Iskemia miokard timbul akibat kurangnya aliran darah
koroner ke miokard yang hipertrofi.
d. Manifestasi Klinik
1) Gambaran klinis dapat parah atau
tidak muncul sama sekali, tergantung dari derajat stenosis.
2) Kongesti paru, disertai tanda-tanda
dispnea dan hipertensi pulmonal, dapat terjadi jika aliran balik darah mencapai
sistem vaskular paru.
3) Pusing dan kelemahan dapat terjadi
akibat menurunnya curah jantung dan isi sekuncup. Frekuensi jantung meningkat
melalui
rangsangan simpatis.
4) Hipertrofi ventrikel kiri dapat
berkembang menjadi gagal jantung kongestif.
e. Pemeriksaan Penunjang
1) Murmur jantung sistolik terdengar
seperti aliran darah yang dipaksa masuk melalui lumen yang sempit.
2) Ekokardiografi dapat digunakan untuk
mendiagnosa struktur dan gerakan katup abnormal.
f. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
yang sesuai untuk stenosis aorta adalah penggantian katup aorta secara bedah.
Terdapat risiko kematian mendadak pada pasien yang diobati saja tanpa tindakan
bedah. Keadaan yang tak dikoreksi tersebut dapat menyebabkan gagal jantung
permanen yang tidak berespons terhadap terapi medis.
- Insufisiensi
Katup Aorta (Regurgitasi) (IA)
a. Definisi
Insufisiensi katup aorta
(regurgitasi) adalah kembalinya darah ke ventrikel kiri dari aorta selama
diastol.
b. Etiologi
Penyebab terbanyak adalah demam
reumatik dan sifilis. Kelainan katup dan pangkal aorta juga bisa menimbulkan
insufisiensi aorta. Pada insufisiensi aorta kronik terlihat fibrosis dan
retraksi daun-daun katup, dengan atau tanpa klasifikasi, yang umumnya merupakan
sekuele dari demam reumatik.
c. Patofisiologi
Insufisiensi
kronik mengakibatkan peningkatan secara bertahap dari volume akhir diastolik
ventrikel kiri. Akibat beban volume ini, jantung melakukan penyesuaian dengan
mengadakan pelebaran dinding ventrikel kiri. Curah sekuncup ventrikel kiri juga
meningkat. Kompensasi yang terjadi berupa hipertrofi ventrikel kiri yang bisa
menormalkan tekanan dinding sistolik. Pada tahap kronik, faktor miokard primer
atau lesi sekunder seperti penyakit koroner dapat menurunkan kontraktilitas
miokard ventrikel kiri dan menimbulkan peningkatan volume diastolik akhir serta
penurunan fraksi ejeksi. Selanjutnya dapat meningkatkan tekanan atrium kiri dan
hipertensi vena pulmonal.
Perubahan
hemodinamik keadaan akut dapat dibedakan dengan keadaan kronik. Kerusakan akut
timbul pada pasien tanpa riwayat insufisiensi sebelumnya. Ventrikel kiri tidak
punya cukup waktu untuk beradaptasi terhadap insufisiensi aorta. Peningkatan
secara tiba-tiba dari tekanan diastolik akhir ventrikel kiri bisa timbul dengan
sedikit dilatasi ventrikel.
d. Manifestasi Klinik
1) Dapat diukur melebarnya tekanan
paru.
2) Biasanya terdapat denyut karotis dan
perifer yang hiperkinetik
(sangat kuat).
3) Dapat timbul gejala-gejala gagal
jantung.
e. Pemeriksaan Penunjang
1) Sering terdengar murmur jantung
diastolik bernada tinggi.
2) Dapat digunakan ekokardiografi untuk
mendiagnosis struktur dan gerakan katup yang abnormal.
f. Penatalaksanaan
Penggantian katup aorta adalah
terapi pilihan, tetapi kapan waktu yang tepat untuk penggantian katup masih
kontroversial. Pembedahan dianjurkan pada semua pasien dengan hipertrofi
ventrikel kiri tanpa memperhatikan ada atau tidaknya gejala lain. Bila pasien
mengalami gejala gagal jantung kongestif, harus diberikan penatalaksanaan medis
sampai dilakukannya pembedahan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Peradangan dan infeksi jantung biasanya disebut karditis
yang juga disertai infeksi dari mikroorganisme. Peradangan jantung terdiri dari
perikarditis, miokarditis dan endokarditis.
Perikarditis adalah inflamasi pericardium visceral dan parietal (akut dan
kronis). (Marylinn E. Doengoes, 2000:
129) Miokarditis adalah
inflamasi fokal atau menyebar dari miokardium. (Marylinn E. Doengoes, 2000: 129) Sedangkan endokarditis
adalah inflamasi lapisan endothelial jantung. (Marylinn E. Doengoes, 2000: 129)
Bila
salah satu katup tidak terbuka atau tertutup dengan baik maka akan mempengaruhi
aliran darah, bila katup tidak dapat membuka secara sempurna (biasanya karena
stenosis), akibatnya aliran darah melalui katup tersebut akan berkurang. Bila
katup tidak dapat menutup secara sempurna darah akan mengalami kebocoran
sebagai proses yang disebut regurgitasi atau infusiensi. Adapun beberapa jenis kelainan katup jantung:
Syndrome Prolaps Katup Mitral,
Regurgitasi Mitralis,
Stenosis Mitral, Stenosis Katup Aorta
dan Regurgitasi Aorta
B. Saran
Kami sebagai penulis berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca. Kami juga menyadari masih banyak
kekurangan di dalam makalah yang kami buat. Untuk itu kami mohon maaf apabila
terjadi kesalahan maupun kekurangan di dalam makalah ini. Sebagai bahan
perbaikan kami meminta kritik maupun saran kepada para pembaca agar menjadi
pertimbangan dalam penulisan makalah selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J.. 2009. Buku Saku
Patofisiologi (Ed.3). Jakarta: EGC Kedokteran
Doenges, Marilynn
E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan:
Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Ed.3.
Jakarta: EGC
Hudak dan Gaho. 2007.
Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik, Alih
Bahasa: Betty Susanto, dkk. Jakarta: EGC.
Mansjoer, Arif,
dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran,
Jilid 1 Edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius.
Price,
Sylvia A. Wilson, Lorraine M. 2006. Patofisiologi.
Jakarta : EGC
Suzanne, C.
Smeltzer. 2002. Buku Ajar Keperawatan
Medical Bedah, Ed.8 Vol.2. Jakarta: EGC.
|
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami
panjatkan kepada Allah SWT, Pencipta danPemelihara alam semesta ini, atas
karunianya kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “INFEKSI NYERI PADA
JANTUNG DAN KATUP JANTUNG”. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan bagi
nabi Muhammad SAW, keluarga dan para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman
termasuk kita semua.
Makalah ini kami susun sebagai bahan
diskusi bagi mahasiswa dan diharapkan dengan disusunnya makalah ini akan
menjadi acuan untuk mendukung proses asuhan keperawatan secara sederhana dan
mengena pada permasalahan yang ada di masyarakat.
Disadari sepenuhnya masih banyak
kekurangan dalam pembahasan makalah ini dari teknis penulisan sampai dengan
pembahasan materi untuk itubesar harapan kami akan saran dan masukan yang
sifatnya mendukung untuk perbaikan ke depannya.
Tidak lupa kami ucapkan banyak
terima kasih kepada Dosen pembimbing yang telah memberi arahan untuk membuat
Makalah ini dan tidak lupa untuk rekan rekan mahasiswa kami ucapkan terima
kasih semoga apa yang saya susun bermanfaat.
Watampone, 10 April 2015
Penyusun
RAHMAWATI
|
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
.............................................................................................i
DAFTAR ISI
...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ............................................................................................1
B. Rumusan
Masalah........................................................................................1
C. Tujuan
Penulisan……………………….............…………..…..…….........2
BAB II PEMBAHASAN
A. Infeksi Pada
Jantung ...................................................................................3
1. Perikarditis………………………………………………………….…3
2. Miokarditis………………………………………………...…………..5
3. Endokarditis………………………………………………..………….8
B. Penyakit Katup Jantung.............................................................................10
1. Sindrom Prolaps Katup Mitralis (MVP)……………………..………10
2. Stenosis Katup Mitralis (SM)………………………………..………11
3. Insufisiensi Katup Mitralis
(Regurgitasi) (IM)…………………...….12
4. Stenosis Katup Aorta (SA)…………………………………………...14
5. Insufisiensi Katup Aorta
(Regurgitasi) (IA)……………...………….16
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
...............................................................................................18
B. Saran...........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
|
MAKALAH
INFEKSI NYERI PADA JANTUNG
DAN KATUP JANTUNG
OLEH :
S
A M S I N A R
NIM:
1314201002
|
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PUANGRIMAGGALATUNG BONE
2015
MAKALAH
INFEKSI NYERI PADA JANTUNG
DAN KATUP JANTUNG
OLEH :
RAHMAWATI
NIM:
1314201027
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
PUANGRIMAGGALATUNG BONE
|
2015
No comments:
Post a Comment