Wednesday, 20 December 2017

KTI ASKEP TRAUMA PELVIS BAB I

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan adalah terwujudnya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk untuk dapat mewujudkan derajat kesehatan  yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan.
Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan yang optimal, perawatan merupakan salah satu komponen pembangunan dibidang kesehatan yang perlu dilaksanakan karena perawatan yang diberikan kepada manusia secara utuh meliputi bio, psiko sosial dan spritual dapat menunjang proses penyembuhan penyakit klien.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit perawat menggunakan suatu bentuk pendekatan dalam bidang keperawatan yang terdiri dari empat tahapan : Tahap pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Tahapan proses keperawatan dalam pelaksanaannya saling berkaitan satu dengan yang lainnya sehingga dalam penerapannya diperlukan suatu keterampilan yang mampu mengaplikasikan pola pikir ilmiah ke dalam praktek keperawatan kepada klien di lahan praktek rumah sakit. Dan salah satu masalah yang perlu ditangani secara intensif adalah penyakit muskuloskeletal khususnya Trauma Pelvis. 
Trauma pelvis berkekuatan-tinggi merupakan cedera yang membahayakan jiwa. Perdarahan luas sehubungan dengan fraktur pelvis relatif umum terjadi akibat fraktur berkekuatan-tinggi. Kira-kira 15–30 % pasien dengan cedera pelvis berkekuatan-tinggi tidak stabil secara hemodinamik, yang mungkin secara langsung dihubungkan dengan hilangnya darah akibat trauma pelvis.1
Pasien yang mengalami cedera pelvis berkelanjutan terbagi dalam dua kategori utama, korban selamat dan tidak selamat. Pada korban yang tidak selamat, kematian terjadi. Awal kematian umumnya karena perdarahan atau cedera otak yang terkait. Kematian lanjut biasanya karena sepsis dan kegagalan multiorgan. Korban sering mengalami implikasi jangka medis dan sosial ekonomi akibat patah tulang panggul. Ini termasuk masalah kesehatan mental, sakit kronis, arah panggul yang miring, perbedaan panjang kaki atau rotasi, kelainan gaya berjalan, seksual dan disfungsi urologis dan pengangguran jangka panjang.
Sebuah panggul yang stabil dapat menahan gaya normal fisiologis vertikal dan rotasi, tetapi baik patah tulang atau cedera ligamen dapat mengganggu stabilitas pelvis. Gangguan ligamen panggul menciptakan ketidakstabilan rotasi anterior, sedangkan cedera ligamen posterior menciptakan baik dan vertikal ketidakstabilan rotasi.
Trauma pada pelvis terjadi sekitar 44% kasus. Trauma ini merupakan akibat dari tabrakan pada salah satu sisi tubuh, yang disebabkan karena mobil ataupun jalan, fraktur tidak selalu timbul karena hal tersebut.  Banyak fraktur minor yang terjadi pada simphisis pubis atau yang terjadi pada ramus superior dan inferior. Fraktur lain dapat menjadi luas dan menggangu sendi sacro-iliaca. Trauma pelvis yang lebih berat terkait dengan perdarahan yang luas di pelvis dan jaringan retroperitoneal dan dapat berakibat fatal untuk korban, khususnya korban yang lanjut usia.
Kemajuan-kemajuan pada pra rumah sakit, intervensi, bedah dan perawatan krisis telah menyebabkan peningkatan pada angka ketahanan hidup. Pengikat pelvis secara luas telah menggantikan celana anti-syok militer (military antishock trousers). Ketersediaan dan ketelitian intervensi angiografi telah dikembangkan secara luas. Fiksasi pelvis eksternal dapat diterapkan dengan cepat, seringkali mengurangi volume pelvis, dan memberikan stabilisasi fraktur sementara. Balutan pelvis, dipopulerkan di Eropa, saat ini digunakan pada pusat-pusat tertentu di Amerika Utara. Penggunaan algoritma pengobatan yang telah dibakukan mungkin memperbaiki pengambilan keputusan dan angka ketahanan hidup pasien. Keterlibatan aktif seorang ahli bedah ortopedi yang berpengalaman penting dalam evaluasi dan perawatan pasien-pasien yang terluka secara serius.
Angka kejadian trauma di BLUD RS Tenriawaru Kab. Bone tahun 2010 sebanyak 3 orang, tahun 2011 sebanyak 4 0orang dan pada tahun 2012 sebanyak 3 orang.
Berdasarkan dengan fenomena di atas dan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan DIII keperawatan pada Akademi Keperawatan Batari Toja Watampone maka penulis menyusun sebuah karya tulis ilmiah dengan judul: “ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.”A” DENGAN GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL “TRAUMA PELVIS” DI  BLUD RS TENRIAWARU  RUANG BEDAH KAMAR 1 KAB. BONE TANGGAL 1719 JUNI  2013”.

B.       Tujuan Penulisan
1.         Tujuan Umum
Untuk menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan mengenai Asuhan Keperawatan  Pada  Tn. “A”  Dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal Trauma Pelvis”  Di  BLUD RS Tenriawaru  Ruang Bedah Kamar 1  Kab. Bone Tanggal 1719  Juni  2013.
2.         Tujuan Khusus
a.         Dapat memperoleh pengalaman nyata dalam pengkajian Asuhan Keperawatan Pada Tn.“A” Dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal Truma Pelvis
b.        Dapat memperoleh pengalaman nyata dalam menganalisa dan menetapkan diagnosa keperawatan Pada  Tn. “A” Dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal Truma Pelvis
c.         Dapat memperoleh pengalaman nyata dalam menetapkan perencanaan Pada Tn. “A Dengan Gangguan Sistem MuskuloskeletalTruma Pelvis.
d.        Dapat   memperoleh   pengalaman  nyata dalam pelaksanaan Asuhan Keperawatan Pada Tn.“A Dengan Gangguan Sistem MuskuloskeletalTruma Pelvis.
e.         Dapat   memperoleh   pengalaman  nyata dalam mendokumentasikan
Asuhan Keperawatan Pada Tn.“A Dengan Gangguan Muskuloskeletal  “Truma Pelvis ”.
f.         Mengetahui kesenjangan teori dan kasus Pada  Tn. “A” Dengan Gangguan Sistem MuskuloskeletalTruma Pelvis di BLUD RS Tenriawaru  Ruang Bedah Kamar 1  Kab. Bone Tanggal 1719 Juni  2013.

B.     Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :
1.         Bagi Akademik
Sebagai   bahan   bacaan   di lingkungan   Akademi  Keperawatan  Batari
Toja Watampone yang membahas penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Pada Tn.“A” Dengan Gangguan Sistem MuskuloskeletalTruma Pelvis.
2.         Bagi Institusi
Sebagai bahan masukan dalam menetapkan asuhan  keperawatan guna peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang menderita gangguan system MuskuloskeletalTruma Pelvis ”.
3.         Bagi Keluarga Tn “A
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi keluarga khususnya bagi anggota keluarga yang menderita gangguan sistem Muskuloskeletal Truma Pelvis , gejalanya, penatalaksanaan dan cara pencegahannya.
4.         Bagi Penulis
Sebagai  salah  satu  persyaratan  dalam  menyelesaikan  pendidikan pada
program studi  D III Akademi Keperawatan Batari Toja.
C.    Metode Penulisan
Dalam penulisan studi kelas ini penulis mengggunakan metode yaitu :
1.      Studi Kepustakaan
Dalam hal ini yang di peroleh penulis berupa data teoritis dengan menggunakan bahan bacaan berupa buku-buku kepustakaan. Diktat dan kumpulan buku yang ada hubungannya dengan karya tulis ilmiah ini
2.      Studi Kasus
Untuk mendapatkan data langsung dari pasien dengan menggunakan metode :
a.       Wawancara
Melakukan tanya jawab langsung kepada klien dan keluarganya termasuk perawat yang memberikan informasi tentang status kesehatan klien.
b.      Observasi
Pengamatan langsung dengan mengikuti perkembangan selama pelaksanaan asuhan keperawatan.
c.       Pemeriksaan Fisik
Kegiatan ini untuk mendapatkan data objektif sesuai yang dialami klien dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
d.      Study Dokumentasi
Melakukan pengumpulan data melalui klien berhubungan dengan kebutuhan pengkajian kasus.

3.      Diskusi
Diskusi dengan tenaga kesehatan yang terkait dan dosen serta pembimbing baik pihak akademi maupun dari lahan.

D.      Tempat Kegiatan Pengambilan Kasus
1.      Tempat            : di BLUD   RS   Tenriawaru  Ruang  Bedah Kamar  1 Kab.  
                          Bone.
2.      Waktu             : 1719  Juni 2013

E.       Sistimatika Penulisan
Pembahasan karya tulis ini dibagi dalam lima bab, dengan sistimatika sebagai berikut:

BAB I       : Pendahuluan.

    Di dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan,  tempat kegiatan pengambilan kasus dan sistematika penulisan.
      BAB II      :  Tinjauan Pustaka
    Dalam bab ini diuraikan beberapa sub bab antara lain konsep dasar medis dan konsep dasar asuhan keperawatan.
BAB  III   : Tinjauan kasus.
            Dalam  bab  ini  diuraikan  mengenai hasil studi kasus yang berisi
pengkajian, analisa data,   penyimpangan  KDM,   Perencanaan
keperawatan, pelaksanaan keperawatan dan evaluasi keperawatan.
BAB  IV   : Pembahasan
         Dalam bab ini diuraikan tentang kesenjangan mengenai pambahasan secara teori dan fakta yang ditemukan dalam penerapan asuhan keperawatan.
BAB  V     : Penutup membahas kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

















No comments:

Post a Comment