MAKALAH TENTANG EPIDEMIOLOGI
DI SUSUN
OLEH
MUKMIN. S
PIN : 1514201143
STIKES PUANGRIMAGALATUNG BONE
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Epidemiologi berasal dari perkataan Yunani, dimana epi-
yang berarti ”permukaan, diatas, menimpa, atau tentang”, demos yang berarti
”orang, populasi, penduduk, manusia ” serta ologi berarti “ilmu tentang”.
Secara etimologis, epidemiologi berarti ilmu mengenai kejadian yang menimpa
penduduk. Epidemiologi lahir berdasarkan dua asumsi dasar. Pertama, penyakit
pada populasi manusia tidak terjadi dan tersebar begitu saja secara acak.
Kedua, penyakit pada manusia sesungguhnya mempunyai faktor penyebab dan faktor
preventif yang dapat diidentifikasi melalui penelitian sistematik pada berbagai
populasi, tempat, dan waktu. Berdasarkan asumsi tersebut, epidemiologi dapat
didefinisikan sebagai ” ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan –
determinan frekuensi penyakit dan status kesehatan pada populasi manusia.
Definisi tersebut mengisyaratkan bahwa epidemiologi pada
dasarnya merupakan ilmu empirik kuantitatif, yang banyak melibatkan pengamatan
dan pengukuran yang sistematik tentang frekuensi penyakit dan sejumlah
faktor-faktor yang dipelajari hubungannya dengan penyakit. Tujuan akhir riset
epidemiologi yaitu mencegah kejadian penyakit, mengurangi dampak penyakit dan
meningkatkan status kesehatan manusia. Sasaran epidemiologi adalah populasi
manusia, bukan individu. Ciri-ciri ini yang membedakan epidemiologi dari ilmu
kedokteran klinik dan ilmu-ilmu biomedik, yang lebih memusatkan perhatiannya
kepada individu, jaringan, atau organ.
Epidemiologi berguna untuk mengkaji dan menjelaskan
dampak dari tindakan pengendalian kesehatan masyarakat, program pencegahan,
intervensi klinis dan pelayanan kesehatan terhadap penyakit atau mengkaji dan
menjelaskan faktor lain yang berdampak pada status kesehatan penduduk.
Epidemiologi penyakit juga daapt menyertakan deskripsi keberadaannya di dalam
populasi dan faktor – faktor yang mengendalikan ada atau tidaknya penyakit
tersebut.
B.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui
defenisi,konsep,macam,tujuan dan penerapan, peranan, ruang lingkup, pengukuran
epidemiologi.
2.
Untuk mengetahui riwayat penyakit
alamiah dan upaya pencegahannya.
BAB II
PEMBAHASAN
DASAR-DASAR
EPIDEMIOLOGI
A.
Pengertian
Epidemiologi adalah suatu cabang ilmu kesehatan untuk
menganalisis sifat dan penyebaran berbagai masalah kesehatan dalam suatu
penduduk tertentu serta mempelajari sebab timbulnya masalah serta gangguan
kesehatan tersebut untuk tujuan pencegahan maupun penanggulangannya. Epidemiologi
merupakan disiplin ilmu-ilmu kesehatan termasuk kedokteran, yakni suatu proses
yang logis antara proses fisik, biologis dan fenomena social yang berhubungan
erat dengan derajat kesehatan, kejadian penyakit maupun gangguan kesehatan
lainnya.
Metode epidemiologi merupakan cara pendekatan ilmiah
dalam mencari factor penyebab serta hubungan sebab akibat terjadinya peristiwa
tertentu pada suatu kelompok penduduk tertentu. Dalam hal ini istilah penduduk
dapat berarti sekelompok objek tertentu baik yang bersifat organisme hidup
seperti manusia, binatang dan tumbuhan maupun yang bersifat benda/ material
hasil produk industri serta benda lainnya. Dengan demikian tidaklah
mengherankan bila metode epidemiologi tidak terbatas pada bidang kesehatan saja
tetapi pada bidang lainnya termasuk bidang manajemen. Oleh sebab itu dalam
penggunaannya, epidemiologi sangat erat hubungannya dengan berbagai disiplin
ilm diluar kesehatan, baik disiplin ilmu eksata maupun ilmu social. Epidemilogi
merupakan ilmu yang kompleks dan senantiasa berkembang. Oleh karena itu, tidak
mudah untuk menentukan suatu batasan yang baku. Hal ini tmpak dengan berbagai
batasan yang dinyatakan oleh para ahli epidemiologi sebagai berikut:
1.
Epidemiologi adalah ilmu yang
mempelajari distribusi penyakit dan determinan yang mempengaruhi frekuensi
penyakit pada kelompok manusia (Mac Mahon, B & Pugh, T.F., 1970)
2.
Epidemilogi adalah suatu studi tentang
factor yang menentukan frekuensi dan distribusi penyakit pada populasi manusia
(Lowe C.R& Koestrzewski. J, 1973)
3.
Epidemiologi ialah ilmu yang
mempelajari distribusi dan determinan penyakit dan ruda paksa pada populasi
manusia (Mausner J. S & Bahn, 1974)
4.
Epidemiologi adalah ilmu yng mempelajri
distribusi penyakit atau keadaan fisiologis pada penduduk dan determinan yang
mempengaruhi distribusi tersebut (Lilienfeld A.M & D. E Lilienfeld, 1980)
5.
Epidemiologi ialah suatu studi tentang
distribusi dan determinan penyakit pada populasi manusia (Barker, D. J.P, 1982)
Dari batasan tersebut terdapat persaman yaitu semua
menyatakan epidemiologi ialah ilmu yang mempelajari distribusi frekuensi
penyakit beserta determinannya, hanya terdapat dua perbedaan yaitu tambahan
fenomena fisiologis (Lilienfeld & Lilienfeld) dan ruda paksa (Mausner &
Bhan). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa epidemiologi ialah ilmu yang
mempelajari penyakit, ruda paksa, dan fenomena fisiologis tentang frekuensi
distribusi dan determinannya pada kelompok manusia.
Pengertian epidemiologi ditinjau dari berbagai aspek
adalah:
1. Aspek Akademik
Secara
akademik, epidemiologi berarti analisis dta kesehatan, social ekonomi, dan
kecenderungan yang terjadi untuk mengadakan identifikasi dan interpretasi
perubahan-perubahan keadaan kesehatan yang terjadi atau akan terjdi
dimasyarakat umum atau kelompok penduduk tertentu.
2. Aspek Klinis
Epidemiologi
berarti suatu usaha untuk mendeteksi secara dini perubahan insidensi atau
prevalensi melalui penemuan klinis atau laboratories pada awal kejadian luar
biasa atau timbulnya penyakit baru seperti, karsinoma vagina pada gadis remaja atau
AIDS yang awalnya ditemukan secara klinisi.
3. Aspek Praktis
Epidemiologi
dari aspek praktis adalah ilmu yang ditujukan pada upaya pencegahan penyebaran
penyakit yang menimpa individu, kelompok atau masyarakat umum.
Dalam hal ini,
penyebab penyakit tidak harus diketahui secara pasti, tetapi diutamakan pada
cara penularan, infetivitas, menghindarkan agen yang diduga sebagai penyebab,
toksin atau lingkungan dan membentuk kekebalan untuk menjamin kesehatan
manusia.
Misalnya:
a. Ditemukannya
efek samping obat iodokloroquinolin yang serius diJepang, walaupun saat itu
mekanismenya belum diketahui dengan jelas dan di Indonesi belum ditemukan
adanya efek samping tersebut, tetapi pemerintah Indonesia melalui Departemen
Kesehatan telah melarang beredarnya obat tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk
mencegah penyebaran efek samping obat tersebut masuk ke Indonesia
b. Acquired
Immunodeficiency Syndrome (AIDS), walaupun cara perlindungan dan pengobatan
belum diketahui, tetapi telah dilakukan berbagai upaya untuk mencegah
penyebaran penyakit tersebut, misalnya harus ada keterangan bebas AIDS untuk
dapat masuk suatu Negara, screening pada donor darah, pengawasan terhadap
homoseks, dan lain-lain.
B.
Konsep
Epidemiologi
Konsep-konsep
epidemiologi yang masih berlaku saat ini adalah antara lain:
1.
Pengaruh lingkungan terhadap kejadian
suatu penyakit
2.
Penggunaan data kuantitatif dan
statistic
3.
Penularan penyakit
4.
Eksprimen pada manusia
Di dalam perkembangan batasan epidemiologi selanjutnya mencakup sekurang-kurangnya
3 elemen, yakni :
1. Mencakup semua
penyakit
Epidemiologi
mempelajari semua penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit non
infeksi.seperti kanker, penyakit kekurangan gizi (malnutrisi), kecelakaan lalu
lintas maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa dan sebagainya. Bahkan di
negara-negara maju, epidemiologi ini mencakup juga kegiatan pelayanan
kesehatan.
2. Populasi
Apabila
kedokteran klinik berorientasi pada gambaran-gambaran dari penyakit-penyakit
individu maka epidemiologi ini memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit
pada populasi (masyarakat) atau kelompok.
3. Pendekatan
ekologi
Frekuensi dan
distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan lingkungan
manusia baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Hal inilah yang dimaksud
pendekatan ekologis. Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari manusia dan
total lingkungannya.
C.
Macam-Macam Epidemiologi
1.
Epidemiologi Deskriptif
Epidemiologi yang hanya menggambarkan besarnya masalah
kesehatan yg terjadi di masyarakat. Besarnya masalah kesehatan digambarkan
dalam 3 variabel epidemiologi yaitu orang (person), tempat (place) dan waktu
(time).Cara menggambarkan masalah kesehatan dapat dalam bentuk: narasi, tabel,
grafik atau gambar/peta.
2.
Epidemiologi Analitik
Epidemiologi yang selain menggambarkan besarnya masalah
kesehatan, juga mencari faktor yang menyebabkan masalah kesehatan tersebut di
masyarakat. Epidemiologi analitik selain menggambarkan besarnya masalah dengan
3 variabel epidemiologi juga mencari faktor penyebab masalah kesehatan tsb.Cara
mencari faktor penyebab dengan melakukan penelitian
D.
Tujuan Dan
Penerapan Epidemiologi
1.
Tujuan Epidemiologi
Secara umum, dapat dikatakan bahwa tujuan yang hendak
dicapai dalam mempelajari epidemiologi adalah memperoleh data frekuensi distribusi
dan determinan penyakit atau fenomena lain yang berkaitan dengan kesehatan
masyarakat. Data yang diperoleh dapat digunakan untuk memperoleh informasi
tentang penyebab penyakit, misalnya:
a.
Penelitian epidemiologis yang dilakukan
pada kejadian luar biasa akibat keracunan makanan dapat digunakan untuk
mengungkapkan makanan yang tercemar dan menemukan penyebabnya.
b.
Penelitian epidemiologis yang dilakukan
untuk mencari hubungan antara karsinoma paru-paru dengan asbes.
c.
Menetukan apakah hipotesis yang dihasilkan
dari percobaabn hewan konsisten dengan data epidemiologis. Misalnya, percobaan
tentang terjadinya karsinoma kandung kemih pada hewan yang diolesi tir. Untuk
mengetahui apakah hasil percobaan hewan konsisten dengan kenyataan pada
manusia, dilakukan analisis terhadap semua penderita karsinoma kandung kemih
lebih banyak terpajan oleh rokok dibandingkan dengan bukan penderita.
d.
Memperoleh informasi yang dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan, penanggulangan
masalah kesehatan, serta menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat;
misalnya:
1)
Data frekuensi distribusi berbagai
penyakit yang terdapat dimasyarakat dapat digunakan untuk menyusun rencana
kebutuhan pelayanan kesehatan disuatu wilayah dan menentukan prioritas masalah.
2)
Bila dari hasil penelitian
epidemiologis diperoleh bahwa insidensi tetanus neonatorum disuatu wilayah
cukup tinggi maka data tersebut dapat digunakan untuk menyusun strategi yang
efektif dan efisien dalam menggulangi masalah tersebut, misalnya dengan mengirirm
petugas lapangan untuk memberikan penyuluhan pada ibu-ibu serta mengadakan
imunisasi pada ibu hamil.
E.
Penerapan
Epidemiologi
1.
Pengamatan Epidemiologi (surveilance
epidemiologi) adalah pengamatan akan tanda-tanda munculnya wabah penyakit di masyarakat.
2.
Kegiatan surveilance dilakukan dengan
pengumpulan data, kemudian mencatat dan menganalisa akan munculnya
kejadian-kejadian penyakit.
3.
Penelitian Epidemiologi: bersifat lebih
mendalam dan mengadakan analisis serta kesimpulan.
4.
Penelitian bertujuan mencari faktor
penyebab penyakit atau membuktikan hipotesa yang telah dibuat berdasarkan
kajian masalah yang telah terjadi.
F.
Peran
Epidemiologi Dalam Kesehatan
Dalam bidang kesehatan msyarkat, epidemiologi mempenyai tiga fungsi utama:
1.
Menerangkn tentang besarnya masalah dan
ganggun kesehatan (termasuk penyakit) serta penyebarannya dalam suatu penduduk
tertentu.
2.
Menyiapkan data/ informasi yang
esensial untuk keperluan perencanaan, pelaksanaan rogram, serta evaluasi
berbagai kegiatan pelayanan (kesehatan) pada masyarakat, baik yang bersifat
pencegahan dan penanggulangan penyakit maupun bentuk lainnya serta menentukan
skala prioritas terhadap kegiatan tersebut.
3.
Mengidentifikasi berbagai factor yang
menjadi penyebab masalah atau factor yang berhubungan dengan terjadinya masalah
tersebut.
Untuk melaksanakan fungsi tersebut, para ahli
epidemiologi lebih memusatkan perhatiannya pada berbagai sifat karakteristik
individu dalam suatu populasi tertentu seperti sifat karakteristik biologis,
sosio ekonomis, demografis, kebiasaan individu serta sifat genetic. Pada
berbagai sifat karakteristik tersebut, akan memberi gambaran tentang sifat
permasalahan yang ada dalam masyarakat serta kemungkinan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
G.
Ruang Lingkup
Dari pengertian epidemiologi dan metode epidemiologi,
maka bentuk kegiatan epidemiologi meliputi berbagai aspek kehidupan masyarakat,
baik yang berhubungan dengan bidang kesehatan maupun diluar bidang kesehatan.
Berbagai bentuk dan jenis kegiatan dalam epidemiologi saling berhubungan satu
dengan lainny sehingga tidak jarang dijumpai bentuk kegiatan yang tumpang
tindih. Bentuk kegiatan epidemiologi dasar yang paling sering digunakan adalah
bentuk epidemiologi deskriptif yakni bentuk kegiatan epidemiologii yang
memberikan gambaran atau keterangan tentang keadaan serta sifat penyebaran
status kesehatan dan gangguan kesehatan maupun penyakit pada suatu kelompok
penduduk tertentu (terutama menurut sifat karakteristik orang, waktu, dan
tempat)
Bentuk kegiatan epidemiologi ang erat hubungannya dengan
deskriptif epidemiologi adalah dalam menilai derajat kesehatan dan besar
kecilnya masalah kesehatan yang ada dalam suatu masyarakat tertentu. Bentuk
kegiatan ini erat hubungannya dengan penyusunan perencanaan kesehatan masyarakat
serta penilaian hasil kegiatan usaha pelayanan kesehatan pada penduduk
tertentu.
Dewasa ini penelitian epidemiologi pada dasarnya dapat
dibagi dlam dua bentuk dasar yakni penelitian observasi atau pengamatan
terhadap kejadian alami dalam masyarakat untuk mencari hubungan sebab akibat
terjadinya gangguan keadaan normal dalam masyarakat tersebut, serta penelitian
eksperimental yang merupakan penelitian yang didasarkan pada perlakuan tertentu
terhadap objek untuk dpat memperoleh jawaban tentang pengaruh perlakuan
tersebut terhadap objek yang diteliti. Dalam hal ini, populasi sasaran
dientukan secara cermat serta setiap perubahan yang timbul merupakan akibat
dari perlakuan khusus oleh pihak peneliti. Dalam perkembangan selanjutnya maka
prinsip epidemiologi yang meliputi epidemiologi deskriptif maupun penelitian
epidemiologi dikembangkan lebih luas sebagai suatu system pendekatan didalam
berbagai kehidupan kemasyarakatan
Adapun ruang lingkup epidemiologi seperti disebutkan
diatas termasuk barbagai masalah yang timbul dalam masyarakat, baik yang
berhubungan erat dengan bidang kesehatan maupun dengan berbagai kehidupan
social, telah mendorong perkembangan epidemiologi dalam berbagai bidang:
1.
Epidemiologi penyakit menular
Bentuk ini yang telah banyak memberikan
peluang dalam usaha pencegahan dan penanggulangan penyakit menular tertentu.
Berhasilnya manusia mengatasi berbagai gangguan penyakit menular dewasa ini
merupakan salah satu hasil yang gemilang dari epidemiologi. Peranan
epidemiologi surveilans pada mulanya hanya ditujukan pada pengamatan penyakit
menular secara seksama, ternyata telah memberikan hasil yang cukup berarti
dalam menangulangi berbagai masalah penyakit menular dan juga penyakit tidak
menular.
2.
Epidemiologi penyakit tidak menular
Pada saat ini sedang berkembang pesat
dalam usaha mencari berbagai factor yang memegang peranan dalam timbulnya
berbagai masalah penyakit tidak menular seperti kanker, penyakit sistemik serta
berbagai penyakit menahun lainnya, termasuk masalah meningkatnya kecelakaan lalu
lintas dan penyalahgunaan obat-obatan tertentu. Bidang ini banyak digunakan
terutama dengan meningkatnya masalah kesehatan yang bertalian erat dengan
berbagai gangguan kesehatan akibat kemajuan dalam berbagai bidang industri yang
banyak mempengaruhi keadaan lingkungan, termasuk lingkungan fisik, biologis,
maupun lingkungan social budaya.
3.
Epidemiologi klinik
Bentuk ini merupakan salah satu bidang
epidemiologi yang sedang dikembangkan oleh para klinisi yang bertujuan untuk
membekali para klinisi/ dokter tentang cara pendekatan masalah melalui disilin
ilmu epidemiologi. Dalam penggunaan epidemiologi klinik sehari-hari, para
petugas medis terutama para dokter sering menggunakan prinsip=prinsip
epidemiologi dalam menangani kasus secara individual. Mereka lebih berorientasi
pada penyebab dan cara mengatasinya terhadap kasus secara individu dan biasanya
tidak tertarik unutk mengetahui serta menganalisis sumber penyakit, cara
penularan dan sifat penyebarannya dalam masyarakat. Berbagai hasil yang
diperoleh dari para klinisi tersebut, merupakan data informasi yng sanat
berguna dalam analisis epidemiologi tetapi harus pula diingat bahwa
epidemiologi bukanlah terbatas pada data dan informasi saja tetapi merupakan
suatu disiplin ilmu yang memeliki metode pendekatan serta penerapannya secara
khusus
4.
Epidemiologi kependudukan
Merupakan salah satu cabang ilmu
epidemiolgi yang menggunakan system pendekatan epidemiolgi dalam menganalisi
berbagai permasalahan yang berkaitan dengan bidang demografi serta
factor-faktor yang mempengaruhi berbagai perubahan demografis yang terjadi
didalam masyarakat.
Sistem pendekatan epidemiologi
kependudukan tidak hanya memberikan analisis tentang sifat karakteristik
penduduk secara demografis dalam hubungannya dengan masalah kesehatan dan penyakit
dalam masyarakat tetapi juga sangat berperan dalam berbagai aspek kependudukan
serta keluarga berencana. Pelayanan melalui jasa, yang erat hubungannya dengan
masyarakat seperti pendidikan, kesejahteraan rakyat, kesempatan kepegawaian,
sangat berkaitan dengan keadaan serta sifat populasi yang dilayani. Dalam hal
ini peranan epidemiologi kependudukan sangat penting untuk digunakan sebagai
dasar dalam/ mengambil kebijakn dan dalam menyusun perencanaan yang baik. Juga
sedang dikembangkan epidemiologi system reproduksi yang erat kaitannya dengan
gerakan keluarga berencana kependudukan.
5.
Epidemiologi pengolahan pelayanan
kesehatan
Bentuk ini merupakan salah satu system
pendekatan manajemen dalam menganalis masalah, mencari factor penyebab
timbulnya suatu maslah serta penyusunan pemecahan masalah tersebut secara
menyeluruh dan terpadu. Sisem pendekatan epidemiologi dalam perencanaan
kesehatan cukup banyak digunakan oleh para perencana kesehatan baik dalam
bentuk analisis situasi, penetuan prioritas maupun dalam bentuk penilaian hasil
suatu kegiatan kesehatan yang bersifat umum maupun dengan sasaran khusus.
6.
Epidemiologi lingkungan dan kesehatan
kerja
Bentuk ini merupakan salah satu bagian
epidemioloi yang mempelajari serta mnganalisis keadaan kesehatan tenaga kerja
akibat pengaruh keterpaparan pada lingkubngan kerja, baik yang bersifat fisik
kimiawo biologis maupun social budaya, serta kebiasaan hidup para pekerja.
Bentuk ini sangat berguna dalam analisis tingkat kesehatan ekerja serta untuk
menilai keadaan dan lingkungan kerja serta penyakit akibat kerja.
7.
Epidemiologi kesehatan jiwa
Merupakan salah satu dasar pendekatan
dan analisis masalah gangguan jiwa dalam masyarakat, baik mengenai keadan
kelainan jiwa kelompok penduduk tertentu, maupun analisis berbagai factor yang
mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat. Dengan meningkatnya
berbagai keluhan anggota masyarakat ang lebih banyak mengarh ke masalah
kejiwaan disertai dengan perubahan social masyarakat menuntut suatu car
pendekatan melalui epidemilogi social masyarakat menuntu suatu cara pendekatan
melalui epidemiologi social yang berkaitan dengan epidemiologi kesehatan jiwa,
mengingat bahwa dewasa ini gangguan kesehatan jiwa tidak lagi merupakan masalah
kesehaan individu saja, tetau telah merupakan masalah social masyarakat.
8.
Epidemiologi gizi
Dewasa ini banyak digunakan dalm
analisis masalah gizi masyarakat dimana masalah ini erat hubungannya dengan
berbagai factor yang menyangkut pola hidup masyarakat. Pendekatan masalah gizi
masyarakat melaui epidemiologi gizi bertujuan untuk menganalisis berbagai
factor yang berhubungan erat dengan timbulnya masalah gizi masyarakat, baik
yang bersifat biologis, dan terutama yang berkaitan dengan kehidupan social
masyarakat. Penanggulangan maslah gizi masyarakat yang disertai dengan
surveilans gizi lebih mengarah kepad penanggulangan berbagai faktor yang
berkaitan erat dengan timbulnya masalah tersebut dalam masyarakat dan tidak
hanya terbatas pada sasaran individu atau lingkungan kerja saja.
H.
Riwayat Alamiah
Penyakit
Riwayat alamiah suatu penyakit dapat digolongkan dalam 5 tahap :
1.
Pre Patogenesis
Tahap ini telah terjadi interaksi antara penjamu dengan
bibit penyakit, tetapi interaksi ini terjadi di luar tubuh manusia, dalam arti
bibit penyakit berada di luar tubuh manusia dan belum masuk ke dalam tubuh.
Pada keadaan ini belum ditemukan adanya tanda-tanda penyakit dan daya tahan
tubuh penjamu masih kuat dan dapat menolak penyakit. Keadaan ini disebut sehat.
2.
Tahap inkubasi (sudah masuk
Patogenesis)
Pada tahap ini bibit penyakit masuk ke tubuh penjamu,
tetapi
gejala-gejala penyakit belum nampak. Tiap-tiap penyakit
mempunyai masa inkubasi yang berbeda. Kolera 1-2 hari, yang bersifat menahun
misalnya kanker paru, AIDS dll.
3.
Tahap penyakit dini
Tahap ini mulai dihitung dari munculnya gejala-gejala
penyakit. pada tahap ini penjamu sudah jatuh sakit tetapi masih ringan dan
masih bisa melakukan aktifitas sehari-hari. Bila penyakit segera diobati
mungkin bisa sembuh tetapi jika tidak bisa bertambah parah. Hal ini terganting
daya tahan tubuh manusia itu sendiri, seperti memperbaiki pola makan, istirahat
dan perawatan yang baik di rumah (self care).
4.
Tahap penyakit lanjut
Bila penyakit penjamu bertambah parah, karena tidak
diobati atau pengobatan yang tidak teratur atau tidak memperhatikan
anjuran-anjuran yang diberikan pada penyakit sejak dini, maka penyakit masuk
pada tahap lanjut. Penjamu terlihat tak berdaya dan tak sanggup lagi melakukan
aktifitas. Tahap ini penjamu memerlukan perawatan dan pengobatan yang intensif.
5.
Tahap penyakit akhir
Tahap akhir dibagi menjadi 5 keadaan :
a.
Sembuh sempurna (bentuk dan fungsi
tubuh penjamu kembali berfungsi seperti keadaan sebelumnya atau bebas dari
penyakit)
b.
Sembuh tapi cacat , penyakit penjamu
berakhir atau bebas dari penyakit, tapi kesembuhannya tak sempurna, karena
terjadi cacat (fisik, mental maupun sosial) dan sangat tergantung dari serangan
penyakit terhadap organ-organ tubuh penjamu.
c.
Karier , pada karier perjalanan
penyakit seolah terhenti karena gejala penyakit tak tampak lagi, tetapi dalam
tubuh penjamu masih terdapat bibit penyakit yang pada suatu saat bila daya
tahan tubuh penjamu menurun akan dapat kambuh kembali. Keadaan ini tak hanya
membahayakan penjamu sendiri, tapi dapat berbahaya terhadap orang lain atau
masyarakat, karena dapat menjadi sumber penularan penyakit (human reservoir).
d.
Kronis , pada tahap ini perjalanan
penyakit tampak terhenti, tapi gejala-gejala penyakit tidak berubah. Dengan
kata lain tidak bertambah berat maupun ringan. Keadaan ini penjamu masih tetap
berada dalam keadaan sakit.
e.
Meninggal , Apabila keadaan penyakit
bertambah parah dan tak dapat diobati lagi, sehingga berhentinya perjalanan
penyakit karena penjamu meninggal dunia. Keadaan ini bukanlah keadaan yang
diinginkan.
I.
Upaya
Pencegahan Dan Ukuran Frekuensi Penyakit
Dalam kesehatan masyarakat ada 5 tingkat pencegahan
penyakit menurut Leavell and Clark. Pada point 1 dan 2 dilakukan pada masa
sebelum sakit dan point 3,4,5 dilakukan pada masa sakit.
1.
Peningkatan kesehatan (health
promotion)
a.
Penyediaan makanan sehat dan cukup
(kualitas maupun kuantitas)
b.
Perbaikan hygiene dan sanitasi
lingkungan, misalnya penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan tinja
dan limbah.
c.
Pendidikan kesehatan kepada masyarakat.
Misal untuk kalangan menengah ke atas di negara berkembang terhadap resiko
jantung koroner.
d.
Olahraga secara teratur sesuai
kemampuan individu.
e.
Kesempatan memperoleh hiburan demi
perkembangan mental dan sosial.
f.
Nasihat perkawinan dan pendidikan seks
yang bertanggung jawab.
2.
Perlindungan umum dan khusus terhadap
penyakit-penyakit tertentu
a.
Memberikan immunisasi pada golongan
yang rentan untuk mencegah penyakit.
b.
Isolasi terhadap penderita penyakit
menular, misal yang terkena flu burung.
c.
Pencegahan terjadinya kecelakaan baik
di tempat umum maupun tempat kerja.
d.
Perlindungan terhadap bahan-bahan yang
bersifat karsinogenik, bahan-bahan racun maupun alergi.
e.
Pengendalian sumber-sumber pencemaran.
3.
Penegakkan diagnosa secara dini dan
pengobatan yang cepat dan tepat
a.
Mencari kasus sedini mungkin.
b.
Mencari penderita dalam masyarakat
dengan jalan pemeriksaan . Misalnya pemeriksaan darah, rontgent paru.
c.
Mencari semua orang yang telah
berhubungan dengan penderita penyakit menular untuk diawasi agar bila
penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan.
d.
Meningkatkan keteraturan pengobatan
terhadap penderita.
e.
Pemberian pengobatan yang tepat pada
setiap permulaan kasus.
4.
Pembatasan kecacatan (dissability
limitation)
a.
Pengobatan dan perawatan yang sempurna
agar penderita sembuh dan tak terjadi komplikasi.
b.
Pencegahan terhadap komplikasi dan
kecacatan.
c.
Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai
penunjang untuk dimungkinkan pengobatan dan perawatan yang lebih intensif.
5.
Pemulihan kesehatan (rehabilitation)
a.
Mengembangkan lembaga-lembaga
rehabilitasi dengan mengikutsertakan masyarakat.
b.
Menyadarkan masyarakat untuk menerima
mereka kembali dengan memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang
bersangkutan untuk bertahan.
c.
Mengusahakan perkampungan rehabilitasi
sosial sehingga setiap penderita yang telah cacat mampu mempertahankan diri.
d.
Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan
yang harus tetap dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit.
Ukuran
frekuensi penyakit menunjukkan kepada besarnya masalah kesehatan yang terdapat
pada kelompok manusia atau masyarakat. Artinya bila dikaitkan dengan masalah
penyakit menunjukkan banyaknya kelompok masyarakat yang terserang penyakit.
Untuk mengetahui frekuensi masalah kesehatan yang terjadi pada sekelompok
orang/masyarakat dilakukan langkah-langkah :
a.
Menemukan masalah kesehatan, dengan
cara mengambil data penderita yang datang ke puskesmas, laporan dari masyarakat
yang datang ke puskesmas.
b.
Research atau survei kesehatan ,
misalnya : Survei Kesehatan Rumah Tangga
c.
Studi kasus , misalnya : kasus penyakit
pasca bencana tsunami.
J.
Penelitian Dan Variabel Epidemiologi
Secara
sederhana, studi epidemiologi dapat dibagi menjadi dua kelompok sebagai
berikut:
1.
Epidemiologi deskriptif, yaitu Cross
Sectional Study atau studi potong lintang atau studi prevalensi atau survei.
2.
Epidemiologi analitik, terdiri dari :
a.
Non eksperimental
1)
Studi kohort / follow up / incidence /
longitudinal / prospektif studi. Kohort diartikan sebagai sekelompok orang.
Tujuan studi mencari akibat (penyakitnya).
2)
Studi kasus kontrol/case control
study/studi retrospektif. Tujuannya mencari faktor penyebab penyakit.
3)
Studi ekologik. Studi ini memakai
sumber ekologi sebagai bahan untuk penyelidikan secara empiris faktor resiko
atau karakteristik yang berada dalam keadaan konstan di masyarakat. Misalnya,
polusi udara akibat sisa pembakaran BBM yang terjadi di kota-kota besar.
b.
Eksperimental.
1)
Clinical Trial
2)
Community Trial.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Epidemiologi lahir berdasarkan dua asumsi dasar. Pertama,
penyakit pada populasi manusia tidak terjadi dan tersebar begitu saja secara
acak. Kedua, penyakit pada manusia sesungguhnya mempunyai faktor penyebab dan
faktor preventif yang dapat diidentifikasi melalui penelitian sistematik pada
berbagai populasi, tempat, dan waktu. Berdasarkan asumsi tersebut, epidemiologi
dapat didefinisikan sebagai ” ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan –
determinan frekuensi penyakit dan status kesehatan pada populasi manusia.
Tujuan akhir riset epidemiologi yaitu mencegah kejadian
penyakit, mengurangi dampak penyakit dan meningkatkan status kesehatan manusia.
Sasaran epidemiologi adalah populasi manusia, bukan individu. Ciri-ciri ini
yang membedakan epidemiologi dari ilmu kedokteran klinik dan ilmu-ilmu
biomedik, yang lebih memusatkan perhatiannya kepada individu, jaringan, atau
organ.
B.
Saran
Penulis sangat mengharapkan agar makalah ini dapat
menjadi acuan dalam mempelajari tentang epidemiologi. Dan harapan penulis
makalah ini tidak hanya berguna bagi penulis tetapi juga berguna bagi semua
pembaca. Terakhir dari penulis walaupun makalah ini kurang sempurna penulis
mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Syafrudin, dkk.
2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta. Penerbit:
Trans Info Media
Wahyuni,puji,dkk.2009.
dasar ilmu kesehatan masyarakat dalam kebidanan.jakarta. penerbit: fitramaya
Notoadmojo.seokidjo.2011.kesehatan
masyarakat ilmu dan seni. Jakarta. Penerbit: rineko cipto
Ikbal.mubarak.
2012.ilmu kesehatan masyarakat. Jakarta. Penerbit : salemba medika
http://adtyasetyawan.files.wordpress.com/2009/01/macam-macam-epidemiologi.pdf
diakses tanggal 20 Juni 2010.
http://www.docstoc.com/docs/36710914/riwayat-alamiah-penyakit.
diakses tanggal 20 juni 2010.
No comments:
Post a Comment