Wednesday, 20 December 2017

KTI ASKEP ULKUS PEPTIKUM BAB IV-V

BAB IV
PEMBAHASAN


Pada bagian ini akan di bahas kesenjangan antara teori yang ada dengan kenyataan yang diperoleh penulis dari hasil studi kasus terhadap klien Tn. M” yang mengalami gangguan sistem pencernaan Ulkus Peptikum di  Ruang Perawatan Interna BLUD RS Tenriawaru Kelas B Kab. Bone  tanggal 09-11 Juni 2014”. Dalam melaksanakan Asuhan keperawatan telah di tetapkan pendekatan proses keperawatan yaitu suatu system dalam merencanakan pelayanan Asuhan keperawatan mempunyai  tahap-tahap yaitu: Pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, evaluasi. Adapun tahap-tahap tersebut antara lain :

A.  Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama dalam proses keperawatan , pengumpulan data yang akurat dan sistematis yang akan merumuskan diagnosa keperawatan pada saat pengkajian, penulis mendapat data dari keluarga melalui wawancara dan observasi langsung kelapangan.
Berdasarkan hal tersebut penulis mengadakan pengkajian keluarga Ny:”C” dengan masalah pada anggota keluarganya yaitu penyakit gastritis. Menurut teori         (Brunner dan suddart, 2001, hal: 1062)
Keluhan yang ada pada pasien gastritis yaitu anoreksia, mual, muntah, nyeri epigastrium, pendarahan saluran cerna pada Hematemesis, melena, tandsa lebih lanjut yaitu anemia. Berdasarkan gambaran diatas dapat di simpulkan bahwa antara teori dan kasus yang di dapat penulis, tidak terdapat banyak kesenjangan atau perbedaan pada kasus yang di dapatkan tidak di temukan data tentang melena, anemia, serta pendarahan saluran cerna.

B.  Diagnosa Keperawatan.
Berdasarkan teori Sedangkan diagnosa keperawatan utama gastritis menurut (Brunner & Suddarth; 2001; 1063) adalah sebagai berikut :
  1. Ansietas berhubungan dengan pengobatan
  2. Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh, berhubungan dengan masukan nutrisi yang tidak adekuat.
  3. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan tidak cukup dan kehilangan caiaran yang berlebihan karena muntah.
  4. Kurang pengetahuan tentang pelaksanaan diet dan proses penyakit.
  5. Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi.
Sedangkan berdasarkan kasus diagnosa keperawatan yang didapat adalah :
1.      Nyeri ulu hati pada Ny “C” dikeluarga Tn “B” berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah penyakit gastritis.
2.      Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny “C” dikeluarga Tn “B” berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah nutrisi.
Diagnosa yang muncul pada kasus, semuanya terdapat pada teori. Namun ada tiga diagnosa yang tidak diangkat dalam kasus karena tidak ditemukan data yang menunjang untuk menegakkan diagnosa. Hal ini disebabkan karena perbedaan derajat atau tingkat keparahan statu penyakit serta respon individu yang berbeda.

C. Perencanaan
Pada prinsipnya perencanaan yang penulis cantumkan pada kasus mengacuh pada konsep dasar keperawatan keluarga. Dalam hal ini penulis melakukan perencanaan sesuai dengan masalah dan kebutuhan yang dihadapi keluarga sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan rencana keperawatan pada Ny “C” dikeluarga Tn “B”.

D. Implementasi
Pada tahap ini penulis melaksanakan implementasi sesuai dengan rencana keperawatan yang telah dibuat berdasarkan permasalahannya, dalam pelaksanaan tindakan keperawatan ini penulis bekerja sama dengan klien, keluarga dengan tenaga kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Awaru sehingga tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus.

E.  Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap proses penilaian pencapaian tujuan, apakah tujuan yang diharapkan tercapai atau tidak dari evaluasi akhir.
Secara teori dalam mengevaluasi asuhan keperawatan diharapkan tujuan dapat berhasil. Namun pada evaluasi akhir pada asuhan keperawatan yang diberikan kepada Ny “C” dikeluarga Tn “B” dengan penyakit Gastritis semua masalah teratasi.
BAB  V
PENUTUP

Setelah penulis membahas tentang Asuhan Keperawatan pada keluarga Ny”C” dengan gangguan sistem pencernaan ”gastritis” pada Ny “C” di Desa Carigading Kec. Awangpone, maka dapat diambil kesimpulan dan beberapa saran sebagai berikut :

A.    Kesimpulan
1.      Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronik, difus atau lokal . Dan hal ini didapatkan di keluarga Ny “C” yang diderita oleh Ny “C” yang berada di wilayah kerja Puskesmas Awaru Desa carigading Kecamatan Awangpone Kabupaten Bone.
2.      Masalah kesehatan keluarga merupakan problem yang kompleks, dimana faktor ketidaktahuan, ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan dan motivasi dalam anggota keluarga kurang sangat diperlukan penanganan dari tim kesehatan khususnya tenaga keperawatan sehingga keluarga tetap bisa menjaga dan mempertahankan hidupnya dalam keadaan sehat, produktif dan sejahtera (Nasrul Effendy, 1998) dikutif dalam Sudiharto 2007.
3.      Dalam teori buku patofisiologi jilid1 tahun 2005, gejala dari gastritis yaitu :mual, muntah, nyeri epigastrium, anoreksia, ceguka, rasa asam di mulut, perut kembung . hematemesis, sampai pada pendarahan saluran cerna dan melena, sedangkan pada kasus ditemukan sakit pada ulu hati, mual dan anoreksia. 
4.      Tindakan keperawatan di lakukan berdasarkan rencana yang telah di buat sebelumnya
5.      Evaluasi keperawatan sudah menunjukkan kriteria keberhasilan sesuai standar.

B.    Saran
1.      Untuk keluarga binaan
a.       Diharapkan agar keluarga binaan dapat memelihara, meningkatkan serta mengembangkan perilaku hidup sehat yang telah dimiliki oleh keluarga selama pembinaan dan penyuluhan yang disampaikan oleh penulis.
b.      Anggota keluarga lebih memperhatikan anggota keluarga yang menderita Gastritis.
c.       Keluarga lebih memperhatikan keadaan lingkungan rumahnya untuk kesehatan keluarga
2.      Untuk Puskesmas
a.       Diharapkan kepada Puskesmas, sebaiknya program kesehatan masyarakat yang berlangsung selama ini hendaknya lebih ditingkatkan agar keluarga dapat mengetahui secara dini mengenai penyakit, cara pencegahan dan penanggulangannya, juga membina keluarga yang beresiko tinggi terutama yang berada di lingkungan yang tidak terjaga.
b.      Untuk pencapaian kompetensi tindakan keperawatan yang optimal perlu kiranya Puskesmas melengkapi fasilitas dalam penerapan proses keperawatan.

3.   Untuk Institusi
a.    Hasil studi kasus yang dilakukan pada keluarga Ny ‘C’ pada Ny “C” merupakan data awal dan dapat dijadikan sebagai bahan masukan kepada institusi khususnya kepada teman - teman mahasiswa yang akan melaksanakan studi kasus selanjutnya.
b.    Untuk mencapai hasil yang optimal perlu diberikan waktu yang cukup untuk melakukan asuhan keperawatan pada keluarga.


No comments:

Post a Comment