BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sumber daya manusia
merupakan komponen utama suatu organisasi yang menjadi perencana dan pelaku
aktif dalam setiap aktivitas organisasi. Mereka mempunyai pikiran, perasaan,
keinginan, status dan latar belakang pendidikan, usia, jenis kelamin yang
heterogen yang dibawa kedalam suatu organisasi sehingga tidak seperti mesin,
uang dan material, yang sifatnya pasif dan dapat dikuasai dan diatur sepenuhnya
dalam mendukung tercapainya tujuan organisasi. Sumber daya manusia baik yang
menduduki posisi pimpinan maupun anggota merupakan faktor terpenting dalam
setiap organisasi atau instansi baik pemerintah maupun swasta. Hal ini karena
berhasil tidaknya suatu organisasi atau instansi sebagian besar dipengaruhi
oleh faktor manusia selaku pelaksana pekerjaan.
Salah satu hal yang
harus diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan yaitu terwujudnya efektivitas
kerja yang positif, ada banyak cara untuk mewujudkannya. Beberapa diantaranya
dengan menerapkan gaya kepemimpinan yang baik dengan dibarengi pembentukan
struktur organisasi yang jelas. Kepemimpinan sering didefinisikan sebagai
proses membuat orang lain terinspirasi untuk bekerja keras dalam
menyelenggarakan tugas-tugas penting (Schermerhorn, 1999). Tetapi pengertian tersebut sering dikaitkan dengan
dasar-dasar bagi kepemimpinan yang efektif, yakni mendasarkannya pada cara seorang pemimpin
atau manajer menggunakan power untuk
mempengaruhi perilaku orang lain. Power
merupakan kemampuan untuk mempengaruhi orang-orang lain melakukan sesuatu
seperti yang diinginkan oleh seseorang yang menghendakinya (Kanter, 1979).
Karena itulah seringkali kepemimpinan atau leadership
didefiniskan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi kelompok untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu (Robbins, 1998). Dalam tulisan ini kepemimpinan lebih difokuskan pada kepemimpinan
manajerial dalam organisasi.
Gaya
kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang dirancang untuk
mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai suatu
tujuan tertentu (Heidjrachman dan Suad Husnan, 2002:224). Struktur organisasi banyak sekali macamnya, mulai
dari yang bersifat tradisional sampai modern. Penerapannya sendiri dapat
berbeda-beda dan banyak faktor yang menentukan, antara lain: besar kecilnya
perusahaan, luas sempitnya jaringan usaha, jumlah karyawan, tujuan perusahaan
dan sebagainya. Beragamnya sistem struktur organisasi tersebut dimungkinkan
bahwa suatu perusahaan A cocok menggunakan sistem struktur organisasi B, tetapi
perusahaan C atau yang lain belum tentu cocok menggunakan sistem struktur
organisasi B. Suatu perusahaan dalam rangka mencapai
tujuannya selalu menggunakan struktur organisasi sebagai wadah segala
kegiatannya, tetapi untuk penerapan sistem struktur organisasinya tergantung
dari kondisi perusahaan yang bersangkutan. Hal ini merupakan suatu masalah bagi
setiap perusahaan dalam menerapkan struktur organisasi mana yang cocok sehingga
untuk itu setiap perusahaan membutuhkan waktu dan pengamatan (analisis) yang
khusus dalam memilih sistem struktur organisasi yang tepat dan sesuai.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apakah yang dimaksud organisasi dan kepemimpinan?
2.
Bagaimanakah
struktur organisasi?
3.
Bagaimanakah
teori-teori organisasi dan kepemimpinan?
C. Tujuan
Penulisan
1.
Untuk mengetahui definisi organisasi dan kepemimpinan.
2.
Untuk
mengetahui bagaimana struktur organisasi itu.
3.
Untuk
mengetahui teori-teori organisasi dan
kepemimpinan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Organisasi
1.
Menurut Ernest Dale,
Organisasi
adalah suatu proses perencanaan yang meliputi penyusunan, pengembangan, dan
pemeliharaan suatu struktur atau pola
hubunngan kerja dari orang-orang dalam suatu kerja kelompok.
2.
Menurut Cyril Soffer,
Organisasi
adalah perserikatan orang-orang yang masing-masing diberi peran tertentu dalam
suatu system kerja dan pembagian dalam mana pekerjaan itu diperinci menjadi
tugas-tugas, dibagikan kemudian digabung lagi dalam beberapa bentuk hasil.
B. Teori-teori
Organisasi
1. Teori
Organisasi Klasik
Teori ini biasa disebut dengan “teori tradisional” atau
disebut juga “teori mesin”. Berkembang mulai 1800-an (abad 19). Dalam teori ini organisasi digambarkan sebuah
lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnnya terspesialisasi serta
memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak mengandung kreatifitas. Dalam teori
ini organisasi digambarkan seperti toet piano dimana masing-masing nada
mempunyai spesialisasi, dimana apabila tiap nada dirangkai maka akan tercipta
lagu yang indah begitu juga dengan organisasi. Dikatakan teori mesin karena organisasi ini menganggab
manusia bagaikan sebuah onderdil yang setiap saat bisa dipasang dan
digonta-ganti sesuai kehendak pemimpin.
2. Teori Organisasi
Neoklasik
Teori
Neoklasik secara sederhana dikenal sebagai aliran hubungan manusiawi (The Human
Relation Movement). Teori neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Dasar
teori ini adalah menekankan pentingnya aspek psikologis dan social karyawan
sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya. Perkembangan teori
neoklasik dimulai dengan inspirasi percobaan-percobaan yang dilakukan di Howthorne
dan dari tulisan Huga Munsterberg. Percobaan-percobaan ini dilakukan dari
tahun 1924 sampai 1932 yang menandai permulaan perkembangan teori hubungan
manusiawi dan merupakan kristalisasi teori neoklasik. Pada akhirnya percobaan
Howthorne menunjukkan bagaimana kegiatan kelompok-kelompok kerja kohesif sangat
berpengaruh pada operasi organisasi.
3.
Teori
Organisasi Modern
Teori
modern biasanya disebut juga sebagai analisa sistem pada organisasi. Teori
modern melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan dan saling
ketergantungan, yang di dalamnya mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu
sistem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, akan tetapi
organisasi merupakan sistem terbuka. Teori modern dikembangkan tahun 1950,
dalam banyak hal yang mendalam teori modern dengan klasik berbeda, perbedaan
tersebut diantaranya :
Teori
Klasik memusatkan pandangannya pada analisa dan deskripsi organisasi,
membicarakan konsep koordinasi, scalar dan vertikal. Teori Modern menekankan pada
perpaduan dan perancangan menjadikan pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh,
lebih dinamis dan lebih banyak variabel yang dipertimbangkan.
Teori modern adalah multidisiplin
dengan sumbangan dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Teori modern melihat
bahwa semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan dan saling ketergantungan,
yang di dalamnya mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu sistem tertutup
yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, akan tetapi organisasi merupakan
sistem terbuka. Interaksi dinamis antar proses, bagian dan fungsi dalam suatu organisasi, maupun dengan organisasi lain dan dengan lingkungan.
Suatu organisasi merupakan suatu
proses yang tersusun para individu saling mempengaruhi untuk berbagai tujuan.
Dalam Pendekatan Modern menyatakan bahwa yang dimiliki saat ini bukan teori mengenai organisasi tetapi way of
thinking atau cara berfikir mengenai organisasi, cara melihat dan
menganalisis secara lebih tepat dan mendalam, yang dilakukan melalui
keteraturan atau regularitas perilaku organisasi, yang hanya berlaku untuk
suatu lingkungan atau kondisi tertentu.
C.
Struktur
Organisasi
Berdasarkan
pola hubungan kerja dan aktivitas, wewenang serta tanggungjawab, maka
bentuk-bentuk organisasi dibedakan sebagai berikut
1.
Struktur
Organisasi Lini
Organisasi
bentuk garis di ciptakan oleh Henry Fayol. Pada struktur organisasi ini,
wewenang dari atasan disalurkan secara vertikal kepada bawahan. Begitu juga
sebaliknya, pertanggungjawaban dari bawahan secara langsung di tujukan kepada
ataan yang memberi perintah. Umumnya organisasi yang memakai struktur ini
adalah organisasi yang masih kecil, jumlah karyawannya sedikit dan spesialisasi
kerjanya masih sederhana
Ciri-Ciri:
Kesatuan perintah terjamin;
Pembagian kerja jelas dan mudah dilaksanakan;
Organisasi tergantung pada satu
pimpinan
2.
Struktur
Organisasi Fungsional
Struktur
organisasi fungsional diciptakan oleh F.W.Taylor. Struktur ini berawal dari
konsep adanya pimpinan yang tidak mempunyai bawahan yang jelas dan setiap
atasan mempunyai wewenang memberi perintah kepada setiap bawahan, sepanjang ada
hubunganya dengan fungsi atasan tersebut. Setiap pegawai mempunyai pengawas
lebih dari satu orang atasan yang berberda-beda.
Ciri-Ciri
Struktur organisasi fungsional :
a. Tidak
menjamin adanya kesatuan perintah
b. Keahlian
para pengawas dan pegawai berkembang menuju spesialisasi
c. Penghematan
waktu dapat dilakukan karena mengerjakan pekerjaan yang sama
3.
Struktur
Oranisasi Garis dan Staf
Struktur
organisasi ini merupakan struktur organisasi gabungan yang di kembangkan oleh
Harrington Emerson. Struktur ini umumnya di gunakan oleh organisasi yang besar,
daerah kerja luas, bidang tugas yang beraneka ragam dan jumlah bawahan yang
banyak sehingga pimpinan tidak bisa bekerja sendiri, melainkan memerlukan
bantuan staf. Staf adalorang ahli dalam bidang
tertentu yang bertugas
memberi nasihat dan saran
kepada
pimpinan dalam
organisasi tersebut.
4.
Struktur
Organisasi Fungsional dan Staf
Struktur
organisasi ini merupakan gabungan dari bermacam-macam struktur
organisasi.dengan memakai sistem gabungan ini
di mungkinkan memilih, yang menguntungkan di pakai yang merugikan di
tinggalkan
D. Konsep Kepemimpinan
1.
Pengertian Kepemimpinan
a.
Stogdill (1974)
menyimpulkan bahwa banyak sekali definisi mengenai kepemimpinan, dan
diantaranya memiliki beberapa unsur yang sama.
b.
Menurut Sarros dan
Butchatsky (1996), istilah ini dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku
dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk
mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan
organisasi.
c.
Sedangkan menurut
Anderson (1988), “leadership means using power to influence the thoughts and
actions of others in such a way that achieve high performance”.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, kepemimpinan
memiliki beberapa implikasi, antara lain :
a.
Kepemimpinan
berarti melibatkan orang atau pihak lain, yaitu para karyawan atau bawahan
(followers). Para karyawan atau bawahan harus memiliki kemauan untuk menerima
arahan dari pemimpin. Walaupun demikian, tanpa adanya karyawan atau bawahan,
tidak akan ada pimpinan.
b.
Seorang pemimpin
yang efektif adalah seseorang yang dengan kekuasaannya (his or herpower) mampu
menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang memuaskan. Para pemimpin
dapat menggunakan bentuk-bentuk kekuasaan atau kekuatan yang berbeda untuk
mempengaruhi perilaku bawahan dalam berbagai situasi.
c.
Kepemimpinan harus
memiliki kejujuran terhadap diri sendiri (integrity), sikap bertanggungjawab
yang tulus (compassion), pengetahuan (cognizance), keberanian bertindak sesuai
dengan keyakinan (commitment), kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain
(confidence) dan kemampuan untuk meyakinkan orang lain (communication) dalam membangun
organisasi.
2.
Teori Kepemimpinan
Beberapa teori telah dikemukakan para ahli majemen mengenai timbulnya
seorang pemimpin. Teori yang satu berbeda dengan teori yang lainnya. Di antara
berbagai teori mengenai lahirnya pemimpin, paling tidak, ada tiga di antaranya
yang menonjol yaitu sebagai berikut :
a. Teori Genetic
Inti dari
teori ini tersimpul dalam mengadakan “leaders are born and not made“. bahwa
penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin akan karena ia telah
dilahirkan dengan bakat pemimpin.Dalam keadaan bagaimana pun seorang
ditempatkan pada suatu waktu ia akn menjadi pemimpin karena ia dilahirkan untuk
itu. Artinya takdir telah menetapkan ia menjadi pemimpin.
b. Teori Sosial
Jika teori
genetis mengatakan bahwa “leaders are born and not made”, make
penganut-penganut sosial mengatakan sebaliknya yaitu : “Leaders are made and
not born“. Penganut-penganut
teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat menjadi pemimpin apabila
diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.
c. Teori Ekologis
Teori ini
merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori sosial.
Penganut-ponganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat menjadi
pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat
kepemimpinan, bakat mana kemudian dikembang-kan melalui pendidikan yang teratur dan
pangalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut
bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu. Teori
ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori genetis dan teori sosial dan
dapat dikatakan teori yang paling baik dari teori-teori kepemimpinan. Namun
demikian penyelidikan yang jauh yang lebih mendalam masih diperlukan untuk
dapat mengatakan secara pasti apa faktor-faktor yang menyebabkan seseorang
timbul sebagai pemimpin yang baik.
3.
Tipe Kepemimpinan
a. Tipe Kepemimpinan Kharismatis
Tipe kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan energi, daya tarik dan
pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai
pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya.
Kepemimpinan kharismatik dianggap memiliki kekuatan ghaib (supernatural power)
dan kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang
Maha Kuasa. Kepemimpinan yang kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan
berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri. Totalitas kepemimpinan kharismatik
memancarkan pengaruh dan daya tarik yang amat besar.
b. Tipe Kepemimpinan Paternalistis/Maternalistik
Kepemimpinan
paternalistik lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang kebapakan dengan
sifat-sifat sebagai berikut:
1)
Mereka menganggap
bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang
perlu dikembangkan
2)
Mereka bersikap
terlalu melindungi
3)
Mereka jarang
memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri
4)
Mereka hampir tidak
pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif
5)
Mereka memberikan
atau hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut atau bawahan untuk
mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri, (6) selalu
bersikap maha tahu dan maha benar.
c.
Tipe Kepemimpinan
Militeristik
Tipe
kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter.
Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah:
1)
Lebih banyak
menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan
seringkali kurang bijaksana
2)
Menghendaki
kepatuhan mutlak dari bawahan
3)
Sangat menyenangi
formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan
4)
Menuntut adanya disiplin
yang keras dan kaku dari bawahannya
5)
Tidak menghendaki
saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya
6)
Komunikasi hanya
berlangsung searah.
d.
Tipe Kepemimpinan
Otokratis (Outhoritative, Dominator)
Kepemimpinan
otokratis memiliki ciri-ciri antara lain:
1)
Mendasarkan diri
pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi
2)
Pemimpinnya selalu
berperan sebagai pemain tunggal
3)
Berambisi untuk
merajai situasi
4)
Setiap perintah dan
kebijakan selalu ditetapkan sendiri
5)
Bawahan tidak
pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan tindakan yang akan
dilakukan
6)
Semua pujian dan
kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi
7)
Adanya sikap
eksklusivisme
8)
Selalu ingin
berkuasa secara absolute
9)
Sikap dan
prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku
10) Pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila
mereka patuh.
e.
Tipe Kepemimpinan
Laissez Faire
Pada tipe
kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya
dan setiap orang berbuat semaunya sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi
sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab
harus dilakukan oleh bawahannya sendiri. Pemimpin hanya berfungsi sebagai
simbol, tidak memiliki keterampilan teknis, tidak mempunyai wibawa, tidak bisa
mengontrol anak buah, tidak mampu melaksanakan koordinasi kerja, tidak mampu
menciptakan suasana kerja yang kooperatif. Kedudukan sebagai pemimpin biasanya
diperoleh dengan cara penyogokan, suapan atau karena sistem nepotisme. Oleh
karena itu organisasi yang dipimpinnya biasanya morat marit dan kacau balau.
f.
Tipe Kepemimpinan
Populistis
Kepemimpinan
populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisonal, tidak
mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan
jenis ini mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.
g.
Tipe Kepemimpinan
Administratif/Eksekutif
Kepemimpinan
tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas
administrasi secara efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari
teknokrat-teknokrat dan administratur-administratur yang mampu menggerakkan
dinamika modernisasi dan pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta sistem
administrasi dan birokrasi yang efisien dalam pemerintahan. Pada tipe
kepemimpinan ini diharapkan adanya perkembangan teknis yaitu teknologi,
indutri, manajemen modern dan perkembangan sosial ditengah masyarakat.
h.
Tipe Kepemimpinan
Demokratis
Kepemimpinan
demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien
kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan,
dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan
kerjasama yang baik. kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada
pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga
kelompok. Kepemimpinan
demokratis menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan
sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya
masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin
pada saat-saat dan kondisi yang tepat.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adanya
gaya kepemimpinan maupun struktur organisasi memiliki tujuan yang sama yaitu
membentuk efektivitas kerja yang positif. Efektivitas kerja merupakan derajat
pencapaian tujuan suatu organisasi berdasarkan aktivitas-aktivitas yang
dilakukan. Efektivitas kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain gaya
kepemimpinan, komunikasi intern, tata ruang kantor, motivasi kerja, struktur
organisasi dan lain-lain.
Faktor-faktor
tersebut merupakan hal yang perlu diatur dan dikembangkan sedemikian rupa dan
terus dijaga agar organisasi tetap utuh dan tidak keluar jalur dari tujuan yang
sudah ditetapkan. Perbedaan gaya kepemimpinan otomatis mempengaruhi
keberhasilan dari pelaksanaan kerja dari seluruh proses organisasi. Oleh karena
itu dengan semakin berkembangnya teori tentang gaya kepemimpinan diharapkan
dapat membuat organisasi lebih efektif dan efisien.
B.
Saran
Keberlangsungan
suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh pemimpin dari organisasi tersebut.
Dari pembahasan diatas, penulis mempunyai beberapa saran yaitu :
1. Pemimpin
harus dapat menyesuaikan gaya kepemimpinan seperti apa yang cocok dengan
struktur organisasi yang dianut.
2. Pemimpin
harus mengetahui dan beradaptasi terhadap perbedaan karakter dari setiap
bawahan dalam organisasi yang dipimpinnya sehingga organisasi berjalan dengan
baik.
3. Pemimpin
harus dapat menjadi risk taker yang
cepat tanggap apabila terdapat masalah-masalah dalam organisasi baik yang
disebabkan lingkungan internal maupun eksternal.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Asep Suryana, 2010. Kepemimpinan Dalam Pendidikan
2.
Garry, Yukl. Kepemimpinan Dalam Organisasi.
Terjemahan. Jusuf Udaya
3.
Gibson,
2003. Organisasi : Perilaku, Struktur Dan Proses. Jakarta.
4.
Ndraha, Taliziduhu, 2003, Budaya
Organisasi, Ed 2, PT. Rineka
Cipta, Jakarta
5.
Robbins, SP, 1996. Perilaku Organisasi : Konsep
Kontroversi, Aplikasi. Ed Indonesia,
PT. Prenhallindo, Jakarta.
|
Tugas Individu
MAKALAH
TEORI-TEORI ORGANISASI
Disusun
Oleh :
Nama
: Nurwanto
NIM
: 12 111 185
Kelas
: IV C
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI
PUANGRIMAGGALATUNG BONE
|
2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, kami
bisa menyusun dan menyajikan makalah yang berisi tentang Teori-teori Organisasi. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah memberikan dorongan dan motivasi.
Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran yang membangun guna menyempurnakan makalah ini dan dapat menjadi acuan
dalam menyusun makalah-makalah atau tugas-tugas selanjutnya.
Penulis
juga memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan pengetikan
dan kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam memahami maksud penulis.
Watampone, 06 Juli 2014
Penulis
|
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………......…………....…..........i
DAFTAR ISI……………………………………………………………….....……....ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang................................................................
……....................... 1
B.
Rumusan
Masalah............................................................................................1
C.
Tujuan
Penulisan............................................................. …………...............2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Organisasi.......................................................................................3
B.
Teori-teori Organisasi......................................................................................3
C.
Struktur Organisasi ..........................................................................................5
D.
Konsep Kepemimpinan....................................................................................7
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan.....................................................................................................13
B.
Saran...............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
|
makalah Teori Organisasi
ReplyDelete