Wednesday, 20 December 2017

MAKALAH KEMATIAN SEL DAN JARINGAN


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dewasa ini, perkembangan penyakit amat pesat. Penyakit tersebut dapat menyebabkan kematian sel. Banyak agen yang dapat menyebabkan kematian sel, salah satunya adalah mikroba.Mikroba patogen dapat menyebabkan suatu penyakit dalam tubuh manusia.Salah satu caranya yaitu dengan merusak sel dan organelnya.Kemudian respon sel yang utama adalah atrofi, hipertrofi, hiperplasia, dan metaplasia. Jika respon berlebihan akan terjadi jejas (cedera sel) dan berlanjut pada kematian sel (Kumar; Cotran & Robbins, 2008).
Sel normal memerlukan keseimbangan antara kebutuhan fisiologik dan keterbatasan-keterbatasan strukur sel dan kemampuan metabolik, hasilnya adalah hasil yang terus seimbang atau homeostatis. Keadaan fungsional sel dapat berubah ketika bereaksi terhadap stress yang ringan untuk mempertahankan keadaan yang seimbang. 
1
Penyesuaian sel mencapai perubahan yang menetap, mempertahankan kesehatan sel meskipun tekanan berlanjut. Tetapi bila batas kemampuan adaptasi tersebut melampaui batas maka akan terjadi jejas sel atau cedera sel bahkan kematian sel. Dalam bereaksi terhadap tekanan yang berat maka sel akan menyesuaikan diri, kemudian terjadi jejas sel atau cedera sel yang akan dapat pulih kembali dan jika tidak dapat pulih kembali sel tersebut akan mengalami kematian sel.
Kematian sekelompok sel atau jaringan pada lokasi tertentu dalam tubuh disebut Nekrosis. Nekrosis biasanya disebabkan karena stimulus yang bersifat patologis. Selain karena stimulus patologis, kematian sel juga dapat terjadi melalui mekanisme  kaetian sel yang sudah terprogram dimana setelah mencapai masa hidup tertentu maka sel akan mati.
Melihat dari latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk membuat sebuah Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Kematian Sel dan Jaringan/Nekrosis Sel”

B.     Rumusan Masalah
1.            Apakah yang dimaksud dengan kematian jaringan/nekrosis?
2.            Apa saja jenis-jenis dari kematian jaringan pada tubuh atau nekrosis?
3.            Apa sajakah penyebab dan akibat kematian jaringan/nekrosis?
4.            Bagaimana mekanisme kematian sel/nekrosis?
5.            Bagaimana cara pengobatan nekrosis pada tubuh?

C.    Tujuan Penulisan
1.            Untuk mengetahui pengertian kematian jaringan pada tubuh.
2.            Untuk mengetahui jenis-jenis dari kematian jaringan atau nekrosis.
3.            Untuk mengetahui penyebab dan akibat kematian jaringan/nekrosis.
4.            Untuk memgetahui mekanisme kematian sel/nekrosis.
5.            Untuk mengetahui pengobatan nekrosis pada tubuh.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Pengertian
Nekrosis merupakan salah satu pola dasar kematian sel. Nekrosis terjadi setelah suplai darah hilang atau setelah terpajan toksin dan ditandai dengan pembengkakan sel, denaturasi protein dan kerusakan organel.Hal ini dapat menyebabkan disfungsi berat jaringan (Kumar; Cotran & Robbins, 2008).
Nekrosis adalah kematian sel dan kematian jaringan pada tubuh yang hidup.Nekrosis dapat dikenali karena sel atau jaringan menunjukkan perubahan-perubahan tertentu baik secara makroskopis maupun mikroskopis.Secara makroskopis jaringan nekrotik akan tampak keruh (opaque), tidak cerah lagi, berwarna putih abu-abu. Sedangkan secara mikroskopis, jaringan nekrotik seluruhnya berwarna kemerahan, tidak mengambil zat warna hematoksilin, sering pucat (Pringgoutomo, 2012).
3
Kematian sel bermula dari jejas (cedera) yang terjadi pada sel. Jejas tersebut dapat kembali normalapabila keadaan lingkungan mendukung. Namun, ketika lingkungan tetap buruk, cedera akan semakin parah yang mana sel tidak akan kembali normal (irreversible) dan selanjutnya akan mati.Kematian sel memiliki dua macam pola, yaitu nekrosis dan apoptosis. Berikut perbedaannya (Kumar; Cotran & Robbins, 2008):
Tabel 1. Perbedaan apoptosis dan nekrosis
Gambar 1: Perbedaan apoptosis dan nekrosis
Gambaran morfologik nekrosis merupakan hasil dari digesti enzimatik dan denaturasi protein yang terjadi secara bersamaan.Digesti enzimatik oleh enzim hidrolitik dapat berasal dari sel itu sendiri (autolisis) dapat juga berasal dari lisosom sel radang penginvasi (heterolisis) (Kumar; Cotran & Robbins, 2008).
Pada nekrosis, perubahan terutama terletak pada inti. Memiliki tiga pola, yaitu (Lestari, 2011):
1.            Piknosis
Yaitu pengerutan inti, merupakan homogenisasi sitoplasma dan peningkatan eosinofil, DNA berkondensasi menjadi massa yang melisut padat.
2.            Karioreksis
Inti terfragmentasi (terbagi atas fragmen-fragmen) yang piknotik.
3.            Kariolisis
Pemudaran kromatin basofil akibat aktivitas DNAse.

B.     Macam-macam Kematian Jaringan/Nekrosis
1.            Nekrosis koagulatif
Terjadi akibat hilangnya secara mendadak fungsi sel yang disebabkan oleh hambatan kerja sebagian besar enzim. Enzim sitoplasmik hidrolitik juga dihambat sehingga tidak terjadi penghancuran sel (proses autolisis minimal). Akibatnya struktur jaringan yang mati masih dipertahankan, terutama pada tahap awal (Sarjadi, 2009).
Terjadi pada nekrosis iskemik akibat putusnya perbekalan darah.Daerah yang terkena menjadi padat, pucat dikelilingi oleh daerah yang hemoragik.Mikroskopik tampak inti-inti yang piknotik.Sesudah beberapa hari sisa-sisa inti menghilang, sitoplasma tampak berbutir, berwarna  merah  tua.  Sampai   beberapa   minggu   rangka  sel masih dapat dilihat (Pringgoutomo, 2012).
Contoh utama pada nekrosis koagulatif adalah infark ginjal dengan keadaan sel yang tidak berinti, terkoagulasi dan asidofilik menetap sampai beberapa minggu (Kumar; Cotran & Robbins, 2008).
Gambar 2: Makroskopis dan mikroskopis nekrosis koagulatif
2.            Nekrosis likuefaktif (colliquativa)
Perlunakan jaringan nekrotik disertai pencairan.Pencairan jaringan terjadi akibat kerja enzim hidrolitik yang dilepas oleh sel mati, seperti pada infark otak, atau akibat kerja lisosom dari sel radang seperti pada abses (Sarjadi, 2009).
Gambar 3: Makroskopis nekrosis likuefaktif
3.            Nekrosis kaseosa (sentral)
Bentuk campuran dari nekrosis koagulatif dan likuefaktif, yang makroskopik teraba lunak kenyal seperti keju, maka dari itu disebut nekrosis perkejuan.Infeksi bakteri tuberkulosis dapat menimbulkan nekrosis jenis ini (Sarjadi, 2009).Gambaran makroskopis putih, seperti keju didaerah nekrotik sentral.Gambaran mikroskopis, jaringan nekrotik tersusun atas debris granular amorf, tanpa struktur terlingkupi dalam cincin inflamasi granulomatosa, arsitektur jaringan seluruhnya terobliterasi (tertutup) (Kumar; Cotran & Robbins, 2008).
Gambar 4: Makroskopis nekrosis kaseosa
4.            Nekrosis lemak
Terjadi dalam dua bentuk:
a.             Nekrosis lemak traumatik
Terjadi akibat trauma hebat pada daerah atau jaringan yang banyak mengandung lemak (Sarjadi, 2009).
b.            Nekrosis lemak enzimatik
Merupakan komplikasi dari pankreatitis akut hemorhagika, yang mengenai sel lemak di sekitar pankreas, omentum, sekitar dinding rongga abdomen.Lipolisis disebabkan oleh kerja lypolytic dan proteolytic pancreatic enzymes yang dilepas oleh sel pankreas yang rusak(Sarjadi, 2003).Aktivasi enzim pankreatik mencairkan membran sel lemak dan menghidrolisis ester trigliserida yang terkandung didalamnya.Asam lemak yang dilepaskan bercampur dengan kalsium yang menghasilkan area putih seperti kapur (makroskopik) (Kumar; Cotran & Robbins, 2008).
Gambar 5: Makroskopis nekrosis lemak

5.            Nekrosis fibrinoid
Nekrosis ini terbatas pada pembuluh darah yang kecil, arteriol, dan glomeruli akibat penyakit autoimun atau hipertensi maligna. Tekanan yang tinggi akan menyebabkan nekrosis dinding pembuluh darah sehingga plasma masuk ke dalam lapisan media. Fibrin terdeposit disana. Pada pewarnaan hematoksilin eosin terlihat masa homogen kemerahan(Sarjadi, 2009).

C.    Penyebab Kematian Jaringan/Nekrosis
Nekrosis dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1.            Iskemia
Terjadi akibat anoksia (hambatan total pasokan oksigen) atau hipoksia seluler (kekurangan oksigen pada sel). Dapat disebakan oleh berbagai
hal seperti berikut ini (Sarjadi, 2009):
a.          Obstruksi aliran darah
b.         Anemia (eritrosit pembawa oksigen berkurang jumlahnya)
c.          Keracunan karbon monoksida
d.         Penurunan perfusi jaringan dari darah yang kaya oksigen
e.          Oksigenasi darah yang buruk, sebagai akibat penyakit paru, obstruksi saluran nafas, konsentrasi oksigen udara yang rendah.
2.            Agen biologik
Toksin bakteri dapat mengakibatkan kerusakan dinding pembuluh darah dan trombosis.Toksin biasanya berasal dari bakteri yang virulensinya tinggi baik endogen maupun eksogen.Virus dan parasit juga dapat mengeluarkan berbagai enzim dan toksin yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi jaringan dan menyebabkan nekrosis (Pringgoutomo, 2012).
3.            Agen kimia
Natrium dan glukosa merupakan zat kimia yang berada dalam tubuh.Namun ketika konsentrasinya tinggi dapat menimbulkan nekrosis akibat gangguan keseimbangan osmotik sel. Beberapa zat tertentu dapat pula menimbulkan nekrosis ketika konsentrasinya rendah (Pringgoutomo, 2012).
Respon jaringan terhadap zat kimia berbeda.Misalnya, sel epitel pada tubulus ginjal dan sel beta pada pulau Langerhans mudah rusak oleh alloxan.Gas yang digunakan pada perang seperti mustard dapat merusak jaringan paru, gas kloroform dapat merusak parenkim hati serta masih banyak lagi (Pringgoutomo, 2012).
4.            Agen fisik
Trauma, suhu yang ekstrim (panas maupun dingin), tenaga listrik, cahaya matahari, dan radiasi dapat menimbulkan kerusakan inti sehingga menyebabkan nekrosis (Pringgoutomo, 2012).
5.            Hipersensitivitas
Hipersensitivitas (kerentanan) pada seorang individu berbeda-beda. Kerentanan ini dapat timbul secara genetik maupun didapat (acquired) dan menimbulkan reaksi imunologik kemudian berakhir pada nekrosis. Sebagai contoh, seseorang yang hipersensitif terhadap obat sulfat ketika mengonsumsi obat sulfat dapat timbul nekrosis pada epitel tubulus ginjal (Pringgoutomo, 2012).

D.    Dampak/Akibat Nekrosis
1.            Secara umum nekrosis akan menyebabkan :
a.          Hilangnya fungsi daerah yang mati
b.         Menjadi focus infeksi dan merupakan media pertumbuhan yang baik untuk bakteri tertentu misalnya bakteri saprofit pada gangreng.
c.          Menimbulkan perubahan sistemik seperti demam dan peningkatan leokosit.
d.         Peningkatan kadar enzim-enzim tertentu dalam darah akibat kebocoran sel-sel yang mati

2.            Pada bayi baru lahir, nekrosis kortikalis terjadi karena:
a.          Persalinan yang disertai dengan abruptio placentae - sepsis bakterialis.  Pada anak-anak, nekrosis kortikalis terjadi karena:
b.         Infeksi
c.          Dehidrasi
d.         Syok
e.          Sindroma hemolitik-uremik.
3.            Sekitar 50% kasus terjadi pada wanita yang mengalami komplikasi kehamilan:
a.          Abruptio placenta
b.         Placenta previa
c.          Perdarahan rahim
d.         Infeksi yang terjadi segera setelah melahirkan (sepsis puerpurium)
e.          Penyumbatan arteri oleh cairan ketuban (emboli)
f.          Kematian janin di dalam rahim
g.         Pre-eklamsi  (Beulel, 2013)

E.     Mekanisme Nekrosis
Seperti yang dijelaskan sejak awal, nekrosis merupakan kematian sel akibat cedera (jejas) yang bersifat irreversible.Ketika sel mengalami gangguan, maka sel akan berusaha beradaptasi dengan jalan hipertrofi, hiperplasia, atrofi, dan metaplasia supaya dapat mengembalikan keseimbangan tubuh. Namun, ketika sel tidak mampu untuk beradaptasi, sel tersebut akan mengalami jejas atau cedera. Jejas tersebut  dapat kembali dalam keadaan normal, apabila penyebab jejas hilang (reversible). Tetapi ketika jejas tersebut berlangsung secara kontinu, maka akan terjadi jejas yang bersifat irreversible (tidak bisa kembali normal) dan selanjutnya akan terjadi kematian sel (Kumar; Cotran & Robbins, 2008).
Gambar 6: Mekanisme nekrosis
Mekanisme cedera secara biokimia adalah sebagai berikut (Kumar; Cotran & Robbins, 2008):
1.            Deplesi ATP
ATP penting bagi setiap proses yang terjadi dalam sel, seperti mempertahankan osmolaritas seluler, proses transport, sintesis protein, dan jalur metabolik dasar. Hilangnya sintesis ATP menyebabkan penutupan segera jalur homeostasis.
2.            Deprivasi oksigen
Kekurangan oksigen mendasari patogenesis jejas sel pada iskemia.
3.            Hilangnya homeostasis kalsium
Kalsium bebas sitosol normalnya dipertahankan oleh transpor kalsium yang bergantung pada ATP. Iskemia atau toksin menyebabkan masuknya kalsium ekstrasel diikuti pelepasan kalsium dari deposit intrasel. Peningkatan kalsium sitosol akan mengaktivasi fosfolipase (pencetus kerusakan membran), protease (katabolisator protein membran dan struktural), ATPase (mempercepat deplesi ATP), dan endonuklease (pemecah materi genetik).
4.            Defek permeabilitas membran plasma
Membran plasma dapat langsung dirusak oleh toksin bakteri, virus, komponen komplemen, limfosit sitolitik, agen fisik maupun kimiawi.Perubahan permeabilitas membran dapat juga disebabkan oleh hilangnya sintesis ATP atau aktivasi fosfolipase yang dimediasi kalsium.
5.            Kerusakan mitokondria
Peningkatan kalsium sitosol, stress oksidatif intrasel dan produk pemecahan lipid menyebabkan pembentukan saluran membran mitokondria interna dengan kemampuan konduksi yang tinggi.Pori nonselektif ini memungkinkan gradien proton melintasi membran mitokondria sehingga mencegah pembentukan ATP.

F.     Pengobatan Nekrosis
Pengobatan nekrosis biasanya melibatkan dua proses yang berbeda. Biasanya, penyebab nekrosis harus diobati sebelum jaringan mati sendiri dapat ditangani.. Sebagai contoh, seorang korban gigitan ular atau laba-laba akan menerima anti racun untuk menghentikan penyebaran racun, sedangkan pasien yang terinfeksi akan menerima antibiotik. Bahkan setelah penyebab awal nekrosis telah dihentikan, jaringan nekrotik akan tetap dalam tubuh. Respon kekebalan tubuh terhadap apoptosis, pemecahan otomatis turun dan daur ulang bahan sel, tidak dipicu oleh kematian sel nekrotik.
Terapi standar nekrosis (luka, luka baring, luka bakar, dll) adalah bedah pengangkatan jaringan nekrotik. Tergantung pada beratnya nekrosis, ini bisa berkisar dari penghapusan patch kecil dari kulit, untuk menyelesaikan amputasi anggota badan yang terkena atau organ. Kimia penghapusan, melalui enzimatik agen debriding, adalah pilihan lain. Dalam kasus pilih, khusus belatung terapi telah digunakan dengan hasil yang baik. (Beulel, 2013)

G.    Contoh Penyakit Nekrosis
Gangren merupakan kematian dari jaringan sebagai suatu massa, seringkali dengan pembusukan, terjadi karena bagian tubuh seperti kulit, otot atau organ kekurangan sirkulasi darah. Ada beberapa tipe gangren :
1.            Gangren kering
Disebabkan iskemia tanpa adanya edema atau infeksi makroskopik. Biasanya pada anggota gerak, mengalami mumifikasi, terdapat garis demarkasi. Biasanya setelah sumbatan arterial secara berangsur-angsur.
2.            Gangren basah
Membusuk dan membengkak, organ atau anggota gerak. Setelah sumbatan arterial atau kadang vena, sering dipersulit oleh infeksi, seringkali infeksi saprofitik. Sering pada strangulasi usus. Juga infeksi anggota gerak dari gangren yang sebelumnya kering.
Penyebab gangren:
1.            Vaskular: ateroma, aneurisma, trombosis, keracunan ergot, tumor, pembalutan, torniket, ligasi, strangulasi, hematoma, embolisme.
2.            Traumatik: cedera crushing dengan kekurangan pasikan darah, ulkus dekubitus, dll.
3.            Fisiko-kimiawi: panas, dingin, asam, alkali, sinar X dll.
4.            Infektif: piogenik akut (karbunkel), infeksi berat dengan trombosis vaskuler (apendiks gangrenosa), infeksi klostridia (gas gangren)
5.            Penyakit saraf: siringomielia, dan tabesdorsalis ulkus tropik (kaitan dengan kehilangan saraf sensorik
Patofisiologi gangreng :
Ada dua teori utama mengenai terjadinya komplikasi kronik DM akibat hiperglikemia, yaitu teori sorbitol dan teori glikosilasi.
1.            Teori Sorbitol
Hiperglikemia akan menyebabkan penumpukan kadar glukosa pada sel dan jaringan tertentu dan dapat mentransport glukosa tanpa insulin. Glukosa yang berlebihan ini tidak akan termetabolisasi habis secara normal  melalui glikolisis, tetapi sebagian dengan perantaraan enzim aldose reduktase akan diubah menjadi sorbitol. Sorbitol akan tertumpuk dalam sel / jaringan tersebut dan menyebabkan kerusakan dan perubahan fungsi.
2.            Teori Glikosilasi
Akibat hiperglikemia akan menyebabkan terjadinya glikosilasi pada semua protein, terutama yang mengandung senyawa lisin. Terjadinya proses glikosilasi pada protein membran basal dapat menjelaskan semua komplikasi baik makro maupun mikro vaskular.
Terjadinya Kaki Diabetik (KD) sendiri disebabkan oleh faktor – faktor disebutkan dalam etiologi. Faktor utama yang berperan timbulnya KD adalah angiopati, neuropati dan infeksi. Neuropati merupakan faktor penting untuk terjadinya KD. Adanya neuropati perifer akan menyebabkan terjadinya gangguan sensorik maupun motorik. Gangguan sensorik akan menyebabkan hilang atau menurunnya sensasi nyeri pada kaki, sehingga akan mengalami trauma tanpa terasa yang mengakibatkan terjadinya ulkus pada kaki gangguan motorik juga akan mengakibatkan terjadinya atrofi otot kaki, sehingga merubah titik tumpu yang menyebabkan ulsetrasi pada kaki pasien. Angiopati akan menyebabkan terganggunya  aliran darah  ke kaki. Apabila sumbatan darah terjadi pada pembuluh darah yang lebih besar maka  penderita akan merasa sakit tungkainya sesudah ia berjalan pada jarak tertentu. Manifestasi gangguan pembuluh darah yang lain dapat berupa : ujung kaki terasa dingin, nyeri kaki di malam hari, denyut arteri hilang, kaki menjadi pucat bila dinaikkan. Adanya angiopati tersebut akan menyebabkan terjadinya penurunan asupan nutrisi, oksigen (zat asam) serta antibiotika sehingga menyebabkan luka sulit sembuh (Levin,1993). Infeksi sering merupakan komplikasi yang menyertai KD akibat berkurangnya aliran darah atau neuropati, sehingga faktor angiopati dan infeksi berpengaruh terhdap penyembuhan atau pengobatan dari KD. (Beulel, 2013)
.




















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Nekrosis merupakan kematian sel yang disebabkan karena jejas irreversible.Faktor pemicu nekrosis dapat berupa iskemia, agen biologik, agen fisik, agen kimia dan juga hipersensitivitas (kerentanan).Perubahan yang mencolok terutama terlihat pada inti sel yang mengalami piknosis, karioreksis, serta kariolisis.Apabila dalam sediaan histologic tampak gambaran inti piknotik, karioreksis dan kariolisis, maka sel tersebut dikatakan mengalami nekrosis (kematian sel).

B.     Saran
Nekrosis merupakan kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan sel akut atau trauma, di mana kematian sel tersebut terjadi secara tidak terkontrol. Oleh karena itu kita perlu memperhatikan makanan yang akan kita konsumsi, menjaga aktivitas fisik serta selalu mengutamakan prilaku sehat agar tidak menyebabkan timbulnya gejala-gejala nekrosis yang dapat merusak sel dan berpotensi menimbulkan masalah kesehatan yang serius.
18

DAFTAR PUSTAKA

 


Beulel, 2013. Makalah Nekrosis. http://beulel029.blogspot.com Diakses 29 April 2015

Cheapslionn, 2014. Nekrosis: Dasar Kematian Sel https://www.academia.edu/ 5466932/Nekrosis (Online) Diakses 29 April 2015.

Kumar, Vinay; Ramzi S. Cotran; Stanley L. Robbins. 2008. Buku Ajar Patologi Robbins, Ed.7, Vol.1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Lestari, Ajeng S.P. dan Agus Mulyono.2011. Analisis Citra Ginjal untuk Identifikasi Sel Piknosis dan Sel Nekrosis. Jurnal Neutrino Vol.4, No.1, p:48-66. Diakses dari http://ejournal.uin_malang.ac.id /index.php/NEUTRINO/article/download/1658/pdf. Diakses 29 April  2015.

Pringgoutomo, S.; S. Himawan; A. Tjarta. 2012. Buku Ajar Patologi I. Jakarta: Sagung Seto.

Sarjadi. 2009. Patologi Umum. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.












KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadiratan Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Kematian Sel dan Jaringan (Nekrosis Sel)“.
Adapun maksud dari pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk memenuhi syarat dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Patologi di Akademi Keperawatan Lapatu Bone.
Selanjutnya, penulis mengucapakan terima kasih kepada Dosen Pembimbing dan juga teman-teman seangkatan yang banyak membantu dalam pembuatan Karya Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis membuka diri untuk menerima kritik dan saran sebagai masukkan guna kesempurnaan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini selanjutnya
Akhir kata penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat sebagai tambahan informasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi semua pihak. Amin.
Watampone, 29  April  2015

                                                                                                         Penyusun

i
 



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI .........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang ........................................................................................1
B.       Rumusan Masalah ...................................................................................1
C.       Tujuan Penulisan.....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A.       Pengertian................................................................................................3
B.        Macam-macam Kematian Jaringan/Nekrosis..........................................5
C.        Penyebab Kematian Jaringan/Nekrosis...................................................8
D.       Dampak/Akibat Nekrosis......................................................................10
E.        Mekanisme Nekrosis.............................................................................11
F.         Pengobatan Nekrosis.............................................................................13
G.       Contoh Penyakit Nekrosis.....................................................................14
BAB III PENUTUP
A.      Kesimpulan ...........................................................................................18
B.       Saran .....................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA



ii
 



KEMATIAN SEL DAN JARINGAN
(NEKROSIS SEL)







OLEH :

NAMA : SURDIANA
NIM : 208201411










AKADEMI KEPERAWATAN LAPATAU
B  O  N  E


2015

No comments:

Post a Comment