|
BAB
IV
PEMBAHASAN
Pada bab
ini, akan dibahas tentang kesenjangan antara teori dan hasil tinjauan kasus
pada pelaksanaan asuhan keperawatan pada An“H” dengan gangguan sistem
pencernaan Demam Typhoid yang dirawat
di ruang perawatan anak Zaal 2 di BLUD RS Tenriawaru Kelas B Kab.Bone Tanggal
09-11 Juni 2014.
Untuk memudahkan pembahasan ini maka ini akan membahas
berdasarkan pendekatan proses keperawatan yaitu mulai dari pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan/implementasi, dan evaluasi.
A. Pengkajian
Menurut Nursalam dkk (2005, hal: 154), pengkajian pada
anak dengan demam tifoid meliputi :
1.
Identitas
Sering ditemukan
pada anak berumur diatas satu tahun.
2.
Keluhan utama
Berupa perasaan
tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing, dan kurang bersemangat, serta
nafsu makan kurang (terutama selama masa inkubasi).
3.
Suhu tubuh
|
Pada kasus yang khas, demam berlangsung
selama 3 minggu, bersifat febris remiten
dan suhunya tidak tinggi sekali. Selama minggu pertama, suhu tubuh
berangsur-angsur naik setiap harinya, biasanya menurun pada pagi hari dan
meningkat lagi pada sore dan malam hari.dalam minggu kedua, pasien terus berada
dalam keadaan demam. Pada minggu ketiga, suhu berangsur turun dan normal
kembali pada akhir minggu ketiga.
4.
Kesadaran
Umumnya
kesadaran pasien menurun walaupun tidak berapa dalam, yaitu apatis sampai
samnolen, jarang terjadi sopor, koma, atau gelisah (kecuali bila penyakitnya
berat dan terlambat mendapat pengobatan). Disamping gejala-gejala tersebut
mungkin terdapat gejala lainnya. Pada punggung dan anggota gerak dapat
ditemukan reseola, yaitu bintik-bintik kemerahan karena emboli basil dalam
kapiler kulit yang dapat ditemukan pada minggu pertama demam. Kadang-kadang
ditemukan pula bradikardia dan epistaksis pada anak besar.
5.
Pemeriksaan fisik:
a. Mulut
Terdapat napas
yang berbau tidak sedap serta bibir kering dan pecah-pecah (ragaden). Lidah
tertutup selaput putih kotor (coated tongue), sementara ujung dan tepinya
berwarna kemerahan, dan jarang disertai tremor.
b. Abdomen
Dapat ditemukan
keadan perut kembung (meteorismus). Bisa terjadi konstipasi, atau mungkin diare
atau normal.
c. Hati
dan limpa membesar disertai dengan nyeri pada perabaan.
6.
Pemeriksaan
laboratorium
a. Pada
pemeriksaan darah tepi terdapat gambaran leucopenia, limfositosis relatif, dan
aneosinofilia pada permukaan sakit.
b. Darah
untuk kultur (biakan empedu) dan widal.
c. Biakan
empedu basil salmonella typhosa dapat ditemukan dalam darah pasien pada minggu
pertama sakit. Selanjutnya, lebih sering ditemukan dalam urine dan faeces.
d. Pemeriksaan
widal.
Untuk membuat
diagnosis, pemeriksaan yang
diperlukan ialah titer zat anti terhadap antigen O titer yang bernilai 1/200
atau lebih menunjukkan kenaikan yang progresif.
Sedangkan gejala yang timbul pada
klien An”H” Dengan Gangguan system pencernaan
“Demam Typoid” Di ruang perawatan Anak II BLUD RS Tenriawaru Kelas B
Kab.Bone Tanggal 9 – 11 juni 2014.
Data Subjektif
|
Dara Objektif
|
1.
Keluarga klien mengatakan
bahwa klien demam
2.
Keluarga klien mengatakan
nafsu makan
3.
Kleuarga klien mengatakan
porsi makan klien tidak dihabiskan
4.
kleuarga klien mengatakan
klien belum pernah mandi selama di RS
5.
Keluarga klien mengatakan
keluarga klien belum pernah potong kuku
6.
Keluarga klien bertanya
tentang penyakit klien
7.
Keluarga klien mengatakan
dirinya cemas dengan perubahan status kesehatan klien
8.
Keluarga klien mengatakan
badan klien nampak lemah
|
1.
Klien lemah
2.
Keluarga klien cemas
3.
Kulit klien kotor
4.
Porsi makan nampak tidak
dihabiskan
5.
Keluarga nampak gelisah
6.
Tubuh klien tersa lembab
7.
Keluarga klien selalu
bertanya –tanya tentang kondisi anaknya
8.
TTV
-
Tekanan darah : 95/65 mmHg
-
Denyut nadi : 80 x/menit
-
Pernafasan : 26 x/menit
-
Suhu badan : 390C
|
Berdasarkan data yang di dapatkan
oleh penulis pada kasus terdapat kesenjangan yang antara teori dan kasus
,dimana ada beberapa data yang terdapat pada teori tidak ditemukan pada kasus:
1. Nyeri
kepala tidak didapatkan pada kasus karena saat dilakukan pengkajian tidak
terdapat data yang mendukung atau menunjang untuk ditegakkan dalam suatu
masalah.
2. Kesadarn
menurun tidak didapatkan pada kasus karena saat dilakukan pengkajian tidak
terdapat data yang mendukung atau menunjang untuk ditegakkan dalam suatu
masalah karena klien dalam keadaan sadar (composmentis).
3. Bintik-bintik
kemerahan tidak didapatkan pada kasus karena saat dilakukan pengkajian tidak
terdapat data yang mendukung atau menunjang untuk ditegakkan dalam suatu
masalah
4. Bibir
kering dan pecah-pecah tidak didapatkan pada kasus karena saat dilakukan
pengkajian tidak terdapat data yang mendukung atau menunjang untuk ditegakkan
dalam suatu masalah.
5. Perut
kembung tidak didapatkan pada kasus karena saat dilakukan pengkajian tidak
terdapat data yang mendukung atau menunjang untuk ditegakkan dalam suatu
masalah
Sedangkan Data yang didapat pada kasus An”H” tidak
didapatkan pada teori yaitu:
1. Kulit,kuku kotor data ini didapat pada kasus karena pada
saat dilakukan pengkajian terdapat tanda-tanda yang mendukung.
2. Belum
pernah mandi data ini dapat karena pada saat dilakukan pengkajian ibu klien
mengatakan bahwa anaknya belum pernah mandi.
3. Cemas
data ini di dapat karena pada saat di lakukan pengkajian ibu klien cemas
terhadap kondisi anaknya.
4. Kurang
pengetahuan data ini didapat pada saat dilakukan pengkajian dan ibu klien
mengatakan tentang penyakit anaknya.
B. Diagnosa Keperawatan
Menurut Nursalam
(2005), Diagnosa keperawatan yang mungkin
akan didapat pada penyakit demam tifoid
adalah sebagai berikut :
5. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang
penyakitnya.
Sedangkan pada kasus An “H”
diagnosa keperawatan yang di dapatkan yaitu :
1. Hipertermi
b/d proses infeksi.
2. Gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake yang tidak
adekuat.
3. Defisit
Perawatan diri b/d kelemahan.
4. Ansietas
b/d perubahan status kesehatan
Adapun kesenjangaan yang di temukan
yaitu 3 diagnosa keperawatan yang terdapat dalam teori tetapi tidak di temukan
dalam kasus An “H” yaitu :
1. Gangguan
rasa aman dan nyaman,diagnosa ini tidak di tegakkan oleh penulis karena pada
saat di lakukan pengkajian tidak terdapat data yang mendukung atau menunjang
untuk di tegakkan diagnosa ini.
2. Resiko
tinggi komplikasi,diagnosa ini tidak di tegakkan oleh penulis karena pada saat
di lakukan pemeriksaan fisik tidak di
temukan adanya tanda-tanda komplikasi.
3. Kurangnya
pengetahuan orangtua tentang penyakitnya,diagonosa ini tidak di tegakkan oleh
penulis karena orangtua klien sudah mengetahui tentang penyakit anaknya.
Sedangkan diagnosa keperawatan
yang terdapat dalam kasus tetapi tidak
terdapat dalam teori ada 2 yaitu :
1. Defisit
perawatan diri berhubungan dengan kelemahan.Diagnosa ini di angkat oleh penulis
karena adanya data-data yang menunjang untuk di tegakkan sebagai diagnosa yaitu
ibu klien mengatakan anaknya tidak pernah mandi selama di RS,ibu klien
mengatakan anaknya tidak pernah potong kuku.
2. Ansietas
berhubungan dengan perubahan status kesehatan.Dignosa ini di tegakkan oleh
penulis karena keluarga klien bertanya tentang penyakit anaknya,keluarga klien
mengatakan cemas dengan perubahan status kesehatan anaknya.
C.
Intervensi Keperawatan
Adapun intervensi yang ada pada teori menurut
Nursalam,2005 yaitu :
1. Gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake
yang tidak adekuat.
Intervensi
Berdasakan teori:
a. Berikan makanan yang mengandung cukup
cairan, rendah serat, tinggi protein, dan tidak menimbulkan gas.
b.
Jika
kesadaran klien masih membaik Berikan makanan lunak.
c.
Jika
kesadaran klien menurun, berikan makanan cair per sonde dan berikan kalori
sesuai dengan kebutuhannya.
d.
Pasang
infus dengan cairan glukosa dan NaCl jika kondisi pasien payah (memburuk).
e.
Observasi
intake output
Intevensi bewrdasarkan pada kasus.
a. Kaji
status nutrisi klien
b. Berikan
makanan tambahan dalam porsi kecil
c. Berikan
makanan dalam keadaan hangat
d. Anjurkan
keluarga untuk memberikan makanan TKTP Dan rendah serat.
Pada intervensi diagnosa
pemenuhan kebutuhan nutrisi An”H”
Terdapat kesenjangan antara kasus dengan teori yaitu Berikan
makanan yang mengandung cukup cairan, rendah serat, tinggi protein, dan tidak
menimbulkan gas. Jika kesadaran klien masih membaik Berikan makanan lunak. Jika
kesadaran klien menurun, berikan makanan cair per sonde dan berikan kalori
sesuai dengan kebutuhan dan berikan makanan dalam porsi kecil.
2. Hipertermi
berhubungan dengan proses infekai
Intervensi
berdasarkan teori:
a. Kolaborasi
dengan team medis untuk pemberian obat secara mencukupi
b. Anjurkan
klien untuk istirahat mutlak sampai suhu tubuhnya menurun.
c. Atur
ruangan agar cukup ventilasi.
d. Berikan
kompres dingin.
e. Anjurkan
pasien untuk banyak minum (sirup, teh manis, atau apa yang disukai anak).
f. Berikan
pakaian yang tipis
g. Observasi
suhu tubuh
Intervensi berdasakan Kasus:
a. Kaji
kesadaran umum klien
b. Observasi
TTV
c. Memberi
minum yang banyak
d. Beri
kompres air hangat
e. Kolaborasikan
pemberian obat antipiretik
Pada intervensi diagnosa Hipertermi pada Klien An”H” terdapat kesenjangan antara kasus dengan teori
yaitu Kolaborasi dengan team medis untuk pemberian obat secara mencukupi dan anjurkan
klien untuk istriahat sampai suhu tubuhnya
menurun serta berikan kompres dingin dan suhu tubuh dapat diukur.
D. Implementasi
Semua tindakan yang dilaksanakan selalu berorientasi pada rencana yang telah dibuat terdahulu dengan mengantisipasi seluruh tanda-tanda yang timbul sehingga tujuan keperawatan dapat dicapai. Pada tindakan yang dilaksanakan pada kasus ini tidak jauh berbeda dengan teori-teori yang ada dalam rencana keperawatan. tindakan keperawatan yang terdapat dalam teori tidak terdapat kesenjangan dengan yang dilakukan pada kasus nyata. Pada tahap perencanaan ini penulis tidak menemui hambatan yang berarti hal ini tercermin pada penemuan perencanaan tindakan sesuai dengan masalah yang dialami klien sehingga pelaksanaan tepat waktu.
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan.
Evaluasi meliputi evaluasi hasil dan evaluasi proses. Pada kasus ini
menunjukkan bahwa adanya kemajuan atau keberhasilan dalam mengatasi masalah
klien. Pada kasus An“H” yang dirawat diruang Zaal anak 2 dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan sebagai metode pemecahan masalah, hasil evaluasi akhir
yaitu pada tanggal 09 – 11 juni 2014 dari 4 diagnosa keperawatan yang
ditemukan dalam kasus, keseluruhan diagnose keperawatan telah teratasi
Hipertermi b/d proses infeksi, dengan
tindakan keperawatan yang dilakukan maka masalah ini dapat teratasi pada
tanggal 10 Juni 2014, Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan b/d intake yang tidak adekuat, dengan tindakan keperawatan yang dilakukan
pada masalah ini dapat teratasi pada hari ke III tanggal 11 Juni 2014. Defisit
Perawatan diri b/d kelemahan dengan tindakan keperawatan yang dilakukan makan
dapat teratasi pada tanggal 11 Juni 2014 serta ansietas b/d perubahan status
kesehatan juga mampu teratasi pada tanggal 10 Juni 2014.
BAB
V
|
PENUTUP
Berdasarkan
uraian-uraian yang telah dikemukakan sebelumnya dan penerapan asuhan
keperawatan pada klien An.“H” dengan gangguan sistem pencernaan Demam Typhoid, maka penulis dapat
menarik kesimpulan dan memberikan saran sesuai dengan apa yang telah dilakukan.
A.
Kesimpulan
Kesimpulan
dari hasil penulisan karya tulis ini sesuai dengan tujuan yang ada yaitu :
1. Pengkajian
pada An.“H” Dialkukan dengan menggunakan beberapa metode
yaitu pemeriksaan fisik, observasi, wwancara, dan studi dokumentasi ,Pada
pengkajian yang ada dalam teori dirumuskan dalam kasus nyata.
2. Diagnosa
yang ditemukan pada An’H” Dengan dema typoid ditegakkan berdasarkan data-data
yang ditemukan serta ditunjang oleh buku-buku literature.
3. Penyusunan
perencanaan keperawatan pada An”H” disusun berdasrkan standar pada teori yang
ada serta disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhandengan mengikutsertakan keluarga sebagai system pendukung klien dan
pengadaan sarana yang memadai klien.
4.
|
Implementasi keperawatan pada An”H”
Dilaksanakan berdasarkan intervensi keperawatan yang telah disusun dengan
menyesuaikan kondisi klien
5. Evaluasi
keperawatan pada An”H” Dilakukan secara formatif ,dimana dari empat diagnosa
yang muncul dapat teratasi semuanya sesuai dengan criteria tujuan pada
perencanaan keperawatan.
6. Dalam
melakukan proses keperawatan harus didokumentasikan secara komprehensif dengan
berorientasi pada proses (proses oriented system) atau fokus.
7. Dalam
melakukan asuhan keperawatan terdapat kesenjangan antarateori dan kasus.
B.
Saran-Saran
Saran
ini diajukan berdasarkan kesimpulan yang diperoleh penulis pada pelaksanaan
studi kasus di ruang perawatan anak Zaal 2 BLUD RS Tenriawaru kelas B Kab. Bone dengan kasus demam typhoid, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut :
1.
Mengingat bahwa penyakit typhus
abdominalis sifatnya menular maka perlu dilakukan usaha-usaha pencegahan dengan
memperbaiki sanitasi lingkungan, penyuluhan kesehatan kepada masyarakat tentang
penyediaan air bersih dan makanan yang memenuhi syarat kesehatan.
2.
Perawat hendaknya dalam
menangani kasus typhus abdominalis menerapkan proses keperawatan dengan melalui
pengkajian bio-psiko-sosial dan spiritual sehingga dapat diperoleh pengkajian
yang komprehensif yang memberikan hasil yang memuaskan.
3.
Dengan banyaknya masalah yang
timbul pada kasus typhus diharapkan pada klien, keluarga, perawat serta tenaga
kesehatan lainnya yang terkait agar lebih meningkatkan perhatian pada penanganan
kasus tersebut.
4.
Pertahankan kerjasama yang baik
antara perawat, klien, keluarga, dan dokter serta tenaga kesehatan lainnya yang
terkait.
|
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi, 2008. Konsep Dasar Keperawatan,
Jakarta : EGC.
Febry, 2010. Smart Parents Pandai Mengatur Menu dan
Tanggap Saat Anak Sakit. Jakarta : Gagas Media.
Mansjoer, 2000. Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta : Media
Aesculapius
Muttaqin, 2011. Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Salemba Medika
Nugroho, 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah,
dan Penyakit Dalam. Yogyakarta : Nuha Medika.
Nursalam, 2005. lmu Kesehatan Anak.
Jakarta : Salemba Medika
Supartini, 2004. Buku Ajar Konsep Dasar
Keperawatan Anak. Jakarta. EGC
Suriadi, 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak.
Jakarta : Sagung Seto.
Suririnah, 2010. Buku Pintar Mengasuh Batita. Jakarta
: Gramedia Pustaka Utama
Tambayong, 2000. Patofisiologi Untuk Keperawatan.
Jakarta : EGC
Tapan, 2004. Dokter Internet Flu, HFMD, Diare Pada
Pelancong, Malaria, Demam Berdarah, dan Tifus. Jakarta : Pustaka
Populer Obor
WHO, 2013. Child Mortality Report 2013, http://www.who.int
(Online) Diakses 17 Juni 2014
Wikipedia,
2011. Berkas:Rongga
Mulut Palatum. http://id.wikipedia.org. (Online) Diakses 21 Juni
2014.
Yonathan, 2013. Hubungan Antara Kualitas Sarana dan
Prasarana Rumah dan Perilaku Sehat Dengan Kejadian Demam Typhoid Di Wilayah
Kerja Puskesmas Ngaliyan Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013. http://ejournals1.ac.id/index.php/jkm.
(Online) Diakses 17 Juni 2014
Yulianto, http://konsepbiologi.wordpress.com.
(Online) Diakses Diakses 21 Juni 2014.
No comments:
Post a Comment