Tuesday, 19 December 2017

KTI ASKEP DEMAM TYPHOID BAB IV-V


 
BAB  IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini, akan dibahas tentang kesenjangan antara teori dan hasil tinjauan kasus pada pelaksanaan asuhan keperawatan pada An“H” dengan gangguan sistem pencernaan Demam Typhoid yang dirawat di ruang perawatan anak Zaal 2 di BLUD RS Tenriawaru Kelas B Kab.Bone Tanggal 09-11 Juni 2014.
Untuk memudahkan pembahasan ini maka ini akan membahas berdasarkan pendekatan proses keperawatan yaitu mulai dari pengkajian, perencanaan, pelaksanaan/implementasi, dan evaluasi.

A.    Pengkajian

Menurut Nursalam dkk (2005, hal: 154), pengkajian pada anak dengan demam tifoid meliputi :
1.         Identitas
Sering ditemukan pada anak berumur diatas satu tahun.
2.         Keluhan utama
Berupa perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing, dan kurang bersemangat, serta nafsu makan kurang (terutama selama masa inkubasi).
3.         Suhu tubuh
62
 
Pada kasus yang khas, demam berlangsung selama  3 minggu, bersifat febris remiten dan suhunya tidak tinggi sekali. Selama minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur naik setiap harinya, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari.dalam minggu kedua, pasien terus berada dalam keadaan demam. Pada minggu ketiga, suhu berangsur turun dan normal kembali pada akhir minggu ketiga.
4.         Kesadaran
Umumnya kesadaran pasien menurun walaupun tidak berapa dalam, yaitu apatis sampai samnolen, jarang terjadi sopor, koma, atau gelisah (kecuali bila penyakitnya berat dan terlambat mendapat pengobatan). Disamping gejala-gejala tersebut mungkin terdapat gejala lainnya. Pada punggung dan anggota gerak dapat ditemukan reseola, yaitu bintik-bintik kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit yang dapat ditemukan pada minggu pertama demam. Kadang-kadang ditemukan pula bradikardia dan epistaksis pada anak besar.
5.         Pemeriksaan fisik:
a.       Mulut
Terdapat napas yang berbau tidak sedap serta bibir kering dan pecah-pecah (ragaden). Lidah tertutup selaput putih kotor (coated tongue), sementara ujung dan tepinya berwarna kemerahan, dan jarang disertai tremor.
b.      Abdomen
Dapat ditemukan keadan perut kembung (meteorismus). Bisa terjadi konstipasi, atau mungkin diare atau normal.
c.       Hati dan limpa membesar disertai dengan nyeri pada perabaan.
6.         Pemeriksaan laboratorium
a.       Pada pemeriksaan darah tepi terdapat gambaran leucopenia, limfositosis relatif, dan aneosinofilia pada permukaan sakit.
b.      Darah untuk kultur (biakan empedu) dan widal.
c.       Biakan empedu basil salmonella typhosa dapat ditemukan dalam darah pasien pada minggu pertama sakit. Selanjutnya, lebih sering ditemukan dalam urine dan faeces.
d.      Pemeriksaan widal.
Untuk  membuat  diagnosis,  pemeriksaan yang diperlukan ialah titer zat anti terhadap antigen O titer yang bernilai 1/200 atau lebih menunjukkan kenaikan yang progresif.
Sedangkan gejala yang timbul pada klien An”H” Dengan Gangguan system pencernaan  “Demam Typoid” Di ruang perawatan Anak II BLUD RS Tenriawaru Kelas B Kab.Bone Tanggal 9 – 11 juni 2014.
Data Subjektif
Dara Objektif
1.   Keluarga klien mengatakan bahwa klien demam
2.   Keluarga klien mengatakan nafsu makan
3.   Kleuarga klien mengatakan porsi makan klien tidak dihabiskan
4.   kleuarga klien mengatakan klien belum pernah mandi selama di RS
5.   Keluarga klien mengatakan keluarga klien belum pernah potong kuku
6.   Keluarga klien bertanya tentang penyakit klien
7.   Keluarga klien mengatakan dirinya cemas dengan perubahan status kesehatan klien
8.   Keluarga klien mengatakan badan klien nampak lemah
1.      Klien lemah

2.      Keluarga klien cemas

3.      Kulit klien kotor

4.      Porsi makan nampak tidak dihabiskan

5.      Keluarga nampak gelisah


6.      Tubuh klien tersa lembab

7.      Keluarga klien selalu bertanya –tanya tentang kondisi anaknya

8.      TTV
-          Tekanan darah  : 95/65 mmHg
-          Denyut nadi      : 80 x/menit
-          Pernafasan        : 26 x/menit
-          Suhu badan       : 390C
     
Berdasarkan data yang di dapatkan oleh penulis pada kasus terdapat kesenjangan yang antara teori dan kasus ,dimana ada beberapa data yang terdapat pada teori tidak ditemukan pada kasus:
1.      Nyeri kepala tidak didapatkan pada kasus karena saat dilakukan pengkajian tidak terdapat data yang mendukung atau menunjang untuk ditegakkan dalam suatu masalah.
2.      Kesadarn menurun tidak didapatkan pada kasus karena saat dilakukan pengkajian tidak terdapat data yang mendukung atau menunjang untuk ditegakkan dalam suatu masalah karena klien dalam keadaan sadar (composmentis).
3.      Bintik-bintik kemerahan tidak didapatkan pada kasus karena saat dilakukan pengkajian tidak terdapat data yang mendukung atau menunjang untuk ditegakkan dalam suatu masalah
4.      Bibir kering dan pecah-pecah tidak didapatkan pada kasus karena saat dilakukan pengkajian tidak terdapat data yang mendukung atau menunjang untuk ditegakkan dalam suatu masalah.
5.      Perut kembung tidak didapatkan pada kasus karena saat dilakukan pengkajian tidak terdapat data yang mendukung atau menunjang untuk ditegakkan dalam suatu masalah
Sedangkan Data yang didapat pada kasus An”H” tidak didapatkan pada teori yaitu:
1.      Kulit,kuku  kotor data ini didapat pada kasus karena pada saat dilakukan pengkajian terdapat tanda-tanda yang mendukung.
2.      Belum pernah mandi data ini dapat karena pada saat dilakukan pengkajian ibu klien mengatakan bahwa anaknya belum pernah mandi.
3.      Cemas data ini di dapat karena pada saat di lakukan pengkajian ibu klien cemas terhadap kondisi anaknya.
4.      Kurang pengetahuan data ini didapat pada saat dilakukan pengkajian dan ibu klien mengatakan tentang penyakit anaknya.

B.     Diagnosa Keperawatan

Menurut Nursalam (2005), Diagnosa keperawatan yang mungkin akan  didapat pada penyakit demam tifoid adalah sebagai berikut :
5.      Kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyakitnya.
Sedangkan pada kasus An “H” diagnosa keperawatan yang di dapatkan yaitu :
1.      Hipertermi b/d proses infeksi.
2.      Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake yang tidak adekuat.
3.      Defisit Perawatan diri b/d kelemahan.
4.      Ansietas b/d perubahan status kesehatan
Adapun kesenjangaan yang di temukan yaitu 3 diagnosa keperawatan yang terdapat dalam teori tetapi tidak di temukan dalam kasus An “H” yaitu :
1.      Gangguan rasa aman dan nyaman,diagnosa ini tidak di tegakkan oleh penulis karena pada saat di lakukan pengkajian tidak terdapat data yang mendukung atau menunjang untuk di tegakkan diagnosa ini.
2.      Resiko tinggi komplikasi,diagnosa ini tidak di tegakkan oleh penulis karena pada saat di lakukan pemeriksaan fisik tidak  di temukan adanya tanda-tanda komplikasi.
3.      Kurangnya pengetahuan orangtua tentang penyakitnya,diagonosa ini tidak di tegakkan oleh penulis karena orangtua klien sudah mengetahui tentang penyakit anaknya.
Sedangkan diagnosa keperawatan yang  terdapat dalam kasus tetapi tidak terdapat dalam teori ada 2 yaitu :
1.      Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan.Diagnosa ini di angkat oleh penulis karena adanya data-data yang menunjang untuk di tegakkan sebagai diagnosa yaitu ibu klien mengatakan anaknya tidak pernah mandi selama di RS,ibu klien mengatakan anaknya tidak pernah potong kuku.
2.      Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.Dignosa ini di tegakkan oleh penulis karena keluarga klien bertanya tentang penyakit anaknya,keluarga klien mengatakan cemas dengan perubahan status kesehatan anaknya.

C.    Intervensi Keperawatan
Adapun intervensi yang ada pada teori menurut Nursalam,2005  yaitu :
Intervensi Berdasakan teori:
a.       Berikan makanan yang mengandung cukup cairan, rendah serat, tinggi protein, dan tidak menimbulkan gas.
b.      Jika kesadaran klien masih membaik Berikan makanan lunak.
c.       Jika kesadaran klien menurun, berikan makanan cair per sonde dan berikan kalori sesuai dengan kebutuhannya.
d.      Pasang infus dengan cairan glukosa dan NaCl jika kondisi pasien payah (memburuk).
e.       Observasi intake output
Intevensi bewrdasarkan pada kasus.
a.       Kaji status nutrisi klien
b.      Berikan makanan tambahan dalam porsi kecil
c.       Berikan makanan dalam keadaan hangat
d.      Anjurkan keluarga untuk memberikan makanan TKTP Dan rendah serat.
Pada intervensi diagnosa pemenuhan kebutuhan nutrisi  An”H” Terdapat kesenjangan antara kasus dengan teori yaitu Berikan makanan yang mengandung cukup cairan, rendah serat, tinggi protein, dan tidak menimbulkan gas. Jika kesadaran klien masih membaik Berikan makanan lunak. Jika kesadaran klien menurun, berikan makanan cair per sonde dan berikan kalori sesuai dengan kebutuhan dan berikan makanan dalam porsi kecil.
2.      Hipertermi berhubungan dengan proses infekai
Intervensi berdasarkan teori:
a.       Kolaborasi dengan team medis untuk pemberian obat secara mencukupi
b.      Anjurkan klien untuk istirahat mutlak sampai suhu tubuhnya  menurun.
c.       Atur ruangan agar cukup ventilasi.
d.      Berikan kompres dingin.
e.       Anjurkan pasien untuk banyak minum (sirup, teh manis, atau apa yang disukai anak).
f.       Berikan pakaian yang tipis
g.      Observasi suhu tubuh
Intervensi berdasakan Kasus:
a.       Kaji kesadaran umum klien
b.      Observasi TTV
c.       Memberi minum yang banyak
d.      Beri kompres air hangat
e.       Kolaborasikan pemberian obat antipiretik
Pada intervensi diagnosa Hipertermi pada Klien An”H”  terdapat kesenjangan antara kasus dengan teori yaitu Kolaborasi dengan team medis untuk pemberian obat secara mencukupi dan anjurkan klien untuk istriahat sampai suhu tubuhnya  menurun serta berikan kompres dingin dan suhu tubuh dapat diukur.

D.    Implementasi

Semua tindakan yang dilaksanakan selalu berorientasi pada rencana yang telah dibuat terdahulu dengan mengantisipasi seluruh tanda-tanda yang timbul sehingga tujuan keperawatan dapat dicapai. Pada tindakan yang dilaksanakan pada kasus ini tidak jauh berbeda dengan teori-teori yang ada dalam rencana keperawatan. tindakan keperawatan yang terdapat dalam teori tidak terdapat kesenjangan dengan yang dilakukan pada kasus nyata. Pada tahap perencanaan ini penulis tidak menemui hambatan yang berarti hal ini tercermin pada penemuan perencanaan tindakan sesuai dengan masalah yang dialami klien sehingga pelaksanaan tepat waktu.


E.     Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan. Evaluasi meliputi evaluasi hasil dan evaluasi proses. Pada kasus ini menunjukkan bahwa adanya kemajuan atau keberhasilan dalam mengatasi masalah klien. Pada kasus An“H” yang dirawat diruang Zaal anak 2 dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan sebagai metode pemecahan masalah, hasil evaluasi akhir yaitu pada  tanggal  09 – 11 juni 2014 dari 4 diagnosa keperawatan yang ditemukan dalam kasus, keseluruhan diagnose keperawatan telah teratasi
Hipertermi b/d proses infeksi, dengan tindakan keperawatan yang dilakukan maka masalah ini dapat teratasi pada tanggal 10 Juni 2014, Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake yang tidak adekuat, dengan tindakan keperawatan yang dilakukan pada masalah ini dapat teratasi pada hari ke III tanggal 11 Juni 2014. Defisit Perawatan diri b/d kelemahan dengan tindakan keperawatan yang dilakukan makan dapat teratasi pada tanggal 11 Juni 2014 serta ansietas b/d perubahan status kesehatan juga mampu teratasi pada tanggal 10 Juni 2014.


 
BAB  V

PENUTUP

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan sebelumnya dan penerapan asuhan keperawatan pada klien An.“H” dengan gangguan sistem pencernaan Demam Typhoid, maka penulis dapat menarik kesimpulan dan memberikan saran sesuai dengan apa yang telah dilakukan.

A.    Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penulisan karya tulis ini sesuai dengan tujuan yang ada yaitu :
1.      Pengkajian pada An.“H”  Dialkukan dengan menggunakan beberapa metode yaitu pemeriksaan fisik, observasi, wwancara, dan studi dokumentasi ,Pada pengkajian yang ada dalam teori dirumuskan dalam kasus nyata.
2.      Diagnosa yang ditemukan pada An’H” Dengan dema typoid ditegakkan berdasarkan data-data yang ditemukan serta ditunjang oleh buku-buku literature.
3.      Penyusunan perencanaan keperawatan pada An”H” disusun berdasrkan standar pada teori yang ada serta disesuaikan  dengan kondisi dan kebutuhandengan mengikutsertakan keluarga sebagai system pendukung klien dan pengadaan sarana yang memadai klien.
4.     
72
 
Implementasi keperawatan pada An”H” Dilaksanakan berdasarkan intervensi keperawatan yang telah disusun dengan menyesuaikan kondisi klien
5.      Evaluasi keperawatan pada An”H” Dilakukan secara formatif ,dimana dari empat diagnosa yang muncul dapat teratasi semuanya sesuai dengan criteria tujuan pada perencanaan keperawatan.
6.      Dalam melakukan proses keperawatan harus didokumentasikan secara komprehensif dengan berorientasi pada proses (proses oriented system) atau fokus.
7.      Dalam melakukan asuhan keperawatan terdapat kesenjangan antarateori dan kasus.

B.     Saran-Saran
Saran ini diajukan berdasarkan kesimpulan yang diperoleh penulis pada pelaksanaan studi kasus di ruang perawatan anak Zaal 2 BLUD RS Tenriawaru kelas B Kab. Bone dengan kasus demam typhoid, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut :
1.      Mengingat bahwa penyakit typhus abdominalis sifatnya menular maka perlu dilakukan usaha-usaha pencegahan dengan memperbaiki sanitasi lingkungan, penyuluhan kesehatan kepada masyarakat tentang penyediaan air bersih dan makanan yang memenuhi syarat kesehatan.
2.      Perawat hendaknya dalam menangani kasus typhus abdominalis menerapkan proses keperawatan dengan melalui pengkajian bio-psiko-sosial dan spiritual sehingga dapat diperoleh pengkajian yang komprehensif yang memberikan hasil yang memuaskan.
3.      Dengan banyaknya masalah yang timbul pada kasus typhus diharapkan pada klien, keluarga, perawat serta tenaga kesehatan lainnya yang terkait agar lebih meningkatkan perhatian pada penanganan kasus tersebut.
4.      Pertahankan kerjasama yang baik antara perawat, klien, keluarga, dan dokter serta tenaga kesehatan lainnya yang terkait.


































 
DAFTAR PUSTAKA


Asmadi, 2008. Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta : EGC.

Febry, 2010. Smart Parents Pandai Mengatur Menu dan Tanggap Saat Anak Sakit. Jakarta : Gagas Media.

Mansjoer, 2000. Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta : Media Aesculapius

Muttaqin, 2011. Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Salemba Medika

Nugroho, 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah, dan Penyakit Dalam. Yogyakarta : Nuha Medika.

Nursalam, 2005. lmu Kesehatan Anak. Jakarta : Salemba Medika

Supartini, 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta. EGC

Suriadi, 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta : Sagung Seto.

Suririnah, 2010. Buku Pintar Mengasuh Batita. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Tambayong, 2000. Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC

Tapan, 2004. Dokter Internet Flu, HFMD, Diare Pada Pelancong, Malaria, Demam Berdarah, dan Tifus. Jakarta : Pustaka Populer Obor

WHO, 2013. Child Mortality Report 2013, http://www.who.int (Online) Diakses 17 Juni 2014 

Wikipedia, 2011. Berkas:Rongga Mulut Palatum. http://id.wikipedia.org. (Online) Diakses 21 Juni 2014.


Yonathan, 2013. Hubungan Antara Kualitas Sarana dan Prasarana Rumah dan Perilaku Sehat Dengan Kejadian Demam Typhoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngaliyan Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013. http://ejournals1.ac.id/index.php/jkm. (Online) Diakses 17 Juni 2014 

Yulianto, 2011. Sistem Pencernaan.  http://konsepbiologi.wordpress.com. (Online) Diakses Diakses 21 Juni 2014.

No comments:

Post a Comment