Tuesday 19 December 2017

KTI ASKEP ULKUS PEPTIKUM BAB I


 
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Ulkus peptikum adalah ekskavasi (area berlubang) yang terbentuk dalam dinding mukosa lambung, pilorus, dan duodenum. Ulkus peptikum biasa juga disebut ulkus lambung, dan ulkus duodenal tergantung pada lokasinya. Ulkus ini disebabkan oleh erosi area terbatas dari membran mukosa. Ulkus peptikum lebih mungkin terjadi pada duodenum daripada lambung. Biasanya, ini terjadi secara tunggal tetapi dapat terjadi dalam bentuk multiple. Ulkus peptikum kronis cenderung terjadi pada kurvatura minor dari lambung, dekat pilorus. (Smeltzer, 2002).
Penyebab utama ulkus ini adalah gangguan fungsi sawar epitel yang disebabkan oleh infeksi. Mungkin bersamaan dengan pembentukan ulkus akibat infeksi, terdapat juga peningkatan serangan kimia, seperti radikal oksigen yang dibentuk oleh bakteri sendiri, serta leukosit dan makrofag yang mengambil bagian dalam respons imun, atau oleh pepsin karena H.pylori merangsang sekresi pepsinogen (Sibernagl, 2007).
1
 
Ulkus lambung tersebar di seluruh dunia dengan prevalensi berbeda tergantung pada sosial ekonomi, demografi, dijumpai lebih banyak pada pria meningkat pada usia lanjut dan kelompok sosial ekonomi rendah dengan puncak pada dekade keenam. Insidensi dan kekambuhan/rekurensi saat ini menurun sejak ditemukan kuman Helicobacter pylori (H. pylori) sebagai penyebab dan dilakukan terapi eradikasi. Di Britania Raya sekitar 6 -20% penduduk menderita ulkus pada usia 55 tahun. Infeksi Helicobacter pylori adalah faktor utama dalam patogenesis ulkus lambung. Helicobacter pylori ditemukan pada sekitar 70% di pasien dengan ulkus pada lambung. Mekanisme ulkus yang terjadi dipengaruhi oleh Helicobacter pylori dan keseimbangan pertahanan mukosa lambung dan duodenum. Sejauh ini, pengobatan dengan antibiotik mem percepat penyembuhan ulkus dan mencegah rekurensi (Diandra, 2013).
Perbandingan antara kejadian ulkus peptikum pada anak laki-laki dan perempuan adalah 1,5:1. Insidensi untuk ulkus peptikum primer sekitar 2 hingga 3 kali lipat lebih tinggi pada anak laki-laki dibanding anak perempuan. Ulkus peptikum primer tidak umum terjadi pada bayi dan anak usia di bawah 10 tahun. Prevalensi ulkus peptikum primer meningkat pada usia remaja. Sementara ulkus peptikum sekunder bisa menyerang semua usia, tetapi meningkat pada pasien usia di bawah 6 tahun. Ulkus peptikum primer relatif jarang terjadi pada anak-anak dengan angka kejadian 1 di antara 2500 rumah sakit pediatrik atau sekitar 1,7%. Pada pusat-pusat kesehatan anak di Amerika, hanya 5 ulkus primer yang didiagnosis setiap tahunnya. Insiden dari ulkus duodenal primer diperkirakan 5 kasus per 100.000 anak. Prevalensi infeksi Helicobacter pylori lebih tinggi dari nilai ini, diperkirakan 10% di Negara-negara industri (Diandra, 2013).
Prevalensi tukak peptik di Indonesia pada beberapa penelitian ditemukan antara 6-15 % terutama pada usia 20-50 tahun. Tukak peptik merupakan lesi yang hilang timbul dan paling sering didiagnosis pada orang dewasa usia pertengahan sampai usia lanjut, tetapi lesi ini mungkin sudah muncul sejak usia muda. http://khazanahanafathanah.com/2014/06/ ulkus-peptikum.html.
Berdasarkan data yang diperoleh melalui rekam medik BLUD RSU Tenriawaru Kelas B Kab. Bone, angka kejadian Ulkus Peptikum pada tahun 2011 yaitu sebanyak 104 kasus, pada tahun 2012 sebanyak 171 kasus sedangkan pada tahun 2013 meningkat menjadi 235 kasus Ulkus Peptikum. (Rekam Medik BLUD RSU Tenriawaru Kab.Bone).
Berdasarkan data di atas maka penulis tertarik menyusun sebuah karya tulis ilmiah dengan judul: Asuhan Keperawatan Pada Tn.”M” Dengan Gangguan Sistem PencernaanUlkus Peptikum Di BLUD RS Tenriawaru Kelas B Kab. Bone Tanggal  09-11 Juni 2014.

B.       Tujuan Penulisan
1.         Tujuan Umum
Untuk menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan mengenai asuhan keperawatan  pada Tn. “M” dengan gangguan sistem pencernaan Ulkus Peptikum di  BLUD RS Tenriawaru Kelas B Kab. Bone Tanggal 09-11 Juni 2014.

2.         Tujuan Khusus
a.         Dapat memperoleh pengalaman nyata dalam pengkajian asuhan keperawatan  pada  Tn. “M” dengan gangguan sistem pencernaan Ulkus Peptikum.
b.        Dapat memperoleh pengalaman nyata dalam menganalisa dan menetapkan diagnosa keperawatan  pada  Tn. “M” dengan gangguan sistem pencernaan Ulkus Peptikum.
c.         Dapat memperoleh pengalaman nyata dalam menetapkan perencanaan asuhan pada Tn. “M” dengan gangguan sistem pencernaan Ulkus Peptikum.
d.        Dapat memperoleh pengalaman nyata dalam pelaksanaan asuhan keperawatan  pada Tn. “M” dengan gangguan sistem pencernaan Ulkus Peptikum.
e.       Dapat memperoleh pengalaman nyata dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan pada Tn. “M” dengan gangguan sistem pencernaan Ulkus Peptikum.
f.       Mengetahui kesenjangan teori dan kasus pada Tn. “M” dengan gangguan Sistem pencernaan “Ulkus Peptikum”

C.      Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :

1.         Bagi Akademik
Sebagai bahan bacaan di lingkungan Akademi Keperawatan Batari Toja watampone yang membahas penatalaksanaan asuhan keperawatan  pada  TnM” yang mengalami gangguan sistem pencernaan Ulkus Peptikum.
2.         Bagi Rumah Sakit
Sebagai masukan bagi tenaga kesehatan khususnya perawat yang ada di Rumah Sakit dalam mengambil langkah kebijaksanaan dalam rangka  meningkatkan mutu pelayanan  keperawatan  Ulkus  Peptikum khususnya dalam melaksanakan pelayanan asuhan keperawatan.
3.         Manfaat bagi klien
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan klien dan keluarga untuk mengenal dan merawat anggota keluarga dengan Ulkus  Peptikum.
4.         Bagi Penulis
Sebagai bahan evaluasi tentang kemampuan penetapan konsep keperawatan yang didapatkan selama pendidikan kedalam praktik keperawatan secara nyata.

D.      Metode Penulisan
Dalam penulisan studi kelas ini penulis mengggunakan metode yaitu :
1.         Studi Kepustakaan
Dalam hal ini yang di peroleh penulis berupa data teoritis dengan menggunakan  bahan  bacaan  berupa  buku-buku  kepustakaan.  Diktat  dan
kumpulan buku yang ada hubungannya dengan karya tulis ilmiah ini
2.         Studi Kasus
Untuk mendapatkan data langsung dari pasien dengan menggunakan metode:
a.       Wawancara
Melakukan tanya jawab langsung kepada klien dan keluarganya termasuk perawat yang memberikan informasi tentang status kesehatan klien.
b.      Observasi
Pengamatan langsung dengan mengikuti perkembangan selama pelaksanaan asuhan keperawatan.
c.       Pemeriksaan Fisik
Kegiatan ini untuk mendapatkan data objektif sesuai yang dialami klien dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
d.      Study Dokumentasi
Melakukan pengumpulan data melalui klien berhubungan dengan kebutuhan pengkajian kasus.
3.      Diskusi dengan tenaga kesehatan yang terkait dan dosen serta pembimbing baik pihak akademi maupun dari lahan.

E.  Tempat Kegiatan dan Waktu Pengambilan Kasus
1.      Tempat            : BLUD RS Tenriawaru Kelas B Kab. Bone
2.      Waktu             : 09- 11 Juni 2014
F.  Sistimatika Penulisan
         Pembahasan karya tulis ini dibagi dalam lima bab, dengan sistimatika sebagai berikut:

BAB I       : Pendahuluan

    Di dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang, tujuan penulisan,  manfaat penulisan,  metode penulisan,  tempat dan waktu
pengambilan kasus  serta sistematika penulisan.
      BAB II      :  Tinjauan Pustaka
Pada bab ini membahas tentang tinjaun pustaka yang terdiri dari konsep dasar medis yang meliputi pengertian, anatomi dan fisiologi, etiologi, insiden, patofisiologi, manifestasi klinik, test diagnostik, komplikasi dan penatalaksanaan. Konsep Asuhan Keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan perencanaan, implementasi dan evaluasi.
BAB  III   : Tinjauan Kasus
Pada bab ini menguraikan tentang pelaksanaan kasus yang dilakukan dengan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi keperawatan.
BAB  IV   : Pembahasan
         Dalam bab ini diuraikan tentang kesenjangan mengenai pambahasan
secara teori dan fakta yang ditemukan dalam penerapan asuhan keperawatan.
BAB  V     : Penutup berisi kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

No comments:

Post a Comment