|
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Ulkus peptikum adalah ekskavasi (area berlubang) yang
terbentuk dalam dinding mukosa lambung, pilorus, dan duodenum. Ulkus peptikum
biasa juga disebut ulkus lambung, dan ulkus duodenal tergantung pada lokasinya.
Ulkus ini disebabkan oleh erosi area terbatas dari membran mukosa. Ulkus
peptikum lebih mungkin terjadi pada duodenum daripada lambung. Biasanya, ini terjadi secara tunggal tetapi dapat terjadi dalam
bentuk multiple. Ulkus peptikum kronis cenderung terjadi pada kurvatura minor
dari lambung, dekat pilorus. (Smeltzer, 2002).
Penyebab
utama ulkus ini adalah gangguan fungsi sawar epitel yang disebabkan oleh
infeksi. Mungkin bersamaan dengan pembentukan ulkus akibat infeksi, terdapat
juga peningkatan serangan kimia, seperti radikal oksigen yang dibentuk oleh
bakteri sendiri, serta leukosit dan makrofag yang mengambil bagian dalam
respons imun, atau oleh pepsin karena H.pylori
merangsang sekresi pepsinogen (Sibernagl,
2007).
|
Ulkus lambung tersebar di seluruh dunia dengan prevalensi berbeda
tergantung pada sosial ekonomi, demografi, dijumpai lebih banyak pada pria
meningkat pada usia lanjut dan kelompok sosial ekonomi rendah dengan puncak
pada dekade keenam. Insidensi dan kekambuhan/rekurensi saat ini menurun sejak
ditemukan kuman Helicobacter pylori (H. pylori) sebagai penyebab dan
dilakukan terapi eradikasi. Di Britania Raya sekitar 6 -20% penduduk
menderita ulkus pada usia 55 tahun. Infeksi Helicobacter pylori adalah
faktor utama dalam patogenesis ulkus lambung. Helicobacter pylori
ditemukan pada sekitar 70% di pasien dengan ulkus pada lambung. Mekanisme ulkus
yang terjadi dipengaruhi oleh Helicobacter pylori dan keseimbangan
pertahanan mukosa lambung dan duodenum. Sejauh ini, pengobatan dengan
antibiotik mem percepat penyembuhan ulkus dan mencegah rekurensi (Diandra,
2013).
Perbandingan antara kejadian ulkus peptikum pada anak laki-laki
dan perempuan adalah 1,5:1. Insidensi untuk ulkus peptikum primer sekitar 2
hingga 3 kali lipat lebih tinggi pada anak laki-laki dibanding anak perempuan.
Ulkus peptikum primer tidak umum terjadi pada bayi dan anak usia di bawah 10
tahun. Prevalensi ulkus peptikum primer meningkat pada usia remaja. Sementara
ulkus peptikum sekunder bisa menyerang semua usia, tetapi meningkat pada pasien
usia di bawah 6 tahun. Ulkus peptikum primer relatif jarang terjadi pada anak-anak dengan angka kejadian 1 di antara 2500 rumah
sakit pediatrik atau sekitar 1,7%. Pada pusat-pusat kesehatan anak di Amerika,
hanya 5 ulkus primer yang didiagnosis setiap tahunnya. Insiden dari ulkus
duodenal primer diperkirakan 5 kasus per 100.000 anak. Prevalensi infeksi Helicobacter
pylori lebih tinggi dari nilai ini, diperkirakan 10% di Negara-negara industri (Diandra, 2013).
Prevalensi
tukak peptik di Indonesia pada beberapa penelitian ditemukan antara 6-15 %
terutama pada usia 20-50 tahun. Tukak peptik merupakan lesi yang hilang timbul
dan paling sering didiagnosis pada orang dewasa usia pertengahan sampai usia
lanjut, tetapi lesi ini mungkin sudah muncul sejak usia muda. http://khazanahanafathanah.com/2014/06/
ulkus-peptikum.html.
Berdasarkan
data yang diperoleh melalui rekam medik BLUD RSU Tenriawaru Kelas B Kab. Bone,
angka kejadian Ulkus Peptikum pada tahun 2011 yaitu sebanyak 104 kasus, pada
tahun 2012 sebanyak 171 kasus sedangkan pada tahun 2013 meningkat menjadi 235
kasus Ulkus Peptikum. (Rekam Medik BLUD RSU Tenriawaru Kab.Bone).
Berdasarkan
data di atas maka penulis tertarik menyusun sebuah karya tulis ilmiah dengan judul: Asuhan Keperawatan Pada Tn.”M” Dengan Gangguan Sistem Pencernaan “Ulkus Peptikum” Di BLUD RS Tenriawaru Kelas B Kab. Bone Tanggal 09-11 Juni 2014.
B. Tujuan
Penulisan
1.
Tujuan Umum
Untuk menambah
wawasan pengetahuan dan keterampilan mengenai asuhan keperawatan pada Tn. “M” dengan gangguan
sistem pencernaan Ulkus Peptikum di BLUD RS Tenriawaru Kelas B Kab. Bone Tanggal
09-11 Juni 2014.
2.
Tujuan Khusus
a.
Dapat
memperoleh pengalaman nyata dalam pengkajian asuhan keperawatan pada Tn. “M” dengan gangguan
sistem pencernaan Ulkus Peptikum.
b.
Dapat
memperoleh pengalaman nyata dalam menganalisa dan menetapkan diagnosa keperawatan pada Tn. “M” dengan gangguan
sistem pencernaan Ulkus Peptikum.
c.
Dapat
memperoleh pengalaman nyata dalam menetapkan perencanaan asuhan pada Tn. “M” dengan gangguan
sistem pencernaan Ulkus Peptikum.
d.
Dapat memperoleh
pengalaman nyata dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada Tn. “M” dengan gangguan sistem pencernaan Ulkus Peptikum.
e. Dapat memperoleh pengalaman nyata dalam
mendokumentasikan asuhan keperawatan pada Tn. “M” dengan gangguan
sistem pencernaan Ulkus Peptikum.
f. Mengetahui kesenjangan teori dan kasus pada Tn. “M” dengan gangguan
Sistem pencernaan “Ulkus Peptikum”
C. Manfaat
Penulisan
Manfaat dari penulisan karya tulis ilmiah ini
adalah :
1.
Bagi Akademik
Sebagai bahan bacaan di lingkungan
Akademi Keperawatan Batari Toja watampone yang membahas penatalaksanaan asuhan
keperawatan pada
Tn “M” yang mengalami gangguan sistem pencernaan Ulkus Peptikum.
2.
Bagi Rumah Sakit
Sebagai masukan bagi tenaga kesehatan khususnya perawat
yang ada di Rumah Sakit dalam mengambil langkah kebijaksanaan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
Ulkus Peptikum khususnya dalam
melaksanakan pelayanan asuhan keperawatan.
3.
Manfaat bagi klien
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan klien dan
keluarga untuk mengenal dan merawat anggota keluarga dengan Ulkus Peptikum.
4.
Bagi Penulis
Sebagai bahan evaluasi tentang kemampuan penetapan
konsep keperawatan yang didapatkan selama pendidikan kedalam praktik
keperawatan secara nyata.
D.
Metode Penulisan
Dalam penulisan studi kelas ini penulis
mengggunakan metode yaitu :
1.
Studi
Kepustakaan
Dalam hal ini yang di peroleh penulis
berupa data teoritis dengan menggunakan bahan bacaan
berupa buku-buku kepustakaan.
Diktat dan
kumpulan buku yang ada hubungannya
dengan karya tulis ilmiah ini
2.
Studi Kasus
Untuk mendapatkan data langsung dari
pasien dengan menggunakan metode:
a. Wawancara
Melakukan tanya jawab langsung kepada
klien dan keluarganya termasuk perawat yang memberikan informasi tentang status
kesehatan klien.
b. Observasi
Pengamatan langsung dengan mengikuti
perkembangan selama pelaksanaan asuhan keperawatan.
c. Pemeriksaan Fisik
Kegiatan ini untuk mendapatkan data
objektif sesuai yang dialami klien dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
d. Study Dokumentasi
Melakukan pengumpulan data melalui
klien berhubungan dengan kebutuhan pengkajian kasus.
3. Diskusi dengan tenaga kesehatan yang terkait dan
dosen serta pembimbing baik pihak akademi maupun dari lahan.
E. Tempat
Kegiatan dan Waktu Pengambilan Kasus
1.
Tempat : BLUD RS Tenriawaru Kelas B Kab.
Bone
2.
Waktu : 09- 11 Juni 2014
F. Sistimatika
Penulisan
Pembahasan karya tulis ini dibagi dalam
lima bab, dengan sistimatika sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
Di dalam
bab ini akan diuraikan tentang latar belakang, tujuan penulisan, manfaat
penulisan, metode penulisan, tempat dan waktu
pengambilan kasus serta sistematika
penulisan.
BAB II : Tinjauan
Pustaka
Pada bab ini membahas tentang tinjaun pustaka yang
terdiri dari konsep dasar medis yang meliputi pengertian, anatomi dan
fisiologi, etiologi, insiden, patofisiologi, manifestasi klinik, test
diagnostik, komplikasi dan penatalaksanaan. Konsep Asuhan Keperawatan yang
meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan perencanaan, implementasi dan
evaluasi.
BAB III : Tinjauan Kasus
Pada bab ini menguraikan tentang pelaksanaan kasus yang
dilakukan dengan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi keperawatan.
BAB IV : Pembahasan
Dalam bab ini diuraikan
tentang kesenjangan mengenai pambahasan
secara teori
dan fakta yang ditemukan dalam penerapan asuhan keperawatan.
BAB V : Penutup
berisi kesimpulan dan saran.
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
No comments:
Post a Comment