GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL
TENTANG PERAWATAN PAYUDARA
DI KEC.TONRA KAB.BONE
TAHUN 2014
Proposal
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai salah satu
syarat untuk melakukan Penelitian Ilmiah
Dalam Rangka Pembuatan Karya
Tulis Ilmiah
Di Akademi kebidanan Batari
Toja
Watampone Tahun 2014
S
A R I N A H
BT
11 232
AKADEMI KEBIDANAN BATARI TOJA
W A T A M P O N E
2014
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Payudara adalah
perlengkapan organ reproduksi wanita dan pada masa laktasi akan mengeluarkan
air susu. Payudara juga merupakan aset milik wanita yang paling berharga,
tetapi sering dianggap sebagai bagian tubuh yang tabu sehingga tidak boleh
dibicarakan. Oleh karena itu, banyak yang tidak mengetahui apa saja yang harus dilakukan
terhadap kesehatan payudara (Saryono & Pramitasari, 2009).
Perawatan payudara
selama kehamilan adalah salah satu bagian penting yang harus diperhatikan
sebagai persiapan dalam pemberian air susu ibu (ASI). Banyak ibu yang mengeluh
bayinya tidak mau menyusu, biasanya ini disebabkan oleh faktor teknis seperti
puting susu yang masuk atau posisi menyusui yang salah. Dalam meningkatkan
pemberian ASI pada bayi, ibu-ibu membutuhkan bantuan dan informasi serta
dukungan agar merawat payudara pada saat hamil untuk mempersiapkan ASI pada
saat melahirkan sehingga menambah keyakinan bahwa mereka dapat menyusui bayinya
dengan baik dan mengetahui fungsi dan manfaat perawatan payudara pada saat
hamil (Nurhayati, 2009).
Dengan melakukan
perawatan payudara secara benar dan teratur dapat menguatkan, melenturkan dan
mengatasi terpendamnya puting susu sehingga bayi mudah menghisap ASI dan juga
menjaga kebersihan payudara, mencegah penyumbatan dan bermanfaat untuk
memperkuat kulit sehingga mencegah terjadinya luka pada saat mulai menyusui.
Dan perawatan payudara ini sebaiknya dilakukan selama masa kehamilan yaitu pada
usia kehamilan ibu sudah delapan bulan (trimester III). Jika di lakukan sebelum
kehamilan delapan bulan, kemungkinan perut ibu akan terasa mulas dan merangsang
kontraksi (Oswari, 2004).
Dan menurut penelitian
Ardianti (2004) 21 % dari 42 orang ibu yang tidak mengetahui tentang teknik
perawatan payudara karena kurangnya pengetahuan dan informasi tentang perawatan
payudara, sehingga dapat menimbulkan masalah pada awal laktasi seperti puting
susu lecet, payudara bengkak, air susu tersumbat sebagaimana dilaporkan ibu
menyusui di Indonesia pernah menderita kelecetan pada puting susu 57%
(Soetjiningsih, 1997).
Air susu ibu (ASI)
merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena mengandung kebutuhan energi
dan zat yang dibutuhkan selama enam bulan pertama kehidupan bayi. Namun, ada
kalanya seorang ibu mengalami masalah dalam pemberian ASI. Kendala yang utama
adalah karena produksi ASI tidak lancar (Saleha, 2009).
ASI sebagai bahan
makanan alamiah adalah makanan yang terbaik yang dapat diberikan oleh seorang
ibu kepada anak yang baru dilahirkan. Selain komposisinya sesuai untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi yang berubah sesuai kebutuhan, ASI juga
mengandung zat pelindung yang dapat menghindarkan bayi dari berbagai penyakit.
Sedemikian rupa banyaknya manfaat dan pentingnya ASI, maka seorang ibu dan
tenaga kesehatan harus memperhatikan kecukupan ASI pada bayi. Oleh karena itu
disini peran seorang ibu harus dipersiapkan sebaik mungkin pada proses laktasi
baik pada masa prenatal maupun pada masa post natal. Salah satunya adalah
melakukan perawatan payudara pada ibu hamil untuk memperlancar laktasi
(Ambarwati, 2008).
Dari uraian di atas
maka penulis tertarik untuk meneliti bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang
perawatan payudara di Kec.Tonra Kab.Bone Tahun 2014.
1.2. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang di atas, maka perumusan masalah penelitian adalah “Bagaimana Gambaran pengetahuan ibu
hamil tentang perawatan payudara di Kec.Tonra Kab.Bone Tahun 2014?”.
1.
Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran
pengetahuan ibu hamil tentang perawatan payudara di Kec.Tonra Kab.Bone Tahun
2014.
1.3.2. Tujuan Khusus
1.
Diperolehnya gambaran pengetahuan ibu
hamil tentang perawatan payudara
di
Kec.Tonra Kab.Bone Tahun 2014 berdasarkan tingkat pengetahuan.
2.
Diperolehnya gambaran pengetahuan ibu
hamil tentang perawatan payudara
di
Kec.Tonra Kab.Bone Tahun 2014 berdasarkan tingkat pendidikan.
3.
Diperolehnya gambaran pengetahuan ibu
hamil tentang perawatan payudara
di
Kec.Tonra Kab.Bone Tahun 2014 berdasarkan umur.
4.
Diperolehnya gambaran pengetahuan ibu
hamil tentang perawatan payudara
di
Kec.Tonra Kab.Bone Tahun 2014 berdasarkan paritas.
1.4. Manfaat
Peneliti
1.4.1. Bagi
Peneliti
Melatih penulis untuk
mengadakan penelitian secara langsung ke masyarakat sehingga penulis memiliki
pengetahuan tentang pentingnya perawatan payudara pada ibu hamil serta sebagai
penerapan ilmu yang didapat selama studi.
1.4.2. Bagi
Lembaga Pendidikan
Sebagai dokumentasi dan
bahan bacaan serta menambah pengetahuan tentang pentingnya perawatan payudara
pada ibu hamil.
1.4.3. Bagi
Ibu Hamil
Sebagai suatu masukan
dan bahan penambahan pengetahuan dan wawasan bagi para ibu hamil tentang
pentingnya dilakukan perawatan payudara.
1.4.4. Bagi
Tempat Penelitian
Manfaat penelitian ini
diharapkan dapat berguna sebagai bahan untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan khususnya terhadap perawatan payudara pada ibu hamil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Tentang
Pengetahuan
2.1.1.
Pengertian
1.
Pengetahuan adalah hasil pengindraan
manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap obyek melalui indra yang dimiliki (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Pada waktu
pengindraan sampai hasil pengetahuan
tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap obyek (Notoatmodjo,
2010).
2.
Pengetahuan adalah kesan di dalam
pikiran manusia sebagai hasil penggunaan pancainderanya. Pengetahuan sangat
berbeda dengan kepercayaan (beliefs),
takhyul (supertition), dan
penerangan-penerangan yang keliru (misinformation). Pengetahuan adalah segala
apa yang diketahui berdasarkan pengalaman yang didapatkan oleh setiap manusia
(Mubarak, 2012).
3.
Menurut Gazalba, pengetahuan adalah apa
yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil
dari kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai. Jadi, pengetahuan merupakan
hasil proses dari usaha manusia untuk tahu (Bakhtiar,
2012).
Menurut
Bakhtiar (2012), dalam kehidupan manusia dapat memiliki berbagai pengetahuan
dan kebenaran. Burhabuddin Salam, mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimiliki
manusia ada empat, yaitu :
1.
Pengetahuan biasa, yakni pengetahuan
yang dalam filsafat dikatakan dengan istilah common sense, dan sering diartikan dengan good sense, karena seseorang memilki
sesuatu dimana ia menerima secara baik.
2.
Pengetahuan ilmu, yaitu ilmu sebagai
terjemahan dari sciense. Dalam
pengertian yang sempit science
diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif
dan objektif.
3.
Pengetahuan filsafat, yakni pengetahuan
yang hanya diperoleh dari pemikiran
yang bersifat kontemplatif
dan spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada
universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu.
4.
Pengetahuan agama, yakni pengetahuan yang
hanya diperoleh dari Tuhan lewat para
utusan-Nya. Pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para
pemeluk agama.
2.1.3. Tingkat
Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan dibagi
menjadi enam
tingkatan
yang tercakup dalam domain kognitif, yaitu :
1.
Tahu (know)
Tahu
diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik
dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh
sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Contoh:
dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada anak balita.
2.
Memahami (comprehension)
Memahami
diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang
diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Misalnya
dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi.
3.
Aplikasi (application)
Aplikasi
diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian,
dapat mengguna-kan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah kesehatan dari
kasus yang diberikan.
4.
Analisis (analysis)
Analisis
adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan
masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata-kata kerja: dapat mengambarkan (membuat bagan), membedakan,
memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
5.
Sintesis (synthesis)
Sintesis
menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghungkan bagian-bagian
dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
Misalnya: dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat
menyesuaikan, dan sebagainya, terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang
telah ada.
6.
Evaluasi (evaluation)
Evaluasi
ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu
kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah
ada. Misalnya: dapat membandingkan antara anak-anak yang cukup gizi dengan anak
yang kekurangan gizi, dapat menanggapi terjadinya wabah diare disuatu tempat,
dapat menafsirkan sebab ibu-ibu tidak mau ikut KB, dan sebagainya.
2.1.4.
Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut
Soekidjo (2005) cara untuk memperoleh pengetahuan
ada
2 yaitu :
1.
Cara Tradisional atau Non Ilmiah
a.
Cara coba salah (Trial and error)
Cara
ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan bahkan mungkin sebelum adanya
peradaban. Pada waktu itu seseorang apabila menghadapi persoalan atau masalah,
upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-coba saja.Bahkan sampai sekarang pun
metode ini masih sering dipergunakan, terutama oleh mereka yang belum atau
tidak mengetahui suatu cara tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
b.
Cara kekuasaan atau otoritas
Para
pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintahan, tokoh agama maupun ahli ilmu
pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama di dalam penemuan
pengetahuan. Prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat yang dikemukakan
oleh orang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan
kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran
sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut
menganggap bahwa apa yang ditemukannya
adalah
sudah benar.
c.
Berdasarkan pengalaman pribadi
Hal
ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam
memecahkan permasalahan
yang
dihadapi pada masa yang lalu.
d.
Melalui jalan pikiran
Sejalan
dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara pikir manusia pun ikut
berkembang. Dari sini manusia telah mempu menggunakan penalarannya dalam
memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran
pengetahuan manusia telah mengguna-kan jalan pikirannya.
2.
Cara Modern atau Cara Ilmiah
Cara
baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis,
logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah.
Sedangkan menurut Menurut Notoatmodjo (2010) cara
memper-oleh pengetahuan dibagi menjadi dua cara, yaitu cara tradisional atau
non ilmiah dan cara modern atau ilmiah
1.
Cara
tradisional atau non ilmiah
Ada 10 cara tradisional yang
digunakan yaitu :
a.
Cara
coba salah (trial and error)
Cara ini dilakukan dengan
mencoba-coba beberapa kemung-kinan. Bila
kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba
kemungkinan yang lain sampai
berhasil.
b.
Secara
kebetulan
Terjadi karena tidak disengaja oleh orang
yang bersangkutan.
c.
Cara
kekuasaan atau otoritas
Pengetahuan dari hasil menerima pendapat
yang dikemukakan oleh orang yang
mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji
atau
membuktikan kebenarannya
d.
Berdasarkan
pengalaman pribadi
Pengalaman seseorang dapat digunakan
sebagai upaya memper-oleh pengetahuan
e.
Cara
akal sehat
Cara akal sehat atau common sense
kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran.
f.
Kebenaran
melalui wahyu
Pengetahuan dari ajaran agama yang di
yakini oleh pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari pengetahuan
tersebut rasional atau tidak.
g.
Kebenaran
secara intuitif
Pengetahuan yang diperoleh seseorang
hanya berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja.
h.
Melalui
jalan pikiran
Menggunakan
penalaran untuk memperoleh pengetahuan.
Dengan berkembangnya
jaman, cara berpikir manusia juga berkembang.
i.
Induksi
Proses penarikan kesimpulan yang dimulai
dari pernyataan
khusus ke
pernyataan yang bersifat umum.
j.
Deduksi
Proses penarikan kesimpulan dari
pernyataan-pernyataan umum ke khusus.
2.
Cara
modern atau ilmiah
Cara untuk memperoleh pengetahuan
dengan mengadakan pengamatan langsung, kemudian hasil pengamatan tersebut
dikumpulkan dan diklasifikasikan kemudian diambil kesimpulan umum. Dalam
memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi langsung, dan
membuat pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya
(Notoatmodjo, 2010)
2.1.5.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Pengetahuan
Adapun
beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu :
1.
Umur
Bertambahnya umur seseorang dapat
berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada
umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau
mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.
2.
Intelegensi
Intelegensi diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk belajar dan berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara
mental dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi seseorang merupakan
salah satu modal untuk berfikir dan mengolah berbagai informasi secara terarah
sehingga ia mampu menguasai lingkungan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
perbedaan intelegensi
dari seseorang akan berpengaruh pula
terhadap tingkat pengetahuan.
3.
Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh
pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik
dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan
seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada pada cara
berfikir seseorang.
4.
Sosial Budaya
Sosial budaya mempunyai pengaruh
pada pengetahuan seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam
hubunganya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu
proses belajar dan memperoleh suatu pengetahu-
an.
5.
Pendidikan
Pada umumnya semakin tinggi
pendidikan seseorang semakin baik pula pengetahuannya.
6.
Informasi
Informasi akan memberikan pengaruh
pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah
tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio
atau surat kabar
maka hal itu
akan dapat meningkatkan
pengetahuan seseorang.
7.
Pengalaman
Pengalaman merupakan guru yang
terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber
pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai
upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang
kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi
pada masa lalu (Notoatmodjo, 2010)
2.2. Tinjauan Tentang Kehamilan
2.2.1. Definisi
1.
Pertemuan
antara sperma dan sel telur yang menandai awal kehamilan. (Kusmiyati, 2009 :
33)
2.
Kehamilan merupakan pertemuan dan
persenyawaan antara sel telur (ovum)
dan sel mani (spermatozoon), dimana lamanya kehamilan sekitar 40 minggu atau
280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir, tetapi kadang-kadang suatu
kehamilan berakhir sebelum waktunya yang normal. (Winkjosastro, 2006 : 125)
3.
Kehamilan
terjadi jika ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur
(ovum) dan sel mani (spermatozoa). (Saminem, 2008 : 1)
4.
Kehamilan
merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang
memiliki organ reproduksi sehat yang telah mengalami menstruasi dan melakukan
hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat sangat
besar kemungkinanya akan mengalami kehamilan
(Mandriwati, 2007).
5.
Kehamilan merupakan mata rantai yang
berkesinambungan yang terjadi dari ovulasi, migrasi, spermatozoa dan ovum,
konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi pada uterus, pembentukan plasenta serta
tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba. 2008:).
2.2.2. Diagnosis
kehamilan
Kehamilan normal berlangsung selama
38 - 40 minggu. Jika dihitung dengan ukuran hari maka kehamilan akan berakhir
sesudah 266 hari atau 38 minggu pasca ovulasi atau sekitar 40 minggu dari hari
pertama haid terakhir. (Arisman, 2009 : 4)
1.
Tanda-
Tanda Dugaan Adanya Kehamilan
a.
Amenore
(Tidak Dapat Haid). Penentuan usia
kehamilan dan perkiraan persalinan yang akan terjadi yang dihitung dengan
menggunakan rumus neagle.
b.
Nausea and Vomiting (Mual dan
muntah). Terjadi pada
bulan - bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama.
c.
Ngidam
(ingin makan khusus). Terjadi pada bulan - bulan pertama akan tetapi akan menghilang
pada saat umur kehamilan 5 bulan ke atas tergantung dari masing – masing fisik
Ibu.
d.
Pingsan.
Terjadi bila Ibu hamil berada pada tempat-tempat ramai maka sebaiknya Ibu hamil
hendaknya tidak bepergian khususnya di tempat – tempat yang sangat ramai.
e.
Payudara
membesar, tegang dan sedikit nyeri, disebabkan pengaruh estrogen dan
progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara.
f.
Anoreksia (tidak ada nafsu makan). Berlangsung pada triwulan pertama
kehamilan.
g.
Sering
buang air kecil (BAK) karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar,
gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir
kehamilan gejala ini akan kembali oleh karena kandung kemih tertekan oleh
kepala janin.
h.
Konstipasi/Obstipasi oleh karena
penurunan peristaltik usus oleh pengaruh hormon steroid.
i.
Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid
plasenta
dijumpai pada
muka (cloasma), aerola payudara, leher dan dinding perut.
j.
Epulsi adalah suatu hipertrofi
papilla ginggivae
yang sering terjadi
pada triwulan I.
k.
Varices, sering dijumpai pada kehamilan
triwulan III. (Winkjosastro, 2006 : 125 - 126)
2.
Tanda tidak pasti kehamilan (objektif)
a.
Perubahan pada organ pinggul seperti Chadwick
(vulva dan vagina tampak lebih merah kebiru-biruan).
b.
Terdapat tanda Hegar (perlunakan
istmus).
c.
Terdapat kontraksi Braxton Hicks.
d.
Perubahan pada pigmentasi kulit (kloasma,
linea nigra)
e.
Hasil uji kehamilan positif. (Ladewig,
Patricia W, 2005 : 6)
3.
Tanda pasti kehamilan (tanda positif)
yaitu:
a.
Tanda-tanda yang sepenuhnya objektif
dan hanya disebabkan kehamilan.
b.
Tanda-tandanya mencakup sebagai
berikut: kepastian tentang kantung kehamilan atau bagian janin dan terdengarnya
denyut jantung janin dengan laenek, dopler, dan ultrasonografi (USG).
(Manuaba, 2009 : 74)
2.2.3. Perubahan
fisiologi yang terjadi pada masa kehamilan
1.
Uterus
Uterus yang
semula beratnya 30 gram akan membesar
sehingga
menjadi seberat 1000 gram dibawah pangaruh estrogen dan progesteron.
Otot rahim mengalami hiperplasia dan hipertropi menjadi lebih
besar, lunak dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin.
2.
Vagina
Vagina dan vulva mengalami
peningkatan pembuluh darah karena pengaruh hormon estrogen sehingga
tampak makin merah dan kebiru - biruan (tanda chadwick).
3.
Ovarium
Dengan terjadinya kehamilan maka
indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan
fungsinya sampai terbentuknya plasenta pada umur kehamilan 16 minggu. Korpus
luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron yang
fungsinya akan diambil alih oleh plasenta.
4.
Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan
perkembangan untuk persiapan laktasi. Perkembangannya dipengaruhi oleh hormon estrogen,
progesteron dan somatomammotropin. Estrogen menyebabkan hipertrofi
sistem saluran payudara. Progesteron mempersiapkan dan menambah jumlah sel asinus
sedangkan somatomammotropin berfungsi mempengaruhi sel asinus untuk
membuat kasein, laktabumin dan laktoglobulin serta merangsang
pengeluaran kolostrum.
5.
Sirkulasi
darah
Volume darah semakin meningkat
secara fisiologi dengan adanya pencairan darah yang disebut hidremia.
Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan
janin dalam rahim. Pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan
volume darah sehingga terjadi hemodelusi yang disertai anemia
fisiologis.
6.
Sistem
respirasi
Pada kehamilan terjadi juga
perubahan sistem respirasi untuk dapat memenuhi kebutuhan O2
disamping itu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang
membesar pada umur kehamilan 32 minggu ke atas sehingga tidak jarang
menimbulkan rasa sesak.
7.
Sistem
pencernaan
Karena pengaruh estrogen,
pengeluaran asam lambung meningkat sehingga menyebabkan hipersalivasi, morning
sickness, muntah dan lambung terasa panas. Hormon progesteron
menyebabkan gerakan usus makin berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi.
8.
Sistem
perkemihan
Pada bulan pertama kehamilan kandung
kencing tertekan oleh uterus yang membesar sehingga sering buang air kecil.
Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus keluar dari
rongga panggul. Pada akhir kehamilan bila kepala janin mulai turun ke bawah
pintu atas panggul keluhan sering sering buang air kecil akan timbul lagi
karena kandung kencing mulai tertekan kembali.
9.
Kulit
Pada kulit
terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat - alat
tertentu. Pigmentasi ini disebabkan karena pengaruh Melanophore
Stimulating Hormone (MSH) yang meningkat. Hiperpigmetansi bisa
terjadi pada striae gravidarum, areola mammae, linea nigra, dan pipi (cloasma
gravidarum).
10. Metabolisme dalam kehamilan
Dengan terjadinya kehamilan,
metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi
makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan dalam memberikan ASI (Air
Susu Ibu). Metabolisme basal naik sebesar 15 - 20% terutama pada trimester III.
Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 - 16,5 kg atau terjadi kenaikan
berat badan sekitar 1/2 kilogram tiap minggu. (Salmah, 2006 :
47 - 66)
2.2.4.
Asuhan antenatal selama kehamilan
Tujuan pemeriksaan kehamilan adalah
mengetahui dan mencegah sedini mungkin kelainan yang dapat timbul, meningkatkan
dan menjaga kondisi badan Ibu dalam menghadapi kehamilan, persalinan, dan
menyusui serta menanamkan pengertian pada ibu tentang pentingnya penyuluhan
yang diperlukan Ibu hamil. (Saminem, 2008 : 11).
Asuhan antenatal yang baik, meliputi
:
1.
Sapa
Ibu (dan juga keluarganya) dan membuatnya merasa nyaman.
2.
Mendapatkan
riwayat kehamilan Ibu dan mendengarkan dengan teliti apa yang diceritakan Ibu.
3.
Melakukan
pemeriksaan fisik seperlunya saja.
4.
Melakukan
pemeriksaan laboratorium.
5.
Membantu
ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan keadaan
darurat.
6.
Memberikan
konseling tentang :
a.
Gizi
seimbang
b.
Perubahan
fisiologis
c.
Tanda
- tanda bahaya dalam kehamilan, seperti perdarahan pervaginam, sakit
kepala hebat, gangguan penglihatan, bengkak pada wajah/tangan, nyeri abdomen
(epigastrik) dan janin tidak bergerak seperti biasanya.
d.
Kebersihan
diri
e.
Menjelaskan
cara merawat payudara terutama pada Ibu yang
mempunyai puting susu rata atau
masuk ke dalam.
7.
Memberikan
zat besi sebanyak 90 tablet selama kehamilan dimulai minggu ke 20.
8.
Memberikan
imunisasi Tetanus Toxoid (TT) 0,5 cc sebanyak 2 kali.
9.
Mendokumentasikan kunjungan
tersebut.
(Saifuddin,
2004 : N3 - 4)
2.3. Tinjauan Tentang Perawatan Payudara
2.3.1. Definisi
1.
Perawatan
payudara adalah suatu tindakan untuk merawat payudara terutama pada masa nifas
(masa menyusui) untuk memperlancar-kan pengeluaran ASI (Sitti Saleha, 2009).
2.
Perawatan
payudara adalah perawatan payudara setelah ibu melahirkan dan menyusui yang
merupakan suatu cara yang dilakukan untuk merawat payudara agar air susu keluar
dengan lancar (Suririnah, 2007).
3.
Perawatan payudara adalah suatu tindakan perawatan
payudara yang dilaksanakan, baik oleh ibu post partum maupun di bantu oleh
orang lain yang dilaksanakan mulai hari pertama atau kedua setelah melahirkan
(Anggraini, 2010).
4.
Perawatan
payudara adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan teratur untuk
memeliharan kesehatan payudara waktu hamil dengan tujuan untuk mempersiapkan
laktasi pada waktu post partum. (Teguh Subianto, 2009 : 1)
2.3.2. Tujuan
perawatan payudara
Tujuan
perawatan payudara adalah sebagai berikut yang berdampak pada masa setelah
persalinan:
1.
Memelihara
kebersihan payudara agar terhindar dari infeksi.
2.
Meningkatkan
produksi ASI dengan merangsang kelenjar-kelenjar air susu melalui pemijatan.
3.
Mencegah
bendungan ASI/pembengkakan payudara.
4.
Melenturkan
dan menguatkan puting agar tidak lecet.
5.
Mengetahui
secara dini kelainan puting susu dan melakukan usaha untuk mengatasinya.
6.
Persiapan
psikis ibu menyusui.
(Saryono,
Dyah, 2008:58-59)
2.3.3. Manfaat
perawatan payudara
1.
Menjaga
kebersihan payudara terutama kebersihan puting susu.
2.
Melenturkan
dan menguatkan puting susu sehingga memudahkan bayi untuk menyusui.
3.
Merangsang
kelenjar-kelenjar air susu sehingga produksi ASI banyak dan lancar.
4.
Dapat
mendeteksi kelainan-kelainan payudara secara dini dan melakukan upaya untuk
mengatasinya.
5.
Mempersiapkan
mental (psikis) ibu untuk menyusui.
(Saryono,
Dyah, 2008:54)
2.3.4.
Teknik perawatan payudara
Payudara harus diperiksa untuk
mendeteksi setiap massa yang mungkin ganas dan setiap kondisi yang dapat
menggangu proses menyusui. Pastikan anda memeriksa puting dengan cermat,
terutama jika klien berkeinginan menyusui bayinya. (Wheeler, Linda.
2003:74)
Persiapan
alat :
1.
Baby
oil
2.
Kapas
3.
Waslap
4.
Air
dalam com
5.
Pakaian
ibu
6.
Handuk
besar
7.
Handuk
kecil. (Teguh Subianto, 2009:2)
Berikut
ini panduan praktis mengenai perawatan payudara saat kehamilan:
1.
Kehamilan
usia 3 bulan
Periksa puting susu untuk mengetahui
apakah puting susu datar atau masuk ke dalam dengan cara memijat dasar puting
susu secara perlahan. Puting susu yang normal akan menonjol keluar. Apabila
puting susu tetap datar atau masuk kembali ke dalam payudara, maka sejak hamil
3 bulan harus dilakukan perbaikan agar bisa menonjol. Caranya dengan
menggunakan kedua jari telunjuk atau ibu jari, daerah sekitar puting susu di
urut ke arah berlawanan menuju ke dasar payudara sampai semua ke daerah
payudara. Dilakukan sehari 2 kali selama 6 menit.
2.
Kehamilan
usia 6-9 bulan
a.
Kedua
telapak tangan dibasahi dengan baby oil.
b.
Puting
susu sampai areola mammae (daerah sekitar puting dengan warna lebih gelap)
dikompres dengan baby oil selama 2-3 menit. Tujuannya untuk memperlunak kotoran
atau kerak yang menempel pada puting susu sehingga mudah dibersihkan.
c.
Jangan
membersihkan dengan alkohol atau yang lainnya yang bersifat iritasi karena
dapat menyebabkan puting susu lecet.
d.
Kedua
puting susu dipegang lalu ditarik, diputar ke arah dalam dan ke arah luar
(searah dan berlawanan jarum jam)
e.
Pangkal
payudara dipegang dengan kedua tangan, lalu diurut ke arah puting susu sebanyak
30 kali sehari.
f.
Pijit
kedua areola mammae sehingga keluar 1-2 tetes.
g.
Kedua
puting susu dan sekitarnya dibersikan dengan handuk kering dan bersih.
(Saryono, Dyah, 2008:54-56)
h.
Gunakan
BH yang nyaman dan sifatnya
menyangga.
(Rizal, Yose, 2009:23)
3.
Pemijatan
payudara
a.
Bersihkan
payudara memakai air, lalu pijat memakai baby oil.
b.
Pemijatan
dilakukan dengan kedua tangan, sekeliling payudara diurut memutar searah jarum
jam dan kemudian berbalik arah/berlawanan jarum jam.
c.
Setelah
itu lakukan pengurutan dari bawah menuju puting, namun putingnya sendiri
tak perlu dimassase. (Bibilung, 2010:1)
Gambar 2.1. Pengurutan buah dada dari tengah ke samping
kemudian ke bawah
Gambar
2.2. Pengurutan buah dada berputar dari tengah ke samping kemudian ke bawah
Gambar
2.3. Pengurutan buah dada berputar dari tengah ke samping kemudian ke bawah
Gambar
2.4. Pengurutan buah dada dari pangkal ke puting.
Sumber : Creafost, (2008)
4.
Senam
teratur
a.
Senam
yang bisa dilakukan, posisi berdiri, tangan kanan memegang bagian lengan bawah
kiri dekat siku, sebaliknya tangan kiri memegang lengan bawah kanan (seperti
orang bersedakap).
b.
Kemudian
tekan kuat-kuat ke arah dada dengan cara mempererat pegangan, sehingga terasa
tarikannya pada otot-otot di dasar payudara.
c.
Selanjutnya
lemaskan kembali. Lakukan berulang-ulang hingga 30 kali.
d.
Yang
kedua, Pegang bahu dengan kedua ujung tangan, kemudian siku diputar
ke depan sehingga lengan bagian dalam mengurut (massase)
payudara ke arah atas. Diteruskan gerakan tangan ke atas ke belakang dan
kembali pada posisi semula. (Bibilung, 2010:1)
2.3.5.
Menjaga kesehatan payudara
Menjaga dan memelihara kesehatan
payudara penting diketahui bagi wanita sehingga kanker payudara tidak perlu
menjadi menakutkan. Kanker payudara adalah salah satu jenis kanker yang paling
banyak mengakibatkan kematian pada wanita karena itu menjadi tanggung jawab
setiap wanita menyadari semua hal seputar kesehatan payudara. Berikut beberapa
tips memelihara kesehatan payudara dengan makan makanan yang tepat sebagai
salah satu cara mengurangi resiko tumbuhnya kanker tersebut, antara lain:
1.
Rumput
laut
Jepang merupakan salah satu Negara
dengan tingkat pertumbuhan kanker payudara rendah. Ini terkait pola makan yang
terbiasa mengkonsumsi rumput laut. Rumput laut terbukti memiliki manfaat bagi
kesehatan dimana menurut penelitian Harvard School of Public Health menemukan
tikus yang diberi makan kelp (satu jenis rumput laut) memiliki kanker payudara
lebih rendah dibanding tikus yang tidak makan kelp.
2.
Kurangi
makanan berlemak
Pola makan yang tinggi lemak hewani
dapat meningkatkan resiko kanker payudara. Menurut para ahli, pola makan kaya
lemak dapat menghasilkan zat kimia dalam usus yang ketika berhubungan dengan
bakteri akan merubahnya menjadi estrogen sebagai penyebab kanker. Estrogen ini
kemudian disimpan dalam jaringan lemak payudara sehingga membuat sel dalam area
ini lebih mungkin tumbuh menjadi kanker. Dengan membatasi konsumsi lemak
sehari-hari sampai kira-kira 20% dari seluruh konsumsi kalori, anda berarti
telah mengurangi peluang tumbuhnya kanker payudara.
3.
Tingkatkan
konsumsi serat
Serat yang terkandung dalam makanan
seperti buncis,
seluruh jenis gandum, buah-buahan
dan sayuran dapat mempengaruhi metabolisme estrogen dalam tubuh dan menurunkan
estrogen dalam darah.
4.
Makan
banyak sayuran
Makan banyak sayuran seperti
brokoli, kubis brussel, kol, sayuran hijau seperti kangkung dan bayam, kembang
kol dan lobak cina baik bagi kesehatan payudara karena mengandung komponen
sulfur yang disebut indoles. Indoles sebenarnya membantu mengurangi estrogen
dari tubuh dan menegahnya tumbuh menjadi kanker payudara. Hanya sayuran jenis
ini diketahui dapat merubah estrogen dalam tubuh dan mencegahnya dari kanker
payudara.
5.
Ikan
Penelitian menujukan makan
sedikitnya tiga porsi ikan laut setiap minggu seperti tuna, salmon, makarel,
dan sarden dapat membantu mencegah kanker payudara. Minyak omega 3 yang
biasanya ditemukan dalam ikan ini dapat membantu memperkuat system kekebalan
dan menghalangi pengaruh tumor yang menyebabkan kanker.
6.
Produk
kedelai
Beberapa ilmuan yakin makan produk
kedelai dapat melindungi terhadap hormon penyebab tumor. Kacang kedelai dan
produk kedelai lainnya, tapi tidak termasuk susu kedelai (mengandung bahan
pengawet), mengandung genistein, sebuah estrogen alami yang mengikat pada
reseptor dalam payudara sehingga tidak mungkin tumbuh kanker.
7.
Olahraga
secara teratur
Penelitian dimana wanita melakukan
olahraga aerobic selama 3,8 jam atau lebih per minggu sedikit kemungkinan
memiliki kanker payudara dibanding mereka yang tidak pernah berolahraga sama
sekali. Termasuk mereka yang bertahan dalam 5 sampai 6 kg dari berat badan
ideal merupakan cara mencegah kanker payudara karena obesitas memiliki
korelasi dengan resiko
kanker payudara.
Kelebihan lemak dalam tubuh menghasilkan estrogen yang kemudian di simpan
dalam jaringan payudara sehingga memicu tumbuhnya sel kanker. (Nuraini,
2009:57-59)
2.4. Kerangka Pemikiran
2.4.1. Tinjauan
Umum Tentang Variabel Penelitian
1.
Pengetahuan
Banyak ibu hamil mengabaikan
perawatan payudara. Boleh jadi lantaran malas atau sesungguhnya belum mengetahui akan manfaat perawatan
payudara. Padahal perawatan payudara selama hamil sangat penting untuk kelancaran air susu kelak setelah melahirkan.
Malah, dengan perawatan yang benar,
hasilnya bukan cuma produksi yang cukup, tapi juga bentuk payudara akan tetap
baik selama menyusui.
Ibu dengan pengetahauan yang baik
lebih menyadari bahwa dengan melakukan pemijatan payudara juga mempunyai
meafaat bahwa proses keluarnya air susu ibu secara ekslusif lebih lancar keluar
dari pada ibu yang kurang pengetahuan tentang manfaat pijat payudara sehingga
akan mengelami kendala dalam memberikan air susu ibu secara ekslusif.
(Wulandari 2012).
2.
Pendidikan
Notoadmojo (2003), menyatakan bahwa
tingkat pendidikan dapat mempengaruhi seseorang pada pengetahuannya. Semakin
tinggi pendidikan akan memperluas pengetahuannya Ibu dengan mudah dapat
memperoleh informasi-informasi seputar kesehatan dan lebih memiliki kesadaran
yang tinggi akan pentingnya perawatan payudara selama kehamilan. Sedangkan ibu
dengan tingkat pendidikan rendah, kadangkala kurang mendapatkan informasi dan
adanya keingin tahuan yang kurang terhadap sesuatu.
3.
Umur
Umur individu yang dihitung mulai
saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur maka tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja.
Hasil Ukur : Umur dalam tahun dan
dikelompokkan:
a.
Kurang
dari 20 tahun
b.
20-35
tahun
c.
Lebih
dari 35 tahun (Nursalam, 2001)
Prawirohardjo (2009),
menyatakan bahwa semakin meningkatnya umur maka presentasi berpengetahuan
semakin baik karena disebabkan oleh akses informasi dan wawasan yang masih
rendah.
4.
Paritas
Paritas merupakan suatu
frekuensi melahirkan baik itu bayi hidup atau meninggal. Makin sering ibu
melahirkan, maka pengalaman ibu makin banyak. Sehingga ibu yang pernah
melahirkan lebih dari 1 kali,memiliki pengalaman dan pengetahuan tentang
melakukan perawatan payudara dimana kemungkinan pada waktu persalinan pertama,
ibu tersebut sudah mendapatkan konseling dari tenaga kesehatan pada saat
melahirkan. Sehingga pada kehamilan berikutnya, ibu sudah mampu melakukan
perawatan secara dini terhadap payudara ibu.
2.4.2.
Kerangka
Konsep
Keterangan :
: Variabel
Dependent
:
Variabel Independent
: Kategori
2.4.3.
Defenisi Operasional
1.
Pengetahuan ibu hamil adalah tingkat pengetahuan ibu hamil tentang perawatan
payudara
Kategori:
a.
Baik: jika responden mendapat skor 76%-100%
dari 20 pernyataan yang di ajukan (jika
responden menjawab pernyataan dengan benar sebanyak 16-20 pernyataan)
b.
Cukup : Jika responden mendapat skor 60% - 75% dari 20 pernyataan yang di ajukan ajukan (jika responden menjawab pernyataan dengan benar sebanyak 12-15
pernyataan)
c.
Kurang : jika responden mandapat skor 0-59% dar
20 pernyataan yang diajukan (jika
responden menjawab pernyataan dengan benar sebanyak 0-11 pernyataan)
Skala
ukur : Ordinal
2.
Pendidikan adalah pendidikan terakhir yang pernah
di selesaikan responden
3.
Umur adalah jumlah tahun kehidupan yang
dijalani responden di hitung sejak lahir
sampai penelitian dilakukan
4.
Paritas adalah jumlah persalinan yang lalu yang
pernah di alami oleh responden sampai dilakukanya penelitian ini.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis penelitian
Penelitian ini
bersifat deskriptif dengan metode cross sectional yaitu untuk
mengetahui Gambaran Pengetahuan ibu hamil Tentang perawatan payudara di
Kecamatan Tonra Kabupaten Bone Tahun 2014 dengan alat bantu kuesioner.
3.2. Populasi dan sampel
3.2.1. Populasi
Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang berjumlah 160 orang di
Kecamatan Tonra Kabupaten Bone Tahun 2014
3.2.2. Sampel
Sampel dalam penelitian
ini adalah sebagian dari jumlah populasi yang memiliki kriteria
inklusi yang bertempat tinggal di wilayah Kecamatan Tonra
Kabupaten Bone Tahun 2014
3.4. Tempat dan Waktu
penelitian
3.4.1. Tempat
Lokasi
penelitian dilakukan di Kecamatan Tonra Kabupaten Bone Tahun 2014, dengan alasan
penelitian mengambil lokasi ini adalah dilokasi ini banyak ibu hamil yang
kurang memahami tentang perawatan payudara selama hamil dan sampel yang akan
diteliti mencukupi untuk dilakukan penelitian.
3.4.2. Waktu
Penelitian ini dilakukan
mulai Bulan Maret s/d Juni 2014
3.5. Teknik
Pengolahan dan Analisa Data
3.5.1. Pengolahan Data
Menrut Notoatmojdo
(2010), langkah-langkah pengolahan
data secara manual, adalah :
Hasil wawancara atau angket yang
diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih
dahulu.
2.
Coding (membuat
lembaran kode)
Lembaran atau kartu kode adalah
instrumen berupa kolom-kolom untuk merekam data secara manual. Lembaran atau
kartu kode berisi nomor responden, dan nomor-nomor pertayaan.
3.
Data Entry (memasukan Data)
Yakni mengisi kolom-kolom atau
kotak-kotak lembar kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing
pertanyaan.
4.
Tabulating
Yakni membuat tabel-tabel data, sesuai
dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti.
3.5.2.
Teknik Analisa
Data
Setelah
data dikumpulkan, kemudian diolah dalam bentuk tabel distribusi frekuensi,
kemudian dihitung nilai mean, median, dan modus. Dengan rumus sebagai berikut :
1). Mean
Keterangan
:
: Mean
(rata-rata)
:
Frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas i
xi :
Tanda kelas ke-i
n :
Jumlah sampel
2).
Median
Keterangan
:
b
: Batas bawah kelas median
p
: Panjang kelas median
n
: Banyak pengamatan
F
: Jumlah semua frekuensi sebelum kelas median
F
: frekuensi kelas median
3). Modus
Keterangan
:
b : Batas bawah kelas modus
p : Panjang kelas median
b1
: Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval
terdekat sebelumnya
b2
: Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval
terdekat berikutnya.
3.6. . Etika Penelitian
Setelah mendapat persetujuan dari pihak terkait,
penelitian dilakukan dengan menekankan masalah etika yang meliputi :
1.
Informed Concent
Merupakan lembar persetujuan yang akan diedarkan sebelum
penelitian dilakukan pada seluruh klien yang memenuhi kriteria inklusi untuk
diteliti. Jika responden bersedia diteliti maka harus menandatangani lembar
persetujuan, jika responeden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan
memaksa dan tetap menghormati haknya
2.
Anonimity ( Tanpa Nama )
Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti
tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data (observasi)
yang diisi oleh peneliti. Lembar tersebut hanya diberi nomor kode tertentu
3.
Confidentiallity ( Kerahasiaan )
Informasi yang berhasil dikumpulkan dari sampel peneliti
dijaga dan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti dan hanya kelompok tertentu
saja yang mengetahui hasil penelitian atau riset.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas.
Yogyakarta: Mitra Cendikia
Anggraini, Yetti. 2010. Asuhan Kebidanan Masa
Nifas. Yogyakarta: Pustaka Rihana.Andik, W. 2004. 55 Masalah Seksual yang Ingin Anda Ketahui Tapi
“Tabu” Untuk Ditanyakan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Arif, M. 200. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media
Aesculapius
Arisman. 2009. Gizi
dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi, Ed. 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
JakartaArikunto, S. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Boeree, George. 2006.
Personality Theories, Melacak Kepribadian anda Bersama
Bustan, M. N. 2007. Epidemiolagi Penyakit Tidak Menular.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Crown, Elizabeth. J. 2000. Buku saku Patofisiologi. Jakarta :EGC
Erik, T. 2005. Kanker, Antioksidan dan terapi Komplementer.
Jakarta :Gramedia
Faizal, Y. 2005. Penyakit Kandungan, Myoma, Kanker rahim/Leher
rahim dan Indung Telur, Kista, serta Gangguan Lainnya. Jakarta : Pustaka
Populer Obor
FKUI. 2002. Deteksi Dini Kanker. Jakarta :FKUI
Herijulianti, E. 2001. Pendekatan Metode dalam Pendidikan Kesehatan
Gigi. Jakarta: EGC.
Http: // repository.
usu. ac. id/ bitstream/ 123456789/ 17135/ 5/ chapter I. pdf. Accessed on Juni
2011.
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta :EGC
Machfoedz,I. 2005. Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi
kesehatan. Yogyakarta: Fitramaya.
Mangan, Y. 2010. Solusi Sehat Mencegah dan Mengatasi Kanker.
Jakarta: Agro Media Pustaka.
Manuaba, Ida bagus Gde. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi
Wanita. Jakarta : Arcan
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Notoatmodjo,S. 2005. Metodologi Kesehatan Teori dan Aplikasi.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Nurcahyo, J. 2010. Bahaya Kanker Rahim dan Kanker Payudara.
Yogyakarta: Wahana Totalita Publisher.
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperewatan. Jakarta : Salemba Medika
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian
Ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Psikolog Dunia.
Jogjakarta: Prismashopie
Sarwono, P. 2002.. Ilmu Kandungan. Jakarta : YBP-SP
Soekidjo, N. 2002. Metodologi Penelitian kesehatan (Rev. Ed).
Jakarta : Rineka Cipta
Speroff, leon. 2003. Pedoman Klinis Kontrasepsi. Jakarta : EGC
Sudjana, N. 2002. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. 2005. Statistik Untuk penelitian. Bandung : Alfabeta
Suharsimi, A. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineka Cipta
Suryaningsih, E. K. dan
Sukaca. 2009. Kupas Tuntas Kanker
Payudara. Yogyakarta: Paradigma Indonesia.
Wawan. A. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Widyaningrum,
Retno, Beberapa Karakteristik Akseptor
Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Di
Kelurahan Kramas Kecamtan Tembalang Kota Semarang. Skripsi, Tidak
Dipublikasikan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UNDIP. Semarang. 2000.
Widyastuti, Y. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta:
Fitramaya.
Alimul,
Aziz. 2003. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta :: Salemba
Medika.
Alimul,
Aziz. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data. Jakarta :
Salemba Medika.
Azwar.
2008. Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta. Pustaka Pelajar
Arikunto,
2006. Prosedur Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta
Bakhtiar,
Amsal. Dr.M.A.2005.Filsafat Ilmu.jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
BKKBN.
2005. Pelayanan Kontrasepsi dan Pemberian ASI. From:: http://www.BKKBN.com.id
(diakses februari 2011)
Depkes
RI. 2005. Perawatan Payudara. From: http://www.depkesRI.co.id (diakses februari
2011)
Dinkes
Jatim, 2007. Standar Pelayanan Minimal. From http://www.dinkes-jatim.com
(diakses februari 2011)
Dharmatanna,B.
2008. Motivasi. From:http://blogs unpad.ac.id (diakses februari 2011)
Mubarak,
W.I. (2012), Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan, Salemba Medika, Jakarta
Nasir.
2005. Metode Penelitian. Bogor. Ghalia Indonesia
Notoatmodjo.
2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta.Rineka Cipta
Notoatmodjo.
2005. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta
Notoatmodjo.
2007. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta:Rineka Cipta
Novitasari.
2008. Proses Motivasi. From :http//www. damandari. or.id (diakses februari
2011)
Maryunani,
A. dan Nurhayati ., 2009. Asuhan Kegawatdaruratan Dan Penyulit Pada Neonatus.
CV. Trans Info Media, Jakarta
Nursalam.
2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta.
Salemba Medika
Oswari,
E. 2004. Perawatan Ibu Hamil dan Bayi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Saleha,
sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
Saryono
dyah pramitasari poischa. (2009). Perawatan payudara. Jogjakarta:mitra
cendikia.
Sobur.
2009. Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia
Sayuti.
2007. Motivasi Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta : Ghalia Indonesia
Suririnah.
2007. ASI Menyelamatkan Jiwa Bayi. From: http//www.kompas.com (diakses februari
2011)
Soetjiningsih.
1997. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC.
WHO.
2003. Manfaat Pemberian Makanan Tambahan. Jakarta: EGC
Hendrayani,Yeyen.
2009. Masa Nifas. From: http//www.nifas.com (diakses februari,2011)
Bakhtiar,
Amsal. Dr.M.A.2005.Filsafat Ilmu.Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada
Salmah,
Rusmiati dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC.
Kusmiyati,
Yuni, et all. 2009. Perawatan Ibu Hamil asuhan Ibu Hamil. Yogyakarta:
Fitramaya.
Wiknjosastro,
Hanifa, 2006, Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga, Jakarta : YBP-SP.
Hajjah,
Saminem. (2008) . Seri asuhan kebidanan kehamilan normal. Jakarta: EGC
Saifuddin,
AB, 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Mandriwati,
G.A 2007, Penuntun Belajar Asuhan Kebidanan Ibu Hamil, EGC, Jakarta.
Saleha,
Siti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
No comments:
Post a Comment