Wednesday, 20 December 2017

PROPOSAL PENELITIAN KTI GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PERAWATAN PAYUDARA DI KEC.TONRA KAB.BONE TAHUN 2014

GAMBARAN  PENGETAHUAN  IBU  HAMIL TENTANG PERAWATAN PAYUDARA
DI KEC.TONRA KAB.BONE
TAHUN 2014


Proposal Karya Tulis Ilmiah

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk melakukan Penelitian Ilmiah
Dalam Rangka Pembuatan Karya Tulis Ilmiah
Di Akademi kebidanan Batari Toja
Watampone Tahun 2014





S A R I N A H
BT 11 232


batari toja akbid
 











AKADEMI KEBIDANAN BATARI TOJA
W  A T A M P O N E
2014
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Payudara adalah perlengkapan organ reproduksi wanita dan pada masa laktasi akan mengeluarkan air susu. Payudara juga merupakan aset milik wanita yang paling berharga, tetapi sering dianggap sebagai bagian tubuh yang tabu sehingga tidak boleh dibicarakan. Oleh karena itu, banyak yang tidak mengetahui apa saja yang harus dilakukan terhadap kesehatan payudara (Saryono & Pramitasari, 2009).
Perawatan payudara selama kehamilan adalah salah satu bagian penting yang harus diperhatikan sebagai persiapan dalam pemberian air susu ibu (ASI). Banyak ibu yang mengeluh bayinya tidak mau menyusu, biasanya ini disebabkan oleh faktor teknis seperti puting susu yang masuk atau posisi menyusui yang salah. Dalam meningkatkan pemberian ASI pada bayi, ibu-ibu membutuhkan bantuan dan informasi serta dukungan agar merawat payudara pada saat hamil untuk mempersiapkan ASI pada saat melahirkan sehingga menambah keyakinan bahwa mereka dapat menyusui bayinya dengan baik dan mengetahui fungsi dan manfaat perawatan payudara pada saat hamil (Nurhayati, 2009).
Dengan melakukan perawatan payudara secara benar dan teratur dapat menguatkan, melenturkan dan mengatasi terpendamnya puting susu sehingga bayi mudah menghisap ASI dan juga menjaga kebersihan payudara, mencegah penyumbatan dan bermanfaat untuk memperkuat kulit sehingga mencegah terjadinya luka pada saat mulai menyusui. Dan perawatan payudara ini sebaiknya dilakukan selama masa kehamilan yaitu pada usia kehamilan ibu sudah delapan bulan (trimester III). Jika di lakukan sebelum kehamilan delapan bulan, kemungkinan perut ibu akan terasa mulas dan merangsang kontraksi (Oswari, 2004).
Dan menurut penelitian Ardianti (2004) 21 % dari 42 orang ibu yang tidak mengetahui tentang teknik perawatan payudara karena kurangnya pengetahuan dan informasi tentang perawatan payudara, sehingga dapat menimbulkan masalah pada awal laktasi seperti puting susu lecet, payudara bengkak, air susu tersumbat sebagaimana dilaporkan ibu menyusui di Indonesia pernah menderita kelecetan pada puting susu 57% (Soetjiningsih, 1997).
Air susu ibu (ASI) merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena mengandung kebutuhan energi dan zat yang dibutuhkan selama enam bulan pertama kehidupan bayi. Namun, ada kalanya seorang ibu mengalami masalah dalam pemberian ASI. Kendala yang utama adalah karena produksi ASI tidak lancar (Saleha, 2009).
ASI sebagai bahan makanan alamiah adalah makanan yang terbaik yang dapat diberikan oleh seorang ibu kepada anak yang baru dilahirkan. Selain komposisinya sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang berubah sesuai kebutuhan, ASI juga mengandung zat pelindung yang dapat menghindarkan bayi dari berbagai penyakit. Sedemikian rupa banyaknya manfaat dan pentingnya ASI, maka seorang ibu dan tenaga kesehatan harus memperhatikan kecukupan ASI pada bayi. Oleh karena itu disini peran seorang ibu harus dipersiapkan sebaik mungkin pada proses laktasi baik pada masa prenatal maupun pada masa post natal. Salah satunya adalah melakukan perawatan payudara pada ibu hamil untuk memperlancar laktasi (Ambarwati, 2008).
Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang perawatan payudara di Kec.Tonra Kab.Bone Tahun 2014.

1.2.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah penelitian  adalah “Bagaimana Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang perawatan payudara di Kec.Tonra Kab.Bone Tahun 2014?”.

1.        Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang perawatan  payudara di Kec.Tonra Kab.Bone Tahun 2014.
1.3.2. Tujuan Khusus
1.         Diperolehnya gambaran pengetahuan ibu hamil tentang perawatan payudara di Kec.Tonra Kab.Bone Tahun 2014 berdasarkan tingkat pengetahuan.
2.         Diperolehnya gambaran pengetahuan ibu hamil tentang perawatan payudara di Kec.Tonra Kab.Bone Tahun 2014 berdasarkan tingkat pendidikan.
3.         Diperolehnya gambaran pengetahuan ibu hamil tentang perawatan payudara di Kec.Tonra Kab.Bone Tahun 2014 berdasarkan umur.
4.         Diperolehnya gambaran pengetahuan ibu hamil tentang perawatan payudara di Kec.Tonra Kab.Bone Tahun 2014 berdasarkan paritas.

1.4.  Manfaat Peneliti
1.4.1. Bagi Peneliti
Melatih penulis untuk mengadakan penelitian secara langsung ke masyarakat sehingga penulis memiliki pengetahuan tentang pentingnya perawatan payudara pada ibu hamil serta sebagai penerapan ilmu yang didapat selama studi.
1.4.2. Bagi Lembaga Pendidikan
Sebagai dokumentasi dan bahan bacaan serta menambah pengetahuan tentang pentingnya perawatan payudara pada ibu hamil.
1.4.3. Bagi Ibu Hamil
Sebagai suatu masukan dan bahan penambahan pengetahuan dan wawasan bagi para ibu hamil tentang pentingnya dilakukan perawatan payudara.
1.4.4. Bagi Tempat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya terhadap perawatan payudara pada ibu hamil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.  Tinjauan Tentang  Pengetahuan
2.1.1. Pengertian
1.         Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu  seseorang terhadap obyek melalui indra yang dimiliki (mata, hidung,  telinga, dan sebagainya). Pada waktu pengindraan sampai hasil  pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan  persepsi terhadap obyek (Notoatmodjo, 2010). 
2.         Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan pancainderanya. Pengetahuan sangat berbeda dengan kepercayaan (beliefs), takhyul (supertition), dan penerangan-penerangan yang keliru (misinformation). Pengetahuan adalah segala apa yang diketahui berdasarkan pengalaman yang didapatkan oleh setiap manusia (Mubarak, 2012).
3.         Menurut Gazalba, pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai. Jadi, pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu (Bakhtiar,
2012).
2.1.2. Jenis-jenis pengetahuan
Menurut Bakhtiar (2012), dalam kehidupan manusia dapat memiliki berbagai pengetahuan dan kebenaran. Burhabuddin Salam, mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimiliki manusia ada empat, yaitu :
1.         Pengetahuan biasa, yakni pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan dengan istilah common sense, dan sering diartikan dengan good sense, karena seseorang memilki sesuatu dimana ia menerima secara baik.
2.         Pengetahuan ilmu, yaitu ilmu sebagai terjemahan dari sciense. Dalam pengertian yang sempit science diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif dan objektif.
3.         Pengetahuan filsafat, yakni pengetahuan yang hanya diperoleh dari  pemikiran yang  bersifat  kontemplatif  dan  spekulatif.  Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu.
4.         Pengetahuan agama, yakni pengetahuan yang hanya diperoleh dari  Tuhan lewat para utusan-Nya. Pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk agama.
2.1.3. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan dibagi menjadi enam
tingkatan yang tercakup dalam domain kognitif, yaitu :
1.         Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Contoh: dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada anak balita.
2.         Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi.
3.         Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat mengguna-kan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.
4.         Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat mengambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
5.         Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya: dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya, terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
6.         Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya: dapat membandingkan antara anak-anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi, dapat menanggapi terjadinya wabah diare disuatu tempat, dapat menafsirkan sebab ibu-ibu tidak mau ikut KB, dan sebagainya.
2.1.4. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Soekidjo (2005) cara untuk memperoleh pengetahuan
ada 2 yaitu :
1.         Cara Tradisional atau Non Ilmiah
a.         Cara coba salah (Trial and error)
Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Pada waktu itu seseorang apabila menghadapi persoalan atau masalah, upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-coba saja.Bahkan sampai sekarang pun metode ini masih sering dipergunakan, terutama oleh mereka yang belum atau tidak mengetahui suatu cara tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
b.        Cara kekuasaan atau otoritas
Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintahan, tokoh agama maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama di dalam penemuan pengetahuan. Prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa apa yang ditemukannya
adalah sudah benar.
c.         Berdasarkan pengalaman pribadi
Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan
yang dihadapi pada masa yang lalu.
d.        Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara pikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mempu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah mengguna-kan jalan pikirannya.
2.        Cara Modern atau Cara Ilmiah
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah.
Sedangkan menurut Menurut Notoatmodjo (2010) cara memper-oleh pengetahuan dibagi menjadi dua cara, yaitu cara tradisional atau non ilmiah dan cara modern atau ilmiah
1.        Cara tradisional atau non ilmiah
Ada 10 cara tradisional yang digunakan yaitu :
a.         Cara coba salah (trial and error)
Cara ini dilakukan dengan mencoba-coba beberapa  kemung-kinan. Bila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba
kemungkinan yang lain sampai berhasil.
b.        Secara kebetulan
       Terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.
c.         Cara kekuasaan atau otoritas
       Pengetahuan dari hasil menerima pendapat yang dikemukakan  oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji
atau membuktikan kebenarannya
d.        Berdasarkan pengalaman pribadi
       Pengalaman seseorang dapat digunakan sebagai upaya memper-oleh pengetahuan
e.         Cara akal sehat
       Cara akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran.
f.         Kebenaran melalui wahyu
       Pengetahuan dari ajaran agama yang di yakini oleh pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari pengetahuan tersebut rasional atau tidak.
g.        Kebenaran secara intuitif
       Pengetahuan yang diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja.
h.        Melalui jalan pikiran
Menggunakan penalaran untuk memperoleh pengetahuan.
Dengan berkembangnya jaman, cara berpikir manusia juga berkembang.
i.          Induksi
       Proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan
khusus ke pernyataan yang bersifat umum.
j.          Deduksi
Proses penarikan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus.
2.         Cara modern atau ilmiah
Cara untuk memperoleh pengetahuan dengan mengadakan pengamatan langsung, kemudian hasil pengamatan tersebut dikumpulkan dan diklasifikasikan kemudian diambil kesimpulan umum. Dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi langsung, dan membuat pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya (Notoatmodjo, 2010)
2.1.5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu :
1.         Umur
Bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.
2.         Intelegensi
Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar dan berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu modal untuk berfikir dan mengolah berbagai informasi secara terarah sehingga ia mampu menguasai lingkungan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi
dari seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahuan.
3.         Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada pada cara berfikir seseorang.
4.         Sosial Budaya
Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubunganya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu pengetahu-
an.
5.         Pendidikan
Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin baik pula pengetahuannya.
6.         Informasi
Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV,   radio  atau  surat   kabar  maka  hal  itu   akan  dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.
7.         Pengalaman
Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu (Notoatmodjo, 2010)

2.2.  Tinjauan Tentang Kehamilan
2.2.1. Definisi
1.         Pertemuan antara sperma dan sel telur yang menandai awal kehamilan. (Kusmiyati, 2009 : 33)
2.         Kehamilan merupakan pertemuan dan persenyawaan antara   sel telur (ovum) dan sel mani (spermatozoon), dimana     lamanya kehamilan sekitar 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir, tetapi kadang-kadang suatu kehamilan berakhir sebelum waktunya yang normal. (Winkjosastro, 2006 : 125)
3.         Kehamilan terjadi jika ada pertemuan dan persenyawaan    antara sel telur (ovum) dan sel mani (spermatozoa). (Saminem, 2008 : 1)
4.         Kehamilan  merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis.  Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat yang telah mengalami menstruasi dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat sangat besar kemungkinanya akan mengalami kehamilan (Mandriwati, 2007).
5.         Kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan yang terjadi dari ovulasi, migrasi, spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi pada uterus, pembentukan plasenta serta tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba. 2008:).
2.2.2. Diagnosis kehamilan
Kehamilan normal berlangsung selama 38 - 40 minggu. Jika dihitung dengan ukuran hari maka kehamilan akan berakhir sesudah 266 hari atau 38 minggu pasca ovulasi atau sekitar 40 minggu dari hari pertama haid terakhir. (Arisman, 2009 : 4)
1.         Tanda- Tanda Dugaan Adanya Kehamilan
a.         Amenore (Tidak Dapat Haid). Penentuan usia kehamilan dan perkiraan persalinan yang akan terjadi yang dihitung dengan
menggunakan rumus neagle.
b.        Nausea and Vomiting (Mual dan muntah). Terjadi pada bulan - bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama.
c.         Ngidam (ingin makan khusus). Terjadi pada bulan - bulan pertama akan tetapi akan menghilang pada saat umur kehamilan 5 bulan ke atas tergantung dari masing – masing fisik Ibu.
d.        Pingsan. Terjadi bila Ibu hamil berada pada tempat-tempat ramai maka sebaiknya Ibu hamil hendaknya tidak bepergian khususnya di tempat – tempat yang sangat ramai.
e.         Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri, disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara.
f.         Anoreksia (tidak ada nafsu makan). Berlangsung pada triwulan pertama kehamilan.
g.        Sering buang air kecil (BAK) karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar, gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan gejala ini akan kembali oleh karena kandung kemih tertekan oleh kepala janin.
h.        Konstipasi/Obstipasi oleh karena penurunan peristaltik usus oleh pengaruh hormon steroid.
i.          Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta
dijumpai pada muka (cloasma), aerola payudara, leher dan dinding perut.
j.          Epulsi adalah suatu hipertrofi papilla ginggivae yang sering terjadi pada triwulan I.
k.        Varices, sering dijumpai pada kehamilan triwulan III. (Winkjosastro, 2006 : 125 - 126)
2.         Tanda tidak pasti kehamilan (objektif)
a.         Perubahan pada organ pinggul seperti Chadwick (vulva dan vagina tampak lebih merah kebiru-biruan).
b.        Terdapat tanda Hegar (perlunakan istmus).
c.         Terdapat kontraksi Braxton Hicks.
d.        Perubahan pada pigmentasi kulit (kloasma, linea nigra)
e.         Hasil uji kehamilan positif. (Ladewig, Patricia W, 2005 : 6)
3.         Tanda pasti kehamilan (tanda positif) yaitu:
a.         Tanda-tanda yang sepenuhnya objektif dan hanya disebabkan kehamilan.
b.        Tanda-tandanya mencakup sebagai berikut: kepastian tentang kantung kehamilan atau bagian janin dan terdengarnya denyut jantung janin dengan laenek, dopler, dan ultrasonografi (USG). (Manuaba, 2009 : 74)
2.2.3. Perubahan fisiologi yang terjadi pada masa kehamilan
1.         Uterus
Uterus yang semula beratnya 30 gram akan membesar
sehingga menjadi seberat 1000 gram dibawah pangaruh estrogen dan progesteron. Otot rahim mengalami hiperplasia dan hipertropi menjadi lebih besar, lunak dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin.
2.         Vagina
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh hormon estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiru - biruan (tanda chadwick).
3.         Ovarium
Dengan terjadinya kehamilan maka indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta pada umur kehamilan 16 minggu. Korpus luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron yang fungsinya akan diambil alih oleh plasenta.
4.         Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan untuk persiapan laktasi. Perkembangannya dipengaruhi oleh hormon estrogen, progesteron dan somatomammotropin. Estrogen menyebabkan hipertrofi sistem saluran payudara. Progesteron mempersiapkan dan menambah jumlah sel asinus sedangkan somatomammotropin berfungsi mempengaruhi sel asinus untuk membuat kasein, laktabumin dan laktoglobulin serta merangsang pengeluaran kolostrum.
5.         Sirkulasi darah
Volume darah semakin meningkat secara fisiologi dengan adanya pencairan darah yang disebut hidremia. Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim. Pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodelusi yang disertai anemia fisiologis.
6.         Sistem respirasi
Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat memenuhi kebutuhan O2 disamping itu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar pada umur kehamilan 32 minggu ke atas sehingga tidak jarang menimbulkan rasa sesak.
7.         Sistem pencernaan
Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat sehingga menyebabkan hipersalivasi, morning sickness, muntah dan lambung terasa panas. Hormon progesteron menyebabkan gerakan usus makin berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi.
8.         Sistem perkemihan
Pada bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus yang membesar sehingga  sering buang air kecil. Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan bila kepala janin mulai turun ke bawah pintu atas panggul keluhan sering sering buang air kecil akan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali.
9.         Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat - alat tertentu. Pigmentasi ini disebabkan karena pengaruh Melanophore Stimulating Hormone (MSH) yang meningkat. Hiperpigmetansi bisa terjadi pada striae gravidarum, areola mammae, linea nigra, dan pipi (cloasma gravidarum).
10.     Metabolisme dalam kehamilan
Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan dalam memberikan ASI (Air Susu Ibu). Metabolisme basal naik sebesar 15 - 20% terutama pada trimester III. Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 - 16,5 kg atau terjadi kenaikan berat badan sekitar 1/2 kilogram tiap minggu. (Salmah, 2006 : 47 - 66)
2.2.4. Asuhan antenatal selama kehamilan
Tujuan pemeriksaan kehamilan adalah mengetahui dan mencegah sedini mungkin kelainan yang dapat timbul, meningkatkan dan menjaga kondisi badan Ibu dalam menghadapi kehamilan, persalinan, dan menyusui serta menanamkan pengertian pada ibu tentang pentingnya penyuluhan yang diperlukan Ibu hamil. (Saminem, 2008 : 11).
Asuhan antenatal yang baik, meliputi :
1.         Sapa Ibu (dan juga keluarganya) dan membuatnya merasa nyaman.
2.         Mendapatkan riwayat kehamilan Ibu dan mendengarkan dengan teliti apa yang diceritakan Ibu.
3.         Melakukan pemeriksaan fisik seperlunya saja.
4.         Melakukan pemeriksaan laboratorium.
5.         Membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan keadaan darurat.
6.         Memberikan konseling tentang :
a.         Gizi seimbang
b.        Perubahan fisiologis
c.         Tanda - tanda bahaya dalam kehamilan, seperti perdarahan pervaginam, sakit kepala hebat, gangguan penglihatan, bengkak pada wajah/tangan, nyeri abdomen (epigastrik) dan janin tidak bergerak seperti biasanya.
d.        Kebersihan diri
e.         Menjelaskan cara merawat payudara terutama pada Ibu yang
mempunyai puting susu rata atau masuk ke dalam.
7.         Memberikan zat besi sebanyak 90 tablet selama kehamilan dimulai minggu ke 20.
8.         Memberikan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) 0,5 cc sebanyak 2 kali.
9.          Mendokumentasikan   kunjungan   tersebut.
(Saifuddin, 2004 : N3 - 4)

2.3.  Tinjauan Tentang Perawatan Payudara
2.3.1. Definisi
1.         Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk merawat payudara terutama pada masa nifas (masa menyusui) untuk memperlancar-kan pengeluaran ASI (Sitti Saleha, 2009).
2.         Perawatan payudara adalah perawatan payudara setelah ibu melahirkan dan menyusui yang merupakan suatu cara yang dilakukan untuk merawat payudara agar air susu keluar dengan lancar (Suririnah, 2007).
3.         Perawatan payudara adalah suatu tindakan perawatan payudara yang dilaksanakan, baik oleh ibu post partum maupun di bantu oleh orang lain yang dilaksanakan mulai hari pertama atau kedua setelah melahirkan (Anggraini, 2010).
4.         Perawatan payudara adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan teratur untuk memeliharan kesehatan payudara waktu hamil dengan tujuan untuk mempersiapkan laktasi pada waktu post partum. (Teguh Subianto, 2009 : 1)
2.3.2. Tujuan perawatan payudara
Tujuan perawatan payudara adalah sebagai berikut yang berdampak pada masa setelah persalinan:
1.         Memelihara kebersihan payudara agar terhindar dari infeksi.
2.         Meningkatkan produksi ASI dengan merangsang kelenjar-kelenjar air susu melalui pemijatan.
3.         Mencegah bendungan ASI/pembengkakan payudara.
4.         Melenturkan dan menguatkan puting agar tidak lecet.
5.         Mengetahui secara dini kelainan puting susu dan melakukan usaha untuk mengatasinya.
6.         Persiapan psikis ibu menyusui.
(Saryono, Dyah, 2008:58-59)
2.3.3. Manfaat perawatan payudara
1.         Menjaga kebersihan payudara terutama kebersihan puting susu.
2.         Melenturkan dan menguatkan puting susu sehingga memudahkan bayi untuk menyusui.
3.         Merangsang kelenjar-kelenjar air susu sehingga produksi ASI banyak dan lancar.
4.         Dapat mendeteksi kelainan-kelainan payudara secara dini dan melakukan upaya untuk mengatasinya.
5.         Mempersiapkan  mental  (psikis)  ibu  untuk menyusui. 
(Saryono, Dyah, 2008:54)
2.3.4. Teknik perawatan payudara
Payudara harus diperiksa untuk mendeteksi setiap massa yang mungkin ganas dan setiap kondisi yang dapat menggangu proses menyusui. Pastikan anda memeriksa puting dengan cermat, terutama jika klien berkeinginan menyusui bayinya.   (Wheeler, Linda. 2003:74)
Persiapan alat :
1.         Baby oil
2.         Kapas
3.         Waslap
4.         Air dalam com
5.         Pakaian ibu
6.         Handuk besar
7.         Handuk kecil. (Teguh Subianto, 2009:2)
Berikut ini panduan praktis mengenai perawatan payudara saat kehamilan:
1.         Kehamilan usia 3 bulan
Periksa puting susu untuk mengetahui apakah puting susu datar atau masuk ke dalam dengan cara memijat dasar puting susu secara perlahan. Puting susu yang normal akan menonjol keluar. Apabila puting susu tetap datar atau masuk kembali ke dalam payudara, maka sejak hamil 3 bulan harus dilakukan perbaikan agar bisa menonjol. Caranya dengan menggunakan kedua jari telunjuk atau ibu jari, daerah sekitar puting susu di urut ke arah berlawanan menuju ke dasar payudara sampai semua ke daerah payudara. Dilakukan sehari 2 kali selama 6 menit.
2.         Kehamilan usia 6-9 bulan
a.         Kedua telapak tangan dibasahi dengan baby oil.
b.        Puting susu sampai areola mammae (daerah sekitar puting dengan warna lebih gelap) dikompres dengan baby oil selama 2-3 menit. Tujuannya untuk memperlunak kotoran atau kerak yang menempel pada puting susu sehingga mudah dibersihkan.
c.         Jangan membersihkan dengan alkohol atau yang lainnya yang bersifat iritasi karena dapat menyebabkan puting susu lecet.
d.        Kedua puting susu dipegang lalu ditarik, diputar ke arah dalam dan ke arah luar (searah dan berlawanan jarum jam)
e.         Pangkal payudara dipegang dengan kedua tangan, lalu diurut ke arah puting susu sebanyak 30 kali sehari.
f.         Pijit kedua areola mammae sehingga keluar 1-2 tetes.
g.        Kedua puting susu dan sekitarnya dibersikan dengan handuk kering dan bersih. (Saryono, Dyah, 2008:54-56)
h.        Gunakan  BH  yang  nyaman  dan  sifatnya  menyangga.     
(Rizal, Yose, 2009:23)
3.         Pemijatan payudara
a.         Bersihkan payudara memakai air, lalu pijat memakai baby oil.
b.        Pemijatan dilakukan dengan kedua tangan, sekeliling payudara diurut memutar searah jarum jam dan kemudian berbalik arah/berlawanan jarum jam.
c.         Setelah  itu lakukan pengurutan dari bawah menuju puting, namun putingnya sendiri tak perlu dimassase. (Bibilung, 2010:1)
http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/p1.jpg?w=300&h=237
Gambar 2.1. Pengurutan buah dada dari tengah ke samping kemudian ke bawah
http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/p2.jpg?w=300&h=235
Gambar 2.2. Pengurutan buah dada berputar dari tengah ke samping kemudian ke bawah
http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/p3.jpg?w=300&h=210
Gambar 2.3. Pengurutan buah dada berputar dari tengah ke samping kemudian ke bawah
http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/p4.jpg?w=300&h=245
Gambar 2.4. Pengurutan buah dada dari pangkal ke puting.
Sumber : Creafost, (2008)
4.         Senam teratur
a.         Senam yang bisa dilakukan, posisi berdiri, tangan kanan memegang bagian lengan bawah kiri dekat siku, sebaliknya tangan kiri memegang lengan bawah kanan (seperti orang bersedakap).
b.        Kemudian tekan kuat-kuat ke arah dada dengan cara mempererat pegangan, sehingga terasa tarikannya pada otot-otot di dasar payudara.
c.         Selanjutnya lemaskan kembali. Lakukan berulang-ulang hingga 30 kali.
d.        Yang kedua,  Pegang bahu dengan kedua ujung tangan, kemudian siku  diputar  ke  depan  sehingga lengan bagian dalam mengurut (massase) payudara ke arah atas. Diteruskan gerakan tangan ke atas  ke belakang dan kembali pada posisi semula. (Bibilung, 2010:1)


2.3.5. Menjaga kesehatan payudara
Menjaga dan memelihara kesehatan payudara penting diketahui bagi wanita sehingga kanker payudara tidak perlu menjadi menakutkan. Kanker payudara adalah salah satu jenis kanker yang paling banyak mengakibatkan kematian pada wanita karena itu menjadi tanggung jawab setiap wanita menyadari semua hal seputar kesehatan payudara. Berikut beberapa tips memelihara kesehatan payudara dengan makan makanan yang tepat sebagai salah satu cara mengurangi resiko tumbuhnya kanker tersebut, antara lain:
1.         Rumput laut
Jepang merupakan salah satu Negara dengan tingkat pertumbuhan kanker payudara rendah. Ini terkait pola makan yang terbiasa mengkonsumsi rumput laut. Rumput laut terbukti memiliki manfaat bagi kesehatan dimana menurut penelitian Harvard School of Public Health menemukan tikus yang diberi makan kelp (satu jenis rumput laut) memiliki kanker payudara lebih rendah dibanding tikus yang tidak makan kelp.
2.         Kurangi makanan berlemak
Pola makan yang tinggi lemak hewani dapat meningkatkan resiko kanker payudara. Menurut para ahli, pola makan kaya lemak dapat menghasilkan zat kimia dalam usus yang ketika berhubungan dengan bakteri akan merubahnya menjadi estrogen sebagai penyebab kanker. Estrogen ini kemudian disimpan dalam jaringan lemak payudara sehingga membuat sel dalam area ini lebih mungkin tumbuh menjadi kanker. Dengan membatasi konsumsi lemak sehari-hari sampai kira-kira 20% dari seluruh konsumsi kalori, anda berarti telah mengurangi peluang tumbuhnya kanker payudara.
3.         Tingkatkan konsumsi serat
Serat yang terkandung dalam makanan seperti buncis,
seluruh jenis gandum, buah-buahan dan sayuran dapat mempengaruhi metabolisme estrogen dalam tubuh dan menurunkan estrogen dalam darah.
4.         Makan banyak sayuran
Makan banyak sayuran seperti brokoli, kubis brussel, kol, sayuran hijau seperti kangkung dan bayam, kembang kol dan lobak cina baik bagi kesehatan payudara karena mengandung komponen sulfur yang disebut indoles. Indoles sebenarnya membantu mengurangi estrogen dari tubuh dan menegahnya tumbuh menjadi kanker payudara. Hanya sayuran jenis ini diketahui dapat merubah estrogen dalam tubuh dan mencegahnya dari kanker payudara.
5.         Ikan
Penelitian menujukan makan sedikitnya tiga porsi ikan laut setiap minggu seperti tuna, salmon, makarel, dan sarden dapat membantu mencegah kanker payudara. Minyak omega 3 yang biasanya ditemukan dalam ikan ini dapat membantu memperkuat system kekebalan dan menghalangi pengaruh tumor yang menyebabkan kanker.
6.         Produk kedelai
Beberapa ilmuan yakin makan produk kedelai dapat melindungi terhadap hormon penyebab tumor. Kacang kedelai dan produk kedelai lainnya, tapi tidak termasuk susu kedelai (mengandung bahan pengawet), mengandung genistein, sebuah estrogen alami yang mengikat pada reseptor dalam payudara sehingga tidak mungkin tumbuh kanker.
7.         Olahraga secara teratur
Penelitian dimana wanita melakukan olahraga aerobic selama 3,8 jam atau lebih per minggu sedikit kemungkinan memiliki kanker payudara dibanding mereka yang tidak pernah berolahraga sama sekali. Termasuk mereka yang bertahan dalam 5 sampai 6 kg dari berat badan ideal merupakan cara mencegah kanker payudara karena obesitas memiliki korelasi  dengan    resiko    kanker    payudara.  Kelebihan   lemak  dalam tubuh  menghasilkan estrogen yang kemudian di simpan dalam jaringan payudara sehingga memicu tumbuhnya sel kanker. (Nuraini, 2009:57-59)

2.4.  Kerangka Pemikiran
2.4.1. Tinjauan Umum Tentang Variabel Penelitian
1.         Pengetahuan
Banyak ibu hamil mengabaikan perawatan payudara. Boleh jadi lantaran malas atau sesungguhnya belum mengetahui akan manfaat perawatan payudara. Padahal perawatan payudara selama hamil sangat penting untuk kelancaran air susu kelak setelah melahirkan. Malah, dengan perawatan yang benar, hasilnya bukan cuma produksi yang cukup, tapi juga bentuk payudara akan tetap baik selama menyusui.
Ibu dengan pengetahauan yang baik lebih menyadari bahwa dengan melakukan pemijatan payudara juga mempunyai meafaat bahwa proses keluarnya air susu ibu secara ekslusif lebih lancar keluar dari pada ibu yang kurang pengetahuan tentang manfaat pijat payudara sehingga akan mengelami kendala dalam memberikan air susu ibu secara ekslusif. (Wulandari 2012).
2.         Pendidikan
Notoadmojo (2003), menyatakan bahwa tingkat pendidikan dapat mempengaruhi seseorang pada pengetahuannya. Semakin tinggi pendidikan akan memperluas pengetahuannya Ibu dengan mudah dapat memperoleh informasi-informasi seputar kesehatan dan lebih memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya perawatan payudara selama kehamilan. Sedangkan ibu dengan tingkat pendidikan rendah, kadangkala kurang mendapatkan informasi dan adanya keingin tahuan yang kurang terhadap sesuatu.

3.         Umur
Umur individu yang dihitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja.
Hasil Ukur : Umur dalam tahun dan dikelompokkan:
a.         Kurang dari 20 tahun
b.        20-35 tahun
c.         Lebih dari 35 tahun  (Nursalam, 2001)
Prawirohardjo (2009), menyatakan bahwa semakin meningkatnya umur maka presentasi berpengetahuan semakin baik karena disebabkan oleh akses informasi dan wawasan yang masih rendah.
4.         Paritas
Paritas merupakan suatu frekuensi melahirkan baik itu bayi hidup atau meninggal. Makin sering ibu melahirkan, maka pengalaman ibu makin banyak. Sehingga ibu yang pernah melahirkan lebih dari 1 kali,memiliki pengalaman dan pengetahuan tentang melakukan perawatan payudara dimana kemungkinan pada waktu persalinan pertama, ibu tersebut sudah mendapatkan konseling dari tenaga kesehatan pada saat melahirkan. Sehingga pada kehamilan berikutnya, ibu sudah mampu melakukan perawatan secara dini terhadap payudara ibu.
2.4.2. Kerangka Konsep

 









Keterangan :
                 :  Variabel Dependent
                 : Variabel Independent
                 : Kategori

2.4.3. Defenisi Operasional
1.         Pengetahuan ibu hamil   adalah tingkat pengetahuan ibu hamil tentang perawatan payudara
Kategori:
a.         Baik: jika responden mendapat skor 76%-100% dari 20                                     pernyataan yang di ajukan (jika responden menjawab pernyataan dengan benar sebanyak 16-20 pernyataan)
b.        Cukup : Jika responden  mendapat skor 60% - 75%  dari 20 pernyataan  yang di ajukan  ajukan (jika responden menjawab  pernyataan dengan benar sebanyak 12-15 pernyataan)
c.         Kurang : jika responden mandapat skor   0-59% dar   20 pernyataan  yang diajukan (jika responden menjawab pernyataan dengan benar sebanyak 0-11 pernyataan)
Skala ukur  : Ordinal 
2.         Pendidikan adalah pendidikan terakhir yang pernah di selesaikan responden
3.         Umur adalah jumlah tahun kehidupan yang dijalani responden  di hitung sejak lahir sampai penelitian dilakukan
4.         Paritas adalah jumlah persalinan yang lalu yang pernah di alami oleh responden sampai dilakukanya penelitian ini.













BAB III
METODE PENELITIAN

3.1.  Jenis  penelitian
Penelitian  ini  bersifat  deskriptif  dengan metode cross sectional yaitu  untuk  mengetahui Gambaran Pengetahuan ibu hamil Tentang perawatan payudara di Kecamatan Tonra Kabupaten Bone Tahun 2014 dengan alat bantu kuesioner.

3.2.  Populasi dan sampel
3.2.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang berjumlah 160 orang di Kecamatan Tonra Kabupaten Bone Tahun 2014
3.2.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari jumlah populasi yang memiliki kriteria inklusi yang bertempat tinggal di wilayah Kecamatan Tonra Kabupaten Bone Tahun 2014

3.4.  Tempat dan Waktu penelitian
3.4.1. Tempat
Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Tonra Kabupaten Bone Tahun 2014, dengan alasan penelitian mengambil lokasi ini adalah dilokasi ini banyak ibu hamil yang kurang memahami tentang perawatan payudara selama hamil dan sampel yang akan diteliti mencukupi untuk dilakukan penelitian.
3.4.2. Waktu
Penelitian ini dilakukan mulai Bulan Maret s/d Juni 2014

3.5.  Teknik Pengolahan dan Analisa Data
3.5.1. Pengolahan Data
Menrut  Notoatmojdo  (2010),  langkah-langkah  pengolahan  data secara manual, adalah :
1.         Editing (penyuntingan Data)
Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu.
2.         Coding (membuat lembaran kode)
Lembaran atau kartu kode adalah instrumen berupa kolom-kolom untuk merekam data secara manual. Lembaran atau kartu kode berisi nomor responden, dan nomor-nomor pertayaan.
3.         Data Entry (memasukan Data)
Yakni mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan.
4.         Tabulating
Yakni membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti.
3.5.2. Teknik Analisa Data
Setelah data dikumpulkan, kemudian diolah dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, kemudian dihitung nilai mean, median, dan modus. Dengan rumus sebagai berikut :  
1). Mean
Keterangan :
  :  Mean (rata-rata)
 :  Frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas i
xi  :  Tanda kelas ke-i
n   :  Jumlah sampel
2). Median
Keterangan :
b : Batas bawah kelas median
p : Panjang kelas median
n : Banyak pengamatan
F : Jumlah semua frekuensi sebelum kelas median
F : frekuensi kelas median
3). Modus
Keterangan :
b   : Batas bawah kelas modus
p   : Panjang kelas median
b1 : Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval 
       terdekat sebelumnya
b2 : Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval
       terdekat berikutnya.

3.6. . Etika Penelitian
Setelah mendapat persetujuan dari pihak terkait, penelitian dilakukan dengan menekankan masalah etika yang meliputi :
1.         Informed Concent
Merupakan lembar persetujuan yang akan diedarkan sebelum penelitian dilakukan pada seluruh klien yang memenuhi kriteria inklusi untuk diteliti. Jika responden bersedia diteliti maka harus menandatangani lembar persetujuan, jika responeden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya
2.         Anonimity ( Tanpa Nama )
Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data (observasi) yang diisi oleh peneliti. Lembar tersebut hanya diberi nomor kode tertentu
3.         Confidentiallity ( Kerahasiaan )
Informasi yang berhasil dikumpulkan dari sampel peneliti dijaga dan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti dan hanya kelompok tertentu saja  yang mengetahui hasil penelitian atau riset.


DAFTAR PUSTAKA 

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia
Anggraini, Yetti. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka Rihana.Andik, W. 2004. 55 Masalah Seksual yang Ingin Anda Ketahui Tapi “Tabu” Untuk Ditanyakan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Arif, M. 200. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius
Arisman. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi, Ed. 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. JakartaArikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Boeree, George. 2006. Personality Theories, Melacak Kepribadian anda Bersama
Bustan, M. N. 2007. Epidemiolagi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Crown, Elizabeth. J. 2000. Buku saku Patofisiologi. Jakarta :EGC
Erik, T. 2005. Kanker, Antioksidan dan terapi Komplementer. Jakarta :Gramedia
Faizal, Y. 2005. Penyakit Kandungan, Myoma, Kanker rahim/Leher rahim dan Indung Telur, Kista, serta Gangguan Lainnya. Jakarta : Pustaka Populer Obor
FKUI. 2002. Deteksi Dini Kanker. Jakarta :FKUI
Herijulianti, E. 2001. Pendekatan Metode dalam Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC.
Http: // repository. usu. ac. id/ bitstream/ 123456789/ 17135/ 5/ chapter I. pdf. Accessed on Juni 2011.
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta :EGC
Machfoedz,I. 2005. Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi kesehatan. Yogyakarta: Fitramaya.
Mangan, Y. 2010. Solusi Sehat Mencegah dan Mengatasi Kanker. Jakarta: Agro Media Pustaka.
Manuaba, Ida bagus Gde. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Arcan
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta 
Notoatmodjo,S. 2005. Metodologi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Nurcahyo, J. 2010. Bahaya Kanker Rahim dan Kanker Payudara. Yogyakarta: Wahana Totalita Publisher.
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperewatan. Jakarta : Salemba Medika
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Psikolog Dunia. Jogjakarta: Prismashopie
Sarwono, P. 2002.. Ilmu Kandungan. Jakarta : YBP-SP
Soekidjo, N. 2002. Metodologi Penelitian kesehatan (Rev. Ed). Jakarta : Rineka Cipta
Speroff, leon. 2003. Pedoman Klinis Kontrasepsi. Jakarta : EGC
Sudjana, N. 2002. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. 2005. Statistik Untuk penelitian. Bandung : Alfabeta
Suharsimi, A. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta
Suryaningsih, E. K. dan Sukaca. 2009. Kupas Tuntas Kanker Payudara. Yogyakarta: Paradigma Indonesia.
Wawan. A. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Widyaningrum, Retno, Beberapa Karakteristik Akseptor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Di Kelurahan Kramas Kecamtan Tembalang Kota Semarang. Skripsi, Tidak Dipublikasikan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UNDIP. Semarang. 2000.
Widyastuti, Y. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya.

Alimul, Aziz. 2003. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta :: Salemba Medika.
Alimul, Aziz. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.
Azwar. 2008. Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta. Pustaka Pelajar
Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta
Bakhtiar, Amsal. Dr.M.A.2005.Filsafat Ilmu.jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

BKKBN. 2005. Pelayanan Kontrasepsi dan Pemberian ASI. From:: http://www.BKKBN.com.id (diakses februari 2011)

Depkes RI. 2005. Perawatan Payudara. From: http://www.depkesRI.co.id (diakses februari 2011)

Dinkes Jatim, 2007. Standar Pelayanan Minimal. From http://www.dinkes-jatim.com (diakses februari 2011)
Dharmatanna,B. 2008. Motivasi. From:http://blogs unpad.ac.id (diakses februari 2011)
Mubarak, W.I. (2012), Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan, Salemba Medika, Jakarta
Nasir. 2005. Metode Penelitian. Bogor. Ghalia Indonesia
Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta.Rineka Cipta
Notoatmodjo. 2005. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta
Notoatmodjo. 2007. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta:Rineka Cipta
Novitasari. 2008. Proses Motivasi. From :http//www. damandari. or.id (diakses februari 2011)
Maryunani, A. dan Nurhayati ., 2009. Asuhan Kegawatdaruratan Dan Penyulit Pada Neonatus. CV. Trans Info Media, Jakarta
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika
Oswari, E. 2004. Perawatan Ibu Hamil dan Bayi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Saleha, sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
Saryono dyah pramitasari poischa. (2009). Perawatan payudara. Jogjakarta:mitra cendikia.
Sobur. 2009. Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia
Sayuti. 2007. Motivasi Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta : Ghalia Indonesia
Suririnah. 2007. ASI Menyelamatkan Jiwa Bayi. From: http//www.kompas.com (diakses februari 2011)
Soetjiningsih. 1997. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC.
WHO. 2003. Manfaat Pemberian Makanan Tambahan. Jakarta: EGC
Hendrayani,Yeyen. 2009. Masa Nifas. From: http//www.nifas.com (diakses februari,2011)

Bakhtiar, Amsal. Dr.M.A.2005.Filsafat Ilmu.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Salmah, Rusmiati dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC.
Kusmiyati, Yuni, et all. 2009. Perawatan Ibu Hamil asuhan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya.
Wiknjosastro, Hanifa, 2006, Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga, Jakarta : YBP-SP.
Hajjah, Saminem. (2008) . Seri asuhan kebidanan kehamilan normal. Jakarta: EGC
Saifuddin, AB, 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Mandriwati, G.A 2007, Penuntun Belajar Asuhan Kebidanan Ibu Hamil, EGC, Jakarta.

Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika

No comments:

Post a Comment