GAMBARAN ANGKA KEJADIAN HYPEREMESIS
GRAVIDARUM BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU DI RSUD TENRIAWARU BONE KELAS B
PERIODE 2013–2014
Proposal
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Melakukan Penelitian Ilmiah
Dalam Rangka Pembuatan Karya Tulis
Ilmiah
Di Akademi Kebidanan Batari Toja
Watampone Tahun 2014
RISNA TRISTIANA
BT
11 189
AKADEMI KEBIDANAN BATARI TOJA
W
A T A M P O N E
2014
KATA
PENGANTAR
Segala Rahmat dan Hidayah Allah
SWT yang telah memberikan kekuatan
dan kemampuan berpikir dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan Proposal Karya
Tulis Ilmiah yang berjudul “Gambaran
Angka Kejadian Hyperemesis Gravidarum Berdasarkan
Karakteristik Ibu di RSUD Tenriawaru Bone Kelas B Periode 2013–2014 “.
Adapun maksud dari pembuatan
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk memenuhi syarat akademi dalam
rangka menyelesaikan kuliah di Akademi Kebidanan. Batari Toja Watampone.
Selanjutnya, penulis
mengucapakan terima kasih kepada Disen Pembimbing Mata Kuliah Metode Penelitian
dan juga teman-teman seangkatan yang banyak membantu dalam pembuatan Proposal
ini.
Penulis
menyadari bahwa dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, penulis membuka diri untuk menerima kritik dan
saran sebagai masukkan guna kesempurnaan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini
selanjutnya
Akhir
kata penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat sebagai
tambahan informasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi semua
pihak. Amin.
Watampone, 17 Januari 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………..i
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………....ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Penelitian ………………………………………...1
1.2.
Rumusan Masalah Penelitian……………………………………...4
1.3.
Tujuan Penelitian…………….……………………………………4
1.4.
Manfaat Penelitian………………………………………………...5
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Tinjauan Umum Tentang Kehamilan.............................................6
2.2.
Tinjauan Umum Tentang Hyperemesis Gravidarium..................10
2.3.
Tinjauan
Umum Tentang Variabel Penelitian..............................16
2.4.
Kerangka Pemikiran.....................................................................19
2.5.
Kerangka
Konsep.........................................................................22
BAB III : SUBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1.
Subjek Penelitian ...........................................................................24
3.2.
Metode
Penelitian ………………………………………………..24
3.3.
Aspek Etis Penelitian .....................................................................27
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut pengamatan World Health Organization (WHO)
memperkirakan pada tahun 1996 lebih dari 585.000 pertahun ibu meninggal akibat
langsung dari komplikasi kehamilan dan persalinan. Kemungkinan 1:8 ibu meninggal di Asia Selatan akibat kehamilan atau persalinan selama hidupnya di
negara Asia Afrika 1:4 Sedangkan di negara Amerika Utara 1:6 lebih dari 50%
kematian terjadi di negara berkembang (Saifuddin, 2005).
Umumnya ukuran yang dipakai untuk menilai
baik-buruknya keadaan pelayanan kebidanan (maternity care) dalam satu negara
atau daerah ialah kematian maternal (maternal mortality). Menurut definisi WHO
“ kematian maternal ialah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42
hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya
kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan”
(Winkjosastro,2007).
World Health Organization (WHO) memperkirakan angka
kematian ibu sebesar 500.000 jiwa dan angka kematian bayi sebesar 10 juta jiwa
setiap tahun. Jumlah tersebut masih diragukan karena besar kemungkinan kematian
ibu dan bayi yang tidak dilaporkan.
Kejadian kematian ibu dan bayi sebagian besar
terdapat di negara berkembang yaitu sebesar 98% - 99% dengan demikian dapat
disampaikan bahwa kemungkinan kematian ibu dan bayi di negara berkembang 100%
lebih tinggi dibandingkan dengan negara maju (Manuaba, 2005).
Indonesia adalah salah satu yang masih belum bisa
lepas dari belitan Angka Kematian Ibu (AKI) yang tinggi. Bahkan jumlah
perempuan Indonesia yang meninggal saat melahirkan mencapai rekor tertinggi di
Asia.
Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2011, angka
kematian maternal di Indonesia mencapai 248/100.000 kelahiran hidup, itu
berarti setiap 100.000 kelahiran hidup masih ada sekitar 248 ibu yang meninggal
akibat komplikasi kehamilan dan persalinan.
Berdasarkan hasil penelitian di Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2011 menjelaskan bahwa lebih dari 80%
perempuan hamil mengalami rasa mual dan muntah sedangkan untuk perempuan hamil
yang mengalami kondisi Hyperemesis gravidarum sekitar 5 dari 1.000 perempuan
hamil. Hal ini bisa menyebabkan perempuan menghindari makanan tertentu dan
biasanya membawa resiko baginya dan janin (Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan ,
2011).
Mual muntah merupakan gangguan paling sering
dijumpai pada kehamilan trimester I, kurang lebih pada 6 minggu setelah haid
terakhir selama 10 minggu (Mansjoer, dkk. 2009).
Salah satu komplikasi akibat kehamilan adalah
Hypremesis gravidarum Gejala mual muntah dapat berlangsung sampai 4 bulan,
sehingga pekerjaan sehari-hari dapat terganggu dan keadaan umum ibu menjadi
lebih berat, dengan penanganan yang baik prognosis Hyperemesis gravidarum
sangat memuaskan. Hyperemesis gravidarum biasanya dapat membatasi diri, namun
demikian pada tingkatan buruk Hyperemesis gravidarum ini dapat mengancam jiwa
ibu dan janin ( Wiknjosastro, 2007).
Rasa mual dan muntah cenderung lebih parah terjadi
pada kehamilan pertama, secara emosi ibu yang baru pertama kali hamil cenderung
lebih peka terhadap kecemasan dan ketakutan yang akhirnya mengganggu lambung.
Primigravida berisiko mengalami mual dan muntah sebanyak 53,5%, pada Multigravida
36,4%, dan Grande Multipara 11.1% (Manuaba, 2005).
Hamil pada usia muda merupakan salah satu faktor
penyebab terjadinya Hyperemesis gravidarum. Dalam kurun reproduksi sehat
dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun.
Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun
adalah 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada
20-29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali setelah usia 30-35 tahun. Hal ini disebabkan menurunnya
fungsi organ reproduksi wanita pada usia tersebut (Wiknjosastro, 2007).
Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan dan
mendapatkan upah. Pekerjaan seseorang akan menggambarkan aktivitas dan
kesejahteraan ekonomi yang akan didapatkan.
Menurut penelitian Sebelumnya yang dilakukan oleh
Haryanti (2010), hasil penelitian yang mempengaruhi Hyperemesis gravidarum
menunjukan bahwa ibu yang tidak bekerja (68,3%) persentasenya lebih besar dari
pada ibu yang bekerja (31,7%).
Berdasarkan data Medical Record di RSUD Tenriawaru Bone kelas B, angka kejadian
ibu yang mengalami Hyperemesis gravidarum pada periode tahun 2011-2012 dari 1.245 ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya 38 diantaranya
mengalami hyperemesis
gravidarum. (Medical
Record RSUD Tenriawaru Bone, 2012).
Berdasarkan data diatas, maka peneliti tertarik
untuk meneliti “Gambaran
Angka Kejadian Hyperemesis Gravidarum Berdasarkan Karakteristik Ibu di Instalasi Kebidanan RSUD Tenriawaru Bone Kelas B Periode Maret 2013
– April 2014”.
1.2. Rumusan
Massalah
Bagaimana Gambaran
Angka Kejadian Hyperemesis Gravidarum Berdasarkan Karakteristik Ibu di
RSUD Tenriawaru Bone kelas B
Periode
Maret 2013 – April 2014?.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan
Umum
Diketahuinya Gambaran Angka Kejadian Hyperemesis
Gravidarum Berdasarkan
Karakteristik Ibu di
Instalasi Kebidanan RSUD
Tenriawaru Bone kelas B Periode Maret
2013 – April 2014.
1.3.2. Tujuan Khusus
1.
Diketahuinya distribusi frekuensi kejadian Hyperemesis gravidarum di
RSUD Tenriawaru Bone
kelas B Berdasarkan Umur Ibu Periode Maret
2013 – April 2014.
2.
Diketahuinya distribusi frekuensi kejadian Hyperemesis gravidarum di
RSUD Tenriawaru Bone Berdasarkan
pendidikan Ibu Periode 2013–2014.
3.
Diketahuinya distribusi frekuensi kejadian Hyperemesis gravidarum di
RSUD Tenriawaru Bone
Berdasarkan Paritas Ibu Periode 2013–2014.
1.4. Manfaat
Penelitian
1.4.1. Bagi
Penulis
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman peneliti atau
penulis mengenai Gambaran Angka kejadian Hyperemesis gravidarum dan dapat mengaplikasikan metodologi penelitian dan biostatistik yang diperoleh selama proses belajar.
1.4.2. Bagi
Institusi Pendidikan
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah referensi perpustakan untuk pengetahuan dan pengalaman dalam proses penelitian mahasiswa di Progsus Lahan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palembang khususnya mengenai gambaran karakteristik ibu dengan kejadian Hypremesis gravidarum.
1.4.3. Bagi Institusi Kesehatan
Sebagai bahan informasi dan menjadi masukan dalam menetapkan kebijakan kualitas dan mutu layanan kebidanan RSUD Tenriawaru Bone kelas B.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan
1.
Definisi Kehamilan
Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan
keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh didalam
rahim ibu selanjutnya dapat dijelaskan tingkat pertumbuhan dan besarnya janin
seusia kehamilan, pada setiap dilakukan pemeriksaan kehamilan (Sarwono
prawirohardjo, 16 : 2002).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
lama hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulun 7 hari) di
hitung dari haid pertama haid terakhir (di mulai dari konsepsi) sampai 6 bulan
, triwulan ketiga dari bulan ke 7 sampai 9 bulan (Saifudin, 2002 : 33).
Proses terjadinya kehamilan karena bertemunya sel telur dan
sel sperma maka terjadilah pembuahan (Mouchtar, 1998 : 54).
2.
Perubahan Yang Terjadi Pada Wanit Hamil
Kehamilan
menyebabkan banyak perubahan pada tubuh, kebanyakan perubahan ini akan
menghilang setelah persalinan, perubahan fisik yang terjadi yaitu :
a.
Perubahan
jantung dan pembuluh darah
Selama kehamilan jumlah darah yang di pompa oleh jantung
setiap menitnya (cardiac output, curah jantung) meningkat sampai 30-50
%. Peningkatan ini mulai terjadi pada kehamilan 6 minggu dan mencapai
puncakanya pada kehamilan 16-28 minggu. Karena curah jantung meningkat, maka
denyut jantung pada saat istirahat juga meningkat (dalam keadaan normal 70
kali/menit menjadi 80-90 kali/menit).
Setelah mencapai kehamilan 30 minggu, curah jantung agak
menurun karena rahim yang membesar menekan vena yang membawa darah dari tungkai
ke jantung. Selama persalinan, curah jantung meningkat sebesar 30% setelah persalinan
curah jantung menurun sampai 15-25% diatas batas kehamilan lalu secara perlahan
kembali kebatas kehamilan.
Peningkatan curah jantung selama kehamilan kemungkinan
terjadi karena adanya perubahan dalam aliran darah ke rahim. Karena janin terus
tumbuh, maka darah lebih banyak dikirim ke rahim ibu.
Selama kehamilan, volume darah dalam peredaran meningkat
sampai 50%, tetapi jumlah sel darah merah yang mengangkut oksigen hanya
meningkat sebesar 25-30 %. Untuk alasan yang belum jelas, sel darah putih (yang
berfungsi melindungi tubuh terhadap infeksi) selama kehamilan pada saat
persalinan dan beberapa hari setelah persalinan.
b.
Perubahan
ginjal
Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal
menyaring
darah yang volumenya meningkat (sampai 30-50 %), yang puncaknya terjadi pada
kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan (pada saat ini aliran
darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar).
Dalam keadaan normal, aktivitas ginjal meningkat ketika
berbaring dan menurun ketika berdiri. Keadaan ini semakin menguat pada saat
kehamilan, karena itu wantia hamil sering merasa ingin berkemih ketika mereka
ingin mencoba untuk berbaring atau tidur.
Pada akhir kehamilan, peningkatan aktivitas ginjal yang
lebih besar terjadi pada wanita hamil yang tidur miring. Tidur miring
mengurangi tekanan dari rahim pada vena yang membawa darah dari tungkai
sehingga terjadi perbaikan aliran darah yang selanjutnya yang meningkatkan
aktivitas ginjal dan curah jantung.
c.
Perubahan
paru-paru
Ruang yang diperlukan oleh rahim yang membesar dan
meningkatnya pembentukan hormon progesteron menyebabkan paru-paru berfungsi
lain dari biasanya. Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih dalam karena
memerlukan lebih banyak oksigen untuk dirinya dan untuk janin.
Lingkaran dada wanita hamil agak membesar, karena lapisan
saluran pernafasan menerima lebih banyak darah dan menjadi agak tersumbat oleh
penumpukan darah (kongesti). Kadang hidung dan tenggorokan mengalami
penyumbatan persial akibat kongesti ini.
Tekanan
dan kualitas suara wanita hamil agak berubah.
d.
Perubahan
sistem pencernaan
Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus
bagian bawah sehingga menjadi sembelit (konstipasi). Sembelit semakin berat
karena gerak otot di dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar pregosteron.
Wanita hamil sering mengalami hartburn (rasa panas di dada)
dan sendawa, yang kemungkinan terjadi karena makanan lebih lama berada di dalam
lambung dan karena relaksasi sfingter di kerongkongan bagian bawah yang
memungkinkan isi lambung mengalir kembali kekrongkongan. Ulfus gastrikum jarang
ditemukan pada wanita hamil dan jika sebelumnya menderita ulkus gastrikum
biasanya akan kembali karena asam lambung yang dihasilkan lebih sedikit
(Varney, 2006).
e.
Perubahan
kulit
Melasma adalah bintik-bintik pigmen kecoklatan yang tampak
di kulit dan pipi. Peningkatan pigmentasi juga terjadi di sekeliling puting
susu. Sedangkan di perut bagian tengah biasanya tampak garis gelap.
Spider angloma (pembuluh darah kecil yang memberi gambaran
sperti laba-laba) bisa muncul di kulit, biasanya di atas pinggang. Sedangkan
pelebaran pembuluh darah kecil yang berdinding tipis seringkali tampak di
tungkai bawah.
f.
Perubahan
hormon
Kehamilan mempengaruhi hampir semua hormon di dalam tubuh.
Plasenta menghasilkan sejumlah hormon untuk membantu tubuh dalam mempertahankan
kehamilan. Hormon utama yang dihasilkan oleh plasenta adalah HCG, yang berperan
mencegah ovulasi dan merangsang pembentukan estrogen serta progesteron oleh
ovarium untuk mempertahankan kehamilan.
Plasenta juga menghasilkan melanocyte-stimulating hormon
yang menyebabkan kulit berwarna lebih gelap dan hormon yang menyebabkan
peningkatan kadar hormon adrenal di dalam darah. Peningkatan kadar hormon ini
kemungkinan menyebabkan tanda peregangan berwarna pink pada kulit perut (Sweet
BR, 1997 : 178).
2.2. Tinjauan Umum tentang Hyperemesis
Gravidarum
2.2.1. Pengertian Hyperemesis Gravidarum
1.
Hyperemesis Gravidarum adalah seseorang
yang memuntahkan segala yang dimakan dan minum hingga berat badan sangat
menurun, turgor kulit kurang, diurese kurang dan menyebabkan aseton dalam
kencing dan memerlukan perawatan dirumah sakit. 15
2.
Hyperemesis Gravidarum adalah mual
muntah yang berlebihan sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari dan
menimbulkan kekurangan cairan dan terganggunya keseimbangan elektrolit15
3.
Hyperemesis Gravidarum adalah muntah
yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu, begitu hebat dimana segala
apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan
pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi,
terdapat aseton dalam urine karena penyakit seperti Appendisitis, Pielitis dan sebagainya.
2.2.2. Etiologi
Sebab pasti belum diketahui, tidak ada bukti
bahwa penyakit ini disebabkan faktor toxid, juga tidak ditemukan kelainan
Biokimia. 13
1.
Faktor Predisposisi
a.
Sering terjadi pada primigravida, mola
hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda akibat peningkatan HCG.
Frekwensi oleh mola hidatidosa dan
kehamilan ganda dugaan bahwa faktor hormonal memegang peranan karena keduanya
hormon khoronic ganadotropin dibentuk berlebihan.
b.
Faktor organik, karena masuknya vili
korialis dan sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta
resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini dan alergi
sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak.
c.
Faktor Psikologik memegang peranan yang
penting dalam penyakit ini, rumah tangga yang retak,kehilangan pekerjaan, takut
terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu,
dapat menyebabkabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah
sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai
pelarian kesukaran hidup.
2.2.3. Diagnosis
Dari anamnesis didapatkkan amenore, tanda kehamilan
muda, dan muntah terus- menerus. Pada pemeriksaan fisik di dapatkan keadaan
pasien lemah, apatis sampai koma, nadi meningkat sampai 100 kali per menit,
suhu meningkat, tekanan darah turun atau ada tanda dehidrasi lain, pada
pemeriksaan elektrolit darah ditemukan kadar natrium dan klorida turun. Pada
pemeriksaan urin kadar klorida turun dan dapat ditemukan keton. 16
2.2.4. Gejala Klinik
Batas jelas antara mual yang masih fisiologi dalam
kehamilan dengan hiperemesis gravidarum tidak ada, tetapi bila keadaan umum
penderita terpengaruh, sebaiknya ini dianggap sebagai hiperemesis gravidarum.
1.
Menurut berat ringannya gejala, dapat
dibagi atas tiga tingkatan yaitu:
a. Hyperemsis
Gravidarum tingkat I
1)
Muntah terus menerus
2)
Nafsu makan berkurang
3)
Ibu merasa lemah
4)
Berat badan menurun
5)
Nyeri daerah epigastrium
6)
Tekanan darah turun
7)
Nadi meningkat sekitar 100x/i
8)
Lidah kering
9)
Mata tampak cekung
b. Hyperemesis
Garvidarum Tingkat II
1)
Penderita tampak lebih lemah dan apatis
2)
Gejala dehidrasi makin tampak, mata
cekung, turgor kulit makin kurang, lidah kering dan kotor
3)
Tekanan darah turun dan nadi meningkat
4)
Berat badan makin turun
5)
Mata ikterus
6)
Gejala hemokonsentrasi makin tampak,
urin berkurang, badan aseton dalam urin meningkat
7)
Terjadi gangguan buang air besar
8)
Mulai tampak gangguan kesadaran, menjadi
apatis
9)
Nafas berbau aseton.
c. Hyperemsis
Garvidarum Tingkat III
1)
Keadaan umum jelek
2)
Muntah berhenti
3)
Kesadaran pasien menurun dari samnolen
sampai koma
4)
Nadi kecil dan cepat
5)
Suhu meningkat
6)
Tekanan darah makin turun
2.2.5. Penatalaksanaan
1. Pencegahan
Pencegahan terhadap hyperemesis gravidarum dengan
memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang
fisiologik, memberikan keyakinan bahwa
mual dan muntah merupakan gejala fisiologi pada kehamilan muda dan akan
hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makanan sehari-hari
dengan makan dalam jumlah yang kecil, tetapi lebih sering. Hindarkan makanan
yang berminyak dan berbumbu tajam.
Makanan disajikan dalam bentuk masih panas atau sangat dingin. Dianjurkan makan banyak gula.
2. Obat-obatan
Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital,
vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6, anti histamika, seperti
prometazin, dan prometaziin hidroklorida.
Penanganan hyperemesis yang lebih berat di kelola di rumah sakit.
3. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, dan
peredaran udara yang baik. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk sampai
muntah berhenti dan penderita mau makan.
Tidak di berikan makan dan minuman selama 24 jam. Kadang dengan isolasi saja akan mengurangi
gejala dan menghilang tanpa pengobatan.
4. Terapi
Psikologik
Ketakutan dalam
kehamilan dan persalinan adalah reaksi psikologis, sehingga menyebabkn
Hyperemesis. Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,
hilangkan rasa takut oleh kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan
masalah serta memberi penerangan mengenai fisiologi kehamilan dan perubahan
yang terjadi.
5. Cairan
parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit,
karbohidrat dan protein dengan glukosa 5 % : RL dalam cairan garam fisiologik
sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu
dapat ditambah kalium dan vitamin khususnya vitamin vitamin B kompleks dan
vitamin C dan bila ada kekurangan protein dapat diberikan pula asam amino
secara intravena. Bila dalam 24 jam
penderita sudah tidak muntah dan keadaan umum bertambah baik dapat di coba
untuk memberikan minuman dan lambat laun minuman dapat
ditambah dengan makanan yang tidak cair. Pengobatan biasanya berlangsung
4-7 hari dan akan dipulangkan dengan hasil yang memuaskan. 18
6. Penghentian
kehamilan
Pada sebagian kecil kasus
keadaan tidak menjadi baik,
bahkan mundur. Dalam keadaan demikian perlu diadakan
pertimbangan untuk mengakhiri kehamilan. Keadaan yang memerlukan pertimbangan
gugur kandung diantaranya:
1)
Gangguan kejiwaan
a)
Delirium, Apatis, samnolen sampai koma
b)
Ensepalopati wernicke
2)
Gangguan penglihatan
a)
Perdarahan retina
b)
Kemunduran penglihatan
3)
Gangguan faal
a)
Hati dalam bentuk ikterus
b)
Ginjal dalam bentuk anuria
c)
Jantung dan pembuluh darah, terjadi nadi
meningkat
d) Tekanan
darah menurun. 14
2.3. Tinjauan Umum Tentang Variabel
Penelitian
2.3.1
Umur Kehamilan Ibu
Umur adalah keadaan lamanya waktu manusia hidup.
umur bertambah sejalan dengan perkembangan biologis organ – organtubuh manusia
yang pada usia tertentu mengalami perubahan. keadaan mual ataupun muntah sering di temukan pada
umur-umur muda usia kehamilan, yang paling sering yaitu pada kehamilan
trimester I, kurang lebih pada 6 minggu setelah haid terakhir selama haid
terakhir selama 10 minggu.
Faktor umur
mempuyai pengaruh yang sangat erat dengan perkembangan alat-alat
reproduksi wanita, di mana reproduksi sehat merupakan usia yang paling aman
bagi seorang wanita untuk hamil dan melahirkan yaitu pada umu 20-30 tahun.
dalam waktu reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan
persalinan adalah 20 sampai 30 tahun. kematian maternal pada ibu hamil
melahirkan pada usia kurang dari 20 tahun teryata 2 samapi 5 kali lebih tinggi
daripada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. kematian
maternal meningkat kembali sesudah usia 30-35 tahun.
Pada ibu hamil yang masih belia ( kurang dari 20
tahun ) atau terlalu tua ( lebih dari 35 tahun) mempuyai resiko mengalami
hyperemesis gravidarum, serta mempuyai tendensi yang lebih besar untuk
melahirkan bayi yang kurang sehat. hal ini di sebabkan karena ibu hamil dengan
usia yang terlalu muda, dari segi biologis pertumbuhan alat/organ reproduksinya
belum sempurna, dari segi psikis belum matang dalam menghadapi tuntutan beban
moril, mental dan emosional. sedangkan ibu hamil pada usia dan sering
melahirkan fungsi alat reproduksinya telah mengalami penurunan atau degenerasi.
2.3.2
Pendidikan
Pendidikan adalah proses pengubahan
sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.16
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.
Pendidikan yang yang dialami seseorang memiliki
pengaruh dan peningkatan berfikir atau dengan kata lain seseorang yang
berpendidikan lebih tinggi akan dapat mengambil keputusan yang lebih rasional
umumnya terbuka untuk menerima perubahan atau hal yang baru dibandingkan dengan
individu yang berpendidikan lebih rendah. Ibu hamil dengan pendidikan yang
lebih tinggi mampu menerima motivasi dalam mememfaatkan pelayanan ANC khususnya
kunjungan pertama (K-1) karena tingkat pendidikan merupakan dasar pengembangan
daya nalar seseorang untuk memudahkan menerima motivasi.
Pendidikan dapat dikategorikan rendah bila jenjang
pendidikan awal sembilan tahun pertama masa sekolah sampai jenjang pendidikan
menengah (SMP). Pendidikan dikategorikan tinggi adalah bila jenjang pendidikan
menengah (SMA) yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, master,
dokter dan spesialis yang diselenggarakan perguruan tinggi
2.3.3
Paritas
Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami
seorang wanita. ibu yang sering melahirkan mempuyai resiko kematian anak yang
tinggi dibandingkan dengan ibu adalah persalinan yang kedua dan ketiga. paritas
2-3 merupakan paritas yang paling aman dari sudut pandang kematian maternal.
makin tinggi paritas lebih tinggi pula kematian maternal.
Paritas yang tinggi memberikan gambaran tingkat
kehamilan yang banyak dapat menyebabkan berbagai resiko kehamilan, semakin
banyak jumlah kelahiran yang dialami oleh ibu, semakin tinggi resikonya untuk
mengalami komplikasi. Seorang ibu hamil (primigravida atau multigravida) yang
mempunyai tingkat pengetahuan yang baik, tentunya dapat mengetahui tentang
pentingnya gizi seimbang selama kehamilan, serta mengetahui tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan (terutama
kehamilan muda atau trimester awal), sehingga komplikasi mengancam dapat terdeteksi
sejak dini.
2.4.
Kerangka Pemikiran
2.4.1. Dasar Pemikiran Variabel Yang
Diteliti
Berdasarkan uraian yang
telahdikemukan secara sistematis pada tinjauan pustaka maka telah
diidentifikasikan hubungan antar variabel-variabel serta arah hubungan
masing-masing yang terlibat dalam penelitian.
Hyperemesis gravidrum adalah muntah yang terjadi
sampai umur kehamilan 20 minggu, begitu hebat dimana segala apa yang dimakan
dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan
sehari-hari, berat badan menurun, dihidrasi, terhadap aseston dalam urine,
bukan karena penyakit seperti appendesitis, pielitis dan sebagainya.
Hyperemesis gravidarum sampai saat ini masih belum
diketahui dengan jelas faktor yang menjadi penyebab pastinya, tetapi terdapat
tiga etiologi yang diduga mempengaruhi keadaan yakni faktor predisposisi,
organik dan psikologik, hyperemesis gravidarum lebih sering terjadi pada
kehamilan pertama (primigravida 60 – 80%) dengan kecenderungan berulang pada
kehamilan berikut. Selain itu, Hyperemesis Gravidarum juga sering ditemukan
pada Mola Hidatidosa (hamil anggur) dan kehamilan ganda (kehamilan multiple).14
Oleh
sebab itu, untuk memudahkan pemahaman tentang keterkaitannya antara
variabel-variabel penelitian. Maka diuraikanlah sebagai berikut :
1.
Umur
Umur adalah keadaan lamanya waktu manusia hidup.
dalam kurung waktu reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman kehamilan dan
persalianan adalah 20-30 tahun, ibu hamil yang
masih berusia belia (kurang dari 20 tahun) atau terlalu tua (lebih dari
35 tahun) mempunyai resiko mengalami hyperemesis gravidarum, serta mempunyai
tendensi yang lebih besar untuk melahirkan bayi yang kurang sehat. Hal ini
disebabkan karena ibu hamil dengan usia terlalu muda, dari segi biologis
pertumbuhan alat/organ reproduksinya belum begitu sempurna dari segi psikis
belum matang dalam menghadapi tuntuan beban moril, mental dan emosional, sedang
ibu hamil pada usia tua dan sering melahirkan fungsi alat reproduksinya telah
mengalami penurunan atau degenerasi.
2.
Pendidikan
Pendidikan
adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia
serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.
Pendidikan yang yang dialami
seseorang memiliki pengaruh dan peningkatan berfikir atau dengan kata lain
seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan dapat mengambil keputusan yang
lebih rasional umumnya terbuka untuk menerima perubahan atau hal yang baru
dibandingkan dengan individu yang berpendidikan lebih rendah. Ibu hamil dengan
pendidikan yang lebih tinggi mampu menerima motivasi dalam mememfaatkan pelayanan
ANC sehinnga potensial mengalami hyperemesis Gravidarum lebih sedikit di
banding ibu yang mempuyai pendidikan rendah hal ini di dasari oleh konsep
pemeikiran yang menjadi dasar perilaku ibu selama hamil.
3.
Paritas
Paritas adalah jumlah persalinan
yang pernah dialami wanita. Ibu yang sering melahirkan mempunyai risiko
kematian yang tinggi dibandingkan dengan ibu yang melahirkan lebioh sedikit.
Persalinan yang aman untuk ibu adalah persalinan yang kedua dan ketiga. Paritas
2-3 merupakan paritas paling aman dari sudut pandang kematian mental.
Paritis yang tinggi memberikan
gambaran tingkat kehamilan yang banyak. dapat menyebabkan berbagai risiko
kehamilan. semakin banyak jumalh kelahiran yang dialami oleh ibu, aemakin
tinggi resikonya untuk mengalami komplikasi.
2.4
Kerangka Konsep
Berdasarkan pemikiran yang di rumuskan maka di
susunlah konsep variabel yang di teliti :
Variabel Independen Variabel Dependent
2.4.1. Defenisi Operasinal dan Kriteria
Objektif
1.
Hyperemesis Gravidarum
Hyperemesis
Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan selama masa kehamilan,
sehingga dapat menggangu pekerjaan ibu sehari-hari dan keadaan ibu menjadi
buruk.
Kriteria Objektif
a.
Hyperemesis Gravidarum : Apabila mual
dan muntah >5 kali
b.
Tidak Hyperemesis Gravidarum : apabilah
mual dan muntah < 5 kali
2.
Umur Ibu
Umur
adalah lamanya waktu manusia hidup. Umur yang diteliti adalah
<20
tahun dan >35 tahun pada saat hamil.
Kriteria Objektif
a.
Berisiko Tinggi : Apabila umur ibu <20 tahun dan >35
tahun.
b.
Berisiko Rendah : Apabila umur antara 20 tahun - 35
tahun.
3.
Pendidikan ibu adalah jenjang pendidikan
formal terakhir yang dijalani oleh ibu.
Kriteria Objektif
a. Risiko Tinggi: Jika tingkat
pendidikan minimal SMP/sederajat
b. Risiko Rendah : Jika tingkat pendidikan sampai SMA/sederajat
4.
Paritas
Paritas
adalah jumlah persalinan yang pernah dialami wanita. jumlah paritas yang
ditelitih adalah jumlah beberapa kali seorang ibu hamil sehingga mempengaruhi
keadaan umumnya ( Primigravida atau multigravida)
Kriteria Objektif
a.
Berisiko Tinggi : 1
atau > 3
b.
Berisiko Rendah : 2 –
3
.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
3.1
Subjek Penelitian
3.1.1
Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang
dirawat dibagian obstetri dan ginekologi yang tercatat di bagian Rekam Medic
RSUD Tenriawaru Kab.bone Kelas B periode tahun 2013 - 2014.
3.1.2
Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang
dinyatakan mengalami hyperemesis gravidarum berdasarkan hasil diagnosa
dokter/bidan yang memeriksakan kehamilannya di RSUD Tenriawaru Kab.bone Kelas B
periode tahun 2013 - 2014.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1.
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan deskriftif ,
penelitian deskriftif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan
tujuan utama membuat gambaran tentang suatu keadaan secara obyektif. dalam
penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan ibu yang memeriksakan kehamilannya
di RSUD Tenriawaru Kab.bone Kelas B periode tahun 2013 - 2014.
3.2.2.
Variabel Penelitian
1. Variabel Independent
a.
Umur
b.
Pendidikan
c.
Paritas
2. Variabel Dependen
Ibu-ibu
yang memeriksakan kehamilannya
3.2.3.Teknik
Pengumpulan Data
Data yang di gunakan dalam penelitian ini marupakan
data sekunder yang dilihat dari Gambaran status ibu yang memeriksakan
kehamilannya di RSUD Tenriawaru Kab.bone
Kelas B periode tahun 2013 - 2014.
3.2.4.Penggolongan
dan Penyajian Data
1.
Pengolohan Data
Pengolahan Data dilakukan sacara
manual dengan menggunakan kalkulator berdasarkan atas variabel yang diteliti.
2.
Penyajian Data
Data dalam penelitian ini disajikan
dalam bentuk label distribusi frekuensi dengan presentase dan penjelasan tabel.
3.2.5. Teknik Analisa
Data
Teknik analisa data yang dipergunakan dalam
penelitian ini adalah analisa univarist yaitu untuk mengetahui distribusi
frekuensi yang digunakan rumus berikut :
P
= × 100%
Keterangan :
P :
Presentase
F :
Frekuwensi
N :
Jumlah Subjek
100 : Bilangan Tetap
3.2.6. Lokasi dan Jadwal Penelitian
1.
Lokasi Penelitian
Penelitian di laksanakan di bagian
rekam medik di RSUD Tenriawaru Kelas B Kab.bone
2.
Jadwal Penelitian
Penelitian
ini rencananya akan dilakukan pada bulan Maret-Mei 2014
Kegiatan
|
Waktu Penelitian
|
Maret
|
April
|
Mei
|
||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|
Pengajuan judul
|
||||||||||||
Penyiapan izin lokasi
|
||||||||||||
Penyusunan proposal
|
||||||||||||
Pengumpulan data
|
||||||||||||
Analisa data
|
||||||||||||
Konsultasi laporan penelitian
|
||||||||||||
Seminar hasil penelitian
|
||||||||||||
Penggandaan hasil penelitian
|
3.3. Etika Penelitian
Setelah mendapat
persetujuan dari pihak terkait, penelitian dilakukan dengan menekankan masalah
etika yang meliputi :
1.
Informed Concent
Merupakan lembar persetujuan yang akan diedarkan sebelum penelitian dilakukan pada seluruh klien
yang memenuhi kriteria inklusi untuk diteliti. Tujuannya supaya mengerti maksud
dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti selama pengumpulan data. Jika
responden bersedia diteliti maka harus menandatangani lembar persetujuan, jika
responeden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap
menghormati haknya
2.
Anonimity ( Tanpa Nama )
Untuk menjaga kerahasiaan identitas
responden, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan
data (observasi) yang diisi oleh peneliti. Lembar tersebut hanya diberi nomor
kode tertentu
3.
Confidentiallity ( Kerahasiaan
)
Informasi yang berhasil dikumpulkan
dari sampel peneliti dijaga dan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti dan hanya
kelompok tertentu saja yang mengetahui hasil penelitian atau riset
DAFTAR
PUSTAKA
1.
. Suriani dkk,2008.
Dasar-dasar Asuhan kebidanan komunitas, Titi publisher, Yogyakarta TJ.1.
2.
Atika
P,Cahyo,2010 BBLR. Nuha Medika, Yogyakarta
3.
Hidayat
A.A, 2007 Metode Penelitian dan Teknik Penelitian Kebidanan. EGC; Jakarta
Hal.68
4.
Arif,2009.Neonatus & Asuhan Keperawatan Anak, Nuha Medika: Yogyakarta
5.
Atika
P,2010.Nutrisi Janin dan Ibu Hamil, Nuha Medika; Yogyakarta
6.
Ika
P,2010 Bayi dengan BBLR.Nuha Medika; Yogyakarta
7.
Salma,2006.Asuhan
Kebidanan Antenatal, EGC.Jakarta
8.
Sarwono
p, 2007. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bia
Pustaka,Jakarta.
9.
Suririnah,2009.Buku
Pintar Kehamilan dan Persalinan.Gramedia.Jakarta
10.
Ambarwati,
2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta:
Mitra Medika.
11.
Anonymous,
2010. Dikutip dari http://d3kebidanan.blogspot.com/2009/11/
asuhan-kebidanan-pada-bayi-baru.html. Diakses tanggal 22 Mei 2011
12.
Departemen
Kesehatan R.I, 2005. Berat Badan Lahir Rendah BBLR.html. Diakses 21 Mei 2011
13.
Dinas
Kesehatan Palembang. 2010. Profil Dinas
Kesehatan Kota Palembang
14.
Dinas
Kesehatan Sumatera Selatan Palembang. 2010.
Profil Dinas Kesehatan Sumatera Selatan
15.
Hidayat,
Alimul Aziz. 2008. Ilmu Kesehatan Anak.
Jakarta: Salemba Medika.
16.
Mochtar,
2005. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC
17.
Mubarak,
Bambang Adi Santoso, Khoirul Rozikin dan Siti Patonah, 2006. Ilmu Keperawatan
Komunitas. Erlangga: Jakarta.
18.
Pantiawati,
I. 2010. Bayi dengan BBLR. Yogyakarta: Nuha Medika
19.
PP, IBI.
2006. 50 Tahun Ikatan Bidan Indonesia
Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta
20.
Prawirohardjo,
Sarwono. 2007. Ilmu Kebidanan.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
21.
Proverawati,
Ismawati. 2010. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Yogyakarta: Nuha Medika
22. Salmah, 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta:
EGC.
23. Manuaba, Ida Ayu Chandranita
dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan, dan KB. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
24. Sumarah, dkk. 2009. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan
Pada Ibu Bersalin). Jakarta: Fitramaya
25. Wiknjosastro, Hanafi. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharjo
26. Hidayat, A.A. 2011. Metode
Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika
27. Saifuddin, A.B dkk. 2009. Buku
Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : BP-SP
28. Varney, H. (2006). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta:
Penerbit Buku. Kedokteran EGC.
29. Yanti. (2010). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan.
Yogyakarta : Pustaka Rihama
30. Yeyeh, Ai. (2009). Asuhan Kebidanan 2 (Persalinan). Jakarta
: Trans Info Media
31. Manuaba IBG. 2008. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan &
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
32. Atikah P, Cahyo I. 2010. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Yogyakarta: Nuha medika. Benysalim
33. Prawirohardjo, 2010. Ilmu kebidanan. Jakara : Bina pustaka
34. Pudjiadi, Antonius H, dkk. 2010. Pedoman
Pelayanan Medis . Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia
35. Rukiyah, Aiyeyeh dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.
Jakarta: Trans Info Media
36. Rukiyah, Aiyeyeh dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Patologi. Jakarta :
Trans Info Media
37. Pantiawati,
ika dkk. 2010.Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Hamil. Jakarta: Nuha Medika
38. Maryunani Anik.
2009. Asuhan Pada Ibu dalam Masa Nifas. Jakarta:
Trans info Media
No comments:
Post a Comment