Wednesday, 20 December 2017

PROPOSAL PENELITIAN KTI GAMBARAN ANGKA KEJADIAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU DI RSUD TENRIAWARU BONE KELAS B PERIODE 2013–2014

GAMBARAN   ANGKA   KEJADIAN   HYPEREMESIS GRAVIDARUM BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU  DI RSUD TENRIAWARU BONE KELAS B
PERIODE  2013–2014


Proposal Karya Tulis Ilmiah

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melakukan Penelitian Ilmiah
Dalam Rangka Pembuatan Karya Tulis Ilmiah
Di Akademi Kebidanan Batari Toja
Watampone Tahun 2014



RISNA TRISTIANA
BT 11 189


batari toja akbid
 










AKADEMI KEBIDANAN BATARI TOJA
W  A T A M P O N E
2014

KATA PENGANTAR

Segala Rahmat dan Hidayah Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan kemampuan berpikir dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Gambaran   Angka   Kejadian   Hyperemesis Gravidarum Berdasarkan Karakteristik Ibu  di RSUD Tenriawaru Bone Kelas B  Periode  2013–2014 “.
Adapun maksud dari pembuatan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk memenuhi syarat akademi dalam rangka menyelesaikan kuliah di Akademi Kebidanan. Batari Toja Watampone.
Selanjutnya, penulis mengucapakan terima kasih kepada Disen Pembimbing Mata Kuliah Metode Penelitian dan juga teman-teman seangkatan yang banyak membantu dalam pembuatan Proposal ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis membuka diri untuk menerima kritik dan saran sebagai masukkan guna kesempurnaan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini selanjutnya
Akhir kata penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat sebagai tambahan informasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi semua pihak. Amin.
                                                                         Watampone, 17 Januari 2014
                                      
                                                                        Penulis
DAFTAR ISI

                     Halaman
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………....ii
BAB I :  PENDAHULUAN
1.1.    Latar Belakang Penelitian ………………………………………...1
1.2.    Rumusan Masalah Penelitian……………………………………...4
1.3.    Tujuan Penelitian…………….……………………………………4
1.4.    Manfaat Penelitian………………………………………………...5

BAB II :  TINJAUAN PUSTAKA
2.1.       Tinjauan Umum Tentang Kehamilan.............................................6
2.2.       Tinjauan Umum Tentang Hyperemesis Gravidarium..................10
2.3.       Tinjauan Umum Tentang Variabel Penelitian..............................16
2.4.       Kerangka Pemikiran.....................................................................19
2.5.       Kerangka Konsep.........................................................................22

BAB III :  SUBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1.   Subjek Penelitian ...........................................................................24
3.2.   Metode Penelitian ………………………………………………..24
3.3.   Aspek Etis Penelitian .....................................................................27
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Menurut pengamatan World Health Organization (WHO) memperkirakan pada tahun 1996 lebih dari 585.000 pertahun ibu meninggal akibat langsung dari komplikasi kehamilan dan persalinan. Kemungkinan 1:8  ibu meninggal di Asia Selatan akibat  kehamilan atau persalinan selama hidupnya di negara Asia Afrika 1:4 Sedangkan di negara Amerika Utara 1:6 lebih dari 50% kematian terjadi di negara berkembang (Saifuddin, 2005).
Umumnya ukuran yang dipakai untuk menilai baik-buruknya keadaan pelayanan kebidanan (maternity care) dalam satu negara atau daerah ialah kematian maternal (maternal mortality). Menurut definisi WHO “ kematian maternal ialah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan” (Winkjosastro,2007).
World Health Organization (WHO) memperkirakan angka kematian ibu sebesar 500.000 jiwa dan angka kematian bayi sebesar 10 juta jiwa setiap tahun. Jumlah tersebut masih diragukan karena besar kemungkinan kematian ibu dan bayi yang tidak dilaporkan.
Kejadian kematian ibu dan bayi sebagian besar terdapat di negara berkembang yaitu sebesar 98% - 99% dengan demikian dapat disampaikan bahwa kemungkinan kematian ibu dan bayi di negara berkembang 100% lebih tinggi dibandingkan dengan negara maju (Manuaba, 2005).
Indonesia adalah salah satu yang masih belum bisa lepas dari belitan Angka Kematian Ibu (AKI) yang tinggi. Bahkan jumlah perempuan Indonesia yang meninggal saat melahirkan mencapai rekor tertinggi di Asia.
Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)         tahun 2011, angka kematian maternal di Indonesia mencapai 248/100.000 kelahiran hidup, itu berarti setiap 100.000 kelahiran hidup masih ada sekitar 248 ibu yang meninggal akibat komplikasi kehamilan dan persalinan.
Berdasarkan hasil penelitian di Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2011 menjelaskan bahwa lebih dari 80% perempuan hamil mengalami rasa mual dan muntah sedangkan untuk perempuan hamil yang mengalami kondisi Hyperemesis gravidarum sekitar 5 dari 1.000 perempuan hamil. Hal ini bisa menyebabkan perempuan menghindari makanan tertentu dan biasanya membawa resiko baginya dan janin (Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan , 2011).
Mual muntah merupakan gangguan paling sering dijumpai pada kehamilan trimester I, kurang lebih pada 6 minggu setelah haid terakhir selama 10 minggu (Mansjoer, dkk. 2009).
Salah satu komplikasi akibat kehamilan adalah Hypremesis gravidarum Gejala mual muntah dapat berlangsung sampai 4 bulan, sehingga pekerjaan sehari-hari dapat terganggu dan keadaan umum ibu menjadi lebih berat, dengan penanganan yang baik prognosis Hyperemesis gravidarum sangat memuaskan. Hyperemesis gravidarum biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada tingkatan buruk Hyperemesis gravidarum ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin ( Wiknjosastro, 2007).
Rasa mual dan muntah cenderung lebih parah terjadi pada kehamilan pertama, secara emosi ibu yang baru pertama kali hamil cenderung lebih peka terhadap kecemasan dan ketakutan yang akhirnya mengganggu lambung. Primigravida berisiko mengalami mual dan muntah sebanyak 53,5%, pada Multigravida 36,4%, dan Grande Multipara 11.1% (Manuaba, 2005).
Hamil pada usia muda merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya Hyperemesis gravidarum. Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun adalah 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada 20-29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali setelah usia 30-35 tahun. Hal ini disebabkan menurunnya fungsi organ reproduksi wanita pada usia tersebut (Wiknjosastro, 2007).
Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan dan mendapatkan upah. Pekerjaan seseorang akan menggambarkan aktivitas dan kesejahteraan ekonomi yang akan didapatkan.
Menurut penelitian Sebelumnya yang dilakukan oleh Haryanti (2010), hasil penelitian yang mempengaruhi Hyperemesis gravidarum menunjukan bahwa ibu yang tidak bekerja (68,3%) persentasenya lebih besar dari pada ibu yang bekerja (31,7%).
Berdasarkan data Medical Record di RSUD Tenriawaru Bone         kelas B, angka kejadian ibu yang mengalami Hyperemesis gravidarum pada periode tahun 2011-2012 dari 1.245 ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya 38 diantaranya mengalami hyperemesis gravidarum.  (Medical Record  RSUD Tenriawaru Bone, 2012).
Berdasarkan data diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti “Gambaran Angka Kejadian Hyperemesis Gravidarum Berdasarkan Karakteristik Ibu  di Instalasi Kebidanan RSUD Tenriawaru Bone Kelas B  Periode  Maret  2013 – April 2014”.

1.2.   Rumusan Massalah
Bagaimana Gambaran Angka Kejadian Hyperemesis Gravidarum Berdasarkan Karakteristik Ibu di RSUD Tenriawaru Bone kelas B  Periode  Maret  2013 – April 2014?.

1.3.  Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Diketahuinya Gambaran Angka Kejadian Hyperemesis Gravidarum Berdasarkan Karakteristik Ibu  di Instalasi Kebidanan RSUD Tenriawaru Bone kelas B  Periode  Maret  2013 – April 2014.
1.3.2. Tujuan Khusus
1.         Diketahuinya distribusi frekuensi kejadian Hyperemesis gravidarum di RSUD Tenriawaru Bone kelas B  Berdasarkan Umur Ibu Periode  Maret  2013 – April 2014.
2.         Diketahuinya distribusi frekuensi kejadian Hyperemesis gravidarum di RSUD Tenriawaru Bone  Berdasarkan pendidikan Ibu Periode  2013–2014.
3.         Diketahuinya distribusi frekuensi kejadian Hyperemesis gravidarum di RSUD Tenriawaru Bone Berdasarkan Paritas Ibu Periode  2013–2014.

1.4.  Manfaat Penelitian
1.4.1.  Bagi Penulis
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman peneliti atau penulis mengenai Gambaran Angka kejadian Hyperemesis gravidarum dan dapat mengaplikasikan metodologi penelitian dan biostatistik yang diperoleh selama proses belajar.
1.4.2.  Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah referensi perpustakan untuk pengetahuan dan pengalaman dalam proses penelitian mahasiswa di Progsus Lahan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palembang khususnya mengenai gambaran karakteristik ibu dengan kejadian Hypremesis gravidarum.
1.4.3.  Bagi Institusi Kesehatan
Sebagai bahan informasi dan menjadi masukan dalam menetapkan kebijakan kualitas dan mutu layanan kebidanan RSUD Tenriawaru Bone kelas B.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.  Tinjauan Umum Tentang Kehamilan
1.         Definisi Kehamilan
Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh didalam rahim ibu selanjutnya dapat dijelaskan tingkat pertumbuhan dan besarnya janin seusia kehamilan, pada setiap dilakukan pemeriksaan kehamilan (Sarwono prawirohardjo, 16 : 2002).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. lama hamil normal adalah 280 hari  (40 minggu atau 9 bulun 7 hari) di hitung dari haid pertama haid terakhir (di mulai dari konsepsi) sampai 6 bulan , triwulan ketiga dari bulan ke 7 sampai 9 bulan (Saifudin, 2002 : 33).
Proses terjadinya kehamilan karena bertemunya sel telur dan sel sperma maka terjadilah pembuahan (Mouchtar, 1998 : 54).
2.         Perubahan Yang Terjadi Pada Wanit Hamil
Kehamilan menyebabkan banyak perubahan pada tubuh, kebanyakan perubahan ini akan menghilang setelah persalinan, perubahan fisik yang terjadi yaitu :
a.         Perubahan jantung dan pembuluh darah
Selama kehamilan jumlah darah yang di pompa oleh jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung) meningkat sampai 30-50 %. Peningkatan ini mulai terjadi pada kehamilan 6 minggu dan mencapai puncakanya pada kehamilan 16-28 minggu. Karena curah jantung meningkat, maka denyut jantung pada saat istirahat juga meningkat (dalam keadaan normal 70 kali/menit menjadi 80-90 kali/menit).
Setelah mencapai kehamilan 30 minggu, curah jantung agak menurun karena rahim yang membesar menekan vena yang membawa darah dari tungkai ke jantung. Selama persalinan, curah jantung meningkat sebesar 30% setelah persalinan curah jantung menurun sampai 15-25% diatas batas kehamilan lalu secara perlahan kembali kebatas kehamilan.
Peningkatan curah jantung selama kehamilan kemungkinan terjadi karena adanya perubahan dalam aliran darah ke rahim. Karena janin terus tumbuh, maka darah lebih banyak dikirim ke rahim ibu.
Selama kehamilan, volume darah dalam peredaran meningkat sampai 50%, tetapi jumlah sel darah merah yang mengangkut oksigen hanya meningkat sebesar 25-30 %. Untuk alasan yang belum jelas, sel darah putih (yang berfungsi melindungi tubuh terhadap infeksi) selama kehamilan pada saat persalinan dan beberapa hari setelah persalinan.
b.        Perubahan ginjal
Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal
menyaring darah yang volumenya meningkat (sampai 30-50 %), yang puncaknya terjadi pada kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan (pada saat ini aliran darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar).
Dalam keadaan normal, aktivitas ginjal meningkat ketika berbaring dan menurun ketika berdiri. Keadaan ini semakin menguat pada saat kehamilan, karena itu wantia hamil sering merasa ingin berkemih ketika mereka ingin mencoba untuk berbaring atau tidur.
Pada akhir kehamilan, peningkatan aktivitas ginjal yang lebih besar terjadi pada wanita hamil yang tidur miring. Tidur miring mengurangi tekanan dari rahim pada vena yang membawa darah dari tungkai sehingga terjadi perbaikan aliran darah yang selanjutnya yang meningkatkan aktivitas ginjal dan curah jantung.
c.         Perubahan paru-paru
Ruang yang diperlukan oleh rahim yang membesar dan meningkatnya pembentukan hormon progesteron menyebabkan paru-paru berfungsi lain dari biasanya. Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih dalam karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk dirinya dan untuk janin.
Lingkaran dada wanita hamil agak membesar, karena lapisan saluran pernafasan menerima lebih banyak darah dan menjadi agak tersumbat oleh penumpukan darah (kongesti). Kadang hidung dan tenggorokan mengalami penyumbatan persial akibat kongesti ini.
Tekanan dan kualitas suara wanita hamil agak berubah.
d.        Perubahan sistem pencernaan
Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus bagian bawah sehingga menjadi sembelit (konstipasi). Sembelit semakin berat karena gerak otot di dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar pregosteron.
Wanita hamil sering mengalami hartburn (rasa panas di dada) dan sendawa, yang kemungkinan terjadi karena makanan lebih lama berada di dalam lambung dan karena relaksasi sfingter di kerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi lambung mengalir kembali kekrongkongan. Ulfus gastrikum jarang ditemukan pada wanita hamil dan jika sebelumnya menderita ulkus gastrikum biasanya akan kembali karena asam lambung yang dihasilkan lebih sedikit (Varney, 2006).
e.         Perubahan kulit
Melasma adalah bintik-bintik pigmen kecoklatan yang tampak di kulit dan pipi. Peningkatan pigmentasi juga terjadi di sekeliling puting susu. Sedangkan di perut bagian tengah biasanya tampak garis gelap. 
Spider angloma (pembuluh darah kecil yang memberi gambaran sperti laba-laba) bisa muncul di kulit, biasanya di atas pinggang. Sedangkan pelebaran pembuluh darah kecil yang berdinding tipis seringkali tampak di tungkai bawah.
f.         Perubahan hormon
Kehamilan mempengaruhi hampir semua hormon di dalam tubuh. Plasenta menghasilkan sejumlah hormon untuk membantu tubuh dalam mempertahankan kehamilan. Hormon utama yang dihasilkan oleh plasenta adalah HCG, yang berperan mencegah ovulasi dan merangsang pembentukan estrogen serta progesteron oleh ovarium untuk mempertahankan kehamilan.
Plasenta juga menghasilkan melanocyte-stimulating hormon yang menyebabkan kulit berwarna lebih gelap dan hormon yang menyebabkan peningkatan kadar hormon adrenal di dalam darah. Peningkatan kadar hormon ini kemungkinan menyebabkan tanda peregangan berwarna pink pada kulit perut (Sweet BR, 1997 : 178).

2.2.  Tinjauan Umum tentang Hyperemesis Gravidarum
2.2.1.      Pengertian Hyperemesis Gravidarum
1.         Hyperemesis Gravidarum adalah seseorang yang memuntahkan segala yang dimakan dan minum hingga berat badan sangat menurun, turgor kulit kurang, diurese kurang dan menyebabkan aseton dalam kencing dan memerlukan perawatan dirumah sakit. 15
2.         Hyperemesis Gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari dan menimbulkan kekurangan cairan dan terganggunya keseimbangan elektrolit15
3.         Hyperemesis Gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu, begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari,  berat  badan  menurun,  dehidrasi,  terdapat aseton dalam urine karena penyakit seperti Appendisitis, Pielitis dan sebagainya.
2.2.2.      Etiologi
Sebab pasti belum diketahui, tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan faktor toxid, juga tidak ditemukan kelainan Biokimia. 13
1.    Faktor Predisposisi
a.         Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda akibat peningkatan HCG.
Frekwensi oleh mola hidatidosa dan kehamilan ganda dugaan bahwa faktor hormonal memegang peranan karena keduanya hormon khoronic ganadotropin dibentuk berlebihan.
b.         Faktor organik, karena masuknya vili korialis dan sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini dan alergi sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak.
c.         Faktor Psikologik memegang peranan yang penting dalam penyakit ini, rumah tangga yang retak,kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.

2.2.3. Diagnosis
Dari anamnesis didapatkkan amenore, tanda kehamilan muda, dan muntah terus- menerus. Pada pemeriksaan fisik di dapatkan keadaan pasien lemah, apatis sampai koma, nadi meningkat sampai 100 kali per menit, suhu meningkat, tekanan darah turun atau ada tanda dehidrasi lain, pada pemeriksaan elektrolit darah ditemukan kadar natrium dan klorida turun. Pada pemeriksaan urin kadar klorida turun dan dapat ditemukan keton. 16
2.2.4. Gejala Klinik
Batas jelas antara mual yang masih fisiologi dalam kehamilan dengan hiperemesis gravidarum tidak ada, tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh, sebaiknya ini dianggap sebagai hiperemesis gravidarum.
1.        Menurut berat ringannya gejala, dapat dibagi atas tiga tingkatan yaitu:
a.    Hyperemsis Gravidarum tingkat I
1)        Muntah terus menerus
2)        Nafsu makan berkurang
3)        Ibu merasa lemah
4)        Berat badan menurun
5)        Nyeri daerah epigastrium
6)        Tekanan darah turun
7)        Nadi meningkat sekitar 100x/i
8)        Lidah kering
9)        Mata tampak cekung
b.    Hyperemesis Garvidarum Tingkat II
1)        Penderita tampak lebih lemah dan apatis
2)        Gejala dehidrasi makin tampak, mata cekung, turgor kulit makin kurang, lidah kering dan kotor
3)        Tekanan darah turun dan nadi meningkat
4)        Berat badan makin turun
5)        Mata ikterus
6)        Gejala hemokonsentrasi makin tampak, urin berkurang, badan aseton dalam urin meningkat
7)        Terjadi gangguan buang air besar
8)        Mulai tampak gangguan kesadaran, menjadi apatis
9)        Nafas berbau aseton.
c.    Hyperemsis Garvidarum Tingkat III
1)        Keadaan umum jelek
2)        Muntah berhenti
3)        Kesadaran pasien menurun dari samnolen sampai koma
4)        Nadi kecil dan cepat
5)        Suhu meningkat
6)        Tekanan darah makin turun
2.2.5.      Penatalaksanaan
1.    Pencegahan
Pencegahan terhadap hyperemesis gravidarum dengan memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa  mual dan muntah merupakan gejala fisiologi pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makanan sehari-hari dengan makan dalam jumlah yang kecil, tetapi lebih sering. Hindarkan makanan yang berminyak dan berbumbu tajam.  Makanan disajikan dalam bentuk masih panas atau sangat dingin.  Dianjurkan makan banyak gula.
2.    Obat-obatan
Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital, vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6, anti histamika, seperti prometazin, dan prometaziin hidroklorida.  Penanganan hyperemesis yang lebih berat di kelola  di rumah sakit.
3.    Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, dan peredaran udara yang baik. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk sampai muntah berhenti dan penderita mau makan.  Tidak di berikan makan dan minuman selama 24 jam.  Kadang dengan isolasi saja akan mengurangi gejala dan menghilang tanpa pengobatan.
4.    Terapi Psikologik
Ketakutan dalam kehamilan dan persalinan adalah reaksi psikologis, sehingga menyebabkn Hyperemesis. Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah serta memberi penerangan mengenai fisiologi kehamilan dan perubahan yang terjadi.
5.    Cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5 % : RL dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari.  Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin khususnya vitamin vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein dapat diberikan pula asam amino secara intravena.  Bila dalam 24 jam penderita sudah tidak muntah dan keadaan umum bertambah baik dapat di coba untuk memberikan minuman dan  lambat  laun  minuman  dapat  ditambah  dengan  makanan  yang tidak cair. Pengobatan biasanya berlangsung 4-7 hari dan akan dipulangkan dengan hasil yang memuaskan. 18
6.    Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Dalam keadaan demikian perlu diadakan pertimbangan untuk mengakhiri kehamilan. Keadaan yang memerlukan pertimbangan gugur kandung diantaranya:
1)        Gangguan kejiwaan
a)        Delirium, Apatis, samnolen sampai koma
b)        Ensepalopati wernicke
2)        Gangguan penglihatan
a)        Perdarahan retina
b)        Kemunduran penglihatan
3)        Gangguan faal
a)        Hati dalam bentuk ikterus
b)        Ginjal dalam bentuk anuria
c)        Jantung dan pembuluh darah, terjadi nadi meningkat
d)       Tekanan darah menurun. 14

2.3.  Tinjauan Umum Tentang Variabel Penelitian
2.3.1 Umur Kehamilan Ibu
Umur adalah keadaan lamanya waktu manusia hidup. umur bertambah sejalan dengan perkembangan biologis organ – organtubuh manusia yang pada usia tertentu mengalami perubahan. keadaan  mual ataupun muntah sering di temukan pada umur-umur muda usia kehamilan, yang paling sering yaitu pada kehamilan trimester I, kurang lebih pada 6 minggu setelah haid terakhir selama haid terakhir selama 10 minggu.
Faktor umur  mempuyai pengaruh yang sangat erat dengan perkembangan alat-alat reproduksi wanita, di mana reproduksi sehat merupakan usia yang paling aman bagi seorang wanita untuk hamil dan melahirkan yaitu pada umu 20-30 tahun. dalam waktu reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20 sampai 30 tahun. kematian maternal pada ibu hamil melahirkan pada usia kurang dari 20 tahun teryata 2 samapi 5 kali lebih tinggi daripada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. kematian maternal meningkat kembali sesudah usia 30-35 tahun.
Pada ibu hamil yang masih belia ( kurang dari 20 tahun ) atau terlalu tua ( lebih dari 35 tahun) mempuyai resiko mengalami hyperemesis gravidarum, serta mempuyai tendensi yang lebih besar untuk melahirkan bayi yang kurang sehat. hal ini di sebabkan karena ibu hamil dengan usia yang terlalu muda, dari segi biologis pertumbuhan alat/organ reproduksinya belum sempurna, dari segi psikis belum matang dalam menghadapi tuntutan beban moril, mental dan emosional. sedangkan ibu hamil pada usia dan sering melahirkan fungsi alat reproduksinya telah mengalami penurunan atau degenerasi.
2.3.2 Pendidikan
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.16
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta  keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan yang yang dialami seseorang memiliki pengaruh dan peningkatan berfikir atau dengan kata lain seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan dapat mengambil keputusan yang lebih rasional umumnya terbuka untuk menerima perubahan atau hal yang baru dibandingkan dengan individu yang berpendidikan lebih rendah. Ibu hamil dengan pendidikan yang lebih tinggi mampu menerima motivasi dalam mememfaatkan pelayanan ANC khususnya kunjungan pertama (K-1) karena tingkat pendidikan merupakan dasar pengembangan daya nalar seseorang untuk memudahkan menerima motivasi.
Pendidikan dapat dikategorikan rendah bila jenjang pendidikan awal sembilan tahun pertama masa sekolah sampai jenjang pendidikan menengah (SMP). Pendidikan dikategorikan tinggi adalah bila jenjang pendidikan menengah (SMA) yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, master, dokter dan spesialis yang diselenggarakan perguruan tinggi
2.3.3 Paritas 
Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami seorang wanita. ibu yang sering melahirkan mempuyai resiko kematian anak yang tinggi dibandingkan dengan ibu adalah persalinan yang kedua dan ketiga. paritas 2-3 merupakan paritas yang paling aman dari sudut pandang kematian maternal. makin tinggi paritas lebih tinggi pula kematian maternal.
Paritas yang tinggi memberikan gambaran tingkat kehamilan yang banyak dapat menyebabkan berbagai resiko kehamilan, semakin banyak jumlah kelahiran yang dialami oleh ibu, semakin tinggi resikonya untuk mengalami komplikasi. Seorang ibu hamil (primigravida atau multigravida) yang mempunyai tingkat pengetahuan yang baik, tentunya dapat mengetahui tentang pentingnya gizi seimbang selama kehamilan, serta mengetahui tentang  pentingnya pemeriksaan kehamilan (terutama kehamilan muda atau trimester awal), sehingga komplikasi mengancam dapat terdeteksi sejak dini.

2.4. Kerangka Pemikiran
2.4.1. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti
Berdasarkan uraian yang telahdikemukan secara sistematis pada tinjauan pustaka maka telah diidentifikasikan hubungan antar variabel-variabel serta arah hubungan masing-masing yang terlibat dalam penelitian.
Hyperemesis gravidrum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu, begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dihidrasi, terhadap aseston dalam urine, bukan karena penyakit seperti appendesitis, pielitis dan sebagainya.
Hyperemesis gravidarum sampai saat ini masih belum diketahui dengan jelas faktor yang menjadi penyebab pastinya, tetapi terdapat tiga etiologi yang diduga mempengaruhi keadaan yakni faktor predisposisi, organik dan psikologik, hyperemesis gravidarum lebih sering terjadi pada kehamilan pertama (primigravida 60 – 80%) dengan kecenderungan berulang pada kehamilan berikut. Selain itu, Hyperemesis Gravidarum juga sering ditemukan pada Mola Hidatidosa (hamil anggur) dan kehamilan ganda (kehamilan multiple).14
   Oleh sebab itu, untuk memudahkan pemahaman tentang keterkaitannya antara variabel-variabel penelitian. Maka diuraikanlah sebagai berikut :
1.    Umur
Umur adalah keadaan lamanya waktu manusia hidup. dalam kurung waktu reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman kehamilan dan persalianan adalah 20-30 tahun, ibu hamil yang  masih berusia belia (kurang dari 20 tahun) atau terlalu tua (lebih dari 35 tahun) mempunyai resiko mengalami hyperemesis gravidarum, serta mempunyai tendensi yang lebih besar untuk melahirkan bayi yang kurang sehat. Hal ini disebabkan karena ibu hamil dengan usia terlalu muda, dari segi biologis pertumbuhan alat/organ reproduksinya belum begitu sempurna dari segi psikis belum matang dalam menghadapi tuntuan beban moril, mental dan emosional, sedang ibu hamil pada usia tua dan sering melahirkan fungsi alat reproduksinya telah mengalami penurunan atau degenerasi.
2.    Pendidikan
          Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia
serta  keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan yang yang dialami seseorang memiliki pengaruh dan peningkatan berfikir atau dengan kata lain seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan dapat mengambil keputusan yang lebih rasional umumnya terbuka untuk menerima perubahan atau hal yang baru dibandingkan dengan individu yang berpendidikan lebih rendah. Ibu hamil dengan pendidikan yang lebih tinggi mampu menerima motivasi dalam mememfaatkan pelayanan ANC sehinnga potensial mengalami hyperemesis Gravidarum lebih sedikit di banding ibu yang mempuyai pendidikan rendah hal ini di dasari oleh konsep pemeikiran yang menjadi dasar perilaku ibu selama hamil.
3.    Paritas
Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami wanita. Ibu yang sering melahirkan mempunyai risiko kematian yang tinggi dibandingkan dengan ibu yang melahirkan lebioh sedikit. Persalinan yang aman untuk ibu adalah persalinan yang kedua dan ketiga. Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman dari sudut pandang kematian mental.
Paritis yang tinggi memberikan gambaran tingkat kehamilan yang banyak. dapat menyebabkan berbagai risiko kehamilan. semakin banyak jumalh kelahiran yang dialami oleh ibu, aemakin tinggi resikonya untuk mengalami komplikasi.


2.4 Kerangka Konsep
Berdasarkan pemikiran yang di rumuskan maka di susunlah konsep variabel yang di teliti :
Variabel Independen                                             Variabel Dependent
 




2.4.1. Defenisi Operasinal dan Kriteria Objektif
1.    Hyperemesis Gravidarum
              Hyperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan selama masa kehamilan, sehingga dapat menggangu pekerjaan ibu sehari-hari dan keadaan ibu menjadi buruk.
  Kriteria Objektif
a.       Hyperemesis Gravidarum : Apabila mual dan muntah >5 kali
b.      Tidak Hyperemesis Gravidarum : apabilah mual dan muntah < 5 kali
2.    Umur Ibu
Umur adalah lamanya waktu manusia hidup. Umur yang diteliti adalah
<20 tahun dan >35 tahun pada saat hamil.
 Kriteria Objektif
a.       Berisiko Tinggi  : Apabila umur ibu <20 tahun dan >35 tahun.
b.      Berisiko Rendah  : Apabila umur antara 20 tahun  -  35 tahun.
3.    Pendidikan ibu adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang dijalani oleh ibu.
Kriteria Objektif
a. Risiko Tinggi: Jika tingkat pendidikan minimal SMP/sederajat
b. Risiko Rendah   : Jika tingkat pendidikan sampai SMA/sederajat
4. Paritas
Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami wanita. jumlah paritas yang ditelitih adalah jumlah beberapa kali seorang ibu hamil sehingga mempengaruhi keadaan umumnya ( Primigravida atau multigravida)
  Kriteria Objektif
a.         Berisiko Tinggi  :  1 atau  > 3              
b.        Berisiko Rendah  :  2 – 3
.









BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Subjek Penelitian
3.1.1 Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang dirawat dibagian obstetri dan ginekologi yang tercatat di bagian Rekam Medic RSUD Tenriawaru Kab.bone Kelas B periode tahun 2013 - 2014.
3.1.2 Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang dinyatakan mengalami hyperemesis gravidarum berdasarkan hasil diagnosa dokter/bidan yang memeriksakan kehamilannya di RSUD Tenriawaru Kab.bone Kelas B periode tahun 2013 - 2014.

3.2  Metode Penelitian
3.2.1. Jenis Penelitian    
Penelitian ini menggunakan rancangan deskriftif , penelitian deskriftif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran tentang suatu keadaan secara obyektif. dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan ibu yang memeriksakan kehamilannya di RSUD Tenriawaru Kab.bone Kelas B periode tahun 2013 - 2014.
3.2.2. Variabel Penelitian
1. Variabel Independent
a.         Umur
b.        Pendidikan
c.         Paritas
2. Variabel Dependen
     Ibu-ibu yang memeriksakan kehamilannya

3.2.3.Teknik Pengumpulan Data
Data yang di gunakan dalam penelitian ini marupakan data sekunder yang dilihat dari Gambaran status ibu yang memeriksakan kehamilannya  di RSUD Tenriawaru Kab.bone Kelas B periode tahun 2013 - 2014.

3.2.4.Penggolongan dan Penyajian Data
1.         Pengolohan Data
Pengolahan Data dilakukan sacara manual dengan menggunakan kalkulator berdasarkan atas variabel yang diteliti.
2.         Penyajian Data
Data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk label distribusi frekuensi dengan presentase dan penjelasan tabel.
3.2.5. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisa univarist yaitu untuk mengetahui distribusi frekuensi yang digunakan rumus berikut : 
                  P =  × 100%
Keterangan :
P               : Presentase
 F             : Frekuwensi
N             : Jumlah Subjek
100           : Bilangan Tetap

3.2.6.  Lokasi dan Jadwal Penelitian
1.         Lokasi Penelitian
Penelitian di laksanakan di bagian rekam medik di RSUD Tenriawaru Kelas B Kab.bone
2.         Jadwal Penelitian
Penelitian ini rencananya akan dilakukan pada bulan Maret-Mei 2014

Kegiatan
Waktu Penelitian

Maret
April
Mei
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
Pengajuan judul












Penyiapan izin lokasi












Penyusunan proposal












Pengumpulan data












Analisa data












Konsultasi laporan penelitian












Seminar hasil penelitian












Penggandaan hasil penelitian














3.3. Etika Penelitian
Setelah mendapat persetujuan dari pihak terkait, penelitian dilakukan dengan menekankan masalah etika yang meliputi :
1.         Informed Concent
Merupakan   lembar  persetujuan  yang  akan diedarkan sebelum  penelitian dilakukan pada seluruh klien yang memenuhi kriteria inklusi untuk diteliti. Tujuannya supaya mengerti maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti selama pengumpulan data. Jika responden bersedia diteliti maka harus menandatangani lembar persetujuan, jika responeden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya
2.         Anonimity ( Tanpa Nama )
Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data (observasi) yang diisi oleh peneliti. Lembar tersebut hanya diberi nomor kode tertentu
3.         Confidentiallity ( Kerahasiaan )
Informasi yang berhasil dikumpulkan dari sampel peneliti dijaga dan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti dan hanya kelompok tertentu saja yang mengetahui hasil penelitian atau riset



DAFTAR PUSTAKA
1.      . Suriani dkk,2008. Dasar-dasar Asuhan kebidanan komunitas, Titi publisher, Yogyakarta TJ.1.
2.      Atika P,Cahyo,2010 BBLR. Nuha Medika, Yogyakarta
3.      Hidayat A.A, 2007 Metode Penelitian dan Teknik Penelitian Kebidanan. EGC; Jakarta Hal.68
4.      Arif,2009.Neonatus  & Asuhan Keperawatan  Anak, Nuha Medika: Yogyakarta
5.      Atika P,2010.Nutrisi Janin dan Ibu Hamil, Nuha Medika; Yogyakarta
6.      Ika P,2010 Bayi dengan BBLR.Nuha Medika; Yogyakarta
7.      Salma,2006.Asuhan Kebidanan Antenatal, EGC.Jakarta
8.      Sarwono p, 2007. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bia Pustaka,Jakarta.  
9.      Suririnah,2009.Buku Pintar Kehamilan dan Persalinan.Gramedia.Jakarta
10.  Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Medika.
11.  Anonymous, 2010. Dikutip dari http://d3kebidanan.blogspot.com/2009/11/ asuhan-kebidanan-pada-bayi-baru.html. Diakses tanggal 22 Mei 2011
12.  Departemen Kesehatan R.I, 2005. Berat Badan Lahir Rendah BBLR.html. Diakses  21 Mei 2011
13.  Dinas Kesehatan Palembang. 2010. Profil Dinas Kesehatan Kota Palembang
14.  Dinas Kesehatan Sumatera Selatan Palembang. 2010. Profil Dinas Kesehatan Sumatera Selatan
15.  Hidayat, Alimul Aziz. 2008. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Salemba Medika.
16.  Mochtar, 2005. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC
17.  Mubarak, Bambang Adi Santoso, Khoirul Rozikin dan Siti Patonah, 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas. Erlangga: Jakarta.
18.  Pantiawati, I. 2010. Bayi dengan BBLR. Yogyakarta: Nuha Medika
19.  PP, IBI. 2006. 50 Tahun Ikatan Bidan Indonesia Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta
20.  Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
21.  Proverawati, Ismawati. 2010. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Yogyakarta: Nuha Medika
22.  Salmah, 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC.
23.  Manuaba, Ida Ayu Chandranita dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
24.  Sumarah, dkk. 2009. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin). Jakarta: Fitramaya
25.  Wiknjosastro, Hanafi. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo
26.  Hidayat, A.A. 2011. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika
27.  Saifuddin, A.B dkk. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : BP-SP
28.  Varney, H. (2006). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: Penerbit Buku. Kedokteran EGC.
29.  Yanti. (2010). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta : Pustaka Rihama
30.  Yeyeh, Ai. (2009). Asuhan Kebidanan 2 (Persalinan). Jakarta : Trans Info Media
31.  Manuaba IBG. 2008. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
32.  Atikah P, Cahyo I. 2010. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Yogyakarta: Nuha medika. Benysalim
33.  Prawirohardjo, 2010. Ilmu kebidanan. Jakara : Bina pustaka
34.  Pudjiadi, Antonius H, dkk. 2010. Pedoman Pelayanan Medis . Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia
35.  Rukiyah, Aiyeyeh dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta: Trans    Info Media
36.  Rukiyah, Aiyeyeh dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Patologi. Jakarta : Trans Info      Media
37.  Pantiawati, ika dkk. 2010.Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil. Jakarta: Nuha Medika
38.  Maryunani Anik. 2009. Asuhan Pada Ibu dalam Masa Nifas. Jakarta: Trans info     Media
39.  Subramanian KS. Low Birth Weight Infant. Avaliable from : http://www.eMedicine.com.



No comments:

Post a Comment