OLEH
NUR ALFIANI BT 13 01 080
NURAENI LESTARI BT 13 01 081
NURFADILAH BT 13 01 082
NURHIDAYANTI BT 13 01 083
PURNAMA SARI BT 13 01 084
RAHMAT HIDAYAT BT 13 01 085
RAHMAYANI BT 13 01 086
RAHMA A. PRATOMO BT 13 01 087
AKADEMI KEPERAWATAN BATARITOJA
W A T A M P O N E
2014
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT karena atas izin serta kuasaNyalah maka kami masih
diberikan kesehatan dan kekuatan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini guna
untuk memenuhi tugas mata kuliah mikrobiologi.
Dalam
makalah ini tentunya kami menyadari bahwa dalam penyusunannya masih terdapat
kesalahan baik dari segi bahasa, tulisan, maupun isinya, untuk itu mohon kritikan
dan sarannya yang sifatnya membangun guna dalam penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi yang
membacanya….!!!!
Watampone, 03 Maret
2014
Penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang ........................................................................................ 1
B.
Rumusan
Masalah.................................................................................... 2
C.
Tujuan .................................................................................................... 3
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Definisi
Jamur ......................................................................................... 4
B.
Bentuk
Pertumbuhan Jamur..................................................................... 4
C.
Cara
Hidup Jamur.................................................................................... 5
D.
Habitat
Jamur........................................................................................... 7
E.
Morfologi
Jamur...................................................................................... 8
F.
Fisiologi
.................................................................................................. 9
G.
Reproduksi
Jamur.................................................................................... 9
H.
Peranan
Jamur.......................................................................................... 10
I.
Aktivitas
Jamur........................................................................................ 11
J.
Klasifikasi
Jamur..................................................................................... 13
BAB
III P E N U T U P
A.
Kesimpulan.............................................................................................. 21
B.
Saran 21
DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................................... 22
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Mikologi
ialah telaah mengenai protista eukariotik nonfotosintetik yang disebut Jamur. Sebelum
sampai ke definisi Jamur maka perlu mengingat kembali ke sejarah klasifikasi
mahkluk hidup. Pada klasifikasi awal, mahkluk hidup hanya digolongkan kedalam
dua kelompok yaitu hewan (kingdom 1) dan tanaman (kingdom 2) (1866). Pada waktu
itu Jamur masih dikelompokkan sebagai tanaman dengan alasan tidak bergerak dan
mempunyai dinding sel. Dalam perkembangan selanjutnya, Haeckel memunculkan
kingdom protista sebagai kingdom ke 3, yaitu untuk mengelompokkan semua
organisme yang mempunyai bentuk kehidupan mikroskopik (alga, bakteri, protozoa
dan Jamur). Sejak ditemukannya mikroskop elektron (1950) dapat diketahui
informasi tentang ultrastruktur suatu organisme, oleh karena itu kemudian
setiap organisme digolongkan sebagai organisme Eukaryotik (sebagian besar
organisme) ataupun Prokaryotik (bakteri), berdasar ada tidaknya membran inti
dan organel (kingdom 4). Selanjutnya, Whittaker (1969) menjelaskan bahwa
sebenarnya Jamur adalah organisme eukaryotik namun karena mempunyai banyak sifat
yang berbeda dengan eukaryotik pada umumnya maka Jamur dianggap sebagai
kelompok terpisah dengan kingdom tersendiri (kingdom ke 5).
Jamur atau cendawan adalah organisme heterotrofik. Mereka
memerlukan senyawa organik untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda
organik mati yang terlarut, mereka disebut sporofit. Saprofit
menghancurkan sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang kompleks, menguraikannya
menjadi zat-zat kimia yang lebih sederhana, yang kemudian di kembalikan ke
dalam tanh, dan selanjutnya meningkatkan kesuburannya. Jadi mereka dapat sangat
menguntungkan bagi manusia. Sebaliknya mereka juga dapat merugikan kita
bilamana mereka membusukkan kayu, tekstil, makanan dan bahan-bahan lain.
Cendawan saprofitik juga penting dalam fermentasi industri, misalnya
pembuatan bir, minuman anggur dan produksi antibiotik seperti penisilin.
Peragian adonan dan pemasakan beberapa keju juga bergantung kepada kegiatan
cendawan.
Banyak faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan Jamur,
antara lain kelembapan, suhu, keasaman substrat, pengudaraan, dan kehadiran
nutrien-nutrien yang diperlukan. Pendapat lain menyatakan bahwa Jamur adalah
tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, tipe sel:
sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler.
Di alam ini Jamur dapat bersifat sangat merugikan manusia
dengan menimbulkan infeksi (penyakit) dan toksin yang dihasilkan ataupun
bersifat menguntungkan dengan menghasilkan produk - produk yang dapat digunakan
oleh manusia sebagai contoh antibiotika, vitamin, asam organik dan enzim.
Jamur akan terus menjadi bahan bagi penelaahan ilmiah
dasar, terutama yang berkaitan dengan morfogenesis (proses terorganisasinya
sel-sel menjadi struktur jaringan). Mereka akan menjadi semakin penting di
dalam proses-proses komersial untuk menyediakan produk-produk yang bermanfaat,
termasuk antibiotic seperti penisilin. Namun terdapat kebutuhan yang lebih
banyak akan bahan-bahan antiJamur, sejajar dengan bahan antibakteri seperti
antibiotic, yang daya racunnya lebih rendah namun lebih efektif untuk
penyakit-penyakit mikotik. Adanya kesadaran yang lebih ringgi mengenai
mikotoksin dan toksisitasnya akan memerlukan pengendalian yang lebih ketat
terhadap serangan kapang pada produk-produk pangan. Mungkin cirus cendawan atau
Jamur dapat digunakan sebagai suatu bentuk pengendalian biologis terutama
terhadap Jamur yang menghancurkan tanaman dan pohon.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimanakah
karakteristik kehidupan pada Jamur?
2. Bagaimanakah
reproduksi pada Jamur?
3. Bagaimanakah
pengklasifikasian pada Jamur?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui karakteristik kehidupan pada Jamur
2. Untuk
mengetahui reproduksi pada Jamur
3. Untuk
mengatahui pengklasifikasian pada Jamur
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Jamur
Jamur
merupakan mikroorganisme yang tidak memiliki klorofil dan hidup secara
heterotrof dengan menguraikan bahan-bahan organik yang ada dilingkungannya dan
menyerapnya untuk mendapatkan nutrient. Seperti yang telah diketahui bahwa Jamur
dikelompokkan menjadi 2 yaitu kapang dan khamir, Kapang merupakan Jamur yang
bersifat multiseluler dan menghasilkan miselium. Sedangkan khamir merupakan Jamur
yang bersifat uniseluler dan tidak menghasilkan miselium. Selain itu, terdapat
pula kelompok Jamur yang merupakan Jamur semu yaitu Jamur yang menghasilkan
miselium semu.
Jamur
memiliki bermacam-macam bentuk organisme yang terdapat dimana-mana di bumi,
baik di daerah tropik, subtropik, di kutub utara, maupun antarika. Jamur juga
ditemukan di darat, di perairaian tawar, di laut, di mangrove, di bawah
permukaan tanah, di kedalaman laut, dipengunungan, maupun di udara.
Jamur
memperbanyak diri secara seksual
dan aseksual.
Perbanyakan seksual dengan cara : dua hifa
dari jamur berbeda melebur lalu membentuk zigot lalu zigot tumbuh menjadi tubuh
buah, sedangkan perbanyakan aseksual dengan cara membentuk spora,
bertunas atau fragmentasi hifa. Jamur memiliki kotak spora yang disebut
sporangium. Di dalam sporangium terdapat spora. Contoh jamur yang membentuk
spora adalah Rhizopus. Contoh jamur yang membentuk tunas adalah Saccharomyces.
Hifa jamur dapat terpurus dan setiap fragmen dapat tumbuh menjadi tubuh buah.
B.
Bentuk
Pertumbuhan Jamur
Ada 3 (tiga)
bentuk utama pertumbuhan Jamur :
a.
Miselium;
tersusun atas jaring-jaring hifa, biasanya sering dikategorikan sebagai moulds
(kapang)
b. Sel
bulat dan bercabang dengan rhizoid (misal. Chytridiomycota)
c. Yeast
uniseluler (misal. Saccharomyces cerevisiae)
Keragaman bentuk tersebut mungkin berhubungan dengan
habitatnya, misalnya yeast banyak ditemukan pada habitat lingkungan lembab yang
kaya akan nutrien terlarut. Reproduksi yeast biasanya dilakukan dengan dua
cara, yaitu :
-
Tunas (budding), misal:
Saccaromyces cerevisiae
-
Membelah (fission),
misal: Schizosaccaromyces pombe
Beberapa Jamur tertentu mempunyai
bentuk petumbuhan dimorfik (dua bentuk), misalnya beberapa Jamur patogen.
Mereka berbentuk yeast (untuk penyebaran) dan hifa (untuk infeksi jaringan).
Bentuk-bentuk pertumbuhan Jamur
C.
Cara
hidup Jamur
Jamur adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Jamur memiliki bermacam-macam
bentuk. Awam mengenal sebagian besar anggota Jamur sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun seringkali yang dimaksud adalah penampilan luar yang
tampak, bukan spesiesnya sendiri. Kesulitan dalam mengenal Jamur sedikit banyak
disebabkan adanya pergiliran keturunan yang memiliki penampilan yang sama sekali berbeda (ingat metamorfosis pada serangga atau katak).
Jamur adalah eukariota, dan sebagian besar adalah eukariota multiseluler.
Meskipun Jamur pernah dikelompakkan ke dalam kingdom tumbuhan, Jamur adalah
organisme unik yang umumnya berbeda dari eukariota lainnya ditinjau dari cara
memperoleh makanan, organisasi stuktural, serta pertumbuhan dan reproduksi Campbell (2003). Jamur
atau cendawan terdiri dari kapan dan khamir. Kapang bersifat filamentus,
sedangkan khamir biasanya bersifat uniseluler (Pelczar, 1986).
Jamur adalah heterotrof yang
mendapatkan nutriennya melalui penyerapan (absorpsi). Dalam cara ini, Jamur
akan mencerna makanan diluar tubuhnya dengan cara mensekresikan enzim-enzim
hidrolitik yang sangat ampuh kedalam makanan tersebut. Enzim-enzim itu akan
menguraikan molekul kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana yang dapat
diserap dan digunakan oleh Jamur.
Jamur dapat hidup dari benda
organik mati yang terlarut , yang disebut dengan saprofit. Saprofit
menghancurkan sisa-sisa ttumbuhan dan hewan yang kompleks dan menguraikannya
menjadi zat-zat kimia yang lebih sederhana, yang kemudian dikembalikan ke dalam
tanah, dan selanjutnya meningkatkan kesuburan. Makanan Jamur dapat berasal dari
sumber-sumber seperti tanah subur, produk makanan yang dibuat oleh pabrik, dan
tubuh hewan dan tumbuhan (baik yang mati maupun yang hidup).
Jamur parasitik menyerap
zat-zat makanan dari inang yang masih hidup. Beberapa jenis Jamur misalnya
seperti spesies tertentu yan menginfeksi paru-paru manusia, bersifat patogenik
(2003). Disamping itu Funfi juga hidup dalam bentuk dismorfisme yaitu Jamur
dapat ada dalam bentuk uniseluler (Khamir) dan bentuk benang/filamen (Kapang).
Fase khamir timbul bila organisme itu sebagai parasit atau patogen dalam
jaringan sedangkan bentuk kapang jika organisme itu merupakan saprofit dalam
tanah atau dalam medium laboratorium.
Manfaat dari adanya Jamur
adalah pada Jamur yang hidup sebagai saprofit dapat membantu proses pengambilan
mineral dari tanah bagi inangnya, disamping itu Jamur saprofit juga penting
dala fermentasi industri, misalnya pembuatan anggur, bir, dan produksi
antibiotik seperti penisilin. Peragian adonan dan pemesakan beberapa keju juga
bergantung pada kegiatan cendawan.
Selain sifat yang
menguntungkan, Jamur juga memiliki sifat yang merugikan, Jamur dapat
membusukkan kayu, tekstil, makanan dan lain-lain. Disamping itu Jamur juga
dapat menyebabkan penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan, salah satu contoh
cendawan patogen adalah Histoplasma capsulacum yang menyebabkan
histoplomosis (infeksi mikosis pada sistem retikuloendotelium yang meliputi
banyak organ) (Pelczar, 1986).
Cara hidup Jamur lainnya adalah
melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap
makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi
simbionnya. Simbiosis mutualisme Jamur dengan tanaman dapat dilihat pada
mikoriza, yaitu Jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada
liken.
D.
Habitat
Jamur
Jamur menempati lingkungan yang sangat beragam yang berasosiasi
secara simbiotik dengan banyak organisme. Meskipun paling sering ditemukan pada
habitat darat, Jamur juga hiudp dilingkungan akuatik, dimana Jamur tersebut
berasosiasi dengan organisme laut dan air tawar serta bangkainya. Lichen,
perpaduan antara Jamur dan alga, banyak terdapat dimana-mana dan ditemukan pada
beberapa tempat yang tidak bersahabat sepeti gurun yang dingin dan kering di
Antartika, tundra alpin dan artik. Jamur simbiotik lainnya hidup dalam jaringan
tumbuhan yang sehat dan spesies lain membentuk mutualisme-mutualisme pengkomsumsi
selulosa dengan serangga, semut dan rayap.
Golongan Jamur yang termasuk hidup dalam air adalah oomycota dan
chytridiomycota, sedangkan golongan Jamur yang hidup di darat (tanah) misalnya,
Mucorales, Ascomycota, deuteremycetes dan beberapa Peronosporales.
E.
Morfologi
Jamur
Jamur tingkat tinggi maupun tingkat
rendah mempunyai ciri yang khas, yakni berupa benang tunggal atau bercabang-
cabang yang disebut hifa. Kumpulan dari hifa-hifa akan membentuk miselium. Jamur
merupakan organisme eukariotik yang mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :
(1) Mempunyai spora,
(2) Memproduksi spora,
(3) Tidak mempunyai klorpfil sehingga tidak
berfotosintesis,
(4) Dapat berkembang biak secara seksual dan
aseksual,
(5) Tubuh berfilamen dan dinding sel mengandung
kitin, glukan selulosa, dan manna.
Jamur dibedakan
menjadi dua golongan yakni : kapang dan khamir. Kapang merupakan Jamur
berfilamen atau mempunyai miselium, sedangkan Khamir merupakan Jamur bersel
tunggal dan tak berfilamen. Jamur merupakan organisme menyerupai tanaman,
tetapi mempunyai beberapa perbedaan, yakni :
§ Tidak
mempunyai klorofil
§
Mempunyai
dinding sel dengan komposisi yang berbeda
§ Berkembang
biak dengan spora
§ Tidak
mempunyi batang, cabang, akar, dan daun
§ Tidak
mempunyai system vaskuler seperti pada tanaman
§ Bersifat
multiseluler tidak mempunyai pembagian fungsi masing-masing bagian seperti pada
tanaman
Jamur ada yang bersifat parasit dan
saprofit. Parasit apabila dalam memenuhi kebutuhan makannya dengan mengambil
dari benda hidup yang ditumpanginya, sedanghan saprofit apabila memperoleh
makanan dari benda mati dan tidak merugikan benda itu sendiri. Jamur dapat
mensintesis protein dengan mengambik sumber karbon dari karbohidrat, sumber
nitrogen dari bahan organic ataun anorganik , dan mineral dari substratnya. Ada
juga Jamur yang dapat mensintesis vitamin-vitamin yang dibutuhkan dan
perkembanh biakan sendiri sehingg harus mendapatkan dari cubstrat, misalkan
thiamin dan biotin.
F.
Fisiologi
Jamur
Jamur dapat lebih bertahan dalam keadaan alam sekitar yang tidak
menguntungkan. Sebagai contoh, khamir dan kapang dapat tumbuh dalam suatu
substrat atau medium berisikan konsentrasi gula yang dapat menghambat
pertumbuhan kebanyakan bakteri. Inilah sebabnya mengapa selai, manisan dapat di
rusak oleh kapang tetapi tidak oleh bakteri. Demikian pula, khamir dan kapang
umumnya dapat bertahan terhadap keadaan yang lebih asam dari pada kebanyakan
mikroba lainnya.
Khamir merupakan
mikroorganisme fakultatif, artinya mereka dapat hidup dalam keadaan aerobik
maupun anaerobik. Kapang adalah mikrorganisme aerobik sejati. Jamur dapat
tumbuh dalam kisaran suhu yang luas, dengan suhu optimum bagi kebanyakan
spesies saprofitik dari 22 sampai 300C, spesies patogenik mempunyai
suhu ptimum lebih tinggi, biasanya 30 sampai 37 0 C. Beberapa Jamur
akan tumbuh pada atau mendekati 0° C dan dengan demikian dapat menyebabkan
kerusakan pada daging atau sayur mayur dalam penyimpanan dingin.
G.
Reproduksi
Jamur
Secara
alamiah Jamur berkembang biak dengan berbagai cara, baik secara aseksual dengan
pembelahan, penguncupan atau pembentukan spora, dapat pula secara seksual
dengan peleburan nucleus dari dua sel induknya. Pada pembelahan, suatu sel
membagi diri untuk membentuk dua sel anak yang serupa. Pada penguncupan, suatu
sel anak tumbuh dari penonjolan kecil pada sel inangnya
Spora
aseksual, yang berfungsi untuk menyebarkan spesies dibentuk dalam jumlah besar.
Ada banyak
macam spora aseksual yaitu :
1.
Konidiospora
atau konidium.
Konidium yang kecil dan bersel satu disebut mikrikonidium. Konidium yang
besar lagi bersel banyak dinamakan makrokonidium. Konidium dibentuk di ujung
atau di sisi suatu hifa.
2.
Sporangiospora.
Spora bersel satu ini terbentuk di dalam
kantung yang disebut sporangium di ujung hifa khusus (sporangiosfor).
3.
Oidium
atau artrospora.
Spora bersel satu ini terbentuk karena terputusnya sel-sel hifa.
4.
Klamidospora.
Spora bersel satu yang berdinding tebal
ini sangat resisten terhadap keadaan yang buruk, terbentuk dari sel-sel hifa
somatic.
5.
Blastospora.
Tunas atau kuncup pada sel-sel khamir
disebut blatospora.
Spora
seksual, yang dihasilkan dari peleburan dua nucleus. Terbentuk lebih jarang,
lebih kemudian dan dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan spora
aseksual. Ada
beberapa tipe spora seksual :
1.
Askospora. Spora bersel satu ini terbentuk di dalam pundi atau kantung yang dinamakan
askus.
2.
Basidospora. Spora bersel satu ini terbentuk di atas struktur berbentuk gada yang
dinamakan basidium.
3.
Zigospora.
Zigospora adalah spora besar berdinding tebal yang terbentuk apabila
ujung-ujung dua hifa yang secara seksual serasi, disebut juga gametangia.
4.
Oospora.
Spora ini terbentuk di dalam struktur betina khusus yang disebut ooginium.
Pembuahan telur atau oosfer, oleh gamet jantan yang terbentuk di dalam
anteredium menghasilkan oospora.
H.
Peranan
Jamur
Peranan Jamur dalam kehidupan manusia sangat banyak, baik peran yang
merugikan maupun yang menguntungkan. Jamur yang menguntungkan meliputi berbagai
jenis antara lain sebagai berikut.
a.
Volvariella volvacea (jamur
merang) berguna sebagai bahan pangan berprotein tinggi.
b.
Rhizopus
dan Mucor berguna dalam industri bahan makanan, yaitu
dalam pembuatan tempe dan oncom.
dalam pembuatan tempe dan oncom.
c.
Khamir
Saccharomyces berguna sebagai fermentor dalam industri
keju, roti, dan bir.
keju, roti, dan bir.
d.
Penicillium notatum berguna
sebagai penghasil antibiotik.
e.
Higroporus
dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai dekomposer.
Di samping peranan yang menguntungkan,
beberapa Jamur juga mempunyai peranan yang merugikan, antara lain sebagai
berikut.
a.
Phytium
sebagai hama bibit tanaman yang menyebabkan penyakit rebah semai.
b.
Phythophthora
inf'estan menyebabkan penyakit pada daun tanaman kentang.
c.
Saprolegnia sebagai parasit
pada tubuh organisme air.
d.
Albugo
merupakan parasit pada tanaman pertanian.
e.
Pneumonia
carinii menyebabkan penyakit pneumonia pada paru-paru manusia.
f.
Candida
sp. penyebab keputihan dan sariawan pada manusia.
I.
Aktifitas
Jamur
Semua Jamur membutuhkan nutrien
organik yang akan digunakan sebagai sumber energi dan untuk keperluan sintesis
sel. Namun berdasar cara Jamur
memperoleh nutriennya dapat dibuat beberapa kategori. Parasit (atau simbion)
adalah Jamur mengambil senyawa organik dari organisme hidup dan saprofit adalah
Jamur yang hidup pada organisme yang telah mati.
a) Jamur
parasit tanaman
Parasit dapat didefinisikan sebagai
organisme yang memperoleh beberapa atau keseluruhan nutriennya dari jaringan
hidup organisme lain dan mereka hidup dalam hubungan yang baik.
-
Nekrotrofik : Jamur
harus membunuh jaringan inang, misalnya dengan menghasilkan toksin atau enzim
pendegradasi.
-
Biotrofik : Jamur hidup
pada sel hidup, biasanya dengan bantuan struktur khusus untuk penyerapan.
-
Patogen : Menyebabkan
penyakit
-
Simbiosis : parasit
menguntungkan, misal pada lichenes (Jamur dan alage) dan mikorhiza (Jamur dan
akar tanaman).
b) Jamur
parasit manusia
Jumlahnya
lebih sedikit dibanding Jamur parasit tanaman, namun sangat penting karena
berkaitan dengan daya imun seseorang dan pasien transplantasi (kasus infeksi).
Disisi lain pemberantasan Jamur patogen manusia dengan bahan kimia tertentu
juga sulit karena Jamur dan manusia sama-sama eukaryotik. Sulit menemukan obat
yang mematikan eukaryotik Jamur patogen tanpa mempengaruhi eukaryotik inang.
Ini berbeda dengan kasus zat antibakteri yang memisahkan target antara sel
prokaryotik dan eukaryotik. Umumnya Jamur oportunis, masuk melalui luka atau
spora masuk paru- paru (Aspergillus fumigatus, Histoplasma capsulatum).
Adalagi
tipe penyebarannya yang bersifat sistemik, misalnya masuk mengikuti aliran
darah (Candida albicans). Juga Jamur yang menyebabkan penyakit dermatofitik
yang menyerang kulit, kuku, dan rambut.
c) Jamur
parasit sebagai agen biokontrol
Beberapa
Jamur juga sering dimanfaatkan sebagai agen biokontrol terhadap oragnisme lain.
Diantaranya adalah mikoparasit, yaitu untuk menyebutkan Jamur yang menjadi
parasit pada Jamur lain, entomopatogen untuk menyebutkan Jamur yang hidup pada
serangga dan nematofagous atau Jamur yang menjadi parasit pada nematoda.
d) Jamur
saprofit
Jamur
saprofit mempunyai peran utama dalam mendekomposisi senyawa-senyawa organik
pada organisme mati yang penting untuk pendaur-ulangan nutrien di alam. Di alam
senyawa-senyawa tersusun dari yang sederhana hingga yang kompleks, dan hanya ada
sedikit senyawa yang bisa didegradasi oleh satu jenis Jamur saja. Pada umumnya
adalah Jamur decomposer berperan dalam :
1. Biodeteriorasi
(biodeterioration), untuk beberapa produk seperti makanan, perkayuan, kulit,
buku dan lain-lain.
2. Biodegradation
(biodegradasi), untuk aktivitas Jamur saprotrof secara umum.
e) Jamur
dalam bioteknologi
Dalam bidang ini banyak Jamur
dimanfaatkan untuk keperluan komersial, seperti :
1)
Makanan dan penyedap
makanan : misal, telah diproduksi + 1,5 juta ton jamur (ediblemushroom)/ tahun
(Agaricus bisporus dan Volvariella volvacea) di seluruh dunia; Quorn
mycoprotein (Fusarium graminearum) sebagai sumber protein sel tunggal; makanan
dan minuman tradisional, misal minuman beralkohol (Saccharomyces cerevisiae),
keju blue-veined (Penicillium requefortii), tempe (Rhizopus oligosporus).
2)
Bahan metabolit :
dikelompokkan dalam 2 kategori, yaitu: i) metabolit primer, merupakan hasil
akhir jalur metabolik utama; dan ii) metabolit sekunder, merupakan beragam
senyawa yang dibentuk melalui jalur metabolisme khusus dari suatu organisme
tertentu.
J.
Klasifikasi
Jamur
1)
Mycomycotina
Myco
yang artinya lendir, mykes adalah jamur, jadi mycomycotina yaitu golongan jamur
yang fase vegetatifnya serupa lendir. Mempunyai satu kelas saja yaitu
Myxomycetes.
Kelas
myxomycetes
Myxomycetes
meliputi organisme yang tidak mengandung klorofil, yang secara filogenetik
tergolong ke dalam organisme yang sangat sederhana. Dalam keadaan vegetatif
tubuhnya berupa massa protoplasma telanjang yang bergerak sebagai amoeba yang
disebut plasmodium dengan cara hidup sebagai saprofit atau seperti hewan Di
tempat yang lembab spora Myxomycetes dapat tumbuh menjadi amuba lendir dan spora
kembara. Amuba lendir dan
spora kembara masing-masing menjalar mencari makanan. Spora kembara dapat
menjadi amuba lendir dan membentuk kista dalam keadaan kurang air. Setelah
keadaan membaik kista berubah kembali menjadi amuba lendir. Amuba lendir dapat
membelah berkali-kali membentuk massa lendir yang luas. Spora Myxomycetes
berkecambah dalam air atau di atas substrat basah menjadi satu atau beberapa
spora kembara yang dinamakan miksoflagellata. Setelah beberapa lama bulu cambuknya lenyap dan berubah menjadi
miksoamoeba. Miksoflagellata dan miksoamoeba dapat berbiak vegetatif dengan
cara membelah diri. Dua miksoamoeba atau dua miksoflagellata dapat mengadakan
perkawinan menjadi amoebazigot, dan dalam amoebazigot kedua inti akhirnya
bersatu. Badan yang dioploid ini tidak langsung membentuk dinding melainkan
tetap telanjang dan bersifat amoeboid, dan dengan sesamanya bisa bersatu
membentuk plasmodium yang besar dan mempunyai banyak inti. Inti dapat bertambah
banyak karena adanya mitosis yang berulang-ulang. Contoh
species : Physarum nutans dan Arcyria sp.
2) Zygomycota
Jamur
ini dinamakan Zygomycota karena membentuk spora istrahat berdinding tebal yang
disebut zigospora. Zigospora merupakan hasil peleburan menyeluruh antara dua
gametangium yang sama atau berbeda. Jamur yang tergolong divisi ini hidup di
darat, di atas tanah, atau pada tumbuhan dan hewan yang telah membusuk.
Ø Stuktur
tubuh
Zygomycota memimiliki
miselium yang bercabang banyak dan tidak bersekat-sekat. Hifanya bersifat
senositik. Septa hanya ditemukan pada sel-sel bereproduksi. Ada beberapa tipe hifa pada Zygomycota yaitu
: Stolon, hifa yang membentuk jaringan pada permukaan substrat. Misalnya jamur
pada roti Rizoid, Hifa yang menembus substrat dan berfungsi sebagai jangkar
untuk menyerap makanan Sporangiofor, Hifa yang tegak dipermukaan substrat dan
memiliki sporangium globuler diujungnya.
Ø Cara
Reproduksi
Zygomycetes dapat
bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual adalah
dengan spora yang dihasilkan oleh sporangium. Reproduksi seksualnya dengan
konjugasi.
Zygospora- konidia
(asexual)
Zygosporangia (sexual)
Beberapa
jenis jamur yang tergolong Zygomycota, antara lain:
a. Jamur
Roti (Rhizopus Stolonifer)
Jika roti yang lembab disimpan ditempat
yang hangat dan gelap, beberapa hari kemudian akan tampak jamur tumbuh
diatasnya. Pada roti akan tumbuh bulatan hitam, yang disebut Sporangium yang
dapat menghasilkan sekitar 50.000 spora.
b. Jamur
Tempe (Rhizopus Nigricans)
Jamur tempe digunakan dalam pembuatan tempe . Reproduksi rhizopus
nigricans dapat terjadi secara seksual dan aseksual.
c. Pilobolus
Adalah salah satu jamur yang biasa hidup pada kotoran hewan yang telah
terdekomposisi. Jamur ini tidak dapat bereproduksi tanpa adanya bantuan cahaya.
Jamur ini menunjukkan respon positif terhadap cahaya.
Peranan Jamur
Zygomycota
1. Dekomposer dalam tanah dan kotoran, sehingga
bermain peranan yang cukup besar dalam siklus karbon.
2. Berperan
dalam beberapa simbiosis, seperti yang pada Harpellales yang mendiami
arthropoda (khususnya larva serangga air tawar akuatik) yang melekat pada
lapisan chitinous dari hindgut. Harpellids memperoleh gizi pada pakan yang
tidak dimanfaatkan oleh arthropoda. Karena mereka pada umumnya dianggap tidak
berbahaya dan tidak bermanfaat bagi hewan inang, asosiasi ini dianggap
commensalistic.
3.
bearing
trichospores yang melekat pada kutikula hindgut dari Chili blackfly.
4.
Pathogen
serangga yang dapat menyebabkan penyakit wabah besar
5.
Parasit
pada jamur Basidimycota Sejumlah spesies digunakan dalam fermentatios, seperti
Rhizopus oligosporus yang dimanfaatkan dalam pembuatan tempe, dan Actinomucor
elegans di Cina untuk pembuatan keju atau sufu (Hesseltine 1991).
6.
Menyebabkan
infeksi oportunistik dari diabetes, immuno-tertindas, infeksi virus dan
dikompromi immuno-pasien (de Hoog dkk. 2000).
7. Parasit
pada amoeba.
3) Ascomycota
Divisi ini
bercirikan talus yang terdiri dari miselium bersepta. Reproduksi
seksual
membentuk askospora di dalam askus. Ada yang hidup sebagai
parasit, yang
menimbulkan penyakit pada tumbuhan.
Ø Struktur
umum
Bentuk askus ada
bermacam-macam, antara lain:
1. Askus
tanpa askokarp
2.
Askus
yang askokarpny berbentuk deperti mangkok disebut aposetium.
3.
Askus
yang askokarpnya berbentuk bola tanpa ostiulum disebut kleistotesium.
4.
Askus
yang askokarpnya berbentuk botol dengan leher dan memiliki ostiulum disebut
peritesium.
Ada bermacam-macam
askus tersebut digunakan sebagai dasar klasifikasi tingkat kelas.
a. Kelas
Hemiascomycetes
Kelompok jamur ini tidak membentuk
askokarp, tidak mempunyai hifa, tubuhnya terdiri dari sel bulat atau oval yang
dapat bertunas sehingga terbentuk rantai sel atau hifa senu. Contoh anggota
Hemiascomycetes adalah khamir Saccharomyces.
b. Kelas
Plectonycetes
Kelas ini bercirikan adanya askokarp
berbentuk bola yang disebut kleistotesium. Kelompok ini ada yang saprobe,
parasit atau hipeparasit. Yang termasuk kelas Plectomycetes adalah Aspergillus
dan Penicillium. Reproduksi aseksual kedua jamur ini adalah dengan pembentukkan
konnidium dalam rantai pada konidiofor. Sedangkan reproduksi seksualnya dengan
spora yang dibentuk dalam askus. Askus-askus tersebut berkumpul dalam suatu
badan yang disebut askokarp.
c. Kelas
pyrenomycetes
Ciri khas yang
dimiliki adalah askokarp berbentuk khusus yang dilengkapi dengan ostiolum
(lubang untuk melepas askus dan askospora). Tubuh buah seperti itu disebut
peritesium, yang dapat berwarna cerah atau gelap.
4) Basidiomycotina
Ø Struktur
tubuh
Basidiomycotina adalah
jamur multiseluler yang hifanya bersekat. Hifa vegetative Basidiomycotina
terdapat dalam substratnya (tempat hidupnya), misal pada kulit kayu, tanah, dan
serasah daun. Jalinan hifa generative jamur ini ada yang membentuk tubuh buah
dan ada yang tidak membentuk tubuh buah. Tubuh buah pada Basidiomycotina
disebut basidiokarp.
Basidiokarp berukuran
makroskopik sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Bentuk basidiokarp
bermacam-macam, misalnya seperti paying, kuping, atau setengah lingkaran.
Basidiokarp ada yang memiliki batang dan ada yang tidak. Pada bagian bawah
tudung basidiokarp terdapat lembaran-lembaran (bilah). Pada lembaran ini
terbentuk banyak basidium yang akan menghasilkan spora basidium (basidiospora).
Basidiospora merupakan spora generative.
Ø Habitat
Jamur Basidiomycotina umumnya hidup
sebagai saprofit pada sisa-sisa makhluk hidup, misalnya serasah daun di tanah,
merang padi, dan batang pohon mati. Jamur yang parasit hidup pada organisme
inangnya, misalnya tumbuhan dan manusia. Jenis lainnya ada yang bersimbiosis
dengan akar tumbuhan membentuk mikoriza.
Ø Reproduksi
Reproduksi jamur ini terjadi secara
aseksual maupun seksual.
Reproduksi aseksual yaitu dengan cara
membentuk spora konidia. Seperti Zygomycotina dan Ascomycotina, reproduksi
sesksual Basidiomycotina terjadi melalui perkawinan antara hifa yang berbeda
jenis menghasilkan spora seksulal (spora generative), yaitu spora basidium
(basidiospora).
Ø Peranan
Jamur basidiomycotina adalah kelompok
jamur dengan jumlah sekitar sekitar 25 ribu spesies yang sudah diidentifikasi.
Beberapa jenis jamur Basidiomycotina yang menguntungkan adalah sebagai berikut.
1. Jamur
kuping (Auricularia polytrichia), jamur merang (Volvariella volvacea), dan
jamur shitake (Lentinula edodes) dapat dimakan tubuh buahnya.
2. Jamur
kayu (Ganoderma) sebagai obat atau makanan suplemen.
Adapun jamur Basidiomycotina yang merugikan adalah sebagai berikut.
Adapun jamur Basidiomycotina yang merugikan adalah sebagai berikut.
1. Jamur
karat (Puccinia graminis) merupakan parasit pada daun tanaman pertanian dari
family Gramineae, misalnya jagung dan gandum.
2.
Puccinia
arachidis, parasit pada tanaman kacang tanah.
3. Ustilago
maydis, parasit pada jagung.
4. Amanita
ocreata dan Amanita phalloides, beracun dan mematikan jika dimakan.
5.
Amanita
muscaria, dapat menyebabkan halusinasi jika dimakan.
Terdapat beberapa
jenis jamur Basidiomycotina yang mempunyai tubuh buah yang sulit dibedakan
antara beracun dan tidak beracun, sehingga lebih baik jangan memakan jamur yang
belum diketahui dapat dimakan atau tidak.
5) Deuteromycota
Deuteromycota
berasal dari kata deutero: kedua, mykes: jamur. Deuteromycota merupakan kelompok
buatan yang digunakan untuk mengakomodasi banyak Jamur yang jarang atau tidak
pernah menghasilkan tahapan seksual. Banyak diantara anggota deuteromycota
sangat sering kita jumpai diantaranya adalah Penicillium, Aspergillus,
Trichoderma dan Fusarium.
Beberapa karakter utama deuteromycota
a. Tahapan somatik : sama dengan pada Ascomycota.
b.
Reproduksi
aseksual : Menggunakan konidia yang dibentuk melalui beberapa cara. Contoh:
dengan cara pertunasan (budding) seperti pada Aerobasidium dan Cladosporium,
dengan penggelembungan ujung hifa seperti pada Humicola, dengan fragmentasi
hifa seperti pada Geotrichum, dengan tonjolan yang muncul melalui sel bentuk
botol dan disebut phialide seperti pada Aspergillus dan Penicillium. Hifa
tempat spora berada (konidiofor = conodiophorres) sederhana atau bercabang
membentuk agregasi yang disebut synnema atau coremium.
c.
Reproduksi
seksual : absen, jarang atau tidak diketahui.
d.
Peran
ekologis : biasanya dikelompokkan dalam tiga sub group yaitu blastomycetes
(seperti yeast), hyphomycetes yang mempunyai hifa sederhana mirip konidiofor,
dan coelomycetes yang menghasilkan konidia pada acervulus atau pycnidium.
Contoh deuteromycota yang terkenal, Candida albicans yang bersifat komensal dan
patogen pada manusia. Geotrichum candidum merupakan Jamur perusak produk-produk
susu. Yang termasuk hyphomycetes merupakan saprotrof umum di tanah
(Trichoderma, Penicillium, Gliocladium, Fusarium) atau pada permukaan tanaman
(Cladosporium, Alternaria, dan Aureobasidium). Kelompok perusak biji-bijian dan
makanan seperti Penicillium, Aspergillus dan Fusarium. Beberapa yang lain merupakan parasit pada serangga
seperti Metarhizium dan Beauveria. Pada dunia industri deuteromycota banyak
digunakan untuk produksi antibiotik (penicillin, griseofulvin), enzim (Aspergillus
niger) dan lain-lain.
BAB
III
P
E N U T U P
A.
Kesimpulan
Dalam sejarah kehidupan, mikroorganisme
telah banyak sekali memberikan peran sebagai bukti keberadaannya. Salah satunya
adalah Jamur. Jamur merupakan mikroorganisme
eukariota yang sebagian besar bersifat multiseluler. Jamur atau cendawan
terdiri dari kapang dan khamir. Secara umum Jamur hidup dengan 3 cara yaitu
sebagi saprofit, parasitik dan diomorfis. Jamur adalah heterotrof yang
mendapatkan nutriennya melalui penyerapan (absorpsi).
Jamur menempati lingkungan
yang sangat beragam yang berasosiasi secara simbiotik dengan banyak organisme
baik di darat maupun di air. Sebagian besar Jamur adalah organisem multiseluler
dengan hifa yang dibagi menjadi sel-sel oleh dinding yang bersilangan atau
septa. Dinding sel pada Jamur dilindungi oleh Selulosa dan Kitin (polisakarida yang mengandung unsur N). Jamur
dapat berkembang biak dengan dua cara yaitu cara seksual dan aseksual.
Berdasarkan pada cara
dan cirri reproduksinya terdapat lima kelas cendawan sejati atau berfilamen di
dalam dunia Jamur yaitu: Mycomycotina, Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota
dan Deuteromycota.
B.
Saran
Kepada
mahasiswa: diharapkan agar lebih memahami karakteristik dari berbagai Jamur
DAFTAR PUSTAKA
2.
Campbell, dkk. 2003. Biologi jilid 2.
Jakarta: Erlangga
3.
Pelczar, Michael J.
1986. Dasar-dasar mikrobiologi. Jakarta : UI
No comments:
Post a Comment