BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Manusia
diberi oleh Allah akal yang berguna unuk berfikir. Berfikir adalah upaya
manusia untuk memperbaiki dirinya baik dihadapan Allah maupun manusia , sebab
denga proses berfikir mnusia akan cederung terlihat bijaksana dalam
menyelesaikan masalahnya.
Keinginan
untuk menjadi cerdas dari yang adalah wajar. Karena itu manusia selalu
‘mencoba-coba’ apakah hal itu sesuai dengan pemikirannya atau tidak. Kita semua
faham bahwa sesungguhnya ,makanan bagi akal kita adalah sepiring akal dan
segelas nasihat. Dengan itu, manusia akan selalu merasa ditinya ‘kan selalu
dalam kebaikan.
Demi
menunjang ketercapaiannya itu, maka adakalanya kita butuh apa yang disebut
dengan penelitian. Penelitian
memiliki maksud untuk menjadi lantaran bagi jalan kita dalam membuat suatu
rancangan dasar bagi pemahaman kita. Kita tidak akan mengerti ataupun memahami
jikalau kita tidak berusaha untuk meneliti masalah atau hal itu. Penelitian
memiliki bermacam-macam jenis seperti yang akan kami jelaskan. Semoga ini tidak
membosankan dan dapat membuka wawasan kita tentang penelitian tersebut. Dan untuk menjadi
seorang peneliti yang baik, pengetahuan tentang pengertian populasi, pengertian
sampel, teknik sampling, cara menentukan ukuran sampel, dan cara mengambil anggota
sampel haruslah dapat dipahami dengan baik pula, disamping pengetahuan lain
yang berkaitan dengan penelitian.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah konsep metode penelitian?
2.
Bagaimanakah jenis-jenis metode penelitia?
3.
Bagaimanakah Rancangan/desain suatu penelitian?
4.
Bagaimanakah rumus sampel/pengambilan sampel penelitian?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui konsep metode penelitian.
2.
Untuk mengetahui jenis-jenis metode penelitia.
3.
Untuk mengetahui rancangan/desain suatu penelitian.
4.
Untuk mengetahui rumus sampel/pengambilan sampel penelitian.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Metode adalah cara kerja yang
bersistem dan teratur untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai
tujuan yang ditentukan, sedangkan penelitian adalah pemeriksaan yang teliti;
penyelidikan; kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data
yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan
atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum.
Penelitian pada hakikatnya adalah
suatu upaya untuk memahami dan memecahkan masalah secara ilmiah, sistematis,
dan logis. Penelitian kesehatan
berorientasikan atau memfokuskan kegiatan pada masalah-masalah yang timbul
dibidang kesehatan/kedokteran dan system kesehatan. (Notoatmodjo, 2010).
Penelitian atau riset (research)
merupakan kegiatan yang menghasilkan suatu karya tulis berdasarkan kenyataan
ilmiah. Karya tuis ini diperoleh sebagai hasil kajian kepustakaan maupun
penelitian lapangan (klinik dan laboratorium), dilakukan dari penemuan masalah
untuk dianalisis atau diolah agar menghasilkan suatu kesimpulan. (Hidayat,
2008)
2.
Ciri-ciri
a.
Objektifitas dalam
penyajian yang deskriptif, sistematis, dan analisis bertindak sesuai dengan
fakta dan kondisi pada saat ini
b.
Serba relative,
bahwa kebenaran ilmiah yang diajukan bukanlah hal yang mutlak dan hasilnya
dimungkinkan dapat dibantah atau diuji kebenarannya.
c.
Skeptis, adanya
keraguan atas pernyataan yang belum memiliki kekuatan dasar-dasar pembuktian.
d.
Netral, dalam
mengungkapkan fakta yang sesungguhnya tidak berkaitan dengan nilai-nilai baik
atau buruk.
e.
Sederhana, tidak
terlalu rumit dalam kerangka berfikir, perumusan pernyataan dan pembuktiannya
tetap berdasarkan kebenaran ilmiah.
Secara
umum, penelitian bertujuan untuk mengembangkan ilmu dari berbagai pengetahuan
yang telah ada, serta adanya fakta dan temuan-temuan sehingga dapat digunakan
untuk memecahkan masalah yang ada. Tujuan khususnya adalah :
a. Ingin membuktikan teori-teori yang
ada
b. Menemukan teori-teori baru atau
produk baru
c. Mengembangkan hasil penelitian
yang sudah ada. (Hidayat, 2008)
4.
Manfaat
Secara
singkat, manfaat penelitian kesehatan dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
a. Hasil penelitian dapat digunakan
untuk menggambarkan tentang keadaan atau status kesehatan individu, kelompok,
maupun masyarakat.
b. Hasil penelitian kesehatan dapat
digunakan untuk menggambarkan kemampuan sumber daya, dan kemungkinan sumbernya
tersebut guna mendukung pengembangan pelayanan kesehatan yang direncanakan.
c. Hasil penelitian kesehatan dapat
dijadikan sarana diagnosis dalam mencari sebab masalah kesehatan, atau
kegagalan-kegagalan yang terjadi didalam system pelayanan kesehatan. Dengan
demikian dapat memudahkan pencarian alternative pemecahan masalah tersebut.
d. Hasil penelitian kesehatan dapat
dijadikan sarana untuk menyusun kebijaksanaan dalam menyusun strategi
pengembangan system pelayanan kesehatan.
e. Hasil penelitian kesehatan dapat
melukiskan kemampuan dalam pembiayaan, peralatan, dan ketenagakerjaan baik
secara kuantitas maupun secara kualitas guna mendukung system kesehatan.
(Notoatmodjo, 2010)
B.
Jenis-jenis Metode
Penelitian
Pengelompokan jenis penelitian kesehatan itu
bermacam-macam menurut aspek mana penelitian itu ditinjau. Berdasarkan metode
yang digunakan, penelitian kesehatan dapat digolongkan menjadi dua kelompok
besar, yakni :
1.
Metode Penelitian
Survei (Survey Research Method)
Penelitian survey adalah suatu penelitian yang
dilakukan tanpa melakukan intervensi terhadap subjek penelitian (masyarakat),
sehingga sering disebut penelitian noneksperimen. Dalam survey, penelitian tidak dilakukan
terhadap seluruh objek yang diteliti atau populasi, tetapi hanya mengambil
sebagian dari populasi tersebut (sampel). Penelitian survey digolongkan lagi
menjadi dua, yaitu penelitian survey yang bersifat dekskriptif dan analitik.
a. Metode penelitian survey
deskriptif
Penelitian diarahkan untuk mendeskripsikan atau
menguraikan suatu keadaan didalam suatu komunitas atau masyarakat. Misalnya,
distribusi penyakit dalam masyarakat dan kaitannya dengan umur, jenis kelamin,
dan karakteristik lain. Oleh karena itu penelitian deskriptif ini disebut
penelitian penjelajahan (exploratory
study). Dalam survey deskriptif pada umumnya penelitian menjawab pertanyaan
bagaimana (how).
b. Metode penelitian survey analitik
Penelitian diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan
atau situasi. Misalnya, mengapa penyakit menyebar disuatu masyarakat, mengapa
penyakit terjadi pada sekelompok orang, mengapa masyarakat tidak menggunakan
fasilitas yang telah ada, mengapa orang tidak mau membuat jamban keluarga, dan
sebagainya. Survei analitik ini pada umumnya menjawab pertanyaan mengapa (why),
oleh sebab itu juga disebut penelitian penjelasan (explanatory study).
2.
Metode Penelitian
Eksperimen
Dalam penelitian eksperimen atau percobaan, peneliti
melakukan percobaan atau perlakuan terhadap variabel independennya, kemudian mengukur
akibat atau pengaruh percobaan tersebut pada dependen variabel. Yang dimaksud
percobaan atau perlakuan di sini adalah suatu usaha modifikasi kondisi secara
sengaja dan terkontrol dalam menentukan peristiwa atau kejadian, serta
pengamatan terhadap perubahan yang terjadi akibat dari peristiwa tersebut. Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk menguji hipotesis sebab akibat dengan melakukan
intrevensi. Oleh sebab itu sering disebut penelitian intervensi (intervention studies).
Ditinjau dari segi manfaat atau kegunaanya, penelitian
kesehatan dapat digolongkan menjadi:
a.
Penelitian Dasar (Basic
of Fundamental Research)
Penelitian
ini dilakukan untuk memahami atau menjelaskan gejala yang muncul pada suatu
ikhwal atau kejadian.Kemudian dari kejadian yang terjadi pada ikhwal tersebut
dianalisis, dan kesimpulannya adalah merupakan pengetahuan atau teori
baru.Jenis penelitian ini sering juga disebut penelitian murni atau “pure research”, karena dilakukan untuk
merumuskan suatu teori atau dasar pemikiran ilmiah tentang kesehatan/ kedokteran.Misalnya
penelitian tentang teori penyebab kanker, penelitian cloning, bayi tabung, dan sebagainya.
b.
Penelitian Terapan (Aplied
Research)
Penelitian
ini dilakukan untuk memperbaiki atau memodifikasi proses suatu sistem atau
program, dengan menerapkan teori- teori kesehatan yang ada. Dengan kata lain,
penelitian ini berhubungan dengan penerapan suatu system atau metode yang
terbaik sesuai dengan sumber daya yang tersedia untuk suatu hal atau suatu
keadaan. Artinya, penelitian dilakukan, sementara itu system baru tersebut
diuji coba dan dimodifikasi.Penelitian terapan ini sering disebut penelitian
operasional (operational research).Contoh
penelitian untuk mengembangkan sistem pelayanan terpadu di Puskesmas.
c.
Penelitian Tindakan (Action
Research)
Penelitian ini
dilakukan terutama untuk mencari suatu dasar pengetahuan praktis guna
memperbaiki suatu situasi atau keadaan kesehatan masyarakat, yang dilakukan
secara terbatas.Biasanya penelitian ini dilakukan terhadap suatu keadaan yang
sedang berlangsung.Penelitian ini biasanya dilakukan dimana pemecahan masalah
perlu dilakukan, dan hasilnya diperlukan untuk memperbaiki suatu
keadaan.Misalnya penelitian tindakan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
transmigrasi.
d.
Penelitian Evaluasi (Evaluation
Research)
Penelitian
ini dilakukan untuk melakukan penilaian terhadap suatu pelaksanaan kegiatan
atau program yang sedang dilakukan daklam rangka mencari umpan balik yang akan
dijadikan dasar untuk memperbaiki suatu program atau system. Penelitian
evaluasi ada dua tipe, yaitu: tinjauan (reviews)
dan pengujian (trial). Penelitian
evaluasi yuang bersifat tinjauan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana program
itu berjalan, dan sejauh mana program tersebut mempunyai hasil atau
dampak.Misalnya penelitian untuk mengevaluasi keberhasilan program imunisasi,
program perbaikan sanitasi lingkungan, program keluarga berencana, dan lain
sebagainya. Sedangkan penelitian pengujian atau “trial” dilakukan untuk menguji efektifitas dan efiensi suatu
pengobatan atau program- program yang lain. Biasanya penelitian ini dilakukan
untuk menguji keampuhan dari suatu produk obat baru atau system pengobatan yang
lain. Oleh sebab itu jenis penelitian ini lebih dikenal dengan nama penelitian
klinik, atau clinical trials.
(Notoatmodjo. 2010)
C.
Rancangan/Desain
Penelitian
Desain penelitian merupakan rencana
penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh
jawaban terhadap pertanyaan penelitian. Desain penelitian mengacu pada jenis
atau macam penelitian yang dipilih untuk mencapai tujuan penelitian, serta
berperan sebagai alat dan pedoman untuk mencapai tujuan tersebut.
Desain harus disusun dan dilaksanakan
dengan penuh perhitungan agar dapat menghasilkan petunjuk empiris yang kuat
relevansinya dengan pertanyaan penelitian.
Beberapa hal hal penting yang perlu
dinilai sebelum kita menentukan jenis penelitian yaitu :
1.
Sejak awal peneliti harus menentukan apakah akan dilakukan
intervensi dalam penelitian tersebut, yaitu dengan melakukan penelitian
intervensional (eksperimental) atau apakah hanya melakukan pengamatan saja
tanpa intervensi yaitu dengan melakukan observasional.
2.
Bila peneliti memilih studi observasional, perlu ditentukan
apakah akan mengadakan pengamatan sewaktu (cross
sectional) atau melakukan follow up
dalam jangka waktu tertentu (longitudinal).
3.
Apakah akan dilakukan studi retrospektif yaitu meneliti peristiwa yang sudah berlangsung atau prospektif yaitu dengan mengikuti subjek
untuk meneliti peristiwa yang belum terjadi.
Bagan Pembagian desain penelitian
1.
Desain Penelitian Observasional
Berbagai bentuk penelitian observasional antara lain adalah deskriptif (survey, studi kasus) dan analitik (cross seksional, sub control
dan cohort).
a. Penelitian
observasional Deskriptif
Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode
penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang
suatu keadaan secara objektif. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan
yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Penelitian ini dilakukan dengan
menempuh langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi, pengolahan, membuat
kesimpulan dan laporan.
Metode penelitian deskriptif juga
diharapkan seorang peneliti berusaha untuk memaparkan pemecahan masalah yang
ada sekarang berdasarkan data, jadi peneliti juga menyajikan data, menganalisis
dan menginterpretasikan data. Penelitian ini juga bisa bersifat komparatif,
korelatif ataupun analitik.
b. Penelitian
Observasional Analitik
Pada peneltian analitik, peneliti
mencoba mencari hubungan antar variabel. Penelitian ini perlu dilakukan
analisis terhadap data yang dikumpulkan, seberapa besar hubungan antar variabel
yang ada, perlu juga diketahui apa ada variabel kontrolnya. Oleh karena itu
pada penelitian ini perlu adanya hipotesis. Penelitian analitik pada umumnya
berusaha menjawab pertanyaan mengapa (why)
serta disebut juga penelitian eksplanatory.
2.
Desain Penelitian
Eksperimental
Penelitian ekperimen atau percobaan
adalah kegiatan percobaan yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau
pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu. Ciri
khusus dari peneltian eksperimen adalah adanya percobaan atau trial. Percobaan itu berupa perlakuan
atau intervensi terhadap suatu variabel, dan di harapkan terjadi perubahan atau
pengaruh terhadap variabel yang lain.
Ciri dari penelitian experimen adalah
adanya replikasi atau pengulangan, randomisasi, dan adanya kontrol. Bila ciri
tiga ini lengkap maka disebut true experimen, dan bila tidak lengkap (biasanya
tidak ada randomisasi), maka disebut quasy experimen.
Biasanya penelitian ini hanya
menggunakan sampel yang relatif kecil, bila dibandingkan dengan besarnya
populasi, oleh karena itu hasil penelitian eksperemen ini diolah dan dianalisis
dengan uji statistik yang cermat, sehingga dapat dilakukan generalisasi yang
memadai.
Rancangan penelitian eksperimen dikelompokan menjadi
tiga yaitu sebabai berikut :
a.
Rancangan Pra eksperimen
b. Rancangan
Eksperimen semu (quasi eksperimen)
c. Rancangan
eksperimen sungguhan (true eksperimen)
Skema
desain penelitian experimen
Dalam penelitian eksperimen sering
digunakan simbol atau lambang sebagai berikut :
R :
Randomisasi (acak)
01 (T1) : Pengukuran pertama (pretes)
X :
perlakuan atau eksperimen
02 (T2) :
pengukuran kedua (post tes)
a.
Rancangan Pre Eksperimental
Pada Rancang
Bangun Pre-Experimental design tidak ada unsur random dalam pemilihan kelompok
dan/atau kelompok kontrol. Rancang bangun ini kurang memperhatikan faktor
internal yang mempengaruhi validitas penelitian.
b.
Rancangan Eksperimen Semu (Quasi Eksperimen)
Desain ini tidak
mempunyai pembatasan yang ketat terhadap randomisasi, dan pada saat yang sama
dapat mengontrol ancaman validitas. Disebut eksperimen semu karena
syarat-syarat sebagai penelitian eksperimen tidak cukup memadai.
c.
Rancangan Eksperimen Sunguhan (True
Experiment)
Tujuan rancangan
bangun eksperimental sungguhan adalah menyelidiki kemungkinan saling hubungan
sebab akibat (possible cause and effect
relationship) dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok
eksperimen satu atau lebih kondisi perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan
satu atau lebih kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan.
D.
Rumus
Sampel/Pengambilan Sampel
Pelaksanaan suatu penelitian selalu
berhadapan dengan objek yang diteliti atau yang diselidiki, objek tersebut
dapat berupa manusia, hewan maupun tumbuh tumbuhan, benda benda mati lain nya.
Tujuan utama dari setiap rancangan sampling adalah memberikan pedoman untuk
memilih sampel yang mewakili populasi dengan biaya minimum. Jika populasi yang
mendasarinya memiliki ciri ciri yang seragam, hampir setiap sampel akan
memberikan hasil yang dapat diterima. Satu satunya cara untuk menjamin bahwa
himpunan data eksperimen kita sungguh sungguh mewakili populasi adalah dengan
melakukan sensus, yaitu mencatat setiap unsur yang terdapat dalam populasi.
1. Prosedur Pengambilan Sampel
Langkah langkah dalam mengambil sampel
a.
Menentukan tujuan sampel
Tujuan penelitian adalah
suatu langkah pokok bagi suatu penelitian, karena tujuan penelitian tersebut
merupakan arah untuk elemen elemen yang lain dari penelitian. Dalam menetukan
sampel tergantung pula pada tujuan penelitian.oleh karena itu langkah pertana
dalam mengambil sampel dari populasi adalah menetukan tujuan penelitian.
b.
Menetukan populasi penelitian
Sebelumnya bahwa dalam
anggota populasi didalam penelitian tersebut harus dibatasi secara jelas. Oleh
sebab itu sebelu sampel diambil harus
ditentukan dengan jelas criteria atau batasan populasinya, dengan demikian maka
akan terjamin pengambilan populasi dengan tepat dengan menetukan kriteria
inklusi maupun ekslusi.
c.
Menentukan jenis data yang diperlukan
Jenis data yang akan
dikumpulkan harus dirumuskan secara jelas, agar dapat dengan mudah ditentukan
dari mana data tersebut diperoleh atau
ditentukan sumber datanya.
d.
Menentukan tehnik
sampling
Penentuan tehnik sampling
tergantung dari tujuan penelitian dan sifat sifat populasi.
e.
Menentukan besarnya sampel
Secara statistik
penentuan besarnya sampel tergantung pada jenis dan besarnya populasi.
penentuan besar sampel merupakan langkah penting dalam pengambilan sampel.
f.
Menentukan unit sampel yang diperlukan
Sebelumnya menentukan
sampel yang diperlukan, terlebih dulu akan ditentukan unit unit yang menjadi
anggota populasi. hal ini akan memudahkan dalam menetukan unit yang mana akan
dijadikan sampel.
g.
Memilih sampel
Apabila karakteristik
populasi sudah ditentukan dengan jelas, maka kita dapat dengan mudah
memilihsampel sesuai dengan karakteristik populasi tersebut.
2.
Teknik Pengambilan Sampel
Pada garis
besar hanya ada dua jenis sampel, yaitu sampel probabilitas (probability sample) atau sering disebut
random sampel (sampel acak) dan
sampel non probabilitas (non probability
sample). Pada prinsip nya atau metode pengambilan sampel ini dibedakan
menjadi dua yakni teknik random (acak) dan teknik non random.
a.
Random Sampling
Pengambilan
sampel secara random disebut rondom sampling, dan sampel yang diperoleh disebut
sampel random. Tehnik random ini hanya digunakan apabila setiap unit atau anggota
populasi itu bersifat homogen. Hal ini berarti setiap anggota populasi itu
mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Teknik random
sampel ini dapat dibedakan menjadi:
1)
Pengambilan sampel secara acak sederhana (simple random sampling)
Pengambilan sampel secara
acak sederhana adalah bahwa setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel. Metode penarikan sampel
jenis ini adalah:
a)
Dengan melakukan undian
b)
Memakai table bilangan random
c)
Memakai paket komputer
( kalau punya kerangak sampel)
Populasi prosedur pengambilan sampel
random
2)
Pengambilan sampel secara acak sistematis (systematic random sampling)
Metode ini adalah pengambilan sampel
dengan tehnik berurutan atau dengan system tertentu. Yang diambil secara acak
adalah hanya unsur pertama, selanjutnya diambil secara sistematis sesuai
langkah yang ditetapkan. Keunggulan tehnik ini dibandingkan dengan simpel
random sampling adalah lebih mudah dilapangan, kerangka sampling tidak mutlak
diperlukan dan penunjang informasi yang lebih besar dengan biaya yang lebih
murah.
3)
Pengambilan Sampel Secara Acak Stratifikasi ( stratified random sampling)
Apabila suatu populasi terdiri dari
unit yang mempunyai kakrakterisistik yang berbeda beda atau heterogen, maka
tehnik pengambilan sampel yang tepat digunakan adalah stratified sampling. Metode
ini adalah tehnik penarikan sampel yang membagi populasi sasaran didalam strata
(golongan) menurut karakteristik tertentu yang dianggap penting oleh peneliti,
status sosio ekonomi atau area geografis, lalu penarikan sampel dari masing
masing strata. Karena itu agar semua populasi dapat terwakili maka populasi
terlebih dahulu dibagi dalam beberapa strata, misalnya pendidikan (tinggi,
atas, menengah, dasar) ekonomi (kaya, sedang, miskin). Langkah langkah yang
dalam pengambilan sampel secara stratified
adalah:
a)
Menetukan populasi penelitian
b)
Mengidentifikasi segala karakteristik dari anggota yang
menjadi populasi, misalnya tingkat pendidikan
c)
Mengelompokan anggota populasi yang mempunyai karakteristik
yang sama dalam suatu kelompok
d)
Mengambil dari setiap strata
e)
Tehnik pengambilan sampel dari masing masing strata dapat
dilakukan dengan random atau non random
4)
Pengambilan sampel secara kelompok (cluster sampling)
Pada tehnik ini sampel bukan terdiri
dari unit individu tetapi terdiri dari kelompok atau gugusan (cluster). Gugusan atau kelompok yang diambil sebagai
sampel ini terdiri dari unit geografis (desa, kecamatan, kabupaten, dan sebagainya),
unit organisasi misalnya klinik, PKK, LKMD dan sebagainya. Peneliti tidak
mendaftarkan semua anggota atau unit yang ada didalam populasi, tetapi cukup
mendaftarkan banyaknya kelompok yang ada didalam populasi kemudian mengambil
bebebrapa sampel berdasarkan kelompok kelompok teersebut.
Misalnya; penelitian tentang
kesinambungan imunisasi anak balita dikecamatan X dan menurut laporan puskesmas
jumlah anak balita ada 1500 orang (N=
1500), misalkan sampel yang diambil 20% dari total populasi jadi (n=300), kita
mau mengambil 3 kelurahan saja, di satu kecamatan X terdapat 15 kelurahan, kita
ambil secara random, kemudian anak balita yang berada di 3 kelurahan tersebut
itulah yang diteliti.
5)
Pengambilan sampel secara gugus bertahap (multistage sampling)
Multistage sampling merupakan tehnik penarikan sampel dimana
peneliti mengambil sampel dengan cara bertingkat. Umumnya penarikan sampel pada
setiap unit atau tingkat dilakukan secara random. Hal ini memungkinkan untuk
dilaksanakan bila populasi terdiri dari bermacam macam tingkat wilayah.
Pelaksanaan nya dengan membagi wilayah populasi kedalam sub sub wilayah, dan
dan tiap sub wilayah dibagi ke dalam bagian bagian yang lebih kecil, dan
seterusnya.
b.
Non Random ( Non
Probability Sample)
Pengambilan sampel yang bukan secara
acak adalah pengambilan sampel yang tidak didasarkan atas kemungkinanyang dapat
diperhitungkan. Tehnik ini lebih praktis
dan mudah, sering dipakai pada penelitian klinis. Tapi peril diingat bahwa
tehnik yang terbaik secara statistik
adalah probability sampling. Cara
ini dipergunakan : Bila biaya sangat sedikit , hasilnya diminta segera, tidak
memerlukan ketepatan yanq tinggi, karena hanya sekedar gambaran umum saja.
Metode ini mencakup beberapa tehnik antara lain:
1)
Sampel Dengan Maksud (Purposive
sampling)
Mula mula peneliti mengidentifikasi
semua karakteristik populasi, misalnya dengan mengadakan studi pendahuluan atau
dengan mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan populasi. Kemudian peneliti
menetapkan berdasarkan pertimbangannya, sebagian anggota populasi menjadi
sampel penelitian sehingga tehnik pengambilan sampel secara proporsive ini didasarkan pertimbangan
pribadi peneliti sendiri.
Misalnya: Suatu penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh prilaku seks ibu pasca persalinan memalui caesar operation, pengambilan sampel ini
jelas mempunyai karakteristik yang spesifik sehingga pengambilan sampel pun
harus diarahkan ke ibu ibu yang melahirkan dengan cara ini.
2)
Sampel Berjatah (Quota
sampling)
Pengambilan sampel secara quota dilakukan
dengan cara menetapkan sejumlah anggota sampel secara quotum atau jatah, Pengambilan sampel hanya berdasarkan
pertimbangan peneliti saja, hanya disini besar dan kriteria sampel telah
ditentukan lebih dahulu. Misalnya Sampel yang akan di ambil berjumlah 100 orang
dengan perincian 50 laki dan 50 perempuan yang berumur 15-40 tahun. Cara ini
dipergunakan kalau peneliti mengenal betul daerah dan situasi daerah dimana
penelitian akan dilakukan.
3)
Sampel Tanpa Sengaja (
accidental sampling)
Tehnik penarikan sampel ini dilakukan
secara subjektif oleh peneliti ditinjau dari sudut kemudahan, tempat
pengambilan sampel dan jumlah sampel yang akan diambil. Sampel tersebut tidak
terencana dan penggambaran hasil dari pengumpulan data tersebut bukan
didasarkan suatu metode yang baku. Bedanya dengan purposive sampling adalah
kalau sampel yang diambil secara purposive berarti dengan sengaja, sementara pada tehnik ini tidak dengan
sengaja, misalnya: pada suatu kejadian luar biasa, atau pada penelitian tentang
pemberian ASI disuatu wilayah tertentu dan pada priode tertentu, misalnya pada
setiap hari selasa bulan November 2013, seberapa banyak pun ibu ibu yang
ditemui dipuskesmas tersebut akan menjadi sampel.
3. Penentuan Besar Sampel (Sample
Size)
Menetapkan besarnya sampel
atau jumlah sampel pada suatu penelitian tergantung pada dua hal:
a.
Adanya sumber sumber yang dapat digunakan untuk menetukan
batas maksimal dari besarnya sampel
b.
Kebutuhan dari rencan analisis yang menentukan batas minimal
dari besarnya sampel
Apabila besar populasi itu lebih dari 10.000, maka ketepatan
besarnya sampel kurang memperoleh perhatian, tetapi bila populasi kurang dari
10.000 ketepatan atau besarnya sampel perlu diperhitungkan.
a.
Jumlah sampel untuk estimasi proporsi
Sebelum menghitung jumlah sampel, terlebih dahulu perlu
diketahui tiga hal:
1)
Perkirakan proporsi untuk sifat tertentu yang terjadi dalam
populasi, apa bila tidak diketahui proporsi atau sifat tertentu tersebut, maka
P (proporsi = 0.50 atau 50%)
2)
Presisi adalah derajat ketepatan yang diinginkan, berarti
penyimpangan terhadap populasi, biasnya 0.05 (5%) atau 0.10 (10%)
3)
Derajat kepercayaan
n= Z1-a/2 P (1-P)
d2
Keterangan
n= Besar sampel
Z1-a/2= Nilai Z pada derajat kemaknaan
(biasanya 95%= 1.96)
P= Proporsi suatu kasus terhadap populasi, bila tidak
tahu, ditetapkan 50% (0.50).
d= derajat penyimpangan terhadap
populasi yang diinginkan: 10% (0.10),5% (0.05), 1% (0.01).
b.
Jumlah sampel untuk estimasi rata rata
Untuk menghitung besar sampel peneliti perlu mengetahui:
1)
Perkiraan varian 9kuadrat dari standard deviasi)
2)
Presisi
3)
Derjat kepercayaan.
n= Z2 1- α/2*σ
d
Keterangan :
n= jumlah sampel
σ= perkiraan varians
Z= nilai Z interval
kepercayaan 1-x/2
d= presisi
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Metode adalah cara kerja yang
bersistem dan teratur untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai
tujuan yang ditentukan, sedangkan penelitian adalah pemeriksaan yang teliti;
penyelidikan; kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data
yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan
atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum.
Pengelompokan
jenis penelitian kesehatan itu bermacam-macam menurut aspek mana penelitian itu
ditinjau. Berdasarkan metode yang digunakan, penelitian kesehatan dapat
digolongkan menjadi dua kelompok besar, yakni :
1.
Metode Penelitian Survei (Survey
Research Method) adalah suatu penelitian yang dilakukan tanpa melakukan
intervensi terhadap subjek penelitian (masyarakat),
2.
Metode Penelitian Eksperimen yaitu peneliti melakukan percobaan atau perlakuan terhadap variabel
independennya, kemudian mengukur akibat atau pengaruh percobaan tersebut pada
dependen variabel.
Desain penelitian mengacu pada jenis
atau macam penelitian yang dipilih untuk mencapai tujuan penelitian, serta
berperan sebagai alat dan pedoman untuk mencapai tujuan tersebut. Desain harus
disusun dan dilaksanakan dengan penuh perhitungan agar dapat menghasilkan
petunjuk empiris yang kuat relevansinya dengan pertanyaan penelitian.
B.
Saran
Diharapkan pembaca dapat memahami isi makalah kami dan memperluas wawasan
dari berbagai sumber lain. Karena makalah ini jauh dari kesempurnaan. Kami harapkan saran dari pembaca untuk
kemajuan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Arikunto, S. 2006. Prosedur
Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
2.
Hidayat, A.A. Metode
Penelitian Keperawatan dan Teknisi Analisis Data. Edisi Pertama, Jakarta: 2011. Hal : 60-75.
3.
Notoatmodjo.S. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta:2010.
4.
Rosady Ruslan, 2008.
Public Relations dan komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo pesada.
5.
Sukardi,2003.
Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya, Jakarta:
Bumi Aksara.
6.
Saifuddin Azwar, 2010.
Metode Penelitian Kegiatan Ilmiah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.
7.
Wahyuni.S.A. Statistic Kedokteran. Jakarta: hal: 108-122
|
Tugas Individu
MAKALAH
STATISTIKA
DAN METODE PENELITIAN
OLEH :
NAMA :
SUMARIATI
NIM : BT 13
02 139
II D
AKADEMI KEBIDANAN BATARI
TOJA
WATAMPONE
|
2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI .........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ........................................................................................1
B.
Rumusan Masalah
...................................................................................1
C.
Tujuan Penulisan.....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Konsep Metode Penelitian.......................................................................3
B.
Jenis-jenis Metode Penelitian..................................................................5
C.
Rancangan/Desain Penelitian..................................................................8
D.
Rumus Sampel/Pengambilan Sampel....................................................11
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
...........................................................................................19
B.
Saran
.....................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
|
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah
SWT yang telah memberikan kemampuan dan kekuatan dalam menyusun tugas ini.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah member tauladan dan petunjuk dalam mengarungi bahtera kehidupan di
dunia dan di akherat kelak. Alhamdulillah , akhirnya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan lancar.
Dengan kesempatan ini
penulis sampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah “ Metode
Penelitian ” telah tercurahkan perhatiannya demi terselesaikan makalah ini, dan
tak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada segenap pihak yang telah
memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan tugas
ini.
Akhirnya hanya kepada
allah SWT jualah penulis berserah diri dengan senatiasa mengharap ridho-Nya .
Semoga penyusunan makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Amin.
Watampone, 05 Mei 2015
Penyusun
|
makasih sudah share
ReplyDeletepower supply hp