Wednesday 20 December 2017

MAKALAH STATISTIKA DAN METODE PENELITIAN

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Manusia diberi oleh Allah akal yang berguna unuk berfikir. Berfikir adalah upaya manusia untuk memperbaiki dirinya baik dihadapan Allah maupun manusia , sebab denga proses berfikir mnusia akan cederung terlihat bijaksana dalam menyelesaikan masalahnya.
Keinginan untuk menjadi cerdas dari yang adalah wajar. Karena itu manusia selalu ‘mencoba-coba’ apakah hal itu sesuai dengan pemikirannya atau tidak. Kita semua faham bahwa sesungguhnya ,makanan bagi akal kita adalah sepiring akal dan segelas nasihat. Dengan itu, manusia akan selalu merasa ditinya ‘kan selalu dalam kebaikan.
Demi menunjang ketercapaiannya itu, maka adakalanya kita butuh apa yang disebut dengan penelitian. Penelitian memiliki maksud untuk menjadi lantaran bagi jalan kita dalam membuat suatu rancangan dasar bagi pemahaman kita. Kita tidak akan mengerti ataupun memahami jikalau kita tidak berusaha untuk meneliti masalah atau hal itu. Penelitian memiliki bermacam-macam jenis seperti yang akan kami jelaskan. Semoga ini tidak membosankan dan dapat membuka wawasan kita tentang penelitian tersebut.  Dan untuk menjadi seorang peneliti yang baik, pengetahuan tentang pengertian populasi, pengertian sampel, teknik sampling, cara menentukan ukuran sampel, dan cara mengambil anggota sampel haruslah dapat dipahami dengan baik pula, disamping pengetahuan lain yang berkaitan dengan penelitian.

B.       Rumusan Masalah
1.    Bagaimanakah konsep metode penelitian?
2.    Bagaimanakah jenis-jenis metode penelitia?
3.    Bagaimanakah Rancangan/desain suatu penelitian?
4.    Bagaimanakah rumus sampel/pengambilan sampel penelitian?
C.      Tujuan Penulisan
1.    Untuk mengetahui konsep metode penelitian.
2.    Untuk mengetahui jenis-jenis metode penelitia.
3.    Untuk mengetahui rancangan/desain suatu penelitian.
4.    Untuk mengetahui rumus sampel/pengambilan sampel penelitian.


























BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian
Metode adalah cara kerja yang bersistem dan teratur untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan, sedangkan penelitian adalah pemeriksaan yang teliti; penyelidikan; kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum.
Penelitian pada hakikatnya adalah suatu upaya untuk memahami dan memecahkan masalah secara ilmiah, sistematis, dan logis.  Penelitian kesehatan berorientasikan atau memfokuskan kegiatan pada masalah-masalah yang timbul dibidang kesehatan/kedokteran dan system kesehatan. (Notoatmodjo, 2010).
Penelitian atau riset (research) merupakan kegiatan yang menghasilkan suatu karya tulis berdasarkan kenyataan ilmiah. Karya tuis ini diperoleh sebagai hasil kajian kepustakaan maupun penelitian lapangan (klinik dan laboratorium), dilakukan dari penemuan masalah untuk dianalisis atau diolah agar menghasilkan suatu kesimpulan. (Hidayat, 2008)
2.      Ciri-ciri
a.       Objektifitas dalam penyajian yang deskriptif, sistematis, dan analisis bertindak sesuai dengan fakta dan kondisi pada saat ini
b.      Serba relative, bahwa kebenaran ilmiah yang diajukan bukanlah hal yang mutlak dan hasilnya dimungkinkan dapat dibantah atau diuji kebenarannya.
c.       Skeptis, adanya keraguan atas pernyataan yang belum memiliki kekuatan dasar-dasar pembuktian.
d.      Netral, dalam mengungkapkan fakta yang sesungguhnya tidak berkaitan dengan nilai-nilai baik atau buruk.
e.       Sederhana, tidak terlalu rumit dalam kerangka berfikir, perumusan pernyataan dan pembuktiannya tetap berdasarkan kebenaran ilmiah.
Secara umum, penelitian bertujuan untuk mengembangkan ilmu dari berbagai pengetahuan yang telah ada, serta adanya fakta dan temuan-temuan sehingga dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang ada. Tujuan khususnya adalah :
a.       Ingin membuktikan teori-teori yang ada
b.      Menemukan teori-teori baru atau produk baru
c.       Mengembangkan hasil penelitian yang sudah ada. (Hidayat, 2008)
4.      Manfaat
Secara singkat, manfaat penelitian kesehatan dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
a.       Hasil penelitian dapat digunakan untuk menggambarkan tentang keadaan atau status kesehatan individu, kelompok, maupun masyarakat.
b.      Hasil penelitian kesehatan dapat digunakan untuk menggambarkan kemampuan sumber daya, dan kemungkinan sumbernya tersebut guna mendukung pengembangan pelayanan kesehatan yang direncanakan.
c.       Hasil penelitian kesehatan dapat dijadikan sarana diagnosis dalam mencari sebab masalah kesehatan, atau kegagalan-kegagalan yang terjadi didalam system pelayanan kesehatan. Dengan demikian dapat memudahkan pencarian alternative pemecahan masalah tersebut.
d.      Hasil penelitian kesehatan dapat dijadikan sarana untuk menyusun kebijaksanaan dalam menyusun strategi pengembangan system pelayanan kesehatan.
e.       Hasil penelitian kesehatan dapat melukiskan kemampuan dalam pembiayaan, peralatan, dan ketenagakerjaan baik secara kuantitas maupun secara kualitas guna mendukung system kesehatan. (Notoatmodjo, 2010)

B.     Jenis-jenis Metode Penelitian
Pengelompokan jenis penelitian kesehatan itu bermacam-macam menurut aspek mana penelitian itu ditinjau. Berdasarkan metode yang digunakan, penelitian kesehatan dapat digolongkan menjadi dua kelompok besar, yakni :
1.      Metode Penelitian Survei (Survey Research Method)
Penelitian survey adalah suatu penelitian yang dilakukan tanpa melakukan intervensi terhadap subjek penelitian (masyarakat), sehingga sering disebut penelitian noneksperimen.  Dalam survey, penelitian tidak dilakukan terhadap seluruh objek yang diteliti atau populasi, tetapi hanya mengambil sebagian dari populasi tersebut (sampel). Penelitian survey digolongkan lagi menjadi dua, yaitu penelitian survey yang bersifat dekskriptif dan analitik.
a.       Metode penelitian survey deskriptif
Penelitian diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan didalam suatu komunitas atau masyarakat. Misalnya, distribusi penyakit dalam masyarakat dan kaitannya dengan umur, jenis kelamin, dan karakteristik lain. Oleh karena itu penelitian deskriptif ini disebut penelitian penjelajahan (exploratory study). Dalam survey deskriptif pada umumnya penelitian menjawab pertanyaan bagaimana (how).
b.      Metode penelitian survey analitik
Penelitian diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi. Misalnya, mengapa penyakit menyebar disuatu masyarakat, mengapa penyakit terjadi pada sekelompok orang, mengapa masyarakat tidak menggunakan fasilitas yang telah ada, mengapa orang tidak mau membuat jamban keluarga, dan sebagainya. Survei analitik ini pada umumnya menjawab pertanyaan mengapa (why), oleh sebab itu juga disebut penelitian penjelasan (explanatory study).
2.      Metode Penelitian Eksperimen
Dalam penelitian eksperimen atau percobaan, peneliti melakukan percobaan atau perlakuan terhadap variabel independennya, kemudian mengukur akibat atau pengaruh percobaan tersebut pada dependen variabel. Yang dimaksud percobaan atau perlakuan di sini adalah suatu usaha modifikasi kondisi secara sengaja dan terkontrol dalam menentukan peristiwa atau kejadian, serta pengamatan terhadap perubahan yang terjadi akibat dari peristiwa tersebut. Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk menguji hipotesis sebab akibat dengan melakukan intrevensi. Oleh sebab itu sering disebut penelitian intervensi (intervention studies).
Ditinjau dari segi manfaat atau kegunaanya, penelitian kesehatan dapat digolongkan menjadi:
a.       Penelitian Dasar (Basic of Fundamental Research)
Penelitian ini dilakukan untuk memahami atau menjelaskan gejala yang muncul pada suatu ikhwal atau kejadian.Kemudian dari kejadian yang terjadi pada ikhwal tersebut dianalisis, dan kesimpulannya adalah merupakan pengetahuan atau teori baru.Jenis penelitian ini sering juga disebut penelitian murni atau “pure research”, karena dilakukan untuk merumuskan suatu teori atau dasar pemikiran ilmiah tentang kesehatan/ kedokteran.Misalnya penelitian tentang teori penyebab kanker, penelitian cloning, bayi tabung, dan sebagainya.
b.      Penelitian Terapan (Aplied Research)
Penelitian ini dilakukan untuk memperbaiki atau memodifikasi proses suatu sistem atau program, dengan menerapkan teori- teori kesehatan yang ada. Dengan kata lain, penelitian ini berhubungan dengan penerapan suatu system atau metode yang terbaik sesuai dengan sumber daya yang tersedia untuk suatu hal atau suatu keadaan. Artinya, penelitian dilakukan, sementara itu system baru tersebut diuji coba dan dimodifikasi.Penelitian terapan ini sering disebut penelitian operasional (operational research).Contoh penelitian untuk mengembangkan sistem pelayanan terpadu di Puskesmas. 
c.       Penelitian Tindakan (Action Research)
Penelitian ini dilakukan terutama untuk mencari suatu dasar pengetahuan praktis guna memperbaiki suatu situasi atau keadaan kesehatan masyarakat, yang dilakukan secara terbatas.Biasanya penelitian ini dilakukan terhadap suatu keadaan yang sedang berlangsung.Penelitian ini biasanya dilakukan dimana pemecahan masalah perlu dilakukan, dan hasilnya diperlukan untuk memperbaiki suatu keadaan.Misalnya penelitian tindakan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat transmigrasi.
d.      Penelitian Evaluasi (Evaluation Research)
Penelitian ini dilakukan untuk melakukan penilaian terhadap suatu pelaksanaan kegiatan atau program yang sedang dilakukan daklam rangka mencari umpan balik yang akan dijadikan dasar untuk memperbaiki suatu program atau system. Penelitian evaluasi ada dua tipe, yaitu: tinjauan (reviews) dan pengujian (trial). Penelitian evaluasi yuang bersifat tinjauan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana program itu berjalan, dan sejauh mana program tersebut mempunyai hasil atau dampak.Misalnya penelitian untuk mengevaluasi keberhasilan program imunisasi, program perbaikan sanitasi lingkungan, program keluarga berencana, dan lain sebagainya. Sedangkan penelitian pengujian atau “trial” dilakukan untuk menguji efektifitas dan efiensi suatu pengobatan atau program- program yang lain. Biasanya penelitian ini dilakukan untuk menguji keampuhan dari suatu produk obat baru atau system pengobatan yang lain. Oleh sebab itu jenis penelitian ini lebih dikenal dengan nama penelitian klinik, atau clinical trials. (Notoatmodjo. 2010)

C.    Rancangan/Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian. Desain penelitian mengacu pada jenis atau macam penelitian yang dipilih untuk mencapai tujuan penelitian, serta berperan sebagai alat dan pedoman untuk mencapai tujuan tersebut.
Desain harus disusun dan dilaksanakan dengan penuh perhitungan agar dapat menghasilkan petunjuk empiris yang kuat relevansinya dengan pertanyaan penelitian.
Beberapa hal hal penting yang perlu dinilai sebelum kita menentukan jenis penelitian yaitu :
1.    Sejak awal peneliti harus menentukan apakah akan dilakukan intervensi dalam penelitian tersebut, yaitu dengan melakukan penelitian intervensional (eksperimental) atau apakah hanya melakukan pengamatan saja tanpa intervensi yaitu dengan melakukan observasional.
2.    Bila peneliti memilih studi observasional, perlu ditentukan apakah akan mengadakan pengamatan sewaktu (cross sectional) atau melakukan follow up dalam jangka waktu tertentu (longitudinal).
3.    Apakah akan dilakukan studi retrospektif yaitu meneliti peristiwa yang sudah berlangsung atau prospektif yaitu dengan mengikuti subjek untuk meneliti peristiwa yang belum terjadi.
Bagan Pembagian desain penelitian

 

 

 

 

 

 

 



 

 





1.    Desain Penelitian Observasional
Berbagai bentuk penelitian observasional antara lain adalah  deskriptif (survey, studi kasus) dan analitik (cross seksional, sub control dan cohort).
a.    Penelitian observasional Deskriptif
Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Penelitian ini dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi, pengolahan, membuat kesimpulan dan laporan.
Metode penelitian deskriptif juga diharapkan seorang peneliti berusaha untuk memaparkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data, jadi peneliti juga menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasikan data. Penelitian ini juga bisa bersifat komparatif, korelatif ataupun analitik.
b.    Penelitian Observasional Analitik
Pada peneltian analitik, peneliti mencoba mencari hubungan antar variabel. Penelitian ini perlu dilakukan analisis terhadap data yang dikumpulkan, seberapa besar hubungan antar variabel yang ada, perlu juga diketahui apa ada variabel kontrolnya. Oleh karena itu pada penelitian ini perlu adanya hipotesis. Penelitian analitik pada umumnya berusaha menjawab pertanyaan mengapa (why) serta disebut juga penelitian eksplanatory.
2.    Desain  Penelitian Eksperimental
Penelitian ekperimen atau percobaan adalah kegiatan percobaan yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu. Ciri khusus dari peneltian eksperimen adalah adanya percobaan atau trial. Percobaan itu berupa perlakuan atau intervensi terhadap suatu variabel, dan di harapkan terjadi perubahan atau pengaruh terhadap  variabel yang lain.
Ciri dari penelitian experimen adalah adanya replikasi atau pengulangan, randomisasi, dan adanya kontrol. Bila ciri tiga ini lengkap maka disebut true experimen, dan bila tidak lengkap (biasanya tidak ada randomisasi), maka disebut quasy experimen.
Biasanya penelitian ini hanya menggunakan sampel yang relatif kecil, bila dibandingkan dengan besarnya populasi, oleh karena itu hasil penelitian eksperemen ini diolah dan dianalisis dengan uji statistik yang cermat, sehingga dapat dilakukan generalisasi yang memadai.
Rancangan penelitian eksperimen dikelompokan menjadi tiga  yaitu sebabai berikut :
a.    Rancangan Pra eksperimen
b.    Rancangan Eksperimen semu (quasi eksperimen)
c.    Rancangan eksperimen sungguhan (true eksperimen)

 


















Skema desain penelitian experimen

Dalam penelitian eksperimen sering digunakan simbol atau lambang sebagai berikut :
R                      : Randomisasi (acak)
01  (T1)            : Pengukuran pertama (pretes)
X                     : perlakuan atau eksperimen
02  (T2)            : pengukuran kedua (post tes)

a.    Rancangan Pre Eksperimental
Pada Rancang Bangun Pre-Experimental design tidak ada unsur random dalam pemilihan kelompok dan/atau kelompok kontrol. Rancang bangun ini kurang memperhatikan faktor internal yang mempengaruhi validitas penelitian.
b.    Rancangan Eksperimen Semu (Quasi Eksperimen)
Desain ini tidak mempunyai pembatasan yang ketat terhadap randomisasi, dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancaman validitas. Disebut eksperimen semu karena syarat-syarat sebagai penelitian eksperimen tidak cukup memadai.
c.    Rancangan Eksperimen Sunguhan (True Experiment)
Tujuan rancangan bangun eksperimental sungguhan adalah menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat (possible cause and effect relationship) dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen satu atau lebih kondisi perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan.

D.    Rumus Sampel/Pengambilan Sampel
Pelaksanaan suatu penelitian selalu berhadapan dengan objek yang diteliti atau yang diselidiki, objek tersebut dapat berupa manusia, hewan maupun tumbuh tumbuhan, benda benda mati lain nya. Tujuan utama dari setiap rancangan sampling adalah memberikan pedoman untuk memilih sampel yang mewakili populasi dengan biaya minimum. Jika populasi yang mendasarinya memiliki ciri ciri yang seragam, hampir setiap sampel akan memberikan hasil yang dapat diterima. Satu satunya cara untuk menjamin bahwa himpunan data eksperimen kita sungguh sungguh mewakili populasi adalah dengan melakukan sensus, yaitu mencatat setiap unsur yang terdapat dalam populasi.

1.    Prosedur Pengambilan Sampel 
     Langkah langkah dalam mengambil sampel
a.       Menentukan tujuan sampel
Tujuan penelitian adalah suatu langkah pokok bagi suatu penelitian, karena tujuan penelitian tersebut merupakan arah untuk elemen elemen yang lain dari penelitian. Dalam menetukan sampel tergantung pula pada tujuan penelitian.oleh karena itu langkah pertana dalam mengambil sampel dari populasi adalah menetukan tujuan penelitian.
b.      Menetukan populasi penelitian
Sebelumnya bahwa dalam anggota populasi didalam penelitian tersebut harus dibatasi secara jelas. Oleh sebab itu sebelu  sampel diambil harus ditentukan dengan jelas criteria atau batasan populasinya, dengan demikian maka akan terjamin pengambilan populasi dengan tepat dengan menetukan kriteria inklusi maupun ekslusi.
c.       Menentukan jenis data yang diperlukan
Jenis data yang akan dikumpulkan harus dirumuskan secara jelas, agar dapat dengan mudah ditentukan dari mana data tersebut  diperoleh atau ditentukan sumber datanya.
d.      Menentukan   tehnik sampling
Penentuan tehnik sampling tergantung dari tujuan penelitian dan sifat sifat populasi.
e.       Menentukan besarnya sampel
Secara statistik penentuan besarnya sampel tergantung pada jenis dan besarnya populasi. penentuan besar sampel merupakan langkah penting dalam pengambilan sampel.
f.       Menentukan unit sampel yang diperlukan 
Sebelumnya menentukan sampel yang diperlukan, terlebih dulu akan ditentukan unit unit yang menjadi anggota populasi. hal ini akan memudahkan dalam menetukan unit yang mana akan dijadikan sampel.
g.      Memilih sampel
Apabila karakteristik populasi sudah ditentukan dengan jelas, maka kita dapat dengan mudah memilihsampel sesuai dengan karakteristik populasi tersebut.
2.         Teknik Pengambilan Sampel
Pada garis besar hanya ada dua jenis sampel, yaitu sampel probabilitas (probability sample) atau sering disebut random sampel (sampel acak) dan sampel non probabilitas (non probability sample). Pada prinsip nya atau metode pengambilan sampel ini dibedakan menjadi dua yakni teknik random (acak) dan teknik non random.
a.    Random Sampling
Pengambilan sampel secara random disebut rondom sampling, dan sampel yang diperoleh disebut sampel random. Tehnik random ini hanya digunakan apabila setiap unit atau anggota populasi itu bersifat homogen. Hal ini berarti setiap anggota populasi itu mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Teknik random sampel ini dapat dibedakan menjadi:
1)   Pengambilan sampel secara acak sederhana (simple random sampling)
Pengambilan sampel secara acak sederhana adalah bahwa setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel. Metode penarikan sampel jenis ini adalah:
a)   Dengan melakukan undian
b)   Memakai table bilangan random
c)   Memakai paket komputer  ( kalau punya kerangak sampel)





                 Populasi                        prosedur pengambilan               sampel
                                                                  random
2)   Pengambilan sampel secara acak sistematis (systematic random sampling)
Metode ini adalah pengambilan sampel dengan tehnik berurutan atau dengan system tertentu. Yang diambil secara acak adalah hanya unsur pertama, selanjutnya diambil secara sistematis sesuai langkah yang ditetapkan. Keunggulan tehnik ini dibandingkan dengan simpel random sampling adalah lebih mudah dilapangan, kerangka sampling tidak mutlak diperlukan dan penunjang informasi yang lebih besar dengan biaya yang lebih murah.
3)   Pengambilan Sampel Secara Acak Stratifikasi ( stratified random sampling)
Apabila suatu populasi terdiri dari unit yang mempunyai kakrakterisistik yang berbeda beda atau heterogen, maka tehnik pengambilan sampel yang tepat digunakan adalah stratified sampling.  Metode ini adalah tehnik penarikan sampel yang membagi populasi sasaran didalam strata (golongan) menurut karakteristik tertentu yang dianggap penting oleh peneliti, status sosio ekonomi atau area geografis, lalu penarikan sampel dari masing masing strata. Karena itu agar semua populasi dapat terwakili maka populasi terlebih dahulu dibagi dalam beberapa strata, misalnya pendidikan (tinggi, atas, menengah, dasar) ekonomi (kaya, sedang, miskin). Langkah langkah yang dalam pengambilan sampel secara stratified adalah:
a)   Menetukan populasi penelitian
b)   Mengidentifikasi segala karakteristik dari anggota yang menjadi populasi, misalnya tingkat pendidikan
c)   Mengelompokan anggota populasi yang mempunyai karakteristik yang sama dalam suatu kelompok
d)  Mengambil dari setiap strata
e)   Tehnik pengambilan sampel dari masing masing strata dapat dilakukan dengan random atau non random
4)   Pengambilan sampel secara kelompok (cluster sampling)
Pada tehnik ini sampel bukan terdiri dari unit individu tetapi terdiri dari kelompok atau gugusan (cluster).  Gugusan atau kelompok yang diambil sebagai sampel ini terdiri dari unit geografis (desa, kecamatan, kabupaten, dan sebagainya), unit organisasi misalnya klinik, PKK, LKMD dan sebagainya. Peneliti tidak mendaftarkan semua anggota atau unit yang ada didalam populasi, tetapi cukup mendaftarkan banyaknya kelompok yang ada didalam populasi kemudian mengambil bebebrapa sampel berdasarkan kelompok kelompok teersebut.
Misalnya; penelitian tentang kesinambungan imunisasi anak balita dikecamatan X dan menurut laporan puskesmas jumlah anak balita ada 1500 orang  (N= 1500), misalkan sampel yang diambil 20% dari total populasi jadi (n=300), kita mau mengambil 3 kelurahan saja, di satu kecamatan X terdapat 15 kelurahan, kita ambil secara random, kemudian anak balita yang berada di 3 kelurahan tersebut itulah yang diteliti.
5)   Pengambilan sampel secara gugus bertahap (multistage sampling)
Multistage sampling merupakan tehnik penarikan sampel dimana peneliti mengambil sampel dengan cara bertingkat. Umumnya penarikan sampel pada setiap unit atau tingkat dilakukan secara random. Hal ini memungkinkan untuk dilaksanakan bila populasi terdiri dari bermacam macam tingkat wilayah. Pelaksanaan nya dengan membagi wilayah populasi kedalam sub sub wilayah, dan dan tiap sub wilayah dibagi ke dalam bagian bagian yang lebih kecil, dan seterusnya.
b.    Non Random ( Non Probability Sample)
Pengambilan sampel yang bukan secara acak adalah pengambilan sampel yang tidak didasarkan atas kemungkinanyang dapat diperhitungkan.  Tehnik ini lebih praktis dan mudah, sering dipakai pada penelitian klinis. Tapi peril diingat bahwa tehnik yang terbaik secara statistik  adalah probability sampling. Cara ini dipergunakan : Bila biaya sangat sedikit , hasilnya diminta segera, tidak memerlukan ketepatan yanq tinggi, karena hanya sekedar gambaran umum saja. Metode ini mencakup beberapa tehnik antara lain:
1)   Sampel Dengan Maksud (Purposive sampling)
Mula mula peneliti mengidentifikasi semua karakteristik populasi, misalnya dengan mengadakan studi pendahuluan atau dengan mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan populasi. Kemudian peneliti menetapkan berdasarkan pertimbangannya, sebagian anggota populasi menjadi sampel penelitian sehingga tehnik pengambilan sampel secara proporsive ini didasarkan pertimbangan pribadi peneliti sendiri.
Misalnya: Suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh prilaku seks ibu pasca persalinan memalui caesar operation, pengambilan sampel ini jelas mempunyai karakteristik yang spesifik sehingga pengambilan sampel pun harus diarahkan ke ibu ibu yang melahirkan dengan cara ini.
2)   Sampel Berjatah (Quota sampling)
Pengambilan sampel secara quota dilakukan dengan cara menetapkan sejumlah anggota sampel secara quotum atau jatah, Pengambilan sampel hanya berdasarkan pertimbangan peneliti saja, hanya disini besar dan kriteria sampel telah ditentukan lebih dahulu. Misalnya Sampel yang akan di ambil berjumlah 100 orang dengan perincian 50 laki dan 50 perempuan yang berumur 15-40 tahun. Cara ini dipergunakan kalau peneliti mengenal betul daerah dan situasi daerah dimana penelitian akan dilakukan.
3)   Sampel Tanpa Sengaja ( accidental sampling)
Tehnik penarikan sampel ini dilakukan secara subjektif oleh peneliti ditinjau dari sudut kemudahan, tempat pengambilan sampel dan jumlah sampel yang akan diambil. Sampel tersebut tidak terencana dan penggambaran hasil dari pengumpulan data tersebut bukan didasarkan suatu metode yang baku. Bedanya dengan purposive sampling adalah kalau sampel yang diambil secara purposive berarti dengan sengaja,  sementara pada tehnik ini tidak dengan sengaja, misalnya: pada suatu kejadian luar biasa, atau pada penelitian tentang pemberian ASI disuatu wilayah tertentu dan pada priode tertentu, misalnya pada setiap hari selasa bulan November 2013, seberapa banyak pun ibu ibu yang ditemui dipuskesmas tersebut akan menjadi sampel.
3.    Penentuan Besar Sampel (Sample Size)
Menetapkan besarnya sampel atau jumlah sampel pada suatu penelitian tergantung pada dua hal:
a.    Adanya sumber sumber yang dapat digunakan untuk menetukan batas maksimal dari besarnya sampel
b.    Kebutuhan dari rencan analisis yang menentukan batas minimal dari besarnya sampel
Apabila besar populasi itu lebih dari 10.000, maka ketepatan besarnya sampel kurang memperoleh perhatian, tetapi bila populasi kurang dari 10.000 ketepatan atau besarnya sampel perlu diperhitungkan.
a.    Jumlah sampel untuk estimasi proporsi
Sebelum menghitung jumlah sampel, terlebih dahulu perlu diketahui tiga hal:
1)   Perkirakan proporsi untuk sifat tertentu yang terjadi dalam populasi, apa bila tidak diketahui proporsi atau sifat tertentu tersebut, maka P (proporsi = 0.50 atau 50%)
2)   Presisi adalah derajat ketepatan yang diinginkan, berarti penyimpangan terhadap populasi, biasnya 0.05 (5%) atau 0.10 (10%)
3)   Derajat kepercayaan
n=  Z1-a/2   P (1-P)
                                    d2
Keterangan
                 n=  Besar sampel
           Z1-a/2=   Nilai Z pada derajat kemaknaan (biasanya 95%= 1.96)
P= Proporsi suatu kasus terhadap populasi, bila tidak tahu,   ditetapkan 50% (0.50).
d= derajat penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan: 10% (0.10),5% (0.05), 1% (0.01).
b.    Jumlah sampel untuk estimasi rata rata
Untuk menghitung besar sampel peneliti perlu mengetahui:
1)   Perkiraan varian 9kuadrat dari standard deviasi)
2)   Presisi
3)   Derjat kepercayaan.
n= Z2 1- α/2*σ
           d
Keterangan :
n= jumlah sampel
σ= perkiraan varians
Z= nilai Z interval kepercayaan 1-x/2
d= presisi

                                   










BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Metode adalah cara kerja yang bersistem dan teratur untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan, sedangkan penelitian adalah pemeriksaan yang teliti; penyelidikan; kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum.
Pengelompokan jenis penelitian kesehatan itu bermacam-macam menurut aspek mana penelitian itu ditinjau. Berdasarkan metode yang digunakan, penelitian kesehatan dapat digolongkan menjadi dua kelompok besar, yakni :
1.      Metode Penelitian Survei (Survey Research Method) adalah suatu penelitian yang dilakukan tanpa melakukan intervensi terhadap subjek penelitian (masyarakat),
2.      Metode Penelitian Eksperimen yaitu peneliti melakukan percobaan atau perlakuan terhadap variabel independennya, kemudian mengukur akibat atau pengaruh percobaan tersebut pada dependen variabel.
Desain penelitian mengacu pada jenis atau macam penelitian yang dipilih untuk mencapai tujuan penelitian, serta berperan sebagai alat dan pedoman untuk mencapai tujuan tersebut. Desain harus disusun dan dilaksanakan dengan penuh perhitungan agar dapat menghasilkan petunjuk empiris yang kuat relevansinya dengan pertanyaan penelitian.

B.     Saran
Diharapkan pembaca dapat memahami isi makalah kami dan memperluas wawasan dari berbagai sumber lain. Karena makalah ini jauh dari kesempurnaan. Kami harapkan saran dari pembaca untuk kemajuan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

1.      Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
2.      Hidayat, A.A. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknisi Analisis Data. Edisi Pertama, Jakarta: 2011. Hal : 60-75.
3.      Notoatmodjo.S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta:2010.
4.      Rosady Ruslan, 2008. Public Relations dan komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo pesada.
5.      Sukardi,2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya, Jakarta: Bumi Aksara.
6.      Saifuddin Azwar, 2010. Metode Penelitian Kegiatan Ilmiah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.
7.      Wahyuni.S.A. Statistic Kedokteran. Jakarta: hal: 108-122

















 
 


Tugas Individu
MAKALAH
STATISTIKA DAN METODE PENELITIAN


batari toja akbid
 









OLEH :
NAMA : SUMARIATI
NIM : BT 13 02 139
II D






AKADEMI KEBIDANAN BATARI TOJA
WATAMPONE

 
2015
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI .........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang ........................................................................................1
B.       Rumusan Masalah ...................................................................................1
C.       Tujuan Penulisan.....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A.      Konsep Metode Penelitian.......................................................................3
B.       Jenis-jenis Metode Penelitian..................................................................5
C.       Rancangan/Desain Penelitian..................................................................8
D.      Rumus Sampel/Pengambilan Sampel....................................................11
BAB III PENUTUP
A.      Kesimpulan ...........................................................................................19
B.       Saran .....................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA













ii
 
 


KATA PENGANTAR

            Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemampuan dan kekuatan dalam menyusun tugas ini. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah member tauladan dan petunjuk dalam mengarungi bahtera kehidupan di dunia dan di akherat kelak. Alhamdulillah , akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar.
            Dengan kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah “ Metode Penelitian ” telah tercurahkan perhatiannya demi terselesaikan makalah ini, dan tak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada segenap pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan tugas ini.
            Akhirnya hanya kepada allah SWT jualah penulis berserah diri dengan senatiasa mengharap ridho-Nya . Semoga penyusunan makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Amin.

                                                                              Watampone, 05 Mei 2015

Penyusun







i
 
 

1 comment: