Tugas Individu
Makalah
SAYUR BAYAM
Oleh
NAMA : IRMA MADING
NIM : 2141 0907 008
Program Studi : Agroteknologi
SEKOLAH TINGGI ILMU
PERTANIAN
(STIP) YAPI BONE
|
2017/2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi
Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini
telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua
itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah Agroteknologi ini.
Akhir kata
kami berharap semoga makalah yang akan membahas sayur bayam ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Watampone, 23 Oktober 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I..... PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang..................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................. 2
C.
Tujuan Penulisan................................................................... 2
BAB II... PEMBAHASAN
A.
Pengertian Tanaman
Bayam................................................. 3
B.
Jenis – Jenis Tanaman
Bayam.............................................. 4
BAB III.. PENUTUP
A.
Kesimpulan........................................................................... 18
B.
Saran..................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tanaman bayam merupakan salah satu jenis sayuran
komersial yang mudah diperoleh disetiap pasar, baik pasar tradisional maupun
pasar swalayan. Harganya dapat terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.
Tumbuhan bayam ini awalnya berasal dari negara Amerika beriklim tropis, namun
sekarang tersebar keseluruh dunia.
Di Indonesia hanya dikenal dua jenis bayam budidaya,
yaitu bayam cabut (Amaranthus tricolor L.) dan bayam petik (Amaranthus hybridus
L.). Jenis ini memang sengaja dibudidayakan untuk dikonsumsi karena rasa
daunnya enak, empuk, dan mempunyai kandungan gizi yang tinggi. Selain itu,
daunnya yang segar mempunyai nilai komersial yang tinggi (Bandinidan Nurudin,2001).
Bayam merupakan tanaman sayuran yang berasal dari
daerah Amerika Tropik. Bayam semula dikenal sebagai tanaman hias, namun
dalam perkembangan selanjutnya bayam dipromosikan sebagai bahan pangan
sumber protein, vitamin A dan C serta sedikit vitamin B dan mengandung
garam-garam mineral seperti: kalsium, posfor, dan besi (Sunarjono, 2006). `
Bayam biasa ditanam untuk dikonsumsi daunnya
sebagai sayuran hijau. Pertumbuhannya secara normal amat cepat, sehingga
dalam waktu kurang dari satu bulan bayam sudah bisa dipanen. Bayam telah lama
dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia dan merupakan bahan sayuran
daun yang bergizi tinggi dan digemari oleh semua lapisan masyarakat. Daun bayam
dapat dibuat berbagai sayur mayur, bahkan disajikan sebagai hidangan mewah
(elit). Bayam juga memiliki beberapa manfaat diantaranya dapat memperbaiki daya
kerja ginjal dan melancarkan pencernaan. Beberapa negara berkembang telah
mempromosikan bayam sebagai sumber protein nabati, karena berfungsi ganda bagi
pemenuhan kebutuhan gizi maupun pelayanan kesehatan masyarakat (Sunarjono,
2006).
Umumnya bayam sangat memerlukan air dalam
pertumbuhan dan perkembangannya, karena tanaman tidak dapat hidup
tanpa air. Untuk itu dibutuhkan pemberian yang baik, agar dapat menghasilkan produksi
yang banyak. Air merupakan sistem pelarut dari sel dan memberikan suatu medium
untuk pengangkutan didalam tanah. Air dapat mempertahankan turgor yang sangat
perlu dalam kerumitan transpirasi dan pertumbuhan tanaman. Untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang normal, tanaman memerlukan unsur hara,
cahaya, karbondioksida, dan air yang cukup. Kekurangan air mengakibatkan
terganggunya perkembangan tanaman dan akan mengganggu aktifitas
fisiologis maupun morfologis, sehingga mengakibatkan terhentinya pertumbuhan.
Dalam pemberian air perlu diperhatikan kebutuhan air dari setiap
tanaman, demikian pula setiap tahap dari pertumbuhan tanaman tertentu.
B.
Rumusan
Masalah
Dalam
pembahasan laporan ini, ada beberapa topik yang menjadi masalah dalam laporan
ini, yakni :
1.
Apakah yang
dimaksud tanaman bayam?
2.
Bagaimana jenis
– jenis tanaman bayam?
3.
Apa saja kandungan
gizi dan manfaat sayur
bayam?
4.
Bagaimana syarat
tumbuh bayam?
5.
Bagaimana morfologi
tanaman bayam?
6.
Bagaimana teknik budidaya tanaman bayam?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui pengertian
tanaman bayam.
2.
Untuk mengetahui jenis
– jenis tanaman bayam.
3.
Untuk mengetahui kandungan
gizi dan manfaat sayur
bayam.
4.
Untuk mengetahui syarat
tumbuh bayam.
5.
Untuk mengetahui morfologi
tanaman bayam.
6.
Untuk mengetahui teknik
budidaya bayam.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Tanaman Bayam
Bayam
(Amaranthusspp.) merupakan tumbuhan
yang biasa ditanam untuk dikonsumsi daunnya sebagai sayuran hijau.Tumbuhan ini
berasal dari Amerika tropik namun sekarang tersebar ke seluruh dunia.Tumbuhan
ini dikenal sebagai sayuran sumber zat besi yang penting.
Tanaman
bayam merupakan salah satu jenis sayuran komersial yang mudah diperoleh
disetiap pasar, baik pasar tradisional maupun pasar swalayan. Harganyapun dapat
terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.Tumbuhan bayam ini awalnya berasal
dari negara Amerika beriklim tropis, namun sekarang tersebar keseluruh
dunia.Hampir semua orang mengenal dan menyukai kelezatannya.Rasanya enak, lunak
dan dapat memberikan rasa dingin dalam perut dan dapat memperlancar
pencernaan.Umumnya tanaman bayam dikonsumsi bagian daun dan batangnya.Ada juga
yang memanfaatkan biji atau akarnya sebagai tepung, obat, bahan kecantikan, dan
lain-lain.Ciri dari jenis bayam yang enak untuk dimakan ialah daunnya besar, bulat,
dan empuk.Sedangkan bayam yang berdaun besar, tipis diolah campur tepung untuk
rempeyek (Yusni B, Nurudin Azis, 2001)
Bayam
sebagai sayur hanya umum dikenal di Asia Timur dan Asia Tenggara, sehingga
disebut dalam bahasa Inggris sebagai Chinese amaranth. Di Indonesia dan
Malaysia, bayam sering disalahartikan menjadi "spinach" dalam bahasa
Inggris (mungkin sebagai akibat penerjemahan yang dalam film kartun Popeye),
padahal nama itu mengacu ke jenis sayuran daun lain Bayam (Spinacia).
Bayam merupakan tanaman annual (semusim) yang berasal dari Amerika Tropis.
Dalam perkembangannya di Amerika Latin, bayam dipromosikan sebagai tanaman
pangan sumber protein, terutama bagi negara-negara berkembang. Sedangkan bayam
sebagai sayuran hanya umum dikenal di Asia Timur dan Asia Tenggara, sehingga
disebut dalam bahasa Inggris sebagai Chinese
Amaranth. (Supriati Yati & Ersi
Herliana. 2014)
Bayam adalah salah satu sayuran hijau yang paling bergizi. Bayam bermanfaat
mencegah berbagai penyakit karena melindungi dan memperkuat tubuh melalui
berbagai cara. (Anne Selby, 2005)
Bayam merupakan jenis sayuran
yang sangat mudah tumbuh
sehingga siapapun dapat
menanamnya. Bayam
dapat tumbuh, baik didataran rendah maupun didataran tinggi. Bayam merupakan tanaman
perdu yang sangat digemari oleh masyarakat karena
rasanya yang enak, lunak, dan manfaatnya yang banyak.` (Pracaya, 2016)
Tanaman bayam dapat tumbuh pada tanah
dengan ph 6—7 dan kondisi
tanah gembur. B udi daya tanaman bayam dilakukan tanpa melalui pembibitan.
Benih dapat langsung disemai di lahan penanaman. (Setyaningrum Hesti Dwi., Cahyo Saparinto. 2011)
Sayur bayam adalah olahan sayuran yang dapat
dengan mudah ditemukan di manapun anda berada. Bahannya yang sangat mudah
ditemukan serta cara pembuatannya yang sangat mudah membuatnya menjadi jenis
sayur yang sangat sering hadir di meja makan. Sayur bayam itu sendiri merupakan
jenis sayuran berdaun hijau yang dikenal memiliki kandungan gizi yang sangat
tinggi. Kandungan zat besi yang cukup tinggi di dalam sayur bayam dipercaya
mampu menghindarkan seseorang dari anemia atau penyakit kurang darah. Tidak
hanya itu saja, sayur bayam juga sangat dianjurkan untuk dikonsumsi oleh semua
orang terutama ibu menyusui untuk membantu memproduksi ASI yang lebih banyak
dan lebih sehat.
B.
Jenis
– Jenis Tanaman Bayam
Membaca tentang jenis bayam yang berada di Indonesia sangat banyak sekali,
mulai dari yang tumbuh liar baik itu di hutan ataupun yang di pasaran hasil
budidaya. Untuk singkatnya maka kita bagi dua jenis. Berikut ini adalah jenis
bayam yang sering kita temukan :
1.
Bayam Liar
Bayam ini tumbuh secara liar, dapat
dijumpal di lahan-lahan kosong tak terurus,
sebgai gulma di lahan pertanian,
atau di tempat-tempat yang lembap,
seperti di tepi selokan. Tanaman ini tumbuh cepat dan semakin subur jika
musim hujan tiba. Bayam ini dapat
dikonsumsi, tetapi rasanya agak getir
sehingga lebih banyak digunakan sebgai obat atau bahan untuk kecantikan. Jenis
bayam liar sebagai berikut :
a.
Bayam tanah (A
blitum L)
Mempunyai ciri
utamanya terletak pada batang yang berwarna merah dan berduri, daunnya
berbentuk lancip dan kecil. Rasanya agak
keras dan kasar.
b.
Bayam berduri (A
spinosus L)
Mempunyai
ciri-ciri yang sama dengan bayam tanah,
yaitu daun kecil dan batang berwarna merah dan keras. Batangnya berduri.
2.
Bayam Budidaya
Jenis ini memang sengaja dibudidayakan untuk dikonsumsi karena rasa daunnya
enak, empuk, dan mempunyai kandungan gizi yang tinggi.
Jenis bayam budidaya di antaranya sebagai berikut :
a.
Bayam cabut (A.
tricolor L)
Bayam cabut disebut juga bayam sekul atau bayam
putih. Cirinya, daun agak bulat dengan daging yang tebal dan
lemas. Bunga keluar dari bagian ketiak
cabang, batang berwama hijau keputih-putihan sampai merah. Dari warna batang dan daun dikenal jenis
bayam putih clan bayam merah Bayam ini dicabut bersama akarmya kemudian dijual
dalam bentuk ikatan. Kecuali untuk diambil bijinya, tanaman dibiarkan sampai berbunga dan
berbiji. Tanaman bayam cabut dapat
tumbuh sepanjang musim. Biasanya banyak ditanam pada daerah dataran rendah di
togalan atau pekarangan rumah. Bayam cabut termasuk sayuran yang banyak
dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat dan sering dijumpai di setiap
pasar, baik pasar tradisional atau pasar
swalayan dan harganya pun relatif murah. Dengan kemajuan teknologi, jenis-jenis bayam cabut berkembang pesat
sehingga diperoleh varietas unggul yang kualitas maupun kuantitasnya lebih baik
dari yang sudah ada.
Adapun varietas unggul bayam cabut yang banyak ditanam
adalah sebagai berikut :
b.
Bayam cabut
varietas lokal
1)
Git hjau
Tanaman ini
adalah introduksi dari Thailand. Bayam umur 28 hari dapat dipanen. Tanaman
tumbuh tegak dengan tinggi mencapai 20-25 cm. Bercabang sedikit, bentuk batang bulat langsing, halus,
dan berwarna keputih-putihan. Daun berwarna hijau keputihan, berbentuk mirip delta, berukuran kecil, dan
berurat halus. Varietas ini termasuk yang banyak ditanam oleh petani karena
banyak disukai dan potensi hasilnya cukup tinggi yaitu mencapai sekitar 8,4
ton/ha. Tanaman mulai berbunga pada umur 35 hari dan masak atau dapat dipanen
pada umur 50-60 hari.
2)
Git merah
Bayam ini juga
merupakan tanaman introduksi dari Thailand ciri-ciri tanaman antara lain
bercabang sedikit, tinggi tanaman pada
waktu cabut yaitu 20-25 cm. Batang berwarna merah tua, bentuk bulat langsing, dan halus Daunnya berwarna hijau dengan
belang merah tua di tongahnya. berbentuk
mirip delta, berukuran lebar, dan berurat halus Rasa daun masak enak dan
keras. Tanaman dapat dipanen pada umur 30 hari. Produktivitas varietas ini
yaitu 7,9 ton/ha.
c. Bayam
cabut varietas impor
1)
Green lake
Pertumbuhanya
cepat dan produksinya tinggi. Tanaman agak tegak Daun lebar dengan topi sedikit
bergerigi dan berwama hijau muda.
Tangkai daun kecil dan panjang. Benihnya bulat dan mudah ditanam. Varietas ini cocok ditanam di daerah beriklim
sedang sampai dingin, terutama dataran
tinggi.
2)
Spark
Pertumbuhan
varietas ini cepat dan kuat Produksinya tinggi.
Tanaman tegak, besar, dan tinggi.
Daun borwarna hijau, bersoraf
halus, dan rasanya tidak pahit. Tangkai daun panjang Benihnya bulat, tidak berduri, dan mudah ditanam varietas ini cocok ditanam
di daerah dingin.
3)
Trayful
Pertumbuhan
varietas kuat, tunas daunnya
banyak, dan produksinya tinggi Tanaman
ini tegak. Daun berserat halus, berwarna hijau dengan bentuk sempit dan
sedikit bergerigi serta mudah ditanam.
Variotas ini cocok ditanam di daerah beriklim sedang sampai dingin.
C.
Kandungan
Gizi dan Manfaat Sayur
Bayam
Adapun manfaat dari
sayur bayam yakni:
1.
Kaya akan Vitamin A, B2, B6, C, E, dan K, Magnesium, Asam Folat, Kalsium, Potassium, Protein, Phosphorus, Copper, Selenium, Niasin dan seng.
2.
Bayam juga bermanfaat
melindungi system kardiovaskular serta memelihara kesehatan mata dan
pencernaan.
3.
Bayam juga bisa
memperlambat proses degenerasi pada fungsi otak dan mengandung zat zat anti peradangan.
4.
Bayam kaya akan asam
folat (folic
acid), sehingga
ibu hamil sangat disarankan untuk mengkonsumsi bayam.
5.
Bayam juga mengandung
Phylloquinone bentuk yang umum dari Vitamin K, yang penting untuk menjaga
kesehatan tulang. Hasil penelitian menunjukkan, Phylloquinone membantu
mengembangkan kepadatan tulang, sekaligus
juga mengurangi risiko retak pada tulang.
6.
Beta–Karoten dan
Vitamin C yang terkandung di dalam bayam bermanfaat melindungi sel-sel usus
dari efek-efek berbahaya radikal bebas.
7.
Selain mengandung
vitamin A dan asam Folat, setengah cup bayam juga mengandung Vitamin B, Vitamin
C, Riboflavin
dan 419 mg potassium
8.
Bayam rendah kandungan
kalorinya;tetapi sangat tinggi kandungan vitamin,mineral,dan phytonutrient.
9.
Berbagai zat yang
terkandung di dalam bayam juga bersifat anti-peradangan,sehingga bayam
bermanfaat mencegah berbagai kondisi yang diidentifikasi sebagai peradangan.
Misalnya, arthritis,osteoporosis,migren atau asma
D.
Syarat
Tumbuh Bayam
1. Iklim
Keadaan angin yang
terlalu kencang dapat merusak tanaman bayam khususnya untuk bayam yang sudah
tinggi. Kencangnya angin dapat merobohkan tanaman.
2. Karena
tanaman bayam cocok ditanam di dataran tinggi maka curah hujannya juga termasuk
tinggi sebagai syarat pertumbuhannya. Curah hujannya bisa mencapai lebih dari 1.500
mm / tahun.
3. Tanaman
bayam memerlukan cahaya matahari penuh. Kebutuhan akan sinar matahari untuk
tanaman bayam cukup besar. Pada tempat yang terlindungi (ternaungi),
pertumbuhan bayam menjadi kurus dan meninggi akibat kurang mendapat sinar
matahari penuh.
4. Suhu
udara yang sesuai untuk tanaman bayam berkisar antara 16 – 20 derajat C.
5. Kelembaban
udara yang cocok untuk tanaman bayam antara 40 – 60%.
E.
Morfologi
Tanaman Bayam
Bayam
termasuk tanaman setahun atau lebih yang berbentuk perdu (terna) dan tingginya
dapat mencapai ± 1 ½ meter. Sistem perakarannya menyebar dangkal pada kedalaman
antara 20-40 cm,dan memiliki akar tunggang. Batang bayam banyak mengandung air
(herbaceus), tumbuh tinggi di atas permukaan tanah. Bayam tahun kadang-kadang
batangnya mengeras berkayu dan bercabang banyak. Percabangan akan melebar dan
tumbuh tunas baru bila sering dilakukan pemangkasan. Daun bayam umumnya
berbentuk bulat telur dengan ujung agak meruncing dan urat-urat daunnya jelas.
Warna daun bervariasi mulai dari hijau tua, hijau muda, dan hijau
keputih-putihan sampai warna merah Struktur daun bayam liar umumnya kasap dan
kadang-kadang berduri (Rukmana, 1994).
Bunga
tersusun dalam malai yang tumbuh tegak, keluar dari ujung tanaman ataupun dari
ketiak-ketiak daun. Bentuk malai bunga memanjang mirip ekor kucing, dan
pembungaannya dapat berlangsung sepanjang musim atau tahun. Alat reproduksi
(perbanyakan tanaman) dengan biji. Dari setiap tandan (malai) bunga dapat
dihasilkan ratusan hingga ribuan biji. Ukuran biji sangat kecil, bentuknya
bulat dan berwarna coklat tua mengkilap sampai hitam kelam, namun pada varietas
bijinya berwarna putih sampai krem (Rukmana, 1994).
F.
Teknik
Budidaya Bayam
1.
Pembibitan
a. Persyaratan
Benih
Benih / biji yang baik
untuk bertanam bayam adalah dapat memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) berasal
dari induk yang sehat,
b) bebas
dari hama / penyakit,
c) daya
kecambah 80 prosen, dan
d) memiliki
kemurnian benih yang tinggi.
Disamping
persyaratan seperti yang disebutkan diatas, benih / bibit yang digunakan kalau
bisa merupakan benih unggul agar nantinya tahan terhadap hama dan penyakit.
b. Penyiapan
Benih
Benih Bayam sayur yang
ditanam petani kebanyakan swadaya dari tanaman terdahulu yang sengaja dibiarkan
tumbuh terus untuk produksi biji. Keperluan benih untuk lahan 1 hektar berkisar
antara 5 – 10 kg, atau 0,5 – 1,0 gram per m2 luas lahan. Biji dipanen pada
waktu musim kemarau dan hanya dipilih tandan yang sudah tua (masak). Tandan
harus dijemur beberapa hari, kemudian biji dirontokkan dari tandan dan
dipisahkan dari sisa – sisa tanaman. Untuk memproduksi bibit bagi satu hektar
kebun yang berisi 25000 – 40000 tanaman, kemungkinan dibutuhkan sekitar 1 – 2
kg benih.
c. Teknik
Penyemaian Benih
Lahan untuk pembibitan
dipilih yang lebih tinggi dari sekitarnya dan bebas dari hama dan penyakit
tanaman maupun gulma. Pembibitan diberi atap plastik atau atap jerami padi.
Benih bayam disebar merata atau berbaris – baris pada tanah persemaian dan
ditutup dengan selapis tanah tipis.
d. Pemeliharaan
Pembibitan / Penyemaian
Dalam pemeliharaan
benih / bibit perlu dilakukan penyiraman dengan teratur dan hati-hati. Tanah
yang digunakan juga perlu dipupuk agar kesuburannya tetap terjaga. Pupuk yang
digunakan sebaiknya pupuk kandang. Setelah bibit tumbuh dan ada benih yang
terserang hama / penyakit maka perlu disemprot dengan pestisida dengan dosis
rendah.
e. Pemindahan
Bibit
Setelah bibit tumbuh
berumur sekitar 7 – 14 hari, bibit dipindah-tanam ke dalam pot-pot yang terbuat
daun pisang atau kantong plastik es mambo yang sebelumnya telah diisi dengan
medium tumbuh campuran tanah dan pupuk organik yang halus (1:1). Bibit dalam
pot disiram teratur dan setelah berumur sekitar 7 – 14 hari setelah dipotkan,
bibit tersebut telah siap untuk dipindah-tanam ke lapangan.
2.
Pengolahan
Media Tanam
a. Persiapan
Sebelum pengolahan
lahan dilakukan perlu diketahui terlebih dahulu pH tanah yang sesuai yaitu
antara 6 – 7 sehingga perlu dilakukan pengukuran dengan menggunakan pH-meter.
Selanjutnya menganalisis tanah yang cocok untuk tanaman bayam, apakah perlu
dilakukan pemupukan atau tidak. Kapan tanaman akan ditanam dan sebaiknya pada
awal musim hujan atau akhir musim kemarau. Berapa luas lahan yang akan ditanami
dan akan melakukan sistem polikultur atau monokultur. Dan berapa banyak
kebutuhan benih untuk dapat memenuhi produk bayam yang diinginkan.
b. Pembukaan
Lahan
Lahan yang akan
ditanami dicangkul / dibajak sedalam 30 – 40 cm, bongkah tanah dipecah gulma
dan seluruh sisa tanaman diangkat dan disingkirkan lalu diratakan. Lahan
kemudian dibiarkan selama beberapa waktu agar tanah matang benar.
c. Pembentukan
Bedengan
Setelah tahap
pencangkulan kemudian dibuat bedengan dengan lebar sekitar 120 cm atau 160 cm,
tergantung jumlah populasi tanaman yang akan ditanam nanti. Dibuat parit antar
bedengan selebar 20 – 30 cm, kedalaman 30 cm untuk drainase. Pada bedengan
dibuat lubang – lubang tanam, jarak antar barisan 60-80 cm, jarak antar lubang
(dalam barisan) 40-50 cm.
d. Pengapuran
Apabila pH tanah
terlalu rendah maka diperlukan pengapuran untuk menaikkannya. Pengapuran dapat
menggunakan kapur pertanian atau Calcit maupun Dolomit. Pada tipe tanah pasir
sampai pasir berlempung yang pH-nya 5,5 diperlukan ± 988 kg kapur pertanian /
ha untuk menaikkan pH menjadi 6,5. Kisaran kebutuhan kapur pertanian pada tanah
lempung berpasir hingga liat berlempung ialah antara 1.730 – 4.493 kg / hektar.
Sebaliknya, untuk menurunkan pH tanah, dapat digunakan tepung Belerang (S) atau
Gipsum, biasa sekitar 6 ton / hektar. Cara pemberiannya, bahan – bahan tersebut
disebar merata dan dicampur dengan tanah minimal sebulan sebelum tanam.
e. Pemupukan
Pemupukan awal
menggunakan pupuk kandang yang telah masak. Waktu pemupukan dilakukan satu
minggu atau dua minggu sebelum tanam. Cara pemupukan adalah dengan disebarkan
merata diatas bedengan kemudian diaduk dengan tanah lapisan atas. Untuk
pemupukan yang diberikan per lubanng tanam, cara pemberiannya dilakukan dengan
memasukkan pupuk ke dalam lubang tanam. Dosis pemberian pupuk dasar disesuaikan
dengan jenis tanaman dan keadaan lahan. Akan tetapi dosis untuk pupuk kandang
sekitar 10 ton per hektar. Pemupukan per lubang tanam biasanya diperlukan
sekitar 1 – 2 kg per lubang tanam.
f. Pemberian
Mulsa
Untuk memperoleh hasil
produksi yang berkualitas baik maka di dalam penanaman perlu dipasang palstik
perak-hitam sebagai mulsa. Dengan penggunaan plastik ini dapat mengurangi
serangan hama dan penyakit termasuk gangguan gulma dan lainnya.
3.
Teknik
Penanaman
a. Penentuan
Pola Tanam
Jarak tanam untuk
tanaman bayam adalah antara 60 cm x 50 cm atau 80 cm x 40 cm. Jarak tanam
tersebut dapat divariasikan sesuai dengan tingkat kesuburan tanah dan jenis
bayam sehingga populasi tanaman per hektar berkisar antara 30.000 – 60.000
tanaman. Pola tanam untuk bayam cabut adalah monokultur. Dalam satu hamparan
lahan biasanya ditanam berbagai jenis tanaman dengan pola mosaik (perca), yaitu
berbagai tanaman ditanam monokultur pada petak – petak tersendiri. Tanaman
lainnya tadi antara lain seperti kakngkung (darat), selada, lobak, paria,
kemangi dan sayuran lalapan lainnya.
b. Pembuatan
Lubang Tanam
Lubang tanam dapat
dibuat dengan menggunakan alat kayu dengan cara di pukul-pukul sehingga
membentuk lubang. Jarak antara barisan adalah 60 – 80 cm dan jarak antar lubang
(antar barisan) 40 – 50 cm.
c. Cara
Penanaman
Penanaman dapat
langsung di lapangan tanpa penyemaian atau dengan penyemaian terlebih dahulu.
Apabila tanpa penyemaian maka biji bayam dicampur abu disebarkan langsung di
atas bedengan menurut barisan pada jarak antar barisan 20 cm dan arahnya
membujur dari Barat ke Timur. Setelah disebarkan benih segera ditutup dengan
tanah halus dan disiram hingga cukup basah. Waktu penanaman paling baik adalah
pada awal musim hujan. Dengan penyemaian maka tanaman dapat tumbuh dengan lebih
baik karena benih diperoleh dengan cara seleksi untuk ditanam.
4.
Pemeliharaan
Tanaman
a. Penjarangan
dan Penyulaman
Apabila sewaktu
menyebar benih secara langsung di lapangan tidak merata maka akan terjadi
pertumbuhan yang mengelompok (rapat) sehingga pertumbuhannya terhambat karena
saling bersaing satu sama lain. Oleh karena itu perlu dilakukan penjarangan
sekaligus sebagai panen pertama. Apabila tanaman bayam dihasilkan dari benih
yang disemai maka setelah penanaman di lapangan ada yang mati / terserang
penyakit, maka perlu dilakukan penyulaman dengan mengganti tanaman dengan yang
baru. Caranya dengan mencabut dan apabila terserang penyakit segera dimusnahkan
agar tidak menular ke tanaman lainnya. Penyulaman dapat dilakukan seminggu
setelah tanam.
b. Penyiangan
Penyiangan dilakukan
apabila muncul gulma tanaman Gelang (Portulaca oleracea) dan rumput liar
lainnya. Kehadiran gulma gelang dapat menurunkan produksi bayam antara 30 –
65%. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penggemburan tanah. Alat yang
digunakan dalam penyiangan dapat berupa cangkul kecil atau sabit. Caranya
dengan dicangkul untuk mencabut gulma atau langsung dicabut dengan tangan.
Disamping itu pencangkulan dilakukan untuk menggemburkan tanah.
c. Pembubunan
Proses pembubunan
dilakukan bersamaan dengan penyiangan.
d. Perempalan
Apabila perawakan
tanaman terlalu subur, mungkin perlu dilakukan
perempalan tunas–tunas
liar dan pemasangan ajir / turus untuk memperkuat tegaknya tanaman agar tidak
rebah.
e. Pemupukan
Pemupukan dilakukan
dengan menggunakan pupuk organik, untuk tiap lubang calon tanaman sekitar 0,4 –
0,8 kg. Dengan demikian kuantum pupuk organik akan berkisar 15 – 30 ton. Untuk
pertanaman di dataran rendah bekas sawah, pupuk organik tidak diberikan, tinggi
bedengan perlu ditambah dan dalamnya parit antar bedengan perlu diperdalam.
Pupuk organik yang diberikan adalah pupuk N (Urea sekitar 250 kg / ha atau ZA
500 kg / ha) cara dilarutkan dalam air ± 25 gram / 10 liter air, TSP 300 kg /
ha dan KCl 200 kg/ha. N diberikan dua kali, setengah takaran pada waktu tanam dan
yang setengahnya lagi pada umur 30 hari setelah tanam. Apabila ternyata nanti
pertumbuhan tanaman kurang subur, dapat dipertimbangkan untuk memberi pupuk N
susulan dengan takaran sekitar 125 kg / ha, interval sekitar 30 hari dan
dihentikan 30 hari sebelum panen. Pupuk P diberikan sekali pada waktu tanam,
sedangkan pupuk K diberikan dua kali, setengah takaran pada waktu tanam dan
setengah lagi pada umur 30 hari setelah tanam.
f. Pengairan
dan Penyiraman
Pada fase awal
pertumbuhan, sebaiknya penyiraman dilakukan rutin dan intensif 1 – 2 kali
sehari, terutama di musim kemarau. Waktu yang paling baik untuk menyiram
tanaman bayam adalah pagi atau sore hari, dengan menggunakan alat bantu gembor
(emrat) agar air siramannya merata.
g. Waktu
Penyemprotan Pestisida
Jenis pestisida yang
digunakan untuk tanaman bayam adalah Dithane M – 45 dengan dosis 1,5 – 2 gram /
liter air, Ambush 2 EC atau Lannate 2 EC dengan konsentrasi 2 gram per liter
air. Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan alat penyemprot berupa tangki sprayer.
Cara penyemprotan yaitu jangan dilakukan ketika angin bertiup kencang dan
jangan menentang arah datangnya angin. Jangan melakukan penyemprotan pada saat
akan hujan dan sebaiknya dicampurkan bahan perekat. Waktu penyemprotan
dilakukan pada pagi hari benar atau sore hari ketika udara masih tenang. Hal
tersebut untuk menghindari matinya lebah atau serangga lainnya yang
menguntungkan.
5.
Panen
a. Ciri
dan Umur Panen
Ciri-ciri bayam cabut
siap panen adalah umur tanaman antara 25-35 hari setelah tanam.Tinggi tanaman
antara 15-20 cm dan belum berbunga. Waktu panen yang paling baik adalahpagi
atau sore hari, saat suhu udara tidak terlalu tinggi.
b. Cara
Panen
Cara panennya adalah
dengan mencabut seluruh bagian tanaman dengan memilih tanamanyang sudah
optimal. Tanaman yang masih kecil diberi kesempatan untuk tumbuh
membesar,sehingga panen bayam identik dengan penjarangan.
c. Periode
Panen
Panen pertama dilakukan
mulai umur 25-30 hari setelah tanam, kemudian panen berikutnyaadalah 3-5 hari
sekali. Tanaman yang sudah berumur 35 hari harus dipanen seluruhnya, karenabila
melampaui umur tersebut kualitasnya menurun atau rendah; daun-daunnya menjadi
kasardan tanaman telah berbunga.3.6.4.
Prakiraan
ProduksiProduksi bayam per hektar dapat mencapai sekitar 22.630 kg.
Pasca panen tanaman
bayam sudah bisa dipasarkan, untuk hasil pemasaran yang baik, maka perlu
dilakukan tahapan sebagai berikut :
a.
Pengumpulan
Pengumpulan dilakukan
setelah panen dengan cara meletakkan di suatu tempat yang teduhagar tidak
terkena sinar matahari langsung, karena dapat membuat daun layu.
b.
Penyortiran
dan Penggolongan
Penyortiran dilakukan
dengan memisahkan bayam yang busuk dan rusak dengan bayam yangbaik dan segar.
Disamping itu juga penggolongan terhadap bayam yang daunnya besar dan yang daunnya
kecil. Setelah itu diikat besar-besar maupun langsung dengan ukuran ibu jari.
Proses sortasi ini
meliputi:
1) Membuang
tanaman yang terlalu kecil, tanaman terlalu besar & terinveksi. Tanaman
harus seragam tidak boleh terlalu kecil ataupun terlalu besar. Tanaman yang
terinveksi penyakit atau virus juga harus dibuang karena biasanya tanaman yang
terinveksi ini akan mudah rusak selama proses penyimpanan dan penjualan.
2) Membuang
kutu yang ada di daun dengan menggunakan kuas yang bersih dan halus. Jangan sampai
pada produk hidroponik masih ada organisme yang menyebabkan kerusakan sayuran.
3) Membuang
beberapa daun bawah. Untuk tanaman bayam pembuangan daun bawah berjarak 5-7 cm
dari akar. Untuk tanaman sawi dan caiisim diambil 1 atau 2 daun bawah yang
kualitasnya jelek. Termasuk daun yang berubah warna juga harus dibuang. Tujuan
dari pembuangan beberapa daun ini untuk mencegah daun menjadi kuning.
4) Menggulung
akar tanaman, tanpa membuang sisa rockwool. Akar tanaman produk hidroponik
tetap diikutkan selama proses pemasaran untuk membedakan dengan produk sayuran
lain. Maka tidak boleh dipotong, hanya digulung saja. Sisa rockwool yang ada
juga jangan dibuang agar kesegaran sayuran bertahan lebih lama.
c.
Penyimpanan
Penyimpanan untuk
menjaga kesegaran bayam dapat diperpanjang dari 12 jam tempatterbuka (suhu
kamar) menjadi 12-14 hari dengan perlakuan suhu dingin mendekati 0 derajat C,12
/ 13misalnya dengan remukan es.
d.
Pengemasan
dan Pengangkutan
Pengemasan (pewadahan)
dalam telombong atau dedaunan yang digulungkan menyelimutiseluruh bagian bayam,
sehingga terhindar dari pengaruh langsung sinar matahari.Pengangkutan ke pasar
dengan cara dipikul maupun angkutan lainnya, seperti mobil ataugerobak.
e.
Pencucian
Pencucian hasil panen
pada air yang mengalir dan bersih, atau air yang disemprotkan melaluiselang
maupun pancuran.
f.
Penanganan
Lain
Bayam dapat diolah
menjadi berbagai jenis masakan. Sewaktu memasak bayam ialah tidakboleh terlalu
lama. Bayam cukup hanya direbus selama ± 5 menit. Memasak bayam terlalulama
akan menyebabkan daun-daunnya menjadi hancur (lonyoh), rasanya tidak enak,
dankandungan vitamin C-nya menguap (menghilang).
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Bayam tumbuh baik bila ditanam di
lahan terbuka dengan sinar matahari penuh atau berawan dan tidak tergenang
air/becek.
2.
Bayam memiliki 2 jenis yaitu
bayam jenis liar dan bayam budi daya pada kedua perbedaan ini bayam liar
adalah bayam yang yang tumbuh di sembarang tempat dan hasil dari bayam tersebut
tidak seberapa berkarakter rasanya agak getir sehingga lebih banyak digunakan
sebagai obat atau bahan untuk kecantikan. Sedangkan pada bayam yang
dibudidayakan ini memiliki tekstur yang berkarakter sengaja dibudidayakan untuk
dikonsumsi karena rasa daunnya enak, empuk, dan mempunyai kandungan gizi yang
tinggi. Selain itu, daunnya yang segar mempunyai nilai komersial yang tinggi.
3.
Kandungan Gizi pada Bayam Hijau
dan Bayam Merah memiliki beberapa perbedaan pada kalori bayam merah lebih
tinggi di banding bayam hijau yang hanya memiliki kalori 3.6 dan pada karbohidrat,lemak,protein,kalsium,fosfor
bayam merah yang memiliki kandungan paling tinggi sedangkan pada zat
besi,vitamin A,dan air Bayam hijau lebih tinggi di banding Bayam merah tetapi
pada vitamin B1 dan vitamin C mereka berdua memiliki persamaan pada kandungan
gizi.
4.
Pada pascapanen sendiri bayam
memiliki beberapa tahapan dari pengolongan, penyortiran dan penggolongan,
penyimpanan, pengemasan dan pengangkutan, pencucian, dan penanganan lainnya .
B.
Saran
Makalah
ini kami buat dengan semaksimal mungkin, dan kami berharap sangat bermanfaat
bagi para pembaca kami, kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari para
pembaca kami demi kebaikan dimasa mendatang.
DAFTAR
PUSTAKA
Anna Selby, 2005. Makanan
Berkhasiat: 25 Makanan Bergizi Super Untuk Kesehatan Prima. Jakarta :
Erlangga.
Bandini, Yusni.
dan Nurudin. Azis. 1999. Bayam. Penebar Swadaya. Jakarta
Pracaya, Gema Juang Kartika. 2016. Bertanam
8 Sayuran Organik. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rukmana. 1994. Bayam Bertanam Dan
Pengolahan Pasca Panen. Kanisius Yogyakarta.
Setyaningrum Hesti Dwi., Cahyo Saparinto. 2011. Panen Sayur secara Rutin di Lahan Sempit. Jakarta: Penebar Swadaya.
Supriati, Yati & Ersi Herliana. 2014. 15 Sayuran Organik Dalam Pot. Jakarta: Penebar Swadaya.
No comments:
Post a Comment