Tuesday, 19 December 2017

KTI APPENDISITIS BAB III


 
BAB III
TINJAUAN KASUS

A.    Pengkajian
1.      Pengumpulan Data
a.       Biodata
a)      Identitas klien
Nama                                       : Ny. "R"
Umur                                       : 40 tahun
Agama                                     : Islam
Suku/Bangsa                           : Bugis
Jenis kelamin                           : Perempuan
Status pernikahan                    : Kawin
Pekerjaan                                 : IRT
Tgl Masuk RS                         : 11 Juni 2014
Tgl pengkajian             : 12 Juni 2014
No. MR                                   : 204889
Dx                                           : Appendisitis
b)      Penanggung jawab
Nama                                       : Tn. "M"
Umur                                       : 47 tahun
36
 
Agama                                     : Islam
Suku/Bangsa                           : Bugis
Jenis kelamin                           : Laki-laki
Status pernikahan                    : Kawin
Pekerjaan                                 : TNI AD
Hubungan dengan klien          : Suami
b.      Keluhan utama
a)      Keluhan utama : Nyeri pada abdomen kanan bawah pada luka operasi
b)      Riwayat keluhan utama : Klien mengatakan nyeri pada luka operasi di abdomen, sifat keluhan hilang timbul dengan skala nyeri sedang 5. Cara yang digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri yaitu memegang bagian sakit dan menarik napas dalam. Nyeri dirasakan hilang timbul, dan klien mengatakan tidak bisa melakukan aktivitas secara mandiri, luka operasi tertutup verband pada abdomen kanan bawah.
c.       Riwayat Kesehatan
a)      Riwayat kesehatan sekarang
Klien masuk Rumah Sakit Umum Daerah Tenriawaru pada tanggal 11-06-2014 dengan mengalami nyeri pada daerah abdomen sebelah kanan bagian bawah dan keluarga klien mengatakan nyerinya hilang timbul.
b)      Riwayat kesehatan lalu
Klien tidak pernah mengalami penyakit yang sama.
c)      Riwayat kesehatan keluarga
Gambar 3.1. Genogram 3 generasi
Genogram 3 generasi
G1 =
 

G2 =
Oval: ?
65
 
 

G3 =

G 3 =
 




Oval: 12

23

 


 
Keterangan:
                    : Laki-laki
                    : Perempuan
                    : Garis perkawinan
                    : Garis keturunan
                    : Tinggal serumah
                  : Klien
?        : Umur Tidak diketahui
                  : Meninggal dunia
            Generasi I   : Nenek  dari  ayah  dan  kakek  dari  ibu  sudah meninggal karena  
                                  faktor usia.
             Generasi II  :  Ibu dan bapak klien  masih hidup dan tidak menderita penyakit seperti yang dirasakan oleh klien.
           Generasi III : Klien dengan diagnosa  medik appendicitis dan Klien merupakan anak ke-3 dari 6 bersaudara dan masih hidup semua.
d.        Riwayat Psikososial
1)        Pola konsep diri
a)         Citra diri         
Keluarga klien memandang bahwa klien hanyalah manusia biasa
b)        Ideal diri         
Klien berharap semoga cepat sembuh dan kembali kerumah untuk berkumpul bersama keluarga.
c)         Harga diri
Klien merasa sangat dibutuhkan dan berarti dalam keluarganya.
d)        Peran diri        
Klien berperan sebagai ibu rumah tangga
e)         Identitas diri
Klien merupakan anak ke-3 dari 6 bersaudara
2)        Pola kognitif      
Daya  pikir klien masih bagus, klien dapat mengingat kejadian masa
lalu serta dapat menjawab semua pertanyaan yang diberikan.
3)        Pola koping
Klien pasrah dan menerima keadaannya sekarang
4)        Pola interaksi     
Klien mengalami kesulitan berinteraksi dan berkomunikasi dengan keluarga, perawat dan dokter karena adanya nyeri pada abdomen.
e.         Riwayat Spiritual
a)        Ketaatan beribadah
Keluarga klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit klien rajin beribadah (shalat 5 waktu dan mengaji  ) tetapi selama di rawat di Rumah Sakit klien tidak pernah melakukan shalat 5 waktu dan mengaji.
b)        Dukungan keluarga klien
Keluarga klien sangat mendukung pengobatannya
c)        Ritual yang biasa dijalankan klien
Klien hanya bias berdoa supaya cepat sembuh.
f.         Pemeriksaan fisik
1)        Keadaan umum klien : Klien nampak lemah
a)         Tanda-tanda stress : Klien nampak gelisah
b)        Penampilan dihubungkan dengan usia : Penampilan klien  sesuai dengan usianya
c)         Ekspresi wajah : Klien nampak meringis, bicara tidak jelas, mood ada keinginan agar cepat sembuh dari penyakitnya.
d)        Tinggi badan : 155 cm
e)         Berat badan : 50 kg
f)         Gaya berjalan : Klien berjalan dengan baik
2)        TTV (tanda-tanda vital)
TD : 120/80 mmHg             P    :  24 x/i
N   :  74 x/i                                      S    :  38oC      
2)        Sistem pernapasan
a)         Hidung
(1)     Inspeksi :
Simetris kiri dan kanan
Tidak ada pernapasan cuping hidung
Tidak terdapat epistaksis
(2)     Palpasi :
Tidak terdapat nyeri tekan.
Tidak ada massa pupil
(3)     Tidak terdapat nyeri tekan.
b)        Leher
(1)      Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
(2)     Arteri karotis teraba kuat.
(3)     Tidak teraba adanya massa atau tumor.
c)         Bentuk dada : Bentuk dada simetris kiri dan kanan, Pergerakan dada mengikuti gerak nafas
(1)     Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
(2)     Perkusi : Terdapat bunyi resonan
(3)     Auskultasi : Tidak adabunyi ronchi dan wheezing
3)        Sistem Cardiovaskuler
a)         Konjungtiva nampak tidak anemis, bibir lembab
Arteri karotis teraba kuat, tekanan vena jugularis tidak meninggi
b)        Jantung
(1)     Inspeksi : Ictus cordis tidak nampak
(2)     Palpasi : Tidak terba pembesaran jantung, ictus cordis teraba
(3)     Perkusi : Tidak ada murmur
(4)     Auskultasi : Terdengar bunyi S1 dan S2 (lup dup), murmur dan gallop tidak ada
4)        Sistem Pencernaan
a)         Sklera tidak ikterus, lidah nampak kotor.
b)        Mulut tidak ada stomatitis, gigi terlihat kotor, dan terdapat satu buah gigi lubang dan kemampuan menelan baik.
c)         Abdomen :
(1)     Inspeksi : Terdapat luka post operasi ditutup verban pada abdomen pada kuadran kanan bawah, terdapat nyeri tekan pada luka post operasi.
(2)     Palpasi : Kelainan ginjal tidak teraba
(3)     Perkusi : Terdengar bunyi timpani
d)        Anus : Klien mengatakan tidak terdapat lecet dan tidak terdapat hemoroid.
5)        Sistem indera
a)         Mata
(1)     Tidak ada kelainan
(2)     Visus tidak menurun
(3)     Tidak ada nyeri tekan.
(4)     Tidak terdapat edema pada kelopak mata,
(5)     Bulu mata dan alis tumbuh merata
b)        Hidung
(1)     Simetris kiri dan kanan.
(2)     Tidak ada epistaksis.
(3)     Tidak terdapat nyeri tekan.
(4)     Klien dapat membedakan bau balsem dengan alkohol.
(5)     Tidak ada secret yang menghalangi penciuman.
c)         Telinga
(1)     Keadaan daun telinga bersih, simetris kiri dan kanan.
(2)     Tidak terdapat serumen
(3)     Fungsi pendengaran baik
6)        Sistem saraf
a)         Fungsi serebral
(1)     Status mental : Orientasi baik, daya ingat baik, klien dapat mengetahui bahwa dirinya berada di rumah sakit, klien dapat berhitung dan mengingat kejadian yang lalu dan menggunakan bahasa yang baik.
(2)     Kesadaran komposmentis, GCS 15 (E4, M6, V5)
-         Eye      : Membuka mata secara spontan
-         Motorik: Mengikuti perintah
-         Verbal : Orientasi baik
b)        Fungsi cranial
(1)     Nervus I (Olfactorius) : Klien dapat membedakan  bau alcohol dan bau balsem.
(2)     Nervus II (Optikus) : Klien dapat melihat yang lebih jauh
(3)     Nervus III, IV, VI (Okulomotorius, troklear, abdusen) Klien dapat menggerakkan bola mata kesegala arah dengan mengikuti arah pulpen, reaksi pupil baik terhadap cahaya, kelopak mata baik.
(4)     Nervus V (trigemenus)
Klien dapat merasakan stimulus nyeri
(5)     Nervus VII (Facialis)
Klien dapat mengidentifikasi semua rasa (pengecapan baik)
(6)     Nervus VIII (akustikus) : Fungsi pendengaran baik, Klien mampu mendengar jika namanya dipanggil. 
(7)     Nervus IX (glasoparingeal) : Klien dapat menelan dengan baik, dan dapat membedakan rasa pahit dan manis.
(8)     Nervus X (vagus)
Klien nampak mual ketika spatel menyentuh palatum
(9)     Nervus XI (asesoris)
Klien dapat menggerakkan bahu dengan baik.
(10) Nervus XII (Hipoglosus)
Dapat menjulurkan lidah dan menggerakkannya ke kiri dan kanan
c)         Fungsi motorik
(1)     Massa otot : Tidak ada kelainan otot (otot tidak  hiperatropi dan tidak atropi)
(2)     Tonus otot            : Klien dapat mengangkat tangan tanpa bantuan orang lain.
(3)     Kekuatan otot: Klien dapat melawan tahanan tangan perawat

d)        Fungsi sensorik :
(1)     Suhu : Klien dapat membedakan panas dan dingin
(2)     Nyeri : Dapat merasakan nyeri.
e)         Fungsi Cerebelum
(1)     Koordinasi : Klien dapat menunjukkan anggota badan yang diperintahkan.
(2)     Keseimbangan : Tidak dikaji karena klien merasa nyeri bila beraktivitas (karena klien menolak).
7)        Sistem muskuloskeletal
a)         Kepala
(1)     Bentuk kepala :  Mesochepalus
(2)     Tidak ada nyeri tekan
b)        Vertebra
(1)     Tidak ada lordosis
(2)     Tidak ada kiposis
(3)     Tidak ada scoliosis
c)         Lutut
(1)     Tidak terdapat pembengkakan
(2)     Tidak mengalami kaku
(3)     Gerakan baik
d)        Kaki
(1)     Tidak mengalami pembengkakan
(2)     Gerakan baik
(3)     Kemampuan berjalan baik
e)         Tangan
Tidak terdapat pembengkakan
8)        Sistem Integumen
a)         Rambut : Distribusi merata sesuai dengan tempat tumbuhnya, Berwarna hitam, lurus, agak kusam, tidak mudah tercabut, dan tekstur kasar.
b)        Wajah  :  Ekspresi wajah meringis, simetris kiri dan kanan
c)         Kulit : Terasa lembab, Warna kulit sawo matang, kulit tidak kasar.
d)        Kuku : Terlihat bersih
9)        Sistem endokrim
a)         Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
b)        Ekskresi urine tidak berlebihan, tidak terdapat polidipsi
c)         Tidak ada riwayat urine dikelilingi semut.
10)    Sistem perkemihan
a)         Tidak ada nokturia dan disuria
b)        Tidak tampak terpasang kateter
c)          Tidak ada nyeri tekan pada vesika urinaria
d)        Tidak ada penyakit hubungan seksual.

11)    Sistem reproduksi
Tidak dikaji (klien menolak)
12)    Sistem imun
a)         Tidak ada riwayat alergi terhadap cuaca
b)        Tidak ada riwayat alergi terhadap makanan
13)    Aktivitas sehari-hari
Tabel 3.1. Pola kegiatan sehari-hari
NO
KEGIATAN
SEBELUM SAKIT
SAAT SAKIT
1.






2.




3.











4.




5.





6.

7.





8.
Nutrisi :
-    Menu
-    Frekuensi
-    Porsi makan
-    Nafsu makan
-    Makanan pa
ntangan
Cairan :
- Jenis cairan

-           
-          F
Eliminasi
BAB
-    frekuensi
-    Warna
-    konsistensi
-    Tempat
BAK
-    Frekuensi
-    Bau
-    Warna
-    Tempat

Istirahat dan tidur
-    Tidur siang
-    Tidur malam


 Personal hygiene
-   Mandi
-   Gosok gigi
-   Cuci rambut
-   Gunting kuku

Olah raga

Aktivitas/mobilitas fisik
-       Kegiatan sehari-hari
-       Alat bantu
-       kesulitan
Rekreasi
-       Kegiatan setelah sekolah
-       waktu luang
-       waktu senggang
-       Perasaan setelah rekreasi

Nasi, sayur, lauk, pauk
3x sehari
Dihabiskan
Baik
Tidak ada  


Air putih,  teh/susu

Tidak tentu



1-2  kali / hari
Kekuning-kuningan
Setengah padat
WC

3-4 kali sehari
Amoniak
Kekuning-kuningan
WC


Tidak tentu
21.00 – 05.00



2 kali sehari
2  kali sehari
3 kali seminggu
2 kali seminggu

Tidak ada



Ibu rumah tanggan

Tidak ada
Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada

Bubur dan buah
2 x sehari
Dihabiskan
Baik
Makanan pedas


Air putih + infus RL 28tts/menit
4–6 gelas sehari



Tidak teratur
Kekuning-kuningan
Encer
WC

Tidak dikaji
Tidak dikaji
Kekuning-kuningan
WC


Tidak tentu
± 6 jam (tidak teratur)



Tidak pernah mandi
Tidak pernah
Tidak pernah
Tidak pernah

Tidak ada



Tidak pernah

Tidak ada
Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada

14)    Tes Diagnostik tanggal 12 Juni 2014.
NO
PEMERIKSAAN
HASIL
NILAI RUJUKAN
1.

LED

-


Metode westergreen
L : < 10 mm/ 1 jam
P : < 15 mm/1 jam
2.

Hemoglobin

11,6

L : 12 – 17 gr/dl
P : 11,5-15 gr/dl
3.

Lekosi
16000
4000-10.000 m3
4.

Eritrosit

4.160.000

L : 4.500.000-5.500.000 mm3
P : 4.000.000-5.000.000 mm3
5.

Trombosit
199.000
150.000-400.000 mm3
6.







Hitung jenis
- lekosit
- eosinofil
- basofil
- netrofil batang
- netrofil segmen
- limfosit
- monosit




60,4
32,4
7,2


1-3%
0-1%
2-6%
50-70%
20-40%
2-8%
7.
Hematokrit
35,7
L : 40-50%
P : 36-46%

15)    Terapi saat ini
a)          Ranitidine 1 amp /IV
b)         Caterolac  1 amp / IV
c)          Bipotic  1 gr
d)         As- Tranex
e)          IUFD Metro 1 botol






DATA FOKUS

Nama klien      : Ny “ R “                                            No. RM           : 204889         
Umur               : 40 tahun                                            Ruang             : Bedah
Jenis Kelamin  ; Perempuan                                       Dx. Medik       : Appendicitis                         
DATA SUBJEKTIF
DATA OBJEKTIF
1.         Klien mengatakan nyeri pada abdomen kuadran kanan bawah bekas operasi
2.         Klien mengatakan nyeri hilang timbul.
3.         Klien mengatakan tidak bisa beraktivitas secara mandiri
4.         Klien mengatakan susah tidur dan sering terbangun
5.         Klien mengatakan badannya lemah
6.         Klien mengatakan badannya panas
7.         Klien mengatakan sering pusing

1.      Ekspresi wajah meringis bila terjadi nyeri
2.      TTV :  TD  : 120/80 mmHg
                   N    : 74x/i
                    P    : 24x/i
                    S    : 38oC
3.      Tampak luka operasi tertutup perban pada perut kanan bawah
4.       Badan klien teraba panas
5.      Klien melakukan aktivitas dibantu oleh keluarga
6.       Klien nampak terpasang kateter
7.       Lidah nampak kotor, gigi nampak kotor





ANALISA DATA


Nama klien      : Ny “ R “                                            No. RM           : 204889         
Umur               : 40 tahun                                            Ruang             : Bedah
Jenis Kelamin  ; Perempuan                                       Dx. Medik       : Appendicitis               
NO
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
1.

















2.














3.





















4.
DS : 
1.   Klien mengatakan nyeri pada abdomen kuadran kanan bawah bekas operasi
DO :
1.   Ekspresi wajah meringis bila terjadi nyeri
2.   Tampak luka operasi tertutup perban pada perut kanan bawah






DS :
Klien mengatakan badannya lemah
DO :
1.       TTV : 
TD  : 120/80 mmHg
       N    : 76x/i
       P    : 24x/i
        S    : 38oC
2.   Post operasi Appendisitis hari pertama



DS :
1.    Klien mengatakan susah tidur dan sering terbangun
2.    Klien mengatakan nyeri perut kuadran kanan bawah
DO :
1.    Klien nampak lemah
2.    Nampak terpasang kateter











Faktor resiko
1.    Tampak luka operasi tertutup perban pada perut kanan bawah
2.    Post operasi Appendicitis hari pertama
3.    Nampak luka masih basah
Apendisitis akut
Pembedahan
Terputusnya kontunitas
Jaringan
Spinal cord
                       ↓                   
Midbrain
                 Thalamus
Cortex cerebri
Nyeri dipersepsikan


Apendisitis akut
Preaksi sistemik yang masih ada
Mengeluarkan mediator kimia
Hipertermi






               Appendictomy
Terputusnya kontinuitas jaringan
Rangsangan nyeri
Merangsang seseorang mengaktifkan norepinefrin
Sistem saraf simpatik terangsang
Merangsang RAS untuk mengaktifkan kerja organ tubuh
Pasien terjaga
Gangguan pola tidur


Post operasi Apendiktomi
Luka bekas operasi
Faktor eksternal
Resiko infeksi
Nyeri

















Hipertermi














Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat / tidur


















Resiko infeksi
















PENYIMPANGAN KDM




Appendicitis akut
Reaksi sistemik yang masih ada
 
 


Apendiktomi
Luka bekas operasi
 
 


Mengeluarkan mediator kimia
 
terputusnya
Kontinuitas jaringan
Faktor eksterna
 
 


Spinal cord
 


Terputusnya kontinuitas jaringan
 
Resiko infeksi
 
Midbrain
 



Rangsangan nyeri
 
Thalamus
Cortex cerebral
 























DIAGNOSA KEPERAWATAN


Nama klien      : Ny “ R “                                            No. RM           : 204889         
Umur               : 40 tahun                                            Ruang             : Bedah
Jenis Kelamin  ; Perempuan                                       Dx. Medik       : Appendicitis                         
No
Diagnosa
Tgl ditemukan
Tgl teratasi
1.

2.

3.


4.
Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontunitas jaringan.
Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat / tidur berhubungan dengan nyeri
Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan pembedahan
12 Juni 2014

12 Juni 2014

12 Juni 2014


12 Juni 2014
14 Juni 2014

14 Juni 2014

14 Juni 2014


13 Juni 2014





RENCANA KEPERAWATAN


Nama klien      : Ny “ R “                                            No. RM           : 204889
Umur               : 40 tahun                                            Ruang             : Bedah
Jenis Kelamin  : Perempuan                                        Dx. Medik       : Appendicitis 
No.
Hari/ Tanggal
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
1.


































2.


















3.

































4.
Kamis
12/6/14

































Kamis
12/6/14

















Kamis
12/6/14
































Kamis
12/6/14
Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontunitas jaringan.





























Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi














Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat / tidur berhubungan dengan nyeri



























Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan pembedahan
Nyeri berkurang dengan  kriteria :
1.Nyeri berkurang  dengan kriteria :
-       Klien mengatakan tidak nyeri lagi pada daerah post operasi.
-       Klien tampak rileks
2.TTV dalam batas normal, yaitu :
TD:120/80 mmhg
N  : 60-80 x/i
S   : 36-37°C
P   : 16-24x/i


















Suhu tubuh dalam keadaaan normal dengan criteria
1.   Klien tidak demam lagi
2.   TTV dalam batas normal
TD:120/80 mmhg
N  : 60-80 x/i
S   : 36-37°C
P   : 16-24x/i







Istirahat tidur terpenuhi dengan kriteria
1.   Klien dapat memanfaatkan waktunya untuk tidur
2.   Klien mengatakan tidurnya nyenyak
























Tidak terjadi infeksi dengan kriteria :
a.       Tidak ada bengkak
b.      Tidak demam.
c.       Tidak ada pus.
d.      Rubor, dolor, kolor, tumor tidak tampak
e.       Luka operasi sembuh dan tidak terpasang verband lagi.


1.   Kaji tingkat nyeri, lokasi dan karateristik nyeri.






2.   Observasi TTV.




3.   Anjarkan tehnik relaksasi napas dalam.


4.   Berikan posisi yang nyaman.



5.   Anjurkan klien untuk istirahat dan tidak terlalu banyak bergerak.

6.   Kolaborasi dalam pemberian obat analgetik.
1.   Kaji TTV






2.   Beri kompres air hangat

3.   Anjurkan minum sedikit tapi sering
4.   Kolaborasi dengan tim medis lain tentang pemberian obat antipiretik
1.   Kaji kebiasaan tidur









2.   Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman



3.   Hidarkan lingkungan yang dapat membangunkan klien saat tidur



4.   Batasi pengunjung
5.   Beri penjelasan pada klien dan keluarga tentang pentingnya istirahat tidur

1.   Kaji tanda-tanda infeksi




2.   Gunakan teknik aseptik dalam perawatan luka
3.   Observasi tanda-tanda vital



4.   Ganti verband pada luka post operasi klien dengan tehnik septik dan anti septik.
5.   Menganjurkan pada klien untuk mempertahankan luka tetap bersih dan tidak basah dengan cara saat mandi dan buang air mengusahakan agar luka tidak terkena air.
6.   Kolaborasi dalam pemberian antibiotik sesuai indikasi.
1.Untuk mengetahui sejauh mana tingkat nyeri yang dirasakan oleh klien sehingga memudahkan tindakan selanjutnya.
2.Perubahan TTV merupakan indikator gangguan rasa nyaman nyeri.
3.Tekhnik relaksasi nafas dalam dapat memperlancar suplai O².
4.Diharapkan dengan posisi yang baik dapat menurunkan stimulasi nyeri.
5.Mencegah gerakan yang berlebihan yang dapat menimbulkan nyeri.
6.Obat dapat menghilangkan rasa nyeri.

1.Respon automatik abnormal TTV yang terus menerus memerlukan evaluasi
2.memabntu menurunkan suhu tubuh
3.Mengganti suhu tubuh yang hilang
4.mengurangi atau mempercepat penurunan suhu tubuh


1.   Untuk mengetahui sejauh mana kesenjangan dalam gangguan tidur klien sehingga dapat diambil tindakan untuk memenuhi kebutuhan tidur
2.   Menciptakan suasana tidur yang kondusif yang mendudkung sesuai keinginan klien
3.   Tidur tanpa gangguan dapat mendirikan kesegaran dan mencegah kesakitan untuk memenuhi tidur kembali
4.   Lingkungan jadi tenang
5.   Klien dan keluarga dapat mengerti dan berpartisipasi dalam program pengobatan
1.   Mengantisipasi secara dini bila ada infeksi yang timbul, sehingga dapat ditangani lebih awal
2.   Menghindari kontaminasi bakteri dengan luka
3.   peningkatan suhu tubuh merupakan salah satu indikator adanya infeksi
4.   Mencegah perkembangan bakteri



5.   Untuk mencegah infeksi










6.   Antibiotik merupakan obat pilihan dalam mencegah kontaminasi bakteri






















CATATAN PERKEMBANGAN I

Nama klien      : Ny “ R “                                            No. RM           : 204889
Umur               : 40 tahun                                            Ruang             : Bedah
Jenis Kelamin  : Perempuan                                        Dx. Medik       : Appendicitis 

No.
Hari/ tanggal
No.
DX
JAM
Implementasi
Evaluasi (SOAP)
1.



















2.














3.




















4.

















Kamis  12/6/14


















Kamis  12/6/14













Kamis  12/6/14



















Kamis  12/6/14

I



















II














III




















IV
















10.10



















10.20














10.30




















11.00


1. Mengkaji tingkat nyeri, lokasi dan karateristik nyeri.
Hasil : Skala nyeri 6 (Sedang), nyeri hilang timbul dan dirasakan ketika bergerak
2. Mengobservasi TTV.
TD:120/80 mmhg
N  : 82 x/i
S   : 37°C
P   : 24x/i
3. Memberikan posisi yang nyaman.
Hasil : Tidur terlentang
4. Penatalaksanaan pemberian antrain
Hasil : Menyuntik antrain 1 amp
1.    Mengkaji TTV
Hasil : suhu tubuh 370 C
2.    Memberi kompres air hangat
Hasil :    Klien dikompres oleh keluarganya
3.    Menganjurkan minum sedikit tapi sering
Hasil : Klien melakukannya
4.    Mengkoolaborasi dengan tim medis lain tentang pemberian obat antipiretik
Hasil :    Klien meminum obat yang diberikan
1.   Mengkaji kebiasaan tidur
Hasil : klien tidak susah tidur
2.   Mensiptakan lingkungan yang tenang dan nyaman
Hasil : Keluarga tenang dan tidak ribut
3.   Menghindarkan lingkungan yang dapat membangunkan klien saat tidur
Hasil : Klien tidur dengan tenang
4.   Membatasi pengunjung
Hasil : Pengunjung dibatasi sampai 3 orang
5.   Memberi penjelasan pada klien dan keluarga tentang pentingnya istirahat tidur
Hasil :  Klien mengerti dengan penjelasan yang diberikan
1.   Mengkaji  tanda-tanda infeksi
Hasil :   Tidak terdapat tanda-tanda infeksi
2.   Menggunakan teknik aseptik dalam perawatan luka
Hasil :   Telah dilaksanakan
3.   Mengobservasi tanda-tanda vital
Hasil :   TTV Dalam batas normal
4.   Mengganti verband pada luka post operasi klien dengan tehnik septik dan anti septik.
Hasil:  Verban diganti  dengan teknik septik  dan antiseptik
5.   Menganjurkan pada klien untuk mempertahankan luka tetap bersih dan tidak basah dengan cara saat mandi dan buang air mengusahakan agar luka tidak terkena air.
Hasil : Klien mengerti dan  telah melaksanakan anjuran yang diberikan
6.   Mengkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antibiotik sesuai indikasi.
Hasil :  Klien diberi Cefotaxime 3x1
S : Klien mengeluh masih merasakan nyeri pada abdomen kuadran bawah
O : Ekspresi wajah nampak meringis
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi








S :  Klien merasa demam
O : Tampak luka operasi diverban pada abdomen kanan bawah
A : Masalah belum teratasi
P : Pertahankan intervensi





S :  Klien mengatakan sudah bisa istirahat tidur
O : Tampak pengunjung hanya 3 orang
A : Masalah teratasi
P :  Pertahankan intervensi











S : Klien mengeluh sering pusing
O : Tampak luka operasi diverban pada abdomen kanan bawah
A : Masalah belum teratasi
P :  Lanjutkan  intervensi







CATATAN PERKEMBANGAN II

Nama klien      : Ny “ R “                                            No. RM           : 204889
Umur               : 40 tahun                                            Ruang             : Bedah
Jenis Kelamin  : Perempuan                                        Dx. Medik       : Appendicitis 

No.
Hari/ tanggal
No.
DX
JAM
Implementasi
Evaluasi (SOAP)
1.
















2.











4












Jumat  13/6/14















Jumat  12/6/14










Jumat
12/6//14











I
















II











IV












08.30
















09.30











10.30
1.   Mengkaji tingkat nyeri, lokasi dan karateristik nyeri.
Hasil    Skala nyeri 6 (Sedang), nyeri hilang timbul dan dirasakan ketika bergerak
2. Mengobservasi TTV.
TD:120/80 mmhg
N  : 82 x/i
S   : 37°C
P   : 24x/i
3. Memberikan posisi yang nyaman.
Hasil : Tidur terlentang
4. Penatalaksanaan pemberian antrain
Hasil : Menyuntik antrain 1 amp
1.   Mengkaji TTV
Hasil : suhu tubuh 360 C
2.    Memberi kompres air hangat
Hasil : Suhu tubuh 370 C
3.    Menganjurkan minum sedikit tapi sering
Hasil : Klien melakukannya.
4.    Mengkoolaborasi dengan tim medis lain tentang pemberian obat antipiretik
Hasil : Klien meminum obat yang diberikan
1.Mengkaji  tanda-tanda infeksi
   Hasil : Tidak terdapat tanda-tanda infeksi
2.Menggunakan teknik aseptik dalam perawatan luka
Hasil : Telah dilaksanakan
3.Mengobservasi tanda-tanda vital
Hasil : TTV Dalam batas normal
4.   Mengganti verband pada luka post operasi klien dengan tehnik septik dan anti septik.
Hasil: Verban diganti dengan teknik septik dan antiseptik
5.   Menganjurkan pada klien untuk mempertahankan luka tetap bersih dan tidak basah dengan cara saat mandi dan buang air mengusahakan agar luka tidak terkena air.
Hasil :  Klien mengerti dan telah melaksanakan anjuran yang diberikan
6.   Mengkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antibiotik sesuai indikasi.
Hasil : Klien diberi Cefotaxime 3x1
S : Klien mengeluh masih merasakan nyeri pada abdomen kuadran bawah
O : Ekspresi wajah nampak meringis
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi





S : Klien sudah merasa tidak demam lagi
O : Tampak luka operasi diverban pada abdomen kanan bawah
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi


S : Klien mengeluh sering pusing
O : Tampak luka operasi diverban pada abdomen kanan bawah
A : Masalah belum teratasi
P :  Lanjutkan intervensi









CATATAN PERKEMBANGAN II

Nama klien      : Ny “ R “                                            No. RM           : 204889
Umur               : 40 tahun                                            Ruang             : Bedah
Jenis Kelamin  : Perempuan                                        Dx. Medik       : Appendicitis 

No.
Hari/ tanggal
No.
DX
JAM
Implementasi
Evaluasi (SOAP)
1.
















2.









4.
Jumat  13/6/14















Jumat  12/6/14








Jumat  12/6/14
I
















II









IV
08.30
















09.30









10.30
1.Mengkaji tingkat nyeri, lokas dan karateristik nyeri.
Hasil :  Skala nyeri 6 (Sedang), nyeri hilang timbul dan dirasakan ketika bergerak
2. Mengobservasi TTV.
TD:120/80 mmhg
N  : 82 x/i
S   : 37°C
P   : 24x/i
3. Memberikan posisi yang nyaman.
Hasil : Tidur terlentang
4. Penatalaksanaan pemberian antrain
Hasil : Menyuntik antrain 1 amp
1.    Mengkaji TTV
Hasil : suhu tubuh 360 C
2.    Menganjurkan minum sedikit tapi sering
Hasil : Klien melakukannya.
3.    Mengkoolaborasi dengan tim medis lain tentang pemberian obat antipiretik
Hasil : Klien meminum obat yang diberikan
1.Mengkaji  tanda-tanda infeksi
   Hasil : Tidak terdapat tanda-tanda infeksi
2.Menggunakan teknik aseptik dalam perawatan luka
Hasil Telah dilaksanakan
3.Mengobservasi tanda-tanda vital
Hasil : TTV Dalam batas normal
4.   Mengganti verband pada luka post operasi klien dengan tehnik septik dan anti septik.
Hasil: Verban diganti dengan teknik septik dan antiseptik
5.   Menganjurkan pada klien untuk mempertahankan luka tetap bersih dan tidak basah dengan cara saat mandi dan buang air mengusahakan agar luka tidak terkena air.
Hasil : Klien mengerti dan telah melaksanakan anjuran yang diberikan
6.   Mengkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antibiotik sesuai indikasi.
Hasil : Klien diberi Cefotaxime 3x1
S : Klien mengeluh masih merasakan nyeri pada abdomen kuadran bawah
O : Ekspresi wajah nampak meringis
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi





S :   Klien sudah merasa tidak demam lagi
O : Tampak luka operasi diverban pada abdomen kanan bawah
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
S : Klien mengeluh sering pusing
O : Tampak luka operasi diverban pada abdomen kanan bawah
A : Masalah belum teratasi
P :  Lanjutkan intervensi





















CATATAN PERKEMBANGAN III

Nama klien      : Ny “ R “                                            No. RM           : 204889
Umur               : 40 tahun                                            Ruang             : Bedah
Jenis Kelamin  : Perempuan                                        Dx. Medik       : Appendicitis 

No.
Hari/ tanggal
No.
DX
JAM
Implementasi
Evaluasi (SOAP)
1.
















4.
Sabtu  14/6/14















Kamis  12/6/14
I
















IV
8.30
















9.30









10.30
1.   Mengkaji tingkat nyeri, lokas dan karateristik nyeri.
Hasil : Skala nyeri 6 (Sedang), nyeri hilang timbul dan dirasakan ketika bergerak
2. Mengobservasi TTV.
TD:120/80 mmhg
N  : 82 x/i
S   : 36°C
P   : 24x/i
3. Memberikan posisi yang nyaman.
Hasil : Tidur terlentang
4. Penatalaksanaan pemberian antrain
Hasil : Menyuntik antrain 1 amp
1.   Mengkaji  tanda-tanda infeksi
   Hasil : Tidak terdapat tanda-tanda infeksi
2.Menggunakan teknik aseptik dalam perawatan luka
Hasil Telah dilaksanakan
3.Mengobservasi tanda-tanda vital
Hasil : TTV Dalam batas normal
4.   Mengganti verband pada luka post operasi klien dengan tehnik septik dan anti septik.
Hasil: Verban diganti dengan teknik septik dan antiseptik
5.   Menganjurkan pada klien untuk mempertahankan luka tetap bersih dan tidak basah dengan cara saat mandi dan buang air mengusahakan agar luka tidak terkena air.
Hasil : Klien mengerti dan telah melaksanakan anjuran yang diberikan
6.   Mengkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antibiotik sesuai indikasi.
Hasil : Klien diberi Cefotaxime 3x1
S : Klien mengeluh masih merasakan nyeri pada abdomen kuadran bawah
O : Ekspresi wajah nampak meringis
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi





S : Klien mengeluh sering pusing
O : Tampak luka operasi diverban pada abdomen kanan bawah
A : Masalah belum teratasi
P :  Lanjutkan intervensi


No comments:

Post a Comment