Tuesday 19 December 2017

KTI ASKEP TRAUMA KAPITIS BAB V


 
BAB V
PENUTUP

Setelah menguraikan pembahasan kasus pada klien Tn “H” dengan gangguan sistem persarafan: Trauma Kapitis di Ruang Bedah BLUD RS Tenriawaru Kelas B Kab. Bone, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan dan saran-saran sebagai berikut:

A.       Kesimpulan
1.    Pada tahap pengkajian, data didapatkan dengan membina hubungan saling percaya yang baik dengan klien dan keluarga. Adapun data yang diperoleh pada Tn. “H” bahwa klien mengalami Trauma Kapitis dengan data fokus diantaranya: Klien mengatakan sakit pada kepala bagian belakang, klien mengatakan nyeri pada kening/alis bagian kiri, klien mengatakan sakit pada daerah bekas pembedahan, klien mengatakan sakit pada saat bergerak,  klien dibantu dalam bergerak oleh keluarga, klien nampak lemah, ekspresi wajah nampak meringis, skala nyeri 8, kekuatan otot melemah, klien nampak cemas.
2.   
88
 
Diagnosa keperawatan yang diangkat berdasarkan kondisi klinis yang didapatkan pada saat mengkaji yang mengacu pada konsep kebutuhan dasar klien. Diagnosa yang diangkat ada tiga yakni : Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinetas jaringan, intoleransi aktifitas berhubungan dengan  keterbatasan mobilitas fisik, resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan adanya luka pasca kecelakaan.
3.    Intervensi keperawatan yang direncanakan berdasarkan masalah keperawatan yang didapatkan dari pengkajian yang telah dilakukan dan disesuaikan dengan kondisi,  fasilitas serta sumber daya yang tersedia.
4.    Pelaksanaan intervensi keperawatan berdasarkan kriteria tujuan yang ingin dicapai dalam pemenuhan masalah kebutuhan dasar klien
5.    Evaluasi pencapaian didasarkan pada kriteria tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
6.    Pendokumentasian dari setiap proses asuhan  keperawatan yang dilakukan sangat mendukung dalam aspek legalitas dan yuridis sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat dari proses asuhan yang dilakukan secara paripurna dan kompherensif.
7.    Pada dasarnya pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada Tn. “H” dengan gangguan sistem persarafan: Trauma Kapitis tidak terdapat kesenjangan yang banyak karena penulis melakukan asuhan keperawatan berdasarkan respon yang didapatkan pada saat pengkajian.

B.        Saran
1.      Untuk Pihak Rumah Sakit
Diharapkan kepada pihak rumah sakit agar fasilitas-fasilitas diruang perawatan lebih memadai sehingga dalam proses pengobatan dan perawatan dapat berjalan dengan baik dan penderita yang pernah  dirawat di Rumah Sakit merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.
2.      Untuk Institusi
a.       Hasil studi kasus yang dilakukan pada Tn. “H” ini merupakan data awal dan penulis berharap dapat dijadikan sebagai bahan masukan kepada institusi khususnya kepada teman-teman mahasiswa yang akan melaksanakan studi kasus selanjutnya.
b.      Untuk mencapai hasil yang optimal perlu diberikan waktu yang cukup dalam melakukan asuhan keperawatan khususnya dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah sendiri.
c.       Penulis menyarankan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah kedepannya agar diadakan penelitian karena selama ini yang dilakukan hanya studi kasus terus.
3.      Bagi klien dan keluarga       
a.       Bagi klien diharapkan untuk menerapkan apa yang menjadi anjuran perawat dan dokter selama perawatan dan pengobatan sebagai langkah perawatan lanjutan untuk mempercepat penyembuhan penyakit.
b.      Diharapkan kepada keluarga dan klien untuk ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan untuk mempercepat penyembuhan.
4.      Untuk Penulis Selanjutnya
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah selanjutnya, supaya tidak mencopy paste saja, cari literatur-literatur yang terbaru  supaya bisa dijadikan sebagai bahan masukan kepada institusi khususnya kepada teman-teman mahasiswa yang akan melaksanakan studi kasus selanjutnya.

 
DAFTAR PUSTAKA

Batticaca, 2008. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.


Baughman, 2000. Keperawatan Medikal-Bedah : Buku Saku dari Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC

Dewanto, 2009. Panduan Praktis Diagnosis & Tatalaksana Penyakit Saraf. Jakarta: EGC

Doengoes, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC

Grace, 2006. At a Glance : Ilmu Bedah. Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga

Hasanuddin, 2014. 1.208 Meninggal Karena Lakalantas Sulsel. http://makassar.antaranews.com. (Online) Diakses 28 Juni 2014).

Irawan, 2010. Perbandingan Glasgow Coma Scale dan Revised Trauma Score dalam Memprediksi Disabilitas Pasien Trauma Kepala di Rumah Sakit Atma Jaya. Jakarta : Majalah Kedokteran Indonesia, Volum: 60, Nomor: 10. http://indonesia.digitaljournals.org (Online) Diakses 29 Juni 2014.

Mansjoer, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3 Jakarta : Media Aesculapius


Maulana, 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC

Medical Record RSUD Tenriawaru Kab.Bone

Muttaqin 2008. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta : Salemba Medika.

Nurachmah, 2000. Buku Saku Prosedur Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta : EGC

Satyanegara, 2010. Ilmu Bedah Saraf Satyanegara. Edisi IV. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama IKAPI

Sloane, 2004. Anatomi Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : EGC

Srihandriatmo M., 2014. Jumlah Korban Tewas Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Tahun 2013 Menurun. http://www.tribunnews.com. (Online) Diakses 28 Juni 2014).

  Supersuga, 2008. Anatomi Otak. http://supersuga.files.wordpress.com. (Online) Diekses 29 Juni 2014

Triharyanto B., 2014. Kapolri, WHO : Jumlah Korban Kecelakaan Lalu Lintas Lebih Besar dari Perang Teluk. http://www.kabar24.com. (Online) Diakses 28 Juni 2014).

Uchie, 2013. Trauma Kepala, Head Injury. http://willbenurse.com. (Online) Diakses 29 Juni 2014).

Watson, 2002. Anatomi Fisiologi Untuk Perawat. Edisi 10. Jakarta : EGC






No comments:

Post a Comment