|
BAB V
PENUTUP
Setelah menguraikan pembahasan kasus pada klien Tn “H”
dengan gangguan sistem persarafan: Trauma
Kapitis di Ruang Bedah BLUD RS Tenriawaru Kelas B Kab. Bone, maka penulis
dapat menarik beberapa kesimpulan dan saran-saran sebagai berikut:
A.
Kesimpulan
1. Pada tahap pengkajian, data didapatkan dengan membina hubungan
saling percaya yang baik dengan klien dan keluarga. Adapun data yang
diperoleh pada Tn. “H” bahwa klien mengalami Trauma Kapitis dengan data fokus diantaranya: Klien mengatakan sakit pada kepala
bagian belakang, klien mengatakan nyeri pada kening/alis bagian kiri, klien
mengatakan sakit pada daerah bekas pembedahan, klien mengatakan sakit pada saat
bergerak, klien dibantu dalam bergerak
oleh keluarga, klien nampak lemah, ekspresi wajah nampak meringis, skala nyeri
8, kekuatan otot melemah, klien nampak cemas.
2.
|
Diagnosa keperawatan yang diangkat
berdasarkan kondisi klinis yang didapatkan pada saat mengkaji yang mengacu pada
konsep kebutuhan dasar klien. Diagnosa yang diangkat ada tiga yakni : Nyeri berhubungan dengan terputusnya
kontinetas jaringan, intoleransi aktifitas berhubungan dengan keterbatasan mobilitas fisik, resiko
terjadinya infeksi berhubungan dengan adanya luka pasca kecelakaan.
3. Intervensi keperawatan yang direncanakan berdasarkan masalah
keperawatan yang didapatkan dari pengkajian yang telah dilakukan dan
disesuaikan dengan kondisi, fasilitas
serta sumber daya yang tersedia.
4. Pelaksanaan intervensi keperawatan berdasarkan kriteria tujuan yang
ingin dicapai dalam pemenuhan masalah kebutuhan dasar klien
5. Evaluasi pencapaian didasarkan pada kriteria tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
6. Pendokumentasian dari setiap proses asuhan keperawatan yang dilakukan sangat mendukung
dalam aspek legalitas dan yuridis sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat
dari proses asuhan yang dilakukan secara paripurna dan kompherensif.
7. Pada dasarnya pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah dilakukan
pada Tn. “H” dengan gangguan sistem persarafan: Trauma Kapitis tidak terdapat kesenjangan yang banyak karena
penulis melakukan asuhan keperawatan berdasarkan respon yang didapatkan pada
saat pengkajian.
B.
Saran
1. Untuk Pihak Rumah Sakit
Diharapkan kepada pihak rumah sakit agar fasilitas-fasilitas diruang
perawatan lebih memadai sehingga dalam proses pengobatan dan perawatan dapat
berjalan dengan baik dan penderita yang pernah
dirawat di Rumah Sakit merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.
2.
Untuk Institusi
a.
Hasil studi kasus yang
dilakukan pada Tn. “H” ini merupakan data awal dan penulis berharap dapat
dijadikan sebagai bahan masukan kepada institusi khususnya kepada teman-teman
mahasiswa yang akan melaksanakan studi kasus selanjutnya.
b.
Untuk mencapai hasil yang
optimal perlu diberikan waktu yang cukup dalam melakukan asuhan keperawatan khususnya
dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah sendiri.
c.
Penulis menyarankan dalam
pembuatan Karya Tulis Ilmiah kedepannya agar diadakan penelitian karena selama
ini yang dilakukan hanya studi kasus terus.
3. Bagi klien dan keluarga
a.
Bagi klien diharapkan untuk
menerapkan apa yang menjadi anjuran perawat dan dokter selama perawatan dan
pengobatan sebagai langkah perawatan lanjutan untuk mempercepat penyembuhan
penyakit.
b.
Diharapkan kepada keluarga dan
klien untuk ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan untuk
mempercepat penyembuhan.
4. Untuk Penulis Selanjutnya
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah selanjutnya, supaya tidak mencopy paste
saja, cari literatur-literatur yang terbaru
supaya bisa dijadikan sebagai bahan masukan
kepada institusi khususnya kepada teman-teman mahasiswa yang akan melaksanakan
studi kasus selanjutnya.
|
DAFTAR PUSTAKA
Batticaca,
2008. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.
Baughman, 2000.
Keperawatan Medikal-Bedah : Buku Saku dari Brunner & Suddarth.
Jakarta : EGC
Dewanto, 2009. Panduan Praktis Diagnosis & Tatalaksana
Penyakit Saraf.
Jakarta: EGC
Doengoes, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC
Grace, 2006. At a
Glance : Ilmu Bedah. Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga
Hasanuddin, 2014. 1.208 Meninggal Karena Lakalantas Sulsel. http://makassar.antaranews.com. (Online) Diakses 28 Juni 2014).
Irawan,
2010. Perbandingan Glasgow Coma Scale dan Revised Trauma Score dalam
Memprediksi Disabilitas Pasien Trauma Kepala di Rumah Sakit Atma Jaya.
Jakarta : Majalah Kedokteran Indonesia, Volum: 60, Nomor: 10. http://indonesia.digitaljournals.org (Online) Diakses 29 Juni 2014.
Mansjoer,
2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3 Jakarta : Media Aesculapius
Maulana, 2009. Promosi
Kesehatan. Jakarta : EGC
Medical
Record RSUD Tenriawaru Kab.Bone
Muttaqin 2008. Asuhan Keperawatan Klien Dengan
Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta : Salemba Medika.
Nurachmah, 2000. Buku
Saku Prosedur Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta : EGC
Satyanegara, 2010. Ilmu
Bedah Saraf Satyanegara. Edisi IV. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
IKAPI
Sloane, 2004. Anatomi
Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : EGC
Srihandriatmo M., 2014. Jumlah Korban Tewas Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Tahun 2013 Menurun. http://www.tribunnews.com.
(Online) Diakses 28 Juni 2014).
Triharyanto B., 2014. Kapolri, WHO : Jumlah Korban Kecelakaan Lalu
Lintas Lebih Besar dari Perang Teluk. http://www.kabar24.com. (Online) Diakses 28 Juni 2014).
Watson, 2002. Anatomi
Fisiologi Untuk Perawat. Edisi 10. Jakarta : EGC
No comments:
Post a Comment