|
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan indikator
penting untuk menilai tingkat kesejahteraan suatu Negara dan status kesehatan
masyarakat. Umumnya ukuran yang dipakai untuk menilai baik buruknya keadaan
pelayanan kebidanan (Maternity care) dalam suatu negara ialah kematian maternal
(Maternal mortality). Menurut definisi WHO “kematian maternal adalah kematian
seseorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan
oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan
untuk mengakhiri kehamilan” (Sarwono, 2006).
Berdasarkan data WHO angka kematian Ibu (AKI) dinegara-negara maju berkisar
antara 5-10 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di negara-negara sedang
berkembang berkisar antara 750-1000 per 100.000 kelahiran hidup (Sarwono.p,
2006). Menurut SDKI (Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia) tahun 2007,
angka kematian ibu 228 per 100.000 kelahiran hidup dan AKI Jatim 83 per 100.000
kelahiran hidup. Angka kematian ibu di Jombang masih berada 69 per 100.000
kelahiran hidup atau 14 ibu meninggal dunia sepanjang tahun 2009
(WWW.KOMPAS.COM). Menurut dr. Sri Hermiyanti M.Sc penyebab kematian ibu adalah
perdarahan 28%, eklampsi 24%, infeksi 11%, partus lama 5%, abortus 5% dan
lain-lain (SKRT 2001).
Dewasa ini dari Dokter spesialis obstetri dan ginekologi diharapkan agar
segera dapat menentukan keadaan janin yang dikandung dan pula mengenai keadaan
persalinan yang akan datang. Dengan adanya alat elektronik, kemajuan-kemajuan
dalm pemeriksaan biomedik, dan akhir-akhir ini dengan ultrasonografi, kita
dapat meramalkan dengan lebih tepat janin yang dikandung (Sarwono, 2006).
Dengan USG kita dapat menentukan usia kehamilan, letak dan presentasi janin
serta kelainan yang terjadi dalam kehamilan sehingga dapat meminimalisir AKI
dan AKB.
Dari hasil kuesioner yang dilakukan oleh dr.I Putu Kusuma Y, 2009 : pada 23
responden yang dipilih secara acak, didapatkan 13 dari 23 responden (57%)
pernah memeriksakan diri dengan USG. Hasil ini hampir sama dengan Amerika
dimana 67% wanita pernah menggunakan USG dalam kehamilannya. Namun ternyata
masih banyak responden (22%) yang belum mengetahui kegunaan pemeriksaan USG itu
sendiri. (Bali post, 26 Desember 2009)
Dari hasil studi pendahuluan di desa Plemahan Kec. Sumobito Kab. Jombang dari
10 ibu hamil ternyata 4 ibu hamil yang sudah pernah memeriksakan kehamilannya
degan pemeriksaan USG, setelah ditanya-tanya ternyata masi banyak ibu hamil
yang belum mengetahui kegunaan USG itu sendiri.
Melalui pemeriksaan USG dapat
menegakkan diagnosis kelainan pada janin, menentukan lokasi plasenta,mengenali
kehamilan tunggal atau kembar, mengenali retardasi pertumbuhan janin dan
menilai jumlah cairan amnion (WHO, 2002). Berdasarkan
uraian diatas maka penulis ingin mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu
hamil tentang pemeriksaan USG di BPS hj Harfiani Amd
Keb. di Jalan
Sungai Musi Kab.Bone.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana
gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan USG di BPS Hj.Harfiani Amd.
Keb di jalan sungai musi Kab. bone?
1.3 Tujuan Penelitian
Mengetahui
gambaran tingkat pengaetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan USG di BPS Hj.Harfiani
Amd. Keb di Jalan Sungai Musi Kab. Bone.
1.4
Manfaat
Penelitian
1.4.1 Bagi
masyarakat
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang
pemeriksaan USG pada ibu hamil.
1.4.2
Bagi peneliti
Dapat menambah wawasan pada peneliti mengenai gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan USG.
1.4.3
Bagi institusi
Sebagai
salah satu karya tulis ilmiah yang dapat menambah perbendaharaan perpustakaan.
|
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Pengetahuan
2.1.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” penginderaan
manusia terhadap suatu obyek tertentu. Proses penginderaan terjadi melalui
panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang penting sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (behavior) (Notoamodjo, 2003).
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil
dari tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what”,
misalnya apa air, apa manusia, apa alam (Notoatmodjo, 2005).
2.1.2 Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan menurut Notoatmodjo
(2007:144) adalah sebagai berikut :
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu
materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan tingkat
ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima. Tahu adalah tingkat pengetahuan paling
rendah.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang obyek yang diketahui,dan dapat menginterpretasikan materi tesebut
secara benar.
3.
Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi atau obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam satu stuktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
4.
Analisis (analysis)
Analisis diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi
atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu
stuktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5.
Sintesis (syntesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
6.
Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk meletakkan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu
kriteria-kriteria yang ada.
2.1.3 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan
seseorang yaitu :
1. Faktor
Internal (Azwar.S,2007:30-33)
a. Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu
yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan,
pertimbangan dan kebijaksanaan.
b. Minat
Suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu, minat merupakan kekuatan
dari dalam diri sendiri untuk menambah pengetahuan.
c. Intelegensi
Pengetahuan yang dipengaruhi Intelegensia adalah pengetahuan intelegen
dimana seseorang dapat bertindak secara tepat, cepat dan mudah dalam mengambil
keputusan. Seseorang yang mempunyai intelegensia yang rendah akan bertingkah
laku lambat dalam pengambilan keputusan
2. Faktor
eksternal (Azwar.S,2007:30-33)
a. Media massa
Dengan majunya teknologi akan tersedia pula bermacam – macam media massa
yang dapat pula mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru.
b. Pengalaman
Pengalaman dari diri sendiri maupun orang
lain yang meninggalkan kesan paling dalam akan menambah pengetahuan seseorang.
c. Sosial
Budaya
Sosial Budaya adalah hal – hal yang komplek yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan, moral, hukum, adat–istiadat, kemampuan - kemampuan, serta
kebiasaan berevolusi di muka bumi ini sehingga hasil karya, karsa dan cipta
dari masyarakat. Masyarakat kurang menyadari bahwa kurang mengetahui beberapa
tradisi dan sosial budaya yang bertantangan dari segi kesehatan yang dimana hal
ini tentunya berkaitan atau tidak terlepas dari suatu pendidikan.
d. Lingkungan
Lingkungan dimana
kita dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pengetahuan seseorang.
e. Penyuluhan
Meningkatkan
pengetahuan masyarakat juga dapat melalui metode penyuluhan. Dengan pengetahuan
bertambah seseorang akan merubah perilakunya.
f.
Informasi
Informasi merupakan pemberitahuan secara kognitif baru bagi penambahan
pengetahuan. Pemberian informasi adalah untuk menggugah kesadaran ibu hamil
terhadap suatu motivasi yang berpengaruh terhadap pengetahuan.
2.1.4 Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2005), ada
beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan yaitu :
1.
Cara coba-salah (Trial and error)
Cara coba-coba ini dilakukan dengan
menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan
tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan
kedua ini gagal pula, maka dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan apabila
kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai
masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode
trial (coba) and error (gagal atau salah).
2. Cara
kekuasaan atau otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali
kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan
oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik
atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari
generasi ke generasi berikutnya.dengan kata lain, pengetahuan tersebut
diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah,otoritas
pemimpin agama, maupun ahli-ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah, orang
lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang memppunyai otoritas,
tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan
fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena
orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa yang dikemukakannya
adalah benar.
3. Berdasakan
pengalaman pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik,
demikian bunyi pepatah, pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu
merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk
memperoleh pengetahuan.
4. Melalui
jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan umat
manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah
mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata
lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik
melalui induksi
maupun deduksi.
5. Cara moderen
memperoleh pengetahuan
Cara baru dalam memperoleh
pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini
disebut “metode penelitian ilmiah”, atau lebih popular disebut metodelogi
penelitian (research methodology)
2.1.5 Kriteria Pengetahuan (Arikunto, 2005)
Pengukuran pengetahuan dapat
dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang
ingin diukur dari subyek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang
ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan tersebut di
atas. Sedangkan kualitas pengetahuan pada masing-masing tingkat pengetahuan
dapat dilakukan dengan kriteria, yaitu :
1.
Tingkat
pengetahuan baik jika jawaban responden dari kuesioner yang benar 76 – 100 %
2.
Tingkat
pengetahuan cukup jika jawaban responden dari kuesioner yang benar 56 – 75 %
3.
Tingkat
pengetahuan cukup jika jawaban responden dari kuesioner yang benar < 56 %
2.2 Konsep Ibu hamil
Ibu hamil adalah wanita yang
mengandung janin dalam rahim karena setelah dibuahi oleh spermatozoa (Tim penyusun
pusat bahasa, 2001 : 385).
2.3 Konsep USG
2.3.1 Pengertian
Ultrasonografi (USG) merupakan
suatu metoda diagnostik dengan menggunakan gelombang ultrsonik , untuk
mempelajari struktur jaringan berdasarkan gelombang ekho dari gelombang ultrasonik
yang dipantulkan oleh jaringan (Sarwono.P, 2006).
Ultrasonografi (USG) adalah
tekhnik radiologi yang pertama kali dikembangkan dalam tahun 1960-an, yaitu
letak struktur tubuh yang dalam dilihat dengan merekam pantulan (ekho)
gelombang ultrasonik yang diarahkan langsung kepada jaringan. (WHO, 2002)
2.3.2 Indikasi Pemeriksaan USG Obstetri
Sebetulnya belum ada keseragaman
mengenai indikasi pemeriksaan USG dalam kehamilan. Di beberapa negara Eropa, pemeriksaan USG dikerjakan secara rutin
sedikitnya 1-2 kali selama kehamilan. Di Amerika Serikat pemeriksaan USG tidak
dikerjakan secara rutin, melainkan atas indikasi klinis, yaitu bila dalam
pemeriksaan klinis dijumpai keadaan yang meragukan atau mencurigakan adanya
kelainan dalam kelainan. Indikasi tersebut antara lain : 1) usia kehamilan yang
tidak jelas; 2) tersangka kehamilan multipel; 3) perdarahan dalam kehamilan; 4)
tersangka kematian mudigah/janin; 5) tersangka kehamilan ektopik; 6) tersangka
kehamilan mola; 7) terdapat perbedaan tinggi fundus uteri dan lamanya amenorea;
8) persentasi janin yang tidak jelas; 9) tersangka pertumbuhan janin terhambat;
10) tersangka janin besar; 11) tersangka oligohidramnion atau olihidramnion;
12) penentuan profil biofisik janin; 13) evaluasi letak dan keadaan plasenta;
14) adanya resiko dan tersangka cacat bawaan; 15) sebagai alat bantu dalam
tindakan obstetrik dalam, seperti versi luar, versi ekstraksi, plasenta manual
dan sebagainya; 16) tersangka kehamilan dengan IUD, 17) tersangka kehamilan
dengan kelainan bentuk uterus; 18) tersangka kehamilan dengan tumor pelvik; 19)
sebagai alat bantu dalam tindakan intervensi dalam kehamilan, seperti
amniosentesis,biopsi villi koriales, tranfusi intrauterin, fetokopi, dan
sebagainya (Sarwono.P. 2006).
2.3.3 Kontraindikasi
Hingga saat ini tidak dikenal
adanya kontraindikasi pemeriksaan USG dalam kehamilan.
2.3.4 Pemeriksaan USG Pada Kehamilan Trimester I
1.
Kehamilan
intrauterin (Sarwono, 2006)
Pada kehamilan 5 minggu terlihat struktur
kantong gestasi berdiameter 5-10 mm. Struktur mudigah belum dapat dideteksi
dengan alat USG. Pada kehamilan 6 minggu diameter kantong gestasi mencapai 15
mm. Mudigah kadang-kadang dapat dideteksi, terutama dengan USG transvaginal.
Panjang mudigah mencapai 5 mm. Mungkin juga terlihat pulsasi denyut jantung.
Pada kehamilan 7 minggu diametr
kantong gestasi telah mencapai 25 mm. Panjang mudigah mencapai 10 mm, dan menjadi
lebih mudah dilihat. Struktur kepala sudah dapat dibedakan dari badan. Selain
denyut jantung, mungkin juga
dapat dideteksi adanya gerakan mudigah. Gerakan mudigah dirangsang timbulnya
dengan menggunakan perkusi pada dinding abdomen Ibu. Mungkin juga terlihat
selaput amnion berupa sekat ekhogenik yang letaknya di dalan kantong gestasi.
Pada kehamilan 8 minggu kantong gestasi telah
berdiameter 30 mm. Struktur mudigah dapat dilihat lebih jelas lagi, panjangnya telah mencapai 15-20 mm.
Seringkali terlihat kantong kuning telur (yolk sak), berupa struktur
vesikuler berdiameter kira-kira 5 mm yang letaknya di luar selaput amnion.
Mulai kehamilan 9 minggu struktur mudigah makin bertambah jelas. Periode
mudigah (embrio) berlangsung dari usia kehamilan 5 sampai 10 minggu; dan
setelah 10 minggu disebut janin (fetus). Rongga amnion makin besar dan
mendesak rongga korion, sehingga pada kehamilan 12 minggu rongga korion dan
kantong kuning telur tidak terlihat lagi. Pusat-pusat pertulangan mulai tampak
di daerah mandibula, maksila, klavikula, kemudian di daerah humerus, femur,
ilium, dan iga.lagi Pengukuran biometri janin menjadi lebih mudah dilakukan.
Lokasi pertumbuhan plasenta terlihat makin jelas.
a.
Penentuan Usia
kehamilan (Sarwono,2006)
1)
Diameter
kantong gestasi.
Kantong gestasi (KG) umumnya mudah mudah terlihat
setelah diameter mencapai 5 mm atau lebih. Pengukuran diameter kantong
gestasi sebaiknya dilakukan dalam 3 dimensi, yaitu yaitu jarak kraniokaudal
(KK), jarak anteroposterior (AP), dan jarak tranversal (T). Diameter
rata-rata KG adalah :
(KK + AP + T) / 3
(Selanjutnya bila disebut
diameter KG, yang dimaksud adalah diameter rata-ratanya).Salah satu cara
penentuan usia kehamilan berdasarkan pengukuran diameter KG adalah :
Usia kehamialn (minggu) = Diameter KG
(cm) + 2,54
0,702
Sebelum diameter KG mencapai KG 25 mm, usia kahamilan secara kasar dapat
pula dihitung menurut rumus :
Usia kehamilan (hari) = Diameter
KG + 30
Penentuan usia kehamilan berdasrkan diameter KG umunya cukup baik sampai
usia kehamilan 7 minggu bentuk KG biasanya tidak sirkuker lagi, apalagi bila
terjadi kontrksi uterus atau kandung kencing terisi terlalu penuh. Pada keadaan
demikian, pengukuran diameter KG menjadi sulit dan tidak akurat lagi. Disamping
itu, mulai kehamilan 7 minggu struktur mudigah biasanya mudah dideteksi,
sehingga jarak kepala-bokong mudigah dapat diukur dengan lebih mudah. Oleh
karena itu setelah kehamilan 7 minggu penentuan usia kehamilan sebaiknya
didasarkan atas pengukuran biometri mudigah.
2)
Jarak kepala-bokong (crown-rump length; CRL)
Ukuran jarak
kepala-bokong (JKB) paling baik digunakan untuk menentukan usia kehamilan pada
trimester I. Diusahakan agar mudigah/janin berada dalam sikap ekstensi, bila
perlu mudigah janin dirangsang dulu agar bergerak dengan cara perkusi dinding
abdomen ibu. Bila mudigah/janin tetap berada dalam sikap fleksi, hasil
pengukuran harus ditambah 5 % sebagai koreksi untuk mendapatkan ukuran yang
sebenarnya.
Usia kehamilan
(minggu) = JKB (cm) + 6,5
Setelah usia kehamilan 12 minggu
ukuran janin sudah sedemikian panjang mengisi kavum uteri, sehingga janin berada dalam fleksi, dan pengukuran JKB
menjadi tidak akurat lagi. Oleh karena itu pengukuran JKB untuk menentukan usia
kehamilan sebaiknya tidak dilakukan lagi setelah kehamilan 12 minggu.
3)
Diameter biparietal
dan femur
Penentuan usia kehamilan pada trimester I dapat juga didasarkan pada
pengukuran diameter biparietal dan femur, yaitu setelah usia kehamilan 9
minggu, dimana proses osifukasi telah mencakup daerah kepala dan femur.
2.
Komplikasi pada kehamilan trimester I
a.
Perdarahan nidasi
Proses nidasi blastosis kedalam
endometrium akan menimbulkan perlukaan pada jaringan endometrium. Kadang-kadang
perlukaan tersebut mmenimbulkan perdarahan pervaginam. Perdarahan nidasi tidak
dianggap patologik, karena hanya sedikit, berlangsung sebentar, dan tidak
berpengaruh buruk terhadap kehamilan. Pada follow-up selanjutnya daerah
perdarahan akan menghilang dengan sendirinya, pertumbuhan kantong gestasi dan
mudigah akan berjalan normal.
b.
Abortus
Pemeriksaan USG sangat bermanfaat
pada kejadian abortus, untuk menilai keadaan mudigah/janin, serta luasnya
daerah perdarahan intrauterin. Hal ini penting untuk menentukan prognosis
kehamilan selanjutnya.
c.
Kehamilan anembrionik
Kehamilan anembrionik adalah
kehamilan patologik, dimana mudigah terbentuk sejak awal. Disamping mudigah,
kantong kuning telur juga ikut tidak terbentuk. Kehamilan anembrionik harus
dibedakan dari kehamilan muda yang normal, dimana mudigah masih terlalu kecil
untuk dapat dideteksi dengan alat USG (biasanya kehamilan 5-6 minggu)
d.
Mola hidatidosa
Pada kehamilan trimester I gambaran
mola hidatidosa tidak spesifik, sehingga seringkali sulit dibedakan dari
kehamilan anembrionik, missed abortion, abortus inkompletus, atau mioma
uteri.
e.
Kehamilan ektopik
Pada kehamilan normal, struktur
kantong gestasi intrauterin dapat dideteksi mulai kehamilan 5 minggu,dimana
diameternya sudah mencapai 5-10 mm. Bila dihubungkan dengan kadar HCG, pada
saat itu kadarnya sudah mencapai 6000-6500 mIU/ml. Dari kenyataan ini dijumpai
adanya kantong gestasi intrauterin, maka kemungkinan kehamilan ektopik harus
dipikirkan.
2.3.5 Pemeriksaan USG pada kehamilan trimester II dan III
Pemerksaan pada trimester kedua dan ketiga berbeda dengan pemeriksaan trimester
pertama, pada pemeriksaan ini, janin sudah terbentuk, dimana hal-hal yang harus
diperhatikan pada trimester II dan III adalah :
1. Keadaan janin
Yang harus
diperhatikan dalam memeriksa keadaan janin adalah :
a.
Janin
hidup/mati, dengan cara kita mencari pulsasi jantung janin
b.
Jumlah
janin, kita perhatikan apakah tunggal/multipel, jika lebih dari satu janin,
harus ditentukan khorionitas dan amnionitas.
c.
Kelainan
kongenital mayor : lebih jelas dapat dilihat pemeriksaan USG trimester I
d.
Presentasi dan
letak janin, jika usia gestasi sudah memasuki trimester III, harus diperhatikan
letak janin, apakah memanjang/melintang, oblique, dan presentasi bagian
terbawanya, apakah presentasi kepala, atau presentasi bokong.
2. Usia gestasi
Menentukan usia gestasi pada trimester II dan III berbeda dengan trimester
I, beberapa hal yang perlu diperhatikan (Sarwono,2006) :
a.
Diameter
biparietal (Biparietal Diameter / BPD)
Diameter biparietal (DBP)
merupakan yang umum digunakan untuk menentukan usia kehamilan, terutama pada
kehamilan trimester II. Selama periode tersebut laju pertumbuhan DBP sangat
cepat dan mempunyai variasi yang relatif kecil. Tulang kepala janin yang tipis
akan mempermudah tekhnik dan memperkecil kesalahan dalam
pengukuran.Kadang-kadang bentuk kepala mengalami deformasi, misalnya akibat
moulage, kelainan letak janin, kelainan bentuk kepala, penekanan kepala oleh
probe sewaktu pengukuran, dan sebagainya, sehingga ukuran DBP tidak sesuai
dengan yang sebenernya.
Dalam keadaan itu pengukuran DBP menjadi tidak akurat lagi hasilnya.
b.
Lingkar Kepala (Head Circumference / HC)
Lingkar kepala
dihitung dengan rumus :
Lingkar kepala
= (DBP + DOF) x 1,57
Ukuran lingkar
kepala merupakan alternatif lain untuk menentukan usia kehamilan, pada keadaan
dimana ukuran DBP kurang dapat dipercaya, misalnya adanya kompresi kepala.
Disamping itu pengukuran lingkar kepala lebih berguna dalan menentukan adanya
kelainan bentuk kepala seperti mikro-makrosefalus, atau dalam mendeteksi
gangguan pertumbuhan janin melalui pengukuran rasio lingkar kepala/lingkar
perut.
c.
Lingkar Perut (Abdominal Circumference / AC)
Dibandingkan dengan DBP, lingkar kepala, dan femur, maka lingkar perut
paling tidak akurat bila dipakai untuk menentukan usia kehamilan. Bentuk
abdomen sangat mudah berubah, dan untuk usia kehamilan tertentu variasi ukuran
linkar perut cukup besar. Ukuran lingkar
perut lebih sering digunakan untuk menentukan besar/berat janin, dan
mengevaluasi laju pertumbuhan janin.
d.
Panjang Femur (Femur Length / FL)
Femur merupakan tulang panjang yang bentuknya kompak
sehingga mudah diidentifikasi dan tidak mengalami deformasi oleh kompresi.
3. Cairan ketuban
Pengukuran volume cairan amnion
telah menjadi suatu / komponen integral dari pemeriksaan kehamilan untuk
melihat adanya resiko kematian janin. Hal ini didasarkan bahwa penurunan perfusi
uteroplasenta dapat mengakibatkan gangguan aliran darah ginjal dari janin,
menurunkan volume miksi dan menyebabkan terjadinya oligohidramnion.
4. Plasenta
Menentukan kondisi plasenta,
karena rusaknya plasenta akan menyebabkan terhambatnya perkembangan janin.
2.3.6 Manfaat Pemeriksaan USG
1.
Trimester I
a. Memastikan hamil atau tidak.
b.
Mengetahui
keadaan janin, lokasi hamil, jumlah janin dan tanda kehidupannya.
c.
Mengetahui
keadaan rahim dan organ sekitarnya.
d.
Melakukan
penapisan awal dengan mengukur ketebalan selaput lendir, denyut janin, dan
sebagainya.
2.
Trimester II:
a.
Melakukan
penapisan secara menyeluruh.
b.
Menentukan
lokasi plasenta.
c.
Mengukur
panjang serviks.
3.
Trimester III:
a.
Menilai
kesejahteraan janin.
b.
Mengukur
biometri janin untuk taksiran berat badan.
c.
Melihat posisi
janin dan tali pusat.
d.
Menilai keadaan
plasenta.
2.3.7 Jenis Pemeriksaan USG
1.
USG 2 Dimensi
Menampilkan
gambar dua bidang (memanjang dan melintang). Kualitas gambar yang baik sebagian
besar keadaan janin dapat ditampilkan.
2.
USG 3 Dimensi
Dengan alat USG
ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut koronal. Gambar yang
tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam hal ini tubuh janin)
dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda.
Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan janinnya yang diputar).
3.
USG 4 Dimensi
Sebetulnya USG
4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat bergerak (live
3D). Kalau gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis, sementara pada USG 4
Dimensi, gambar janinnya dapat “bergerak”. Jadi pasien dapat melihat lebih
jelas dan membayangkan keadaan janin di dalam rahim.
4.
USG Doppler
Pemeriksaan USG
yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama aliran tali pusat. Alat ini digunakan untuk menilai keadaan/kesejahteraan janin. Penilaian
kesejahteraan janin ini meliputi:
a.
Gerak napas
janin (minimal 2x/10 menit).
b.
Tonus (gerak
janin).
c.
Indeks cairan
ketuban (normalnya 10-20 cm).
d.
Doppler arteri umbilikalis.
e.
Reaktivitas denyut jantung janin.
2.3.8
Aspek keamanan
Ultrasound telah digunakan
sebagai alat pencitraan diagnostik sejak 1950- an sehingga saat ini, kita
memasuki generasi ketiga bayi-bayi yang mengalami pemeriksaan USG. Merupakan
hal yang sangat beralasan untuk berasumsi bahwa segala efek samping mayor
tekhnologi ini seharusnya sudah muncul sejak sebelumnya, tetapi ternyata hingga
saat ini ultrasound masih boleh digunakan,asalkan dengan hati-hati dan hanya
jika terdapat indikasi yang jelas.
2.4 Kerangka Konsep
Konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan
membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar variabel (baik
variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti) (Nursalam, 2008 : 55).
|
Variabel Independent Variabel
Dependent
Keterangan :
= Variabel Yang diteliti
= Variabel Yang tidak diteliti
Bagan kerangka konsep gambaran
tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan USG di BPS hj.harfiani Amd. Di jalan sungai musi kab.bone Pengetahuan
ibu dipengaruhi oleh baberapa faktor yang meliputi pendidikan, minat,
pengalaman, kebudayaan, informasi, dan usia. Ibu dapat mengatasi masalahnya
dengan baik jika tingkat pengetahuan ibu tinggi.
|
BAB III
METODE
PENELITIAN
Metode penelitian
adalah suatu cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penelitian,
penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. (Notoatmodjo, 2003)
Metode dalam
penelitian ini mencakup desain penelitian,lokasi dan waktu penelitian, desain
sampling (populasi, sample dan sampling), indentifikasi variabel, definisi
operasional, pengumpulan data, alat ukur dan analisis data, tekhnik pengolahan
data,etika penelitian (informed consent, anonimity, confidentiality) dan
keterbatasan.
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat
oleh penelitian berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian bisa diterapkan
(Nursalam, 2003).
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian
deskriptif, yaitu penelitian untuk mengetahui gambaran tentang suatu keadaan
atau status fenomena (Nursalam, 2001).
Dalam hal ini penulis ingin meneliti gambaran tingkat pengetahuan Ibu hamil
tentang pemeriksaan USG di BPS Hj. Harfiani Amd.Keb di Jalan Sungai Musi Kab. Bone.
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penalitian ini dilakukan di BPS Hj. Harfiani Amd.Keb di Jalan Sungai Musi
Kab.Bone pada bulan Maret-Mei 2015
3.3 Desain
Sampling
3.3.1 Populasi
Populasi adalah setiap subjek (misalnya :
manusia,pasien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.(Nursalam,2003)
Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu hamil yang
datang ke BPS hj harfiani Amd.Keb Kabupaten Bone pada bulan
Maret-Mei 2015
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. (Arikunto, 2006)
Dalam penelitian ini menggunakan sampel semua ibu hamil di BPS Hj.Harfiani Amd.
Keb di Jalan Sungai Musi Kab. Bone.
3.3.3
Sampling
Sampling merupakan tekhnik pengambilan sampel (Sugiyono, 2009). Dalam
penelitian ini pengambilan sampel menggunakan non probability sampling dengan
jenis consecutive sampling (berurutan) adalah pemilihan sampel dengan
menetapkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian
sampai kurun waktu tertentu, sehingga jumlah klien yang diperlukan terpenuhi.
Jenis sampling ini merupakan jenis non probability sampling (Arikunto, 2006).
3.4 Identifikasi Variabel
Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh
anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok
lain (Notoatmodjo, 2005).
Variabel dalam penelitian ini adalah gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil
tentang pemeriksaan USG.
3.5 Definisi Operasional
Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel
diamati / diteliti, perlu sekali variabel-variabel tersebut diberi batasan atau
“definisi operasional”. Definisi operasional ini juga bermanfaat untuk
mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang
bersangkutan serta pengembangan instrumen (Notoatmodjo, 2005).
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Variabel
|
Definisi opersional
|
Alat ukur
|
Skala
|
Skor
|
Gambaran pengetahuan ibu hamil
tentang pemeriksaan USG
|
Segala sesuatu yang diketahui
ibu hamil tentang pemeriksaan USG berdasarkan kemampuan menjawab kuesioner.
|
kuesioner
|
ordinal
|
Benar = 1
Salah = 0
Dengan kriteria:
Baik(76-100%)
Cukup(56-75%)
Kurang(<56 o:p="">
|
3.6
Pengumpulan data,alat ukur dan analisa data
3.6.1
Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah proses pendekatan kepada subjek dan proses
pengumpulan kharakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu penelitian
(Nursalam, 2003). Dalam pengumpulan data ini menggunakan data primer.
Pada penelitian ini pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner yang
dibagikan kepada seluruh ibu hamil di desa Plemahan Sumobito Jombang yang telah
menyetujui untuk menjadi responden, dimana kuesioner diisi sendiri oleh
responden yang sebelumnya dijelaskan tentang cara pengisiannya oleh peneliti.
3.6.2 Alat Ukur
Instrument adalah alat dan cara yang dipergunakan untuk mengukur
dalam suatu proyek riset (Nursalam, 2004) maka penelitian ini menggunakan
metode alat ukur kuesioner.
Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang disusun secara tertulis dalam
rangka pengumpulan data suatu penelitian (Nursalam, 2003). Kuesioner yang
digunakan dalam penelitian ini adalah close ended item dimana jawabannya telah
disediakan (Notoatmodjo, 2003).
3.6.3. Analisa
Data
Analisa data merupakan suatu proses atau analisa yang dilakukan secara
sistematis terhadap data yang telah dikumpulkan dengan tujuan supaya trends dan
relationship biasa dideteksi.(Nursalam,2001)
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan
dihitung dengan menggunakan tabel distribusi frekwensi dalam bentuk pengetahuan
dengan menggunakan rumus :
Keterangan
:
P =
Prosentase
F = Jumlah
jawaban yang benar
N = Jumlah
seluruh pertanyaan
Setelah diketahui prosentasenya maka hasil penelitian akan menggambarkan pengetahuan
ibu :
Baik
: 76-100%
Cukup
: 56-75%
Kurang
: <56 o:p="">
(Nursalam,
2008 : 120).
3.7 Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data adalah suatu
proses pendekatan subjek dan proses pengolahan karakteristik subjek yang
diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2003). Setelah data terkumpul,
maka dilakukan pengolahan data melalui tahapan Editing, Skoring, Koding
dan Tabulasi.
1.
Editing
Editing adalah suatu
kegiatan yang bertujuan untuk meneliti kembali apakah isian pada
lembar pada pengumpulan data sudah cukup
baik sebagai upaya menjaga kualitas data agar dapat diproses
lebih lanjut.
2. Koding
Koding adalah
mengklasifikasikan jawaban dari responden menurut kriteria tertentu.
Klasifikasi pada umumnya ditandai dengan kode tertentu yang biasanya berupa
angka. Misalnya untuk responden 1 diberi kode dengan R1.
3. Tabulasi
Yaitu
menyusun data dalam tabel – tabel dengan menggunakan tabel distribusi,
frekuensi dalam bentuk persentase.
3.8 Etika penelitian
Responden yang diteliti adalah seseorang manusia yang merupakan satu
kesatuan yang utuh dan unik, yang terdiri dari biopsikososial, spiritual dan
kultural. Maka peneliti berusaha untuk memperhatikan hak-hak responden sebagai subjek
peneliti yang meliputi (Nursalam, 2003) :
1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)
Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden
dengan tujuan agar subjek mengetahui maksud dan tujuan penelitian. Subjek yang
bersedia diteliti dimohon untuk menandatangani lembar persetujuan
tersebut dan subjek yang menolak untuk diteliti maka peneliti tidak memaksa dan
tetap menghormati hak-haknya.
2. Tanpa Nama (Anonimity)
Untuk
menjaga kerahasiaan responden, maka peneliti tidak mencantumkan nama responden pada pengumpulan data (kuesioner) yang diisi oleh
subjek,
tetapi cukup dengan memberi kode.
3. Kerahasiaan (Confidentialty)
Kerahasiaan
informasi responden dijamin oleh peneliti karena hanya kelompok data tertentu
saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil penelitian.
3.9
Keterbatasan
1.
Instrumen
Pada rancangan alat ukur untuk instrumen penelitian yang digunakan adalah
kuesioner sehingga memungkinkan responden menjawab pertanyaan dengan lebih
dipengaruhi oleh sikap dan harapan-harapan pribadi yang bersifat subyektif
sehingga hasilnya kurang mewakili secara kualitatif.
2.
Peneliti
Karena penelitian ini adalah yang pertama kali dilakukan dan peneliti belum
memiliki pengalaman sehingga banyak sumber-sumber yang belum dimunculkan secara
maksimal oleh peneliti
DAFTA PUSTAKA
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN USG DI BPS Hj.
HARFIANI Amd Keb.
DI JALAN SUNGAI MUSI KAB.BONE
Proposal
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan
sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
Pendidikan
Ahli Madya Kebidanan di Akademi Kebidanan Batari Toja
Watampone
Tahun 2014
NUR AMALIA NINGSIH
BT 13 02 159
AKADEMI
KEBIDANAN BATARI TOJA
W A T A M P O N E
2014/2015
|
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan YME
senantiasa penulis panjatkan atas segala petunjuk, rahmat dan karunia-Nya
sehingga penyusunan tugas yang berupa proposal dengan judul “GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR
TERHADAP ALAT KONTRASEPSI KB SUNTIK
DI
BLUD RSU TENRIAWARU KELAS B KABUPATEN
BONE TAHUN 2015”
ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Ucapan terimah kasih yang
sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada institusi pendidikan Akademi
Kebidanan Bataritoja Watampone yang sudah mendidik penulis selama ini. Dan juga
ucapan terimah kasih kepada ibu ST.Malka,SKM selaku pembimbing yang telah tulus
ikhlas meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya dalam memberikan bimbingan
kepada penulis sampai selesainya hasil penulisan ini. Selain itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua
pihak yang telah banyak membantu dalam pembuatan proposal ini.
Tiada
imbalan yang penulis dapat berikan, kecuali mohon doa dan kehadirat Allah SWT
semoga sumbangsi dan bantuan semua pihak yang telah diberikan kepada penulis
mendapat dan bernilai disisi Allah SWT.
Semoga
Karya Tulis Ilmiah ini bisa bermanfaat adanya.
Watampone, 30 Desember 2014
Penulis
|
|
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
............................................................................... i
DAFTAR ISI
.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
.......................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah
..................................................................... 2
C. Tujuan
Penelitian ...................................................................... 3
D. Manfaat
Penelitian
.................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Pasangan Usia Subur
.................... 5
B. Tinjauan
Umum tentang
Pengetahuan
.................................. 6
C. Tinjauan
Umum tentang
Keluarga
Berencana.......................
6
D. Tinjauaun
Tentang Kontrasepsi
............................................. 7
E. Tinjauaun
Tentang Kontrasepsi
Suntik................................... 9
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
....................................................................... 15
B. Lokasi dan
Waktu Penelitian................................................... 15
C. Populasi dan
Sampel .............................................................. 15
D. Cara
Pengumpulan Data.......................................................... 16
E. Langkah
Pengoloahan Data................................................... 17
F. Etika
Penelitian........................................................................ 18
|
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment