BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Proses keperawatan merupakan metode ilmiah yang digunakan dalam memberi
asuhan keperawatan klien pada semua tatanan pelayanan kesehatan. Khususnya di
Indonesia, proses keperawatan merupakan pendekatan yang disepakati untuk meningkatnkan
mutu keperawatan. Namun, pada kenyataannya banyak perawat merasa terbabani
dalam melaksanakan dan mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan menggunakan
proses keperwatan.
Melalui evaluasi dokumentasi keperawatan pada beberapa rumah sakit umum,
ditemukan bahwa kemampuan perawat menuliskan asuhan keperawatan dengan
menggunakan proses keperawatan yang memenuhi kriteria, rata-rata kurang dari
60%.
Proses keperawatan di rumah sakit jiwa, memiliki masalah yang sama dengan
rumah sakit umum. Hasil evaluasi terhadap dokumentasi keperawatan pada dua
rumah sakit jiwa yang besar, ditemukan kurang dari 40% yang memenuhi kriteria.
Proses keperawatan merupakan metode ilmiah dalam menjalankan asuhan
keperawatan dan penyelesaian masalah secara sistematis yang digunakan oleh
perawat serta peserta didik keperawatan. Penerapan proses keperawatan dapat
meningkatkan otonomi, percaya diri, cara berfikir logis, ilmiah dan sistematis,
memperlihatkan tanggung jawab dan tanggung gugat, serta pengembangan diri
perawat. Di samping itu, klien dapat merasakan mutu pelayanan keperawatan yang
lebih baik dan berperan aktif dalam perawatan diri, serta terhindar dari
malpraktik.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa definisi proses keperawatan jiwa?
2.
Bagaimana tahapan proses keperawatan jiwa?
3.
Bagaimana pengkajian pada proses keperawatan jiwa?
4.
Bagaimana diagnosa pada proses keperawatan jiwa?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Tujuan Umum :Untuk
menambah pengetahuan bagi mahasiswa mengenai proses keperawatan kesehatan jiwa.
2.
Tujuan Khusus :
a.
Menjelaskan tentang
proses keperawatan jiwa : definisi, tahapan, pengkajian dan diagnosa
pada proses keperawatan jiwa.
b.
Untuk memenuhi tugas
mata kuliah Keperawatan Jiwa
D.
Manfaat Penulisan
1.
Menambah
pengetahuan bagi pembaca tentang proses
keperawatan jiwa antara lain: definisi,tahapan,pengkajian dan
diagnosa pada proses keperawatan jiwa
2.
Mengetahui
tentang proses keperawatan jiwa
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Proses
Keperawatan Jiwa
Perawatan kesehatan jiwa
adalah proses berhubungan yang meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang
akan menyokong integritas fungsi.
Menurut American Nurses
Association (ANA) divisi perawatan kesehatan jiwa, mendefinisikan perawatan
kesehatan jiwa sebagai area khusus dalam praktek keperawatan yang menggunakan
ilmu perilaku manusia dan diri sendiri secara terapeutik untuk meningkatkan,
mempertahankan, memulihkan kesehatan jiwa klien dan meningkatkan kesehatan
mental masyarakat dimana klien berada.
Metode pemberian asuhan
keperawatan yang terorganisir dan sitematis, berfokus pada respon yang unik
dari individu atau kelompok individu terhadap masalah kesehatan yang aktual dan
potensial (Rosalinda, 2006).
Proses keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan jiwa merupakan
tantangan yang unik karena masalah kesehatan jiwa mungkin tidak dapat dilihat
langsung,seperti pada masalah kesehatan fisik yang memperlihatkan bermacam
gejala dan disebabkan berbagai hal.
Hubungan saling percaya antara perawat dan klien merupakan dasar utama
dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien gangguan jiwa. Hal ini penting
karena peran perawat dalam asuhan keperawatan jiwa adalah membantu klien untuk
dapat menyelesaikan masalah sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
B.
Pengkajian
pada Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa
Pengkajian merupakan tahap
awal dan dasar utama dari proses keperawatan. Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien.
Data yang dikumpulkan meliputi
data biologis, psikologis, sosial, dan
spiritual. Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa dapat pula
berupa faktor predisposisi, faktor presipitasi, penilaian terhadap stressor,
sumber koping dan kemampuan koping yang dimiliki klien (Stuart dan Larai,
2007). Cara lain dapat berfokus
pada lima dimensi yaitu Fisik, emosional, intelektual, sosial dan spiritual.
Adapun isi pengkajian meliputi :
1.
Identitas
klien
2.
keluhan
utama/alasan masuk
3.
Faktor
predisposisi
4.
Aspek
pisik/biologis
5.
Aspek
psikologis
6.
Status mental
7.
Kebutuhan
persiapan pulang
8.
Mekanisme
koping
9.
Masalah
psikososial dan lingkungan
10. Pengetahuan
11. Aspek medik.
Data yang diperoleh dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu data objektif dan data subjektif.
Selanjutnya perawat dapat menyimpulkan kebutuhan atau masalah klien, sebagai
berikut :
1.
Tidak ada
masalah tetapi ada kebutuhan :
a.
Klien tidak
memerlukan peningkatan kesehatan, klien hanya memerlukan pemeliharaan kesehatan
dan memerlukan tindak lanjut (follow-up) secara periodik karena tidak ada masalah serta klien telah mempunyai
pengetahuan untuk antisipasi masalah.
b.
Klien
memerlukan peningkatan kesehatan berupa prevensi dan promosi sebagai program
antisipasi terhadap masalah
2.
Ada masalah
dengan kemungkinan :
a.
Risiko
terjadi masalah karena sudah ada faktor yang dapat menimbulkan masalah.
b.
Aktual
terjadi masalah disertai data pendukung.
Umumnya sejumlah masalah klien
saling berhubungan dan dapat digambarkan sebagai pohon masalah (Fasid, 1983 dan INJF, 1996, dikutip : Keliat, 2005). Agar
penentuan pohon masalah dapat dipahami dengan jelas, penting untuk diperhatikan
tiga komponen yang terdapat pada pohon masalah yaitu : penyebab (causa), masalah utama (core problem) ,dan akibat (effect). (Contoh pada Gambar 1.1 dan 1.2)
|
Resiko Gangguan Suhu Tubuh :
Hipertermia
Hipertermia
|
|||
Defisit Volume Cairan
|
Perubahan Eliminasi Usus:
Diare
Gambar 1.1 Contoh
pohon masalah aspek fisik
|
Resiko Perilaku Kekerasan
terhadap
Diri Sendiri
|
Perubahan Sensori/Persepsi :
Halusinasi Pendengaran
Halusinasi Pendengaran
|
||||
Isolasi Sosial : Menarik Diri
Duka Cita : Maladaptif Gangguan Konsep Diri :
Harga Diri Rendah : Kronis
Harga Diri Rendah : Kronis
Gambar 1.2 Contoh
Pohon Masalah Aspek Jiwa
Masalah utama adalah
prioritas masalah klien dari beberapa masalah yang dimiliki klien. Penyebab adalah salah satu dari beberapa
masalah klien yang merupakan penyebab masalah utama. Akibat adalah salah satu dari beberapa masalah klien yang merupakan
efek/akibat dari masalah utama. Kemampuan perawat yang diharapkan dalam
melakukan pengkajian adalah
1. Mempunyai
kesadaran (self-awareness)
2. Kemampuan
mengobservasi dengan akurat
3. Kemampuan
komunikasi terapeutik
4. Senantiasa
mampu berespon secara efektif
(Stuart
& Laraia, 2007)
Perilaku
atau kegiatan yang perlu dilakukan perawat adalah
1. Membina
hubungan saling percaya dengan melakukan kontrak
2. Mengkaji
data dari klien dan keluarga
3. Memvalidasi
data dengan klien
4. Mengorganisasikan
atau mengelompokkan data
5. Menetapkan
kebutuhan dan/atau masalah klien
C. Diagnosa pada Proses Keperawatan Jiwa
Pengertian
diagnosa keperawatan yang dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut :
- Diagnosa keperawatan adalah penilaian atau
kesimpulan yang diambil dari pengkajian (Gabie, dikutip oleh Carpenito, 2006).
- Diagnosa keperawatan adalah masalah kesehatan
aktual atau potensial dan berdasarkan pendidikan dan pengalamannya perawat
mampu mengatasinya, (Gordon, dikutip oleh Carpenito, 2006)
- Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis
tentang respon aktual atau potensial dari individu, keluarga atau
masyarakat terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan (Carpenito, 2006)
- Diagnosa keperawatan adalah identifikasi atau
penilaian terhadap respon klien baik aktual maupun potensial. (Stuart dan Laraia, 2007).
Diagnosa keperawatan dapat
dirumuskan PE (Problem, Etiologi) keduanya ada hubungan sebab akibat dan
rumusan PES (Problem, Etiologi, Simptom atau gejala sebagai data penunjang).
Adapun tipe-tipe diagnosanya yaitu : Diagnosa aktual, diagnosa resiko tinggi,
diagnosa mungkin dan masalah kolaboratif.
Dalam keperawatan jiwa, ditemukan diagnosis anak-beranak yang jika etiologi
sudah diintervensi dan permasalahan belum selesai, (P) dijadikan etiologi untuk
diagnosis yang baru,demikian seterusnya.
Jika pernyataan dari pohon masalah diangkat menjadi permasalahan (P) dalam
diagnosis keperawatan, seluruh pernyataan harus dituliskan. Contoh, Perubahan Sensori/Persepsi: Halusinasi
Pendengaran
Jika pernyataan tersebut menjadi etiologi (E), pernyataannya diambil dari
akarnya. Contoh, halusinasi dengar.
Contoh diagnosis keperawatan :
1. Resiko Perilaku Kekerasan terhadap Diri Sendiri berhubungan
dengan halusinasi pendengaran
2. Perubahan sensori/persepsi : Halusinasi Pendengaran berhubungan
dengan menarik diri.
3. Isolasi Sosial : Menarik Diri berhubungan
dengan harga diri rendah kronis
Kemampuan perawat yang diharapkan dalam
merumuskan diagnosis adalah
1. Kemampuan
pengambilan keputusan yang logis.
2. Pengetahuan
tentang batasan adaptif atau ukuran normal
3. Kemampuan
memberi justifikasi atau pembenaran
4. Kepekaan
sosial budaya
(Stuart & Laraia,2007)
Kegiatan
atau perilaku perawat yang dibutuhkan dalam merumuskan diagnosis adalah
1. Mengidentifikasi
pola data
2. Membandingkan
data dengan keadaan adaptif
3. Menganalisis
dan mensistensi data
4. Mengidentifikasi
kebutuhan atau masalah klien
5. Memvalidasi
dan menyususn masalah dengan klien
6. Membuat
pohon masalah
7. Merumuskan
diagnosis keperawatan
8. Menyusun
prioritas diagnosis keperawatan
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Proses keperawatan pada klien dengan
masalah kesehatan jiwa merupakan tantangan yang unik karena masalah kesehatan
jiwa mungkin tidak dapat dilihat langsung,seperti pada masalah kesehatan fisik
yang memperlihatkan bermacam gejala dan disebabkan berbagai hal.
Hubungan saling percaya antara
perawat dan klien merupakan dasar utama dalam melakukan asuhan keperawatan pada
klien gangguan jiwa. Hal ini penting karena peran perawat dalam asuhan
keperawatan jiwa adalah membantu klien untuk dapat menyelesaikan masalah sesuai
dengan kemampuan yang dimilikinya.
B.
Saran
Makalah ini membahas
tentang Proses Keperawatan Jiwa yang sangat penting dalam keperawatan
jiwa, diharapkan setelah membaca makalah ini dapat di terapkan dalam
melaksanakan proses keperawatan sehingga asuhan keperawatan dapat dilaksanakan
secara efektif dan efisien.
DAFTAR
PUSTAKA
Keliat,Budi Anna,dkk.2005.Proses Keparawatan Kesehatan Jiwa.
Ed.2.Jakarta:EGC
Stuart, Gall W.2007.Buku Saku Keperawatan Jiwa.Jakarta:EGC
Suliswati.2005.Konsep Dasar Keperawatn Kesehatan Jiwa.Jakarta:EGC
|
MAKALAH
PROSES KEPERAWATAN JIWA
OLEH :
NISKYAWATI
BT 12 01 089
II C
AKADEMI
KEPERAWATAN BATARI TOJA
W
A T A M P O N E
|
2 0 1 4
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, kami bisa menyusun dan
menyajikan makalah yang berisi tentang Proses Keperawatan Jiwa. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah memberikan dorongan dan motivasi.
Kami menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna
menyempurnakan makalah ini dan dapat menjadi acuan dalam menyusun
makalah-makalah atau tugas-tugas selanjutnya.
Penulis
juga memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan
pengetikan dan kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam memahami maksud
penulis.
Watampone, 06 Juli 2014
Penyusun
|
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………......…………......…........i
DAFTAR
ISI…………………………………………………………………….........ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang.................................................................... …………............. 1
B.
Rumusan
Masalah..............................................................................................2
C.
Tujuan
Penulisan.................................................................. .... …………........2
D.
Manfaat
penulisan..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Proses Keperawatan Jiwa.....................................................................3
B.
Pengkajian pada Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.....................................4
C.
Diagnosa pada Proses Keperawatan Jiwa.........................................................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................... 10
B.
Saran.......................................................................................................... .....10
DAFTAR PUSTAKA
|
No comments:
Post a Comment