|
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi dan persaingan
beban kecenderungan terhadap peningkatan gangguan jiwa semakin besar, hal ini
karena disebabkan stressor dalam kehidupan semakin kompleks. Sehingga hal ini
membutuhkan peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan perawatan
kesehatan jiwa (Suliswati, 2005).
Menurut pakar kesehatan jiwa
(Hawari, 2001) seseorang dikatakan sakit apabila dia tidak mampu lagi berfungsi
secara wajar dalam kehidupan sehari-hari, baik dirumah, sekolah, tempat kerja,
dan lingkungan sosialnya. Seseorang yang mengalami gangguan jiwa akan mengalami
ketidakmampuan berfungsi secara optimal
dalam kehidupan sehari-hari.
Asuhan keperawatan jiwa merupakan
asuhan keperawatan spesialistik, namun tetap dilakukan secara holistik pada
saat melakukan asuhan kepada klien. Berbagai terapi keperawatan yang
dikembangkan difokuskan kepada klien secara individu, kelompok, keluarga maupun
komunitas. Tindakan keperawatan yang ditujukan pada system klien, merupakan
upaya yang menyeluruh dalam menyelesaikan masalah klien (Keliat, 2005).
|
Halusinasi adalah
salah persepsi yang diterima pancaindera dan berasal dari stimulus eksternal
yang biasanya tidak diinterpretasikan kedalam pengalaman. Pada dasarnya
halusinasi tidak selalu berarti penyakit kejiwaan. Halusinasi penglihatan dapat
singkat maupun terbagi-bagi (misalnya sorotan cahaya atau cahaya), membentuk
objek atau bahkan gambaran berkilau atau kompleks. (Brooker, 2009).
Menurut World Health Organization (WHO), sampai tahun 2011 tercatat penderita gangguan jiwa
sebesar 542.700.000 jiwa atau 8,1% dari jumlah keseluruhan penduduk dunia yang berjumlah
sekitar 6.700.000.000 jiwa. Sekitar 10% orang dewasa mengalami gangguan jiwa
saat ini dan 25% penduduk diperkirakan akan mengalami gangguan jiwa pada usia tertentu selama
hidupnya. Usia ini biasanya terjadi pada dewasa muda antara usia 18-21 tahun. (Hardiman,
2013. http://library.stikesnh.ac.id/pdf
Diakses 24 Juni 2014)
Menurut data yang diperoleh dari
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013, prevalensi gangguan jiwa berat
pada penduduk Indonesia 1,7 per mil. Gangguan jiwa berat terbanyak di DI
Yogyakarta, Aceh, Sulawesi Selatan, Bali, dan Jawa Tengah. Proporsi RT yang
pernah memasung ART gangguan jiwa berat 14,3 persen dan terbanyak pada penduduk
yang tinggal di perdesaan (18,2%), serta pada kelompok penduduk dengan kuintil
indeks kepemilikan terbawah (19,5%). Prevalensi gangguan mental emosional pada
penduduk Indonesia 6,0 persen. (Kemenkes, 2013)
Adapun di Provinsi Sulawesi Selatan,
tahun 2010 tercatat sebanyak 56.112 orang (0,69%) menderita gangguan jiwa dari
8.328.957 jumlah penduduk secara keseluruhan. Sedangkan tahun 2011, data Profil
Kesehatan mencatat penderita gangguan jiwa sebesar 108.816 orang yaitu 1,3 %
dari penduduk Sulawesi Selatan yang berjumlah sekitar 8.370.462 orang,
sedangkan tahun 2012 jumlah pasien gangguan jiwa adalah sebanyak 3337 orang
(18,6%) (Hardiman, 2013. http://library.stikesnh.ac.id/pdf
Diakses 24 Juni 2014)
Berdasarkan data yang diperoleh dari
UPTD Puskesmas Paccing Kecamatan Awangpone Kabupaten Bone pada tahun 2011,
kasus gangguan jiwa berjumlah 19 orang dan tahun 2012 tidak terjadi perubahan
(19 orang), sedangkan pada tahun 2013
adalah sebanyak 17 orang. Dan khusus pasien Halusinasi
Penglihatan pada tahun 2014 sebanyak 11 orang. (Data Puskesmas Paccing Kec.
Awangpone Kab. Bone).
Melihat angka tingginya kejadian dari
data di atas gangguan halusinasi merupakan masalah tersendiri bagi profesi
keperawatan untuk mengambil langkah
penanganan yang tepat bagi penderita, pemikiran didasarkan bahwa jika
halusinasi tidak ditangani bisa berisiko
mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan, dan tidak jarang ditemukan
harus penderita melakukan tindakan kekerasan karena halusinasi, maka penulis
berinisiatif untuk mengangkat studi kasus yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Pada Klien Tn.“H” Dengan Gangguan Persepsi Sensori “Halusinasi Penglihatan” di Wilayah UPTD Puskesmas Paccing Kecamatan
Awangpone Kabupaten Bone Tanggal 16-18 Juni 2014” guna memecahkan masalah melalui pendekatan
asuhan keperawatan yang mencakup aspek holistik.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan karya tulis
ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1.
Tujuan Umum
Untuk mendapatkan pengalaman nyata dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan klien Tn. “H” dengan gangguan persepsi sensori :
Halusinasi penglihatan.
2.
Tujuan Khusus
a.
Mendapatkan pengalaman nyata
dalam menentukan pengkajian pada klien Tn.“H” dengan gangguan persepsi sensori
: Halusinasi Penglihatan.
b.
Mendapatkan pengalaman nyata
dalam menentukan diagnosa keperawatan pada klien Tn.“H” dengan gangguan
persepsi sensori : Halusinasi Penglihatan.
c.
Mendapatkan pengalaman nyata
dalam menentukan perencanaan keperawatan pada klien Tn.“H” dengan gangguan persepsi
sensori : Halusinasi Penglihatan.
d.
Mendapatkan pengalaman nyata
dalam mengimplementsikan rencana keperawatan pada klien Tn.“H” dengan gangguan persepsi
sensori : Halusinasi Penglihatan.
e.
Mendapatkan pengalaman nyata
dalam mengevaluasi hasil tindakan yang telah diimplementasikan pada klien Tn.”H”
dengan gangguan persepsi sensori :
Halusinasi Penglihatan.
f.
Mendapatkan pengalaman nyata
dalam pendokumentasian asuhan keperawatan pada klien
Tn. “H” dengan gangguan
persepsi sensori :
Halusinasi Penglihatan.
C. Manfaat Penulisan
1.
Institusi Pendidikan
Keperawatan
Sebagai bahan bacaan dan referensi
dalam upaya tindakan pelayanan kesehatan di bidang keperawatan pada klien Tn.
“H” dengan masalah utama perubahan persepsi sensori .
2.
Institusi Pelayanan Keperawatan
Sebagai bahan bacaan bagi instansi
terkait dalam mengambil keputusan dan kebijakan untuk meningkatkan mutu asuhan
keperawatan pada klien Tn. “H” dengan masalah utama gangguan persepsi sensori :
Halusunasi Penglihatan.
3.
Klien /Keluarga
Menjadi acuan bagi klien Tn. “H” dalam
mengatasi permasalahan yang dialami secara konstruktif dan kepada keluarga
klien dapat menjadi bahan acuan dalam
merawat klien di rumah khususnya yang mengalami gangguan persepsi sensori :
Halusinasi Penglihatan.
4.
Penulis
Sebagai tambahan pwngetahuan dan pengalaman bagi penulis
dalam menerapkan ilmu yang telah di dapatkan selama pendidikan.
E. Metode penulisan
1.
Studi Kepustakaan
Yaitu membaca
referensi-referensi yang mempunyai hubungan dengan
konsep dan teori yang di kaitkan dengan
gangguan persepsi sensori : Halusinasi Penglihatan.
2.
Studi Kasus
Melakukan asuhan
keperawatan secara langsung dan kasus didiskusikan antara mahasiswa dan
bimbingan bulan Juni di Wilayah UPTD Puskesmas
Paccing Kecamatan Awangpone Kabupaten Bone kasus gangguan persepsi sensori :
Halusinasi Penglihatan.
a.
Teknik wawancara
Teknik wawancara dilakukan untuk mendapatkan data secara
akurat langsung pada klien, keluarga perawat dan dokter yang merawat
b.
Teknik observasi
dilakukan dengan melakukan
pengalaman secara langsung tentang prilaku.
c.
Dokumentasi
Untuk memeroleh
data yang akurat tentang pelaksanaan pemberian obat dan hal-hal yang
berisi perkembangan klien masuk melalui buku register dan status perawatan
klien.
F.
Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Pengambilan kasus di lakukan di Wilayah
UPTD Puskesmas Paccing Kecamatan Awangpone Kabupaten Bone pada tanggal 16-18 Juni 2014.
G. Sistematika Penulisan
Dalam
penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan sistematika penulisan
sebagai berikut :
BAB I :
PENDAHULUAN
Dalam
bab ini berisi latar belakang, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode
penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini
diuraikan tentang konsep
dasar perubahan persepsi sensori Halusinasi Penglihatan berisi : Pengertian, rentang
respon neurobiologis, penyebab, psikopatologi dan patofisiologi, jenis-jenis
halusinasi, gejala dan karakteristik perilaku halusinasi, tahap-tahap
halusinasi dan penatalaksanaan
medis. Dan asuhan keperawatan berisi : pengkajian, pohon masalah, diagnosa keperawatan, implementasi dan evaluasi.
BAB III : TINJAUAN KASUS
Dalam bab ini diuraikan mengenai penerapan
asuhan keperawatan klien dengan perubahan proses pikir; waham kebesaran mulai
dari : pengkajian data, pohon masalah,
diagnosa keperawatan, rencana
tindakan keperawatan, implementasi dan evaluasi
keperawatan.
BAB IV : PEMBAHASAN
Dalam bab
ini diuraikan secara sistematik
kesenjangan antara teori dan kasus
nyata pada klien
mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana tindakan, tindakan
keperawatan, dan evaluasi.
BAB V :
PENUTUP
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan
saran-saran yang berkaitan dengan karya tulis ini.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
No comments:
Post a Comment