Tuesday, 19 December 2017

KTI ASKEP JIWA HALUSINASI PENGLIHATAN BAB I


 
BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Di era globalisasi dan persaingan beban kecenderungan terhadap peningkatan gangguan jiwa semakin besar, hal ini karena disebabkan stressor dalam kehidupan semakin kompleks. Sehingga hal ini membutuhkan peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan perawatan kesehatan jiwa      (Suliswati, 2005).
Menurut pakar kesehatan jiwa (Hawari, 2001) seseorang dikatakan sakit apabila dia tidak mampu lagi berfungsi secara wajar dalam kehidupan sehari-hari, baik dirumah, sekolah, tempat kerja, dan lingkungan sosialnya. Seseorang yang mengalami gangguan jiwa akan mengalami ketidakmampuan  berfungsi secara optimal dalam kehidupan sehari-hari.
Asuhan keperawatan jiwa merupakan asuhan keperawatan spesialistik, namun tetap dilakukan secara holistik pada saat melakukan asuhan kepada klien. Berbagai terapi keperawatan yang dikembangkan difokuskan kepada klien secara individu, kelompok, keluarga maupun komunitas. Tindakan keperawatan yang ditujukan pada system klien, merupakan upaya yang menyeluruh dalam menyelesaikan masalah klien (Keliat, 2005).
1
 
Halusinasi adalah salah persepsi yang diterima pancaindera dan berasal dari stimulus eksternal yang biasanya tidak diinterpretasikan kedalam pengalaman. Pada dasarnya halusinasi tidak selalu berarti penyakit kejiwaan. Halusinasi penglihatan dapat singkat maupun terbagi-bagi (misalnya sorotan cahaya atau cahaya), membentuk objek atau bahkan gambaran berkilau atau kompleks. (Brooker, 2009).
Menurut World Health Organization (WHO), sampai tahun 2011 tercatat penderita gangguan jiwa sebesar 542.700.000 jiwa atau 8,1% dari jumlah keseluruhan penduduk dunia yang berjumlah sekitar 6.700.000.000 jiwa. Sekitar 10% orang dewasa mengalami gangguan jiwa saat ini dan 25% penduduk diperkirakan akan mengalami gangguan jiwa pada usia tertentu selama hidupnya. Usia ini biasanya terjadi pada dewasa muda antara usia 18-21 tahun.  (Hardiman, 2013. http://library.stikesnh.ac.id/pdf Diakses 24 Juni 2014)
Menurut data yang diperoleh dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013, prevalensi gangguan jiwa berat pada penduduk Indonesia 1,7 per mil. Gangguan jiwa berat terbanyak di DI Yogyakarta, Aceh, Sulawesi Selatan, Bali, dan Jawa Tengah. Proporsi RT yang pernah memasung ART gangguan jiwa berat 14,3 persen dan terbanyak pada penduduk yang tinggal di perdesaan (18,2%), serta pada kelompok penduduk dengan kuintil indeks kepemilikan terbawah (19,5%). Prevalensi gangguan mental emosional pada penduduk Indonesia 6,0 persen. (Kemenkes, 2013)
Adapun di Provinsi Sulawesi Selatan, tahun 2010 tercatat sebanyak 56.112 orang (0,69%) menderita gangguan jiwa dari 8.328.957 jumlah penduduk secara keseluruhan. Sedangkan tahun 2011, data Profil Kesehatan mencatat penderita gangguan jiwa sebesar 108.816 orang yaitu 1,3 % dari penduduk Sulawesi Selatan yang berjumlah sekitar 8.370.462 orang, sedangkan tahun 2012 jumlah pasien gangguan jiwa adalah sebanyak 3337 orang (18,6%) (Hardiman, 2013. http://library.stikesnh.ac.id/pdf Diakses 24 Juni 2014)
Berdasarkan data yang diperoleh dari UPTD Puskesmas Paccing Kecamatan Awangpone Kabupaten Bone pada tahun 2011, kasus gangguan jiwa berjumlah 19 orang dan tahun 2012 tidak terjadi perubahan (19 orang),  sedangkan pada tahun 2013 adalah sebanyak 17 orang. Dan khusus pasien Halusinasi Penglihatan pada tahun 2014 sebanyak 11 orang. (Data Puskesmas Paccing Kec. Awangpone Kab. Bone).
Melihat angka tingginya kejadian dari data di atas gangguan halusinasi merupakan masalah tersendiri bagi profesi keperawatan  untuk mengambil langkah penanganan yang tepat bagi penderita, pemikiran didasarkan bahwa jika halusinasi tidak ditangani bisa berisiko  mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan, dan tidak jarang ditemukan harus penderita melakukan tindakan kekerasan karena halusinasi, maka penulis berinisiatif untuk mengangkat studi kasus yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn.“H” Dengan Gangguan Persepsi Sensori “Halusinasi Penglihatan” di Wilayah UPTD Puskesmas Paccing Kecamatan Awangpone Kabupaten Bone Tanggal 16-18 Juni 2014”  guna memecahkan masalah melalui pendekatan asuhan keperawatan yang mencakup aspek holistik.

B.     Tujuan Penulisan
Adapun tujuan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1.        Tujuan Umum
Untuk mendapatkan pengalaman nyata dalam pelaksanaan asuhan keperawatan klien Tn. “H” dengan gangguan persepsi sensori : Halusinasi penglihatan.
2.        Tujuan Khusus
a.         Mendapatkan pengalaman nyata dalam menentukan pengkajian pada klien Tn.“H” dengan gangguan persepsi sensori : Halusinasi Penglihatan.
b.        Mendapatkan pengalaman nyata dalam menentukan diagnosa keperawatan pada klien Tn.“H” dengan gangguan persepsi sensori : Halusinasi Penglihatan.
c.         Mendapatkan pengalaman nyata dalam menentukan perencanaan keperawatan pada klien Tn.“H” dengan gangguan persepsi sensori : Halusinasi Penglihatan.
d.        Mendapatkan pengalaman nyata dalam mengimplementsikan rencana keperawatan pada klien Tn.“H” dengan gangguan persepsi sensori : Halusinasi Penglihatan.
e.         Mendapatkan pengalaman nyata dalam mengevaluasi hasil tindakan yang telah diimplementasikan pada klien Tn.”H” dengan gangguan persepsi sensori  : Halusinasi Penglihatan.
f.         Mendapatkan pengalaman nyata dalam pendokumentasian asuhan keperawatan   pada   klien  Tn. “H”  dengan  gangguan persepsi sensori :
Halusinasi Penglihatan.

C.     Manfaat Penulisan
1.         Institusi Pendidikan Keperawatan
Sebagai bahan bacaan dan referensi dalam upaya tindakan pelayanan kesehatan di bidang keperawatan pada klien Tn. “H” dengan masalah utama perubahan persepsi sensori .
2.         Institusi Pelayanan Keperawatan
Sebagai bahan bacaan bagi instansi terkait dalam mengambil keputusan dan kebijakan untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan pada klien Tn. “H” dengan masalah utama gangguan persepsi sensori : Halusunasi Penglihatan.
3.         Klien /Keluarga
Menjadi acuan bagi klien Tn. “H” dalam mengatasi permasalahan yang dialami secara konstruktif dan kepada keluarga klien dapat menjadi  bahan acuan dalam merawat klien di rumah khususnya yang mengalami gangguan persepsi sensori : Halusinasi Penglihatan.
4.         Penulis
Sebagai tambahan pwngetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam menerapkan ilmu yang telah di dapatkan selama pendidikan.
E.     Metode penulisan
1.         Studi Kepustakaan
Yaitu membaca referensi-referensi yang mempunyai hubungan dengan
konsep dan teori yang di kaitkan dengan gangguan persepsi sensori : Halusinasi Penglihatan.
2.         Studi Kasus
Melakukan asuhan keperawatan secara langsung dan kasus didiskusikan antara mahasiswa dan bimbingan bulan Juni  di Wilayah UPTD Puskesmas Paccing Kecamatan Awangpone Kabupaten Bone kasus gangguan persepsi sensori : Halusinasi Penglihatan.
a.        Teknik  wawancara
Teknik wawancara dilakukan untuk mendapatkan data secara akurat langsung pada klien, keluarga perawat dan dokter yang merawat
b.        Teknik observasi
dilakukan dengan melakukan pengalaman secara langsung tentang prilaku.
c.        Dokumentasi
Untuk memeroleh  data yang akurat tentang pelaksanaan pemberian obat dan hal-hal yang berisi perkembangan klien masuk melalui buku register dan status perawatan klien.


F.       Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Pengambilan kasus di lakukan di Wilayah UPTD Puskesmas Paccing Kecamatan Awangpone Kabupaten Bone pada tanggal 16-18  Juni 2014.

G.    Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I       : PENDAHULUAN
                     Dalam bab ini berisi latar belakang, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB  II     : TINJAUAN PUSTAKA
                     Dalam bab ini diuraikan tentang konsep dasar perubahan persepsi sensori Halusinasi Penglihatan berisi : Pengertian, rentang respon neurobiologis, penyebab, psikopatologi dan patofisiologi, jenis-jenis halusinasi, gejala dan karakteristik perilaku halusinasi, tahap-tahap halusinasi dan penatalaksanaan medis. Dan asuhan keperawatan berisi : pengkajian, pohon masalah, diagnosa keperawatan, implementasi dan evaluasi.
BAB   III  : TINJAUAN KASUS
                    Dalam bab ini diuraikan mengenai penerapan asuhan keperawatan klien dengan perubahan proses pikir; waham kebesaran mulai dari : pengkajian  data,  pohon  masalah,  diagnosa   keperawatan,  rencana
tindakan keperawatan, implementasi dan evaluasi keperawatan.
BAB  IV   : PEMBAHASAN
                    Dalam  bab  ini  diuraikan  secara  sistematik  kesenjangan antara teori  dan  kasus  nyata  pada  klien mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana tindakan, tindakan keperawatan, dan evaluasi.
BAB  V     :  PENUTUP
                     Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran yang berkaitan dengan karya tulis ini.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


No comments:

Post a Comment