Wednesday, 20 December 2017

PROPOSAL PENELITIAN KTI GAMBARAN EFEK SAMPING PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PIL KOMBINASI DI UPTD PUSKESMAS BIRU KECAMATAN TANETE RIATTANG KABUPATEN BONE TAHUN 2015


 
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Visi BKKBN adalah Penduduk Tumbuh Seimbang 2015 .Visi tersebutmengacu kepada fokus pembangunan pada Rencana Pembangunan Jangka PanjangNasional tahun 2005-2025 dan Visi misi Presiden yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun 2010-2014. Visi ini merupakan salahsatu prioritas pembangunan nasional yaitu mewujudkan pertumbuhan penduduk yang seimbang dan keluarga berkualitas yang ditandai dengan menurunnya angka fertilitas(TFR) menjadi 2,1 dan Net Reproductive Rate (NRR) = 1. (Rencana Strategis BKKBN, 2005-2025)
1
 
Dalam rangka mencapai sasaran peningkatan kualitas SDM Indonesia, terutamayang ditandai dengan Net Reproductive Rate (NRR) = 1 maka arah kebijakan pembangunan kependudukan danKB dalam RPJMN 2010-2014 diarahkan kepada pengendalian kuantitas pendudukyang dilakukan melalui tiga fokus prioritas: Pertama, revitalisasi program KB melalui:pengembangan dan sosialisasi kebijakan pengendalian penduduk yang responsive gender, pembinaan dan peningkatan kemandirian keluarga berencana, promosidan penggerakan masyarakat, peningkatan dan pemanfaatan sistem informasimanajemen (SIM) berbasis teknologi informasi, pelatihan, penelitian danpengembangan program kependudukan dan KB dan peningkatan kualitas manajemen program.(Rencana Strategis BKKBN, 2005-2025)
Berbagai metode yang dilakukan dalam rangka menjarangkan kehamilan, ditemukannya berbagai alat kontrasepsi yang merupakan solusi yang tepat dan modern, sehingga laju kepadatan penduduk dapat diatasi melalui keluarga berencana.Pembatasan kelahiran dalam rangka panjang dapat menurunkan angka kematian ibu.Seperti diketahui, sebab utama dari kematian ibu adalah pendarahan waktu melahirkan dan calon pendarahan utama adalah ibu-ibu yang telah mempunyai 4 anak ke atas. Pembatasan kelahiran akan menurunkan insiden keganasan serviks oleh karena salah satu faktor timbulnya keganasan serviks yang merupakan tumor ganas yang terbanyak di Indonesia, adalah melahirkan anak yang terlalu banyak. (Rencana Strategis BKKBN, 2005-2025)
Tingkat pencapaian pelayanan Keluarga Berencana dapat dilihat dari cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) yang sedang menggunakan alat/metode kontrasepsi (KB aktif), cakupan peserta KB yang baru menggunakan alat/metode kontrasepsi, tempat pelayanan KB, dan jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor. Masa subur seorang wanita memiliki peranan bagi terjadinya kehamilan sehingga peluang wanita melahirkan menjadi cukup tinggi.(Kemenkes, 2012)
Menurut hasil Riskesdas 2013 proporsi perempuan berstatus kawin umur 15-49 tahun menggunakan alat/cara KB sebesar 56,0%, pernah/tidak menggunakan lagi sebesar 25,6% dan tidak pernah sama sekali sebesar 18,4%, Menurut jenis penggunaan alat/cara KB yaitu sterilisasi wanita (2,2%), terilisasi pria(0,1%), PIL(12,8%), IUD/AKDR/Spiral(5,1%), Suntikan (32,4%), Implant (1,4%), Kondom (1,1%), Amenorhoe laktasi (0,1%), pantang berkala/kalender (0,4%), senggama terputus (0,3%), lainnya (0,1%)dan tidak menggunakan(44,0%). (Riskesdas 2013,diakses 11 Februari 2015)
Di Sulawesi Selatan tahun 2013, persentase tertinggi alat/cara KB yang dipakai peserta KB aktif adalah suntikan (46,49%), kemudian PIL (31,65%), Implant (8,95%), Kondom (6,27%), IUD (4,64%), MOP (0,26 %), MOW (1,69%), obat vagina (0,03%) dan lainnya (0,05%). Sedangkan persentase penggunaan kontrasepsi bagi peserta KB baru yang terbanyak selama tahun 2012 tersebut masing-masing Suntikan (46,52%), Pil (31,25%), Kondom (9,70%), Implant (7,40%), IUD (4,01%), MOW (0,88%), MOP (0,21%), obat vagina (0,00%) dan lainnya (0,03%). (Dikes Sul-Sel, 2013).
Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bone tahun  2013  jumlah KB aktif sebanyak 87.231 akseptor, dimana 48.150 orang atau 36.9 % memakai suntikan, 33.043 akseptor atau 25.32%  memakai pil, 577 akseptor atau 0.44% yang memakai implan, 4.671 orang atau 3.58%  yang memakai kondom, 413 akseptor atau 0.32% yang memakai IUD, 186 akseptor  atau 0.14% dengan metode operasi wanita (MOW) dan sebanyak 191 akseptor atau 0.15% dengan metode operasi pria (MOP) dan yang mengalami efek samping pil  sebanyak 309 akseptor, IUD 41 akseptor, IUD 41 akseptor, suntikan 934 akseptor, implant 505 akseptor    sedangkan pada tahun 2014 jumlah peserta KB aktif adalah 87.274 (66,89%), dengan pemakaian alat kontrasepsi pil sebanyak 27.690  (21,22%) , kondom  8.24349 (6,32%), suntikan 49.582 (38%), IUD 349 (027%),  implan  1.336 (1,02%), MOW 47 ( 0,04%) , MOP 21 ( 0.02 %) dan yang mengalami efek samping dari pengguna pil sebanyak 210 akseptor, IUD sebanyak 36 akseptor, implant sebanyak 67akseptor dan suntikan sebanyak 677 akseptor . (data Dinkes Kab.Bone 2013 / 2014 ).
Data yang diperoleh dari UPTD Puskesmas Biru Kec.Tanete Riattang Kab. Bone tahun 2013 pengguna kontrasepsi suntikan sebanyak 238 akseptor, IUD sebanyak 13 akseptor, Implan sebanyak 25 akseptor, Pil sebanyak 147 akseptor dan kondom sebanyak 56 akseptor, tahun 2014 pengguna kontrasepsi suntikan sebanyak 327 akseptor, IUD sebanyak 12 akseptor, Implan sebanyak 13 akseptor, Pil sebanyak 80 akseptor dan kondom sebanyak 75 akseptor, tahun 2014 pengguna kontrasepsi suntikan sebanyak 245 akseptor, IUD sebanyak 12 akseptor, Implan sebanyak 12 akseptor, Pil sebanyak82akseptor dan kondom sebanyak 65 akseptor. (Data UPTD Puskesmas Biru, 2014).
.Melihat data yang telah diuraikan diatas pengguna kontrasepsi pada pasangan usia subur, namun penggunaan kontrasepsi menimbulkan efek samping. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk membuat karya tulis ilmiah dengan mengangkat judul “Gambaran  Efek samping Pemakaian Alat Kontrasepsi Pil Kombinasi di UPTD Puskesmas Biru Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone Tahun 2014.
B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :Bagaimanakah Gambaran  Efek samping Pemakaian Alat Kontrasepsi Pil Kombinasi di UPTD Puskesmas Biru Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone Tahun 2015

C.    Tujuan Penelitian
1.    Tujuan Umum
Mengetahui gambaran efek samping pemakaian alat kontrasepsi pil kombinasi di UPTD Puskesmas Biru Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone Tahun 2015.
2.    Tujuan Khusus
a.    Untuk mengetahui gambaran Efek samping pengguna Alat Kontrasepsi Pil Kombinasi berdasarkan umur di UPTD Puskesmas Biru Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone Tahun 2015
b.    Untuk mengetahui gambaran efek samping keluhan pengguna alat kontrasepsi pil kombinasi di UPTD Puskesmas Biru Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone Tahun 2015

D.      Manfaat Penelitian
1.         Manfaat Ilmiah
Dapat memperkaya konsep teoriyang menyongsong perkembangan
ilmu pengetahuan kebidanan khususnya pada pengetahuan tentang Keluarga Berencana.
2.             Manfaat Praktis
a.    Bagi Akseptor
Dapat memberikan masukan yang berarti bagi para ibu dalam meningkatkan pengetahuan tentang Keluarga Berencana melalui presfektif  motivasi.
b.    Bagi peneliti atau Mahasiswa
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan di Akademi Lapatau Watampone.
c.    Bagi Instansi Pelayanan
Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan masukan bagi pengelola program kesehatan untuk mengembangkan pendidikan kesehatan  (penyuluhan)  bagi  masyarakat  sebagai  upaya menekan Laju pertumbuhan Penduduk untuk mencapai Target MDGs 2015.
d.   Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan bahan untuk penelitian selanjutnya








 
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.      Tinjauan Umum Tentang Kontrasepsi
1.    Pengertian Kontrasepsi
a.    Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen. (Winkjosastro, 2009)
b.    Kontrasepsi adalah : pencegahan kehamilan  yang disadari yang memiliki implikasi individu dan sosial. (Barbara, 2005)
2.    Tujuan Kontrasepsi
a.    Menurunkan tingkat kelahiran dengan mengikut sertakan seluruh lapisan masyarakat dan potensi yang ada.
b.    Meningkatkan jumlah peserta KB dan tercapainya pemerataan serta kualitas peserta KB yang menggunakan alat kontrasepsi efektif dan mantap dengan pelayanan bermutu.
c.    Mengembangkan usaha-usaha untuk membantu meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak, menurunkan tingkat kematian bayi dan anak-anak di bawah usia lima tahun serta memperkecil kematian ibu karena risiko kehamilan dan persalinan.
d.  
7
 
 Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penerimaan, penghayatan dan pengalaman norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera sebagai cara hidup yang layak dan bertanggung jawab.
e.          Meningkatkan peranan dan tanggung jawab wanita, pria dan generasi muda dalam pelaksanaan upaya-upaya penanggulangan masalah kependudukan.
f.          Mencapai kemantapan, kesadaran, tanggung jawab dan peran serta keluarga dan masyarakat dalam pelaksanaan gerakan KB sehingga lebih mampu meningkatkan kemandiriannya di willayah masing-masing.
g.         Mengembangkan usaha-usaha peningkatan mutu sumber daya manusia untuk meningkatkan taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan keluarga dan masyarakat dalam memprcepat pelembagaan nilai-nilai.
h.         Memeratakanpenggarapan gerakan KB ke seluruh wilayah dan lapisan masyarakat perkotaan, pedesaan, kumuh, miskin dan daerah pantai.
i.           Meningkatkan jumlah dan mutu tenaga atau pengelolah gerakan KB yang mampu memberikan pelayanan KB yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat di seluruh pelosok tanah air dengan kualitas yang tinggi dan kenyamanan yang memenuhi harapan. (Arum,  2009).

B.       Tinjauan Umum Tentang Kontrasepsi Pil Kombinasi
1.      Pengertian Pil Kombinasi
Kontrasepsi oral steroid kombinasi adalah metode kontrasepsi yang paling efektif.Terdiri atas kombinasi estrogen dan gestagen dalam dosis tertentu. Estrogen dan gestagen yang dipakai adalah steroid sintetik dimana steroid sintetik  mempunyai potensi yang lebih tinggi per unit dibandingkan  dengan steroid alamiah kalau ditelan per oral. Kandungan estrogen yang banyak digunakan ialah etinilestradiol dan mestranol (3 metil eter). Mestranol didalam hati  akan mengalami proses dimetilasi menjadi etinilestradiol. Sedangkan gestagen yang digunakan adalah derivat 19 nor-testosteron berupa noretinodrel, norethindron asetat, etinodial diasetat dan norgestrel.(1
Saat ini telah tersedia juga gestagen generasi ke-3 yang bersifat “Lipid friendly” yaitu desogestrel, gestoden dan norgestimat. Pil kombinasi adalah kontrasepsi oral yang paling sering digunakan, diminum setiap hari selama 3 minggu dan dihentikan pemakaiannya selama 1 minggu, yang dalam waktu 1 minggu itubiasanya akan terjadi perdarahan dari uterus akibatpenghentian pemakaian obat.
Pil kombinasi adalah kontrasepsi yang pada dasarnya meniru proses-proses alamiah, yakni akan mengantikan produksi normal; estrogen dan progestron oleh ovarium (Hartanto, 2004).
Pil kombinasi adalah pil hormonal yang terdiri atas komponen estrogen dan komponen progestagen (Wiknjosastro, 2010).
Pil kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang berisi hormon sintesis estrogen dan progestron (Handayani, 2010).
2.    Jenis-Jenis Pil Kombinasi
Pertama kali  ditemukan  oleh  Pincus   (Pincus Pill).  Jenis  monofasik
paling banyak digunakan saat ini. Setiap tabletnya  mengandung 30 -100 μ g etinilestradiol (di beberapa negara  terdapat pula tablet dengan 10 dan 20 μ g) dan gestagen  sintetik dengan dosis yang berbeda-beda. Kebanyakan efek  samping yang timbul disebabkan oleh kandungan estrogen  sehingga saat ini hampir semua pil kontrasepsi mempunyai kadar estrogen yang rendah (20-35 μ g etinilestradiol). Dari sebagian besar penelitian, pemberian dosis 50 μ g menimbulkan efek samping yang sangat rendah.
Jenis-jenis pil kombinasi yang terutama adalah:
a.    Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progesteron (E/P) dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif .
b.    Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progesteron (E/P) dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
c.    Trifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progesteron (E/P) dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. (Arum, 2009)
3.      Mekanisme  Kerja Pil Kombinasi
Pil – pil hormonal terdiri atas komponen estrogen dan progesteron, atau oleh salah satu dari omponen itu. Hormon steroid sintetik dalam metabolismenya sangat berbeda dari hormone steroid yang dikeluarkan oleh ovarium, umumnya dapat dikatakan bahwa komponen estrogen dalam pil dengan jalan menekan sekresi FSH menghalangi maturasi folikel dan ovarium. Karena pengaruh estrogen dari ovarium tidak ada, tiadak terdapat pengeluaran LH. Ditengah – tengah daur haid kurang terdapat FSH dan tidak ada pening katan kadar LH menyebabkan ovulasi terganggu. Komponen progesteron dalam pil kombinasi memperkuat kasiat estrogen untuk mencegah ovulasi, sehingga dalm 95 – 98 % tidak terjadi ovulasi selanjutnya, estrogen dalm dosis tinggi dapat pula mempercepat perjalanan ovum dan enyulitkan terjadinya implantasi dalam endometrium dari ovum yang sudah dibuahi.
Komponen progesteron daam pil kombinasi seperti disebut di atas memperkuat daya ekstrogen untuk mncegah ovulasi. Progesteron sendiri dalam dosis tinggi dapat menghambat ovulasi akan tetapi tidak dalam dosis rendah.
Progesteron mempunyai kasiat sebagai berikut :
a.    Lendir serviks uteri menjadi lebih kental, sehingga menghalangi penetrasi sperma untuk masuk dalam uterus.
b.    Kapasitas sperma yang perlu untuk memasuki ovum terganggu
c.    Beberapa progesteron tertentu seperti noretrinodrel memepunyai efek antiestrogenik terhadap endometrium, sehingga menyulitkan implantasi ovum yang telah dibuahi. (Winkjosastro, 2009)
Dan secara singkat mekanisme kerja Pil kombinasi adalah:
a.    Menekan ovulasi.
b.    Mencegah implantasi.
c.    Lendir servik mengental sehingga sulit dilalui sperma.
d.   Pergeseran  tuba  terganggu  sehingga  transportasi  telur dengan sendiri
akan terganggu pula (Arum , 2009)
4.      Cara Pemakaian Pil Kombinasi
Ada pil kombinasi yang dalam satu bungkus berisi 21 (atau 22) pil dan ada yang berisi 28 pil. Pil yang berjumlah 21-22 diminum mulai hari ke-5 haid tiap hari satu pil terus menerus, dan kemudian berhenti jika isi bungkus habis; sebaiknya pil diminum pada waktu tertentu atau sama setiap harinya, misalnya malam sebelum tidur. Beberapa hari setelah minum pil dihentikan, biasanya terjadi withdrawal bleeding dan pil dalam bungkus kedua dimulai hari ke-5 dari permulaan perdarahan.
Apabila tidak terjadi withdrawal bleeding, maka pil dalam bungkus kedua mulai diminum 7 hari setelah pil dalam bungkus pertama habis. Pil dalam bungkus 28 pil diminum tiap malam terus-menerus. Pada hari pertama haid pil yang inaktif mulai diminum, dan dipilih pil menurut hari yang ditentukan dalam bungkus. Keuntungan minum pil berjumlah 28 biji ialah bahwa karena pil ini diminum tiap hari terus-menerus, tidak mudah dilupakan. Jika lupa meminumnya, pil tersebut hendaknya diminum keesokan paginya, sedang pil untuk hari tersebut diminum pada waktu yang biasa. Jika lupa minum pil dua hari berturut-turut, dapat diminum 2 pil keesokan harinya dan 2 pil lusanya. Selanjutnya, dalam hal demikian, dipergunakan cara kontrasepsi yang lain selama sisa hari dari siklus yang bersangkutan. Demikian pula hendaknya jika mulai minum pil, digunakan cara kontrasepsi lain selama sedikit-sedikitnya 2 minggu. Petunjuk umum untuk hal ini ialah: anggaplah bungkus pertama belum aman. (Winkjosastro, 2009)
5.      Manfaat konstrasepsi Pil kombinasi
Menurut Arum (2009), manfaat Pil kombinasi antara lain :
a.    Memiliki efektivitas yang tinggi.
b.    Resiko terhadap kesehatan sangat kecil.
c.    Tidak menggangu hubungan seksual.
d.   Siklus haid menjadi teratur, banyak darah haid berkurang.
e.    Dapat digunakan jangka panjang.
f.     Dapat digunakan sejak usia remaja sehingga menopause.
g.    Mudah dihentikan setiap saat.
h.    Kesuburan segala kembali penggunaan pil dihentikan.
i.      Dapat digunakan kontrasepsi darurat.
j.      Membantu pencegahan :
1)   Kehamilan ektopik.
2)   Kanker Ovarium.
3)   Kanker Endometrium.
4)   Kista Ovarium.
5)   Penyakit Radang Panggul.
6)   kelainan jinak pada payudara.
7)   Disminorhoe.
8)   Jerawat.

6.      Kelebihan dan kekurangan Pil KB Kombinasi
a.    Efektivitasnya dapat dipercaya (daya guna teoritis hampir 100%, daya guna pemakaian 95-98%.
b.    Frekuensi koitus tidak perlu di atur.
c.    Siklus haid jadi teratur.
d.   Keluhan-keluhan disminorea yang primer menjadi berkurang atau hilang sama sekali (Winkjosastro, 2009)
Sedangkan kekuarangan yang terdapat dalam Pil Kombinasi adalah:
a.    Pil harus di minum tiap hari, sehingga kadang-kadang merepotkan
b.    Motifasi harus kuat,
c.    Adanya efek sampingan walaupun sifatnya sementara umpamanya mual, sakit kepala, muntah, buah dada jadi nyeri,
d.   Kadang-kadang setelah berhenti minum pil dapat timbul amenorea yang persisten
e.    Untuk penduduk golongan tertentu harganya masih mahal.(Winkjosastro, 2009)
7.        Efek Samping Kontrasepsi Pil Kombinasi
Hormon – hormon dalam pil harus cukup kuat untuk dapat mengubah proses biologik, sehingga ovulasi tidak terjadi. Oleh karena itu tidak mengherankan jika kadang–kadang timbul efek sampingan. Efek tersebut pada umumnya ditemukan pada pil kombinasi dengan kelebihan estrogen atau pada pil dengan kelebihan progesteron.
Efek samping yang masih dapat dianggap ringan ialah sebagai berikut:
(Hormon – hormon dalam pil harus cukup kuat untuk dapat mengubah proses biologik, sehingga ovulasi tidak terjadi. Oleh karena itu tidak mengherankan jika kadang–kadang timbul efek sampingan.Efek tersebut pada umumnya ditemukan pada pil kombinasi dengan kelebihan estrogen atau pada pil dengan kelebihan progesteron.
Efek – efek sampingan yang masih dapat dianggap ringan ialah sebagai berikut :
a.    Efek karena kelebihan estrogen. Efek – efek yang sering terdapat ialah rasa mual, retensi cairan, sakit kepala, nyeri pada mamma, flour albus. Rasa mual kadang – kadang disertai muntah, diare, dan rasa perut kembung. 
b.    Efek karena kelebihan progesterone. Progesteron dalam dosis yang berlebihan dapat menyebabkan perdarahan tidak teratur, bertambahnya nafsu makan disertai bertambah berat badan, akne, alopesia, kadang – kadang mamma mengecil, fluor albus, hipomenorea. 
c.    Efek sampingan yang berat. Bahaya yang dikuatirkan dengan pil ialah trombo-emboli, termasuk tromboflebitis, emboli paru – paru, dan trombosis otak.(Wikjosastro, 2009).
8.        Penanganan Efek Samping Kontrasepsi Pil Kombinasi
a.    Amenorea (Tidak ada perdarahan)
Periksa Dalam atau Tes kehamilan, bila tidak hamil dan klien minum pil dengan benar, tenanglah.Tidak perlu pengobatan khusus.Coba berikan pil dengan dosis estrogen 50 mg atau dosis estrogen tetap, tetapi dosis progestin dikurangi.Bila klien hamil intrauterin, hentikan pil dan yakinkan pasien, bahwa pil yang telah diminumnya tidak punya efek pada janin.
b.    Mual, pusing, atau muntah (akibar reaksi anafilaktik)
Tes kehamilan atau tes ginekologik.Bila tidak hamil, sarankan minum pil saat makan malam atau sebelum tidur.
c.    Perdarahan pervaginam/ spotting
        Tes kehamilan atau tes ginekologik. Sarankan minum pil pada waktu yang sama. Jelaskan bahwa perdarahan/spotting hal yang biasa terjadi pada 3 bulan pertama, dan lambat laun akan berhenti. Bila perdarahan/spotting tetap saja terjadi, ganti pil dengan dosis estrogen lebih tinggi (50 mg) sampai perdarahan teratasi, lalu kembali kedosis awal. Bila perdarahan/spotting timbul lagi, lanjutkan dengan dosis 50 mg, atau ganti dengan metode kontrasepsi yang lain. (Arum, 2009)

C.  Tinjauan Umum Tentang Variabel Penelitian
1.    Umur
Umur akseptor merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam penggunaan kontrasepsi yang rasional dalam perencanaan keluarga menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKBBS).Diketahui bahwa usia yang sangat baik untuk reproduksi adalah 20-35 tahun dan umur < 20 tahun adalah usia yang sebaliknya tidak mempunyai anak dulu, karena berbagai alas an serta ibu dengan usia < 35 tahun di anjur kan tidak hamil untuk tidak hamil lagi karena alasan medis dan alasan lainnya semuanya harus di sesuaikan berdasarkan umur dengan tujuan dari wanita pasangan usia subur.dalam hal ini terdapat 3 tahap waktu yang di gunakan sebagai dasar pengunaan kontrasepsi yang rasional, yakni masa menunda kesuburan / menjalankan kesuburan, dan masa menghakhiri kesuburan. (Hartanto, H. 2004)
a.    Menunda kehamilan
Dalam masa menunda kesuburan / kehamilan ini merupakan  waktu bagi wanita pasangan usia subur yang sudah menikah dengan umur <20 tahun.Pada wanita seusia ini,  alat reproduksi masih belum stabil, sehingga di takutkan dapat terjadi hal-hal yang tidak di inginkan bila ia hamil. (Hartanto, H 2004)
b.    Mengatur kehamilan/menjalankan kehamilan
Umur terbaik bagi ibu untuk melahirkan menurut ilmu kesehatan reproduksi usia antara 20-30 tahun, namun akhir-akhir ini mulai beranjak hingga usia 35 tahun.syarat kontrasepsi yang di perlukan wanita seusia ini yang efektivitasnya tinggi, kemampuan mengembalikan kesuburan juga cukup tinggi, karena septor masih mengharap kan punya anak lagi dapat di pakai 3-4 tahun sesuai dengan jarak  kelahiran yang di inginkan   dan tidak menghambat reproduksi ASI.(Hartanto, H 2004)
c.    Mengakhiri kehamilan
Masa iniadalah wanita berusia>35 tahun dan sudah memiliki 2 anak. Kontrasepsi yang di perlukan  adalahyang efektivitasnya tinggi, dan dapat di pakai untuk jangka panjang.(Hartanto, H 2004).
2.    Tinjauan Umum Tentang Keluhan Pengguna Pil Kombinasi
Hormon-hormon dalam pil harus cukup kuat untuk dapat mengubah proses biologik, sehingga ovulasi tidak terjadi. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika kadang-kadang timbul efek samping. Efek tersebut pada umumnya ditemukan pada pil kombinasi dengan kelebihan estrogen atau peda pil dengan kelebihan progesteron. Perlu juga diketahui behwa antara jenis-jenis progestagen terdapat perbedaan mengenai efek tambahan, yakni efek estrogenik, atau efek androgenik, atau efek metabolik.
a.    Efek Karena Kelebihan Estrogen
Efek-efek yang sering terdapat ialah, rasa mual, retensi cairan, sakit kepala, nyeri pada mamae, flour albus. Rasa mual kadang-kadang disertai muntah, diare, dan perut kembung. Retensi cairan disebabkan oleh kurangnya pengeluaran air dan natrium, dan dapat meningkatkan berat badan. Sakit kepala sebagian juga disebabkan oleh retensi cairan. Kepada penderita pemberian garam perlu dikurangi, dan dapat diberikan obat diuretik.
Kadang-kadang efek samping demikian mengganggu akseptor, sehingga ia hendak menghentikan minum pil. Dalam keadaan demikian, ia diharuskan minum pil dengan pil kombinasi yang mengandung dosis estrogen rendah, oleh karena tidak jarang efek itu berkurang dalam beberapa bulan. Akan tetapi, kadang-kadang pemakaian pil terpaksa dihentikan, dan harus dianjurkan kontrasepsi lain. Ada indikasi bahwa pemakaian pil dapat menimbulkan hipertensi pada wanita yang sebelumnya tidak menderita penyakit tersebut. Akan tetapi biasanya hipertensi tidak tinggi, mempengaruhi terutama tekanan sistolik, dan kembali kepada keadaan normal setelah pil dihentikan. Akan tetapi, pengaruh kepada mereka yang sudah menderita hipertensi lebih nyata,. Ada bukti-bukti bahwa minum pil yang cukup lama dengan dosis estrogen yang tinggi dapat menyebabkan pembesaran mioma uteri, akan tetapi biasanya pembesaran itu berhenti jika pemakaian pil dihentikan. Pemakaian pil kadang-kadang dapat menyembuhkan pertumbuhan endometrium yang berlebihan dibawah pengaruh estrogen.
Rendahnya dosis estrogen dalam pil dapat mengakibatkan spotting dan breaktrough bleeding dalam masa intermenstruum.
b.    Efek Karena kelebihan Progestagen
Progestagen dalam dosis yang berlebihan dapat menyebabkan perdarahan tidak teratur, bertambahnya nafsu makan disertai bertambahnya berat badan, akne, alopesia, kadang-kadang mamae mengecil, flour albus hipomenorea. Bertambahnya berat badan karena progestagen kiranya disebabkan oleh bertambahnya nafsu makan dan efek metabolik hormon. Akne dan alopesia bisa timbul karena efek androgenik dari jenis progestagen yang dipakai dalam pil. Progestagen dapat menyebabkan mengecilnya mamae, jika hal ini tidak disenangi oleh akseptor, dapat diberikan kepadanya pil dengan estrogen lebih banyak.
Flour albus yang kadang-kadang ditemukan pada pil dengan progestagen dalam dosis tinggi, mungkin disebabkan oleh meningkatnya infeksi dengan kandida albikans. Kadang-kadang wanita yang minum pi dengan kelebihan progestagen menderita depresi. Ada alasan kuat bahwa depresi itu timbul pada wanita yang sehat, akan tetapi pada wanita yang sebelumnya sudah secara emosional tidak stabil.
c.    Efek samping yang berat
Bahaya yang dikhawatirkan dengan pil adalah trombo-emboli, termasuk tromboflebitis, emboli paru-paru, dan trombosis otak. Mengenai hal ini laporan-laporan dalam kepustakaan sering kali bertentangan. Yang dapat dipakai sebagai pegangan ialah, bahwa kemungkinan untuk terjadinya trombo emboli pada wanita yang minum pil, lebih besar apabila ada faktor-faktor yang memberikan predisposisi, seperti merokok, hipertensi, diabetes melitus, obesitas. (Winkjosastro, 2009)

D.  Kerangka Konseptual
Adapun kerangka konsep Karya Tulis Ilmiah penelitian ini adalah tentang Gambaran  Efek samping Pemakaian Alat Kontrasepsi Pil Kombinasi di UPTD Puskesmas Biru Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone Tahun 2015, adalah :
Skema Kerangka konsep

Umur
 
        Variabel dependen                                                        Variabel Independen
 





Keterangan :
                  Variabel Dependen
                  Variabel Independent
                       




















 
BAB III
SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

A.      Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey yang bersifat deskriptif dan bertujuan untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif. Dimana pada penelitian ini, peneliti ingin memberikan gambaran Pengguna Pil Kombinasi yang mengalami efek samping di UPTD Puskesmas Biru Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone Tahun 2015.

B.       Populasi dan Sampel Penelitian
1.    Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti tersebut (Notoadmodjo, 2005), Populasi dalam penelitian adalah semua ibu Pengguna Pil Kombinasi yang mengalami efek samping di UPTD Puskesmas Biru Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone Tahun 2015.
2.    Sample Penelitian
Sampel adalah sebagian diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmodjo, 2005)
3.    Teknik Penarikan Sampel
22
 
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidential sampling yakni keseluruhan ibu Pengguna Pil kombinasi yang datang di UPTD Puskesmas Biru Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone Tahun 2015 pada saat penelitian berlangsung, dengan kriteria Inklusi:
1.      Ibu akseptor KB pengguna Pil Kombinasi yang tercatat di Puskesmas UPTD Biru sampai tahun 2015.
2.      Ibu akseptor KB yang mengalami Efek Samping Pil Kombinasi  di Puskesmas UPTD Biru sampai tahun 2015.
3.      Ibu akseptor KB yang dapat dijangkau oleh peneliti pada saat penelitian berlangsung
Sedangkan kriteria eksklusi
1.       Ibu akseptor KB pengguna Pil Kombinasi yang tidak tercatat di Puskesmas UPTD Biru sampai tahun 2015.
2.      Ibu akseptor KB yang tidak mengalami Efek Samping Pil Kombinasi  di Puskesmas UPTD Biru sampai tahun 2015.
3.      Ibu akseptor KB yang tidak dapat dijangkau oleh peneliti pada saat penelitian berlangsung

C.      Lokasi dan Jadwal Penelitian
1.    Lokasi Penelitian
Penelitian akan dilakukan di UPTD Puskesmas Biru Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone.
2.    Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan April- Mei tahun 2015


D.      Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif
1.  Efek samping PIL Kombinasi
Defenisi Operasional : Keadaan ibu yang menjalani program KB dengan Pil Kombinasi yang tercatat di UPTD Puskesmas Biru Kec.Tanete  Riattang Kab. Bone
Kriteria Objektif :
a.         Ya : Jika ibu  mengalami Efek Samping
b.         Tidak : Jika ibu tidak mengalami efek samping
2.  Umur
Defenisi Operasional : Umur adalah lamanya responden hidup dihitung berdasarkan tanggal lahir sampai dengan tanggal diadakannya penelitian
Kriteria Objektif:
a.    Beresiko  :  Jika ibu berumur > 35 dan merokok
b.    Tidak beresiko : Jika Ibu >35 dan tidak merokok
3.    Keluhan
Defenisi Operasional adalah :  Gejala yang ada pada salah satu bagian tubuh atau lebih yang dirasakan oleh responden pada saat penelitian dilakukann
Kriteria Objektif:
a.    Beresiko : jika ibu mengalami Amenorea > 3 bulan, Spotting > 3 bulan dan  Mual, Muntah, Pusing > 1 hari ,
b.    Tidak Beresiko : jika ibu mengalami Amenorea < 3 bulan, Spotting < 3 bulan dan  Mual, Muntah, Pusing ≥ 1 hari.
E.       Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperoleh adalah data primer, dengan melakukan pengukuran langsung ketempat penelitian dan membagikan kuisioner yang telah dipersiapkan  terlebih dahulu pada responden sebelumnya telah diberikan penjelasan. Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah secara manual dengan menggunakan langka-langkah : 
1.    Editing
Proses editing dengan memeriksa kembali data yang telah dikumpulkan dari rekam medik  dan  data pencatatan KB ini berarti semua data harus diteliti kelengkapan data yang diberikan dari data yang diberikan.
2.    Coding
Untuk memudahkan dalampengolahan data maka untuk setiap data diberi kode sesuai dengan karakter.
3.    Skoring
Tahap ini dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban atau hasil observasi sehingga setiap responden atau hasil observasi dapat diberikan skor. Tidak ada pedoman yang baku untuk scoring namun scoring harus diberikan.
4.    Tabulating
Mentabulasi dengan memuat tabel-tabel sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. (Alimul Azis, 2007).
F.       Teknik Analisa Data
Setelah data terkumpul kemudian  ditabulasi dan dikelompokkan sesuai dengan variabel yang diteliti, dikalikan 100% dan hasilnya berupa prosentase. Data di olah secara manual dengan menggunakan kalkulator, sedangkan   penyajian data di tampilkan dalam  bentuk  tabel  frekuensi dan persentase di sertai penjelasan dengan menggunakan Rumus : 
 


Keterangan:
P : Presentase
f: Frekuensi
N: Jumlah subjek. (Machfoedz, 2011).

G.       Aspek Etis Penelitian
Setelah mendapat persetujuan dari pihak terkait, penelitian dilakukan dengan menekankan masalah etika yang meliputi :
1.    Informed Concent
Merupakan lembar persetujuan yang akan diedarkan sebelum penelitian dilakukan pada seluruh klien yang memenuhi kriteria inklusi untuk diteliti. Tujuannya supaya mengerti maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti selama pengumpulan data. Jika responden bersedia diteliti maka harus menandatangani lembar persetujuan, jika responeden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.
2.    Anonimity ( Tanpa Nama )
Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data (observasi) yang diisi oleh peneliti dan  hanya diberi kode tertentu.
3.    Confidentiallity (Kerahasiaan)
Informasi yang berhasil dikumpulkan dari sampel peneliti dijaga dan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti dan hanya kelompok tertentu sajayang  mengetahui hasil penelitian atau riset. (Alimul Azis, 2007)




















 
DAFTAR PUSTAKA

Arum, 2009. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Jogyakarta. Nuha Offset.

Barbara, 2005. Panduan Belajar Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir. ed. 3. Jakarta : EGC

BPS, BKKBN. 2012. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012.

Data UPTD Puskesmas Biru, 2014

Dinas Kesehatan Kabupaten Bone Tahun 2014

Handayani,2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihama

Hartanto, 2004. Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Jakarta; Pustaka Sinar Harapan.

Hidayat, A. 2007. Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah, Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika

Kemenkes, 2013. Riset Kesehatan Dasar. BPPK-Kemenkes Tahun 2013

Mahfoedz, I., 2011. Bio Statistika. Yogyakarta : Fitramaya

Manuaba, IBG, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan KB. Jakarta: EGC 

Mochtar R, 2013. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. ed.3, Jilid 1. Jakarta :

Nursalam, 2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan,. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika

Rencana Strategis (RENSTRA). Pembangunan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Tahun 2010-2014

Saifuddin, AB,. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Suratun dkk,. 2008. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi. Trans Info Media. Jakarta.
Wiknjosastro H., 2009.  Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono. Prawiroharjo

 
PROPOSAL  PENELITIAN

GAMBARAN  EFEK SAMPING PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI    PIL   KOMBINASI    DI  UPTD PUSKESMAS BIRU KECAMATAN TANETE RIATTANG KABUPATEN BONE
TAHUN 2015


batari toja akbid.jpg










Dosen Pembimbing:
Asriwati, S.Keb. S.Pd, M.Kes.


Disusun Oleh :
Kelompok
Ketua              : Riska                        BT 1302136
Anggota          :
  Irmawati                  BT 1302124
  Linda Suriani          BT 1302128
  Riri Anggriani         BT 1302135






AKADEMI KEBIDANAN BATARI TOJA
W A T A M P O N E
2015

 
KATA PENGANTAR
https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTEnA_MN25Svih2o6LJ646tzszP7wOocRRoxlPRixDJxNMEH3Tc0A


Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan karunianya penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah berjudul “GAMBARAN  EFEK SAMPING PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI  PIL   KOMBINASI DI UPTD PUSKESMAS BIRU KECAMATAN TANETE RIATTANG KABUPATEN BONE TAHUN 2015”. Tujuan Proposal ini selain untuk sebagai acuan untuk melakukan penelitian dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah  juga untuk menambah pengetahuan dan wawasan kepada pembaca tentang cara pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: dosen pembimbing, kedua orang tua tercinta serta teman-teman seperjuangan yang telah banyak membantu dan bekerjasama dalam menyelesaikan proposal ini.
Dalam penyusunan proposal ini penulis menyadari masih banyak kekurangan untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun sebagai perbaikan untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah  yang akan datang.
Watampone, 27  April 2015
        Penulis



i
 
 



 
DAFTAR ISI
                     Halaman
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………....ii
BAB I :  PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang ……………………………………………………...1
B.  Rumusan Masalah ………………………………………...………...5
C.  Tujuan Penelitian…………….……………………….......................5
D.  Manfaat Penelitian…………………………………………...……...5
BAB II :  TINJAUAN PUSTAKA
A.  Tinjauan Umum Tentang Kontrasepsi…..…………………………..7
B.  Tinjauan Umum Tentang Pil Kombinasi…………………………....8
C.  Tinjauan Umum Tentang Variabel Penelitian……………………..16
D.  Kerangka Konsep…………………………………………………..20
BAB III :  SUBJEK DAN METODE PENELITIAN
A.  Desain Penelitian .............................................................................22
B.  Populasi dan Sampel Penelitian........................................................22
C.  Lokasi dan Jadwal Penelitian............................................................23
D.  Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif......................................24
E.   Teknik Pengumpulan Data................................................................25
F.   Teknik Analisa Data.........................................................................25
G.  Aspek Etis Penelitian........................................................................26
ii
 
ii
 
DAFTAR PUSTAKA


No comments:

Post a Comment