|
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Visi
BKKBN adalah Penduduk Tumbuh Seimbang 2015 .Visi tersebutmengacu kepada fokus
pembangunan pada Rencana Pembangunan Jangka PanjangNasional tahun 2005-2025 dan
Visi misi Presiden yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJMN) tahun 2010-2014. Visi ini merupakan salahsatu prioritas pembangunan
nasional yaitu mewujudkan pertumbuhan penduduk yang seimbang dan keluarga
berkualitas yang ditandai dengan menurunnya angka fertilitas(TFR) menjadi 2,1
dan Net Reproductive Rate (NRR) = 1. (Rencana Strategis BKKBN, 2005-2025)
|
Dalam
rangka mencapai sasaran peningkatan kualitas SDM Indonesia, terutamayang
ditandai dengan Net Reproductive Rate (NRR) = 1 maka arah kebijakan pembangunan
kependudukan danKB dalam RPJMN 2010-2014 diarahkan kepada pengendalian
kuantitas pendudukyang dilakukan melalui tiga fokus prioritas: Pertama,
revitalisasi program KB melalui:pengembangan dan sosialisasi kebijakan
pengendalian penduduk yang responsive gender, pembinaan dan peningkatan
kemandirian keluarga berencana, promosidan penggerakan masyarakat, peningkatan
dan pemanfaatan sistem informasimanajemen (SIM) berbasis teknologi informasi,
pelatihan, penelitian danpengembangan program kependudukan dan KB dan
peningkatan kualitas manajemen program.(Rencana Strategis BKKBN, 2005-2025)
Berbagai
metode yang dilakukan dalam rangka menjarangkan kehamilan, ditemukannya
berbagai alat kontrasepsi yang merupakan solusi yang tepat dan modern, sehingga
laju kepadatan penduduk dapat diatasi melalui keluarga berencana.Pembatasan
kelahiran dalam rangka panjang dapat menurunkan angka kematian ibu.Seperti
diketahui, sebab utama dari kematian ibu adalah pendarahan waktu melahirkan dan
calon pendarahan utama adalah ibu-ibu yang telah mempunyai 4 anak ke atas.
Pembatasan kelahiran akan menurunkan insiden keganasan serviks oleh karena
salah satu faktor timbulnya keganasan serviks yang merupakan tumor ganas yang
terbanyak di Indonesia, adalah melahirkan anak yang terlalu banyak. (Rencana
Strategis BKKBN, 2005-2025)
Tingkat
pencapaian pelayanan Keluarga Berencana dapat dilihat dari cakupan Pasangan
Usia Subur (PUS) yang sedang menggunakan alat/metode kontrasepsi (KB aktif),
cakupan peserta KB yang baru menggunakan alat/metode kontrasepsi, tempat
pelayanan KB, dan jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor. Masa subur seorang
wanita memiliki peranan bagi terjadinya kehamilan sehingga peluang wanita
melahirkan menjadi cukup tinggi.(Kemenkes, 2012)
Menurut
hasil Riskesdas 2013 proporsi perempuan berstatus kawin umur 15-49 tahun
menggunakan alat/cara KB sebesar 56,0%, pernah/tidak menggunakan lagi sebesar
25,6% dan tidak pernah sama sekali sebesar 18,4%, Menurut jenis penggunaan
alat/cara KB yaitu sterilisasi wanita (2,2%), terilisasi pria(0,1%), PIL(12,8%),
IUD/AKDR/Spiral(5,1%), Suntikan (32,4%), Implant (1,4%), Kondom (1,1%),
Amenorhoe laktasi (0,1%), pantang berkala/kalender (0,4%), senggama terputus
(0,3%), lainnya (0,1%)dan tidak menggunakan(44,0%). (Riskesdas 2013,diakses 11 Februari 2015)
Di
Sulawesi Selatan tahun 2013, persentase tertinggi alat/cara KB yang dipakai
peserta KB aktif adalah suntikan (46,49%), kemudian PIL (31,65%), Implant
(8,95%), Kondom (6,27%), IUD (4,64%), MOP (0,26 %), MOW (1,69%), obat vagina
(0,03%) dan lainnya (0,05%). Sedangkan persentase penggunaan kontrasepsi bagi
peserta KB baru yang terbanyak selama tahun 2012 tersebut masing-masing
Suntikan (46,52%), Pil (31,25%), Kondom (9,70%), Implant (7,40%), IUD (4,01%), MOW
(0,88%), MOP (0,21%), obat vagina (0,00%) dan lainnya (0,03%). (Dikes Sul-Sel,
2013).
Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bone tahun 2013
jumlah KB aktif sebanyak 87.231 akseptor, dimana 48.150 orang atau 36.9
% memakai suntikan, 33.043 akseptor atau 25.32%
memakai pil, 577 akseptor atau 0.44% yang memakai implan, 4.671 orang
atau 3.58% yang memakai kondom, 413
akseptor atau 0.32% yang memakai IUD, 186 akseptor atau 0.14% dengan metode operasi wanita (MOW)
dan sebanyak 191 akseptor atau 0.15% dengan metode operasi pria (MOP) dan yang
mengalami efek samping pil sebanyak 309
akseptor, IUD 41 akseptor, IUD 41 akseptor, suntikan 934 akseptor, implant 505
akseptor sedangkan pada tahun 2014
jumlah peserta KB aktif adalah 87.274 (66,89%), dengan pemakaian alat
kontrasepsi pil sebanyak 27.690 (21,22%)
, kondom 8.24349 (6,32%), suntikan
49.582 (38%), IUD 349 (027%), implan 1.336 (1,02%), MOW 47 ( 0,04%) , MOP 21 (
0.02 %) dan yang mengalami efek samping dari pengguna pil sebanyak 210
akseptor, IUD sebanyak 36 akseptor, implant sebanyak 67akseptor dan suntikan
sebanyak 677 akseptor . (data Dinkes Kab.Bone 2013 / 2014 ).
Data
yang diperoleh dari UPTD Puskesmas Biru Kec.Tanete Riattang Kab. Bone tahun 2013
pengguna kontrasepsi suntikan sebanyak 238 akseptor, IUD sebanyak 13 akseptor,
Implan sebanyak 25 akseptor, Pil sebanyak 147 akseptor dan kondom sebanyak 56
akseptor, tahun 2014 pengguna kontrasepsi suntikan sebanyak 327 akseptor, IUD
sebanyak 12 akseptor, Implan sebanyak 13 akseptor, Pil sebanyak 80 akseptor dan
kondom sebanyak 75 akseptor, tahun 2014 pengguna kontrasepsi suntikan sebanyak 245
akseptor, IUD sebanyak 12 akseptor, Implan sebanyak 12 akseptor, Pil sebanyak82akseptor
dan kondom sebanyak 65 akseptor. (Data UPTD Puskesmas Biru, 2014).
.Melihat
data yang telah diuraikan diatas pengguna kontrasepsi pada pasangan usia subur,
namun penggunaan kontrasepsi menimbulkan efek samping. Berdasarkan
hal tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk membuat karya tulis ilmiah
dengan mengangkat judul “Gambaran Efek
samping Pemakaian Alat Kontrasepsi Pil Kombinasi di UPTD Puskesmas Biru
Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone Tahun 2014.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan pada latar
belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :Bagaimanakah
Gambaran Efek samping Pemakaian Alat
Kontrasepsi Pil Kombinasi di UPTD Puskesmas Biru Kecamatan Tanete Riattang
Kabupaten Bone Tahun 2015”
C. Tujuan Penelitian
1.
Tujuan Umum
Mengetahui gambaran efek
samping pemakaian alat kontrasepsi pil kombinasi di UPTD Puskesmas Biru
Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone Tahun 2015.
2.
Tujuan Khusus
a.
Untuk mengetahui gambaran Efek samping pengguna
Alat Kontrasepsi Pil Kombinasi berdasarkan umur di UPTD Puskesmas Biru
Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone Tahun 2015
b.
Untuk mengetahui gambaran efek samping keluhan
pengguna alat kontrasepsi pil kombinasi di UPTD Puskesmas Biru Kecamatan Tanete
Riattang Kabupaten Bone Tahun 2015
D.
Manfaat Penelitian
1.
Manfaat Ilmiah
Dapat
memperkaya konsep teoriyang menyongsong perkembangan
ilmu pengetahuan
kebidanan khususnya pada pengetahuan tentang Keluarga Berencana.
2.
Manfaat Praktis
a.
Bagi Akseptor
Dapat memberikan
masukan yang berarti bagi para ibu dalam meningkatkan pengetahuan tentang Keluarga
Berencana melalui presfektif motivasi.
b.
Bagi peneliti atau Mahasiswa
Untuk menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh
selama perkuliahan di Akademi Lapatau Watampone.
c.
Bagi Instansi Pelayanan
Hasil penelitian ini
diharapkan bisa dijadikan masukan bagi pengelola program kesehatan untuk
mengembangkan pendidikan kesehatan
(penyuluhan) bagi masyarakat
sebagai upaya menekan Laju
pertumbuhan Penduduk untuk mencapai Target MDGs 2015.
d.
Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan bahan untuk penelitian
selanjutnya
|
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Tinjauan Umum Tentang Kontrasepsi
1.
Pengertian
Kontrasepsi
a.
Kontrasepsi adalah usaha-usaha
untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara,
dapat juga bersifat permanen. (Winkjosastro, 2009)
b.
Kontrasepsi
adalah : pencegahan kehamilan yang
disadari yang memiliki implikasi individu dan sosial. (Barbara, 2005)
2.
Tujuan
Kontrasepsi
a.
Menurunkan tingkat kelahiran
dengan mengikut sertakan seluruh lapisan masyarakat dan potensi yang ada.
b.
Meningkatkan jumlah peserta KB
dan tercapainya pemerataan serta kualitas peserta KB yang menggunakan alat
kontrasepsi efektif dan mantap dengan pelayanan bermutu.
c.
Mengembangkan usaha-usaha untuk
membantu meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak, menurunkan tingkat kematian
bayi dan anak-anak di bawah usia lima tahun serta memperkecil kematian ibu
karena risiko kehamilan dan persalinan.
d.
|
Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap
penerimaan, penghayatan dan pengalaman norma keluarga kecil yang bahagia dan
sejahtera sebagai cara hidup yang layak dan bertanggung jawab.
e.
Meningkatkan peranan dan
tanggung jawab wanita, pria dan generasi muda dalam pelaksanaan upaya-upaya
penanggulangan masalah kependudukan.
f.
Mencapai kemantapan, kesadaran,
tanggung jawab dan peran serta keluarga dan masyarakat dalam pelaksanaan
gerakan KB sehingga lebih mampu meningkatkan kemandiriannya di willayah
masing-masing.
g.
Mengembangkan usaha-usaha
peningkatan mutu sumber daya manusia untuk meningkatkan taraf hidup, kecerdasan
dan kesejahteraan keluarga dan masyarakat dalam memprcepat pelembagaan
nilai-nilai.
h.
Memeratakanpenggarapan gerakan
KB ke seluruh wilayah dan lapisan masyarakat perkotaan, pedesaan, kumuh, miskin
dan daerah pantai.
i.
Meningkatkan jumlah dan mutu
tenaga atau pengelolah gerakan KB yang mampu memberikan pelayanan KB yang dapat
menjangkau seluruh lapisan masyarakat di seluruh pelosok tanah air dengan
kualitas yang tinggi dan kenyamanan yang memenuhi harapan. (Arum, 2009).
B.
Tinjauan Umum Tentang Kontrasepsi Pil
Kombinasi
1. Pengertian Pil Kombinasi
Kontrasepsi oral steroid kombinasi
adalah metode kontrasepsi yang paling efektif.Terdiri atas kombinasi estrogen dan
gestagen dalam dosis tertentu. Estrogen dan gestagen yang dipakai adalah
steroid sintetik dimana steroid sintetik
mempunyai potensi yang lebih tinggi per unit dibandingkan dengan steroid alamiah kalau ditelan per
oral. Kandungan estrogen yang banyak digunakan ialah etinilestradiol dan
mestranol (3 metil eter). Mestranol didalam hati akan mengalami proses dimetilasi menjadi
etinilestradiol. Sedangkan gestagen yang digunakan adalah derivat 19
nor-testosteron berupa noretinodrel, norethindron asetat, etinodial diasetat
dan norgestrel.(1
Saat ini telah tersedia juga gestagen
generasi ke-3 yang bersifat “Lipid friendly” yaitu desogestrel, gestoden dan
norgestimat. Pil kombinasi adalah kontrasepsi oral yang paling sering
digunakan, diminum setiap hari selama 3 minggu dan dihentikan pemakaiannya
selama 1 minggu, yang dalam waktu 1 minggu itubiasanya akan terjadi perdarahan
dari uterus akibatpenghentian pemakaian obat.
Pil kombinasi adalah kontrasepsi yang
pada dasarnya meniru proses-proses alamiah, yakni akan mengantikan produksi
normal; estrogen dan progestron oleh ovarium (Hartanto, 2004).
Pil kombinasi adalah pil hormonal yang
terdiri atas komponen estrogen dan komponen progestagen (Wiknjosastro, 2010).
Pil kombinasi merupakan pil
kontrasepsi yang berisi hormon sintesis estrogen dan progestron (Handayani,
2010).
2. Jenis-Jenis Pil Kombinasi
Pertama kali ditemukan oleh Pincus
(Pincus Pill). Jenis
monofasik
paling banyak
digunakan saat ini. Setiap tabletnya
mengandung 30 -100 μ g etinilestradiol (di beberapa negara terdapat pula tablet dengan 10 dan 20 μ g)
dan gestagen sintetik dengan dosis yang
berbeda-beda. Kebanyakan efek samping
yang timbul disebabkan oleh kandungan estrogen
sehingga saat ini hampir semua pil kontrasepsi mempunyai kadar estrogen
yang rendah (20-35 μ g etinilestradiol). Dari sebagian besar penelitian,
pemberian dosis 50 μ g menimbulkan efek samping yang sangat rendah.
Jenis-jenis
pil kombinasi yang terutama adalah:
a. Monofasik : pil yang
tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progesteron
(E/P) dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif .
b. Bifasik : pil yang
tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progesteron
(E/P) dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
c. Trifasik : pil yang
tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progesteron
(E/P) dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. (Arum,
2009)
3. Mekanisme Kerja Pil Kombinasi
Pil – pil hormonal
terdiri atas komponen estrogen dan progesteron, atau oleh salah satu dari
omponen itu. Hormon steroid sintetik dalam metabolismenya sangat berbeda dari
hormone steroid yang dikeluarkan oleh ovarium, umumnya dapat dikatakan bahwa
komponen estrogen dalam pil dengan jalan menekan sekresi FSH menghalangi
maturasi folikel dan ovarium. Karena pengaruh estrogen dari ovarium tidak ada,
tiadak terdapat pengeluaran LH. Ditengah – tengah daur haid kurang terdapat FSH
dan tidak ada pening katan kadar LH menyebabkan ovulasi terganggu. Komponen
progesteron dalam pil kombinasi memperkuat kasiat estrogen untuk mencegah
ovulasi, sehingga dalm 95 – 98 % tidak terjadi ovulasi selanjutnya, estrogen
dalm dosis tinggi dapat pula mempercepat perjalanan ovum dan enyulitkan
terjadinya implantasi dalam endometrium dari ovum yang sudah dibuahi.
Komponen
progesteron daam pil kombinasi seperti disebut di atas memperkuat daya
ekstrogen untuk mncegah ovulasi. Progesteron sendiri dalam dosis tinggi dapat
menghambat ovulasi akan tetapi tidak dalam dosis rendah.
Progesteron
mempunyai kasiat sebagai berikut :
a. Lendir serviks uteri menjadi lebih kental,
sehingga menghalangi penetrasi sperma untuk masuk dalam uterus.
b. Kapasitas sperma yang perlu untuk memasuki
ovum terganggu
c. Beberapa progesteron tertentu seperti
noretrinodrel memepunyai efek antiestrogenik terhadap endometrium, sehingga
menyulitkan implantasi ovum yang telah dibuahi. (Winkjosastro, 2009)
Dan secara singkat mekanisme kerja Pil kombinasi adalah:
a. Menekan ovulasi.
b. Mencegah implantasi.
c. Lendir servik mengental sehingga sulit
dilalui sperma.
d. Pergeseran tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendiri
akan terganggu pula (Arum , 2009)
4. Cara Pemakaian Pil Kombinasi
Ada pil kombinasi
yang dalam satu bungkus berisi 21 (atau 22) pil dan ada yang berisi 28 pil. Pil
yang berjumlah 21-22 diminum mulai hari ke-5 haid tiap hari satu pil terus
menerus, dan kemudian berhenti jika isi bungkus habis; sebaiknya pil diminum
pada waktu tertentu atau sama setiap harinya, misalnya malam sebelum tidur.
Beberapa hari setelah minum pil dihentikan, biasanya terjadi withdrawal
bleeding dan pil dalam bungkus kedua dimulai hari ke-5 dari permulaan
perdarahan.
Apabila tidak
terjadi withdrawal bleeding, maka pil dalam bungkus kedua mulai diminum 7 hari setelah
pil dalam bungkus pertama habis. Pil dalam bungkus 28 pil diminum tiap malam
terus-menerus. Pada hari pertama haid pil yang inaktif mulai diminum, dan
dipilih pil menurut hari yang ditentukan dalam bungkus. Keuntungan minum pil
berjumlah 28 biji ialah bahwa karena pil ini diminum tiap hari terus-menerus,
tidak mudah dilupakan. Jika lupa meminumnya, pil tersebut hendaknya diminum
keesokan paginya, sedang pil untuk hari tersebut diminum pada waktu yang biasa.
Jika lupa minum pil dua hari berturut-turut, dapat diminum 2 pil keesokan
harinya dan 2 pil lusanya. Selanjutnya, dalam hal demikian, dipergunakan cara
kontrasepsi yang lain selama sisa hari dari siklus yang bersangkutan. Demikian
pula hendaknya jika mulai minum pil, digunakan cara kontrasepsi lain selama
sedikit-sedikitnya 2 minggu. Petunjuk umum untuk hal ini ialah: anggaplah
bungkus pertama belum aman. (Winkjosastro, 2009)
5. Manfaat konstrasepsi Pil kombinasi
Menurut Arum (2009), manfaat Pil kombinasi antara lain :
a. Memiliki efektivitas yang tinggi.
b. Resiko terhadap kesehatan sangat kecil.
c. Tidak menggangu hubungan seksual.
d. Siklus haid menjadi teratur, banyak darah
haid berkurang.
e. Dapat digunakan jangka panjang.
f. Dapat digunakan sejak usia remaja sehingga
menopause.
g. Mudah dihentikan setiap saat.
h. Kesuburan segala kembali penggunaan pil
dihentikan.
i. Dapat digunakan kontrasepsi darurat.
j. Membantu pencegahan :
1) Kehamilan ektopik.
2) Kanker Ovarium.
3) Kanker Endometrium.
4) Kista Ovarium.
5) Penyakit Radang Panggul.
6) kelainan jinak pada payudara.
7) Disminorhoe.
8) Jerawat.
6. Kelebihan dan kekurangan Pil KB Kombinasi
a. Efektivitasnya dapat dipercaya (daya guna
teoritis hampir 100%, daya guna pemakaian 95-98%.
b. Frekuensi koitus tidak perlu di atur.
c. Siklus haid jadi teratur.
d. Keluhan-keluhan disminorea yang primer
menjadi berkurang atau hilang sama sekali (Winkjosastro, 2009)
Sedangkan kekuarangan yang terdapat dalam Pil Kombinasi adalah:
a. Pil harus di minum tiap hari, sehingga
kadang-kadang merepotkan
b. Motifasi harus kuat,
c. Adanya efek sampingan walaupun sifatnya
sementara umpamanya mual, sakit kepala, muntah, buah dada jadi nyeri,
d. Kadang-kadang setelah berhenti minum pil
dapat timbul amenorea yang persisten
e. Untuk penduduk golongan tertentu harganya
masih mahal.(Winkjosastro, 2009)
7.
Efek
Samping Kontrasepsi Pil Kombinasi
Hormon – hormon dalam pil harus cukup kuat
untuk dapat mengubah proses biologik, sehingga ovulasi tidak terjadi. Oleh
karena itu tidak mengherankan jika kadang–kadang timbul efek sampingan. Efek
tersebut pada umumnya ditemukan pada pil kombinasi dengan kelebihan estrogen
atau pada pil dengan kelebihan progesteron.
Efek samping yang masih dapat dianggap
ringan ialah sebagai berikut:
(Hormon – hormon
dalam pil harus cukup kuat untuk dapat mengubah proses biologik, sehingga
ovulasi tidak terjadi. Oleh karena itu tidak mengherankan jika kadang–kadang
timbul efek sampingan.Efek tersebut pada umumnya ditemukan pada pil kombinasi
dengan kelebihan estrogen atau pada pil dengan kelebihan progesteron.
Efek
– efek sampingan yang masih dapat dianggap ringan ialah sebagai berikut :
a.
Efek karena kelebihan estrogen.
Efek – efek yang sering terdapat ialah rasa mual, retensi cairan, sakit kepala,
nyeri pada mamma, flour albus. Rasa mual kadang – kadang disertai muntah,
diare, dan rasa perut kembung.
b.
Efek karena kelebihan
progesterone. Progesteron dalam dosis yang berlebihan dapat menyebabkan
perdarahan tidak teratur, bertambahnya nafsu makan disertai bertambah berat
badan, akne, alopesia, kadang – kadang mamma mengecil, fluor albus,
hipomenorea.
c.
Efek sampingan yang berat.
Bahaya yang dikuatirkan dengan pil ialah trombo-emboli, termasuk
tromboflebitis, emboli paru – paru, dan trombosis otak.(Wikjosastro, 2009).
8.
Penanganan Efek Samping
Kontrasepsi Pil Kombinasi
a.
Amenorea (Tidak ada perdarahan)
Periksa
Dalam atau Tes kehamilan, bila tidak hamil dan klien minum pil dengan benar,
tenanglah.Tidak perlu pengobatan khusus.Coba berikan pil dengan dosis estrogen
50 mg atau dosis estrogen tetap, tetapi dosis progestin dikurangi.Bila klien
hamil intrauterin, hentikan pil dan yakinkan pasien, bahwa pil yang telah
diminumnya tidak punya efek pada janin.
b.
Mual, pusing, atau muntah
(akibar reaksi anafilaktik)
Tes kehamilan atau
tes ginekologik.Bila tidak hamil, sarankan minum pil saat makan malam atau
sebelum tidur.
c.
Perdarahan pervaginam/ spotting
Tes kehamilan atau tes ginekologik.
Sarankan minum pil pada waktu yang sama. Jelaskan bahwa perdarahan/spotting hal
yang biasa terjadi pada 3 bulan pertama, dan lambat laun akan berhenti. Bila
perdarahan/spotting tetap saja terjadi, ganti pil dengan dosis estrogen lebih
tinggi (50 mg) sampai perdarahan teratasi, lalu kembali kedosis awal. Bila
perdarahan/spotting timbul lagi, lanjutkan dengan dosis 50 mg, atau ganti
dengan metode kontrasepsi yang lain. (Arum, 2009)
C.
Tinjauan Umum Tentang Variabel
Penelitian
1.
Umur
Umur akseptor merupakan salah satu faktor yang
menentukan dalam penggunaan kontrasepsi yang rasional dalam perencanaan
keluarga menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKBBS).Diketahui bahwa usia yang sangat baik untuk reproduksi adalah 20-35
tahun dan umur < 20 tahun adalah usia yang sebaliknya tidak mempunyai anak
dulu, karena berbagai alas an serta ibu dengan usia < 35 tahun di anjur kan
tidak hamil untuk tidak hamil lagi karena alasan medis dan alasan lainnya
semuanya harus di sesuaikan berdasarkan umur dengan tujuan dari wanita pasangan
usia subur.dalam hal ini terdapat 3 tahap waktu yang di gunakan sebagai dasar
pengunaan kontrasepsi yang rasional, yakni masa menunda kesuburan / menjalankan
kesuburan, dan masa menghakhiri kesuburan. (Hartanto, H. 2004)
a.
Menunda kehamilan
Dalam masa menunda
kesuburan / kehamilan ini merupakan
waktu bagi wanita pasangan usia subur yang sudah menikah dengan umur
<20 tahun.Pada wanita seusia ini,
alat reproduksi masih belum stabil, sehingga di takutkan dapat terjadi
hal-hal yang tidak di inginkan bila ia hamil. (Hartanto, H 2004)
b.
Mengatur kehamilan/menjalankan
kehamilan
Umur terbaik bagi
ibu untuk melahirkan menurut ilmu kesehatan reproduksi usia antara 20-30 tahun,
namun akhir-akhir ini mulai beranjak hingga usia 35 tahun.syarat kontrasepsi
yang di perlukan wanita seusia ini yang efektivitasnya tinggi, kemampuan
mengembalikan kesuburan juga cukup tinggi, karena septor masih mengharap kan punya
anak lagi dapat di pakai 3-4 tahun sesuai dengan jarak kelahiran yang di inginkan dan tidak menghambat reproduksi
ASI.(Hartanto, H 2004)
c.
Mengakhiri kehamilan
Masa iniadalah
wanita berusia>35 tahun dan sudah memiliki 2 anak. Kontrasepsi yang di
perlukan adalahyang efektivitasnya
tinggi, dan dapat di pakai untuk jangka panjang.(Hartanto, H 2004).
2. Tinjauan Umum Tentang
Keluhan Pengguna Pil Kombinasi
Hormon-hormon
dalam pil harus cukup kuat untuk dapat mengubah proses biologik, sehingga
ovulasi tidak terjadi. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika kadang-kadang
timbul efek samping. Efek tersebut pada umumnya ditemukan pada pil kombinasi
dengan kelebihan estrogen atau peda pil dengan kelebihan progesteron. Perlu
juga diketahui behwa antara jenis-jenis progestagen terdapat perbedaan mengenai
efek tambahan, yakni efek estrogenik, atau efek androgenik, atau efek
metabolik.
a. Efek Karena Kelebihan Estrogen
Efek-efek
yang sering terdapat ialah, rasa mual, retensi cairan, sakit kepala, nyeri pada
mamae, flour albus. Rasa mual kadang-kadang disertai muntah, diare, dan perut
kembung. Retensi cairan disebabkan oleh kurangnya pengeluaran air dan natrium,
dan dapat meningkatkan berat badan. Sakit kepala sebagian juga disebabkan oleh
retensi cairan. Kepada penderita pemberian garam perlu dikurangi, dan dapat
diberikan obat diuretik.
Kadang-kadang
efek samping demikian mengganggu akseptor, sehingga ia hendak menghentikan
minum pil. Dalam keadaan demikian, ia diharuskan minum pil dengan pil kombinasi
yang mengandung dosis estrogen rendah, oleh karena tidak jarang efek itu
berkurang dalam beberapa bulan. Akan tetapi, kadang-kadang pemakaian pil
terpaksa dihentikan, dan harus dianjurkan kontrasepsi lain. Ada indikasi bahwa
pemakaian pil dapat menimbulkan hipertensi pada wanita yang sebelumnya tidak
menderita penyakit tersebut. Akan tetapi biasanya hipertensi tidak tinggi,
mempengaruhi terutama tekanan sistolik, dan kembali kepada keadaan normal
setelah pil dihentikan. Akan tetapi, pengaruh kepada mereka yang sudah menderita
hipertensi lebih nyata,. Ada bukti-bukti bahwa minum pil yang cukup lama dengan
dosis estrogen yang tinggi dapat menyebabkan pembesaran mioma uteri, akan
tetapi biasanya pembesaran itu berhenti jika pemakaian pil dihentikan.
Pemakaian pil kadang-kadang dapat menyembuhkan pertumbuhan endometrium yang
berlebihan dibawah pengaruh estrogen.
Rendahnya dosis estrogen dalam
pil dapat mengakibatkan spotting dan breaktrough
bleeding dalam masa intermenstruum.
b. Efek Karena kelebihan Progestagen
Progestagen dalam dosis yang
berlebihan dapat menyebabkan perdarahan tidak teratur, bertambahnya nafsu makan
disertai bertambahnya berat badan, akne, alopesia, kadang-kadang mamae
mengecil, flour albus hipomenorea. Bertambahnya berat badan karena progestagen
kiranya disebabkan oleh bertambahnya nafsu makan dan efek metabolik hormon.
Akne dan alopesia bisa timbul karena efek androgenik dari jenis progestagen
yang dipakai dalam pil. Progestagen dapat menyebabkan mengecilnya mamae, jika
hal ini tidak disenangi oleh akseptor, dapat diberikan kepadanya pil dengan
estrogen lebih banyak.
Flour albus yang kadang-kadang
ditemukan pada pil dengan progestagen dalam dosis tinggi, mungkin disebabkan
oleh meningkatnya infeksi dengan kandida albikans. Kadang-kadang wanita yang
minum pi dengan kelebihan progestagen menderita depresi. Ada alasan kuat bahwa
depresi itu timbul pada wanita yang sehat, akan tetapi pada wanita yang
sebelumnya sudah secara emosional tidak stabil.
c. Efek samping yang berat
Bahaya yang dikhawatirkan
dengan pil adalah trombo-emboli, termasuk tromboflebitis, emboli paru-paru, dan
trombosis otak. Mengenai hal ini laporan-laporan dalam kepustakaan sering kali
bertentangan. Yang dapat dipakai sebagai pegangan ialah, bahwa kemungkinan
untuk terjadinya trombo emboli pada wanita yang minum pil, lebih besar apabila
ada faktor-faktor yang memberikan predisposisi, seperti merokok, hipertensi,
diabetes melitus, obesitas. (Winkjosastro, 2009)
D. Kerangka Konseptual
Adapun kerangka konsep Karya Tulis Ilmiah penelitian ini adalah tentang Gambaran Efek samping Pemakaian Alat Kontrasepsi Pil
Kombinasi di UPTD Puskesmas Biru Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone Tahun
2015, adalah :
Skema Kerangka konsep
|
Variabel dependen Variabel Independen
Keterangan
:
Variabel Dependen
Variabel Independent
|
BAB III
SUBJEK DAN METODE PENELITIAN
A.
Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey yang bersifat
deskriptif dan bertujuan untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu
keadaan secara objektif. Dimana pada penelitian ini, peneliti ingin memberikan
gambaran Pengguna Pil Kombinasi yang mengalami efek
samping di UPTD Puskesmas Biru Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone Tahun
2015.
B.
Populasi dan Sampel
Penelitian
1.
Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek
penelitian atau objek yang diteliti tersebut (Notoadmodjo, 2005), Populasi
dalam penelitian adalah semua ibu Pengguna Pil Kombinasi yang mengalami efek
samping di UPTD Puskesmas Biru Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone Tahun
2015.
2.
Sample Penelitian
Sampel adalah sebagian diambil dari
keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
(Notoadmodjo, 2005)
3.
Teknik Penarikan Sampel
|
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah accidential sampling yakni keseluruhan ibu Pengguna Pil
kombinasi yang datang di UPTD Puskesmas Biru Kecamatan Tanete Riattang
Kabupaten Bone Tahun 2015 pada saat penelitian berlangsung, dengan kriteria
Inklusi:
1.
Ibu akseptor KB pengguna Pil
Kombinasi yang tercatat di Puskesmas UPTD Biru sampai tahun 2015.
2.
Ibu akseptor KB yang mengalami
Efek Samping Pil Kombinasi di Puskesmas
UPTD Biru sampai tahun 2015.
3.
Ibu akseptor KB yang dapat
dijangkau oleh peneliti pada saat penelitian berlangsung
Sedangkan kriteria
eksklusi
1.
Ibu akseptor KB pengguna Pil Kombinasi yang
tidak tercatat di Puskesmas UPTD Biru sampai tahun 2015.
2.
Ibu akseptor KB yang tidak
mengalami Efek Samping Pil Kombinasi di
Puskesmas UPTD Biru sampai tahun 2015.
3.
Ibu akseptor KB yang tidak
dapat dijangkau oleh peneliti pada saat penelitian berlangsung
C.
Lokasi dan Jadwal Penelitian
1.
Lokasi Penelitian
Penelitian akan dilakukan di UPTD Puskesmas Biru
Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone.
2.
Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan April- Mei
tahun 2015
D. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Efek samping PIL Kombinasi
Defenisi
Operasional : Keadaan ibu yang menjalani program KB dengan Pil Kombinasi yang tercatat
di UPTD Puskesmas Biru Kec.Tanete
Riattang Kab. Bone
Kriteria
Objektif :
a.
Ya : Jika ibu mengalami Efek
Samping
b.
Tidak : Jika ibu tidak mengalami efek samping
2. Umur
Defenisi
Operasional : Umur adalah lamanya responden hidup dihitung berdasarkan tanggal
lahir sampai dengan tanggal diadakannya penelitian
Kriteria
Objektif:
a.
Beresiko : Jika ibu berumur > 35 dan merokok
b.
Tidak beresiko : Jika Ibu >35 dan tidak merokok
3.
Keluhan
Defenisi Operasional adalah : Gejala yang ada pada salah satu bagian tubuh
atau lebih yang dirasakan oleh responden pada saat penelitian dilakukann
Kriteria
Objektif:
a.
Beresiko : jika ibu mengalami Amenorea > 3 bulan, Spotting > 3
bulan dan Mual, Muntah, Pusing > 1
hari ,
b.
Tidak Beresiko : jika ibu mengalami Amenorea < 3 bulan, Spotting <
3 bulan dan Mual, Muntah, Pusing ≥ 1
hari.
E.
Teknik Pengumpulan Data
Data
yang diperoleh adalah data primer, dengan melakukan pengukuran langsung
ketempat penelitian dan membagikan kuisioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu pada responden sebelumnya
telah diberikan penjelasan. Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah
secara manual dengan menggunakan langka-langkah :
1.
Editing
Proses editing
dengan memeriksa kembali data yang telah dikumpulkan dari rekam medik dan
data pencatatan KB ini berarti semua data harus diteliti kelengkapan
data yang diberikan dari data yang diberikan.
2.
Coding
Untuk memudahkan
dalampengolahan data maka untuk setiap data diberi kode sesuai dengan karakter.
3.
Skoring
Tahap ini dilakukan
setelah ditetapkan kode jawaban atau hasil observasi sehingga setiap responden
atau hasil observasi dapat diberikan skor. Tidak ada pedoman yang baku untuk
scoring namun scoring harus diberikan.
4.
Tabulating
Mentabulasi dengan
memuat tabel-tabel sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. (Alimul Azis, 2007).
F.
Teknik Analisa Data
Setelah
data terkumpul kemudian ditabulasi dan
dikelompokkan sesuai dengan variabel yang diteliti, dikalikan 100% dan hasilnya
berupa prosentase. Data di olah secara manual dengan menggunakan kalkulator,
sedangkan penyajian data di tampilkan
dalam bentuk tabel
frekuensi dan persentase di sertai penjelasan dengan menggunakan Rumus
:
Keterangan:
P : Presentase
f:
Frekuensi
N: Jumlah subjek. (Machfoedz, 2011).
G.
Aspek
Etis Penelitian
Setelah mendapat persetujuan dari pihak terkait,
penelitian dilakukan dengan menekankan masalah etika yang meliputi :
1.
Informed Concent
Merupakan
lembar persetujuan yang akan diedarkan sebelum penelitian dilakukan pada
seluruh klien yang memenuhi kriteria inklusi untuk diteliti. Tujuannya supaya
mengerti maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti selama
pengumpulan data. Jika responden bersedia diteliti maka harus menandatangani
lembar persetujuan, jika responeden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak
akan memaksa dan tetap menghormati haknya.
2.
Anonimity ( Tanpa Nama )
Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden,
peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data
(observasi) yang diisi oleh peneliti dan hanya diberi kode tertentu.
Informasi yang berhasil dikumpulkan dari sampel
peneliti dijaga dan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti dan hanya kelompok
tertentu sajayang mengetahui hasil
penelitian atau riset. (Alimul Azis, 2007)
|
DAFTAR PUSTAKA
Arum, 2009. Panduan
Lengkap Pelayanan KB Terkini. Jogyakarta. Nuha Offset.
Barbara,
2005. Panduan Belajar Keperawatan
Ibu-Bayi Baru Lahir. ed. 3. Jakarta : EGC
BPS, BKKBN. 2012. Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012.
Data UPTD Puskesmas Biru,
2014
Dinas Kesehatan Kabupaten Bone Tahun 2014
Handayani,2010.
Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihama
Hartanto, 2004. Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Jakarta; Pustaka Sinar
Harapan.
Hidayat, A. 2007. Riset
Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah, Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika
Kemenkes, 2013. Riset Kesehatan Dasar. BPPK-Kemenkes
Tahun 2013
Mahfoedz, I., 2011. Bio Statistika. Yogyakarta :
Fitramaya
Manuaba, IBG, dkk. 2010. Ilmu
Kebidanan Penyakit Kandungan Dan KB. Jakarta: EGC
Mochtar R, 2013. Sinopsis
Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. ed.3, Jilid 1. Jakarta :
Nursalam, 2008. Konsep Dan
Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan,. Edisi 2. Jakarta:
Salemba Medika
Rencana Strategis (RENSTRA). Pembangunan Kependudukan Dan Keluarga
Berencana Tahun 2010-2014
Saifuddin, AB,. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Suratun dkk,. 2008. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi. Trans Info
Media. Jakarta.
Wiknjosastro H., 2009. Ilmu Kandungan.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono. Prawiroharjo
|
PROPOSAL
PENELITIAN
GAMBARAN EFEK SAMPING PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PIL
KOMBINASI DI UPTD PUSKESMAS BIRU KECAMATAN TANETE RIATTANG
KABUPATEN BONE
TAHUN 2015
Dosen Pembimbing:
Asriwati, S.Keb. S.Pd, M.Kes.
Disusun Oleh :
Kelompok
Ketua : Riska BT 1302136
Anggota :
Irmawati BT 1302124
Linda Suriani BT 1302128
Riri Anggriani BT 1302135
AKADEMI KEBIDANAN BATARI TOJA
W A T A M P O N E
2015
|
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat
Allah SWT, karena dengan karunianya penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya
Tulis Ilmiah berjudul “GAMBARAN EFEK
SAMPING PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI
PIL KOMBINASI DI UPTD PUSKESMAS
BIRU KECAMATAN TANETE RIATTANG KABUPATEN BONE TAHUN 2015”. Tujuan Proposal ini selain untuk sebagai acuan untuk melakukan
penelitian dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah
juga untuk menambah pengetahuan dan wawasan kepada pembaca tentang cara
pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada: dosen pembimbing, kedua orang tua tercinta serta teman-teman
seperjuangan yang telah banyak membantu dan bekerjasama dalam menyelesaikan
proposal ini.
Dalam penyusunan proposal ini penulis
menyadari masih banyak kekurangan untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun sebagai perbaikan untuk menyusun Karya Tulis
Ilmiah yang akan datang.
Watampone, 27 April 2015
Penulis
|
|
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………....ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………...1
B. Rumusan Masalah ………………………………………...………...5
C. Tujuan Penelitian…………….……………………….......................5
D. Manfaat Penelitian…………………………………………...……...5
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Kontrasepsi…..…………………………..7
B. Tinjauan Umum Tentang Pil
Kombinasi…………………………....8
C. Tinjauan Umum Tentang Variabel
Penelitian……………………..16
D. Kerangka
Konsep…………………………………………………..20
BAB III : SUBJEK DAN METODE
PENELITIAN
A. Desain Penelitian .............................................................................22
B. Populasi dan Sampel Penelitian........................................................22
C. Lokasi dan Jadwal Penelitian............................................................23
D. Defenisi Operasional
dan Kriteria Objektif......................................24
E. Teknik Pengumpulan Data................................................................25
F. Teknik Analisa Data.........................................................................25
G. Aspek Etis Penelitian........................................................................26
|
|
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment