LAB. PENGANTAR AKUNTANSI
OLEH
ALDA SAFITRI
216 103 042
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
YAPI BONE
|
2017
BAB I AKUNTANSI DAN LINGKUNGANNYA
A. Gambaran
Umum
Perubahan
yang cepat dalam masyarakat kita telah menyebabkan semakin kompleksnya
pengelolaan badan usaha atau perusahaan. Di samping itu adanya peningkatan
aktivitas usaha suatu perusahaan baik yang profit motif maupun yang non profit
motif dirasakan sebagai beban yang berat. Oleh karena itu agar semua kegiatan
usaha dapat berjalan dengan baik dan lancar, suatu perusahaan memerlukan
informasi mengenai keadaan seluruh kegiatan perusahaan secara cepat dan dapat
diandalkan.
Salah
satu informasi yang sangat penting dan diperlukan oleh perusahaan adalah
informasi mengenai keadaan keuangan dan hasil usaha yang telah dicapai.
Informasi yang menyajikan keadaan tersebut dikenal sebagai akuntansi. Informasi Akuntansi Anda tentu mempunya
konsep dan gambaran umum tentang apa yang dilakukan oleh seorang akuntan.
Akuntan mengambil informasi tentang transaksi dan kejadian dalam bisnis dan
meringkas aktivitas tersebut ke dalam laporan yang digunakan oleh pihak - pihak
yang tertarik dan berkepentingan dalam dunia usaha (business entity). Namun
anda belum tentu menyadari bahwa pekerjaan seorang akuntan sangat kompleks dan
rumit, dibutuhkan kecakapan pengetahuan teknis dan kemampuan pengukuran yang
hanya bisa diperoleh dari studi yang intensif dalam ilmu akuntansi.
B. Definisi
Akuntansi
Akuntansi
merupakan kumpulan konsep dan teknik yang digunakan untuk mengukur dan
melaporkan informasi keuangan dalam suatu unit usaha ekonomi. Informasi
akuntansi sangat potensial untuk dilaporkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan,
seperti: manajer perusahaan, pemilik, kreditur, pemerintah, analisis keuangan
dan karyawan. Manajer perusahaan membutuhkan informasi akuntansi untuk
pengambilan keputusan manajerial dan bisnis, Investor tentunya dalam ekspektasi
dan harapan terhadap hasil investasinya dalam bentuk hasil usaha dan keuntungan
(deviden), kreditur berkepentingan terhadap kemampuan bayar terhadap kewajiban
perusahaan dalam menyelesaikan pinjamannya, pemerintah memerlukan informasi
terhadap pajak dan regulasi (peraturan), analis keuangan menggunakan akuntansi
untuk dasar menyatakan opini (pendapat) terhadap investasi yang akan direkomendasikan,
karyawan berharap ingin bekerja di perusahaan yang mampu untuk mendukung
pengembangan karir dan penghasilan yang lebih baik.
Untuk
mengetahui akuntansi secara lebih mendalam sebaiknya mengerti terlebih dahulu
definisi atau batasan akuntansi. Berikut di bawah ini adalah beberapa definisi
akuntansi:
AICPA
(American Institute of Certified Public Accountans), mendefinisikan akuntansi
sebagai : “Akuntansi adalah keterampilan (seni) mencatat, mengklasifikasikan
dan meringkas dengan cara yang tepat (signifikan) dan dinyatakan
setidak-tidaknya dengan uang terhadap transaksi dan kejadian-kejadian yang
setidak-tidaknya dapat diukur dengan uang serta menafsirkan
(menginterpetasikan) segala hasilnya”.
Dari
definisi ini ada 3 aspek penting yaitu :
1.
Akuntansi adalah suatu proses, yaitu proses
pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi.
2.
Akuntansi memproses transaksi keuangan dengan
cara yang mempunyai pola tertentu (bukan sembarang atau acak-acakan) dan
mengunakan satuan uang sebagai alat pengukur.
3.
Akuntansi tidak sekadar proses pencatatan,
penggolongan dan peringkasan belaka, melainkan meliputi juga penafsiran
terhadap hasil dari prosesproses tersebut.
Menurut Al. Haryono Yusuf, dalam bukunya dasar – dasar
akuntansi jilid 1 :
1.
Dilhat dari sudut Pemakai.
Suatu
disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
secara efisien dan mengevaluasi kegiatan – kegiatan suatu organisasi. Informasi
yang dihasilkan akuntansi diperlukan
untuk
:
a.
Membuat perencanaan yang efektif, pengawasan
dan pengambilan keputusan oleh manajemen.
b.
Pertanggungjawaban organisasi kepada para
investor, kreditur, pemerintahan.
2.
Dilihat dari sudut Proses Kegiatan.
Proses
pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data
keuangan suatu organisasi.
C. Perbedaan
Pembukuan dan Akuntansi
Tata
buku yang telah dikenal sejak jaman belanda tidak lain adalah bagian dari
sistem akuntansi Belanda. Tata buku sebenarnya merupakan sebagian proses
akuntansi, khususnya yang berkaitan dengan proses pencatatan.
Ada
sedikit kekaburan antara pembukuan (book keeping) dan akuntansi. Hal ini
sebagian disebabkan oleh kenyataan bahwa keduanya saling berhubungan dan tidak
ada pemisahan yang tegas dan diterima secara umum. Pada umumnya pembukuan
adalah pencatatan data perusahaan dengan suatu cara tertentu. Seorang pemegang
buku mungkin bertanggung jawab atas semua pencatatan dalam perusahaan atau
hanya sebagian kecil saja dari kegiatan pencatatan dalam perusahaan tersebut
(misalnya mencatat keluar masuknya
barang dalam kartu stok). Sebagian besar pekerjaan yang dilakukan oleh
seorang pemegang buku bersifat teknis pelaksanaan.
Akuntansi
terutama berhubungan dengan perancangan sistem pencatatan, penyusunan laporan
berdasarkan data yang telah dicatat dan penafsiran atas seorang pemegang buku.
Makin besar perusahaan, makin banyak pula tingkat-tingkat pembagian tanggung
jawab dan wewenang yang terdapat dalam perusahaan tersebut. Pekerjaan akuntan
pada tingkat permulaan mungkin termasuk pekerjaan pembukuan. Dalam setiap
keadaan, akuntan harus mempunyai pengetahuan yang lebih banyak, baik
pengetahuan mengenai konsep-konsep akuntansi maupun kemampuan analitisnya
dibandingkan
dengan seorang pemegang buku.
D. Pemakai
Informasi Akuntansi, Profesi dan Bidang-bidang Akuntansi
1.
Pemakai Informasi Akuntansi
Informasi
akuntansi digunakan oleh banyak pihak atau pengguna dengan masing masing
kepentingannya. Kepentingan antara satu pengguna dengan pengguna lainnya tidak
sama sehingga informasi yang dicaripun berbeda. Para pengguna informasi akuntansi
dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan besar, yaitu :
a. Para pengguna yang berkepentingan
langsung terhadap perusahaan : pemilik dan calon pemilik, kreditor dan calon
kreditor, manajemen, karyawan dan calon karyawan dan pemerintah.
b. Para pengguna yang berkepentingan
tidak langsung terhadap perusahaan : analis dan konsultan keuangan, asosiasi
dagang dan serikat buruh.
2.
Profesi Akuntansi
Secara garis besar akuntan dapat digolongkan
menjadi:
a. Akuntan Publik, adalah akuntan
independen yang memberikan jasa-jasanya atas dasar pembayaran tertentu. Akuntan
publik dapat memberikan jasa pemeriksaan (audit), jasa perpajakan (tax
service), jasa konsultasi manajemen (management advisory services)
dan jasa akuntansi (accounting services)
b. Akuntan Manajemen, adalah akuntan
yang bekerja dalam suatu perusahaan atau organisasi. Tugas yang dikerjakan
adalah penyusunan sistem akuntansi, penyusunan laporan akuntansi kepada pihak
intern maupun ekstern perusahaan, penyusunan anggaran, menangani masalah
perpajakan dan melakukan pemeriksaan intern.
c. Akuntan Pemerintah, adalah akuntan
yang bekerja pada badan-badan pemerintah seperti di departemen, BPKP dan BPK,
Direktorat Jenderal Pajak dan lain-lain.
d. Akuntan Pendidik, adalah akuntan
yang bertugas dalam pendidikan
akuntansi yaitu mengajar, menyusun kurikulum pendidikan
akuntansi dan melakukan penelitian di bidang akuntansi.
3.
Bidang-bidang Akuntansi
Akuntansi saat ini telah
berkembang sangat pesat sejalan dengan prkembangan teknologi dan pertumbuhan
ekonomi. Bidang-bidang akuntansi yang
penting akan diuraikan seperti berikut dibawah ini:
a. Akuntansi Umum dan Keuangan (General
Accounting / Financial Accounting)
Bidang akuntansi yang secara menyeluruh
mencakup fungsi-fungsi pencatatan transaksi-transaksi serta menyusun laporan
keuangan dari catatan-catatan tersebut.
b. Akuntansi Biaya (Cost
Accounting)
Merupakan bidang khusus akuntansi yang
mencatat, menghitung, menganalisis, mengawasi dan melaporkan kepada manajemen
persoalanpersoalan yang berhubungan dengan biaya dan produksi. Bidang akuntansi
biaya tidak hanya menyangkut bagaimana mencatat biaya dan analisis biaya.
c. Akuntansi Pemerintahan (Govermental
Accounting)
Merupakan bidang khusus akuntansi yang
dipergunakan oleh lembaga lembaga pemerintah. Bidang ini berguna sebagai alat
bagi pemerintah untuk menyelenggarakan pencatatan yang teratur tentang
penerimaan dan pengeluaran dana.
d. Akuntansi Manajemen (Management
Accounting)
Akuntansi Manajemen menggunakan data historis
maupun data taksiran untuk membantu manajemen dalam operasional sehari-hari dan
perencanaan operasional mendatang. Bidang ini mengolah kasus-kasus khusus yang
dihadapi manajer perusahaan dari berbagai jenjang organisasi.
e. Pemeriksaan Akuntan (Auditing)
Merupakan bidang dalam aktivitas akuntansi
yaitu pemeriksaan secara bebas atas laporan keuangan dari perusahaan. Ini
merupakan bidang pekerjaan akuntan publik yang memeriksa laporan keuangan dan
kemudian memberikan penilaiannya dan pendapatnya mengenai kelayakan dan
kewajaran laporan tersebut. Unsur penting dari kelayakan dan kewajaran tersebut
adalah menyangkut prinsipprinsip akuntansi yang akan diterima umum.
f. Akuntansi Lembaga Nirlaba (non
profit motive organization)
Akuntansi yang mengkhususkan diri pada
masalah-masalah pencatatan dan pelaporan transaksi dari unit-unit pemerintah
serta organisasi nirlaba lainnya, seperti : yayasan, lembaga keagamaan, lembaga
amal, lembaga pendidikan dan lembaga sosial lainnya. Unsur penting dari
akuntasi ini adalah sistem akuntansi yang menjamin pihak manajemen akan adanya
kecocokan dengan batasan-batasan dan persyaratan lainnya yang digariskan oleh
Undang- Undang, oleh lembaga-lembaga lain, atau oleh individu-individu yang
menjadi donor.
E. Prinsip
– Prinsip, Asumsi dan Tujuan Laporan Keuangan
1.
Prinsip – Prinsip Akuntansi
Konsep dasar yang mendasari penyusunan
prinsip akuntansi adalah sebagai berikut:
a.
Prinsip Biaya Historis (Historical Cost
Principle)
Prinsip ini menghendaki digunakannya harga
perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal dan biaya.
b. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition
Principle)
Prinsip ini menyangkut cara penentuan
pendapatan berkala, yang dapat memenuhi kebutuhan untuk penyusunan laporan
keuangan yang tepat pada waktunya.
c. Prinsip Mempertemukan (Matching Principle)
Untuk menyusun laporan keuangan periodik
pendapatan yang diperoleh atau terjadi dalam periode akuntansi tertentu harus
dipertemukan secara layak dengan biaya-biaya yang terjadi dalam periode
akuntansi yang sama.
d. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)
Agar laporan keuangan dapat dibandingkan
dengan tahun-tahun
sebelumnya, maka metode dan
prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan secara
konsistendari tahun ke tahun.
e. Prinsip pengungkapan penuh (Full Disclosure
Principle)
Yang dimaksud dengan prinsip ini adalah
menyajikan informasi yang lengkap dalam laporan keuangan.
2.
Asumsi-asumsi Akuntansi
Sebagai suatu sistem, maka di dalam
akuntansi dikenal beberapa dasar anggapan (asumsi). Ada 10 asumsi dasar
akuntansi menurut Paul Grady (AICPA) yaitu:
a. Suatu masyarakat dan susunan pemerintahan yang
menjamin hak milik pribadi (ASociety and Government Structure honering
property right)
b. Kesatuan usaha yang spesifik (Specific Business
Entities)
c. Kontinuitas Usaha (Going Concern)
d. Penggunaan unit moneter di dalam rekening-rekening (Monetary
Expression in Accounts)
e. Konsistensi antara periode-periode untuk kesatuan
usaha yang sama (Consistency between periods for the same entity)
f. Perbedaan dalam akuntansi di antara kesatuan-kesatuan
yang bebas (Diversity in Accounting among independent entities)
g. Konservatif (Conservatism)
h. Ketergantungan data dari pengendalian intern
(Dependability of data through internal control)
i. Cukup berarti (Materiality)
j. Batas waktu dalam penyusunan laporan keuangan
membutuhkan taksiran-taksiran (Timeliness in financiall reporting requires estimates)
Dari ke-10
asumsi dasar tersebut di atas, yang paling lazim dipakai sebagai sebagai asumsi
dasar yang mendasari struktur akuntansi adalah :
a. Kesatuan Usaha Khusus (Separate Entity/Economic
Entity)
Dalam
konsep ini perusahaan dipandang sebagai sebagai suatu unit usaha yang berdiri
sendiri, terpisah dari pemiliknya.
b. Kontinuitas Usaha (Going Concern/Continuity)
Asumsi ini
menganggap bahwa suatu perusahaan itu akan hidup terus, dalam arti diharapkan
tidak akan terjadi likuidasi di masa yang akan datang.
c. Pengunaan Unit Moneter dalam pencatatan
Asumsi ini
menganggap mata uang adalah alat pengukur yang stabil
d. Tepat Waktu (Time-Period/Periodicity)
Kegiatan
perusahaan berjalan terus antar periode menimbulkan masalah
pengakuan
dan pengalokasian ke dalam perode-periode tertentu di mana dibuat laporan
keuangan, untuk itu laporan keuangan harus dibuat tepat pada waktunya
3.
Tujuan Laporan Keuangan
Menurut SFAC (Statement of Financial Accounting)
nomor 1 dinyatakan bahwa pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang :
a. Berguna bagi investor dan kreditur yang ada dan yang
potensial dan pemakai lainnya dalam membuat keputusan untuk investasi,
pemberian kredit dan keputusan lainnya.
b. Dapat membantu investor dan kreditur yang ada dan yang
potensial dan pemakai lainnya untuk menaksir jumlah, waktu dan ketidakpastian
dari penerimaan uang di masa yang akan datang.
c. Menunjukkan sumber ekonomi dari suatu perusahaan,
klaim atas sumber-sumber tersebut dan pengaruh dari transaksi-transaksi,
kejadian-kejadian dan keadaan-keadaan yang mempengaruhi sumber-sumber dan klaim
atas sumber-sumber tersebut.
Ketiga karakter informasi di atas merupakan pedoman
untuk penyusunan pelaporan keuangan.
Tujuan akuntansi keuangan dan laporan keuangan ada dua
yaitu : tujuan umum dan tujuan kualitatif.
Tujuan Umum
:
a. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat
dipercaya mengenai sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu
perusahaan.
b. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya
mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi netto (sumber dikurangi
kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari aktivitas usaha dalam rangka
memperoleh laba.
c. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para
pemakai laporan didalam mengestimasikan potensi perusahaan dalam menghasilkan
laba
d. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai
perubahan dalam sumber-sumber ekonomi dan kewajiban seperti informasi mengenai
aktivitas pembelanjaan dan penanaman.
e. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang
berhubungan denganlaporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai
laporan, seperti informasi mengenai kebijaksanaan akuntansi yang dianut
perusahaan.
Tujuan
Kualitatif :
a. Relevan
Relevansi suatu informasi harus
dihubungkan dengan maksud penggunaannya.
b. Dapat dimengerti
Informasi harus dapat dimengerti oleh
pemakainya, dan dinyatakan dalam bentuk dan istilah yang disesuaikan dengan
batas pengertian para pemakai.
c. Daya Uji
Informasi harus dapat diuji kebenarannya
oleh para pengukur yang
independen dengan menggunakan metode
pengukuran yang sama
d. Netral
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan
umum pemakai dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak-pihak
tertentu.
e. Tepat waktu
Informasi harus disampaikan sesegera
mungkin untuk dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan
f. Daya banding
Informasi dalam laporan keuangan akan
lebih berguna bila dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode
sebelumnya.
g. Lengkap
Informasi akuntansi yang lengkap meliputi
semua data akuntansi keuangan yang dapat memenuhi secukupnya enam tujuan kualitatif
di atas.
BAB II PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI
DAN LAPORAN KEUANGAN
A. Persamaan
Dasar Akuntansi
Transaksi
usaha adalah kejadian atau situasi yang mempengaruhi posisi keuangan perusahaan
dan oleh karena itu harus dicatat. Transaksi usaha menimbulkan suatu keadaan
atau situasi yang akan diikuti oleh transaksi lain. Alat pengukur transaksi
yang dipergunakan dalam akuntansi adalah satuan uang. Oleh karena itu hanya
transaksi-transaksi yang bernilai uang saja yang dicatat dalam akuntansi.
Transaksi atau kejadian dalam perusahaan yang tidak dapat dinilai dengan uang
tidak akan dicatat.
Setiap
unit ekonomi memiliki transaksi penerimaan dan pengeluaran kas, transaksi penjualan
kredit, penjualan kredit dan transaksi non kas yang lain. Transaksi-transaksi tersebut
perlu dicatat, diklasifikasikan, diikhtisarkan dan dilaporkan kepada berbagai pihak.
Kekayaan yang dimiliki perusahaan disebut harta atau aktiva (assets), sedang hak/klaim
atas kekayaan tersebut disebut sebagai hak atas kekayaan (equity).
Jumlah
kekayaan (aktiva) suatu perusahaan akan sama dengan jumlah hak terhadap kekayaan
tersebut. Sehingga hubungan antara keduanya dapat dinyatakan dalam suatu persamaan
sebagai berikut :
Setiap
unit ekonomi memiliki transaksi penerimaan dan pengeluaran kas, transaksi
penjualan kredit, penjualan kredit dan transaksi non kas yang lain.
Transaksi-transaksi tersebut perlu dicatat, diklasifikasikan, diikhtisarkan dan
dilaporkan kepada berbagai pihak. Kekayaan yang dimiliki perusahaan disebut
harta atau aktiva (assets), sedang hak/klaim atas kekayaan tersebut disebut
sebagai hak atas kekayaan (equity).
Jumlah
kekayaan (aktiva) suatu perusahaan akan sama dengan jumlah hak terhadap
kekayaan tersebut. Sehingga hubungan antara keduanya dapat dinyatakan dalam
suatu persamaan sebagai berikut :
AKTIVA = Equitas
Rp. 20.000 = Rp. 20.000
Hak atas kekayaan dapat dibagi menjadi dua
yaitu hak dari para kreditur dan hak dari pemilik. Hak dari kreditur atas
kekayaan perusahaan merupakan hutang perusahaan, dan hak dari pemilik merupakan
modal, maka persamaan di atas dapat ditulis :
AKTIVA = LIABILITIES+ CAPITAL
Atau
AKTIVA – LIABILITIES = CAPITAL
Ruas pernyataan sebelah kanan sama dengan
ruas persamaan sebelah kiri, maka apabila terjadi perubahan di ruas persamaan
sebelah kanan harus diikuti perubahan ruas persamaan sebelah kiri.
B. Laporan
Keuangan (Financial Statement)
Laporan Keuangan merupakan
ringkasan suatu proses pencatatan transaksitransaksi keuangan yang terjadi
selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan Keuangan harus disusun berdasarkan
prinsip akuntansi yang lazim agar para pembaca laporan keuangan memperoleh
gambaran yang jelas. Laporan Keuangan yang disusun manajemen biasanya terdiri
dari :
1.
Neraca, yaitu laporan yang menunjukkan keadaan
keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu.
2.
Laporan rugi laba, yaitu laporan yang menunjukkan
hasil usaha dan biayabiaya selama periode akuntansi.
3.
Laporan perubahan modal, yaitu laporan yang menunjukkan
sebab-sebab perubahan modal dari jumlah pada awal periode menjadi jumlah modal
pada akhir periode.
4.
Laporan perubahan posisi keuangan, menunjukkan arus dana dan perubahan-perubahan
dalam posisi keuangan selama tahun buku yang bersangkutan.
C. Penggolongan
Aktiva, Utang dan Modal
1.
Aktiva
Aktiva adalah manfaat ekonomis di
masa yang akan datang yang diharapkan akan diterima oleh suatu badan usaha
sebagai hasil dari transaksi-transaksi di masa lalu.
a. Aktiva Lancar
Yang dimaksud dengan aktiva lancar adalah
uang kas dan aktiva-aktiva lain atau sumber-sumber yang diharapkan akan
direalisasi menjadi uang kas atau dijual atau dikonsumsi selama siklus usaha
perusahaan yang normal atau dalam waktu satu tahun.
b. Investasi Jangka Panjang
Merupakan aktiva tidak lancar yang di
dalamnya termasuk beberapa macam investasi yang bisa berbentuk surat-surat
berharga, penyisihan dana, dan investasi jangka panjang yang lain.
c. Aktiva Tetap Berwujud
Adalah aktiva-aktiva yang dapat digunakan
lebih dari satu periode seperti tanah, gedung, mesin dan alat-alat, perabot,
kendaraan, dan lain-lain.
d. Aktiva Tetap Tidak Berwujud
Adalah aktiva yang tidak memiliki wujud
fisik, tetapi memiliki “hak”
yang mempunyai nilai bagi perusahaan, seperti
goodwill, hak patent, merek dagang hak cipta, dan lain-lain. Dalam
kelompok ini termasuk juga saldo debit dari pengeluaranpengeluaran yang belum
diakui sebagai biaya tetapi pembebanannya ditunda, seperti biaya pendirian
perusahaan (organization costs).
e. Aktiva/Harta Lain-lain
Yaitu aktiva-aktiva yang tidak dapat
dimasukkan dalam kelompok-kelompok lain seperti misalnya titipan kepada penjual
untuk menjamin kontrak, bangunan dalam pengerjaan, piutang-piutang jangka
panjang, uang muka pada pejabat perusahaan dan lain-lain.
2.
Hutang
Hutang adalah pengorbanan manfaat
ekonomis yang akan timbul di masa yang akan datang yang disebabkan oleh kewajiban-kewajiban
di saat sekarang dari suatu badan usaha yang akan dipenuhi dengan mentransfer
aktiva atau memberikan jasa kepada badan usaha lain di masa datang sebagai
akibat dari transaksi-transaksi yang sudah lalu.
a. Hutang Lancar
Hutang lancar atau hutang jangka pendek
adalah hutang-hutang yang pelunasannya akan memerlukan penggunaan sumber-sumber
yang digolongkan dalam aktiva lancar atau dengan menimbulkan suatu utang baru.
b. Pendapatan yang Diterima Di Muka
Adalah penerimaan-penerimaan yang tidak merupakan
pendapatan untuk periode yang bersangkutan. Penerimaan-penerimaan semacam ini
akan tetap dilaporkan sebagai pendapatan yang diterima di muka sampai saat di
mana penerimaan tadi dapat diakui sebagai pendapatan.
c. Hutang Jangka Panjang
Adalah hutang-hutang yang pelunasannya tidak
menggunakan sumber-sumber yang digolongkan sebagai aktiva lancar, misalnya
hutang obligasi, hutang wesel jangka panjang dan lain-lain hutang yang sifatnya
sama. Bagian dari hutang jangka panjang yang jatuh tempo dan akan dilunasi
dalam waktu 12 bulan dan menggunakan sumbersumber aktiva lancar akan dilaporkan
dalam kelompok hutang lancar.
d. Hutang-hutang Lain
Hutang-hutang yang tidak dapat dilaporkan
dalam judul di atas, dilaporkan dengan judul hutang-hutang lain. Misalnya
hutang obligasi yang akan jatuh tempo tetapi akan dilunasi dari dana pelunasan
obligasi, hutang jangka panjang kepada pejabat perusahaan atau kepada anak
perusahaan dan lain-lain.
3.
Modal Sendiri
Modal sendiri adalah perbedaan
antara aktiva dengan hutang dan merupakan kewajiban perusahaan kepada pemilik.
Dalam perusahaan perseorangan, modal ditunjukkan dalam satu rekening yang
diberi nama modal. Dalam perusahaan yang berbentuk firma modal ditunjukkan
dalam rekening modal masing-masing anggota.
Dalam perusahaan yang berbentuk
perseroan modal ditunjukkan dengan rekening modal yang terdiri dari beberapa
elemen sebagai berikut:
a. Modal Disetor
Modal disetor adalah jumlah uang yang
disetorkan oleh pemegang saham dan biasanya dibagi dalam 2 kelompok yaitu:
1)
Modal Saham, yaitu jumlah nominal saham yang
beredar.
2)
Agio/Disagio Saham, yaitu selisih antara
setoran pemegang saham dengan nilai nominal saham. Agio adalah selisih di atas
nominal, sedang disagio adalah selisih di bawah nominal Di dalam neraca, agio
akan ditambahkan pada modal saham beredar, disagio diuangkan.
b. Laba Tidak Dibagi
Merupakan kumpulan laba tahun-tahun
sebelumnya yang tidak dibagi sebagai dividen. Laba tidak dibagi merupakan
elemen modal yang berasal dari dalam perusahaan. Apabila laba tidak dibagi
saldonya debit, biasanya disebut defisit. Saldo rekening laba tidak dibagi
sewaktu-waktu dapat diminta sebagai dividen oleh pemegang saham. Apabila
diinginkan untuk membatasi agar laba tidak dibagi tidak diminta sebagai dividen
seluruhnya maka bisa dibuat cadangan-cadangan dari laba tidak dibagi. Cadangan
yang dibentuk antara lain cadangan untuk ekspansi, cadangan pelunasan obligasi,
cadangan penurunan harga persediaan dan lain-lain. Jumlah laba tidak dibagi
yang sudah dicadangkan tidak dapat diminta sebagai dividen
c. Modal Penilaian Kembali
Apabila dilakukan penilaian kembali terhadap
aktiva-aktiva perusahaan,
maka selisih nilai buku lama dengan nilai
buku yang baru dicatat sebagai modal penilaian kembali.
d. Modal Sumbangan
Modal yang timbul sebagai akibat apabila perusahaan
memperoleh aktiva yang berasal dari sumbangan.
e. Modal Lain-lain
BAB III PROSES PENCATATAN
TRANSAKSI KEUANGAN
A. Menggunakan
Akun untuk Mencatat Transaksi
Pencatatan
transaksi dalam buku jurnal merupakan kegiatan tahap awal dala proses
akuntansi. Data dokumen transaksi sebagai masukan, mulai diproses dalam
akuntansi melalui pencatatan dalam buku jurnal.
Suatu
akun dalam bentuk yang paling sederhana memiliki 3 bagian. Pertama setiap akun
memiliki judul yaitu nama pos yang dicatat dalam akun. Kedua memiliki tempat
untuk mencatat jumlah kenaikan pos. Ketiga memiliki tempat untuk jumlah
penurunan pos. Bentuk akun tersebut dinamakan akun T karena memiliki bentuk
yang sama seperti T. Disebelah kiri akun disebut debet dan disebelah kanan akun
disebut kredit. Jumlah yang dimasukkan ke sisi kiri suatu akun disebut
debit,dan jumlah yang dimasukkan ke sisi kanan disebut kredit.
B. Penggolongan
Akun
Akun
(account) sering disebut perkiraan atau rekening, yaitu tempat pencatatan
perhitungan secara rinci dari setiap jenis harta, utang, modal, pendapatan dan
beban. Akun dapat digolongkan menjadi dua golongan besar yaitu:
1.
Akun Rill / Neraca
Akun ini dapat kita lihat melalui
laporan neraca yang meliputi aktiva,
kewajiban dan ekuitas,jadi akun
yang dilaporkan pada akhir periode dalam laporan neraca disebut akun rill
2.
Akun Nominal / Rugi laba
Akun ini pun dapat kita lihat di
laporan Laba rugi meliputi pendapatan dan beban, jadi yang dimaksud dengan akun
nominal adalah rekening yang pada akhir periode
dilaporkan dalam laporan laba rugi.
C. Analisis
Transaksi
1.
Mekanime Debit Kredit
Prosedur
penetapan debit disisi kiri, dan kredit disisi kanan merupakan suatu kebiaaan prosedur menempatkan debit di sisi kiri dan kredit di
sisi kanan merupakan suatu kebiasaan, atau aturan akuntansi. Aturan ini berlaku
untuk semua akun.
2.
Jurnal
Transaksi-transaksi
pada awalnya dicatat secara kronologis di dalam jurnal (journal) sebelum dipindahkan
ke akun-akun. Jadi, jurnal di sebut dengan buku pencatatan awal. Untuk setiap
transaksi, jurnal akan menunjukkan pengaruh debit dan kredit pada nama
akun-akun.
Jurnal
memberikan beberapa kegunaan yang signifikan pada proses pencatatan:
a. Mengungkapkan pengaruh lengkap
suatu transaksi pada satu tempat.
b. Menyediakan catatan transaksi
secara kronologis.
c. Membantu mencegah atau mengetahui
adaanya kesalahan karena jumlah debit dan kredit untuk setiap ayat dapat dengan
mudah dibandingkan.
3.
Posting Ke Akun Buku Besar
Posting
merupakan proses pemindahan/pencatatan data dari jurnal ke dalam akun buku
besar sesuai akunnya masing-masing. Akun merupakan tempat untuk
menggolong-golongkan atau mencatat perhitungan dari tiap-tiap jenis harta,
utang, dan modal. Kumpulan akun disebut buku besar (ledger). Fungsi buku besar
adalah :
a. Mencatat secara rinci setiap jenis
harta, utang dan modal beserta
perubahannya (transaksi atau
kejadian).
b. Menggolongkan aspek transaksi atau
kejadian sesuai dengan jenis akun masing-masing.
c. Mengitung jumlah atau nilai dari
tiap-tiap jenis akun.
d. Mengikhtisarkan transaksi kedalam
akun yang terkait sehingga dapat menyusun laporan keuangan.
D. Neraca
Saldo
Neraca
saldo atau neraca percobaan (trial balance) adalah daftar akun dan saldonya
pada waktu tertentu. Biasanya neraca saldo dibuat pada akhir periode akuntansi.
Akun-akun disusun menurut urutannya dalam buku besar, saldo debit ditampilkan
pada kolom kiri dan saldo kredit pada kolom kanan. Tujuan utama dibuatnya neraca saldo adalah
untuk membuktikan (memeriksa) apakah setelah pembukuan jumlah debit sama dengan
jumlah kredit. Jika jumlah debit dan kredit tidak sama, neraca saldo akan dapat
digunakan untuk mencari letak kesalahan dalam penjurnalan dan pembukuan.
Langkah-langkah membuat neraca saldo adalah:
1.
Mencantumkan nama akun dan saldonya.
2.
Menjumlahkan kolom debit dan kredit.
3.
Membuktikan kesamaan kedua kolom
E. Menemukan
dan Memperbaiki Kesalahan
Kesalahan
kadang kala terjadi dalam menjurnal dan posting transaksi. Akan tetapi, dalam
kasus terntentu, terdapat kesalahan yang tidak begitu penting sehingga tidak
memengaruhi keputusan manajemen atau pengguna laporan keuangan lainnya. Dalam
hal ini, konsep materialitas (materiality concept) menyatakan bahwa kesalahan dapat dikoreksi dengan
cara yang paling mudah. Sebagai contoh, kesalahan ketika mencatat aset sebagai
beban bagi perusahaan sebesar beberapa ribu rupiah dibandingkan dengan jumlah
aset yang mencapai miliaran rupiah akan dianggap tidak material sehingga
koreksi tidak perlu dilakukan. Di bagian selanjutnya, kita asumsikan bahwa
kesalahan yang ditemukan jumlahnya material dan karenanya perlu dikoreksi.
1.
Menemukan Kesalahan
Menyiapkan
daftar saldo adalah salah satu cara efektif untuk menemukan kesalahan dalam
buku besar. Namun, daftar saldo sebenarnya hanya menunjukkan bahwa jumlah sisi
debit dan sisi kredit adalah sama. Terdapat beberapa contoh kesalahan yang tidak akan menyebabkan selisih sisi debit dan sisi kredit di
daftar saldo:
a. Lupa menjurnal atau lupa posting
suatu transaksi.
b. Mencatat jumlah yang sama namun
salah di sisi debit maupun kredit.
c. Mencatat transaksi yang sama
lebih dari sekali.
d. Melakukan posting transaksi
dengan benar sebagai debit dan kredit, tetapi kea kun yang salah.
Kesalahan dalam akun dapat ditemukan dalam
bebagai cara: (1) melalui prosedur audit, (2) dengan memeriksa daftar saldo,
(3) secara kebetulan (tidak sengaja), jika jumlah debit dan kredit dalam daftar
saldo tidak sama, jumlah selisihnya harus dihitung sebelum kita mencari
kesalahannya.
2.
Memperbaiki Kesalahan
Prosedur yang digunakan untuk memperbaiki suatu
kesalahan berbeda-beda bergantung pada karakteristik kesalahan, waktu kesalahan
ditemukan, dan system akuntansi yang digunakan (manual atau komputerisasian).
Sering kali, kesalahan ditemukan saat sedang menjurnal atau posting ayat
jurnal. Dalam kasus tertentu, kesalahan dapat dengan mudah dikoreksi. Akan
tetapi, ada kalanya suatu kesalahan tidak ditemukan sampai ayat jurnal telah
dicatat dan diposting ke dalam akun.
BAB IV PROSES PENYESUAIAN AKUN
A. Proses
dan Fungsi Jurnal Penyesuaian
1.
Jurnal Penyesuaian
Pada akhir periode akuntansi, banyak saldo
akun di buku besar yang dapat dilaporkan tanpa perubahan apapun dalam laporan
keuangan. Meskipun begitu, pada akuntansi berbasis akrual beberapa akun dalam
buku besar memerlukan pemutakhiran. Apabila diperhatikan, saldo akun pada akhir
periode belum menunjukkan jumlah saldo yang sesungguhnya (riil). Akun
pendapatan dan akun beban juga belum menunjukkan jumlah pendapatan dan beban
selama periode yang bersangkutan. Jadi saldo akun masih bersifat sementara.
Contohnya :
a.
Perlengkapan. Selama satu periode telah terjadi pemakaian perlengkapan,
tetapi pemakaian itu belum dicatat,
b.
Aktiva Tetap. Pemakaian aktiva tetap (penyusutan) selama satu periode
mengurangi nilai buku aktiva tetap yang bersangkutan,
c.
Beban/biaya dibayar di muka. Selama waktu berjalan jumlah biaya berkurang
tetapi pengurangannya belum dicatat
d.
Pendapatan/Beban. Yang dicatat dalam akun merupakan pendapatan/beban
periode yang bersangkutan.
2.
Fungsi Jurnal Penyeuaian
Jurnal penyesuaian merupakan analisis dan
pemutakhiran akun-akun pada akhir
periode sebelum laporan keuangan disiapkan. Fungsi jurnal penyesuaian adalah :
a. Menetapkan saldo catatan akun buku
besar pada akhir periode sehingga sesuai dengan saldo rill (yang sesungguhnya).
b. Menghitung pendapatan dan beban
selama periode yang bersangkutan.
B. Jenis
Akun Yang Memerlukan Penyesuaian
Akun yang biasa memerlukan
penyesuaian pada akhir periode adalah :
1.
Akun perlengkapan, karena pemakaian ;
2.
Akun beban dibayar muka, karena waktu telah
dijalani / jatuh tempo ;
3.
Akun tetap, karena penyusutan aktiva ;
4.
Akun pendapatan, karena ada pendapatan yang
belum diperhitungkan atau penerimaan yang belum menjadi pendapatan ;
5.
Akun beban, karena ada beban yang belum
diperhitungkan atau pembayaran yang belum menjadi beban ;
6.
Akun pendapatan diterima muka, karena
berjalannya waktu atau diserahkannya prestasi pada pelanggan.
BAB V PENYELESAIAN SIKLUS AKUNTANSI
A. Neraca
Lajur
Pada
akhir periode setiap perusahaan wajib menyusun laporan keuangan, minimal
laporan laba/rugi dan neraca. Oleh karena itu perlu diikhtisarkan semua data
akuntansi dalam suatu neraca lajur (Kertas Kerja).
Neraca
lajur/kertas kerja (work sheet) adalah bentuk beberapa kolom yang akan
digunakan dalam proses penyesuaian laporan keuangan.
B. Laporan
Keuangan
Laporan
keuangan merupakan informasi finansial tentang kegiatan perusahaan dan
hasil-hasilnya yang disuun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan untuk suatu
saat atau periode tertentu.
1.
Neraca
Neraca akan menyajikan posisi
harta, utang dan modal perusahaan pada suatu saat tertentu. Harta disusun
berdasarkan tingkat kelancaran (currentability), yaitu tingkat kecepatan atau
kelancaran harta menjadi uang dalam kegiatan perusahaan. Kewajiban atau hutang
disusun berdasarkan jangka waktu pembayaran.Modal disusun berdasarkan tingkat
kekekalan atau lama akun tersebut bertahan dalam perusahaan.
2.
Laporan Laba/Rugi
Selama satu periode akuntansi,
kegitan perusahaan menghasilkan pendapatan dan mengeluarkan beban.Jika jumlah
pendapatan lebih besar daripada jumlah beban makan perusahaan memperoleh
laba.Sebaliknya, jika jumlah pendapatan lebih kecil daripada jumlah beban untuk
satu periode tertentu maka perusahaan menderita kerugian. Suatu ikhtisar yang
menyajikan pendapatan dan beban untuk satu periode tertentu disebut laporan
laba/rugi.
3.
Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal merupakan
ikhtisar dari perubahan-perubahan dalam ekuitas atau modal yang terjadi selama
periode waktu atau masa tertentu.
Laporan perubahan modal menyajikan perkembangan perusahaan
dilihat dari Ekuitas atau hak
kepemilikan (modal) selama satu periode.
4.
Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menggambarkan
arus kas masuk dan keluar selama satu periode. Laporan ini dimaksudkan untuk
memberikan gambaran kegiatan manajemen dalam operasi investasi dan pendanaan,
guna memprediksi arus kas perusahaan di masa yang akan datang.
C. Jurnal
Penutup
1.
Pengertian jurnal penutup
Akun
pendapatan dan beban merupakan akun nominal atau akun sementara yang dibuka
untuk menghitung laba/rugi perusahaan selama satu periode. Akhirnya saldo
laba/rugi dipindahkan (ditutup) ke akun modal, sehingga akun sementara itu
bersaldo nol. Akun prive juga merupakan akun sementara yang digunakan untuk
menampung (mencatat) penarikan modal selama satu periode akuntansi. Saldo prive
ini juga dipindahkan (ditutup) ke akun modal.
2.
Fungsi jurnal penutup
Fungsi jurnal penutup adalah:
a. Menghitung jumlah laba/rugi dari
akun pendapatan dan beban.
b. Memindahkan (menolkan) saldo akun
sementara ke akun modal untuk pencatatan periode berikutnya.
c. Menghitung modal akhir periode.
Akun yang perlu ditutup adalah:
a. Akun pendapatan.
b. Akun beban.
c. Akun ikhtisar laba/rugi atau saldo
laba/saldo rugi.
d. Akun prive.
D. Posting
Jurnal Penyesuaian dan Jurnal Penutup
Penutupan
buku besar dilakukan dengan cara memposting atau memindahbukukan dari jurnal
penyesuaian dan jurnal penutup ke akun buku besar yang sesuai. Selanjutnya,
setelah semua jurnal penyesuaian dan jurnal penutup diposting ke masing-masing
buku besar, maka perkiraan sementara (akun nominal dan akun pembantu modal)
akan bersaldo nol, sedangkan perkiraan riil yaitu akun harta, utang, dan modal
tetap bersaldo.
E. Neraca
Saldo Setelah Penutup
Neraca
saldo setelah penutup merupakan daftar saldo akun buku besar setelah penutup.
Hal ini berarti neraca saldo hanya berisi daftar akun riil (harta, kewajiban,
dan modal), karena setelah penutupan akun nominal bersaldo nol. Fungsi utama
penyusunan Neraca Saldo Setelah Penutupan adalah untuk memeriksa keseimbangan
jumlah saldo debit dengan saldo kredit akun buku besar, sebelum proses
akuntansi berikutnya.
F. Jurnal
Pembalik
Ayat
jurnal pembalik dibuat pada awal periode akuntansi berikutnya. Hal ini
berlawanan dengan jurnal penyesuaian yang dibuat dalam periode sebelumnya.
Pembuatan ayat jurnal terbalik merupakan salah satu pilihan dari produsen
pembukuan yang bukan merupakan tahap yang dibutuhkan dalam iklus akuntansi.
BAB
VI AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
A. Pengertian
Dan Karakteristik Perusahaan Dagang
Dalam
semua jenis dan semua bentuk badan usaha perusahaan, siklus akuntansi tidak
berbeda yaitu terdiri atas kegiatan pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran
dan pelaporan data transaksi yang dilakukan perusahaan dalam suatu periode
tertentu. Kegiatan usaha pokok yang merupakan ciri khas perusahaan dagang
adalah membeli barang dagangan, menyimpan untuk sementara, kemudian menjual
kembali tanpa melakukan pengubahan terhadap sifat yang bersangkutan.
B. Syarat
Pembayaran dan Syarat Penyerahan Barang
Dalam
transaksi pembelian dan penjualan barang, perjanjian antara pihak penjual dan
pihak pembeli biasanya termasuk mengenai syarat pembayaran dan syarat
penyerahan.
1.
Syarat Pembayaran
Transaksi pembelian dan penjualan
barang, pada dasarnya dapat dilakukan dengan cara pembayaran sebagai berikut:
a. Tunai (on cash), artinya
pembayaran dilakukan pada saat barang diserahkan oleh pihak penjual kepada
pihak pembeli, atau pada saat terjadi transaksi pembelian.
b. Kredit (on account), artinya
pembayaran dilakukan beberapa waktu setelah barang diserahkanoleh pihak penjual
kepada pihak pembeli.
Jika waktu pembayaran dalam pembelian dan
penjualan kredit biasanya dinyatakan dalam faktur, sebagai berikut :
a. Syarat n/30 ,artinya pembayaran
dilakukan paling lambat 30 hari setelah tanggal faktur . (n/30 = neto 30 hari)
b. Syarat 2/10,n/30 , artinya
pembayaran dilakukan paling lambat 30 hari setelah tanggal faktur , jika
dibayar dalam jangka waktu 10 hari atau
kurang setelah tanggal faktur , mendapat potongan 2%.
c. n/10 ,EOM (End Of Month) , artinya
pembayaran harus dilakukan 10 hari setelah akhir bulan, tanpa potongan.
2.
Syarat Penyerahan
Syarat
penyerahan menunjukkan di tempat pihak mana penyerahan barang dilakukan, apakah
di tempat penjual atau di tempat pembeli. Pada dasarnya ada dua macam syarat
penyerahan barang yang biasa digunakan:
a. FOB Destination Point (bebas
sampai tempat tujaun ). Penyerahan barang dilakukan di tempat pembeli, sehingga
biaya angkut barang mulai dari gudang penjual sampai di gudang pembeli menjadi
tanggungan pihak penjual. Syarat ini sering disebut toko gudang pembeli.
b. FOB Shipping Point (bebas sampai
tempat pengiriman) . Penyerahan barang dilakukan di tempat penjual , sehingga
biaya angkut barang mulai dari gudang penjual sampai di gudang pembelu menjadi
tanggungan pihak pembeli. Syarat ini sering disebut toko gudang penjual.
C. Sistem
Persediaan
Sebuah perusahaan dagang mencatat
perubahan dalam persediaannya untuk menentukan apa yang tersedia untuk dijual dan
apa yang telah dijual.
1.
Sistem Perpetual
Dalam sistem persediaan perpetual (perpetual
inventory system), rincian catatan mengenai setiap pembelian dan penjualan
persediaan disimpan. Sistem ini secara terus-menerus (secara
perpetual) menunjukkan persediaan yang harus dimiliki untuk setiap jenis
barang. Sebagai contoh, sebuah agen pengiriman, Ford, memiliki
catatan persediaan yang terpisah untuk setiap kendaraan, truk, dan van yang
dimilikinya. Dengan menggunakan bar codes (kode batang) dan
pemindai optik (optical scanners), sebuah toko grosir dapat mencatat
setiap kotak sereal dan toples jelly yang dibeli dan dijual setiap harinya.
2.
Sistem Periodik
Dalam sistem persediaan periodik (periodic
inventory system), rincian catatan persediaan barang yang dimiliki tidak
disesuaikan secara terus-menerus dalam suatu periode. Harga pokok penjualan
barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi (secara
periodik). Pada saat itu, dilakukan perhitungan persediaan secara fisik untuk
menentukan harga pokok barang yang tersedia (Persediaan Barang Dagang). Untuk
menentukan harga pokok penjualan dalam sistem persediaan periodik, kita harus
(1) menentukan harga pokok barang yang tersedia (cost of goods on hand)
pada awal periode akuntansi, (2) menambahkan pada harga pokok barang yang
dibeli (cost of goods purchased), dan (3) mengurangkannya dengan harga
pokok barang yang tersedia pada akhir periode akuntansi.
D. Transaksi
Perusahaan Dagang
Transaksi
yang sifatnya umum, seperti penerimaan piutang, pembayaran utang dan pembayaran
beban, dicatat dengan cara yang sama seperti pada perusahaan jasa yang telah
dibahas dimuka.
1.
Pembelian
Transaksi pengembalian barang
dagangan, baik yang dilakukan dengan pembayaran tunai maupun kredit, dicatat
debit akun pembelian (purchase).
2.
Retur Pembelian dan Pengurangan Harga
Transaksi pengembalian barang yang
telah dibeli atau pengurangan harga
faktur mengakibatkan harga beli
barang yang bersangkutan berkurang. Apabila barang yang dikembalikan berasal
dari pembelian kredit, retur pembelian mengakibatkan pengurangan utang sehingga
harus dicatat disisi debit akun utang dagang.
3.
Potongan Pembelian
Timbulnya potongan pembelian,
terkait dengan syarat pembayaran yang ditetapkan pihak penjual.
4.
Biaya Angkut Pembelian
Timbulnya biaya angkut pada saat
pembelian terkait dengan syarat penyerahan, misalnya FOB Shipping Point.
5.
Penjualan
Transaksi penjualan barang
dagangan baik tunai maupun kredit dicatat kredit dalam akun penjualan.
6.
Retur Penjualan dan Pengurangan Harga
Adakalanya barang yang telah
dijual sebagian atau seluruhnya diterima kembali dari pihak pembeli karena
sebagian rusak atau kualitas barang tidak sesuai dengan pesanan.
7.
Potongan Penjualan
Potongan penjualan adalah potongan
yang diberikan kepada pihak pembeli yang membayar dalam periode potongan.
Potongan penjualan mengakibatkan pengurangan terhadap harga barang yang
telah dijual.
8.
Beban Angkut Penjualan
Apabila beban angkut penjualan
dari gudang penjual sampai ke gudang pembeli ditanggung penjual (FOB
Destination).
9.
Persediaan
Harga pokok persediaan akhir
dihitung dengan mengalikan jumlah
persediaan fisik yang belum
terjual dengan harga pokok barang yang sesuai.
BAB VII PENCATATAN AKUNTANSI
PERUSAHAAN DAGANG
A. Jurnal
Khusus
Jurnal
khusus yaitu jurnal yang digunakan untuk mencatat kelompok transaksi sejenis
yang sering terjadi. Jurnal khusus bertujuan untuk mengurangi pekerjaan dalam
memposting ke buku besar dan untuk menciptakan pengendalian intern perusahaan. Manfaat
jurnal khusus adalah sebagai berikut :
1.
Terdapat spesialisasi kerja (pembagian kerja)
menurut jenis jurnal yang telah ditentukan
2.
Informasi keuangan yang disajikan lebih jelas
karena ada pengelompokan data keuangan yang sejenis
3.
Posting ke buku besar lebih mudah dilakukan
karena dilakukan secara berkala dengan pengelompokan transaksi yang sejenis
4.
Mudah diperiksa kembali secara berkala
Jurnal
khusus yang digunakan dalam pencatatan perusahaan dagang dikelompokkan dalam
berikut ini :
1.
Jurnal Pembelian
Jurnal yang digunakan untuk
mencatat seluruh transaksi pembelian, bai pembelian barang dagangan, maupun
pembelian aktiva lainnya yang dilakukan secara kredit.
2.
Jurnal Pengeluaran Kas
Jurnal khusus yang digunakan untuk
mencatat transaksi-transaksi yang menyebabkan berkurangnya kas perusahaan.
3.
Jurnal Penjualan
Jurnal yang digunakan khusus untuk
mencatat penjualan-penjualan barang dagangan secara kredit.
4.
Jurnal Penerimaan Kas
Seluruh transaksi yang menyebabkan
bertambahnya jumlah uang kas dicatat dalam jurnal penerimaan kas.
B. Jurnal
Umum
Transaksi
yang dicatat dalam jurnal umum adalah semua transaksi yang tidak bisa
dimasukkan kedalam keempat jurnal khusus di atas.
C. Posting
Ke Buku Besar dan Buku Pembantu
1.
Buku Besar
Daftar
rekapitulasi merupakan awal kegiatan posting dari jurnal khusus ke akun buku
besar umum secara periodik. Tujuannya, agar diketahui keseimbangan saldo debit
dan saldo kredit dalam jurnal khusus sehingga memudahkan proses posting ke
dalam buku besar.
2.
Buku Besar Pembantu
Buku
pembantu (subsidiary ledger) disebut buku khusus (special ledger) adalah buku
yang digunakan untuk mencatatperkiraan tertentu dan perubahan-perubahannya
secara rinci. Dengandemikian, perkiraan buku besar berfungsi sebagai perkiraan
pengendali (controlling account), sedang perkiraan yang ada dalam buku pembantumerupakan
rincian dari perkiraan buku besar tertentu.
Dalam
perusahaan dagang, digunakan tiga macam buku pembantuyaitu buku pembantu
piutang, buku pembantu utang, dan buku pem- bantu persediaan barang dagangan.
Ketiganya dijelaskan berikut.
a. Buku pembantu piutang (Accounts
Receivable Subsidiary Ledger)
Fungsi dari buku pembantu ini
adalah mencatat rincian piutangdagang menurut nama pelanggannya dan merinci
jumlah jumlahpiutang yang tercantum dalam saldo buku piutang.
b. Buku pembantu utang (Accounts
Payable Subsidiary Ledger)
Fungsi buku pembantu utang adalah
mencatat rincian utang dagangperusahaan kepada masing-masing nama kreditur dana
merinci jumlah utang yang tercantum dalam saldo buku besar utang.
c. Buku Pembantu Persediaan Barang (Merchandise
Inventory Subsidiary Ledger)
Fungsi buku persediaan adalah
mencatat rincian persediaan barangdagang berdasarkan nama dan jenis persediaan
barang dan merincipersediaan barang.
BAB VIII IKHTISAR SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
Siklus akuntansi perusahaan
da-gang tidak berbeda jauh dengan siklusakuntansi perusahaan jasa. Apa
yangmembedakannya? Yang membeda-kan hanya pada bagian persediaan barang
dagangan serta karena ada-nya HPP. Berikut ini kita akan mempe-lajari tahap
pengikhtisaran akuntansiperusahaan dagang.
A. Neraca Saldo
Keseimbangan
posisi keuangan sulit dilihat secara langsung dariakun-akun yang ada. Oleh
karena itu, pada akhir periode perlu dilaku-kan verifikasi terhadap akun-akun
yang ada untuk melihat keseimbanganantara sisi debit dan sisi kredit. Verifikasi
ini dikenal dengan istilah neracasaldo atau neraca sisa (trial balance). Pengikhtisaran
neraca saldo (trial balance) dilakukan pada akhirperiode akuntansi.
Angka-angka neraca saldo diambil dari saldo setiapakun yang ada sampai dengan
tanggal penyusunan neraca saldo.
Adapun
tujuan pembuatan neraca saldo atau neraca sisa adalahsebagai berikut:
1.
Untuk menguji kesamaan debit dan kredit dalam
akun buku besar.
2.
Untuk mempermudah penyusunan laporan
keuangan.
B. Jurnal
Penyesuaian
Pada
akhir periode, Jurnal penyesuaian (adjusting journal entry) perusahaan
dagang padaprinsipnya sama dengan jurnal penyesuaian pada perusahaan
jasa.Namun, ada akun khusus yang harus disesuaikan yang hanya ada
padaperusahaan dagang, yaitu persediaan barang dagangan.
Penyesuaian
tersebut, dapat dilakukan dengan menggunakan metodeikhtisar laba rugi atau
pendekatan harga pokok.
1.
Jurnal Penyesuaian dengan Menggunakan Metode
Ikhtisar Laba/ Rugi
Pada akhir periode akuntansi, jumlah
persediaan barang dagang awal disesuaikan menjadi persediaan barang dagang
akhir menggunakan akun ikhtisar laba/rugi (termasuk akun nominal) sebagai
perantara.
2.
Jurnal Penyesuaian Persediaan dengan
Pendekatan Harga Pokok Penjualan
Unsur harga pokok penjualan meliputi
persediaan barang dagang awal dan akhir periode, pem- belian, dan potongan pembelian.
Rekening-rekening yang merupakanunsur harga pokok tersebut dipindahkan ke
rekening harga pokok penjualan melalui jurnal penyesuaian
C. Neraca
Lajur/Kertas Kerja
Kertas
kerja merupakan alat bantu untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan suatu perusahaan.
Pembuatan kertas kerja bukan suatu keharusan, boleh dibuat boleh juga tidak.
Namun, bila menghendaki laporan keuangan rapi dan baik, kita dapat membuat
kertas kerja terlebih dahulu. Mengapa demikian? Neraca lajur bukan merupakan bagian dari catatan-catatan
akuntansi yang formal. Oleh karena itu, neraca lajur/kertas kerja sifatnya
tidak formal, sehingga penyusunannya dapat dilakukan dengan menggunakan pensil.
Tujuannya untuk mempermudah koreksi apabila terjadi kesalahan.
BAB IX LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN
A. Laporan Keuangan
Laporan keuangan (financial statement)
merupakan laporan tertulis yang memberikan informasi kuatitatif tentang posisi
keuangan dan perubahan-perubahannya, serta hasil yang dicapai selama periode
tertentu.
1.
Laporan Laba/Rugi
Laporan
laba/rugi adalah laporan yang menunjukkan besarnya laba ataurugi atas
penjumlahan pendapatan penjualan, pendapatan lain, dan peng-urangan harga pokok
penjualan serta beban-beban suatu unit usaha untuksuatu periode tertentu. Penyusunan
laporan laba/rugi dapat dilakukan dengandua cara, yaitu langkah tunggal (single
step) dan langkah ganda
(multiple step).
a. Laporan laba rugi bentuk single
step
Laporan laba rugi bentuk single
step didasarkan pada rumus perhi-tungan laba atau rugi berasal dari jumlah penghasilan
dikurangi jumlah beban.
b. laporan laba/rugi bentuk multiple
step
Penyusunan laporan laba/rugi
bentuk multiple step dilakukan secara
rinci untuk setiap komponen.
2.
Laporan Perubahan Modal (Capital
Statement)
Laporan
perubahan modal, yaitulaporan keuangan yang mengungkapkan perubahan ekuitas
atau modal yangterjadi pada akhir periode akuntansi.
3.
Neraca
Penyusunan neraca perusahaan dagang
berdasarkan pada komposisiharta, utang, dan modal perusahaan. Neraca pada perusahaan dagang pada dasarnya
sama dengan penyusunan neraca pada perusahaan jasa. Mengapa? Neraca perusahaan
dagang memiliki akun pembelian barang dagangan,persediaan barang dagangan,
retur pembelian barang dagangan, dan hargapokok penjualan. Seperti halnya
laporan laba rugi, neraca pun mempunyai dua bentuk, yaitu bentuk scontro dan
bentuk staffel (laporan).
a. Neraca bentuk scontro
Neraca bentuk scontro ini biasa
disebut juga neraca bentuk T. Mengapa?
Karena susunannya berbentuk sebelah-menyebelah dengan kelompok harta (aktiva)
sebelah kiri dan utang serta modal (passiva) disebelah kanan.
b. Neraca bentuk staffel
Neraca bentuk staffel disebut
sebagai neraca bentuk laporankarena bentuk susunannya berurutan dari atas ke
bawah secara ber-urutan.Neraca bentuk laporan tersusun secara urut dari kelompok
harta(aktiva) paling atas sampai kelompok utang dan modal paling
bawah.
4.
Arus Kas
Laporan arus kas merupakanlaporan yang
mengungkapkan selu-ruh penerimaan dan pengeluarankas selama periode akuntasi.
Laporan arus kas dapat digunakan untuk mengevaluasi dalam aktiva bersih
perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan
kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan
peluang.
BAB X PROSEDUR AKHIR PERIODE
PERUSAHAAN DAGANG
A. Jurnal
Penutup
Jurnal
penutup (closing journal entry) dilakukan untuk menutup akun-akun
persediaan barang dagangan (awal), beban, dan penghasilan ke akunlaba/rugi.
Setelah semua transaksi dicatat dalam akun yang sesuai dalam buku besar maka akun dibedakan menjadi dua macam, yaitu
akun nominaldan akun riil. Akun nominal terdiri atas akun beban, pendapatan,
dan prive. Akun nominal ini ditutup dengan membuat jurnal penutup
kemudianmempostingnya, setelah itu saldonya menjadi nol. Berbeda dengan akun
riil,ia akan tampak di neraca. Akun riil meliputi aktiva, utang, dan modal.
B. Posting
Jurnal Penyesuaian dan Jurnal Penutup Ke Buku Besar
Penutupan
buku besar dilakukan dengan cara memposting atau memindahbukukan dari jurnal
penyesuaian dan jurnal penutup ke akun buku besar yang sesuai. Selanjutnya,
setelah semua jurnal penyesuaian dan jurnal penutup diposting ke masing-masing
buku besar, maka perkiraan sementara (akun nominal dan akun pembantu modal)
akan bersaldo nol, sedangkan perkiraan riil yaitu akun harta, utang, dan modal
tetap bersaldo.
C. Neraca
Saldo Setelah Penutup
Neraca
saldo setelah penutupan memuat daftar akun beserta saldoakun tersebut pada awal
periode berikutnya. Fungsinya sebagai dasar pencatatan periode tersebut. Neraca
saldo setelah penutupan ini, dibuatuntuk mengetahui keseimbangan debit dan
kredit. Akun-akun yang dicantumkan dalam
neraca saldo setelah penutupan adalah aktiva, kewajiban, dan modal
akhir.
D. Jurnal
Pembalik
Untuk
menghindari terjadinya kesalahan dalam menerima ataumembayar kas maka sebelum
memulai pembukuan pada periode berikut-nya, sebaiknya dibuatkan ayat jurnal
pembalik. Ayat pembalik dibuat dengan maksud untuk membalik jurnal penyesuaian.
Ayat penyesuaian yang memerlukan ayat pembalik adalah sebagai berikut:
1.
Beban dibayar dimuka, yang pada saat
pembayaran dicatat sebagai beban
2.
Pendapatan diterima di muka, yang pada saat
penerimaan dicatatsebagai pendapatan
3.
Beban yang akan dibayar
4.
Pendapatan yang akan diterima
No comments:
Post a Comment