Wednesday, 20 December 2017

RESUME AKUNTANSI

LAB. PENGANTAR AKUNTANSI




Gambar terkait



OLEH

ALDA SAFITRI
216 103 042








SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI  (STIE)
YAPI  BONE

 
2017
BAB I  AKUNTANSI DAN LINGKUNGANNYA
A.  Gambaran Umum
Perubahan yang cepat dalam masyarakat kita telah menyebabkan semakin kompleksnya pengelolaan badan usaha atau perusahaan. Di samping itu adanya peningkatan aktivitas usaha suatu perusahaan baik yang profit motif maupun yang non profit motif dirasakan sebagai beban yang berat. Oleh karena itu agar semua kegiatan usaha dapat berjalan dengan baik dan lancar, suatu perusahaan memerlukan informasi mengenai keadaan seluruh kegiatan perusahaan secara cepat dan dapat diandalkan.
Salah satu informasi yang sangat penting dan diperlukan oleh perusahaan adalah informasi mengenai keadaan keuangan dan hasil usaha yang telah dicapai. Informasi yang menyajikan keadaan tersebut dikenal sebagai akuntansi.   Informasi Akuntansi Anda tentu mempunya konsep dan gambaran umum tentang apa yang dilakukan oleh seorang akuntan. Akuntan mengambil informasi tentang transaksi dan kejadian dalam bisnis dan meringkas aktivitas tersebut ke dalam laporan yang digunakan oleh pihak - pihak yang tertarik dan berkepentingan dalam dunia usaha (business entity). Namun anda belum tentu menyadari bahwa pekerjaan seorang akuntan sangat kompleks dan rumit, dibutuhkan kecakapan pengetahuan teknis dan kemampuan pengukuran yang hanya bisa diperoleh dari studi yang intensif dalam ilmu akuntansi.

B.  Definisi Akuntansi
Akuntansi merupakan kumpulan konsep dan teknik yang digunakan untuk mengukur dan melaporkan informasi keuangan dalam suatu unit usaha ekonomi. Informasi akuntansi sangat potensial untuk dilaporkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan, seperti: manajer perusahaan, pemilik, kreditur, pemerintah, analisis keuangan dan karyawan. Manajer perusahaan membutuhkan informasi akuntansi untuk pengambilan keputusan manajerial dan bisnis, Investor tentunya dalam ekspektasi dan harapan terhadap hasil investasinya dalam bentuk hasil usaha dan keuntungan (deviden), kreditur berkepentingan terhadap kemampuan bayar terhadap kewajiban perusahaan dalam menyelesaikan pinjamannya, pemerintah memerlukan informasi terhadap pajak dan regulasi (peraturan), analis keuangan menggunakan akuntansi untuk dasar menyatakan opini (pendapat) terhadap investasi yang akan direkomendasikan, karyawan berharap ingin bekerja di perusahaan yang mampu untuk mendukung pengembangan karir dan penghasilan yang lebih baik.
Untuk mengetahui akuntansi secara lebih mendalam sebaiknya mengerti terlebih dahulu definisi atau batasan akuntansi. Berikut di bawah ini adalah beberapa definisi akuntansi:
AICPA (American Institute of Certified Public Accountans), mendefinisikan akuntansi sebagai : “Akuntansi adalah keterampilan (seni) mencatat, mengklasifikasikan dan meringkas dengan cara yang tepat (signifikan) dan dinyatakan setidak-tidaknya dengan uang terhadap transaksi dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya dapat diukur dengan uang serta menafsirkan (menginterpetasikan) segala hasilnya”.
Dari definisi ini ada 3 aspek penting yaitu :
1.         Akuntansi adalah suatu proses, yaitu proses pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi.
2.         Akuntansi memproses transaksi keuangan dengan cara yang mempunyai pola tertentu (bukan sembarang atau acak-acakan) dan mengunakan satuan uang sebagai alat pengukur.
3.         Akuntansi tidak sekadar proses pencatatan, penggolongan dan peringkasan belaka, melainkan meliputi juga penafsiran terhadap hasil dari prosesproses tersebut.
Menurut Al. Haryono Yusuf, dalam bukunya dasar – dasar akuntansi jilid 1 :
1.         Dilhat dari sudut Pemakai.
Suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan – kegiatan suatu organisasi. Informasi yang dihasilkan akuntansi diperlukan
untuk :
a.         Membuat perencanaan yang efektif, pengawasan dan pengambilan keputusan oleh manajemen.
b.         Pertanggungjawaban organisasi kepada para investor, kreditur, pemerintahan.
2.         Dilihat dari sudut Proses Kegiatan.
Proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi.

C.  Perbedaan Pembukuan dan Akuntansi
Tata buku yang telah dikenal sejak jaman belanda tidak lain adalah bagian dari sistem akuntansi Belanda. Tata buku sebenarnya merupakan sebagian proses akuntansi, khususnya yang berkaitan dengan proses pencatatan.
Ada sedikit kekaburan antara pembukuan (book keeping) dan akuntansi. Hal ini sebagian disebabkan oleh kenyataan bahwa keduanya saling berhubungan dan tidak ada pemisahan yang tegas dan diterima secara umum. Pada umumnya pembukuan adalah pencatatan data perusahaan dengan suatu cara tertentu. Seorang pemegang buku mungkin bertanggung jawab atas semua pencatatan dalam perusahaan atau hanya sebagian kecil saja dari kegiatan pencatatan dalam perusahaan tersebut (misalnya mencatat keluar masuknya  barang dalam kartu stok). Sebagian besar pekerjaan yang dilakukan oleh seorang pemegang buku bersifat teknis pelaksanaan.
Akuntansi terutama berhubungan dengan perancangan sistem pencatatan, penyusunan laporan berdasarkan data yang telah dicatat dan penafsiran atas seorang pemegang buku. Makin besar perusahaan, makin banyak pula tingkat-tingkat pembagian tanggung jawab dan wewenang yang terdapat dalam perusahaan tersebut. Pekerjaan akuntan pada tingkat permulaan mungkin termasuk pekerjaan pembukuan. Dalam setiap keadaan, akuntan harus mempunyai pengetahuan yang lebih banyak, baik pengetahuan mengenai konsep-konsep akuntansi maupun kemampuan analitisnya dibandingkan
dengan seorang pemegang buku.
D.  Pemakai Informasi Akuntansi, Profesi dan Bidang-bidang Akuntansi
1.        Pemakai Informasi Akuntansi
Informasi akuntansi digunakan oleh banyak pihak atau pengguna dengan masing masing kepentingannya. Kepentingan antara satu pengguna dengan pengguna lainnya tidak sama sehingga informasi yang dicaripun berbeda. Para pengguna informasi akuntansi dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan besar, yaitu :
a.    Para pengguna yang berkepentingan langsung terhadap perusahaan : pemilik dan calon pemilik, kreditor dan calon kreditor, manajemen, karyawan dan calon karyawan dan pemerintah.
b.    Para pengguna yang berkepentingan tidak langsung terhadap perusahaan : analis dan konsultan keuangan, asosiasi dagang dan serikat buruh.
2.        Profesi Akuntansi
Secara garis besar akuntan dapat digolongkan menjadi:
a.    Akuntan Publik, adalah akuntan independen yang memberikan jasa-jasanya atas dasar pembayaran tertentu. Akuntan publik dapat memberikan jasa pemeriksaan (audit), jasa perpajakan (tax service), jasa konsultasi manajemen (management advisory services) dan jasa akuntansi (accounting services)
b.    Akuntan Manajemen, adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan atau organisasi. Tugas yang dikerjakan adalah penyusunan sistem akuntansi, penyusunan laporan akuntansi kepada pihak intern maupun ekstern perusahaan, penyusunan anggaran, menangani masalah perpajakan dan melakukan pemeriksaan intern.
c.    Akuntan Pemerintah, adalah akuntan yang bekerja pada badan-badan pemerintah seperti di departemen, BPKP dan BPK, Direktorat Jenderal Pajak dan lain-lain.
d.   Akuntan Pendidik, adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan
akuntansi yaitu mengajar, menyusun kurikulum pendidikan akuntansi dan melakukan penelitian di bidang akuntansi.
3.        Bidang-bidang Akuntansi
Akuntansi saat ini telah berkembang sangat pesat sejalan dengan prkembangan teknologi dan pertumbuhan ekonomi. Bidang-bidang  akuntansi yang penting akan diuraikan seperti berikut dibawah ini:
a.    Akuntansi Umum dan Keuangan (General Accounting / Financial Accounting)
Bidang akuntansi yang secara menyeluruh mencakup fungsi-fungsi pencatatan transaksi-transaksi serta menyusun laporan keuangan dari catatan-catatan tersebut.
b.    Akuntansi Biaya (Cost Accounting)
Merupakan bidang khusus akuntansi yang mencatat, menghitung, menganalisis, mengawasi dan melaporkan kepada manajemen persoalanpersoalan yang berhubungan dengan biaya dan produksi. Bidang akuntansi biaya tidak hanya menyangkut bagaimana mencatat biaya dan analisis biaya.
c.    Akuntansi Pemerintahan (Govermental Accounting)
Merupakan bidang khusus akuntansi yang dipergunakan oleh lembaga lembaga pemerintah. Bidang ini berguna sebagai alat bagi pemerintah untuk menyelenggarakan pencatatan yang teratur tentang penerimaan dan pengeluaran dana.
d.   Akuntansi Manajemen (Management Accounting)
Akuntansi Manajemen menggunakan data historis maupun data taksiran untuk membantu manajemen dalam operasional sehari-hari dan perencanaan operasional mendatang. Bidang ini mengolah kasus-kasus khusus yang dihadapi manajer perusahaan dari berbagai jenjang organisasi.
e.    Pemeriksaan Akuntan (Auditing)
Merupakan bidang dalam aktivitas akuntansi yaitu pemeriksaan secara bebas atas laporan keuangan dari perusahaan. Ini merupakan bidang pekerjaan akuntan publik yang memeriksa laporan keuangan dan kemudian memberikan penilaiannya dan pendapatnya mengenai kelayakan dan kewajaran laporan tersebut. Unsur penting dari kelayakan dan kewajaran tersebut adalah menyangkut prinsipprinsip akuntansi yang akan diterima umum.
f.     Akuntansi Lembaga Nirlaba (non profit motive organization)
Akuntansi yang mengkhususkan diri pada masalah-masalah pencatatan dan pelaporan transaksi dari unit-unit pemerintah serta organisasi nirlaba lainnya, seperti : yayasan, lembaga keagamaan, lembaga amal, lembaga pendidikan dan lembaga sosial lainnya. Unsur penting dari akuntasi ini adalah sistem akuntansi yang menjamin pihak manajemen akan adanya kecocokan dengan batasan-batasan dan persyaratan lainnya yang digariskan oleh Undang- Undang, oleh lembaga-lembaga lain, atau oleh individu-individu yang menjadi donor.

E.  Prinsip – Prinsip, Asumsi dan Tujuan Laporan Keuangan
1.        Prinsip – Prinsip Akuntansi
Konsep dasar yang mendasari penyusunan prinsip akuntansi adalah sebagai berikut:
a.    Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)
Prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal dan biaya.
b.    Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)
Prinsip ini menyangkut cara penentuan pendapatan berkala, yang dapat memenuhi kebutuhan untuk penyusunan laporan keuangan yang tepat pada waktunya.
c.    Prinsip Mempertemukan (Matching Principle)
Untuk menyusun laporan keuangan periodik pendapatan yang diperoleh atau terjadi dalam periode akuntansi tertentu harus dipertemukan secara layak dengan biaya-biaya yang terjadi dalam periode akuntansi yang sama.
d.   Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)
Agar laporan keuangan dapat dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya, maka metode dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan secara konsistendari tahun ke tahun.
e.    Prinsip pengungkapan penuh (Full Disclosure Principle)
Yang dimaksud dengan prinsip ini adalah menyajikan informasi yang lengkap dalam laporan keuangan.
2.        Asumsi-asumsi Akuntansi
Sebagai suatu sistem, maka di dalam akuntansi dikenal beberapa dasar anggapan (asumsi). Ada 10 asumsi dasar akuntansi menurut Paul Grady (AICPA) yaitu:
a.    Suatu masyarakat dan susunan pemerintahan yang menjamin hak milik pribadi (ASociety and Government Structure honering property right)
b.    Kesatuan usaha yang spesifik (Specific Business Entities)
c.    Kontinuitas Usaha (Going Concern)
d.   Penggunaan unit moneter di dalam rekening-rekening (Monetary Expression in Accounts)
e.    Konsistensi antara periode-periode untuk kesatuan usaha yang sama (Consistency between periods for the same entity)
f.     Perbedaan dalam akuntansi di antara kesatuan-kesatuan yang bebas (Diversity in Accounting among independent entities)
g.    Konservatif (Conservatism)
h.    Ketergantungan data dari pengendalian intern (Dependability of data through internal control)
i.      Cukup berarti (Materiality)
j.      Batas waktu dalam penyusunan laporan keuangan membutuhkan taksiran-taksiran (Timeliness in financiall reporting requires estimates)
Dari ke-10 asumsi dasar tersebut di atas, yang paling lazim dipakai sebagai sebagai asumsi dasar yang mendasari struktur akuntansi adalah :
a.    Kesatuan Usaha Khusus (Separate Entity/Economic Entity)
Dalam konsep ini perusahaan dipandang sebagai sebagai suatu unit usaha yang berdiri sendiri, terpisah dari pemiliknya.
b.    Kontinuitas Usaha (Going Concern/Continuity)
Asumsi ini menganggap bahwa suatu perusahaan itu akan hidup terus, dalam arti diharapkan tidak akan terjadi likuidasi di masa yang akan datang.
c.    Pengunaan Unit Moneter dalam pencatatan
Asumsi ini menganggap mata uang adalah alat pengukur yang stabil
d.   Tepat Waktu (Time-Period/Periodicity)
Kegiatan perusahaan berjalan terus antar periode menimbulkan masalah
pengakuan dan pengalokasian ke dalam perode-periode tertentu di mana dibuat laporan keuangan, untuk itu laporan keuangan harus dibuat tepat pada waktunya
3.        Tujuan Laporan Keuangan
Menurut SFAC (Statement of Financial Accounting) nomor 1 dinyatakan bahwa pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang :
a.    Berguna bagi investor dan kreditur yang ada dan yang potensial dan pemakai lainnya dalam membuat keputusan untuk investasi, pemberian kredit dan keputusan lainnya.
b.    Dapat membantu investor dan kreditur yang ada dan yang potensial dan pemakai lainnya untuk menaksir jumlah, waktu dan ketidakpastian dari penerimaan uang di masa yang akan datang.
c.    Menunjukkan sumber ekonomi dari suatu perusahaan, klaim atas sumber-sumber tersebut dan pengaruh dari transaksi-transaksi, kejadian-kejadian dan keadaan-keadaan yang mempengaruhi sumber-sumber dan klaim atas sumber-sumber tersebut.
Ketiga karakter informasi di atas merupakan pedoman untuk penyusunan pelaporan keuangan.
Tujuan akuntansi keuangan dan laporan keuangan ada dua yaitu : tujuan umum dan tujuan kualitatif.
Tujuan Umum :
a.    Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
b.    Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi netto (sumber dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari aktivitas usaha dalam rangka memperoleh laba.
c.    Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan didalam mengestimasikan potensi perusahaan dalam menghasilkan laba
d.   Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi dan kewajiban seperti informasi mengenai aktivitas pembelanjaan dan penanaman.
e.    Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan denganlaporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijaksanaan akuntansi yang dianut perusahaan.
Tujuan Kualitatif :
a.    Relevan
Relevansi suatu informasi harus dihubungkan dengan maksud penggunaannya.
b.    Dapat dimengerti
Informasi harus dapat dimengerti oleh pemakainya, dan dinyatakan dalam bentuk dan istilah yang disesuaikan dengan batas pengertian para pemakai.
c.    Daya Uji
Informasi harus dapat diuji kebenarannya oleh para pengukur yang
independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama
d.   Netral
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak-pihak tertentu.
e.    Tepat waktu
Informasi harus disampaikan sesegera mungkin untuk dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan
f.     Daya banding
Informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya.
g.    Lengkap
Informasi akuntansi yang lengkap meliputi semua data akuntansi keuangan yang dapat memenuhi secukupnya enam tujuan kualitatif di atas.

BAB II PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN
A.  Persamaan Dasar Akuntansi
Transaksi usaha adalah kejadian atau situasi yang mempengaruhi posisi keuangan perusahaan dan oleh karena itu harus dicatat. Transaksi usaha menimbulkan suatu keadaan atau situasi yang akan diikuti oleh transaksi lain. Alat pengukur transaksi yang dipergunakan dalam akuntansi adalah satuan uang. Oleh karena itu hanya transaksi-transaksi yang bernilai uang saja yang dicatat dalam akuntansi. Transaksi atau kejadian dalam perusahaan yang tidak dapat dinilai dengan uang tidak akan dicatat.
Setiap unit ekonomi memiliki transaksi penerimaan dan pengeluaran kas, transaksi penjualan kredit, penjualan kredit dan transaksi non kas yang lain. Transaksi-transaksi tersebut perlu dicatat, diklasifikasikan, diikhtisarkan dan dilaporkan kepada berbagai pihak. Kekayaan yang dimiliki perusahaan disebut harta atau aktiva (assets), sedang hak/klaim atas kekayaan tersebut disebut sebagai hak atas kekayaan (equity).
Jumlah kekayaan (aktiva) suatu perusahaan akan sama dengan jumlah hak terhadap kekayaan tersebut. Sehingga hubungan antara keduanya dapat dinyatakan dalam suatu persamaan sebagai berikut :
Setiap unit ekonomi memiliki transaksi penerimaan dan pengeluaran kas, transaksi penjualan kredit, penjualan kredit dan transaksi non kas yang lain. Transaksi-transaksi tersebut perlu dicatat, diklasifikasikan, diikhtisarkan dan dilaporkan kepada berbagai pihak. Kekayaan yang dimiliki perusahaan disebut harta atau aktiva (assets), sedang hak/klaim atas kekayaan tersebut disebut sebagai hak atas kekayaan (equity).
Jumlah kekayaan (aktiva) suatu perusahaan akan sama dengan jumlah hak terhadap kekayaan tersebut. Sehingga hubungan antara keduanya dapat dinyatakan dalam suatu persamaan sebagai berikut :
AKTIVA = Equitas
Rp. 20.000 = Rp. 20.000
Hak atas kekayaan dapat dibagi menjadi dua yaitu hak dari para kreditur dan hak dari pemilik. Hak dari kreditur atas kekayaan perusahaan merupakan hutang perusahaan, dan hak dari pemilik merupakan modal, maka persamaan di atas dapat ditulis :
AKTIVA = LIABILITIES+ CAPITAL
Atau
AKTIVA – LIABILITIES = CAPITAL
Ruas pernyataan sebelah kanan sama dengan ruas persamaan sebelah kiri, maka apabila terjadi perubahan di ruas persamaan sebelah kanan harus diikuti perubahan ruas persamaan sebelah kiri.

B.  Laporan Keuangan (Financial Statement)
Laporan Keuangan merupakan ringkasan suatu proses pencatatan transaksitransaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan Keuangan harus disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang lazim agar para pembaca laporan keuangan memperoleh gambaran yang jelas. Laporan Keuangan yang disusun manajemen biasanya terdiri dari :
1.        Neraca, yaitu laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu.
2.        Laporan rugi laba, yaitu laporan yang menunjukkan hasil usaha dan biayabiaya selama periode akuntansi.
3.        Laporan perubahan modal, yaitu laporan yang menunjukkan sebab-sebab perubahan modal dari jumlah pada awal periode menjadi jumlah modal pada akhir periode.
4.        Laporan perubahan posisi keuangan, menunjukkan arus dana dan perubahan-perubahan dalam posisi keuangan selama tahun buku yang bersangkutan.

C.  Penggolongan Aktiva, Utang dan Modal
1.         Aktiva
Aktiva adalah manfaat ekonomis di masa yang akan datang yang diharapkan akan diterima oleh suatu badan usaha sebagai hasil dari transaksi-transaksi di masa lalu.
a.    Aktiva Lancar
Yang dimaksud dengan aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva-aktiva lain atau sumber-sumber yang diharapkan akan direalisasi menjadi uang kas atau dijual atau dikonsumsi selama siklus usaha perusahaan yang normal atau dalam waktu satu tahun.
b.    Investasi Jangka Panjang
Merupakan aktiva tidak lancar yang di dalamnya termasuk beberapa macam investasi yang bisa berbentuk surat-surat berharga, penyisihan dana, dan investasi jangka panjang yang lain.
c.    Aktiva Tetap Berwujud
Adalah aktiva-aktiva yang dapat digunakan lebih dari satu periode seperti tanah, gedung, mesin dan alat-alat, perabot, kendaraan, dan lain-lain.
d.   Aktiva Tetap Tidak Berwujud
Adalah aktiva yang tidak memiliki wujud fisik, tetapi memiliki “hak”
yang mempunyai nilai bagi perusahaan, seperti goodwill, hak patent, merek dagang hak cipta, dan lain-lain. Dalam kelompok ini termasuk juga saldo debit dari pengeluaranpengeluaran yang belum diakui sebagai biaya tetapi pembebanannya ditunda, seperti biaya pendirian perusahaan (organization costs).
e.    Aktiva/Harta Lain-lain
Yaitu aktiva-aktiva yang tidak dapat dimasukkan dalam kelompok-kelompok lain seperti misalnya titipan kepada penjual untuk menjamin kontrak, bangunan dalam pengerjaan, piutang-piutang jangka panjang, uang muka pada pejabat perusahaan dan lain-lain.
2.         Hutang
Hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomis yang akan timbul di masa yang akan datang yang disebabkan oleh kewajiban-kewajiban di saat sekarang dari suatu badan usaha yang akan dipenuhi dengan mentransfer aktiva atau memberikan jasa kepada badan usaha lain di masa datang sebagai akibat dari transaksi-transaksi yang sudah lalu.
a.    Hutang Lancar
Hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah hutang-hutang yang pelunasannya akan memerlukan penggunaan sumber-sumber yang digolongkan dalam aktiva lancar atau dengan menimbulkan suatu utang baru.
b.    Pendapatan yang Diterima Di Muka
Adalah penerimaan-penerimaan yang tidak merupakan pendapatan untuk periode yang bersangkutan. Penerimaan-penerimaan semacam ini akan tetap dilaporkan sebagai pendapatan yang diterima di muka sampai saat di mana penerimaan tadi dapat diakui sebagai pendapatan.
c.    Hutang Jangka Panjang
Adalah hutang-hutang yang pelunasannya tidak menggunakan sumber-sumber yang digolongkan sebagai aktiva lancar, misalnya hutang obligasi, hutang wesel jangka panjang dan lain-lain hutang yang sifatnya sama. Bagian dari hutang jangka panjang yang jatuh tempo dan akan dilunasi dalam waktu 12 bulan dan menggunakan sumbersumber aktiva lancar akan dilaporkan dalam kelompok hutang lancar.
d.   Hutang-hutang Lain
Hutang-hutang yang tidak dapat dilaporkan dalam judul di atas, dilaporkan dengan judul hutang-hutang lain. Misalnya hutang obligasi yang akan jatuh tempo tetapi akan dilunasi dari dana pelunasan obligasi, hutang jangka panjang kepada pejabat perusahaan atau kepada anak perusahaan dan lain-lain.
3.         Modal Sendiri
Modal sendiri adalah perbedaan antara aktiva dengan hutang dan merupakan kewajiban perusahaan kepada pemilik. Dalam perusahaan perseorangan, modal ditunjukkan dalam satu rekening yang diberi nama modal. Dalam perusahaan yang berbentuk firma modal ditunjukkan dalam rekening modal masing-masing anggota.
Dalam perusahaan yang berbentuk perseroan modal ditunjukkan dengan rekening modal yang terdiri dari beberapa elemen sebagai berikut:
a.    Modal Disetor
Modal disetor adalah jumlah uang yang disetorkan oleh pemegang saham dan biasanya dibagi dalam 2 kelompok yaitu:
1)         Modal Saham, yaitu jumlah nominal saham yang beredar.
2)         Agio/Disagio Saham, yaitu selisih antara setoran pemegang saham dengan nilai nominal saham. Agio adalah selisih di atas nominal, sedang disagio adalah selisih di bawah nominal Di dalam neraca, agio akan ditambahkan pada modal saham beredar, disagio diuangkan.
b.    Laba Tidak Dibagi
Merupakan kumpulan laba tahun-tahun sebelumnya yang tidak dibagi sebagai dividen. Laba tidak dibagi merupakan elemen modal yang berasal dari dalam perusahaan. Apabila laba tidak dibagi saldonya debit, biasanya disebut defisit. Saldo rekening laba tidak dibagi sewaktu-waktu dapat diminta sebagai dividen oleh pemegang saham. Apabila diinginkan untuk membatasi agar laba tidak dibagi tidak diminta sebagai dividen seluruhnya maka bisa dibuat cadangan-cadangan dari laba tidak dibagi. Cadangan yang dibentuk antara lain cadangan untuk ekspansi, cadangan pelunasan obligasi, cadangan penurunan harga persediaan dan lain-lain. Jumlah laba tidak dibagi yang sudah dicadangkan tidak dapat diminta sebagai dividen
c.    Modal Penilaian Kembali
Apabila dilakukan penilaian kembali terhadap aktiva-aktiva perusahaan,
maka selisih nilai buku lama dengan nilai buku yang baru dicatat sebagai modal penilaian kembali.
d.   Modal Sumbangan
Modal yang timbul sebagai akibat apabila perusahaan memperoleh aktiva yang berasal dari sumbangan.
e.    Modal Lain-lain

BAB III PROSES PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN
A.  Menggunakan Akun untuk Mencatat Transaksi
Pencatatan transaksi dalam buku jurnal merupakan kegiatan tahap awal dala proses akuntansi. Data dokumen transaksi sebagai masukan, mulai diproses dalam akuntansi melalui pencatatan dalam buku jurnal.  
Suatu akun dalam bentuk yang paling sederhana memiliki 3 bagian. Pertama setiap akun memiliki judul yaitu nama pos yang dicatat dalam akun. Kedua memiliki tempat untuk mencatat jumlah kenaikan pos. Ketiga memiliki tempat untuk jumlah penurunan pos. Bentuk akun tersebut dinamakan akun T karena memiliki bentuk yang sama seperti T. Disebelah kiri akun disebut debet dan disebelah kanan akun disebut kredit. Jumlah yang dimasukkan ke sisi kiri suatu akun disebut debit,dan jumlah yang dimasukkan ke sisi kanan disebut kredit.
Hasil gambar untuk akun T
B.  Penggolongan Akun
Akun (account) sering disebut perkiraan atau rekening, yaitu tempat pencatatan perhitungan secara rinci dari setiap jenis harta, utang, modal, pendapatan dan beban. Akun dapat digolongkan menjadi dua golongan besar yaitu:
1.        Akun Rill / Neraca
Akun ini dapat kita lihat melalui laporan neraca yang meliputi aktiva,
kewajiban dan ekuitas,jadi akun yang dilaporkan pada akhir periode dalam laporan neraca disebut akun rill
2.        Akun Nominal / Rugi laba
Akun ini pun dapat kita lihat di laporan Laba rugi meliputi pendapatan dan beban, jadi yang dimaksud dengan akun nominal adalah rekening yang pada akhir periode  dilaporkan dalam laporan laba rugi.
C.  Analisis Transaksi
1.        Mekanime Debit Kredit
Prosedur penetapan debit disisi kiri, dan kredit disisi kanan merupakan suatu kebiaaan prosedur menempatkan debit di sisi kiri dan kredit di sisi kanan merupakan suatu kebiasaan, atau aturan akuntansi. Aturan ini berlaku untuk semua akun. 
2.        Jurnal
Transaksi-transaksi pada awalnya dicatat secara kronologis di dalam jurnal (journal) sebelum dipindahkan ke akun-akun. Jadi, jurnal di sebut dengan buku pencatatan awal. Untuk setiap transaksi, jurnal akan menunjukkan pengaruh debit dan kredit pada nama akun-akun.
Jurnal memberikan beberapa kegunaan yang signifikan pada proses pencatatan:
a.    Mengungkapkan pengaruh lengkap suatu transaksi pada satu tempat.
b.    Menyediakan catatan transaksi secara kronologis.
c.    Membantu mencegah atau mengetahui adaanya kesalahan karena jumlah debit dan kredit untuk setiap ayat dapat dengan mudah dibandingkan.
3.        Posting Ke Akun Buku Besar
Posting merupakan proses pemindahan/pencatatan data dari jurnal ke dalam akun buku besar sesuai akunnya masing-masing. Akun merupakan tempat untuk menggolong-golongkan atau mencatat perhitungan dari tiap-tiap jenis harta, utang, dan modal. Kumpulan akun disebut buku besar (ledger). Fungsi buku besar adalah :
a.    Mencatat secara rinci setiap jenis harta, utang dan modal beserta
perubahannya (transaksi atau kejadian).
b.   Menggolongkan aspek transaksi atau kejadian sesuai dengan jenis akun masing-masing.
c.    Mengitung jumlah atau nilai dari tiap-tiap jenis akun.
d.   Mengikhtisarkan transaksi kedalam akun yang terkait sehingga dapat menyusun laporan keuangan.

D.  Neraca Saldo
Neraca saldo atau neraca percobaan (trial balance) adalah daftar akun dan saldonya pada waktu tertentu. Biasanya neraca saldo dibuat pada akhir periode akuntansi. Akun-akun disusun menurut urutannya dalam buku besar, saldo debit ditampilkan pada kolom kiri dan saldo kredit pada kolom kanan.  Tujuan utama dibuatnya neraca saldo adalah untuk membuktikan (memeriksa) apakah setelah pembukuan jumlah debit sama dengan jumlah kredit. Jika jumlah debit dan kredit tidak sama, neraca saldo akan dapat digunakan untuk mencari letak kesalahan dalam penjurnalan dan pembukuan.
Langkah-langkah membuat neraca saldo adalah:
1.        Mencantumkan nama akun dan saldonya.
2.        Menjumlahkan kolom debit dan kredit.
3.        Membuktikan kesamaan kedua kolom

E.  Menemukan dan Memperbaiki Kesalahan
Kesalahan kadang kala terjadi dalam menjurnal dan posting transaksi. Akan tetapi, dalam kasus terntentu, terdapat kesalahan yang tidak begitu penting sehingga tidak memengaruhi keputusan manajemen atau pengguna laporan keuangan lainnya. Dalam hal ini, konsep materialitas (materiality concept) menyatakan bahwa kesalahan dapat dikoreksi dengan cara yang paling mudah. Sebagai contoh, kesalahan ketika mencatat aset sebagai beban bagi perusahaan sebesar beberapa ribu rupiah dibandingkan dengan jumlah aset yang mencapai miliaran rupiah akan dianggap tidak material sehingga koreksi tidak perlu dilakukan. Di bagian selanjutnya, kita asumsikan bahwa kesalahan yang ditemukan jumlahnya material dan karenanya perlu dikoreksi.
1.        Menemukan Kesalahan
Menyiapkan daftar saldo adalah salah satu cara efektif untuk menemukan kesalahan dalam buku besar. Namun, daftar saldo sebenarnya hanya menunjukkan bahwa jumlah sisi debit dan sisi kredit adalah sama. Terdapat beberapa contoh kesalahan yang tidak akan menyebabkan selisih sisi debit dan sisi kredit di daftar saldo:
a.    Lupa menjurnal atau lupa posting suatu transaksi.
b.    Mencatat jumlah yang sama namun salah di sisi debit maupun kredit.
c.    Mencatat transaksi yang sama lebih dari sekali.
d.   Melakukan posting transaksi dengan benar sebagai debit dan kredit, tetapi kea kun yang salah.
Kesalahan dalam akun dapat ditemukan dalam bebagai cara: (1) melalui prosedur audit, (2) dengan memeriksa daftar saldo, (3) secara kebetulan (tidak sengaja), jika jumlah debit dan kredit dalam daftar saldo tidak sama, jumlah selisihnya harus dihitung sebelum kita mencari kesalahannya.
2.        Memperbaiki Kesalahan
Prosedur yang digunakan untuk memperbaiki suatu kesalahan berbeda-beda bergantung pada karakteristik kesalahan, waktu kesalahan ditemukan, dan system akuntansi yang digunakan (manual atau komputerisasian). Sering kali, kesalahan ditemukan saat sedang menjurnal atau posting ayat jurnal. Dalam kasus tertentu, kesalahan dapat dengan mudah dikoreksi. Akan tetapi, ada kalanya suatu kesalahan tidak ditemukan sampai ayat jurnal telah dicatat dan diposting ke dalam akun.

BAB IV PROSES PENYESUAIAN AKUN
A.  Proses dan Fungsi Jurnal Penyesuaian
1.         Jurnal Penyesuaian
Pada akhir periode akuntansi, banyak saldo akun di buku besar yang dapat dilaporkan tanpa perubahan apapun dalam laporan keuangan. Meskipun begitu, pada akuntansi berbasis akrual beberapa akun dalam buku besar memerlukan pemutakhiran. Apabila diperhatikan, saldo akun pada akhir periode belum menunjukkan jumlah saldo yang sesungguhnya (riil). Akun pendapatan dan akun beban juga belum menunjukkan jumlah pendapatan dan beban selama periode yang bersangkutan. Jadi saldo akun masih bersifat sementara.
Contohnya :
a.    Perlengkapan. Selama satu periode telah terjadi pemakaian perlengkapan, tetapi pemakaian itu belum dicatat,
b.    Aktiva Tetap. Pemakaian aktiva tetap (penyusutan) selama satu periode mengurangi nilai buku aktiva tetap yang bersangkutan,
c.    Beban/biaya dibayar di muka. Selama waktu berjalan jumlah biaya berkurang tetapi pengurangannya belum dicatat
d.   Pendapatan/Beban. Yang dicatat dalam akun merupakan pendapatan/beban periode yang bersangkutan.
2.         Fungsi Jurnal Penyeuaian
Jurnal penyesuaian merupakan analisis dan pemutakhiran akun-akun  pada akhir periode sebelum laporan keuangan disiapkan. Fungsi jurnal penyesuaian adalah :
a.    Menetapkan saldo catatan akun buku besar pada akhir periode sehingga sesuai dengan saldo rill (yang sesungguhnya).
b.    Menghitung pendapatan dan beban selama periode yang bersangkutan.
B.  Jenis Akun Yang  Memerlukan Penyesuaian
Akun yang biasa memerlukan penyesuaian pada akhir periode adalah :
1.         Akun perlengkapan, karena pemakaian ;
2.         Akun beban dibayar muka, karena waktu telah dijalani / jatuh tempo ;
3.         Akun tetap, karena penyusutan aktiva ;
4.         Akun pendapatan, karena ada pendapatan yang belum diperhitungkan atau penerimaan yang belum menjadi pendapatan ;
5.         Akun beban, karena ada beban yang belum diperhitungkan atau pembayaran yang belum menjadi beban ;
6.         Akun pendapatan diterima muka, karena berjalannya waktu atau diserahkannya prestasi pada pelanggan.
BAB V PENYELESAIAN SIKLUS AKUNTANSI
A.  Neraca Lajur
Pada akhir periode setiap perusahaan wajib menyusun laporan keuangan, minimal laporan laba/rugi dan neraca. Oleh karena itu perlu diikhtisarkan semua data akuntansi dalam suatu neraca lajur (Kertas Kerja).
Neraca lajur/kertas kerja (work sheet) adalah bentuk beberapa kolom yang akan digunakan dalam proses penyesuaian laporan keuangan.

B.  Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan informasi finansial tentang kegiatan perusahaan dan hasil-hasilnya yang disuun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan untuk suatu saat atau periode tertentu.
1.        Neraca
Neraca akan menyajikan posisi harta, utang dan modal perusahaan pada suatu saat tertentu. Harta disusun berdasarkan tingkat kelancaran (currentability), yaitu tingkat kecepatan  atau kelancaran harta menjadi uang dalam kegiatan perusahaan. Kewajiban atau hutang disusun berdasarkan jangka waktu pembayaran.Modal disusun berdasarkan tingkat kekekalan atau lama akun tersebut bertahan dalam perusahaan. 
2.        Laporan Laba/Rugi
Selama satu periode akuntansi, kegitan perusahaan menghasilkan pendapatan dan mengeluarkan beban.Jika jumlah pendapatan lebih besar daripada jumlah beban makan perusahaan memperoleh laba.Sebaliknya, jika jumlah pendapatan lebih kecil daripada jumlah beban untuk satu periode tertentu maka perusahaan menderita kerugian. Suatu ikhtisar yang menyajikan pendapatan dan beban untuk satu periode tertentu disebut laporan laba/rugi.
3.        Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal merupakan ikhtisar dari perubahan-perubahan dalam ekuitas atau modal yang terjadi selama periode waktu atau masa tertentu.  Laporan perubahan modal menyajikan perkembangan perusahaan
dilihat dari Ekuitas atau hak kepemilikan (modal) selama satu periode.
4.        Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menggambarkan arus kas masuk dan keluar selama satu periode. Laporan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran kegiatan manajemen dalam operasi investasi dan pendanaan, guna memprediksi arus kas perusahaan di masa yang akan datang.

C.  Jurnal Penutup
1.        Pengertian jurnal penutup
Akun pendapatan dan beban merupakan akun nominal atau akun sementara yang dibuka untuk menghitung laba/rugi perusahaan selama satu periode. Akhirnya saldo laba/rugi dipindahkan (ditutup) ke akun modal, sehingga akun sementara itu bersaldo nol. Akun prive juga merupakan akun sementara yang digunakan untuk menampung (mencatat) penarikan modal selama satu periode akuntansi. Saldo prive ini juga dipindahkan (ditutup) ke akun modal.
2.        Fungsi jurnal penutup
Fungsi jurnal penutup adalah:
a.    Menghitung jumlah laba/rugi dari akun pendapatan dan beban.
b.    Memindahkan (menolkan) saldo akun sementara ke akun modal untuk pencatatan periode berikutnya.
c.    Menghitung modal akhir periode.
Akun yang perlu ditutup adalah:
a.    Akun pendapatan.
b.    Akun beban.
c.    Akun ikhtisar laba/rugi atau saldo laba/saldo rugi.
d.   Akun prive.

D.  Posting Jurnal Penyesuaian dan Jurnal Penutup
Penutupan buku besar dilakukan dengan cara memposting atau memindahbukukan dari jurnal penyesuaian dan jurnal penutup ke akun buku besar yang sesuai. Selanjutnya, setelah semua jurnal penyesuaian dan jurnal penutup diposting ke masing-masing buku besar, maka perkiraan sementara (akun nominal dan akun pembantu modal) akan bersaldo nol, sedangkan perkiraan riil yaitu akun harta, utang, dan modal tetap bersaldo.

E.  Neraca Saldo Setelah Penutup
Neraca saldo setelah penutup merupakan daftar saldo akun buku besar setelah penutup. Hal ini berarti neraca saldo hanya berisi daftar akun riil (harta, kewajiban, dan modal), karena setelah penutupan akun nominal bersaldo nol. Fungsi utama penyusunan Neraca Saldo Setelah Penutupan adalah untuk memeriksa keseimbangan jumlah saldo debit dengan saldo kredit akun buku besar, sebelum proses akuntansi berikutnya.

F.   Jurnal Pembalik
Ayat jurnal pembalik dibuat pada awal periode akuntansi berikutnya. Hal ini berlawanan dengan jurnal penyesuaian yang dibuat dalam periode sebelumnya. Pembuatan ayat jurnal terbalik merupakan salah satu pilihan dari produsen pembukuan yang bukan merupakan tahap yang dibutuhkan dalam iklus akuntansi.

BAB VI AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
A.  Pengertian Dan Karakteristik Perusahaan Dagang
Dalam semua jenis dan semua bentuk badan usaha perusahaan, siklus akuntansi tidak berbeda yaitu terdiri atas kegiatan pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran dan pelaporan data transaksi yang dilakukan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Kegiatan usaha pokok yang merupakan ciri khas perusahaan dagang adalah membeli barang dagangan, menyimpan untuk sementara, kemudian menjual kembali tanpa melakukan pengubahan terhadap sifat yang bersangkutan.
B.  Syarat Pembayaran dan Syarat Penyerahan Barang
Dalam transaksi pembelian dan penjualan barang, perjanjian antara pihak penjual dan pihak pembeli biasanya termasuk mengenai syarat pembayaran dan syarat penyerahan.
1.        Syarat Pembayaran
Transaksi pembelian dan penjualan barang, pada dasarnya dapat dilakukan dengan cara pembayaran sebagai berikut:
a.    Tunai (on cash), artinya pembayaran dilakukan pada saat barang diserahkan oleh pihak penjual kepada pihak pembeli, atau pada saat terjadi transaksi pembelian.
b.    Kredit (on account), artinya pembayaran dilakukan beberapa waktu setelah barang diserahkanoleh pihak penjual kepada pihak pembeli. 
Jika waktu pembayaran dalam pembelian dan penjualan kredit biasanya dinyatakan dalam faktur, sebagai berikut :
a.    Syarat n/30 ,artinya pembayaran dilakukan paling lambat 30 hari setelah tanggal faktur . (n/30 = neto 30 hari)
b.    Syarat 2/10,n/30 , artinya pembayaran dilakukan paling lambat 30 hari setelah tanggal faktur , jika dibayar dalam jangka waktu 10 hari  atau kurang setelah tanggal faktur , mendapat potongan 2%.
c.    n/10 ,EOM (End Of Month) , artinya pembayaran harus dilakukan 10 hari setelah akhir bulan, tanpa potongan.
2.        Syarat Penyerahan
Syarat penyerahan menunjukkan di tempat pihak mana penyerahan barang dilakukan, apakah di tempat penjual atau di tempat pembeli. Pada dasarnya ada dua macam syarat penyerahan barang yang biasa digunakan:
a.    FOB Destination Point (bebas sampai tempat tujaun ). Penyerahan barang dilakukan di tempat pembeli, sehingga biaya angkut barang mulai dari gudang penjual sampai di gudang pembeli menjadi tanggungan pihak penjual. Syarat ini sering disebut toko gudang pembeli.
b.    FOB Shipping Point (bebas sampai tempat pengiriman) . Penyerahan barang dilakukan di tempat penjual , sehingga biaya angkut barang mulai dari gudang penjual sampai di gudang pembelu menjadi tanggungan pihak pembeli. Syarat ini sering disebut toko gudang penjual.
C.  Sistem Persediaan
Sebuah perusahaan dagang mencatat perubahan dalam persediaannya untuk menentukan apa yang tersedia untuk dijual dan apa yang telah dijual.
1.         Sistem Perpetual
Dalam sistem persediaan perpetual (perpetual inventory system), rincian catatan mengenai setiap pembelian dan penjualan persediaan disimpan.  Sistem ini secara terus-menerus (secara perpetual) menunjukkan persediaan yang harus dimiliki untuk setiap jenis barang. Sebagai contoh, sebuah agen pengiriman, Ford, memiliki catatan persediaan yang terpisah untuk setiap kendaraan, truk, dan van yang dimilikinya. Dengan menggunakan bar codes (kode batang) dan pemindai optik (optical scanners), sebuah toko grosir dapat mencatat setiap kotak sereal dan toples jelly yang dibeli dan dijual setiap harinya.
2.         Sistem Periodik
Dalam sistem persediaan periodik (periodic inventory system), rincian catatan persediaan barang yang dimiliki tidak disesuaikan secara terus-menerus dalam suatu periode. Harga pokok penjualan barang ditentukan hanya pada akhir periode akuntansi (secara periodik). Pada saat itu, dilakukan perhitungan persediaan secara fisik untuk menentukan harga pokok barang yang tersedia (Persediaan Barang Dagang). Untuk menentukan harga pokok penjualan dalam sistem persediaan periodik, kita harus (1) menentukan harga pokok barang yang tersedia (cost of goods on hand) pada awal periode akuntansi, (2) menambahkan pada harga pokok barang yang dibeli (cost of goods purchased), dan (3) mengurangkannya dengan harga pokok barang yang tersedia pada akhir periode akuntansi.

D.  Transaksi Perusahaan Dagang
Transaksi yang sifatnya umum, seperti penerimaan piutang, pembayaran utang dan pembayaran beban, dicatat dengan cara yang sama seperti pada perusahaan jasa yang telah dibahas dimuka.

1.        Pembelian
Transaksi pengembalian barang dagangan, baik yang dilakukan dengan pembayaran tunai maupun kredit, dicatat debit akun pembelian (purchase).
2.        Retur Pembelian dan Pengurangan Harga
Transaksi pengembalian barang yang telah dibeli atau pengurangan harga
faktur mengakibatkan harga beli barang yang bersangkutan berkurang. Apabila barang yang dikembalikan berasal dari pembelian kredit, retur pembelian mengakibatkan pengurangan utang sehingga harus dicatat disisi debit akun utang dagang.
3.        Potongan Pembelian
Timbulnya potongan pembelian, terkait dengan syarat pembayaran yang ditetapkan pihak penjual.
4.        Biaya Angkut Pembelian
Timbulnya biaya angkut pada saat pembelian terkait dengan syarat penyerahan, misalnya FOB Shipping Point.
5.        Penjualan
Transaksi penjualan barang dagangan baik tunai maupun kredit dicatat kredit dalam akun penjualan.
6.        Retur Penjualan dan Pengurangan Harga
Adakalanya barang yang telah dijual sebagian atau seluruhnya diterima kembali dari pihak pembeli karena sebagian rusak atau kualitas barang tidak sesuai dengan pesanan.
7.        Potongan Penjualan
Potongan penjualan adalah potongan yang diberikan kepada pihak pembeli yang membayar dalam periode potongan. Potongan penjualan mengakibatkan pengurangan terhadap harga barang yang telah  dijual.
8.        Beban Angkut Penjualan
Apabila beban angkut penjualan dari gudang penjual sampai ke gudang pembeli ditanggung penjual (FOB Destination).
9.        Persediaan
Harga pokok persediaan akhir dihitung dengan mengalikan jumlah
persediaan fisik yang belum terjual dengan harga pokok barang yang sesuai.

BAB VII PENCATATAN AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
A.  Jurnal Khusus
Jurnal khusus yaitu jurnal yang digunakan untuk mencatat kelompok transaksi sejenis yang sering terjadi. Jurnal khusus bertujuan untuk mengurangi pekerjaan dalam memposting ke buku besar dan untuk menciptakan pengendalian intern perusahaan. Manfaat jurnal khusus adalah sebagai berikut :
1.        Terdapat spesialisasi kerja (pembagian kerja) menurut jenis jurnal yang telah ditentukan
2.        Informasi keuangan yang disajikan lebih jelas karena ada pengelompokan data keuangan yang sejenis
3.        Posting ke buku besar lebih mudah dilakukan karena dilakukan secara berkala dengan pengelompokan transaksi yang sejenis
4.        Mudah diperiksa kembali secara berkala
Jurnal khusus yang digunakan dalam pencatatan perusahaan dagang dikelompokkan dalam berikut ini :
1.        Jurnal Pembelian
Jurnal yang digunakan untuk mencatat seluruh transaksi pembelian, bai pembelian barang dagangan, maupun pembelian aktiva lainnya yang dilakukan secara kredit.
2.        Jurnal Pengeluaran Kas
Jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi yang menyebabkan berkurangnya kas perusahaan.
3.        Jurnal Penjualan
Jurnal yang digunakan khusus untuk mencatat penjualan-penjualan barang dagangan secara kredit.
4.        Jurnal Penerimaan Kas
Seluruh transaksi yang menyebabkan bertambahnya jumlah uang kas dicatat dalam jurnal penerimaan kas.
B.  Jurnal Umum
Transaksi yang dicatat dalam jurnal umum adalah semua transaksi yang tidak bisa dimasukkan kedalam keempat jurnal khusus di atas.

C.  Posting Ke Buku Besar dan Buku Pembantu
1.        Buku Besar
Daftar rekapitulasi merupakan awal kegiatan posting dari jurnal khusus ke akun buku besar umum secara periodik. Tujuannya, agar diketahui keseimbangan saldo debit dan saldo kredit dalam jurnal khusus sehingga memudahkan proses posting ke dalam buku besar.
2.        Buku Besar Pembantu
Buku pembantu (subsidiary ledger) disebut buku khusus (special ledger) adalah buku yang digunakan untuk mencatatperkiraan tertentu dan perubahan-perubahannya secara rinci. Dengandemikian, perkiraan buku besar berfungsi sebagai perkiraan pengendali (controlling account), sedang perkiraan yang ada dalam buku pembantumerupakan rincian dari perkiraan buku besar tertentu.
Dalam perusahaan dagang, digunakan tiga macam buku pembantuyaitu buku pembantu piutang, buku pembantu utang, dan buku pem- bantu persediaan barang dagangan. Ketiganya dijelaskan berikut.
a.     Buku pembantu piutang (Accounts Receivable Subsidiary Ledger)
Fungsi dari buku pembantu ini adalah mencatat rincian piutangdagang menurut nama pelanggannya dan merinci jumlah jumlahpiutang yang tercantum dalam saldo buku piutang.
b.    Buku pembantu utang (Accounts Payable Subsidiary Ledger)
Fungsi buku pembantu utang adalah mencatat rincian utang dagangperusahaan kepada masing-masing nama kreditur dana merinci jumlah utang yang tercantum dalam saldo buku besar utang.
c.     Buku Pembantu Persediaan Barang (Merchandise Inventory Subsidiary Ledger)
Fungsi buku persediaan adalah mencatat rincian persediaan barangdagang berdasarkan nama dan jenis persediaan barang dan merincipersediaan barang.

BAB VIII IKHTISAR SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
Siklus akuntansi perusahaan da-gang tidak berbeda jauh dengan siklusakuntansi perusahaan jasa. Apa yangmembedakannya? Yang membeda-kan hanya pada bagian persediaan barang dagangan serta karena ada-nya HPP. Berikut ini kita akan mempe-lajari tahap pengikhtisaran akuntansiperusahaan dagang.

A.  Neraca Saldo
Keseimbangan posisi keuangan sulit dilihat secara langsung dariakun-akun yang ada. Oleh karena itu, pada akhir periode perlu dilaku-kan verifikasi terhadap akun-akun yang ada untuk melihat keseimbanganantara sisi debit dan sisi kredit. Verifikasi ini dikenal dengan istilah neracasaldo atau neraca sisa (trial balance). Pengikhtisaran neraca saldo (trial balance) dilakukan pada akhirperiode akuntansi. Angka-angka neraca saldo diambil dari saldo setiapakun yang ada sampai dengan tanggal penyusunan neraca saldo.
Adapun tujuan pembuatan neraca saldo atau neraca sisa adalahsebagai berikut:
1.        Untuk menguji kesamaan debit dan kredit dalam akun buku besar.
2.        Untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan.

B.  Jurnal Penyesuaian
Pada akhir periode, Jurnal penyesuaian (adjusting journal entry) perusahaan dagang padaprinsipnya sama dengan jurnal penyesuaian pada perusahaan jasa.Namun, ada akun khusus yang harus disesuaikan yang hanya ada padaperusahaan dagang, yaitu persediaan barang dagangan.
Penyesuaian tersebut, dapat dilakukan dengan menggunakan metodeikhtisar laba rugi atau pendekatan harga pokok.
1.         Jurnal Penyesuaian dengan Menggunakan Metode Ikhtisar Laba/ Rugi
Pada akhir periode akuntansi, jumlah persediaan barang dagang awal disesuaikan menjadi persediaan barang dagang akhir menggunakan akun ikhtisar laba/rugi (termasuk akun nominal) sebagai perantara.
2.         Jurnal Penyesuaian Persediaan dengan Pendekatan Harga Pokok Penjualan
Unsur harga pokok penjualan meliputi persediaan barang dagang awal dan akhir periode, pem- belian, dan potongan pembelian. Rekening-rekening yang merupakanunsur harga pokok tersebut dipindahkan ke rekening harga pokok penjualan melalui jurnal penyesuaian

C.  Neraca Lajur/Kertas Kerja
Kertas kerja merupakan alat bantu untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan suatu perusahaan. Pembuatan kertas kerja bukan suatu keharusan, boleh dibuat boleh juga tidak. Namun, bila menghendaki laporan keuangan rapi dan baik, kita dapat membuat kertas kerja terlebih dahulu. Mengapa demikian?  Neraca lajur bukan merupakan bagian dari catatan-catatan akuntansi yang formal. Oleh karena itu, neraca lajur/kertas kerja sifatnya tidak formal, sehingga penyusunannya dapat dilakukan dengan menggunakan pensil. Tujuannya untuk mempermudah koreksi apabila terjadi kesalahan.

BAB IX LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN
A. Laporan Keuangan
Laporan keuangan (financial statement) merupakan laporan tertulis yang memberikan informasi kuatitatif tentang posisi keuangan dan perubahan-perubahannya, serta hasil yang dicapai selama periode tertentu.
1.        Laporan Laba/Rugi
Laporan laba/rugi adalah laporan yang menunjukkan besarnya laba ataurugi atas penjumlahan pendapatan penjualan, pendapatan lain, dan peng-urangan harga pokok penjualan serta beban-beban suatu unit usaha untuksuatu periode tertentu. Penyusunan laporan laba/rugi dapat dilakukan dengandua cara, yaitu langkah tunggal (single step) dan langkah ganda
(multiple step).
a.    Laporan laba rugi bentuk single step
Laporan laba rugi bentuk single step didasarkan pada rumus perhi-tungan laba atau rugi berasal dari jumlah penghasilan dikurangi jumlah beban.
b.    laporan laba/rugi bentuk multiple step
Penyusunan laporan laba/rugi bentuk multiple step  dilakukan secara rinci untuk setiap komponen.
2.        Laporan Perubahan Modal (Capital Statement)
Laporan perubahan modal, yaitulaporan keuangan yang mengungkapkan perubahan ekuitas atau modal yangterjadi pada akhir periode akuntansi.
3.         Neraca
Penyusunan neraca perusahaan dagang berdasarkan pada komposisiharta, utang, dan modal perusahaan.  Neraca pada perusahaan dagang pada dasarnya sama dengan penyusunan neraca pada perusahaan jasa. Mengapa? Neraca perusahaan dagang memiliki akun pembelian barang dagangan,persediaan barang dagangan, retur pembelian barang dagangan, dan hargapokok penjualan. Seperti halnya laporan laba rugi, neraca pun mempunyai dua bentuk, yaitu bentuk scontro dan bentuk staffel (laporan).
a.    Neraca bentuk scontro
Neraca bentuk scontro ini biasa disebut juga neraca bentuk T.  Mengapa? Karena susunannya berbentuk sebelah-menyebelah dengan kelompok harta (aktiva) sebelah kiri dan utang serta modal (passiva) disebelah kanan.
b.    Neraca bentuk staffel
Neraca bentuk staffel disebut sebagai neraca bentuk laporankarena bentuk susunannya berurutan dari atas ke bawah secara ber-urutan.Neraca bentuk laporan tersusun secara urut dari kelompok harta(aktiva) paling atas sampai kelompok utang dan modal paling
bawah.
4.         Arus Kas
Laporan arus kas merupakanlaporan yang mengungkapkan selu-ruh penerimaan dan pengeluarankas selama periode akuntasi. Laporan arus kas dapat digunakan untuk mengevaluasi dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam  rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang.

BAB X PROSEDUR AKHIR PERIODE PERUSAHAAN DAGANG
A.  Jurnal Penutup
Jurnal penutup (closing journal entry) dilakukan untuk menutup akun-akun persediaan barang dagangan (awal), beban, dan penghasilan ke akunlaba/rugi. Setelah semua transaksi dicatat dalam akun yang sesuai dalam buku besar  maka akun dibedakan menjadi dua macam, yaitu akun nominaldan akun riil. Akun nominal terdiri atas akun beban, pendapatan, dan prive. Akun nominal ini ditutup dengan membuat jurnal penutup kemudianmempostingnya, setelah itu saldonya menjadi nol. Berbeda dengan akun riil,ia akan tampak di neraca. Akun riil meliputi aktiva, utang, dan modal.

B.  Posting Jurnal Penyesuaian dan Jurnal Penutup Ke Buku Besar
Penutupan buku besar dilakukan dengan cara memposting atau memindahbukukan dari jurnal penyesuaian dan jurnal penutup ke akun buku besar yang sesuai. Selanjutnya, setelah semua jurnal penyesuaian dan jurnal penutup diposting ke masing-masing buku besar, maka perkiraan sementara (akun nominal dan akun pembantu modal) akan bersaldo nol, sedangkan perkiraan riil yaitu akun harta, utang, dan modal tetap bersaldo. 

C.  Neraca Saldo Setelah Penutup
Neraca saldo setelah penutupan memuat daftar akun beserta saldoakun tersebut pada awal periode berikutnya. Fungsinya sebagai dasar pencatatan periode tersebut. Neraca saldo setelah penutupan ini, dibuatuntuk mengetahui keseimbangan debit dan kredit. Akun-akun yang dicantumkan dalam  neraca saldo setelah penutupan adalah aktiva, kewajiban, dan modal akhir.

D.  Jurnal Pembalik
Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam menerima ataumembayar kas maka sebelum memulai pembukuan pada periode berikut-nya, sebaiknya dibuatkan ayat jurnal pembalik. Ayat pembalik dibuat dengan maksud untuk membalik jurnal penyesuaian. Ayat penyesuaian yang memerlukan ayat pembalik adalah sebagai berikut:
1.        Beban dibayar dimuka, yang pada saat pembayaran dicatat sebagai beban
2.        Pendapatan diterima di muka, yang pada saat penerimaan dicatatsebagai pendapatan
3.        Beban yang akan dibayar
4.        Pendapatan yang akan diterima

No comments:

Post a Comment