Tuesday, 19 December 2017

MAKALAH KEANEKARAGAMAN HAYATI 1

Tugas Individu
MAKALAH



Disusun Oleh :

NAMA : ANDI FEVI AMALI LANTARA
KELAS : X MIPA 6






SMA NEGERI 4  WATAMPONE
TAHUN AJARAN 2016/2017


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat, Inayah, Taufik serta Hidayahnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sederhana. Semoga makalah ini dapat menjadi sumber inspirasi dan dapat menambah pengetahuan untuk pembaca sekalian.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat dibergunakan sebagaimana mestinya dan menjadi pembelajaran bagi diri penulis sendiri, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik lagi.
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut mensukseskan dan membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Makalah ini penulis akui masih memiliki kekurangan karena kurangnya pengalaman dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh kerena itu penulis harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah yang mungkin akan penulis buat lagi kedepannya.



                                                                             Watampone, 10 September 2016


                                                                                              Penulis


DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................               i
DAFTAR ISI .............................................................................................               ii
BAB I..... PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang.....................................................................               1
B.       Rumusan Masalah.................................................................               2
C.       Tujuan Penulisan...................................................................               2
BAB II... PEMBAHASAN
A.       Pengertian Keanekaragaman Hayati....................................               3
B.       Penyebab Terjadinya Keanekaragaman Hayati ...................               4
C.       Tindakan Manusia Yang Mengakibatkan Penurunan Keanekaragaman Hayati                     .............................................................................................. 6
D.       Manfaat Keanekaragaman Hayati .......................................               9
E.        Upaya Manusia Yang Melestarikan dan Meningkatkan Keanekaragaman Hayati                 .............................................................................................. 11
BAB III.. PENUTUP
A.       Kesimpulan...........................................................................               16
B.       Saran.....................................................................................               16
DAFTAR PUSTAKA










BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Keanekaragaman hayati adalah perbedaan diantara makhluk hidup yang berbeda jenis, spesiesnya, dan perbedaan ekosistemnya. Bagaimana keaneka-ragaman hayati terjadi? keanekaragaman hayatiterjadi karena adanya perbedaan sifat, seperti ukuran, bentuk, warna, fungsi organ, tempat hidup (ekosistem) dan lain-lain. Keanekaragaman hayati sangat penting bagi kelangsungan dan kelestarian makhluk hidup. Keanekaragaman dapat terjadi akibat proses evolusi dan adaptasi. Evolusi adalah perubahan yang terjadi dalam waktu lama yang akan membentuk makhluk hidup yang berbeda dengan asalnya sehingga akan menimbulkan spesies baru. Sedangkan adaptasi adalah proses penyesuaian diri  terhadap linkungan yang berbeda akan menghasilkan makhluk hidup yang berbeda pula. Misalnya burug galatik yang hidup di kepulauan Galapagos, pada mulanya burung galatik berasal dari tempat yang sama di amerika selatan. Oleh karena hidupnya berpindah-pindah dan menghuni tempat yang berbeda, lama kelamaan paruh burung galatik mengalami perubahan sesuai dengan kondisi lingkungan baru.
 Keanekaragaman hayati tidak terdistribusi secara merata di bumi, wilayah tropis memiliki keanekaragaman hayati yang lebih kaya, dan jumlah keaneka-ragaman hayati terus menurun jika semakin jauh dari ekuator. Keanekaragaman hayati yang ditemukan di bumi adalah hasil dari miliaran tahun proses evolusi. Asal muasal kehidupan belum diketahui secara pasti dalam sains. Hingga sekitar 600 juta tahun yang lalu, kehidupan di bumi hanya berupa archaea, bakteri, protozoa, dan organisme uniseluler lainnya sebelum organisme multiseluler muncul dan menyebabkan ledakan keanekaragaman hayati yang begitu cepat, namun secara periodik dan eventual juga terjadi kepunahan secara besar-besaran akibat aktivitas bumi, iklim, dan luar angkasa.
Proses evolusi memiliki arti bahwa kolam keragaman hidup bersifat dinamis, akan meningkat ketika varian genetik baru dihasilkan, spesies atau ekosistem baru terbentuk; akan menurun ketika varian genetik dalam salah satu spesies berkurang, salah satu spesies punah atau sebuah ekosistem yang kompleks menghilang.  Konsep ini meliputi hubungan antar makhluk hidup dan proses-prosesnya.

B.  Rumusan Masalah
1.    Apakah pengertian keanekaragaman hayati?
2.    Apa sajakah penyebab terjadinya keanekaragaman hayati?
3.    Bagaimana tindakan manusia yang mengakibatkan penurunan keanekaragaman hayati?
4.    Apa sajakah manfaat keanekaragaman hayati?
5.    Bagaimana upaya manusia yang melestarikan dan meningkatkan keaneka-ragaman hayati?

C.  Tujuan Penulisan
1.    Untuk mengetahui tentang pengertian keanekaragaman hayati.
2.    Untuk mengetahui penyebab terjadinya keanekaragaman hayati.
3.    Untuk mengetahui tindakan manusia yang mengakibatkan penurunan keanekaragaman hayati
4.    Untuk mengetahui manfaat keanekaragaman hayati.
5.    Untuk mengetahui upaya manusia yang melestarikan dan meningkatkan keanekaragaman hayati.
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Keanekaragaman Hayati
1.    Pengertian keanekaragaman hayati adalah variabilitas di antara makhluk hidup dari semua sumber, termasuk interaksi ekosistem terestrial, pesisir dan lautan dan ekosistem akuatik lain serta kompleks ekologik tempat hidup makhluk hidup menjadi bagiannya. Hal ini meliputi keanekaragaman jenis, antar jenis dan ekosistem (Convention on Biological Diversity, 1993).
2.    Pengertian keanekaragaman hayati menurut pendapat ahli yang lain  yaitu Sudarsono dkk (2005: 6) menyebutkan bahwa keanekaragaman hayati adalah ketersediaan keanekaragaman sumber daya hayati berupa jenis maupun kekayaan plasma nutfah (keanekaragaman genetik di dalam jenis), keanekaragaman antarjenis dan keanekaragaman ekosistem.
3.    Pengertian Keanekaragaman hayati atau biodiversitas menurut Global Village Translations (2007:4) adalah semua kehidupan di atas bumi ini baik tumbuhan, hewan, jamur dan mikroorganisme serta berbagai materi genetik yang dikandungnya dan keanekaragaman sistem ekologi di mana mereka hidup. Termasuk didalamnya kelimpahan dan keanekaragaman genetik relatif dari organisme-organisme yang berasal dari semua habitat baik yang ada di darat, laut maupun sistem-sistem perairan lainnya.
4.    Pengertian keanekaragaman hayati yang lebih mudah dari keanekaragaman hayati adalah kelimpahan berbagai jenis sumberdaya alam hayati (tumbuhan dan hewan) yang terdapat di muka bumi (Ani Mardiastuti, 1999: 1).
5.     Sedangkan dalam Wikipedia, Keanekaragaman hayati atau biodiversitas (Bahasa Inggris: biodiversity) adalah suatu istilah pembahasan yang mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara ilmiah dapat dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya, yaitu mencakup gen, spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme serta ekosistem dan proses-proses ekologi dimana bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya. Dapat juga diartikan sebagai kondisi keanekaragaman bentuk kehidupan dalam ekosistem atau bioma tertentu. Keanekaragaman hayati seringkali digunakan sebagai ukuran kesehatan sistem biologis.
Dengan demikian dari berbagai pengertian diatas dapat kita simpulkan pengertian biodiversitas atau yang kita kenal dengan keanekaragaman hayati terbagi menjadi dua kata keanekaragaman dan hayati, keanekaragaman adalah semua kumpulan benda yang bermacam-macam, baik ukuran, warna, bentuk, tekstur dan sebagainya. Hayati yaitu menunjukkan sesuatu yang hidup. Jadi keanekaragaman hayati menggambarkan bermacam-macam makhluk hidup (organisme) penghuni biosfer. Keanekaragaman atau keberagaman dari makhluk hidup dapat terjadi karena akibat adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan sifat-sifat lainnya.

B.  Penyebab Terjadinya Keanekaragaman Hayati
Kenekaragaman dapat terjadi akibat dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik atau faktor keturunan adalah sifat dari makhluk hidup itu sendiri yang diperoleh dari induknya. Faktor genetik ditentukan oleh gen atau pembawa sifat. Faktor lingkungan adalah faktor dari luar makhluk hidup yang meliputi lingkungan fisik, lingkungan kimia, dan lingkungan biotik. Lingkungan biotik misalnya suhu, kelembapan cahaya, dan tekanan udara. Lingkungan kimia misalnya makanan, mineral, keasaman, dan zat kimia buatan. Lingkungan biotik misalnya mikrooaganisme, tumbuhan, hewan, dan manusia. Keanekaragaman makhluk hidup dapat terbentuk karena perkawinan (persilangan) dan kondisi lingkungan.
1.    Perkawinan (persilangan)
Perkawinan dapat menghasilkan keanekaragaman. Perkawinan yang dimaksud adalah perkawinan antar individu berbeda sifat, tetapi tergolong dalam jenis (spesies) yang sama. Perkawinan antara spesies yang berbeda mungkin dapat menghasilkan keturunan, tetapi keturunannya itu tidak mampu menghasilkan keturunan yang baru. Yang mana keturunan yang baru itu, merupakan keturunan yang steril. Perkawinan antar individu didalam jenis (spesies) yang sama akan menghasilkan keturunan yang fertil. Artinya, keturunan tersebut mampu berkembang biak menghasilkan keturunan berikutnya. Didalam spesies yang sama terdapat perbedaan sifat. Perkawinan antar makhluk hidup yang berbeda sifat dapat menghasilkan keturunan yang memiliki sifat baru. Keturunan dengan sifat yang baru tersebut merupakan individu baru. Perkawinan demikian disebut persilangan. Jadi, melalui persilangan akan muncul keanekaragaman yang baru. Persilangan buatan banyak dilakukan pada tumbuh-tumbuhan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan sifat baru yang unggul. Misalnya, persilangan tebu untuk memperoleh bibit tebu yang unggul. Demikian pula dengan untuk mendapatkan bibit padi, jagung, dan kedlai atau hewan budidaya tertentu.
2.    Keadaan lingkungan
Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi keanekaragaman makhluk hidup yang ada. Berikut akan diberi contohnya :
a.    Biasanya jenis makhluk yang ada di daerah subur lebih banyak dibandingkan dengan di daerah gersang. Jadi, keanekaragaman makhluk hidup di daerah subur lebih tinggi daripada di daerah gersang. Indonesia termasuk daerah Negara yang subur dan memiliki keanekaragaman makhluk hidup yang tinggi.
b.    Disebuah batu di tepi sungai terdapat berbagai makhluk hidup. Misalnya lumut, tumbuhan paku, rumput, lumut kerak, dan siput. Keanekaragaman makhluk hidup di sisi batu yang kering berbeda dengan keanekaragaman makhluk hidup di sisi batu yang kering. Dalam contoh ini, keanekaragaman dipengaruhi oleh kelembapan dan ketersediaan air. Dipermukaan bumi terdapat beragai spesies makhluk hidup. Sebagaimana telah di uraikan, makhluk hidup yang berbeda spesies tidak dapat menghasilkan keturunan yang fertile. Bahkan, makhluk hidup yang berbeda spesies ada yang tidak dapat melakukan perkawinan.

C.  Tindakan Manusia Yang Mengakibatkan Penurunan Keanekaragaman Hayati
Aktifitas manusia dapat menurunkan keanekaragaman hayati. Hingga saat ini, berbagai jenis tumbuhan dan hewan terancam punah dan beberapa di antaranya telah punah. Sebagai contoh, Australia selama 20 tahun telah kehilangan 41 jenis mamalia, 18 jenis burung, reptilia, ikan, dan katak, 200 jenis invertebrata, dan 209 jenis tumbuhan. Sementara itu, Indonesia kehilangan beberapa satwa penting, misalnya harimau bali. Saat ini hewan tersebut tidak pernah ditemukan lagi keberadaannya, alias kemungkinan sudah punah. Hewan-hewan seperti badak bercula satu, jalak bali, dan trenggiling juga terancam punah. Belum lagi beberapa jenis serangga, hewan melata, ikan, dan hewan air, yang sudah tidak ditemukan lagi di lingkungan kita. Kepunahan keanekaragaman hayati diduga disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:
1.        Perusakan Habitat
Habitat didefinisikan sebagai daerah tempat tinggal organisme. Kekurangan habitat diyakini manjadi penyebab utama kepunahan organisme. Jika habitat rusak maka organisme tidak memiliki tempat yang cocok untuk hidupnya. Kerusakan habitat dapat diakibatkan karena ekosistem diubah fungsinya oleh manusia, misalnya hutan ditebang dijadikan lahan pertanian, pemukiman dan akhirnya tumbuh menjadi perkotaan. Kegiatan manusia tersebut mengakibatkan menurunnya keanekaragaman ekosistem, jenis, dan gen. Selain akibat aktifitas manusia, kerusakan habitat juga dapat diakibatkan oleh bencana alam misalnya kebakaran, gunung meletus, dan banjir. Perusakan terumbu karang di laut juga dapat menurunkan keanekaragaman ayati laut. Ikan-ikan serta biota laut yang hidup bersembunyi di dalam terumbu karangtidak dapat lagi hidup dengan tentram, beberapa di antaranya tidak dapat menetaskan telurnya karena terumbu karang yang rusak. Menurunnya populasi ikan akan merugikan nelayan dan mengakibatkan harga ikan meningkat. Kehidupan para nelayan menjadi terganggu.
2.        Penggunaan Pestisida
Yang termasuk pestisida misalnya insektisida, herbisida, dan fungisida. Pestisida yang sebenarnya hanya untuk membunuh organisme penggangu (hama), pada kenyataannya menyebar ke lingkungan dan meracuni mikroba, jamur, hewan, dan tumbuhan lainnya.
3.        Pencemaran
Bahan pencemar juga dapat membunuh mikroba, jamur, hewan dan tumbuhan penting. Bahan pencemar dapat berasal dari limbah pabrik dan limbah rumah tangga.
4.        Perubahan Tipe Tumbuhan
Tumbuhan merupakan produsen di dalam ekosistem. Perubahan tipe tumbuhan misalnya perubahan dari hutan hujan tropik menjadi hutan produksi dapat mengakibatkan hilangnya tumbuh-tumbuhan liar penting. Hilangnya jenis-jenis tumbuhan tertentu dapat menyebabkan hilangnya hewan-hewan yang hidup bergantung pada tumbuhan tersebut.
5.        Masuknya Jenis Tumbuhan dan Hewan Liar
Tumbuhan atau hewan liar yang masuk ke ekosistem dapat berkompetisi bahkan membunuh tumbuhan dan hewan asli.
6.        Penebangan
Penebangan hutan tidak hanya menghilangkan pohon yang sengaja ditebang, tetapi juga merusak pohon-pohon lain yang ada di sekelilingnya. Kerusakan berbagai tumbuh-tumbuhan karena penebangan akan mengakibatkan hilangnya hewan. Jadi, penebangan akan menurunkan plasma nutfah.
7.        Seleksi
Secara tidak sengaja perilaku kita mempercepat kepunahan oraganisme. Sebagai contoh, kita sering hanya menanam tanaman yang kita anggap unggul misalnya mangga gadung, mangga manalagi, jambu bangkok. Menurunnya keanekaragaman hayati menimbulkan masalah lingkungan yang akhirnya merugikan manusia. Misalnya, penebangan hutan mengakibatkan banjir. Hewan-hewan yang hidup di dalam hutan misalnya babi hutan, gajah, kera, menyerang lahan pertanian penduduk karena habitat mereka semakin sempit, dan makanan mereka semakin berkurang. Menurunnya populasi serangga pemangsa (predator) karena disemprot dengan insektisida mengakibatkan terjadinya ledakan populasi serangga yang dimangsa. Jika serangga ini memakan tanaman pertanian, maka ledakan serangga tersebut sangat merugikan petani.
8.        Fragmentasi dan hilangnya habitat
Pembuatan bendungan, pembangunan daerah pinggir pantai, ekstensifikasi pertanian, penebangan hutan.
9.        Introduksi Spesies
Introduksi Spesies yaitu upaya mendatangkan spesies asing ke suatu wilayah yang telah memiliki spesies lokal.
10.    Eksploitasi hewan dan tumbuhan berlebih
Eksploitasi yaitu penggunaan secara berlebihan. Misal penggunaan padi unggul menyebabkan punahnya padi tradisional.
11.    Pencemaran tanah, air, dan udara
Mikroorganisme tanah banyak yang mati akibat pencemaran dari limbah logam berat perindustrian dan pertanian, tumbuhan dan organisme tanah di hutan rusak karena hujan asam.
12.    Perubahan Iklim Global
Pencemaran udara mengakibatkan kenaikan suhu bumi. Tiap kenaikan 1° C akan menggantikan batas toleransi beberapa spesies di daratan sekitar 125 km ke arah kutub atau 150 m vertikal ke arah gunung. Permukaan air laut akan naik dan beberapa pulau akan tenggelam.

13.    Industrialisasi Pertanian dan Kehutanan
Pemuliaan tanaman menyebabkan terjadinya sistem penanaman monokultur sehingga keanekaragaman hayati di suatu wilayah menurun.

D.  Manfaat Keanekaragaman Hayati
Pemanfaatan keanekaragaman hayati bagimasyarakat harus secara berkelanjutan. Yang dimaksud dengan manfaat yang berkelajutan adalah manfaat yang tidak hanya untuk generasi sekarang tetapi juga untuk generasi yang akan datang.
1.    Sebagai Sumber Pangan, Perumahan, dan Kesehatan
Kehidupan manusia yang bergantung pada keanekaragaman hayati. Hewan dan tumbuhan yang kita manfaatkan saat ini (misalnya ayam, kambing, padi, jagung) pada zaman dahulu juga merupakan hewan dan tumbuhan liar, yang kemudian dibudidayakan. Hewan dan tumbuhan liar itu dibudidayakan karena memiliki sifat-sifat unggul yang diharapkan manusia. Sebagai contoh, ayam dibudidayakan karena menghasilkan telur dan daging. Padi dibudi-dayakan karena menghasilkan beras. Beberapa contoh tumbuhan dan hewan yang memiliki peranan penting untuk memenuhi kebutuhan pangan, perumahan, dan kesehatan, misalnya:
a.    Pangan: berbagai biji-bijian (padi, jagung, kedelai, kacang), berbagai umbi-umbian (ketela, singkong, suwek, garut, kentang), berbagai buah-buahan (pisang, nangka, mangga, jeruk, rambutan), berbagai hewan ternak (ayam, kambing, sapi).
b.    Perumahan: kayu jati, sonokeling, meranti, kamfer.
c.    Kesehatan: kunyit, kencur, temulawak, jahe, lengkuas.
2.    Sebagai Sumber Pendapatan
Keanekaragaman hayati dapat dijadikan sumber pendapatan. Misalnya untuk bahan baku industri, rempah-rempah, dan perkebunan. Bahan baku industri misalnya kayu gaharu dan cendana untuk industri kosmetik, teh dan kopi untuk industri minuman, gandum dan kedelai untuk industri makanan, dan ubi kayu untuk menghasilkan alkohol. Rempah-rempah misalnya lada, vanili, cabai, bumbu dapur. Perkebunan misalnya kelapa sawit dan karet.
3.    Sebagai Sumber Plasma Nutfah
Hewan, tumbuhan, dan mikroba yang saat ini belum diketahui tidak perlu dimusnahkan, karena mungkin saja di masa yang akan datang akan memiliki peranan yang sangat penting. Sebgai contoh, tanaman mimba (Azadirachta indica),. Dahulu tanaman ini hanya merupakan tanaman pagar, tetapi saat ini diketahui mengandung zat azadiktrakhtin yang memiliki peranan sebagai anti hama dan anti bakteri. Adapula jenis ganggang yang memiliki kendungan protein tinggi, yang dapat digunakan sebagai sumber makanan masa depan, misalnya Chlorella. Buah pace (mengkudu) yagn semula tidak dimanfaatkan, sekarang diketahui memiliki khasiat untuk meningkatkan kebugaran tubuh, mencegah dan mengobati penyakit tekanan darah.
Di hutan atau lingkungan kita, masih terdapat tumbuhan dan hewan yang belum dibudidayakan, yang mungkin memiliki sifat-sifat unggul. Itulah sebabnya dikatakan bahwa hutan merupakan sumber plasma nutfah (sifat-sifat unggul). Siapa tahu kelak sifat-sifat unggul itu dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia.
4.    Manfaat Ekologi
Selain berfungsi untuk menunjuang kehidupan manusia, keanekaragaman hayati memiliki peranan dalam mempertahankan keberlanjutan ekosistem. Masing-masing jenis organisme memiliki peranan dalam ekosistemnya. Peranan ini tidak dapat digantikan oleh jenis yang lain. Sebagai contoh, burung hantu dan ular di ekosistem sawah merupakan pemakan tikus. Jika kedua pemangsa ini dilenyapkan oleh manusia, maka tidak ada yang mengontrol populasi tikus. Akibatnya perkembangbiakan tikus meningkat cepat dan di mana-mana terjadi hama tikus. Tumbuhan merupakan penghasil zat organik dan oksigen, yang dibutuhkan oleh organisme lain. Selain itu, tumbuh-tumbuhan dapat membentuk humus, menyimpan air tanah, dan mencegah erosi. Keanekaragaman yang tinggi memperkokoh ekosistem. Ekosistem dengan keanekaragaman yang rendah merupakan ekosistem yang tidak stabil. Bagi manusia, keanekaragaman yang tinggi merupakan gudang sifat-sifat unggul (plasma nutfah) untuk dimanfaatkan di kemudian hari.
5.    Manfaat Keilmuan
Keanekaragaman hayati merupakan lahan penelitian dan pengembangan ilmu yang sangat berguna untuk kehidupan manusia.
6.    Manfaat Keindahan
Keindahan alam tidak terletak pada keseragaman tetapi pada keanekaragaman. Bayangkan bila halaman rumah kita hanya ditanami satu jenis tanaman saja, apakah indah? Tentu saja akan lebih indah apabila ditanami berbagai tanaman seperti mawar, melati, anggrek, rumput, palem.
Kini kita sadari bahwa begitu banyak manfaat keanekaragaman hayati dalam hidup kita. Pemanfaatannya yang begitu banyak dan beragam tentu saja dapat mengancam kelestariannya. Untuk itu kita harus bijaksana dalam memanfaatkan keanekaragaman hayati, dengan mempertimbangkan aspek manfaat dan aspek kelestariannya.

E.  Upaya Manusia Yang Melestarikan dan Meningkatkan Keanekaragaman Hayati
Tidak semua aktifitas manusia berakibat menurunkan keanekaragaman hayati. Ada juga aktivitas yang justru meningkatkan keanekaragaman hayati.
1.    Penghijauan
Kegiatan penghijauan meningkatkan keanekaragaman hayati. Kegiatan penghijauan tidak hanya menanam tetapi yang lebih penting adalah merawat tanaman setelah ditanam.
2.    Pembuatan taman kota
Pembuatan taman-taman kota selain meningkatkan kandungan oksigen,
menurunkan suhu lingkungan, mamberi keindahan, juga meningkatkan keanekaragaman hayati.
3.    Pemuliaan
Secara tidak sengaja perilaku kita mempercepat kepunahan oraganisme. Sebagai contoh, kita sering hanya menanam tanaman yang kita anggap unggul misalnya mangga gadung, mangga manalagi, jambu bangkok. Sebaliknya kita menghilangkan tanaman yang kita anggap kurang unggul, misalnya mangga golek, nangka celeng.
Menurunnya keanekaragaman hayati menimbulkan masalah lingkungan yang akhirnya merugikan manusia. Misalnya, penebangan hutan mengakibatkan banjir. Hewan-hewan yang hidup di dalam hutan misalnya babi hutan, gajah, kera, menyerang lahan pertanian penduduk karena habitat mereka semakin sempit, dan makanan mereka semakin berkurang.
Menurunnya populasi serangga pemangsa (predator) karena disemprot dengan insektisida mengakibatkan terjadinya ledakan populasi serangga yang dimangsa. Jika serangga ini memakan tanaman pertanian, maka ledakan serangga tersebut sangat merugikan petani.
4.    Pengembangbiakan
Hewan atau tumbuhan langka dan rawan punah dapat dilestarikan dengan pembiakan secara in situ dan ex situ. Pembiakan secara in situ adalah pembiakan di dalam habitat aslinya. Misalnya mendirikan Cagar Alam Ujung Kulon, Taman Nasional Komodo. Pembiakan secara ex situ adalah pembiakan di luar habitat aslinya, namun suasana lingkungan dibuat mirip dengan aslinya. Misal penangkaran hewan di kebun binatang (harimau, gajah, burung jalak bali).
5.    Memelihara kelestarian hutan
Hutan merupakan habitat berbagai jenis tumbuhan dan hewan. Oleh sebab itu kelestariannya harus dijaga. Untuk melindungi hutan perlu dilakukan tindakan, seperti :
a.    Reboisasi, yaitu menanami kembali hutan-hutan yang telah gundul.
b.    Melakukan tebang pilih, artinya kalau kita memerlukan kayu, pohon yang akan ditebang harus memenuhi syarat umur dan ukuran.
c.    Menghindari kebakaran hutan.
6.    Menetapkan daerah perlindungan alam
Pemerintah di bawah Menteri Kehutanan mempunyai suatu badan yang menangani daerah-daerah perlindungan alam, yaitu PHDA (Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam). Di Indonesia terdapat sekitar  350 daerah perlindungan alam yang tersebar di berbagai propinsi. Daerah perlindungan alam tersebut digolongkan berdasarkan ukuran, keunikan, ekosistem, dan fungsinya.
a.    Hutan Suaka Alam
Hutan Suaka Alam adalah hutan yang mempunyai fungsi sebagai pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan hewan serta ekosistemnya, dan sebagai wilayah penyangga kehidupan. Penyangga kehidupan artinya harus mampu memenuhi kebutuhan makhluk yang hidup di dalamnya. Kawasan suaka alam dibagi menjadi dua wilayah, yaitu:
1)   Cagar Alam
Cagar Alam, mempunyai ciri berupa tumbuhan, hewan, dan ekosistem tertentu yang perlu dilindungi untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan kebudayaan, yang berlangsung secara alami.
2)   Suaka Margasatwa
Mempunyai ciri khas berupa keragaman dan atau keunikan jenis hewan bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Untuk kelangsungan hidupnya, dilakukan pembinaan terhadap habitatnya. Beberapa contoh suaka margasatwa di Indonesia dapat kamu lihat pada tabel berikut ini.
b.    Hutan Pelestarian Alam
Hutan Pelestarian Alam merupakan hutan dengan ciri khas tertentu, fungsi utamanya untuk perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Hutan ini terbagi atas wilayah, yaitu taman nasional , taman hutan raya, dan taman wisata alam.
1)   Taman Nasional
Merupakan kawasan pelestarian alam yang dikelola dengan sistem wilayah. Sistem wilayah ini terdiri atas wilayah inti dan wilayah lain yang dimanfaatkan untuk tujuan ilmu pengetahuan, pariwisata, rekreasi, dan pendidikan. Contoh taman nasional yaitu taman nasional Gunung Gede Pangrango di Pulau Jawa dan Taman Nasional Kerinci Seblat di Sumatra.
2)   Taman Hutan Raya
Merupakan kawasan pelestarian alam, terutama dimanfaatkan untuk koleksi tumbuhan atau hewan; baik alami atau buatan, jenis asli atau bukan asli. Taman hutannya dibuat untuk tujuan ilmu pengetahuan, pendidikan dan pelatihan, budaya, pariwisata, dan rekreasi. Contoh taman hutan raya, yaitu Kebun Raya Bogor di Jawa Barat
3)   Taman Wisata Alam
Merupakan hutan wisata yang memiliki keindahan alam, baik keindahan tumbuhan, hewan, maupun keindahan alam yang mempunyai corak khas untuk dimanfaatkan bagi kepentingan rekreasi dan kebudayaan. Contoh taman wisata alam, antara lain Pulau Kembang di Kalimantan, Danau Towuti, Danau Matano dan Mahalono di Sulawesi, Danau Lebu, dan Pulau Menipo di Nusa Tenggara. Pemerintah juga menetapkan taman laut, sebagai wilayah lautan yang mempunyai ciri khas berupa keindahan dan keunikan. Taman laut khusus digunakan sebagai kawasan laut untuk dibina dan dipelihara guna perlindungan ekosistem laut, rekreasi, pariwisata, pendidikan, dan kebudayaan. Contohnya Taman Nasional Laut Bunaken, Taman Wisata Laut di Sulawesi, Taman Wisata Laut Teluk Kupang, dan Taman Wisata Laut Teluk Maumere di Nusa Tenggara.
Seperti kita ketahui makhluk hidup terdiri atas manusia, hewan, dan tumbuhan. Semua kebutuhan hidup manusia berasal dari hewan dan tumbuhan. Begitu pula hewan memerlukan tumbuhan dan hewan itu sendiri, juga tumbuhan memerlukan hewan dan tumbuhan itu sendiri. Oleh karena itu, kelestarian makhluk hidup harus kita jaga.

























BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
1.    Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan kesuluruhan atau totalitas variasi gen, jenis, dan ekosistem pada daerah. Tingkat keanekaragaman hayati terdiri dari tiga yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem.
2.    Keanekaragaman hayati disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Terdapat interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan dalam mempengaruhi sifat makhluk hidup.
3.    Fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati yaitu memiliki nilai ekonomi sebagai sumber bahan pangan, obat-obatan, kosmetik, sandang, papan dan memiliki aspek budaya. Selain itu keanekaragaman hayati juga memiliki nilai pendidikan dan ekologi.
4.    Kegiatan manusia dapat menurunkan keanekaragaman hayati, baik keanekaragaman gen, jenis maupun keanekaragaman lingkungan. Namun di samping itu, kegiatan manusia juga dapat meningkatkan keanekaragaman hayati misalnya penghijauan, pembuatan taman kota, dan pemuliaan.
5.    Pelestarian keanekaragaman hayati dapat dilakukan secara in situ dan ex situ

B.  Saran
Kami sebagai penulis sangat menyadari bahwa materi yang kami buat ini masih banyak kekurangan. Jadi untuk itu kami meminta kepada saudara saudari semuanya untuk memberikan saran, kritikan, dan hal-hal lainnya yang bisa membangun untuk menuju kepada yang lebih baik.  agar manfaat ini dari makalah ini dapat diambil penulis dan orang yang mambacanya.


DAFTAR PUSTAKA

Ari Yulina, Dian. 2007. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Erlangga.

Mochamad Indrawan. (2007). Biologi Konservasi. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Nunung Nurhayati, Mukhlis, & Agus Jaya. (2014). Biologi untuk SMA/MA Kelas X. (cetakan ke-1). Bandung : Yrama Widya.

Sulistyorini, Ari. 2009. Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Syamsuri, Istamar. 2002. IPA Biologi untuk SLTP kelas 1.   Malang: Erlangga.













 

No comments:

Post a Comment