Tugas Individu
MAKALAH
Disusun Oleh :
NAMA : ANDI FEVI AMALI LANTARA
KELAS : X MIPA 6
SMA
NEGERI 4 WATAMPONE
TAHUN
AJARAN 2016/2017
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kita panjatkan ke hadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat, Inayah, Taufik serta Hidayahnya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya
yang sederhana. Semoga makalah ini dapat menjadi sumber inspirasi dan dapat
menambah pengetahuan untuk pembaca sekalian.
Harapan penulis semoga makalah ini
dapat dibergunakan sebagaimana mestinya dan menjadi pembelajaran bagi diri
penulis sendiri, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah
ini sehingga kedepannya dapat lebih baik lagi.
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang turut mensukseskan dan membantu penulis dalam
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini penulis akui masih memiliki kekurangan
karena kurangnya pengalaman dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh kerena
itu penulis harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah yang mungkin akan penulis buat
lagi kedepannya.
Watampone, 10 September 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I..... PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang..................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................. 2
C.
Tujuan Penulisan................................................................... 2
BAB II... PEMBAHASAN
A.
Pengertian Keanekaragaman Hayati.................................... 3
B.
Penyebab Terjadinya
Keanekaragaman Hayati ................... 4
C.
Tindakan Manusia Yang
Mengakibatkan Penurunan Keanekaragaman Hayati .............................................................................................. 6
D.
Manfaat Keanekaragaman
Hayati ....................................... 9
E.
Upaya Manusia Yang Melestarikan dan Meningkatkan
Keanekaragaman Hayati .............................................................................................. 11
BAB III.. PENUTUP
A.
Kesimpulan........................................................................... 16
B.
Saran..................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keanekaragaman hayati adalah perbedaan diantara makhluk hidup yang
berbeda jenis, spesiesnya, dan perbedaan ekosistemnya. Bagaimana keaneka-ragaman
hayati terjadi? keanekaragaman hayatiterjadi karena adanya perbedaan sifat,
seperti ukuran, bentuk, warna, fungsi organ, tempat hidup (ekosistem) dan
lain-lain. Keanekaragaman hayati sangat penting bagi kelangsungan dan
kelestarian makhluk hidup. Keanekaragaman dapat terjadi akibat proses evolusi
dan adaptasi. Evolusi adalah perubahan yang terjadi dalam waktu lama yang akan
membentuk makhluk hidup yang berbeda dengan asalnya sehingga akan menimbulkan
spesies baru. Sedangkan adaptasi adalah proses penyesuaian diri terhadap linkungan yang berbeda akan
menghasilkan makhluk hidup yang berbeda pula. Misalnya burug galatik yang hidup
di kepulauan Galapagos, pada mulanya burung galatik berasal dari tempat yang
sama di amerika selatan. Oleh karena hidupnya berpindah-pindah dan menghuni
tempat yang berbeda, lama kelamaan paruh burung galatik mengalami perubahan
sesuai dengan kondisi lingkungan baru.
Keanekaragaman
hayati tidak terdistribusi secara merata di bumi, wilayah tropis memiliki
keanekaragaman hayati yang lebih kaya, dan jumlah keaneka-ragaman hayati terus
menurun jika semakin jauh dari ekuator. Keanekaragaman hayati yang ditemukan di bumi adalah
hasil dari miliaran tahun proses evolusi. Asal muasal kehidupan belum diketahui
secara pasti dalam sains. Hingga sekitar 600 juta tahun yang lalu, kehidupan di
bumi hanya berupa archaea, bakteri, protozoa, dan organisme uniseluler lainnya
sebelum organisme multiseluler muncul dan menyebabkan ledakan keanekaragaman
hayati yang begitu cepat, namun secara periodik dan eventual juga terjadi
kepunahan secara besar-besaran akibat aktivitas bumi, iklim, dan luar angkasa.
Proses evolusi memiliki arti bahwa kolam keragaman
hidup bersifat dinamis, akan meningkat ketika varian genetik baru dihasilkan,
spesies atau ekosistem baru terbentuk; akan menurun ketika varian genetik dalam
salah satu spesies berkurang, salah satu spesies punah atau sebuah ekosistem
yang kompleks menghilang. Konsep ini
meliputi hubungan antar makhluk hidup dan proses-prosesnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian keanekaragaman hayati?
2. Apa sajakah penyebab terjadinya keanekaragaman hayati?
3. Bagaimana tindakan manusia yang mengakibatkan penurunan
keanekaragaman hayati?
4. Apa sajakah manfaat keanekaragaman hayati?
5. Bagaimana upaya manusia yang melestarikan dan meningkatkan keaneka-ragaman
hayati?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui
tentang pengertian keanekaragaman hayati.
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya keanekaragaman hayati.
3. Untuk mengetahui tindakan manusia yang mengakibatkan penurunan keanekaragaman hayati
4. Untuk mengetahui manfaat keanekaragaman hayati.
5. Untuk mengetahui upaya manusia yang melestarikan dan meningkatkan keanekaragaman
hayati.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Keanekaragaman Hayati
1. Pengertian keanekaragaman
hayati adalah variabilitas di antara makhluk hidup
dari semua sumber, termasuk interaksi ekosistem terestrial, pesisir dan lautan
dan ekosistem akuatik lain serta kompleks ekologik tempat hidup makhluk hidup
menjadi bagiannya. Hal ini meliputi keanekaragaman jenis, antar jenis dan
ekosistem (Convention on Biological Diversity, 1993).
2. Pengertian keanekaragaman
hayati menurut pendapat ahli yang lain yaitu
Sudarsono dkk (2005: 6) menyebutkan bahwa keanekaragaman hayati adalah
ketersediaan keanekaragaman sumber daya hayati berupa jenis maupun kekayaan
plasma nutfah (keanekaragaman genetik di dalam jenis), keanekaragaman
antarjenis dan keanekaragaman ekosistem.
3. Pengertian Keanekaragaman
hayati atau biodiversitas menurut Global Village
Translations (2007:4) adalah semua kehidupan di atas bumi ini baik tumbuhan,
hewan, jamur dan mikroorganisme serta berbagai materi genetik yang dikandungnya
dan keanekaragaman sistem ekologi di mana mereka hidup. Termasuk didalamnya
kelimpahan dan keanekaragaman genetik relatif dari organisme-organisme yang
berasal dari semua habitat baik yang ada di darat, laut maupun sistem-sistem
perairan lainnya.
4. Pengertian keanekaragaman
hayati yang lebih mudah dari keanekaragaman
hayati adalah kelimpahan berbagai jenis sumberdaya alam hayati (tumbuhan dan hewan)
yang terdapat di muka bumi (Ani Mardiastuti, 1999: 1).
5. Sedangkan dalam Wikipedia, Keanekaragaman hayati atau
biodiversitas (Bahasa Inggris: biodiversity) adalah suatu istilah pembahasan
yang mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara ilmiah dapat dikelompokkan
menurut skala organisasi biologisnya, yaitu mencakup gen, spesies tumbuhan,
hewan, dan mikroorganisme serta ekosistem dan proses-proses ekologi dimana
bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya. Dapat juga diartikan sebagai kondisi
keanekaragaman bentuk kehidupan dalam ekosistem atau bioma tertentu.
Keanekaragaman hayati seringkali digunakan sebagai ukuran kesehatan sistem
biologis.
Dengan demikian dari berbagai pengertian diatas dapat kita simpulkan
pengertian biodiversitas atau yang kita kenal dengan keanekaragaman hayati
terbagi menjadi dua kata keanekaragaman dan hayati, keanekaragaman adalah semua
kumpulan benda yang bermacam-macam, baik ukuran, warna, bentuk, tekstur dan
sebagainya. Hayati yaitu menunjukkan sesuatu yang hidup. Jadi keanekaragaman
hayati menggambarkan bermacam-macam makhluk hidup (organisme) penghuni biosfer.
Keanekaragaman atau keberagaman dari makhluk hidup dapat terjadi karena akibat
adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan
sifat-sifat lainnya.
B. Penyebab Terjadinya
Keanekaragaman Hayati
Kenekaragaman
dapat terjadi akibat dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan.
Faktor genetik atau faktor keturunan adalah sifat dari makhluk hidup itu
sendiri yang diperoleh dari induknya. Faktor genetik ditentukan oleh gen atau
pembawa sifat. Faktor lingkungan adalah faktor dari luar makhluk hidup yang
meliputi lingkungan fisik, lingkungan kimia, dan lingkungan biotik. Lingkungan
biotik misalnya suhu, kelembapan cahaya, dan tekanan udara. Lingkungan kimia
misalnya makanan, mineral, keasaman, dan zat kimia buatan. Lingkungan biotik
misalnya mikrooaganisme, tumbuhan, hewan, dan manusia. Keanekaragaman makhluk
hidup dapat terbentuk karena perkawinan (persilangan) dan kondisi lingkungan.
1.
Perkawinan
(persilangan)
Perkawinan
dapat menghasilkan keanekaragaman. Perkawinan yang dimaksud adalah perkawinan
antar individu berbeda sifat, tetapi tergolong dalam jenis (spesies) yang sama.
Perkawinan antara spesies yang berbeda mungkin dapat menghasilkan keturunan,
tetapi keturunannya itu tidak mampu menghasilkan keturunan yang baru. Yang mana
keturunan yang baru itu, merupakan keturunan yang steril. Perkawinan antar
individu didalam jenis (spesies) yang sama akan menghasilkan keturunan yang
fertil. Artinya, keturunan tersebut mampu berkembang biak menghasilkan
keturunan berikutnya. Didalam spesies yang sama terdapat perbedaan sifat.
Perkawinan antar makhluk hidup yang berbeda sifat dapat menghasilkan keturunan
yang memiliki sifat baru. Keturunan dengan sifat yang baru tersebut merupakan
individu baru. Perkawinan demikian disebut persilangan. Jadi, melalui
persilangan akan muncul keanekaragaman yang baru. Persilangan buatan banyak
dilakukan pada tumbuh-tumbuhan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan sifat baru
yang unggul. Misalnya, persilangan tebu untuk memperoleh bibit tebu yang
unggul. Demikian pula dengan untuk mendapatkan bibit padi, jagung, dan kedlai atau
hewan budidaya tertentu.
2.
Keadaan lingkungan
Keadaan lingkungan
dapat mempengaruhi keanekaragaman makhluk hidup yang ada. Berikut akan diberi
contohnya :
a. Biasanya
jenis makhluk yang ada di daerah subur lebih banyak dibandingkan dengan di
daerah gersang. Jadi, keanekaragaman makhluk hidup di daerah subur lebih tinggi
daripada di daerah gersang. Indonesia termasuk daerah Negara yang subur dan
memiliki keanekaragaman makhluk hidup yang tinggi.
b. Disebuah
batu di tepi sungai terdapat berbagai makhluk hidup. Misalnya lumut, tumbuhan
paku, rumput, lumut kerak, dan siput. Keanekaragaman makhluk hidup di sisi batu
yang kering berbeda dengan keanekaragaman makhluk hidup di sisi batu yang
kering. Dalam contoh ini, keanekaragaman dipengaruhi oleh kelembapan dan
ketersediaan air. Dipermukaan bumi terdapat beragai spesies makhluk hidup.
Sebagaimana telah di uraikan, makhluk hidup yang berbeda spesies tidak dapat
menghasilkan keturunan yang fertile. Bahkan, makhluk hidup yang berbeda spesies
ada yang tidak dapat melakukan perkawinan.
C. Tindakan Manusia Yang
Mengakibatkan Penurunan Keanekaragaman Hayati
Aktifitas manusia dapat menurunkan keanekaragaman hayati. Hingga
saat ini, berbagai jenis tumbuhan dan hewan terancam punah dan beberapa di
antaranya telah punah. Sebagai contoh, Australia selama 20 tahun telah
kehilangan 41 jenis mamalia, 18 jenis burung, reptilia, ikan, dan katak, 200
jenis invertebrata, dan 209 jenis tumbuhan. Sementara itu, Indonesia kehilangan
beberapa satwa penting, misalnya harimau bali. Saat ini hewan tersebut tidak
pernah ditemukan lagi keberadaannya, alias kemungkinan sudah punah. Hewan-hewan
seperti badak bercula satu, jalak bali, dan trenggiling juga terancam punah.
Belum lagi beberapa jenis serangga, hewan melata, ikan, dan hewan air, yang
sudah tidak ditemukan lagi di lingkungan kita. Kepunahan keanekaragaman hayati
diduga disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:
1.
Perusakan Habitat
Habitat didefinisikan sebagai daerah tempat tinggal organisme.
Kekurangan habitat diyakini manjadi penyebab utama kepunahan organisme. Jika
habitat rusak maka organisme tidak memiliki tempat yang cocok untuk hidupnya.
Kerusakan habitat dapat diakibatkan karena ekosistem diubah fungsinya oleh
manusia, misalnya hutan ditebang dijadikan lahan pertanian, pemukiman dan
akhirnya tumbuh menjadi perkotaan. Kegiatan manusia tersebut mengakibatkan
menurunnya keanekaragaman ekosistem, jenis, dan gen. Selain akibat aktifitas
manusia, kerusakan habitat juga dapat diakibatkan oleh bencana alam misalnya
kebakaran, gunung meletus, dan banjir. Perusakan terumbu karang di laut juga
dapat menurunkan keanekaragaman ayati laut. Ikan-ikan serta biota laut yang
hidup bersembunyi di dalam terumbu karangtidak dapat lagi hidup dengan tentram,
beberapa di antaranya tidak dapat menetaskan telurnya karena terumbu karang
yang rusak. Menurunnya populasi ikan akan merugikan nelayan dan mengakibatkan
harga ikan meningkat. Kehidupan para nelayan menjadi terganggu.
2.
Penggunaan Pestisida
Yang
termasuk pestisida misalnya insektisida, herbisida, dan fungisida. Pestisida
yang sebenarnya hanya untuk membunuh organisme penggangu (hama), pada
kenyataannya menyebar ke lingkungan dan meracuni mikroba, jamur, hewan, dan
tumbuhan lainnya.
3.
Pencemaran
Bahan
pencemar juga dapat membunuh mikroba, jamur, hewan dan tumbuhan penting. Bahan
pencemar dapat berasal dari limbah pabrik dan limbah rumah tangga.
4.
Perubahan Tipe Tumbuhan
Tumbuhan
merupakan produsen di dalam ekosistem. Perubahan tipe tumbuhan misalnya
perubahan dari hutan hujan tropik menjadi hutan produksi dapat mengakibatkan
hilangnya tumbuh-tumbuhan liar penting. Hilangnya jenis-jenis tumbuhan tertentu
dapat menyebabkan hilangnya hewan-hewan yang hidup bergantung pada tumbuhan
tersebut.
5.
Masuknya Jenis Tumbuhan dan
Hewan Liar
Tumbuhan
atau hewan liar yang masuk ke ekosistem dapat berkompetisi bahkan membunuh
tumbuhan dan hewan asli.
6.
Penebangan
Penebangan
hutan tidak hanya menghilangkan pohon yang sengaja ditebang, tetapi juga
merusak pohon-pohon lain yang ada di sekelilingnya. Kerusakan berbagai
tumbuh-tumbuhan karena penebangan akan mengakibatkan hilangnya hewan. Jadi,
penebangan akan menurunkan plasma nutfah.
7.
Seleksi
Secara
tidak sengaja perilaku kita mempercepat kepunahan oraganisme. Sebagai contoh,
kita sering hanya menanam tanaman yang kita anggap unggul misalnya mangga
gadung, mangga manalagi, jambu bangkok. Menurunnya keanekaragaman hayati
menimbulkan masalah lingkungan yang akhirnya merugikan manusia. Misalnya,
penebangan hutan mengakibatkan banjir. Hewan-hewan yang hidup di dalam hutan
misalnya babi hutan, gajah, kera, menyerang lahan pertanian penduduk karena
habitat mereka semakin sempit, dan makanan mereka semakin berkurang. Menurunnya
populasi serangga pemangsa (predator) karena disemprot dengan insektisida
mengakibatkan terjadinya ledakan populasi serangga yang dimangsa. Jika serangga
ini memakan tanaman pertanian, maka ledakan serangga tersebut sangat merugikan
petani.
8.
Fragmentasi dan hilangnya
habitat
Pembuatan
bendungan, pembangunan daerah pinggir pantai, ekstensifikasi pertanian,
penebangan hutan.
9.
Introduksi Spesies
Introduksi
Spesies yaitu upaya mendatangkan spesies asing ke suatu wilayah yang telah
memiliki spesies lokal.
10.
Eksploitasi hewan dan tumbuhan
berlebih
Eksploitasi
yaitu penggunaan secara berlebihan. Misal penggunaan padi unggul menyebabkan
punahnya padi tradisional.
11.
Pencemaran tanah, air, dan
udara
Mikroorganisme
tanah banyak yang mati akibat pencemaran dari limbah logam berat perindustrian
dan pertanian, tumbuhan dan organisme tanah di hutan rusak karena hujan asam.
12.
Perubahan Iklim Global
Pencemaran
udara mengakibatkan kenaikan suhu bumi. Tiap kenaikan 1° C akan menggantikan
batas toleransi beberapa spesies di daratan sekitar 125 km ke arah kutub atau
150 m vertikal ke arah gunung. Permukaan air laut akan naik dan beberapa pulau
akan tenggelam.
13.
Industrialisasi Pertanian dan
Kehutanan
Pemuliaan
tanaman menyebabkan terjadinya sistem penanaman monokultur sehingga
keanekaragaman hayati di suatu wilayah menurun.
D. Manfaat Keanekaragaman
Hayati
Pemanfaatan keanekaragaman hayati bagimasyarakat harus secara
berkelanjutan. Yang dimaksud dengan manfaat yang berkelajutan adalah manfaat
yang tidak hanya untuk generasi sekarang tetapi juga untuk generasi yang akan
datang.
1. Sebagai Sumber Pangan,
Perumahan, dan Kesehatan
Kehidupan manusia yang
bergantung pada keanekaragaman hayati. Hewan dan tumbuhan yang kita manfaatkan
saat ini (misalnya ayam, kambing, padi, jagung) pada zaman dahulu juga
merupakan hewan dan tumbuhan liar, yang kemudian dibudidayakan. Hewan dan
tumbuhan liar itu dibudidayakan karena memiliki sifat-sifat unggul yang
diharapkan manusia. Sebagai contoh, ayam dibudidayakan karena menghasilkan telur
dan daging. Padi dibudi-dayakan
karena menghasilkan beras. Beberapa contoh tumbuhan dan hewan yang memiliki
peranan penting untuk memenuhi kebutuhan pangan, perumahan, dan kesehatan,
misalnya:
a.
Pangan: berbagai biji-bijian (padi, jagung,
kedelai, kacang), berbagai umbi-umbian (ketela, singkong, suwek, garut,
kentang), berbagai buah-buahan (pisang, nangka, mangga, jeruk, rambutan),
berbagai hewan ternak (ayam, kambing, sapi).
b.
Perumahan: kayu jati, sonokeling, meranti,
kamfer.
c.
Kesehatan: kunyit, kencur, temulawak, jahe,
lengkuas.
2. Sebagai Sumber
Pendapatan
Keanekaragaman hayati dapat dijadikan sumber pendapatan. Misalnya
untuk bahan baku industri, rempah-rempah, dan perkebunan. Bahan baku industri
misalnya kayu gaharu dan cendana untuk industri kosmetik, teh dan kopi untuk
industri minuman, gandum dan kedelai untuk industri makanan, dan ubi kayu untuk
menghasilkan alkohol. Rempah-rempah misalnya lada, vanili, cabai, bumbu dapur.
Perkebunan misalnya kelapa sawit dan karet.
3. Sebagai Sumber Plasma
Nutfah
Hewan, tumbuhan, dan mikroba yang saat ini belum diketahui tidak
perlu dimusnahkan, karena mungkin saja di masa yang akan datang akan memiliki
peranan yang sangat penting. Sebgai contoh, tanaman mimba (Azadirachta
indica),. Dahulu tanaman ini hanya merupakan tanaman pagar, tetapi saat ini
diketahui mengandung zat azadiktrakhtin yang memiliki peranan sebagai
anti hama dan anti bakteri. Adapula jenis ganggang yang memiliki kendungan
protein tinggi, yang dapat digunakan sebagai sumber makanan masa depan, misalnya
Chlorella. Buah pace (mengkudu) yagn semula tidak dimanfaatkan, sekarang
diketahui memiliki khasiat untuk meningkatkan kebugaran tubuh, mencegah dan
mengobati penyakit tekanan darah.
Di
hutan atau lingkungan kita, masih terdapat tumbuhan dan hewan yang belum
dibudidayakan, yang mungkin memiliki sifat-sifat unggul. Itulah sebabnya
dikatakan bahwa hutan merupakan sumber
plasma nutfah (sifat-sifat unggul). Siapa tahu kelak sifat-sifat
unggul itu dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia.
4.
Manfaat Ekologi
Selain berfungsi untuk menunjuang kehidupan manusia, keanekaragaman
hayati memiliki peranan dalam mempertahankan keberlanjutan ekosistem.
Masing-masing jenis organisme memiliki peranan dalam ekosistemnya. Peranan ini
tidak dapat digantikan oleh jenis yang lain. Sebagai contoh, burung hantu dan
ular di ekosistem sawah merupakan pemakan tikus. Jika kedua pemangsa ini
dilenyapkan oleh manusia, maka tidak ada yang mengontrol populasi tikus.
Akibatnya perkembangbiakan tikus meningkat cepat dan di mana-mana terjadi hama
tikus. Tumbuhan merupakan penghasil zat organik dan oksigen, yang dibutuhkan
oleh organisme lain. Selain itu, tumbuh-tumbuhan dapat membentuk humus,
menyimpan air tanah, dan mencegah erosi. Keanekaragaman yang tinggi memperkokoh
ekosistem. Ekosistem dengan keanekaragaman yang rendah merupakan ekosistem yang
tidak stabil. Bagi manusia, keanekaragaman yang tinggi merupakan gudang
sifat-sifat unggul (plasma nutfah) untuk dimanfaatkan di kemudian hari.
5.
Manfaat Keilmuan
Keanekaragaman
hayati merupakan lahan penelitian dan pengembangan ilmu yang sangat berguna
untuk kehidupan manusia.
6.
Manfaat Keindahan
Keindahan
alam tidak terletak pada keseragaman tetapi pada keanekaragaman. Bayangkan bila
halaman rumah kita hanya ditanami satu jenis tanaman saja, apakah indah? Tentu
saja akan lebih indah apabila ditanami berbagai tanaman seperti mawar, melati,
anggrek, rumput, palem.
Kini
kita sadari bahwa begitu banyak manfaat keanekaragaman hayati dalam hidup kita.
Pemanfaatannya yang begitu banyak dan beragam tentu saja dapat mengancam
kelestariannya. Untuk itu kita harus bijaksana dalam memanfaatkan
keanekaragaman hayati, dengan mempertimbangkan aspek manfaat dan aspek
kelestariannya.
E. Upaya Manusia Yang
Melestarikan dan Meningkatkan Keanekaragaman Hayati
Tidak
semua aktifitas manusia berakibat menurunkan keanekaragaman hayati. Ada juga
aktivitas yang justru meningkatkan keanekaragaman hayati.
1. Penghijauan
Kegiatan penghijauan meningkatkan keanekaragaman hayati.
Kegiatan penghijauan tidak hanya menanam tetapi yang lebih penting adalah
merawat tanaman setelah ditanam.
2. Pembuatan taman kota
Pembuatan taman-taman kota selain meningkatkan kandungan
oksigen,
menurunkan suhu lingkungan, mamberi keindahan, juga
meningkatkan keanekaragaman hayati.
3. Pemuliaan
Secara tidak sengaja perilaku kita mempercepat kepunahan
oraganisme. Sebagai contoh, kita sering hanya menanam tanaman yang kita anggap
unggul misalnya mangga gadung, mangga manalagi, jambu bangkok. Sebaliknya kita
menghilangkan tanaman yang kita anggap kurang unggul, misalnya mangga golek,
nangka celeng.
Menurunnya keanekaragaman hayati menimbulkan masalah
lingkungan yang akhirnya merugikan manusia. Misalnya, penebangan hutan
mengakibatkan banjir. Hewan-hewan yang hidup di dalam hutan misalnya babi
hutan, gajah, kera, menyerang lahan pertanian penduduk karena habitat mereka
semakin sempit, dan makanan mereka semakin berkurang.
Menurunnya populasi serangga pemangsa (predator) karena
disemprot dengan insektisida mengakibatkan terjadinya ledakan populasi serangga
yang dimangsa. Jika serangga ini memakan tanaman pertanian, maka ledakan
serangga tersebut sangat merugikan petani.
4. Pengembangbiakan
Hewan atau tumbuhan langka dan rawan punah dapat
dilestarikan dengan pembiakan secara in situ dan ex situ. Pembiakan secara in
situ adalah pembiakan di dalam habitat aslinya. Misalnya mendirikan Cagar Alam
Ujung Kulon, Taman Nasional Komodo. Pembiakan secara ex situ adalah pembiakan
di luar habitat aslinya, namun suasana lingkungan dibuat mirip dengan aslinya.
Misal penangkaran hewan di kebun binatang (harimau, gajah, burung jalak bali).
5. Memelihara kelestarian hutan
Hutan merupakan habitat berbagai jenis tumbuhan dan hewan.
Oleh sebab itu kelestariannya harus dijaga. Untuk melindungi hutan perlu
dilakukan tindakan, seperti :
a. Reboisasi, yaitu menanami kembali
hutan-hutan yang telah gundul.
b. Melakukan tebang pilih, artinya
kalau kita memerlukan kayu, pohon yang akan ditebang harus memenuhi syarat umur
dan ukuran.
c. Menghindari kebakaran hutan.
6. Menetapkan daerah perlindungan alam
Pemerintah di bawah Menteri Kehutanan mempunyai suatu badan
yang menangani daerah-daerah perlindungan alam, yaitu PHDA (Perlindungan Hutan
dan Pelestarian Alam). Di Indonesia terdapat sekitar 350 daerah
perlindungan alam yang tersebar di berbagai propinsi. Daerah perlindungan alam
tersebut digolongkan berdasarkan ukuran, keunikan, ekosistem, dan fungsinya.
a. Hutan Suaka Alam
Hutan Suaka Alam adalah hutan yang mempunyai fungsi sebagai
pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan hewan serta ekosistemnya, dan sebagai
wilayah penyangga kehidupan. Penyangga kehidupan artinya harus mampu memenuhi
kebutuhan makhluk yang hidup di dalamnya. Kawasan suaka alam dibagi menjadi dua
wilayah, yaitu:
1) Cagar Alam
Cagar Alam, mempunyai ciri berupa tumbuhan, hewan, dan
ekosistem tertentu yang perlu dilindungi untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan
kebudayaan, yang berlangsung secara alami.
2) Suaka Margasatwa
Mempunyai ciri khas berupa keragaman dan atau keunikan jenis
hewan bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Untuk kelangsungan hidupnya, dilakukan
pembinaan terhadap habitatnya. Beberapa contoh suaka margasatwa di Indonesia
dapat kamu lihat pada tabel berikut ini.
b. Hutan Pelestarian Alam
Hutan Pelestarian Alam merupakan hutan dengan ciri khas
tertentu, fungsi utamanya untuk perlindungan sistem penyangga kehidupan,
pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan, serta pemanfaatan secara
lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Hutan ini terbagi atas
wilayah, yaitu taman nasional , taman hutan raya, dan taman wisata alam.
1) Taman Nasional
Merupakan kawasan pelestarian alam yang dikelola dengan
sistem wilayah. Sistem wilayah ini terdiri atas wilayah inti dan wilayah lain
yang dimanfaatkan untuk tujuan ilmu pengetahuan, pariwisata, rekreasi, dan
pendidikan. Contoh taman nasional yaitu taman nasional Gunung Gede Pangrango di
Pulau Jawa dan Taman Nasional Kerinci Seblat di Sumatra.
2) Taman Hutan Raya
Merupakan kawasan pelestarian alam,
terutama dimanfaatkan untuk koleksi tumbuhan atau hewan; baik alami atau
buatan, jenis asli atau bukan asli. Taman hutannya dibuat untuk tujuan ilmu
pengetahuan, pendidikan dan pelatihan, budaya, pariwisata, dan rekreasi. Contoh
taman hutan raya, yaitu Kebun Raya Bogor di Jawa Barat
3) Taman Wisata Alam
Merupakan hutan wisata yang memiliki keindahan alam, baik
keindahan tumbuhan, hewan, maupun keindahan alam yang mempunyai corak khas
untuk dimanfaatkan bagi kepentingan rekreasi dan kebudayaan. Contoh taman
wisata alam, antara lain Pulau Kembang di Kalimantan, Danau Towuti, Danau
Matano dan Mahalono di Sulawesi, Danau Lebu, dan Pulau Menipo di Nusa Tenggara.
Pemerintah juga menetapkan taman laut, sebagai wilayah lautan yang mempunyai
ciri khas berupa keindahan dan keunikan. Taman laut khusus digunakan sebagai
kawasan laut untuk dibina dan dipelihara guna perlindungan ekosistem laut,
rekreasi, pariwisata, pendidikan, dan kebudayaan. Contohnya Taman Nasional Laut
Bunaken, Taman Wisata Laut di Sulawesi, Taman Wisata Laut Teluk Kupang, dan
Taman Wisata Laut Teluk Maumere di Nusa Tenggara.
Seperti
kita ketahui makhluk hidup terdiri atas manusia, hewan, dan tumbuhan. Semua
kebutuhan hidup manusia berasal dari hewan dan tumbuhan. Begitu pula hewan
memerlukan tumbuhan dan hewan itu sendiri, juga tumbuhan memerlukan hewan dan
tumbuhan itu sendiri. Oleh karena itu, kelestarian makhluk hidup harus kita
jaga.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah
keanekaragaman organisme yang menunjukkan kesuluruhan atau totalitas variasi
gen, jenis, dan ekosistem pada daerah. Tingkat keanekaragaman hayati terdiri
dari tiga yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman
ekosistem.
2. Keanekaragaman hayati disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor
genetik dan faktor lingkungan. Terdapat interaksi antara faktor genetik dan
faktor lingkungan dalam mempengaruhi sifat makhluk hidup.
3. Fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati yaitu memiliki
nilai ekonomi sebagai sumber bahan pangan, obat-obatan, kosmetik, sandang,
papan dan memiliki aspek budaya. Selain itu keanekaragaman hayati juga memiliki
nilai pendidikan dan ekologi.
4. Kegiatan manusia dapat menurunkan keanekaragaman hayati, baik
keanekaragaman gen, jenis maupun keanekaragaman lingkungan. Namun di samping
itu, kegiatan manusia juga dapat meningkatkan keanekaragaman hayati misalnya
penghijauan, pembuatan taman kota, dan pemuliaan.
5. Pelestarian keanekaragaman hayati dapat dilakukan secara in situ dan
ex situ
B. Saran
Kami sebagai penulis sangat menyadari bahwa materi yang kami buat
ini masih banyak kekurangan. Jadi untuk itu kami meminta kepada saudara saudari
semuanya untuk memberikan saran, kritikan, dan hal-hal lainnya yang bisa
membangun untuk menuju kepada yang lebih baik. agar manfaat ini dari
makalah ini dapat diambil penulis dan orang yang mambacanya.
DAFTAR PUSTAKA
Ari
Yulina, Dian. 2007. Biologi Untuk SMA/MA
Kelas X. Jakarta : Erlangga.
Mochamad Indrawan. (2007). Biologi
Konservasi. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Nunung
Nurhayati, Mukhlis, & Agus Jaya. (2014). Biologi untuk SMA/MA Kelas X.
(cetakan ke-1). Bandung : Yrama Widya.
Sulistyorini, Ari. 2009. Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Syamsuri,
Istamar. 2002. IPA Biologi untuk SLTP
kelas 1. Malang: Erlangga.
|
No comments:
Post a Comment