Tuesday 19 December 2017

MAKALAH JAMUR 3

Tugas Individu

Makalah Biologi


Oleh:

Andi Fevi Amali Lantara
KLS : X MIPA 6
NIS : 8687



SMA NEGERI 4 WATAMPONE

TAHUN PELAJARAN 2016/2017


KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas  segala rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas Biologi tentang Jamur.
Makalah ini dapat digunakan sebagai wahan untuk menambah pengetahuan, sebagai teman belajar, dan sebagai referensi tambahan dalam belajar Biologi khususnya tentang Jamur. Makalah ini dibuat sedemikian rupa agar pembaca dapat dengan mudah mempelajari dan memahami tentang Jamur secara lebih lanjut.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang Jamur. Jangan segan bertanya jika pembaca menemui kesulitan. Semoga keberhasilan selalu berpihak pada kita semua.



                                                                                    Watampone, 03 Oktober 2016

             Penyusun
                                                                                            Andi Fevi Amali Lantara


DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................               i
DAFTAR ISI .............................................................................................               ii
BAB I..... PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang.....................................................................               1
B.       Rumusan Masalah.................................................................               2
C.       Tujuan Penulisan...................................................................               2
BAB II... PEMBAHASAN
A.       Pengertian Jamur .................................................................               3
B.       Reproduksi Jamur ................................................................               4
C.       Struktur Tubuh Jamur...........................................................               5
D.       Klasifikasi Jamur..................................................................               6
E.        Peranan Jamur Bagi Kehidupan ..........................................               15
BAB III.. PENUTUP
A.       Kesimpulan...........................................................................               16
B.       Saran.....................................................................................               16
DAFTAR PUSTAKA











BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pembelajaran biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam sekitar secara sistematis, sehingga ilmu biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta konsep, penemuan pendidikan biologi diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitar beserta isinya yang terdiri dari dua macam yaitu makhluk hidup (biotik) dan makhluk tidak hidup (abiotik) (Bambang, 1998).
Aspek kehidupan manusia tidak terlepas dari jamur, salah satunya adalah aspek makanan. Tempe, roti, dan keju yang biasa kita makan adalah hasil olahan dari jamur. Demikian juga dengan tapai, tanpa bantuan jamur, singkong tidak akan berubah menjadi tapai yang manis. Sesungguhnya apakah yang dimaksud dengan jamur ? Termasuk hewan atau tumbuhankah jamur itu? Seperti apakah bentuknya?
Jamur merupakan organisme uniseluler dan multiseluler yang bersifat heterotrof. Jamur memiliki beragam warna dan bentuk, hidup di daerah yang lembab dan banyak mengandung bahan-bahan sampah. Sehingga jamur bisa menguraikan kembali sampah menjadi bahan yang masih bias digunakan dan memiliki manfaat bagi makhluk hidup lain. Selain memiliki banyak manfaat jamur juga dapat merugikan karena dapat menyebabkan berbagai penyakit.
Dalam Campbell (2003), Fungi atau jamur adalah eukariota, dan sebagian besar adalah eukariota multiseluler. Meskipun fungi pernah dikelompokkan ke dalam kingdom tumbuhan, fungi adalah organisme unik yang umumnya berbeda dari eukariota lainnya ditinjau dari cara memperoleh makanan, organisasi struktural serta pertumbuhan dan reproduksi. Jamur sering dianggap sebagai organisme yang tergolong dalam tumbuhan, tetapi adapula yang menganggap jamur sebagai golongan organisme yang terpisah dari tumbuhan. Dengan demikian terdapat pula perbedaan dalam klasifikasinya, tetapi perbedaan tadi terletak pada taksa yang lebih tinggi dari kelas, sedangkan taksa dari kelas kebawah tidak terdapat perbedaan.
Banyak jenis jamur yang tumbuh dan berkembang di berbagai belahan dunia, tapi tak semua bisa dikonsumsi karena diantaranya ada yang mengandung racun. Jamur yang mengandung racun bisa menyebabkan sakit, bahkan kematian jika dikonsumsi seseorang. Untuk itu, Anda harus bisa membedakan mana jamur yang layak dikonsumsi dan mana yang tidak.
Jamur yang bisa Anda konsumsi, antara lain jamur tiram, merang, kuping, shiitake, kancing, lingzhi, hiratake, dan enoki. Sedangkan, jenis jamur yang mengandung racun, seperti Amatoxin, Gyromitrin, Orellanine, Ibotenic acid, Muscimol, Psilocybin, dan Coprine. Jenis jamur beracun itu biasanya ditemui di alam bebas.

B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan suatu permasalahan dalam Makalah ini antara lain sebagai berikut :
1.   Apa pengertian dari jamur?
2.   Bagaimana sistem reproduksi jamur?
3.   Bagaimana struktur tubuh jamur ?
4.   Bagaimana sistem pengklasifikasian pada fungi?
5.   Apa keuntungan dan kerugian jamur ?

C. Tujuan Penulisan
1.   Untuk mengetahui pengertian dari fungi.
2.   Untuk mengetahui sistem reproduksi jamur.
3.   Untuk mengetahuistruktur tubuh jamur.
4.   Untuk mengetahui bagaimana sistem pengklasifikasian pada fungi.
5.   Untuk mengerahui keuntungan dan kerugian jamur.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Jamur
Jamur dalam bahasa Indonesia memiliki beberapa arti yang agak berkaitan:
1.   Jamur adalah tubuh buah yang tampak di permukaan media tumbuh dari sekelompok fungi (Basidiomycota) yang berbentuk seperti payung: terdiri dari bagian yang tegak ("batang") dan bagian yang mendatar atau membulat. Secara teknis biologis, tubuh buah ini disebut basidium. Beberapa jamur aman dimakan manusia bahkan beberapa dianggap berkhasiat obat, dan beberapa yang lain beracun. Contoh jamur yang bisa dimakan: jamur merang (Volvariela volvacea), jamur tiram (Pleurotus), jamur kuping (Auricularia polytricha),  jamur kancing atau champignon (Agaricus campestris), dan jamur shiitake (Lentinus edulis).
2.   Jamur adalah keseluruhan bagian dari fungi: tubuh buah, dan bagian jaring-jaring di bawah permukaan tanah atau media mycelia yang tersusun dari berkas-berkas hifa.
3.   Jamur adalah sebutan lain untuk kapang. Makna ini misalnya dapat disimak dariungkapan "Rotinya sudah berjamur" yang maksudnya adalah 'rotinya telah ditumbuhi kapang'.
4.   Jamur adalah organisme yang terdapat dimana-mana di bumi, baik di daerah tropik, subtropik, di kutub utara, maupun antarika. Fungi juga ditemukan di darat, di perairaian tawar, di laut, di mangrove, di bawah permukaan tanah, di kedalaman laut, dipengunungan, maupun di udara. Banyak faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan fungi, antara lain kelembapan, suhu, keasaman substrat, pengudaraan, dan kehadiran nutrien-nutrien yang diperlukan.
Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Fungi memiliki bermacam-macam bentuk. Awam mengenal sebagian besar anggota Fungi sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun seringkali yang dimaksud adalah penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri. Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit banyak disebabkan adanya pergiliran keturunan yang memiliki penampilan yang sama sekali berbeda (ingat metamorfosis pada serangga atau katak). Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual.
Sedangkan dari sudut lain mengatakan bahwa fungi adalah mikroorganisma eukaryotik yang hidup secara saprofit karena tidak dapat berfotosintesa. Pada dasarnya sel -sel fungi hampir sama dengan sel - sel hewan. Bahkan hal ini juga yang menjadi salah satu alasan mengapa sulit ditemukan strategi yang tepat dalam mengobati infeksi oleh jamur tanpa berefek toksik bagi inang / host nya. Di alam ini fungi dapat bersifat sangat merugikan manusia dengan menimbulkan infeksi (penyakit) dan toksin yang dihasilkan ataupun bersifat menguntungkan dengan menghasilkan produk - produk yang dapat digunakan oleh manusia sebagai contoh antibiotika, vitamin, asam organik dan enzim.
  
B.  Reproduksi Jamur
Secara alamiah cendawan berkembang biak dengan berbagai cara, baik secara aseksual dengan pembelahan, penguncupan atau pembentukan spora dan secara seksual dengan peleburan nukleus dari dua sel induknya. Pada pembelahan, suatu sel membagi diri untuk membentuk dua sel anakan yang serupa. Pada penguncupan, suatu sel anak tumbuh dari peninjolan kecil pada sel inangnya.
Spora aseksual, yang berfungsi untuk menyebarkan spesies dibentuk dalam jumlah besar. Ada banyak macam spora aseksual yaitu:
1.   Konidiospora atau konidium. Konidium yang kecil dan bersel satu disebut mikrokonidium. Konidium yang besar dan bersel banyak dinamakan makrokonidium. Konidium dibentuk di ujung atau sisi suatu hifa.
2.   Sporangiospora. Spora bersel satu ini terbentuk di dalam kantung yang disebut sporangium di ujung hifa khusus ( sporangiosfor). Aplanospora ialah sporangiospora nonmotil. Zoospora ialah sporangiospora yang motil, motilitasnya disebabkan pergerakan flagellum.
3.   Oidium atau artrospora. Spora bersel satu ini terbentuk karena terputusnya sel-sel hifa.
4.   Klamidiospora. Spora bersel satu yang berdinding tebal ini sangat resisten terhadap keadaan buruk, tebentuk dari sel-sel hifa somatik.
5.   Blastospora. Tunas atau kuncup pada sel-sel khamir disebut blastospora.
Spora seksual, yang dihasilkan dai peleburan dua nukleus. Terbentuk lebih jarang dan dalam jumlah yang  lebih seikit dibandingkan dengan spora asekual. Ada beberapa tipe spora seksual.
1.   Askospora. Spora bersel satu yang terbentuk didalam pundi atau kantung yang dinamakan askus. Biasanya terdapat delapan askuspora didalam setiap askus.
2.   Basidiospora. Spora bersel satu ini terbentuk diatas struktur berbentuk gada yang dinamakan basidium.
3.   Zigospora. Zigospora ialah spora besar berdinding tebal yang terbentuk apabila ujung-ujung dua hifa yang secara seksual serasi. Disebut juga gametangia, pada beberapa cendawan melebur.
4.   Oospora. Spora ini terbentuk di dalam struktur betina khusus yng isebut oogonium. Pembuahan telur atau oosfer, oleh gamet jantan yang terbentuk di daalam aneridium menghasilkan oospora, dalam setiap oogonium terdapat satu atau beberapa oosfer.

C. Struktur Tubuh Jamur
Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnya khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnya jamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.
Gambar 1. Hifa yang membentuk miselium dan tubuh buah
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.

D. Klasifikasi Jamur
Jamur atau fungi dipelajari secara spesifi k di dalam cabang biologi yang disebut mikologi. Para ahli mikologi (mycologist) mengelompokkan kingdom ini ke dalam 4 divisi. Dasar yang digunakan dalam klasifi kasi ini adalah persamaan ciri-ciri. Salah satu ciri jamur adalah bereproduksi dengan spora, baik spora berfl agela maupun spora tidak berfl agela. Jenis-jenis jamur yang sporanya berflagela dikelompokan dalam Dunia Protista yaitu Myxomycotina dan Oomycotina. Sedangkan yang memiliki spora tidak berfl agela dimasukkan ke dalam Dunia Fungi dan dibagi menjadi 3 divisi, yaitu Divisi Zygomycotina, Divisi Ascomycotina, dan Divisi Basidiomycotina. Dasar klasifi kasi ketiga divisi tersebut adalah cara reproduksi seksual. Sedangkan jamur-jamur yang reproduksi seksualnya belum diketahui, diklasifi kasikan ke dalam satu divisi, yang diberi nama Divisi Deuteromycotina.
1.   Zygomycotina
Zygomycotina disebut juga sebagai the coenocytic true fungi. Jenis jamur yang terkenal dari kelompok ini adalah jamur hitam pada roti (black bread mold) atau Rhizopus sp. Divisi Zygomycotina memiliki anggota yang hampir semuanya hidup pada habitat darat, kebanyakan hidup sebagai saprofi t. Tubuhnya bersel banyak, berbentuk benang (hifa) yang tidak bersekat, dan tidak menghasilkan spora yang berflagella.
Reproduksi Zygomycotina terjadi secara aseksual dan seksual. Pada reproduksi seksual, jamur ini menghasilkan zigospora. Sedangkan reproduksi aseksualnya dengan perkecambahan (germinasi) spora. Spora tersebut tersimpan di dalam sporangium (kotak spora). Jika spora matang, sporangium akan pecah, sehingga spora menyebar terbawa angin. Apabila spora tersebut jatuh di tempat yang sesuai, maka spora akan tumbuh menjadi hifa baru.
Jamur Zygomycota
Reproduksi seksual atau generatif dilakukan dengan cara konjugasi. Proses ini diawali ketika dua hifa yang berlainan jenis, yakni hifa (+) dan hifa (-), saling berdekatan. Masing-masing hifa pada sisi-sisi tertentu mengalami pembengkakan dan perpanjangan pada bagian- bagian tertentu, disebut gametangium. Kemudian, kedua gametangium tersebut bertemu dan kedua intinya melebur membentuk zigot. Zigot kemudian berkembang menjadi zigospora (diploid). Pada tahapan berikutnya, zigospora tumbuh, dindingnya menebal dan berwarna hitam. Inti diploid (2n) mengalami meisosis, menghasilkan inti haploid (n). Pada lingkungan yang sesuai, zigospora akan tumbuh dan membentuk sporangium. Sporangium ini memiliki struktur penopang yang disebut sporangiofora. Selanjutnya, reproduksi secara aseksual dimulai lagi yaitu ditandai dengan pematangan sporangium hingga sporangium tersebut pecah dan spora tersebar keluar.
Zygomycotina memiliki beberapa jenis yang mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa diantaranya merupakan jamur pada makanan. Jenis-jenis jamur tersebut antara lain:
a.    Rhizophus stolonifera
Jamur ini tampak sebagai benang-benang berwarna putih, memiliki rizoid dan stolon. Merupakan saprofi t yang hidup pada bungkil kedelai dan bermanfaat dalam pembuatan tempe.
b.   Rhizophus nigricans
Jamur ini dapat menghasilkan asam fumarat.
c.    Mucor mucedo
Jamur ini hidup secara saprofi t. Sering dijumpai pada roti, sisa-sisa makanan dan kotoran ternak. Miselium jamur ini berkembang di dalam substrat. Memiliki sporangium yang dilengkapi oleh sporangiofor.
d.   Pilobolus sp.
Jamur ini sering disebut ‘pelempar topi’ atau cap thrower, karena bila
sporangiumnya telah masak, jamur ini bisa melontarkannya sampai sejauh 8 meter. Spora tersebut kemudian  melekat pada rumput atau tumbuhan lain. Ketika tumbuhan tersebut dimakan hewan, spora jamur yang melekat tersebut akan berkecambah di dalam saluran pencernaan dan akan tumbuh pada kotoran yang dikeluarkan hewan tersebut.
2.   Ascomycotina
Ascomycotina disebut juga sebagai the sac fungi. Merupakan fungi yang reproduksi seksualnya dengan membuat askospora di dalam askus (ascus = sac atau kantung/pundi-pundi). Askus adalah semacam sporangium yang menghasilkan askospora. Beberapa askus biasanya mengelompok dan berkumpul membentuk tubuh buah yang disebut askorkarp atau askoma (kalau banyak disebut askomata). Askomata bisa berbentuk mangkok, botol, atau seperti balon). Hifa dari Ascomycotina umumnya monokariotik (uninukleat atau memiliki inti tunggal) dan sel-sel yang dipisahkan oleh septa sederhana.
Jamur Ascomycota

Jadi, askus merupakan struktur umum yang dimiliki oleh anggota Divisi Ascomycotina. Tubuhnya ada yang berupa uniseluler dan ada pula yang multiseluler. Hidup sebagai saprofi t dan parasit. Beberapa jenis diantaranya dapat juga bersimbiosis dengan makhluk hidup ganggang hijau-biru dan ganggang hijau bersel satu membentuk lumut kerak.
Siklus hidup Ascomycotina dimulai dari askospora yang tumbuh menjadi benang (hifa) yang bercabang-cabang. Kemudian, salah satu dari beberapa sel pada ujung hifa berdiferensiasi menjadi askogonium, yang ukurannya lebih lebar dari hifa biasa. Sedangkan ujung hifa yang lainnya membentuk Anteridium. Anteridium dan Askogonium tersebut letaknya berdekatan dan memiliki sejumlah inti yang haploid.
Pada askogonium tumbuh trikogin yang menghubungkan askogonium dengan anteredium. Melaui trikogin ini inti dari anteredium pindah ke askogonium dan kemudian berpasangan dengan inti pada askogonium. Selanjutnya pada askogonium tumbuh sejumlah hifa yang disebut hifa askogonium. Inti-inti membelah secara mitosis dan tetap berpasangan. Hifa askogonium tumbuh membentuk septa bercabang. Bagian askogonium berinti banyak, sedangkan pada bagian ujungnya berinti 2. Bagian ujung inilah yang akan tumbuh menjadi bakal askus.
Hifa askogonium ini kemudian berkembang disertai pertumbuhan miselium vegetatif yang kompak, membentuk tubuh buah. Dua inti pada bakal askus membentuk inti diploid yang kemudian membelah secara meiosis untuk menghasilkan 8 spora askus (askospora). Apabila askospora tersebut jatuh pada lingkungan yang sesuai maka ia akan tumbuh membentuk hifa atau miselium baru.
Reproduksi aseksual pada Ascomycotina adalah dengan cara membentuk tunas dan spora aseksual. Pembentukan tunas terjadi pada jamur uniseluler dan spora aseksual pada jamur terjadi pada jamur multiseluler. Spora aseksual tersebut terbentuk pada ujung hifa khusus yang disebut konidiofor dan sporanya disebut konidia. Konidia merupakan spora yang dihasilkan secara eksternal, yaitu di luar kotak spora atau sporangium.


3.   Basidiomycotina
Divisi Basidiomycotina sering disebut juga sebagai the club fungi atau yang sering disebut jamur pada umumnya (cendawan atau mushrooms). Jamur ini bereproduksi secara seksual dengan membentuk basidia yang kemudian menghasilkan basidiospora di dalam tubuh buah yang disebut basidioma atau basidiokarp. Basidia tersebut bisa berkembang dalam bentuk seperti insang, pori-pori, seperti gigi, atau struktur lain.
Jamur Basidiomycota

Hifa dari Basiomycotina umumnya dikaryotik (binukleat, dengan 2 inti) dan terkadang memiliki hubungan yang sa ling mengapit. Sel-sel tersebut dipisahkan oleh septa yang kompleks. Anggota nya kebanyakan berupa jamur makroskopis. Kelompok ini memiliki miselium yang bersekat dan memiliki tubuh buah (basi diokarp) yang panjang, berupa lembaran- lembaran, yang berliku-liku atau bulat. Jamur ini umumnya hidup saprofi t dan parasit, umumnya berkembang biak secara aseksual dengan konidium.
Siklus hidup Basidiomycota dimulai dari spora basidium atau konidium yang tumbuh menjadi hifa yang bersekat dengan 1 inti (monokariotik). Hifa tersebut kemudian tumbuh membentuk miselium. Hifa-hifa yang berbeda, hifa (+) dan hifa (-), bersinggungan pada masing- masing ujungnya dan melebur diikuti dengan larutnya masingmasing dinding sel. Kemudian inti sel dari salah satu sel pindah ke sel yang lainnya, sehingga sel tersebut memiliki 2 inti sel (dikariotik). Sel dikariotik tersebut akhirnya tumbuh menjadi miselium dikariotik dan selanjutnya menjadi tubuh buah (basidiokarp).
Basidiokarp memiliki bentuk seperti payung. Pada bagian bawahnya terdapat basidium yang terletak pada bilah-bilah (lamela). Masingmasing basidium memiliki 2 inti (2n). Kemudian 2 inti tersebut mengalami meiosis dan akhirnya terbentuk 4 inti haploid. Dan apabila mendapatkan lingkungan yang sesuai, inti haploid tersebut akan tumbuh menjadi spora basidium, atau disebut juga spora seksual. Begitu seterusnya membentuk siklus hidup Basidiomycotina.
Berbagai jenis jamur yang dikonsumsi kita konsumsi dalam kehidupan sehari-hari adalah anggota Basidiomycotina. Jenis-jenis tersebut antara lain:
a.    Volvariella volvacea (jamur merang)
Jamur ini mempunyai tubuh buah berbentuk seperti payung, terdiri atas lembaran-lembaran (bilah), yang berisi basidium. Tubuh buahnya berwarna putih kemerah-merahan. Jamur ini merupakan sumber protein, kadar kalorinya tinggi, tetapi kadar kolesterolnya rendah. Karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi, jamur ini banyak dibudidayakan.
b.   Auricularia polythrica (jamur kuping)
Jamur kuping merupakan jamur saprofi t pada kayu yang mati. Tubuh buahnya berbentuk seperti daun telinga (kuping), berwarna merah kecoklat-coklatan. Rasanya enak dan bisa dimakan seperti sayuran. Jamur ini pun sekarang sudah banyak dibudidayakan. Amanita phalloides Amanita phalloides merupakan salah satu anggota suku
c.    Amanitaceae.
Amanita, merupakan cendawan yang indah, tetapi juga merupakan anggota daftar cendawan yang mematikan di bumi, mengandung cukup racun untuk membunuh seorang dewasa hanya dengan sepotong tubuhnya. Jamur ini hidup sebagai saprofi t pada kotoran hewan ternak, memiliki tubuh buah
berbentuk seperti payung.
b.   Puccinia graminis (jamur karat)
Jamur ini hidup parsit pada daun rumput-rumputan (Graminae), tubuhnya makroskopik, tidak memiliki tubuh buah, dan sporanya berwarna merah kecoklatan seperti warna karat.
4.   Deuteromycotina
Beberapa jamur yang belum diketahui alat reproduksi generatifnya dimasukkan ke dalam Deuteromycotina. Kelompok jamur ini juga sering disebut sebagai jamur tidak sempurna atau the imperfect fungi. Jamur ini tidak mengalami reproduksi seksual atau mereka menunjukkan tahap aseksual (anamorph) dari jamur yang memiliki tahap seksual (teleomorph). Jamur ini menyerupai Ascomycotina (septanya sederhana). Jadi, kelompok ini bisa dikatakan sebagai “keranjang sampah”, tempat sementara untuk menampung jenis-jenis jamur yang belum jelas statusnya. Apabila pada penelitian berikutnya ditemukan cara reproduksi seksualnya, maka suatu jenis jamur anggota Deuteromycotina akan bisa dikelompokkan ke dalam Divisi Ascomycotina atau Divisi Basidiomycotina. Contohnya adalah Neurospora crassa yang saat ini dimasukkan ke dalam kelompok Ascomycotina.
Semua jamur anggota divisi artifi sial ini bereproduksi secara aseksual dengan konidia. Konidia dibentuk diujung konidiosfora, secara langsung pada hifa yang bebas. Beberapa jenis hidup pada dedaunan dan sisa-sisa tumbuhan yang tenggelam di dasar sungai yang berarus deras. Beberapa kelompok yang lain merupakan parasit pada protozoa dan hewan-hewan kecil lainnya dengan berbagai cara. Beberapa jenis juga ditemui pada semut dan sarang rayap.
Beberapa jamur parasit pada hewan-hewan kecil mengembangkan unbranched body di dalam tubuh korbannya, kemudian secara perlahan- lahan menyerap nutrien sampai korbannya mati. Setelah itu jamur tersebut memproduksi rantai spora yang mungkin menempel atau termakan oleh hewan-hewan lain yang akan menjadi korbannya. Cara lain adalah dengan menangkap mangsanya dengan hifa yang dapat menusuk, dengan menumpangi dan melekat pada amuba. Salah satu kelompok jamur penghuni tanah ada yang mampu menangkap cacing nematoda dengan membentuk cincin hifa atau hyphal loop. Ukuran cicin hifa tersebut lebih kecil dari ukuran tubuh nematode dan run cing pada kedua ujungnya. Ketika nematoda memasukkan kepalanya ke dalam cincin hifa, cacing tersebut cenderung berusaha keluar dengan bergerak maju, bukan mundur, sehingga cacing tersebut justru terjebak pada kumparan hifa jamur tersebut. Perhatikan Gambar 5.26. Setelah berhasil menjerat korbannya, jamur tersebut kemudian membentuk haustoria yang tumbuh menembus ke dalam tubuh cacing dan mencernanya.
Pada manusia, jamur anggota Divisi Deuteromycotina umumnya menyebabkan penyakit. Epidermophyton fl oocosum menyebabkan penyakit kaki atlet, sedangkan Microsporum sp. dan Trichophyton sp. menyebabkan penyakit kurap atau panu. Karena hidup dikulit, kedua jamur tersebut sering disebut juga sebagai dermatophytes. Jenis lain yang merupakan penyebab penyakit pada manusia adalah Candida albicans. Jamur mikroskopis ini memiliki bentuk tubuh mirip ragi, tetapi sifat hidupnya adalah parasit. Penyakit yang ditimbulkannya adalah penyakit keputihan yang terjadi karena adanya infeksi pada vagina.
Deuteromycotina juga memiliki beberapa anggota yang merupakan penyebab penyakit pada tanaman. Sclerotium rolfsie adalah jamur yang menyebabkan penyakit busuk pada tanaman budidaya. Sedangkan Helminthosporium oryzae adalah contoh jamur parasit yang dapat merusak kecambah dan buah serta dapat menimbulkan noda-noda berwarna hitam pada daun inangnya.



E.  Peran Jamur Bagi Manusia
1.   Keuntungan Jamur
a.    Volvariella volvacea (jamur merang) berguna sebagai bahan pangan berprotein tinggi.
b.   Rhizopus dan Mucor berguna dalam industri bahan makanan, yaitu dalam pembuatan tempe dan oncom.
c.    Khamir Saccharomyces berguna sebagai fermentor dalam industri keju, roti, dan bir.
d.   Penicillium notatum berguna sebagai penghasil antibiotik.
e.   Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai dekomposer.
2.   Kerugian Jamur
Di samping peranan yang menguntungkan, beberapa jamur juga mempunyai peranan yang merugikan, antara lain sebagai berikut.
a.    Phytium sebagai hama bibit tanaman yang menyebabkan penyakit rebah semai.
b.   Phythophthora inf'estan menyebabkan penyakit pada daun tanaman  kentang.
c.    Saprolegnia sebagai parasit pada tubuh organisme air.
d.   Albugo merupakan parasit pada tanaman pertanian.
e.    Pneumonia carinii menyebabkan penyakit pneumonia pada paru-paru  manusia.
f.    Candida sp. penyebab keputihan dan sariawan pada manusia.







BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1.   Jamur adalah tubuh buah yang tampak di permukaan media tumbuh dari sekelompok fungi (Basidiomycota) yang berbentuk seperti payung: terdiri dari bagian yang tegak ("batang") dan bagian yang mendatar atau membulat. Secara teknis biologis, tubuh buah ini disebut basidium.
2.   Jamur berkembangbiak secara seksual dan aseksual melalui pembentukkan spora.
3.   Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnya khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnya jamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.
4.   Berdasarkan ciri-ciri spora dan tumbuh buahnya jamur dapat diklasifikasikan kedalam 4 diivisi yaitu, Ascomycota, Zygomycota, Basidiomycota dan Deuteromycota.
5.   Jamur memiliki peran penting dalam kehidupan. Selain dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan dapat juga dimanfaatkan dalam pembuatan obat-obatan dan parfum. Tetapi jamur juga bias merugikan manusia karena bias menyebabkan penyakit yaitu keputihan, penyakit kulit dan sebagainya.

B.  Saran
Penulis menyadari Dalam penulisan makalah ini masih terdapat kesalahan, untuk itu diperlukan saran an kritik yang membangun.


DAFTAR PUSTAKA

1.   Campbell, dkk. 2003. Biologi jilid 2. Jakarta: Erlangga

2.   Fried, George H. 2005. Biologi Edisi II. Jakarta: Erlangga

3.   Priadi, Arif. 2007. Biologi SMA Kelas X. Jakarta: Yudhistira

4.   Rasti Septianing dkk, 2013. Panduan Belajar Biologi 1A SMA Kelas X. Yudhistira : Jakarta.

5.   Riandari, Henny. 2011. Theory and Application of Biology 1. Solo: Tiga Serangkai



No comments:

Post a Comment