Tugas Individu
Makalah Biologi
Oleh:
Andi Fevi Amali Lantara
KLS : X MIPA 6
NIS :
8687
SMA
NEGERI 4 WATAMPONE
|
KATA
PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Kuasa karena atas segala rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas Biologi
tentang Jamur.
Makalah ini dapat digunakan sebagai wahan untuk
menambah pengetahuan, sebagai teman belajar, dan sebagai referensi tambahan
dalam belajar Biologi khususnya tentang Jamur. Makalah ini dibuat sedemikian
rupa agar pembaca dapat dengan mudah mempelajari dan memahami tentang Jamur secara lebih lanjut.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk
menambah pengetahuan dan wawasan tentang Jamur. Jangan segan bertanya jika
pembaca menemui kesulitan. Semoga keberhasilan selalu berpihak pada kita semua.
Watampone, 03 Oktober 2016
Penyusun
Andi
Fevi Amali Lantara
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I..... PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang..................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah................................................................. 2
C. Tujuan
Penulisan................................................................... 2
BAB II... PEMBAHASAN
A. Pengertian Jamur ................................................................. 3
B. Reproduksi Jamur ................................................................ 4
C. Struktur Tubuh Jamur........................................................... 5
D. Klasifikasi Jamur.................................................................. 6
E.
Peranan
Jamur Bagi Kehidupan .......................................... 15
BAB III.. PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................... 16
B. Saran..................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam
pembelajaran biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang
alam sekitar secara sistematis, sehingga ilmu biologi bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta konsep, penemuan pendidikan
biologi diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya
sendiri dan alam sekitar beserta isinya yang terdiri dari dua macam yaitu
makhluk hidup (biotik) dan makhluk tidak hidup (abiotik) (Bambang, 1998).
Aspek kehidupan
manusia tidak terlepas dari jamur, salah satunya adalah aspek makanan. Tempe,
roti, dan keju yang biasa kita makan adalah hasil olahan dari jamur. Demikian
juga dengan tapai, tanpa bantuan jamur, singkong tidak akan berubah menjadi
tapai yang manis. Sesungguhnya apakah yang dimaksud dengan jamur ? Termasuk
hewan atau tumbuhankah jamur itu? Seperti apakah bentuknya?
Jamur merupakan
organisme uniseluler dan multiseluler yang bersifat heterotrof. Jamur memiliki
beragam warna dan bentuk, hidup di daerah yang lembab dan banyak mengandung
bahan-bahan sampah. Sehingga jamur bisa menguraikan kembali sampah menjadi
bahan yang masih bias digunakan dan memiliki manfaat bagi makhluk hidup lain.
Selain memiliki banyak manfaat jamur juga dapat merugikan karena dapat
menyebabkan berbagai penyakit.
Dalam
Campbell (2003), Fungi atau jamur adalah eukariota, dan sebagian besar adalah
eukariota multiseluler. Meskipun fungi pernah dikelompokkan ke dalam kingdom
tumbuhan, fungi adalah organisme unik yang umumnya berbeda dari eukariota
lainnya ditinjau dari cara memperoleh makanan, organisasi struktural serta
pertumbuhan dan reproduksi. Jamur sering dianggap sebagai organisme yang
tergolong dalam tumbuhan, tetapi adapula yang menganggap jamur sebagai golongan
organisme yang terpisah dari tumbuhan. Dengan demikian terdapat pula perbedaan
dalam klasifikasinya, tetapi perbedaan tadi terletak pada taksa yang lebih
tinggi dari kelas, sedangkan taksa dari kelas kebawah tidak terdapat perbedaan.
Banyak jenis jamur yang tumbuh dan berkembang di berbagai
belahan dunia, tapi tak semua bisa dikonsumsi karena
diantaranya ada yang mengandung racun. Jamur yang mengandung racun bisa
menyebabkan sakit, bahkan kematian jika dikonsumsi seseorang. Untuk itu, Anda
harus bisa membedakan mana jamur yang layak dikonsumsi dan mana yang tidak.
Jamur yang bisa Anda konsumsi, antara lain jamur tiram,
merang, kuping, shiitake, kancing, lingzhi, hiratake, dan enoki. Sedangkan,
jenis jamur yang mengandung racun, seperti Amatoxin, Gyromitrin, Orellanine,
Ibotenic acid, Muscimol, Psilocybin, dan Coprine. Jenis jamur beracun itu
biasanya ditemui di alam bebas.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian
latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan suatu permasalahan dalam
Makalah ini antara lain sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari jamur?
2. Bagaimana sistem reproduksi
jamur?
3. Bagaimana struktur tubuh jamur ?
4. Bagaimana
sistem pengklasifikasian pada fungi?
5. Apa keuntungan dan kerugian jamur
?
C. Tujuan
Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari
fungi.
2. Untuk mengetahui sistem
reproduksi jamur.
3. Untuk mengetahuistruktur tubuh
jamur.
4. Untuk mengetahui bagaimana
sistem pengklasifikasian pada fungi.
5. Untuk mengerahui keuntungan dan
kerugian jamur.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Jamur
Jamur dalam bahasa
Indonesia memiliki beberapa arti yang agak berkaitan:
1. Jamur adalah tubuh buah yang
tampak di permukaan media tumbuh dari sekelompok fungi (Basidiomycota)
yang berbentuk seperti payung: terdiri dari bagian yang tegak
("batang") dan bagian yang mendatar atau membulat. Secara teknis
biologis, tubuh buah ini disebut basidium. Beberapa jamur aman dimakan
manusia bahkan beberapa dianggap berkhasiat obat, dan beberapa yang lain
beracun. Contoh jamur yang bisa dimakan: jamur merang (Volvariela
volvacea), jamur tiram (Pleurotus), jamur kuping (Auricularia polytricha), jamur
kancing atau champignon (Agaricus campestris), dan jamur shiitake
(Lentinus edulis).
2. Jamur adalah keseluruhan bagian
dari fungi: tubuh buah, dan bagian jaring-jaring di bawah permukaan
tanah atau media mycelia yang tersusun dari berkas-berkas hifa.
3. Jamur adalah sebutan lain untuk
kapang. Makna ini misalnya dapat disimak dariungkapan "Rotinya sudah
berjamur" yang maksudnya adalah 'rotinya telah ditumbuhi kapang'.
4. Jamur adalah organisme yang terdapat
dimana-mana di bumi, baik di daerah tropik, subtropik, di kutub utara, maupun
antarika. Fungi juga ditemukan di darat, di perairaian tawar, di laut, di
mangrove, di bawah permukaan tanah, di kedalaman laut, dipengunungan, maupun di
udara. Banyak faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan fungi, antara lain
kelembapan, suhu, keasaman substrat, pengudaraan, dan kehadiran nutrien-nutrien
yang diperlukan.
Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa Fungi adalah
nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof yang
mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam
sel-selnya. Fungi memiliki bermacam-macam bentuk. Awam mengenal sebagian besar
anggota Fungi sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun seringkali
yang dimaksud adalah penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri.
Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit banyak disebabkan adanya pergiliran keturunan
yang memiliki penampilan yang sama sekali berbeda (ingat metamorfosis pada
serangga atau katak). Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual.
Sedangkan dari sudut lain mengatakan bahwa fungi
adalah mikroorganisma eukaryotik yang hidup secara saprofit karena tidak dapat
berfotosintesa. Pada dasarnya sel -sel fungi hampir sama dengan sel - sel
hewan. Bahkan hal ini juga yang menjadi salah satu alasan mengapa sulit
ditemukan strategi yang tepat dalam mengobati infeksi oleh jamur tanpa berefek
toksik bagi inang / host nya. Di alam ini fungi dapat bersifat sangat merugikan
manusia dengan menimbulkan infeksi (penyakit) dan toksin yang dihasilkan
ataupun bersifat menguntungkan dengan menghasilkan produk - produk yang dapat
digunakan oleh manusia sebagai contoh antibiotika, vitamin, asam organik dan
enzim.
B. Reproduksi
Jamur
Secara alamiah cendawan berkembang biak dengan berbagai
cara, baik secara aseksual dengan pembelahan, penguncupan atau pembentukan
spora dan secara seksual dengan peleburan nukleus dari dua sel induknya. Pada
pembelahan, suatu sel membagi diri untuk membentuk dua sel anakan yang serupa.
Pada penguncupan, suatu sel anak tumbuh dari peninjolan kecil pada sel
inangnya.
Spora aseksual, yang berfungsi untuk menyebarkan spesies
dibentuk dalam jumlah besar. Ada banyak macam spora aseksual yaitu:
1. Konidiospora atau konidium.
Konidium yang kecil dan bersel satu disebut mikrokonidium. Konidium yang besar
dan bersel banyak dinamakan makrokonidium. Konidium dibentuk di ujung atau sisi
suatu hifa.
2. Sporangiospora. Spora
bersel satu ini terbentuk di dalam kantung yang disebut sporangium di ujung
hifa khusus ( sporangiosfor). Aplanospora ialah sporangiospora nonmotil.
Zoospora ialah sporangiospora yang motil, motilitasnya disebabkan pergerakan
flagellum.
3. Oidium atau artrospora.
Spora bersel satu ini terbentuk karena terputusnya sel-sel hifa.
4. Klamidiospora. Spora bersel
satu yang berdinding tebal ini sangat resisten terhadap keadaan buruk, tebentuk
dari sel-sel hifa somatik.
5. Blastospora. Tunas atau
kuncup pada sel-sel khamir disebut blastospora.
Spora seksual, yang
dihasilkan dai peleburan dua nukleus. Terbentuk lebih jarang dan dalam jumlah
yang lebih seikit dibandingkan dengan
spora asekual. Ada beberapa tipe spora seksual.
1. Askospora. Spora bersel
satu yang terbentuk didalam pundi atau kantung yang dinamakan askus. Biasanya terdapat
delapan askuspora didalam setiap askus.
2. Basidiospora. Spora bersel
satu ini terbentuk diatas struktur berbentuk gada yang dinamakan basidium.
3. Zigospora. Zigospora ialah
spora besar berdinding tebal yang terbentuk apabila ujung-ujung dua hifa yang secara
seksual serasi. Disebut juga gametangia, pada beberapa cendawan melebur.
4. Oospora. Spora ini
terbentuk di dalam struktur betina khusus yng isebut oogonium. Pembuahan telur
atau oosfer, oleh gamet jantan yang terbentuk di daalam aneridium menghasilkan
oospora, dalam setiap oogonium terdapat satu atau beberapa oosfer.
C. Struktur
Tubuh Jamur
Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur
yang satu sel, misalnya khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk
tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnya jamur kayu.
Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk
jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi
tubuh buah.
Gambar 1. Hifa yang membentuk miselium dan tubuh buah
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun
dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan
sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik. Kebanyakan hifa
dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang
cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang
mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau
hifa senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel
berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur
yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang
merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus
jaringan substrat.
D. Klasifikasi
Jamur
Jamur atau fungi dipelajari secara spesifi k di dalam
cabang biologi yang disebut mikologi. Para ahli mikologi (mycologist)
mengelompokkan kingdom ini ke dalam 4 divisi. Dasar yang digunakan dalam
klasifi kasi ini adalah persamaan ciri-ciri. Salah satu ciri jamur adalah
bereproduksi dengan spora, baik spora berfl agela maupun spora tidak berfl
agela. Jenis-jenis jamur yang sporanya berflagela dikelompokan dalam Dunia
Protista yaitu Myxomycotina dan Oomycotina. Sedangkan yang memiliki spora tidak
berfl agela dimasukkan ke dalam Dunia Fungi dan dibagi menjadi 3 divisi, yaitu
Divisi Zygomycotina, Divisi Ascomycotina, dan Divisi Basidiomycotina. Dasar
klasifi kasi ketiga divisi tersebut adalah cara reproduksi seksual. Sedangkan
jamur-jamur yang reproduksi seksualnya belum diketahui, diklasifi kasikan ke
dalam satu divisi, yang diberi nama Divisi Deuteromycotina.
1. Zygomycotina
Zygomycotina
disebut juga sebagai the coenocytic true fungi. Jenis jamur yang terkenal dari
kelompok ini adalah jamur hitam pada roti (black bread mold) atau Rhizopus sp.
Divisi Zygomycotina memiliki anggota yang hampir semuanya hidup pada habitat
darat, kebanyakan hidup sebagai saprofi t. Tubuhnya bersel banyak, berbentuk
benang (hifa) yang tidak bersekat, dan tidak menghasilkan spora yang
berflagella.
Reproduksi
Zygomycotina terjadi secara aseksual dan seksual. Pada reproduksi seksual,
jamur ini menghasilkan zigospora. Sedangkan reproduksi aseksualnya dengan
perkecambahan (germinasi) spora. Spora tersebut tersimpan di dalam sporangium
(kotak spora). Jika spora matang, sporangium akan pecah, sehingga spora
menyebar terbawa angin. Apabila spora tersebut jatuh di tempat yang sesuai,
maka spora akan tumbuh menjadi hifa baru.
Reproduksi
seksual atau generatif dilakukan dengan cara konjugasi. Proses ini diawali
ketika dua hifa yang berlainan jenis, yakni hifa (+) dan hifa (-), saling
berdekatan. Masing-masing hifa pada sisi-sisi tertentu mengalami pembengkakan
dan perpanjangan pada bagian- bagian tertentu, disebut gametangium. Kemudian,
kedua gametangium tersebut bertemu dan kedua intinya melebur membentuk zigot.
Zigot kemudian berkembang menjadi zigospora (diploid). Pada tahapan berikutnya,
zigospora tumbuh, dindingnya menebal dan berwarna hitam. Inti diploid (2n)
mengalami meisosis, menghasilkan inti haploid (n). Pada lingkungan yang sesuai,
zigospora akan tumbuh dan membentuk sporangium. Sporangium ini memiliki
struktur penopang yang disebut sporangiofora. Selanjutnya, reproduksi secara
aseksual dimulai lagi yaitu ditandai dengan pematangan sporangium hingga
sporangium tersebut pecah dan spora tersebar keluar.
Zygomycotina
memiliki beberapa jenis yang mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa diantaranya merupakan jamur pada makanan. Jenis-jenis jamur tersebut
antara lain:
a. Rhizophus stolonifera
Jamur ini tampak
sebagai benang-benang berwarna putih, memiliki rizoid dan stolon. Merupakan
saprofi t yang hidup pada bungkil kedelai dan bermanfaat dalam pembuatan tempe.
b. Rhizophus nigricans
Jamur ini dapat menghasilkan
asam fumarat.
c. Mucor mucedo
Jamur ini hidup
secara saprofi t. Sering dijumpai pada roti, sisa-sisa makanan dan kotoran
ternak. Miselium jamur ini berkembang di dalam substrat. Memiliki sporangium
yang dilengkapi oleh sporangiofor.
d. Pilobolus sp.
Jamur ini sering
disebut ‘pelempar topi’ atau cap thrower, karena bila
sporangiumnya telah
masak, jamur ini bisa melontarkannya sampai sejauh 8 meter. Spora tersebut
kemudian melekat pada rumput atau
tumbuhan lain. Ketika tumbuhan tersebut dimakan hewan, spora jamur yang melekat
tersebut akan berkecambah di dalam saluran pencernaan dan akan tumbuh pada
kotoran yang dikeluarkan hewan tersebut.
2. Ascomycotina
Ascomycotina
disebut juga sebagai the sac fungi. Merupakan fungi yang reproduksi seksualnya
dengan membuat askospora di dalam askus (ascus = sac atau kantung/pundi-pundi).
Askus adalah semacam sporangium yang menghasilkan askospora. Beberapa askus
biasanya mengelompok dan berkumpul membentuk tubuh buah yang disebut askorkarp
atau askoma (kalau banyak disebut askomata). Askomata bisa berbentuk mangkok,
botol, atau seperti balon). Hifa dari Ascomycotina umumnya monokariotik
(uninukleat atau memiliki inti tunggal) dan sel-sel yang dipisahkan oleh septa
sederhana.
Jadi,
askus merupakan struktur umum yang dimiliki oleh anggota Divisi Ascomycotina.
Tubuhnya ada yang berupa uniseluler dan ada pula yang multiseluler. Hidup
sebagai saprofi t dan parasit. Beberapa jenis diantaranya dapat juga
bersimbiosis dengan makhluk hidup ganggang hijau-biru dan ganggang hijau bersel
satu membentuk lumut kerak.
Siklus
hidup Ascomycotina dimulai dari askospora yang tumbuh menjadi benang (hifa)
yang bercabang-cabang. Kemudian, salah satu dari beberapa sel pada ujung hifa
berdiferensiasi menjadi askogonium, yang ukurannya lebih lebar dari hifa biasa.
Sedangkan ujung hifa yang lainnya membentuk Anteridium. Anteridium dan
Askogonium tersebut letaknya berdekatan dan memiliki sejumlah inti yang
haploid.
Pada
askogonium tumbuh trikogin yang menghubungkan askogonium dengan anteredium.
Melaui trikogin ini inti dari anteredium pindah ke askogonium dan kemudian
berpasangan dengan inti pada askogonium. Selanjutnya pada askogonium tumbuh
sejumlah hifa yang disebut hifa askogonium. Inti-inti membelah secara mitosis
dan tetap berpasangan. Hifa askogonium tumbuh membentuk septa bercabang. Bagian
askogonium berinti banyak, sedangkan pada bagian ujungnya berinti 2. Bagian
ujung inilah yang akan tumbuh menjadi bakal askus.
Hifa
askogonium ini kemudian berkembang disertai pertumbuhan miselium vegetatif yang
kompak, membentuk tubuh buah. Dua inti pada bakal askus membentuk inti diploid
yang kemudian membelah secara meiosis untuk menghasilkan 8 spora askus
(askospora). Apabila askospora tersebut jatuh pada lingkungan yang sesuai maka
ia akan tumbuh membentuk hifa atau miselium baru.
Reproduksi
aseksual pada Ascomycotina adalah dengan cara membentuk tunas dan spora
aseksual. Pembentukan tunas terjadi pada jamur uniseluler dan spora aseksual
pada jamur terjadi pada jamur multiseluler. Spora aseksual tersebut terbentuk
pada ujung hifa khusus yang disebut konidiofor dan sporanya disebut konidia.
Konidia merupakan spora yang dihasilkan secara eksternal, yaitu di luar kotak
spora atau sporangium.
3. Basidiomycotina
Divisi
Basidiomycotina sering disebut juga sebagai the club fungi atau yang sering
disebut jamur pada umumnya (cendawan atau mushrooms). Jamur ini bereproduksi
secara seksual dengan membentuk basidia yang kemudian menghasilkan basidiospora
di dalam tubuh buah yang disebut basidioma atau basidiokarp. Basidia tersebut
bisa berkembang dalam bentuk seperti insang, pori-pori, seperti gigi, atau
struktur lain.
Hifa
dari Basiomycotina umumnya dikaryotik (binukleat, dengan 2 inti) dan terkadang
memiliki hubungan yang sa ling mengapit. Sel-sel tersebut dipisahkan oleh septa
yang kompleks. Anggota nya kebanyakan berupa jamur makroskopis. Kelompok ini
memiliki miselium yang bersekat dan memiliki tubuh buah (basi diokarp) yang
panjang, berupa lembaran- lembaran, yang berliku-liku atau bulat. Jamur ini
umumnya hidup saprofi t dan parasit, umumnya berkembang biak secara aseksual
dengan konidium.
Siklus
hidup Basidiomycota dimulai dari spora basidium atau konidium yang tumbuh
menjadi hifa yang bersekat dengan 1 inti (monokariotik). Hifa tersebut kemudian
tumbuh membentuk miselium. Hifa-hifa yang berbeda, hifa (+) dan hifa (-),
bersinggungan pada masing- masing ujungnya dan melebur diikuti dengan larutnya
masingmasing dinding sel. Kemudian inti sel dari salah satu sel pindah ke sel
yang lainnya, sehingga sel tersebut memiliki 2 inti sel (dikariotik). Sel
dikariotik tersebut akhirnya tumbuh menjadi miselium dikariotik dan selanjutnya
menjadi tubuh buah (basidiokarp).
Basidiokarp
memiliki bentuk seperti payung. Pada bagian bawahnya terdapat basidium yang
terletak pada bilah-bilah (lamela). Masingmasing basidium memiliki 2 inti (2n).
Kemudian 2 inti tersebut mengalami meiosis dan akhirnya terbentuk 4 inti
haploid. Dan apabila mendapatkan lingkungan yang sesuai, inti haploid tersebut
akan tumbuh menjadi spora basidium, atau disebut juga spora seksual. Begitu
seterusnya membentuk siklus hidup Basidiomycotina.
Berbagai
jenis jamur yang dikonsumsi kita konsumsi dalam kehidupan sehari-hari adalah
anggota Basidiomycotina. Jenis-jenis tersebut antara lain:
a. Volvariella volvacea (jamur
merang)
Jamur ini mempunyai
tubuh buah berbentuk seperti payung, terdiri atas lembaran-lembaran (bilah),
yang berisi basidium. Tubuh buahnya berwarna putih kemerah-merahan. Jamur ini
merupakan sumber protein, kadar kalorinya tinggi, tetapi kadar kolesterolnya
rendah. Karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi, jamur ini banyak
dibudidayakan.
b. Auricularia polythrica (jamur
kuping)
Jamur kuping
merupakan jamur saprofi t pada kayu yang mati. Tubuh buahnya berbentuk seperti
daun telinga (kuping), berwarna merah kecoklat-coklatan. Rasanya enak dan bisa
dimakan seperti sayuran. Jamur ini pun sekarang sudah banyak dibudidayakan. Amanita
phalloides Amanita phalloides merupakan salah satu anggota suku
c. Amanitaceae.
Amanita, merupakan
cendawan yang indah, tetapi juga merupakan anggota daftar cendawan yang
mematikan di bumi, mengandung cukup racun untuk membunuh seorang dewasa hanya
dengan sepotong tubuhnya. Jamur ini hidup sebagai saprofi t pada kotoran hewan
ternak, memiliki tubuh buah
berbentuk seperti
payung.
b. Puccinia graminis (jamur karat)
Jamur ini hidup
parsit pada daun rumput-rumputan (Graminae), tubuhnya makroskopik, tidak
memiliki tubuh buah, dan sporanya berwarna merah kecoklatan seperti warna
karat.
4. Deuteromycotina
Beberapa
jamur yang belum diketahui alat reproduksi generatifnya dimasukkan ke dalam
Deuteromycotina. Kelompok jamur ini juga sering disebut sebagai jamur tidak
sempurna atau the imperfect fungi. Jamur ini tidak mengalami reproduksi seksual
atau mereka menunjukkan tahap aseksual (anamorph) dari jamur yang memiliki
tahap seksual (teleomorph). Jamur ini menyerupai Ascomycotina (septanya sederhana).
Jadi, kelompok ini bisa dikatakan sebagai “keranjang sampah”, tempat sementara
untuk menampung jenis-jenis jamur yang belum jelas statusnya. Apabila pada
penelitian berikutnya ditemukan cara reproduksi seksualnya, maka suatu jenis
jamur anggota Deuteromycotina akan bisa dikelompokkan ke dalam Divisi
Ascomycotina atau Divisi Basidiomycotina. Contohnya adalah Neurospora crassa
yang saat ini dimasukkan ke dalam kelompok Ascomycotina.
Semua
jamur anggota divisi artifi sial ini bereproduksi secara aseksual dengan
konidia. Konidia dibentuk diujung konidiosfora, secara langsung pada hifa yang
bebas. Beberapa jenis hidup pada dedaunan dan sisa-sisa tumbuhan yang tenggelam
di dasar sungai yang berarus deras. Beberapa kelompok yang lain merupakan
parasit pada protozoa dan hewan-hewan kecil lainnya dengan berbagai cara.
Beberapa jenis juga ditemui pada semut dan sarang rayap.
Beberapa
jamur parasit pada hewan-hewan kecil mengembangkan unbranched body di dalam
tubuh korbannya, kemudian secara perlahan- lahan menyerap nutrien sampai
korbannya mati. Setelah itu jamur tersebut memproduksi rantai spora yang
mungkin menempel atau termakan oleh hewan-hewan lain yang akan menjadi
korbannya. Cara lain adalah dengan menangkap mangsanya dengan hifa yang dapat
menusuk, dengan menumpangi dan melekat pada amuba. Salah satu kelompok jamur
penghuni tanah ada yang mampu menangkap cacing nematoda dengan membentuk cincin
hifa atau hyphal loop. Ukuran cicin hifa tersebut lebih kecil dari ukuran tubuh
nematode dan run cing pada kedua ujungnya. Ketika nematoda memasukkan kepalanya
ke dalam cincin hifa, cacing tersebut cenderung berusaha keluar dengan bergerak
maju, bukan mundur, sehingga cacing tersebut justru terjebak pada kumparan hifa
jamur tersebut. Perhatikan Gambar 5.26. Setelah berhasil menjerat korbannya,
jamur tersebut kemudian membentuk haustoria yang tumbuh menembus ke dalam tubuh
cacing dan mencernanya.
Pada
manusia, jamur anggota Divisi Deuteromycotina umumnya menyebabkan penyakit.
Epidermophyton fl oocosum menyebabkan penyakit kaki atlet, sedangkan
Microsporum sp. dan Trichophyton sp. menyebabkan penyakit kurap atau panu.
Karena hidup dikulit, kedua jamur tersebut sering disebut juga sebagai
dermatophytes. Jenis lain yang merupakan penyebab penyakit pada manusia adalah
Candida albicans. Jamur mikroskopis ini memiliki bentuk tubuh mirip ragi,
tetapi sifat hidupnya adalah parasit. Penyakit yang ditimbulkannya adalah
penyakit keputihan yang terjadi karena adanya infeksi pada vagina.
Deuteromycotina
juga memiliki beberapa anggota yang merupakan penyebab penyakit pada tanaman.
Sclerotium rolfsie adalah jamur yang menyebabkan penyakit busuk pada tanaman
budidaya. Sedangkan Helminthosporium oryzae adalah contoh jamur parasit yang
dapat merusak kecambah dan buah serta dapat menimbulkan noda-noda berwarna
hitam pada daun inangnya.
E. Peran
Jamur Bagi Manusia
1.
Keuntungan Jamur
a.
Volvariella volvacea (jamur
merang) berguna sebagai bahan pangan berprotein tinggi.
b.
Rhizopus dan Mucor berguna
dalam industri bahan makanan, yaitu dalam pembuatan tempe dan oncom.
c.
Khamir Saccharomyces berguna
sebagai fermentor dalam industri keju, roti, dan bir.
d.
Penicillium notatum berguna
sebagai penghasil antibiotik.
e. Higroporus dan Lycoperdon
perlatum berguna sebagai dekomposer.
2. Kerugian Jamur
Di samping peranan yang menguntungkan, beberapa
jamur juga mempunyai peranan yang merugikan, antara lain sebagai berikut.
a.
Phytium sebagai hama bibit tanaman yang menyebabkan penyakit rebah
semai.
b.
Phythophthora inf'estan menyebabkan penyakit pada daun tanaman kentang.
c.
Saprolegnia sebagai parasit pada tubuh organisme air.
d.
Albugo merupakan parasit pada tanaman pertanian.
e.
Pneumonia carinii menyebabkan penyakit pneumonia pada paru-paru manusia.
f.
Candida sp. penyebab keputihan dan sariawan pada manusia.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Jamur adalah tubuh buah yang
tampak di permukaan media tumbuh dari sekelompok fungi (Basidiomycota) yang
berbentuk seperti payung: terdiri dari bagian yang tegak ("batang")
dan bagian yang mendatar atau membulat. Secara teknis biologis, tubuh buah ini
disebut basidium.
2. Jamur berkembangbiak secara seksual dan aseksual melalui
pembentukkan spora.
3. Struktur tubuh jamur
tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnya khamir, ada pula
jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu
meter, contohnya jamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang
disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun
jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.
4. Berdasarkan ciri-ciri spora dan tumbuh buahnya jamur dapat
diklasifikasikan kedalam 4 diivisi yaitu, Ascomycota, Zygomycota, Basidiomycota
dan Deuteromycota.
5. Jamur memiliki peran penting dalam kehidupan. Selain dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pangan dapat juga dimanfaatkan dalam pembuatan
obat-obatan dan parfum. Tetapi jamur juga bias merugikan manusia karena bias menyebabkan
penyakit yaitu keputihan, penyakit kulit dan sebagainya.
B.
Saran
Penulis
menyadari Dalam penulisan makalah ini masih terdapat kesalahan, untuk itu
diperlukan saran an kritik yang membangun.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Campbell, dkk. 2003. Biologi jilid 2. Jakarta: Erlangga
2. Fried,
George H. 2005. Biologi Edisi II.
Jakarta: Erlangga
3. Priadi, Arif. 2007. Biologi SMA Kelas X. Jakarta: Yudhistira
4.
Rasti
Septianing dkk, 2013. Panduan Belajar
Biologi 1A SMA Kelas X. Yudhistira : Jakarta.
5. Riandari, Henny. 2011. Theory and Application of Biology 1.
Solo: Tiga Serangkai
No comments:
Post a Comment