Tuesday, 19 December 2017

MAKALAH JAMUR 2

Tugas Individu
Makalah Biologi




Oleh:

ANDI ZAHWAH FEBRIANI
KLS : X MIPA 2
NIS : 8503
                                   




SMA NEGERI 4 WATAMPONE

TAHUN PELAJARAN 2016/2017


KATA PENGANTAR


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “JAMUR”. Kemudian shalawat serta salam, kami sampaikan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Guru Mata Pelajaran Biologi yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.



                                                                                    Watampone, 03 Februari 2017

             Penyusun
                                                                                            Andi Zahwah Febriani



DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................               i
DAFTAR ISI .............................................................................................               ii
BAB I..... PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang.....................................................................               1
B.       Rumusan Masalah.................................................................               2
C.       Tujuan Penulisan...................................................................               2
BAB II... PEMBAHASAN
A.       Pengertian dan Sejarah Jamur .............................................               3
B.       Cara Hidup dan Reproduksi Jamur .....................................               5
C.       Struktur Tubuh Jamur...........................................................               7
D.       Klasifikasi Jamur..................................................................               8
E.        Peranan Jamur Bagi Kehidupan ..........................................               12
BAB III.. PENUTUP
A.       Kesimpulan...........................................................................               15
B.       Saran.....................................................................................               15
DAFTAR PUSTAKA











BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kingdom Fungi atau sehari-hari kita menyebutnya jamur, memiliki ciri-ciri yang berbeda dari organisme lainnya. Ciri-ciri tersebut dilihat dari struktur tubuh maupun cara reproduksinya. Jamur merupakan organisme eukariot. Anggotanya ada yang uniseluler dan ada pula yang multiseluler. Jamur tidak memiliki klorofil, yang berfungsi dalam fotosintesis. Dengan kata lain, jamur tidak dapat menyintesis makanannya. Oleh karena itu, jamur dikelompokkan sebagai organisme heterotrof. Jamur memperoleh makanan dengan cara absorpsi, yaitu dengan menyekresikan suatu enzim. Kemudian, enzim tersebut berfungsi menghancurkan makanan yang ada di luar tubuhnya. (Rikky Firmansyah, 2009)
Cara hidup jamur terbagi menjadi tiga macam, yaitu secara parasit, saprofit, dan mutualisme. Secara parasit, jamur menyerap makanan dari organisme hidup lainnya, seperti tumbuhan, hewan, atau bahkan jamur lainnya. Sari makanan akan diserap oleh jamur parasit dan akhirnya dapat menyebabkan kerusakan, bahkan kematian bagi organisme tersebut. Adapun jamur yang absorpsi makanannya secara saprofit adalah dengan cara menguraikan organisme mati untuk diserap bahan organiknya. (Rikky Firmansyah, 2009)
Jamur dapat berkembang biak dengan cara aseksual dan seksual. Perkembangan secara aseksual dilakukan dengan pembelahan sel (fragmentasi) dan pembentukan spora. Pembentukan spora berfungsi untuk menyebarkan spesies dalam jumlah besar. Spora jamur dibedakan menjadi dua, yaitu spora aseksual dan spora seksual. Spora aseksual membelah secara mitosis dan spora seksual membelah secara meiosis. Contoh spora aseksual adalah zoospora, endospora, dan konidia. (Sulistyorini, Ari. 2009)
Semua jenis jamur termasuk ke dalam kingdom Fungi, dengan ciri khasnya tidak berklorofil. Jamur tersusun oleh sel-sel eukariotik (memiliki membrane inti). Jika dibandingkan dengan protista, struktur tubuh jamur lebih kompleks. Pernahkah kamu melihat jamur merang, jamur tiram, dan jamur kancing? Banyak orang yang suka jamur tersebut karena enak dimakan. Menurut penelitian, beberapa jenis jamur juga berkhasiat bagi kesehatan, misalnya, jamur kuping dapat melancarkan peredaran darah dalam tubuh, atau jamur tiram dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Akan tetapi,tidak semua jenis jamur menguntungkan bagi manusia. Beberapa jenis jamur bahkan dapat menimbulkan penyakit pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Hampir semua barang yang terbuat dari bahan organik dapat diserang dan dirusak oleh jamur, seperti makanan, pakaian, kertas, kulit, dan kayu. (Riana Yani, 2009)
Aspek kehidupan manusia tidak terlepas dari jamur, salah satunya adalah aspek makanan. Tempe, roti, dan keju yang biasa kita makan adalah hasil olahan dari jamur. Demikian juga dengan tapai, tanpa bantuan jamur, singkong tidak akan berubah menjadi tapai yang manis.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk membahasnya dalam sebuah makalah yang berjudul Jamur.

B.  Rumusan Masalah
1.   Apa itu jamur dan bagaimanakah sejarahnya?
2.   Bagaimana cara hidup dan reproduksi  jamur?
3.   Bagaimanakah struktur jamur?
4.   Bagaimana sistem pengklasifikasian jamur ?
5.   Apa peranan jamur bagi kehidupan?

C. Tujuan Penulisan
1.   Untuk mengetahui pengertian dan sejarah penemuan jamur.
2.   Untuk mengetahui cara hidup dan reproduksi  jamur.
3.   Untuk mengetahui struktur jamur.
4.    Untuk mengetahui sistem pengklasifikasian jamur.
5.   Untuk mengerahui peranan jamur bagi kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Sejarah
1.    Pengertian Jamur
a.         Jamur merupakan organisme heterotrof yang mendapatkan makanan melalui penyerapan (absorpsi). Jamur akan menyerap organik kecil dari lingkungan sekitarnya, kemudian dicerna di luar tubuhnya dengan cara mengeluarkan berbagai enzim. (Riana Yani, 2009)
b.        Jamur merupakan makhluk hidup yang sudah mempunyai membrane inti (eukariot), tetapi tidak dapat membuat makanan sendiri karena tidak mengandung klorofil. Jamur memperoleh makanan dari lingkungan di sekitarnya. (Sulistyorini, Ari. 2009)
c.         Fungi atau jamur didefinisikan sebagai kelompok organism eukariotik, tidak berpindah tempat (nonmotile), bersifat uniselular atau multiselular, memiliki dinding sel dari glukan, mannan, dan kitin, tidak berklorofi l, memperoleh nutrien dengan menyerap senyawa organik,serta berkembang biak secara seksual dan aseksual. (Widayati Sri, 2009)
d.        Fungi atau jamur merupakan kelompok organisme eukariot, kebanyakan multiseluler namun ada yang uniseluler dengan cirri khas yaitu talusnya berupa benang-benang hifa yang membentuk miselium dan memperoleh makanan dengan cara menyerap zat organik secara langsung (bersifat heterotrof). (Herni Budiati, 2009)
e.         Jamur adalah tumbuhan tidak berklorofil, sehingga kehidupannya bergantung zat-zat organik yang tersedia di alam. (Subardi dkk, 2009).
f.         Secara morfologi, jamur (kingdom fungi) menyerupai tumbuhan. Meskipun demikian, jamur tidak termasuk tumbuhan karena tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat melakukan fotosintetis. (Rasti Septianing dkk, 2013)
g.        Umumnya jamur merupakan organism bersel banyak (multiseluler), tetapi
ada juga yang bersel tunggal (uniseluler). (Moch Anshori, 2009)
h.        Jamur tidak memiliki klorofil, tidak dapat membuat makanannya sendiri, dan tidak memiliki jaringan-jaringan yang terspesialisasi seperti halnya tumbuhan. (Fictor Ferdinand, 2009)
2.    Sejarah Jamur
Penemuan jamur dimulai Setelah perang, Flemming secara aktif mencari agen anti-bakteri setelah menyaksikan banyak kematian pada prajurit saat perang, akibat luka yang terinfeksi. Sementara,penggunaan antiseptik malah membunuh sistem pertahanan tubuh pasien, lebih efektif dibanding membunuh bakteri. Dalam sebuah artikel yang dipublikasikan di The Lancet selama perang Dunia I, Fleming menceritakan penelitiannya. Dia menjelaskan,mengapa antiseptik lebih berbahaya bagi tentara di banding infeksi.
Tahun 1928, Fleming menyelidiki sifat sifat stahylococci.Dia memiliki laboratorium yang sering kali berantakan, tidak terawat.
Pada 3 September 1928, setelah berlibur, Fleming kembali ke laboratorium. Sebelum meninggalkan laboratorium dia melakukan kultur staphylococci di sebuah bangku di sudut laboratorium. Saat kembali, Fleming melihat satu kultur bakteri telah terkontaminasi dengan jamur. Koloni staphylococci yang mengelilinginya, sudah dihancurkan, sementara koloni yang jauh dari jamur tetap normal. Fleming menunjukkan kultur yang terkontaminasi itu pada bekas asistennya, Merlin Price, yang mengatakan ” itulah cara Anda menemukan lisozim”. Fleming mengidentifikasi jamur yang telah mencemari kulturnya berasal dari genus Penicillium, dan setelah beberapa bulan menyebutnya sebagai “jus jamur”.
Nama penisilin dirilis pada 7 Maret 1929. Ia menyelidiki efek anti bakteri penisilin pada banyak organisme.Ia menemukan, antibiotik ini efektif untuk staphylococci, dan patogen gram positif lain yang menyebabkan demam berdarah, radang paru paru, meningitis dan difteri,tetapi tidak tipus demam atau demam paratipus,yang disebabkan oleh bakteri gram negatif. Penisilin juga efektif untuk neisseria gonorrhoea, yang menyebabkan gonore walau bakteri ini adalah gram negatif. Fleming mempublikasikan temuannya pada tahun 1929 di Britishjournal of Experimental Pathology. Tetapi, hanya segelintir orang yang memberi perhatian. Fleming meneruskan penyelidikan, tapi budidaya penicillium cukup sulit. Dan setelah tumbuh, sulit untuk mengisolasi agen antibiotik.Awalnya, Fleming beranggapan bahwa penisilin bukan hal penting dalam mengobati infeksi. Dia menjadi yakin bahwa penisilin tidak akan bertahan cukup lama di dalam tubuh manusia (in vivo), untuk membunuh bakteri secara efektif.Banyaknya penelitian yang tidak bisa di simpulkan, mungkin karena penisilin lebih banyak di gunakan sebagai antiseptik.Tetapi pada tahun 1930 an, pemelitian Fleming menunjukkan hasil yang lebih menjanjikan. Ia terus melanjutkan penelitiannya samapi 1940. Namun apabila ada yang bertanya, “Sejak kapan dunia ini ada jamur?” Jawabannya sangat sederhana yaitu, “Sejak Tuhan Yang Maha Esa ini menciptakan dunia (bumi) sudah ada jamur. (https://xxxbukuharian.wordpress.com)

B.  Cara Hidup dan Reproduksi Jamur
1.    Cara Hidup Jamur
Jamur merupakan organisme heterotrof yang mendapatkan makanan melalui penyerapan (absorpsi). Jamur akan menyerap organik kecil dari lingkungan sekitarnya, kemudian dicerna di luar tubuhnya dengan cara mengeluarkan berbagai enzim. Enzim-enzim itu akan menguraikan molekulmolekul kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana, yang dapat diserap dan digunakan oleh jamur. (Riana Yani, 2009)
Cara memperoleh makanan dengan penyerapan ini menjadikan jamur sebagai pengurai (saproba), parasit, dan simbiosis mutualis. Jamur saprobik menyerap zat-zat makanan dari bahan organik yang sudah mati, seperti pohon tumbang, bangkai hewan atau buangan organism hidup. Dapatkah kamu sebutkan contohnya? Jamur parasitik menyerap makanan dari sel-sel inang yang masih hidup, misalnya jenis jamur tertentu yang menginfeksi paru-paru manusia, bersifat patogenik. Jamur mutualistik juga menyerap makanan dari inangnya, tetapi jamur tersebut member keuntungan kepada pasangannya. Contohnya: lumut kerak (lichen), perpaduan antara jamur dan alga. (Riana Yani, 2009)
Gambar.1. Cara Jamur memperoleh makanan
Jamur hidup di lingkungan yang sangat beraneka ragam, bersimbiosis dengan banyak organisme. Kebanyakan kelompok jamur ini hidup di darat, ada juga beberapa jenis jamur yang hidup di laut dan air tawar.
2.    Reproduksi Jamur
Gambar.2. Reproduksi Jamur

Reproduksi seksual melibatkan penyatuan gamet jantan serta betina (melalui isogami, anisogami, dan oogami) dan pembentukan spora seksual. Ada beberapa jenis spora seksual, antara lain askospora, basidiospora, dan zigospora.
Ada tiga cara utama bagi jamur untuk bereproduksi secara aseksual, yaitu sebagai berikut:
a.         Fragmentasi, satu bagian jamur akan patah dan tumbuh menjadi individu baru.
b.        Pembentukan tunas, sebuah tunas kecil akan terlepas dari sel induk dan tumbuh menjadi individu baru.
c.         Pembentukan spora aseksual, misalnya konidia dan sporangiospora. (Rasti Septianing dkk, 2013)

C.  Struktur Tubuh Jamur
Gambar 3. Struktur Tubuh Jamur
Tubuh jamur terdiri atas benang-benang halus yang disebut hifa. Di dalam hifa terdapat sitoplasma dengan organel yang biasa ditemukan pada eukariotik. Hifa membentuk suatu anyaman yang disebut miselium (jamak, miselia), yang merupakan jaringan “makanan” dari suatu jamur. Sebagian besar jamur merupakan organisme bersel banyak (multiseluler), kecuali khamir (ragi) adalah organisme bersel tunggal (uniseluler). Hifa dibagi menjadi sel-sel oleh sekat atau septum (jamak, septa). Septa umumnya memiliki pori yang cukup untuk mengalirkan isi sel dari satu sel ke sel yang lain.
Beberapa jamur yang hifanya tidak bersekat, dikenal sebagai senositik. Sebagian besar jamur membentuk dinding selnya terutama dari kitin (chitin), suatu karbohidrat yang mengandung nitrogen. Jamur parasitik umumnya memiliki sejumlah hifa yang termodifikasi sebagai hausteria, ujung hifa penyerap makanan yang menembus jaringan inang. Miselium jamur tumbuh sangat cepat, menyebar ke tempat sekitarnya. (Riana Yani, 2009)

D.  Klasifikasi Jamur
Jamur dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri spora yang dihasilkan dan bentuk tubuh buah yang terbentuk pada fase reproduktif.  Jamur yang telah jelas menunjukkan tingkat seksualnya disebut jamur sempurna (fungi perfekti) sedangkan jamur yang belum jelas tingkat seksualnya disebut jamur tidak sempurna (fungi imperfekti).
Gambar.4. Klasifikasi Jamur

Mula-mula jamur dikelompokkan menjadi empat filum yaitu Phycomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota. Perkembangan sistem klasifikasi yang baru membagi jamur menjadi enam filum yaitu Chytridiomycota, Zigomycota, Glomeromycta, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota. berikut uraiannya ; (Herni Budiati, 2009)
1.    Chytridiomycota
Chytridiomycota merupakan jamur yang sederhana, kebanyakan uniseluler namun beberapa jenis multiseluler, biasanya berinti banyak (senositik). Sebagian besar bersifat saprofit, namun ada yang parasit pada tumbuhan dan hewan.  Chytridiomycota melakukan perkembangbiakan secara aseksual dengan membentuk zoospora berinti satu dan berflagel yang muncul di ujung belakang. Spora ini dibentuk pada sporangium. Perkembangbiakan seksual dengan peleburan planogamet, peleburan gametangium, dan persatuan antara hifa-hifa atau sel-sel yang bersesuaian. Contoh Chytridiomycota sebagai berikut : (Herni Budiati, 2009)
a.         Synchytrium endobioticum, merupakan pathogen pada umbi kentang yang menyebabkan umbi berbintil-bintil.
b.        Hyzopydium couchii, merupakan parasit pada ganggang Spirogyra.
c.         Olpidium viciae, merupakan parasit pada tanaman Vicia unijuga (kacang-kacangan sebangsa kara).
d.        Physoderma zeamaydis menyebabkan noda pirang pada jagung.
2.    Zygomycota 
Zygomycota banyak ditemukan di tanah lembab yang kaya bahan organik. Sebagian hidup sebagai saprofit dan yang lain merupakan parasit pada tumbuhan, hewan, dan manusia. Perkembangbiakan seksual dilakukan dengan konjugasi dua gametangium yang berinti banyak. Gametangium ini terbentuk pada ujung hifa. Setelah dua gametangium yang bersesuaian bersatu, dinding pertemuannya akan melebur dan kedua protoplas bersatu membentuk zigot yang berdinding tebal.  Zigot mengalami masa istirahat dan kemudian menghasilkan sporayang disebut zigospora. Spora ini kemudian berkecambah,sebagian hifanya membentuk sporangiospora yang menghasilkan sporangium. Dari sporangium inilah dihasilkan ribuan spora yang disebarkan oleh angin. Contoh Zygomycota adalah sebagai berikut.
a.         Rhizopus stolonifer dan Rhizopus oligosporus terdapat pada ragi tempe.
b.        Rhizopus oryzae terdapat pada ragi tape.
c.         Entomophtora muscae parasit pada lalat.
d.        Basidiobolus ranarum menyebabkan penyakit pada manusia.
3.    Glomeromycota
Glomeromycota merupakan kelompok jamur yang sebagian besar bersimbiosis dengan tanaman yaitu membentuk mikoriza arbuskuler. Mikoriza merupakan bentuk jamur yang hidup dan bersimbiosis pada akar tanaman tingkat tinggi. Mikoriza membentuk hifa khusus yang tumbuh membentuk miselium yang melingkupi ujung akar. Beberapa jenis tanaman pertanian bergantung pada mikoriza untuk dapat tumbuh optimal. (Herni Budiati, 2009)
Glomeromycota berkembang biak secara aseksual membentuk spora. Jika kondisi menguntungkan, spora berkecambah membentuk apresoria pada akar tumbuhan inang dan membentuk mikoriza baru. Reproduksi seksual pada Glomeromycota tidak ditemukan. Beberapa contoh Glomeromycota adalah :  Glomus mosseae, G. claroideum, Archaeospora leptoticha, Sclerocystis, Acaulospora, dan Entrophospora. (Herni Budiati, 2009)
4.    Ascomycota
Saat ini dikenal sekitar 15.000 spesies Ascomycota. Jamur ini hifanya kecil memanjang, diameternya sekitar 5 mikrometer yang bercabang-cabang membentuk miselium. Hifanya bersepta dengan satu sel terdiri satu nukleat (hifa uninukleat), namun pada beberapa jenis ditemukan hifa multinukleat. Dinding selnya tersusun atas zat kitin dan β-glukan.  Ascomycota bersifat heterotrof baik sebagai saprofit maupun sebagai parasit dan sering bersimbiosis dengan organisme lain seperti Cyanobacteria membentuk lichen atau lumut kerak. Kelompok Ascomycota dicirikan oleh pembentukan askus sebagai tempat pembentukan askospora. Reproduksi seksual Ascomycota terjadi dengan konjugasi. (Herni Budiati, 2009)
Spora yang dihasilkan disebarkan oleh angin dan jika jatuh pada lingkungan yang sesuai akan segera tumbuh membentuk hifa dan dimulailah daur hidup jamur Ascomycota. Berikut ini beberapa contoh jamur dalam kelas Ascomycota. (Herni Budiati, 2009)
a.         Piedraia hortai menimbulkan infeksi pada rambut manusia.
b.        Saccharomyces cerevisiae digunakan untuk membuat bir, anggur, dan roti.
c.         Candida albicans menyebabkan penyakit kandidiasis yaitu penyakit pada
selaput lendir mulut, vagina, dan saluran pencernaan.
d.        Aspergillus flavus menghasilkan racun aflatoksin.
e.         Claviceps purpurea menghasilkan alkaloid dan zat psikotropika.
f.         Penicillium notatum menghasilkan antibiotik penisilin.
g.        Neurospora digunakan untuk membuat oncom dan berguna dalam penyelidikan genetika. (Herni Budiati, 2009)
5.    Basidiomycota
Jamur yang sering kita lihat dalam kehidupan sehari-hari sebagian besar termasuk dalam kelas Basidiomycota. Saat ini telah diketahui kurang lebih 12.000 jenis Basidiomycota dan tidak ada satu pun yang menyebabkan infeksi penyakit pada manusia. Kebanyakan Basidiomycota adalah saprobe dan parasit pada tumbuhan dan serangga.  Beberapa jenis Basidiomycota enak dimakan dan aman, namun banyak ditemukan jenis yang menghasilkan racun mikotoksin yang dapat menyebabkan kematian jika termakan. Jamur yang dibudidayakan karena mempunyai nilai ekonomis disebut jamur. Basidiomycota jarang melakukan reproduksi aseksual, reproduksi seksualnya membentuk basidiospora yang terbentuk di luar basidium. Setiap basidium mengandung 2 atau 4 basidiospora, masing-masing berinti satu dan haploid.  Beberapa contoh jamur dalam kelompok Basidiomycota adalah sebagai berikut. 
a.         Volvariella volvacea (jamur merang), dapat dimakan dan banyak dibudidayakan.
b.        Amanita phalloides menghasilkan racun phalin yang berbahaya.
c.         Auricularia polytricha dapat dimakan.
d.        Puccinia graminis menimbulkan penyakit pada tanaman tebu dan jagung.
e.         Ustilago scitamanae parasit pada pucuk daun tanaman Graminae.
6.    Deuteromycota (Fungi Imperfecti)
Deuteromycota meliputi jamur yang tingkat reproduksi seksualnya belum diketahui, sehingga disebut jamur tidak sempurna. Dikenal sekitar 15.000 jamur yang semuanya tidak melakukan reproduksi seksual. Kebanyakan Deuteromycota bersel banyak yang membentuk hifa tak bersekat, namun beberapa jenis merupakan organisme bersel tunggal yang membentuk pseudomiselium (miselium semu) pada kondisi lingkungan yang menguntungkan.  Pada jenis-jenis tertentu ditemukan hifanya bersekat dengan sel yang berinti satu, namun kebanyakan berinti banyak. Deuteromycota berkembangbiak dengan membentuk spora aseksual melalui fragmentasi dan konidium yang bersel satu atau bersel banyak. (Herni Budiati, 2009)
a.         Alternaria parasit pada tanaman kentang,
b.        Fusarium parasit pada tanaman tomat dan kapas.
c.         Helminthosporium parasit pada tanaman padi dan jagung.
d.        Diplodia parasit pada tanaman jagung
e.         Verticillium banyak menyerang bibit tanaman.
f.         Epidermophyton, Microsporium, dan Trichophyton menyebabkan penyakit dermatofitosis (penyakit pada kulit, rambut, dan kuku) pada hewan dan manusia. (Herni Budiati, 2009)

E.  Peranan Jamur Dalam Kehidupan
Jamur merupakan organisme yang memiliki peran cukup banyak bagi kehidupan ini. Peranan tersebut ada yang menguntungkan dan ada juga yang merugikan. Agar Anda lebih jelas lagi, perhatikan uraian berikut.
1.   Peran Jamur yang Menguntungkan
Selain merugikan adapula jamur yang menguntungkan. Jamur yang menguntungkan ini di antaranya ada yang berperan sebagai bahan makanan, bahan obat-obatan, dan juga sebagai dekomposer di suatu ekosistem. Untuk lebih jelasnya, perhatikan uraian berikut:
a.       Sumber Makanan
Beberapa jenis jamur dapat dimakan seperti Volvariella volvacea (jamur merang) dan Lentinus edodes (jamur shitake). Jamur kaya akan protein dan memiliki nilai gizi yang tinggi. Selain itu, ragi kering mengandung 50% vitamin dan kaya akan vitamin B. Septianing dkk, 2013)
Gambar 5. Contoh jamur yang menguntungkan

b.      Di Bidang Kedokteran
Sejumlah antibiotik diperoleh dari spesies jamur. Antibiotik merupakan substansi yang dihasilkan oleh mikroorganisme seperti bakteri dan jamur yang dapat mencegah atau membunuh mikroorganisme lain. Antibiotik pertama, yaitu penisilin diperoleh dari jamur Penicillin notatum oleh Alexander Flemming pada tahun 1928. (Rasti Septianing dkk, 2013)
c.       Di Bidang Pertanian
Beberapa jamur saprofit dapat meningkatkan kesuburan tanah. Jamur saprofit menguraikan sisa tumbuhan dan hewan yang sudah mati sehingga mengembalikan unsur mineral dari tubuh organisme ke tanah, membuat tanah menjadi subur. Jamur mikoriza membantu tumbuhan memperoleh unsur hara lebih banyak sehingga dapat tumbuh subur. (Rasti Septianing dkk, 2013)
d.      Di Bidang Industri
Jamur banyak digunakan di bidang industri, antara lain sebagai berikut:
1)      Beberapa jenis ragi digunakan untuk membuat roti.
2)      Pabrik minuman beralkohol menggunakan ragi dan Saccharomyces
cerevisiae untuk membuat bir dan minuman anggur.
3)      Spesies Penicillin dan Aspergillus digunakan untuk  membumbui keju.
4)      Pada industri kimia, spesies Mucor, Rhizopus, Penicillin, dan Aspergillus digunakan dalam pembuatan asam organik, seperti asam
laktat,  asam sitrat, dan asam oksalat. (Rasti Septianing dkk, 2013)
e.       Sebagai Pengurai
Jamur saprofit menguraikan senyawa organik kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana, mengembalikan zat hara yang terdapat di dalam tubuh organisme ke tanah (biodegradasi), dan membuat tanah menjadi subur. Dengan demikian, jamur saprofit berperan penting dalam mendaur ulang unsur hara dan meningkatkan kesuburan tanah. Terkadang organisme saprofit mendekomposisi materi yang bukan merupakan produk sisa. Misalnya, ketika jamur menyebabkan pelapukan terhadap kayu yang masih berguna secara ekonomi. Proses dekomposisi atau penguraian bahan yang masih bernilai ekonomi oleh organisme saprofit disebut biodeteriorasi. (Rasti Septianing dkk, 2013)
2.   Peran Jamur yang Merugikan
Gambar.6. Contoh jamur yang merugikan

a.       Penyakit pada Manusia
Sejumlah penyakit kulit disebabkan oleh beberapa  spesies jamur. Demam tinggi dan alergi juga dapat  disebabkan oleh infeksi jamur.
b.      Penyakit pada Tumbuhan
Penyakit seperti karat putih pada cruciferaceae, kutu  pada kentang, dedak berjamur, karat pada gandum, dan  jamur api pada jagung, gandum, dan tumbuhan sereal  lainnya disebabkan oleh jamur.
c.       Pembusukan Makanan
Penicillium, Aspergillus, dan kapang seperti Mucor dan  Rhizopus dapat menyebabkan pembusukan makanan. (Rasti Septianing dkk, 2013)

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1.   Jamur adalah tubuh buah yang tampak di permukaan media tumbuh dari sekelompok fungi (Basidiomycota) yang berbentuk seperti payung: terdiri dari bagian yang tegak ("batang") dan bagian yang mendatar atau membulat. Secara teknis biologis, tubuh buah ini disebut basidium.
2.   Cara memperoleh makanan dengan penyerapan ini menjadikan jamur sebagai pengurai (saproba), parasit, dan simbiosis mutualis. Jamur saprobik menyerap zat-zat makanan dari bahan organik yang sudah mati, seperti pohon tumbang, bangkai hewan atau buangan organism hidup. Jamur berkembangbiak secara seksual dan aseksual melalui pembentukkan spora.  
3.   Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnya khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnya jamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa.
4.   Berdasarkan struktur alat reproduksi seksualnya, kingdom Fungi diklasifikasikan menjadi 6 filum yaitu Chytridiomycota, Zygomycota, Glomeromycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota.
5.   Jamur memiliki peran penting dalam kehidupan. Selain dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan dapat juga dimanfaatkan dalam pembuatan obat-obatan dan parfum. Tetapi jamur juga bias merugikan manusia karena bias menyebabkan penyakit yaitu keputihan, penyakit kulit dan sebagainya.
B.  Saran
Diharapkan pembaca dapat memanfaatkan informasi tentang jamur ini  untuk dijadikan referensi dalam penyusunan makalah selanjutnya. Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat kesalahan, untuk itu diperlukan saran dan kritik yang membangun.
DAFTAR PUSTAKA

Fictor Ferdinand, 2009. Praktis Belajar Biologi 1 untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Herni Budiati, 2009. Biologi : untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Idun Kistinnah, 2009. Biologi 1 : Makhluk Hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Moch Anshori, 2009. Biologi 1 : Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)-Madrasah Aliyah (MA) Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Rasti Septianing dkk, 2013. Panduan Belajar Biologi 1A SMA Kelas X. Yudhistira : Jakarta.

Riana Yani dkk; 2009. Biologi 1 : Kelas X SMA dan MA. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Rikky Firmansyah, 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi 1 : untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Subardi dkk, 2009. Biologi 1 : untuk Kelas X SMA/ MA. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Suwarno, 2009. Panduan Pembelajaran Biologi : Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Widayati Sri. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.



https://xxxbukuharian.wordpress.com/2011/02/26/sejarah-penemuan-mikroba

No comments:

Post a Comment