Tugas Individu
Makalah Biologi
Oleh:
ANDI ZAHWAH FEBRIANI
KLS : X MIPA 2
NIS : 8503
SMA NEGERI 4 WATAMPONE
|
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “JAMUR”. Kemudian shalawat serta salam, kami sampaikan kepada Nabi besar
Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-qur’an dan sunnah
untuk keselamatan umat di dunia.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Guru Mata Pelajaran
Biologi yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan
makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak
terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Watampone, 03 Februari 2017
Penyusun
Andi Zahwah Febriani
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I..... PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang..................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah................................................................. 2
C. Tujuan
Penulisan................................................................... 2
BAB II... PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Sejarah Jamur ............................................. 3
B. Cara Hidup dan Reproduksi Jamur ..................................... 5
C. Struktur Tubuh Jamur........................................................... 7
D. Klasifikasi Jamur.................................................................. 8
E.
Peranan
Jamur Bagi Kehidupan .......................................... 12
BAB III.. PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................... 15
B. Saran..................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kingdom Fungi atau
sehari-hari kita menyebutnya jamur, memiliki ciri-ciri yang berbeda dari
organisme lainnya. Ciri-ciri tersebut dilihat dari struktur tubuh maupun cara
reproduksinya. Jamur merupakan organisme eukariot. Anggotanya ada yang
uniseluler dan ada pula yang multiseluler. Jamur tidak memiliki klorofil, yang
berfungsi dalam fotosintesis. Dengan kata lain, jamur tidak dapat menyintesis
makanannya. Oleh karena itu, jamur dikelompokkan sebagai organisme heterotrof.
Jamur memperoleh makanan dengan cara absorpsi, yaitu dengan menyekresikan suatu
enzim. Kemudian, enzim tersebut berfungsi menghancurkan makanan yang ada di
luar tubuhnya. (Rikky Firmansyah, 2009)
Cara hidup jamur terbagi
menjadi tiga macam, yaitu secara parasit, saprofit, dan mutualisme. Secara parasit, jamur menyerap makanan dari
organisme hidup lainnya, seperti tumbuhan, hewan, atau bahkan jamur lainnya.
Sari makanan akan diserap oleh jamur parasit dan akhirnya dapat menyebabkan
kerusakan, bahkan kematian bagi organisme tersebut. Adapun jamur yang absorpsi
makanannya secara saprofit adalah
dengan cara menguraikan organisme mati untuk diserap bahan organiknya. (Rikky Firmansyah, 2009)
Jamur dapat berkembang biak
dengan cara aseksual dan seksual. Perkembangan secara aseksual dilakukan dengan
pembelahan sel (fragmentasi) dan pembentukan spora. Pembentukan spora berfungsi
untuk menyebarkan spesies dalam jumlah besar. Spora jamur dibedakan menjadi
dua, yaitu spora aseksual dan spora seksual. Spora aseksual membelah secara
mitosis dan spora seksual membelah secara meiosis. Contoh spora aseksual adalah
zoospora, endospora, dan konidia. (Sulistyorini, Ari. 2009)
Semua jenis jamur termasuk ke dalam kingdom Fungi, dengan
ciri khasnya tidak berklorofil. Jamur tersusun oleh sel-sel eukariotik
(memiliki membrane inti). Jika dibandingkan dengan protista, struktur tubuh
jamur lebih kompleks. Pernahkah kamu melihat jamur merang, jamur tiram, dan
jamur kancing? Banyak orang yang suka jamur tersebut karena enak dimakan.
Menurut penelitian, beberapa jenis jamur juga berkhasiat bagi kesehatan,
misalnya, jamur kuping dapat melancarkan peredaran darah dalam tubuh, atau
jamur tiram dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Akan tetapi,tidak
semua jenis jamur menguntungkan bagi manusia. Beberapa jenis jamur bahkan dapat
menimbulkan penyakit pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Hampir semua barang
yang terbuat dari bahan organik dapat diserang dan dirusak oleh jamur, seperti
makanan, pakaian, kertas, kulit, dan kayu. (Riana Yani, 2009)
Aspek kehidupan
manusia tidak terlepas dari jamur, salah satunya adalah aspek makanan. Tempe,
roti, dan keju yang biasa kita makan adalah hasil olahan dari jamur. Demikian
juga dengan tapai, tanpa bantuan jamur, singkong tidak akan berubah menjadi
tapai yang manis.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik
untuk membahasnya dalam sebuah makalah yang berjudul Jamur.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa itu jamur dan
bagaimanakah sejarahnya?
2. Bagaimana cara hidup dan
reproduksi jamur?
3. Bagaimanakah struktur jamur?
4. Bagaimana sistem pengklasifikasian jamur ?
5. Apa peranan jamur bagi kehidupan?
C. Tujuan
Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dan
sejarah penemuan jamur.
2. Untuk mengetahui cara hidup
dan reproduksi jamur.
3. Untuk mengetahui struktur
jamur.
4. Untuk mengetahui sistem pengklasifikasian jamur.
5. Untuk mengerahui peranan jamur bagi
kehidupan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
dan Sejarah
1.
Pengertian Jamur
a.
Jamur merupakan organisme heterotrof yang mendapatkan makanan melalui
penyerapan (absorpsi). Jamur akan menyerap organik kecil dari lingkungan
sekitarnya, kemudian dicerna di luar tubuhnya dengan cara mengeluarkan berbagai
enzim. (Riana Yani, 2009)
b.
Jamur merupakan makhluk
hidup yang sudah mempunyai membrane inti (eukariot), tetapi tidak dapat membuat
makanan sendiri karena tidak mengandung klorofil. Jamur memperoleh makanan dari
lingkungan di sekitarnya. (Sulistyorini, Ari. 2009)
c.
Fungi atau jamur
didefinisikan sebagai kelompok organism
eukariotik, tidak berpindah tempat (nonmotile), bersifat
uniselular atau multiselular, memiliki dinding sel dari glukan, mannan, dan
kitin, tidak berklorofi l, memperoleh nutrien dengan menyerap senyawa
organik,serta berkembang biak secara seksual dan aseksual. (Widayati Sri, 2009)
d.
Fungi atau jamur merupakan
kelompok organisme eukariot, kebanyakan multiseluler namun ada yang uniseluler
dengan cirri khas yaitu talusnya berupa benang-benang hifa yang membentuk
miselium dan memperoleh makanan dengan cara menyerap zat organik secara
langsung (bersifat heterotrof). (Herni Budiati, 2009)
e.
Jamur adalah tumbuhan tidak
berklorofil, sehingga kehidupannya bergantung zat-zat organik yang tersedia di
alam. (Subardi
dkk, 2009).
f.
Secara
morfologi, jamur (kingdom fungi) menyerupai tumbuhan. Meskipun demikian, jamur
tidak termasuk tumbuhan karena tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat
melakukan fotosintetis. (Rasti Septianing dkk,
2013)
g.
Umumnya jamur merupakan organism bersel banyak (multiseluler), tetapi
ada
juga yang bersel tunggal (uniseluler). (Moch Anshori, 2009)
h.
Jamur tidak memiliki klorofil, tidak dapat membuat makanannya sendiri,
dan tidak memiliki jaringan-jaringan yang terspesialisasi seperti halnya
tumbuhan. (Fictor Ferdinand, 2009)
2.
Sejarah Jamur
Penemuan jamur dimulai
Setelah perang, Flemming secara aktif mencari agen anti-bakteri setelah
menyaksikan banyak kematian pada prajurit saat perang, akibat luka yang
terinfeksi. Sementara,penggunaan antiseptik malah membunuh sistem pertahanan
tubuh pasien, lebih efektif dibanding membunuh bakteri.
Dalam sebuah artikel yang dipublikasikan di The Lancet selama perang
Dunia I, Fleming menceritakan penelitiannya. Dia
menjelaskan,mengapa antiseptik lebih berbahaya bagi tentara di banding infeksi.
Tahun 1928, Fleming menyelidiki sifat sifat stahylococci.Dia memiliki laboratorium yang sering kali berantakan, tidak terawat.
Tahun 1928, Fleming menyelidiki sifat sifat stahylococci.Dia memiliki laboratorium yang sering kali berantakan, tidak terawat.
Pada 3 September 1928,
setelah berlibur, Fleming kembali ke laboratorium. Sebelum meninggalkan
laboratorium dia melakukan kultur staphylococci di sebuah bangku di sudut laboratorium. Saat kembali, Fleming melihat
satu kultur bakteri telah terkontaminasi dengan jamur. Koloni staphylococci
yang mengelilinginya, sudah dihancurkan, sementara koloni yang jauh dari jamur
tetap normal. Fleming menunjukkan kultur yang terkontaminasi itu pada bekas
asistennya, Merlin Price, yang mengatakan ” itulah cara Anda menemukan
lisozim”. Fleming mengidentifikasi jamur yang telah mencemari kulturnya berasal
dari genus Penicillium, dan setelah beberapa bulan menyebutnya sebagai “jus
jamur”.
Nama penisilin dirilis
pada 7 Maret 1929. Ia menyelidiki efek anti bakteri penisilin pada banyak organisme.Ia menemukan, antibiotik ini efektif
untuk staphylococci, dan patogen gram positif lain yang menyebabkan demam
berdarah, radang paru paru, meningitis dan difteri,tetapi tidak tipus demam
atau demam paratipus,yang disebabkan oleh bakteri gram negatif. Penisilin juga
efektif untuk neisseria gonorrhoea, yang menyebabkan gonore walau bakteri ini
adalah gram negatif. Fleming mempublikasikan temuannya pada tahun 1929 di
Britishjournal of Experimental Pathology. Tetapi, hanya segelintir orang yang
memberi perhatian. Fleming meneruskan penyelidikan, tapi budidaya penicillium
cukup sulit. Dan setelah tumbuh, sulit
untuk mengisolasi agen antibiotik.Awalnya, Fleming beranggapan bahwa penisilin
bukan hal penting dalam mengobati infeksi. Dia
menjadi yakin bahwa penisilin tidak akan bertahan cukup lama di dalam tubuh
manusia (in vivo), untuk membunuh bakteri secara efektif.Banyaknya penelitian
yang tidak bisa di simpulkan, mungkin karena penisilin lebih banyak di gunakan
sebagai antiseptik.Tetapi pada tahun 1930 an, pemelitian Fleming menunjukkan
hasil yang lebih menjanjikan. Ia terus
melanjutkan penelitiannya samapi 1940. Namun apabila ada yang bertanya, “Sejak
kapan dunia ini ada jamur?” Jawabannya sangat sederhana yaitu, “Sejak Tuhan
Yang Maha Esa ini menciptakan dunia (bumi) sudah ada jamur. (https://xxxbukuharian.wordpress.com)
B. Cara Hidup dan Reproduksi Jamur
1. Cara Hidup Jamur
Jamur merupakan organisme heterotrof yang
mendapatkan makanan melalui penyerapan (absorpsi). Jamur akan menyerap organik
kecil dari lingkungan sekitarnya, kemudian dicerna di luar tubuhnya dengan cara
mengeluarkan berbagai enzim. Enzim-enzim itu akan menguraikan molekulmolekul
kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana, yang dapat diserap dan digunakan
oleh jamur. (Riana Yani, 2009)
Cara memperoleh makanan dengan
penyerapan ini menjadikan jamur sebagai pengurai (saproba), parasit,
dan simbiosis mutualis. Jamur saprobik menyerap zat-zat makanan dari
bahan organik yang sudah mati, seperti pohon tumbang, bangkai hewan atau
buangan organism hidup. Dapatkah kamu sebutkan contohnya? Jamur parasitik menyerap
makanan dari sel-sel inang yang masih hidup, misalnya jenis jamur tertentu yang
menginfeksi paru-paru manusia, bersifat patogenik. Jamur mutualistik juga
menyerap makanan dari inangnya, tetapi jamur tersebut member keuntungan kepada
pasangannya. Contohnya: lumut kerak (lichen), perpaduan antara jamur dan alga.
(Riana Yani, 2009)
Gambar.1.
Cara Jamur memperoleh makanan
Jamur
hidup di lingkungan yang sangat beraneka ragam, bersimbiosis dengan banyak
organisme. Kebanyakan kelompok jamur ini hidup di darat, ada juga beberapa
jenis jamur yang hidup di laut dan air tawar.
2. Reproduksi Jamur
Gambar.2.
Reproduksi Jamur
Reproduksi seksual melibatkan penyatuan gamet jantan serta betina
(melalui isogami, anisogami, dan oogami) dan pembentukan spora
seksual. Ada beberapa jenis spora seksual, antara lain askospora, basidiospora, dan zigospora.
Ada tiga cara utama bagi jamur untuk bereproduksi secara aseksual, yaitu
sebagai berikut:
a.
Fragmentasi, satu bagian jamur akan patah dan tumbuh
menjadi individu baru.
b.
Pembentukan tunas, sebuah tunas kecil akan terlepas dari sel
induk dan tumbuh menjadi individu baru.
c.
Pembentukan spora aseksual, misalnya konidia dan
sporangiospora. (Rasti Septianing dkk,
2013)
C. Struktur Tubuh Jamur
Gambar 3. Struktur Tubuh Jamur
Tubuh jamur terdiri
atas benang-benang halus yang disebut hifa. Di dalam hifa terdapat sitoplasma dengan
organel yang biasa ditemukan pada eukariotik. Hifa membentuk suatu anyaman yang
disebut miselium (jamak, miselia), yang merupakan jaringan “makanan” dari suatu
jamur. Sebagian besar jamur merupakan organisme bersel banyak (multiseluler),
kecuali khamir (ragi) adalah organisme bersel tunggal (uniseluler). Hifa dibagi
menjadi sel-sel oleh sekat atau septum (jamak, septa). Septa umumnya memiliki
pori yang cukup untuk mengalirkan isi sel dari satu sel ke sel yang lain.
Beberapa jamur yang
hifanya tidak bersekat, dikenal sebagai senositik. Sebagian besar jamur
membentuk dinding selnya terutama
dari kitin (chitin), suatu karbohidrat yang mengandung nitrogen.
Jamur parasitik umumnya
memiliki sejumlah hifa yang termodifikasi sebagai hausteria, ujung hifa penyerap makanan
yang menembus jaringan inang. Miselium
jamur tumbuh sangat cepat, menyebar ke tempat sekitarnya. (Riana Yani, 2009)
D. Klasifikasi
Jamur
Jamur dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri spora yang
dihasilkan dan bentuk tubuh buah yang terbentuk pada fase reproduktif. Jamur
yang telah jelas menunjukkan tingkat seksualnya disebut jamur sempurna (fungi
perfekti) sedangkan jamur yang belum jelas tingkat seksualnya disebut jamur
tidak sempurna (fungi imperfekti).
Gambar.4. Klasifikasi Jamur
Mula-mula jamur dikelompokkan menjadi empat filum yaitu
Phycomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota. Perkembangan sistem
klasifikasi yang baru membagi jamur menjadi enam filum yaitu Chytridiomycota,
Zigomycota, Glomeromycta, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota. berikut
uraiannya ; (Herni Budiati, 2009)
Chytridiomycota merupakan
jamur yang sederhana, kebanyakan uniseluler namun beberapa jenis multiseluler,
biasanya berinti banyak (senositik). Sebagian besar bersifat saprofit, namun
ada yang parasit pada tumbuhan dan hewan. Chytridiomycota melakukan
perkembangbiakan secara aseksual dengan membentuk zoospora berinti satu dan
berflagel yang muncul di ujung belakang. Spora ini dibentuk pada sporangium.
Perkembangbiakan seksual dengan peleburan planogamet, peleburan gametangium,
dan persatuan antara hifa-hifa atau sel-sel yang
bersesuaian. Contoh Chytridiomycota sebagai berikut : (Herni Budiati,
2009)
a.
Synchytrium endobioticum, merupakan pathogen pada umbi kentang yang
menyebabkan umbi berbintil-bintil.
b.
Hyzopydium couchii, merupakan parasit pada ganggang Spirogyra.
c.
Olpidium viciae, merupakan parasit pada tanaman Vicia unijuga
(kacang-kacangan sebangsa kara).
d.
Physoderma zeamaydis menyebabkan noda pirang pada jagung.
2.
Zygomycota
Zygomycota banyak ditemukan
di tanah lembab yang kaya bahan organik. Sebagian hidup sebagai saprofit dan
yang lain merupakan parasit pada tumbuhan, hewan, dan
manusia. Perkembangbiakan seksual dilakukan dengan konjugasi dua
gametangium yang berinti banyak. Gametangium ini terbentuk pada ujung hifa.
Setelah dua gametangium yang bersesuaian bersatu, dinding pertemuannya akan
melebur dan kedua protoplas bersatu membentuk zigot yang berdinding
tebal. Zigot mengalami masa istirahat dan kemudian menghasilkan sporayang
disebut zigospora. Spora ini kemudian berkecambah,sebagian hifanya membentuk
sporangiospora yang menghasilkan sporangium. Dari sporangium inilah dihasilkan
ribuan spora yang disebarkan oleh angin. Contoh Zygomycota adalah sebagai
berikut.
a.
Rhizopus stolonifer dan Rhizopus oligosporus terdapat pada ragi tempe.
b.
Rhizopus oryzae terdapat pada ragi tape.
c.
Entomophtora muscae parasit pada lalat.
d.
Basidiobolus ranarum menyebabkan penyakit pada manusia.
Glomeromycota merupakan
kelompok jamur yang sebagian besar bersimbiosis dengan tanaman yaitu membentuk
mikoriza arbuskuler. Mikoriza merupakan bentuk jamur yang hidup dan
bersimbiosis pada akar tanaman tingkat tinggi. Mikoriza membentuk hifa khusus
yang tumbuh membentuk miselium yang melingkupi ujung akar. Beberapa jenis
tanaman pertanian bergantung pada mikoriza untuk dapat tumbuh optimal. (Herni Budiati,
2009)
Glomeromycota
berkembang biak secara aseksual membentuk spora. Jika kondisi menguntungkan,
spora berkecambah membentuk apresoria pada akar tumbuhan inang dan membentuk
mikoriza baru. Reproduksi seksual pada Glomeromycota tidak
ditemukan. Beberapa contoh Glomeromycota adalah : Glomus mosseae, G. claroideum, Archaeospora
leptoticha, Sclerocystis, Acaulospora, dan Entrophospora. (Herni Budiati, 2009)
4.
Ascomycota
Saat ini dikenal sekitar
15.000 spesies Ascomycota. Jamur ini hifanya kecil memanjang, diameternya
sekitar 5 mikrometer yang bercabang-cabang membentuk miselium. Hifanya bersepta
dengan satu sel terdiri satu nukleat (hifa uninukleat), namun pada beberapa
jenis ditemukan hifa multinukleat. Dinding selnya tersusun atas zat kitin dan
β-glukan. Ascomycota bersifat heterotrof baik sebagai saprofit maupun
sebagai parasit dan sering bersimbiosis dengan organisme lain seperti
Cyanobacteria membentuk lichen atau lumut kerak. Kelompok Ascomycota dicirikan
oleh pembentukan askus sebagai tempat pembentukan askospora. Reproduksi
seksual Ascomycota terjadi dengan konjugasi. (Herni Budiati, 2009)
Spora yang dihasilkan
disebarkan oleh angin dan jika jatuh pada lingkungan yang sesuai akan segera
tumbuh membentuk hifa dan dimulailah daur hidup jamur Ascomycota. Berikut ini
beberapa contoh jamur dalam kelas Ascomycota. (Herni Budiati, 2009)
a.
Piedraia hortai menimbulkan infeksi pada rambut manusia.
b.
Saccharomyces cerevisiae digunakan untuk membuat bir, anggur, dan roti.
c.
Candida albicans menyebabkan penyakit kandidiasis yaitu penyakit pada
selaput lendir mulut, vagina, dan saluran pencernaan.
d.
Aspergillus flavus menghasilkan racun aflatoksin.
e.
Claviceps purpurea menghasilkan alkaloid dan zat psikotropika.
f.
Penicillium notatum menghasilkan antibiotik penisilin.
g.
Neurospora digunakan untuk membuat oncom dan berguna dalam penyelidikan
genetika. (Herni Budiati, 2009)
Jamur yang sering kita
lihat dalam kehidupan sehari-hari sebagian besar termasuk dalam kelas
Basidiomycota. Saat ini telah diketahui kurang lebih 12.000 jenis Basidiomycota
dan tidak ada satu pun yang menyebabkan infeksi penyakit pada manusia.
Kebanyakan Basidiomycota adalah saprobe dan parasit pada tumbuhan dan
serangga. Beberapa jenis Basidiomycota enak dimakan dan aman, namun
banyak ditemukan jenis yang menghasilkan racun mikotoksin yang dapat
menyebabkan kematian jika termakan. Jamur yang dibudidayakan karena mempunyai
nilai ekonomis disebut jamur. Basidiomycota jarang melakukan reproduksi
aseksual, reproduksi seksualnya membentuk basidiospora yang terbentuk di luar
basidium. Setiap basidium mengandung 2 atau 4 basidiospora, masing-masing
berinti satu dan haploid. Beberapa contoh jamur dalam kelompok
Basidiomycota adalah sebagai berikut.
a.
Volvariella volvacea (jamur merang), dapat dimakan dan banyak
dibudidayakan.
b.
Amanita phalloides menghasilkan racun phalin yang berbahaya.
c.
Auricularia polytricha dapat dimakan.
d.
Puccinia graminis menimbulkan penyakit pada tanaman tebu dan jagung.
e.
Ustilago scitamanae parasit pada pucuk daun tanaman Graminae.
6.
Deuteromycota (Fungi Imperfecti)
Deuteromycota meliputi
jamur yang tingkat reproduksi seksualnya belum diketahui, sehingga disebut
jamur tidak sempurna. Dikenal sekitar 15.000 jamur yang semuanya tidak
melakukan reproduksi seksual. Kebanyakan Deuteromycota bersel banyak yang
membentuk hifa tak bersekat, namun beberapa jenis merupakan organisme bersel
tunggal yang membentuk pseudomiselium (miselium semu) pada kondisi lingkungan
yang menguntungkan. Pada jenis-jenis tertentu ditemukan hifanya bersekat
dengan sel yang berinti satu, namun kebanyakan berinti banyak. Deuteromycota
berkembangbiak dengan membentuk spora aseksual melalui fragmentasi dan konidium
yang bersel satu atau bersel banyak. (Herni Budiati, 2009)
a.
Alternaria parasit pada tanaman kentang,
b.
Fusarium parasit pada tanaman tomat dan kapas.
c.
Helminthosporium parasit pada tanaman padi dan jagung.
d.
Diplodia parasit pada tanaman jagung
e.
Verticillium banyak menyerang bibit tanaman.
f.
Epidermophyton, Microsporium, dan Trichophyton menyebabkan penyakit
dermatofitosis (penyakit pada kulit, rambut, dan kuku) pada hewan dan manusia. (Herni
Budiati, 2009)
E. Peranan
Jamur Dalam Kehidupan
Jamur merupakan organisme
yang memiliki peran cukup banyak bagi kehidupan ini. Peranan tersebut ada yang
menguntungkan dan ada juga yang merugikan. Agar Anda lebih jelas lagi,
perhatikan uraian berikut.
1.
Peran Jamur yang Menguntungkan
Selain merugikan adapula jamur yang menguntungkan. Jamur yang
menguntungkan ini di antaranya ada yang berperan sebagai bahan makanan, bahan
obat-obatan, dan juga sebagai dekomposer di suatu ekosistem. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan uraian berikut:
a. Sumber
Makanan
Beberapa jenis jamur dapat dimakan seperti Volvariella volvacea (jamur
merang) dan Lentinus edodes (jamur shitake). Jamur kaya akan protein dan
memiliki nilai gizi yang tinggi. Selain itu, ragi kering mengandung 50% vitamin
dan kaya akan vitamin B. Septianing dkk, 2013)
Gambar 5. Contoh jamur yang menguntungkan
b. Di
Bidang Kedokteran
Sejumlah antibiotik diperoleh dari spesies
jamur. Antibiotik merupakan substansi yang dihasilkan oleh mikroorganisme
seperti bakteri dan jamur yang dapat mencegah atau membunuh mikroorganisme
lain. Antibiotik pertama, yaitu penisilin diperoleh dari jamur Penicillin
notatum oleh Alexander Flemming pada tahun 1928. (Rasti
Septianing dkk, 2013)
c. Di
Bidang Pertanian
Beberapa jamur saprofit dapat meningkatkan
kesuburan tanah. Jamur saprofit menguraikan sisa tumbuhan dan hewan yang sudah
mati sehingga mengembalikan unsur mineral dari tubuh organisme ke tanah,
membuat tanah menjadi subur. Jamur mikoriza membantu tumbuhan memperoleh unsur
hara lebih banyak sehingga dapat tumbuh subur. (Rasti
Septianing dkk, 2013)
d. Di
Bidang Industri
Jamur banyak digunakan di bidang industri, antara
lain sebagai berikut:
1) Beberapa jenis ragi digunakan untuk membuat roti.
2) Pabrik minuman beralkohol menggunakan ragi dan Saccharomyces
cerevisiae untuk membuat bir dan minuman anggur.
3) Spesies
Penicillin dan Aspergillus digunakan untuk membumbui keju.
4) Pada industri kimia, spesies Mucor, Rhizopus,
Penicillin, dan Aspergillus digunakan dalam pembuatan asam organik,
seperti asam
laktat, asam sitrat, dan asam oksalat. (Rasti
Septianing dkk, 2013)
e. Sebagai Pengurai
Jamur saprofit menguraikan senyawa organik
kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana, mengembalikan zat hara yang
terdapat di dalam tubuh organisme ke tanah (biodegradasi), dan membuat tanah
menjadi subur. Dengan demikian, jamur saprofit berperan penting dalam mendaur
ulang unsur hara dan meningkatkan kesuburan tanah. Terkadang organisme saprofit
mendekomposisi materi yang bukan merupakan produk sisa. Misalnya, ketika jamur
menyebabkan pelapukan terhadap kayu yang masih berguna secara ekonomi. Proses
dekomposisi atau penguraian bahan yang masih bernilai ekonomi oleh organisme
saprofit disebut biodeteriorasi. (Rasti Septianing dkk,
2013)
2.
Peran Jamur yang Merugikan
Gambar.6. Contoh jamur yang merugikan
a. Penyakit
pada Manusia
Sejumlah
penyakit kulit disebabkan oleh beberapa spesies jamur. Demam tinggi dan alergi juga dapat disebabkan oleh infeksi jamur.
b. Penyakit
pada Tumbuhan
Penyakit
seperti karat putih pada cruciferaceae, kutu pada kentang, dedak berjamur, karat pada gandum,
dan jamur api pada jagung, gandum, dan tumbuhan sereal lainnya disebabkan oleh jamur.
c. Pembusukan
Makanan
Penicillium,
Aspergillus, dan
kapang seperti Mucor dan Rhizopus dapat menyebabkan pembusukan makanan. (Rasti
Septianing dkk, 2013)
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Jamur adalah tubuh buah yang tampak
di permukaan media tumbuh dari sekelompok fungi (Basidiomycota) yang berbentuk
seperti payung: terdiri dari bagian yang tegak ("batang") dan bagian
yang mendatar atau membulat. Secara teknis biologis, tubuh buah ini disebut
basidium.
2. Cara
memperoleh makanan dengan penyerapan ini menjadikan jamur sebagai pengurai (saproba),
parasit, dan simbiosis mutualis. Jamur saprobik menyerap zat-zat
makanan dari bahan organik yang sudah mati, seperti pohon tumbang, bangkai
hewan atau buangan organism hidup. Jamur
berkembangbiak secara seksual dan aseksual melalui pembentukkan spora.
3. Struktur tubuh jamur
tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnya khamir, ada pula
jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu
meter, contohnya jamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang
disebut hifa.
4. Berdasarkan struktur
alat reproduksi seksualnya, kingdom Fungi diklasifikasikan menjadi 6 filum
yaitu Chytridiomycota, Zygomycota, Glomeromycota, Ascomycota, Basidiomycota,
dan Deuteromycota.
5. Jamur memiliki peran penting dalam kehidupan. Selain dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pangan dapat juga dimanfaatkan dalam pembuatan
obat-obatan dan parfum. Tetapi jamur juga bias merugikan manusia karena bias
menyebabkan penyakit yaitu keputihan, penyakit kulit dan sebagainya.
B.
Saran
Diharapkan pembaca dapat memanfaatkan
informasi tentang jamur ini untuk
dijadikan referensi dalam penyusunan makalah selanjutnya. Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat
kesalahan, untuk itu diperlukan saran dan kritik yang membangun.
DAFTAR
PUSTAKA
Fictor
Ferdinand, 2009. Praktis Belajar Biologi 1 untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Herni Budiati, 2009. Biologi : untuk SMA dan MA Kelas X.
Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Idun Kistinnah, 2009. Biologi 1 : Makhluk Hidup dan
Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta
: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Moch Anshori, 2009. Biologi 1 : Untuk Sekolah
Menengah Atas (SMA)-Madrasah Aliyah (MA) Kelas X. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Rasti
Septianing dkk, 2013. Panduan Belajar Biologi 1A SMA Kelas X.
Yudhistira : Jakarta.
Riana Yani dkk;
2009. Biologi 1 : Kelas X SMA dan MA. Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Rikky Firmansyah, 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi 1
: untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah Program Ilmu
Pengetahuan Alam. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.
Subardi dkk, 2009. Biologi 1 : untuk Kelas X SMA/ MA.
Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Suwarno, 2009. Panduan Pembelajaran Biologi :
Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.
Widayati Sri. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.
|
No comments:
Post a Comment