Tuesday 19 December 2017

MAKALAH JAMUR 1

Tugas Individu

Makalah Biologi


Oleh:

ANDI TENRI BATARI RAMADANI
KELAS : X MIPA 2
NIS : 8502



SMA NEGERI 4 WATAMPONE

TAHUN PELAJARAN 2016/2017


KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas  segala rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas Biologi tentang Jamur.
Makalah ini dapat digunakan sebagai wahana untuk menambah pengetahuan, sebagai teman belajar, dan sebagai referensi tambahan dalam belajar Biologi khususnya tentang Jamur. Makalah ini dibuat sedemikian rupa agar pembaca dapat dengan mudah mempelajari dan memahami tentang Jamur secara lebih lanjut.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang Jamur. Jangan segan bertanya jika pembaca menemui kesulitan. Semoga keberhasilan selalu berpihak pada kita semua.



                                                                                    Watampone, 03 Februari 2017

             Penyusun
                                                                                           


DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................               i
DAFTAR ISI .............................................................................................               ii
BAB I..... PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang.....................................................................               1
B.       Rumusan Masalah.................................................................               2
C.       Tujuan Penulisan...................................................................               2
BAB II... PEMBAHASAN
A.       Pengertian Jamur .................................................................               3
B.       Ciri-ciri Jamur ......................................................................               4
C.       Klasifikasi Jamur..................................................................               7
D.       Manfaat Jamur bagi Kehidupan ..........................................               11
E.        Penyakit yang Ditimbulkan Jamur ......................................               13
BAB III.. PENUTUP
A.       Kesimpulan...........................................................................               15
B.       Saran.....................................................................................               15
DAFTAR PUSTAKA











BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kingdom Fungi atau sehari-hari kita menyebutnya jamur, memiliki ciri-ciri yang berbeda dari organisme lainnya. Ciri-ciri tersebut dilihat dari struktur tubuh maupun cara reproduksinya. Jamur merupakan organisme eukariot. Anggotanya ada yang uniseluler dan ada pula yang multiseluler. Jamur tidak memiliki klorofil, yang berfungsi dalam fotosintesis. Dengan kata lain, jamur tidak dapat menyintesis makanannya. Oleh karena itu, jamur dikelompokkan sebagai organisme heterotrof. Jamur memperoleh makanan dengan cara absorpsi, yaitu dengan menyekresikan suatu enzim. Kemudian, enzim tersebut berfungsi menghancurkan makanan yang ada di luar tubuhnya. Makanan yang hancur dalam bentuk molekul-molekul nutrien akan diserap oleh jamur. (Rikky Firmansyah, 2009)
Cara hidup jamur terbagi menjadi tiga macam, yaitu secara parasit, saprofit, dan mutualisme. Secara parasit, jamur menyerap makanan dari organisme hidup lainnya, seperti tumbuhan, hewan, atau bahkan jamur lainnya. Sari makanan akan diserap oleh jamur parasit dan akhirnya dapat menyebabkan kerusakan, bahkan kematian bagi organisme tersebut. Adapun jamur yang absorpsi makanannya secara saprofit adalah dengan cara menguraikan organisme mati untuk diserap bahan organiknya. (Rikky Firmansyah, 2009)
Semua jenis jamur termasuk ke dalam kingdom Fungi, dengan ciri khasnya tidak berklorofil. Jamur tersusun oleh sel-sel eukariotik (memiliki membrane inti). Jika dibandingkan dengan protista, struktur tubuh jamur lebih kompleks. Pernahkah kamu melihat jamur merang, jamur tiram, dan jamur kancing? Banyak orang yang suka jamur tersebut karena enak dimakan. Menurut penelitian, beberapa jenis jamur juga berkhasiat bagi kesehatan, misalnya, jamur kuping dapat melancarkan peredaran darah dalam tubuh, atau jamur tiram dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Akan tetapi, tidak semua jenis jamur menguntungkan bagi manusia. Beberapa jenis jamur bahkan dapat menimbulkan penyakit pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Hampir semua barang yang terbuat dari bahan organik dapat diserang dan dirusak oleh jamur, seperti makanan, pakaian, kertas, kulit, dan kayu. (Riana Yani, 2009)
Ada juga jenis jamur saprofit yang mempunyai kemampuan menguraikan bahan-bahan organik sisa tumbuhan dan hewan yang sudah mati menjadi zat-zat hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan hijau. Jamur ini bersama dengan bakteri berperan sebagai pengurai (dekomposer) dalam ekosistem. Fungi bersama-bersama dengan bakteri bertanggung jawab atas penguraian sampah organik. Dapatkah kamu bayangkan keadaan bumi kita tanpa kehadiran organisme pengurai? Dalam bab ini akan dibahas mengenai ciri-ciri umum, klasifikasi, jenis jamur dengan gaya hidup unik, dan peranan jamur bagi kehidupan.

B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan suatu permasalahan dalam Makalah ini antara lain sebagai berikut :
1.   Apa pengertian dari jamur?
2.   Bagaimana ciri-ciri jamur?
3.   Bagaimana sistem pengklasifikasian jamur ?
4.   Apa saja manfaat jamur dalam kehidupan?
5.   Penyakit apa sajakah yang ditimbulkan jamur ?

C. Tujuan Penulisan
1.   Untuk mengetahui pengertian dari fungi.
2.   Untuk mengetahui ciri-ciri jamur.
3.   Untuk mengetahui sistem pengklasifikasian jamur.
4.   Mengetahui manfaat jamur dalam kehidupan.
5.   Untuk mengerahui penyakit apa saja yang ditimbulkan jamur.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Jamur
1.   Jamur adalah tumbuhan tidak berklorofil, sehingga kehidupannya bergantung zat-zat organik yang tersedia di alam. (Subardi dkk, 2009).
2.   Umumnya jamur merupakan organism bersel banyak (multiseluler), tetapi ada juga yang bersel tunggal (uniseluler). (Moch Anshori, 2009)
3.   Fungi atau jamur didefi nisikan sebagai kelompok organism eukariotik, tidak berpindah tempat (nonmotile), bersifat uniselular atau multiselular, memiliki dinding sel dari glukan, mannan, dan kitin, tidak berklorofi l, memperoleh nutrien dengan menyerap senyawa organik,serta berkembang biak secara seksual dan aseksual. (Widayati Sri, 2009)
4.   Jamur merupakan makhluk hidup yang sudah mempunyai membrane inti (eukariot), tetapi tidak dapat membuat makanan sendiri karena tidak mengandung klorofil. Jamur memperoleh makanan dari lingkungan di sekitarnya. (Sulistyorini, Ari. 2009)
5.   Fungi atau jamur merupakan kelompok organisme eukariot, kebanyakan multiseluler namun ada yang uniseluler dengan cirri khas yaitu talusnya berupa benang-benang hifa yang membentuk miselium dan memperoleh makanan dengan cara menyerap zat organik secara langsung (bersifat heterotrof). (Herni Budiati, 2009)
6.   Jamur tidak memiliki klorofil, tidak dapat membuat makanannya sendiri, dan tidak memiliki jaringan-jaringan yang terspesialisasi seperti halnya tumbuhan. (Fictor Ferdinand, 2009)
7.   Secara morfologi, jamur (kingdom fungi) menyerupai tumbuhan. Meskipun
demikian, jamur tidak termasuk tumbuhan karena tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat melakukan fotosintetis. (Rasti Septianing dkk, 2013)
8.   Jamur merupakan organisme heterotrof yang mendapatkan makanan melalui penyerapan (absorpsi). Jamur akan menyerap organik kecil dari lingkungan sekitarnya, kemudian dicerna di luar tubuhnya dengan cara mengeluarkan berbagai enzim. (Riana Yani, 2009)
  
B.  Ciri-ciri Jamur
Jamur adalah organisme unik yang umumnya berbeda dari organism eukariotik lain. Perbedaan itu dapat kita lihat pada struktur tubuh dan cara hidupnya. Untuk mengetahui ciri-ciri jamur, kita akan mempelajari tentang struktur tubuh jamur, cara memperoleh makanan, dan cara berkembang biak (reproduksi) jamur.
1.   Struktur Tubuh Jamur
Gambar 1. Struktur Tubuh Jamur
Tubuh jamur terdiri atas benang-benang halus yang disebut hifa. Di dalam hifa terdapat sitoplasma dengan organel yang biasa ditemukan pada eukariotik. Hifa membentuk suatu anyaman yang disebut miselium (jamak, miselia), yang merupakan jaringan “makanan” dari suatu jamur. Sebagian besar jamur merupakan organisme bersel banyak (multiseluler), kecuali khamir (ragi) adalah organisme bersel tunggal (uniseluler). Hifa dibagi menjadi sel-sel oleh sekat atau septum (jamak, septa). Septa umumnya memiliki pori yang cukup untuk mengalirkan isi sel dari satu sel ke sel yang lain. Beberapa jamur yang hifanya tidak bersekat, dikenal sebagai senositik. Sebagian besar jamur membentuk dinding selnya terutama dari kitin (chitin), suatu karbohidrat yang mengandung nitrogen. Jamur parasitik umumnya memiliki sejumlah hifa yang termodifikasi sebagai hausteria, ujung hifa penyerap makanan yang menembus jaringan inang. Miselium jamur tumbuh sangat cepat, menyebar ke tempat sekitarnya. (Riana Yani, 2009) Gambar 2. Mengilustrasikan hubungan hifa tipis yang membentuk miselium dengan bentuk cendawan.
Gambar.2. (a)Hifa sensoritik, (b) hifa septet.
2.   Cara Memperoleh Makanan
Jamur merupakan organisme heterotrof yang mendapatkan makanan melalui penyerapan (absorpsi). Jamur akan menyerap organik kecil dari lingkungan sekitarnya, kemudian dicerna di luar tubuhnya dengan cara mengeluarkan berbagai enzim. Enzim-enzim itu akan menguraikan molekulmolekul kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana, yang dapat diserap dan digunakan oleh jamur. Cara memperoleh makanan dengan penyerapan ini menjadikan jamur sebagai pengurai (saproba), parasit, dan simbiosis mutualis. Jamur saprobik menyerap zat-zat makanan dari bahan organik yang sudah mati, seperti pohon tumbang, bangkai hewan atau buangan organism hidup. Dapatkah kamu sebutkan contohnya? Jamur parasitik menyerap makanan dari sel-sel inang yang masih hidup, misalnya jenis jamur tertentu yang menginfeksi paru-paru manusia, bersifat patogenik. Jamur mutualistik juga menyerap makanan dari inangnya, tetapi jamur tersebut member keuntungan kepada pasangannya. Contohnya: lumut kerak (lichen), perpaduan antara jamur dan alga.
         Gambar.3. Cara Jamur memperoleh makanan
Jamur hidup di lingkungan yang sangat beraneka ragam, bersimbiosis dengan banyak organisme. Kebanyakan kelompok jamur ini hidup di darat, ada juga beberapa jenis jamur yang hidup di laut dan air tawar. (Riana Yani, 2009)
3.   Perkembangbiakan
Gambar.4. Reproduksi Jamur
Jamur berkembang biak dengan spora yang dihasilkan secara aseksual atau seksual. Hifa yang khusus sebagai penghasil spora menghasilkan spora haploid (kromosom tidak berpasangan). Jika kondisi lingkungan memungkinkan, jamur menghasilkan banyak spora secara aseksual. Spora terbawa angin atau air, mendarat di tempat yang lembap, kemudian berkecambah. Miselium membentuk suatu badan penghasil spora yang bersifat haploid.
Reproduksi seksual terjadi ketika ada perubahan lingkungan. Ada dua tahapan reproduksi seksual, yaitu plasmogami dan kariogami. Plasmogami adalah penyatuan sitoplasma dua miselia yang berdekatan. Plasmogami akan menghasilkan suatu tahap dikariotik (n+n) karena nukleus haploid dari masing-masing induk membentuk pasangan, tetapi tidak menyatu. Kariogami adalah penyatuan dua inti haploid, menghasilkan inti diploid (kromosom berpasang-pasangan). Sel diploid mengalami pembelahan meiosis langsung. Siklus hidup pada sebagian besar jamur meliputi tiga fase, yaitu haploid (n), dikariotik (n + n), dan diploid (2n). Perkembangbiakan secara seksual merupakan salah satu ciri yang dijadikan dasar klasifikasi jamur. (Riana Yani, 2009)

C. Klasifikasi Jamur
Saat ini telah dikenal lebih dari 60.000 jenis jamur. Jamur diklasifikasikan berdasarkan cara reproduksinya menjadi tiga divisi, yaitu Zygomycota, Ascomycota, dan Basidiomycota.
1.   Zygomycota
Zygomycota memiliki anggota sekitar 600 spesies. Genus Zygomycetes yang terkenal adalah Rhizopus oryzae. Jamur ini biasa dipergunakan untuk membuat tempe dan merupakan jamur hitam yang biasa tumbuh pada roti. Contoh spesies lain dari divisi ini, antara lain Mucor sp. dan Pilobolus sp. Siklus hidup dari jamur Rhizopus stolonifer yang tumbuh pada roti, memperlihatkan siklus seksual dan aseksual Zygomycota. Hifa haploid dari Zygomycota tampak serupa, tetapi sebenarnya memiliki cara perkawinan yang berbeda. Pada tipe perkawinan seksual, terjadi penggabungan dua nucleus memproduksi zigospora yang diploid. Struktur yang memiliki ketahanan terhadap lingkungan ekstrim ini menyebar melalui udara dan tetap berada dalam keadaan istirahat (dorman) sampai menemukan tempat yang memungkinkan untuk tumbuh.. (Fictor Ferdinand, 2009)
Zygomycotina memiliki beberapa jenis yang mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa diantaranya merupakan jamur pada makanan. Jenis-jenis jamur tersebut antara lain:
a.    Rhizophus stolonifera
Jamur ini tampak sebagai benang-benang berwarna putih, memiliki rizoid dan stolon. Merupakan saprofi t yang hidup pada bungkil kedelai dan
bermanfaat dalam pembuatan tempe.
b.   Rhizophus nigricans
Jamur ini dapat menghasilkan asam fumarat.
c.    Mucor mucedo
Jamur ini hidup secara saprofi t. Sering dijumpai pada roti, sisa-sisa makanan dan kotoran ternak. Miselium jamur ini berkembang di dalam substrat. Memiliki sporangium yang dilengkapi oleh sporangiofor.
d.   Pilobolus sp.
Jamur ini sering disebut ‘pelempar topi’ atau cap thrower, karena bila
sporangiumnya telah masak, jamur ini bisa melontarkannya sampai sejauh 8 meter. Spora tersebut kemudian  melekat pada rumput atau tumbuhan lain. Ketika tumbuhan tersebut dimakan hewan, spora jamur yang melekat tersebut akan berkecambah di dalam saluran pencernaan dan akan tumbuh pada kotoran yang dikeluarkan hewan tersebut.
2.   Ascomycota
Ascomycota terdiri atas sekitar 30.000 spesies. Ascomycota disebut juga sac fungi. Diberi nama sac fungi karena memproduksi spora dari bagian reproduksi seksual yang berbentuk seperti kantung (sac). Beberapa Ascomycota hidup di dasar hutan yang berhumus tebal dan membentuk struktur reproduktif berbentuk mangkuk yang indah. Siklus hidup Ascomycota terjadi secara seksual maupun aseksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan membentuk konidia yang merupakan hasil pembelahan ujung hifa. Ujung hifa membentuk konidiospora yang akan menghasilkan konidia. Konidia mampu membelah secara mitosis membentuk tunas baru. Perkembangbiakan secara seksual terjadi dengan peleburan inti askogonium. Peleburan ini menghasilkan hifa diploid (2n) dan ujung hifa akan membentuk tubuh buah (askokarp). (Fictor Ferdinand, 2009)
Divisi ini terdiri atas banyak jamur berwarna-warni yang tumbuh pada makanan, merusak buah, tanaman ladang, dan tumbuhan lain. Beberapa Ascomycota menyekresikan enzim selulase dan protease yang dapat merusak kain katun dan kain wool, terutama di tempat yang hangat dan lembap. Keadaan lingkungan tersebut dapat membuat jamur tumbuh dengan baik. Akan tetapi, Ascomycota juga membawa keuntungan bagi tumbuhan melalui hubungan mutualisme dengan akar tanaman. Jamur Neurospora, di Jawa Barat dikenal sebagai jamur oncom untuk membuat oncom. Aspergillus wentii digunakan untuk mengubah amilum dan selulosa menjadi glukosa dalam pembuatan kecap dan tauco. Claviceps purpurea, salah satu jamur anggota divisi Ascomycota, dapat menyerang tumbuhan dan memproduksi struktur yang disebut ergot. Struktur ini melepaskan mineral beracun yang salah satu bahan aktifnya adalah lysergic acid diethylamide (LSD). Jika zat halusinogen ini termakan oleh manusia, dapat menyebabkan orang tersebut tertawa terbahak-bahak, mengalami halusinasi, dan akhirnya mengalami kematian. Saccharomyces sp. (ragi) yang mengubah glukosa menjadi alkohol, serta Penicillium notatum termasuk anggota divisi ini. (Fictor Ferdinand, 2009)
Siklus hidup Ascomycotina dimulai dari askospora yang tumbuh menjadi benang (hifa) yang bercabang-cabang. Kemudian, salah satu dari beberapa sel pada ujung hifa berdiferensiasi menjadi askogonium, yang ukurannya lebih lebar dari hifa biasa. Sedangkan ujung hifa yang lainnya membentuk Anteridium. Anteridium dan Askogonium tersebut letaknya berdekatan dan memiliki sejumlah inti yang haploid.
Pada askogonium tumbuh trikogin yang menghubungkan askogonium dengan anteredium. Melaui trikogin ini inti dari anteredium pindah ke askogonium dan kemudian berpasangan dengan inti pada askogonium. Selanjutnya pada askogonium tumbuh sejumlah hifa yang disebut hifa askogonium. Inti-inti membelah secara mitosis dan tetap berpasangan. Hifa askogonium tumbuh membentuk septa bercabang. Bagian askogonium berinti banyak, sedangkan pada bagian ujungnya berinti 2. Bagian ujung inilah yang akan tumbuh menjadi bakal askus.
Reproduksi aseksual pada Ascomycotina adalah dengan cara membentuk tunas dan spora aseksual. Pembentukan tunas terjadi pada jamur uniseluler dan spora aseksual pada jamur terjadi pada jamur multiseluler. Spora aseksual tersebut terbentuk pada ujung hifa khusus yang disebut konidiofor dan sporanya disebut konidia. Konidia merupakan spora yang dihasilkan secara eksternal, yaitu di luar kotak spora atau sporangium.
3.   Basidiomycotina
Menurut Campbell (1998: 579), jamur dari divisio ini memiliki jumlah sekitar 25.000 spesies. Nama dari divisio ini diambil dari bentuk diploid yang terjadi pada siklus hidupnya, yaitu basidium. Basidiomycota hidup sebagai dekomposer pada kayu atau bagian lain tumbuhan. Basiodiomycota memiliki tubuh buah (basidiokarp) yang besar sehingga mudah untuk diamati. Bentuk jamur ini ada yang seperti payung, kuping, dan setengah lingkaran. Tubuh buah Basidiomycota terdiri atas tudung (pileus), bilah (lamella), dan tangkai (stipe). Reproduksi pada jamur ini terjadi secara aseksual dan secara seksual.
Reproduksi secara aseksual menghasilkan konidia. Adapun secara seksual terjadi dengan cara perkawinan antara hifa yang berbeda jenisnya. Pada saat perkawinan ini, hifa yang berbeda jenis tersebut bersatu dan dinding selnya hancur. Akibat dari hancurnya dinding sel ini, plasma sel akan bercampur atau disebut juga plasmogami. Pada saat pencampuran plasma sel, inti pun bersatu dan berkembang menjadi hifa dikariotik yang diploid. Hifa dikariotik ini nantinya akan mengalami meiosis dan menjadi inti yang haploid. (Rikky Firmansyah, 2009)
Beberapa contoh Basidiomycota yang penting adalah sebagai berikut.
a.       Volvariella volvacea dan Agaricus bisporus, jamur yang dibudidayakan untuk dimasak sebagai bahan makanan. Jamur ini ditanam pada medium yang mengandung selulosa (misalnya jerami) dengan kelembapan tinggi.
b.      Auricularia polytrica (jamur kuping), jamur ini enak dimakan, hidup pada batang tumbuhan yang telah mati.
Beberapa contoh Basidiomycota yang merugikan adalah sebagai berikut.
a.       Puccinia graminis, jamur ini hidup parasit pada rumput.
b.      Ustilago maydis, jamur ini parasit pada tanaman jagung, menyerang sukam daun , tongkol, jumbai dan tangkai. Kamuyang paling menyolok jika tanaman jagung diserang jamur ini adalah adanya beberapa butiran jagung pada tongkolnya menjadi jauh lebih besar dari ukuran normal.
c.       Ganoderma pseudoferreum, jamur ini penyebab busuk akar pada tanaman coklat, kopi, teh, karet dan tanaman perkebunan lain.
d.      Ganoderma applanatum, jamur ini menyebabkan kerusakan pada kayu. (Moch Anshori, 2009)

D. Manfaat Jamur Bagi Kehidupan
1.    Sebagai Bahan Makanan
Jamur dikonsumsi sebagai bahan makanan oleh manusia. Jamur yang dapat dimakan ini umumnya dari divisio Basidiomycota. Untuk mengetahui suatu jenis jamur dapat dimakan atau tidak, hanya ahli Mikologi saja yang menguasainya, terutama jamur-jamur liar yang belum teridentifikasi. Jenis jamur yang dapat dikonsumsi sebagai bahan makanan, contohnya jamur shitake (Lentinulla edodes), jamur kuping (Auricularia polytricha), dan jamur merang (Volvariella volvaceae). Selain itu terdapat juga jenis jamur yang membantu dalam proses pembuatan suatu jenis makanan atau minuman. Contohnya pembuatan oncom oleh jamur Neurospora crassa dan pembuatan tuak oleh jamur Saccharomyces tuac melalui proses fermentasi. Tempe juga dibuat dengan bantuan jamur. (Rikky Firmansyah, 2009)
Gambar 5. Contoh jamur yang menguntungkan

2.    Sebagai Bahan Obat-obatan
Jamur yang digunakan sebagai bahan obata-obatan contohnya adalah Penicillium notatum (Gambar 4.17). Jamur ini dapat dimanfaatkan sebagai antibiotika. Antibiotika merupakan segolongan senyawa, baik alami maupun buatan (sintetik) yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme. Khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri atau virus. Antibiotika yang dihasilkan oleh jamur Penicillium notatum adalah penisilin. Penisilin ini mampu mengatasi penyakit infeksi oleh bakteri dan virus. Cara kerja antibiotic ini adalah menghambat sintesis dinding sel bakteri patogen. (Rikky Firmansyah, 2009)
3.    Sebagai Dekomposer
Jamur juga dapat berperan sebagai dekomposer atau pengurai organism mati. Perannya sebagai dekomposer ini mampu mempertahankan persediaan nutrien organik yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Tanpa adanya dekomposer, elemen-elemen penting bagi tumbuhan, seperti karbon, nitrogen, dan elemen lainnya akan terakumulasi di dalam bangkai dan sampah organik sehingga tidak akan tersedia nutrien organik bagi tumbuhan untuk tumbuh. Contoh jamur yang berperan sebagai dekomposer adalah Pilobolus yang menguraikan sampah organik berupa kotoran hewan dan jamur kuping yang hidup di kayu. (Rikky Firmansyah, 2009)

E.  Penyakit yang Ditimbulkan Jamur
Jamur yang merugikan umumnya parasit dan menyebabkan penyakit (patogen) pada organisme lain, contohnya penyakit kulit, infeksi pada alat kelamin, dan infeksi paru-paru yang dapat menyebabkan kematian. Menurut Campbell (1998: 585), tumbuhan merupakan organisme yang mudah terkena penyakit yang disebabkan oleh jamur sehingga umumnya organisme yang banyak diserang oleh jamur kebanyakan adalah tumbuhan.
Beberapa jamur menyerang tanaman pangan dan dapat menyebabkan racun bagi manusia yang mengonsumsinya. Contohnya jamur Claviceps purpurea dari divisio Ascomycota yang dapat menyebabkan penyakit pada perbungaan tanaman gandum. Penyakit yang disebabkan jamur ini membentuk struktur berwarna ungu yang disebut ergot. Ergot mengandung substansi yang beracun bagi manusia dan hewan ternak. Ergot ini apabila dikonsumsi oleh manusia dapat menyebabkan kelemayuh (penyakit yang disebabkan oleh matinya jaringan tubuh), kejang saraf, sensasi terbakar, halusinasi, dan gila sementara atau gangguan jiwa sementara. (Rikky Firmansyah, 2009)
Menurut Campbell (1998: 585), ergot dapat berguna untuk keperluan medis. Melalui ekstrak jamur yang mengandung ergot ini, dalam dosis rendah dapat membantu penderita yang mengalami tekanan darah tinggi dan mampu menghentikan pendarahan ibu setelah melahirkan. Contoh jamur yang merugikan lainnya adalah sebagai pembusuk. Jamur ini mempercepat pembusukan. Pada sebuah penelitian, ditemukan senyawa etilen pada jamur sebagai salah satu hormon yang mempercepat pematangan buah. Hormon ini juga memicu jamur yang ada di permukaan buah untuk germinasi atau tumbuh. Akibatnya, buah mudah diserang dan nutrisi buah pun akan diabsorpsi oleh jamur. Selain itu, akibat germinasi ini beberapa jenis jamur juga mampu membusukkan makanan dengan menghasilkan racun, contohnya jamur Aspergillus flavus dan Aspergillus parasiticus. Jamur ini mampu menyekresikan senyawa beracun yang disebut aflatoksin. Aflatoksin ini bersifat karsinogenik atau dapat menyebabkan kanker.
Beberapa jamur mikroskopis juga ada yang menghasilkan racun, misalnya aflatoksin yang dihasilkan oleh sejenis kapang. Selain itu, jamur juga dapat bersifat parasit pada tumbuhan, hewan, dan manusia.
Gambar. 6. Contoh jamur yang merugikan

Beberapa jenis jamur tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.
Table.2 Jenis-jenis Jamur dan Penyakit yang Ditimbulkannya
Jenis Jamur
Penyakit yang Ditimbulkannya
Aspergillus flavus
Menghasilkan aflatoksin, menyebabkan kanker pada manusia
Aspergillus fumigatus
Kanker pada paru-paru burung.
Amanita phalloides
Mengandung racun balin yang menyebabkan kematian bagiyang memakannya
Ustilago maydis
Parasit pada tanaman jagung dan tembakau
Epidermophyton fl oocosum
Penyakit kaki atlet
Microsporum sp. dan Trichophyton sp.
Menyebabkan kurap atau panu
Helminthosporium oryzae
Parasit dan merusak kecambah dan tubuh buah serta menimbulkan noda-noda berwarna hitam pada hospes (inangnya)
Candida albicans
Infeksi pada vagina

(Widayati Sri, 2009)


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1.   Jamur adalah tubuh buah yang tampak di permukaan media tumbuh dari sekelompok fungi (Basidiomycota) yang berbentuk seperti payung: terdiri dari bagian yang tegak ("batang") dan bagian yang mendatar atau membulat. Secara teknis biologis, tubuh buah ini disebut basidium.
2.   Jamur berkembangbiak secara seksual dan aseksual melalui pembentukkan spora.  Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnya khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnya jamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium.
3.   Jamur diklasifikasikan berdasarkan cara reproduksinya menjadi tiga divisi, yaitu Zygomycota, Ascomycota, dan Basidiomycota.
4.   Jamur memiliki peran penting dalam kehidupan. Selain dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan dapat juga dimanfaatkan dalam pembuatan obat-obatan dan parfum.
5.   Tetapi jamur juga bias merugikan manusia karena bias menyebabkan penyakit yaitu keputihan, penyakit kulit dan sebagainya.

B.  Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami. Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa.

DAFTAR PUSTAKA

Fictor Ferdinand, 2009. Praktis Belajar Biologi 1 untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Herni Budiati, 2009. Biologi : untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Idun Kistinnah, 2009. Biologi 1 : Makhluk Hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Moch Anshori, 2009. Biologi 1 : Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)-Madrasah Aliyah (MA) Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Rasti Septianing dkk, 2013. Panduan Belajar Biologi 1A SMA Kelas X. Yudhistira : Jakarta.

Riana Yani dkk; 2009. Biologi 1 : Kelas X SMA dan MA. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Rikky Firmansyah, 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi 1 : untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Subardi dkk, 2009. Biologi 1 : untuk Kelas X SMA/ MA. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Suwarno, 2009. Panduan Pembelajaran Biologi : Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Widayati Sri. Biologi : SMA dan MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.



 

No comments:

Post a Comment