Tugas Individu
Makalah Biologi
Oleh:
ANDI TENRI BATARI RAMADANI
KELAS : X
MIPA 2
NIS : 8502
SMA NEGERI 4 WATAMPONE
|
KATA
PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Kuasa karena atas segala rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas Biologi
tentang Jamur.
Makalah ini dapat digunakan sebagai wahana untuk menambah pengetahuan, sebagai teman belajar,
dan sebagai referensi tambahan dalam belajar Biologi khususnya tentang Jamur.
Makalah ini dibuat sedemikian rupa agar pembaca dapat dengan mudah mempelajari
dan memahami tentang Jamur secara lebih lanjut.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk
menambah pengetahuan dan wawasan tentang Jamur. Jangan segan bertanya jika
pembaca menemui kesulitan. Semoga keberhasilan selalu berpihak pada kita semua.
Watampone, 03 Februari 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I..... PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang..................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah................................................................. 2
C. Tujuan
Penulisan................................................................... 2
BAB II... PEMBAHASAN
A. Pengertian Jamur ................................................................. 3
B. Ciri-ciri Jamur ...................................................................... 4
C. Klasifikasi Jamur.................................................................. 7
D. Manfaat Jamur bagi Kehidupan .......................................... 11
E.
Penyakit
yang Ditimbulkan Jamur ...................................... 13
BAB III.. PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................... 15
B. Saran..................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kingdom Fungi atau
sehari-hari kita menyebutnya jamur, memiliki ciri-ciri yang berbeda dari
organisme lainnya. Ciri-ciri tersebut dilihat dari struktur tubuh maupun cara
reproduksinya. Jamur merupakan organisme eukariot. Anggotanya ada yang
uniseluler dan ada pula yang multiseluler. Jamur tidak memiliki klorofil, yang
berfungsi dalam fotosintesis. Dengan kata lain, jamur tidak dapat menyintesis
makanannya. Oleh karena itu, jamur dikelompokkan sebagai organisme heterotrof.
Jamur memperoleh makanan dengan cara absorpsi, yaitu dengan menyekresikan suatu
enzim. Kemudian, enzim tersebut berfungsi menghancurkan makanan yang ada di
luar tubuhnya. Makanan yang hancur dalam bentuk molekul-molekul nutrien akan
diserap oleh jamur. (Rikky Firmansyah, 2009)
Cara hidup jamur terbagi
menjadi tiga macam, yaitu secara parasit, saprofit, dan mutualisme. Secara parasit, jamur menyerap makanan dari
organisme hidup lainnya, seperti tumbuhan, hewan, atau bahkan jamur lainnya.
Sari makanan akan diserap oleh jamur parasit dan akhirnya dapat menyebabkan
kerusakan, bahkan kematian bagi organisme tersebut. Adapun jamur yang absorpsi
makanannya secara saprofit adalah
dengan cara menguraikan organisme mati untuk diserap bahan organiknya. (Rikky Firmansyah, 2009)
Semua jenis jamur termasuk ke dalam kingdom Fungi, dengan
ciri khasnya tidak berklorofil. Jamur tersusun oleh sel-sel eukariotik
(memiliki membrane inti). Jika dibandingkan dengan protista, struktur tubuh
jamur lebih kompleks. Pernahkah kamu melihat jamur merang, jamur tiram, dan jamur
kancing? Banyak orang yang suka jamur tersebut karena enak dimakan. Menurut penelitian,
beberapa jenis jamur juga berkhasiat bagi kesehatan, misalnya, jamur kuping
dapat melancarkan peredaran darah dalam tubuh, atau jamur tiram dapat
menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Akan tetapi, tidak semua jenis jamur
menguntungkan bagi manusia. Beberapa jenis jamur bahkan dapat menimbulkan
penyakit pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Hampir semua barang yang terbuat
dari bahan organik dapat diserang dan dirusak oleh jamur, seperti makanan,
pakaian, kertas, kulit, dan kayu. (Riana Yani, 2009)
Ada juga jenis jamur saprofit yang mempunyai kemampuan
menguraikan bahan-bahan organik sisa tumbuhan dan hewan yang sudah mati menjadi
zat-zat hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan hijau. Jamur ini bersama dengan bakteri
berperan sebagai pengurai (dekomposer) dalam ekosistem. Fungi bersama-bersama
dengan bakteri bertanggung jawab atas penguraian sampah organik. Dapatkah kamu
bayangkan keadaan bumi kita tanpa kehadiran organisme pengurai? Dalam bab ini
akan dibahas mengenai ciri-ciri umum, klasifikasi, jenis jamur dengan gaya
hidup unik, dan peranan jamur bagi kehidupan.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian
latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan suatu permasalahan dalam
Makalah ini antara lain sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari jamur?
2. Bagaimana ciri-ciri jamur?
3. Bagaimana sistem pengklasifikasian jamur ?
4. Apa saja
manfaat jamur dalam kehidupan?
5. Penyakit apa sajakah yang
ditimbulkan jamur ?
C. Tujuan
Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari
fungi.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri jamur.
3. Untuk mengetahui sistem
pengklasifikasian
jamur.
4. Mengetahui manfaat
jamur dalam kehidupan.
5. Untuk mengerahui penyakit apa
saja yang ditimbulkan jamur.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Jamur
1. Jamur adalah tumbuhan tidak berklorofil, sehingga
kehidupannya bergantung zat-zat organik yang tersedia di alam. (Subardi dkk, 2009).
2. Umumnya jamur merupakan
organism bersel banyak (multiseluler), tetapi ada juga yang bersel tunggal
(uniseluler). (Moch Anshori, 2009)
3. Fungi
atau jamur didefi nisikan sebagai kelompok organism eukariotik,
tidak berpindah tempat (nonmotile),
bersifat uniselular atau multiselular, memiliki dinding sel dari glukan,
mannan, dan kitin, tidak berklorofi l, memperoleh nutrien dengan menyerap
senyawa organik,serta berkembang biak secara seksual dan aseksual. (Widayati Sri, 2009)
4. Jamur merupakan makhluk hidup yang sudah mempunyai
membrane inti (eukariot), tetapi tidak dapat membuat makanan sendiri karena
tidak mengandung klorofil. Jamur memperoleh makanan dari lingkungan di
sekitarnya.
(Sulistyorini, Ari. 2009)
5. Fungi atau jamur merupakan kelompok organisme eukariot,
kebanyakan multiseluler namun ada yang uniseluler dengan cirri khas yaitu
talusnya berupa benang-benang hifa yang membentuk miselium dan memperoleh
makanan dengan cara menyerap zat organik secara langsung (bersifat heterotrof).
(Herni
Budiati, 2009)
6. Jamur tidak memiliki
klorofil, tidak dapat membuat makanannya sendiri, dan tidak memiliki
jaringan-jaringan yang terspesialisasi seperti halnya tumbuhan. (Fictor Ferdinand, 2009)
7. Secara morfologi, jamur (kingdom
fungi) menyerupai tumbuhan. Meskipun
demikian, jamur tidak
termasuk tumbuhan karena tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat melakukan
fotosintetis. (Rasti Septianing dkk,
2013)
8. Jamur merupakan organisme
heterotrof yang mendapatkan makanan melalui penyerapan (absorpsi). Jamur akan
menyerap organik kecil dari lingkungan sekitarnya, kemudian dicerna di luar
tubuhnya dengan cara mengeluarkan berbagai enzim. (Riana Yani, 2009)
B. Ciri-ciri
Jamur
Jamur adalah
organisme unik yang umumnya berbeda dari organism eukariotik lain. Perbedaan
itu dapat kita lihat pada struktur tubuh dan cara hidupnya. Untuk mengetahui
ciri-ciri jamur, kita akan mempelajari tentang struktur tubuh jamur, cara
memperoleh makanan, dan cara berkembang biak (reproduksi) jamur.
1. Struktur Tubuh Jamur
Gambar 1. Struktur Tubuh Jamur
Tubuh jamur terdiri
atas benang-benang halus yang disebut hifa. Di dalam hifa terdapat sitoplasma
dengan organel yang biasa ditemukan pada eukariotik. Hifa membentuk suatu
anyaman yang disebut miselium (jamak, miselia), yang merupakan jaringan
“makanan” dari suatu jamur. Sebagian besar jamur merupakan organisme bersel
banyak (multiseluler), kecuali khamir (ragi) adalah organisme bersel tunggal
(uniseluler). Hifa dibagi menjadi sel-sel oleh sekat atau septum (jamak,
septa). Septa umumnya memiliki pori yang cukup untuk mengalirkan isi sel dari
satu sel ke sel yang lain. Beberapa
jamur yang hifanya tidak bersekat, dikenal sebagai senositik. Sebagian besar
jamur membentuk dinding selnya terutama dari kitin (chitin), suatu karbohidrat yang mengandung
nitrogen. Jamur parasitik
umumnya memiliki sejumlah hifa yang termodifikasi sebagai hausteria, ujung hifa
penyerap makanan yang menembus jaringan
inang. Miselium jamur tumbuh sangat cepat, menyebar ke tempat sekitarnya. (Riana
Yani, 2009) Gambar 2. Mengilustrasikan hubungan hifa tipis yang membentuk
miselium dengan bentuk cendawan.
Gambar.2. (a)Hifa sensoritik, (b) hifa septet.
2.
Cara Memperoleh Makanan
Jamur merupakan organisme heterotrof
yang mendapatkan makanan melalui penyerapan (absorpsi). Jamur akan menyerap
organik kecil dari lingkungan sekitarnya, kemudian dicerna di luar tubuhnya
dengan cara mengeluarkan berbagai enzim. Enzim-enzim itu akan menguraikan
molekulmolekul kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana, yang dapat
diserap dan digunakan oleh jamur. Cara memperoleh makanan dengan penyerapan ini
menjadikan jamur sebagai pengurai (saproba), parasit, dan
simbiosis mutualis. Jamur saprobik menyerap zat-zat makanan dari bahan
organik yang sudah mati, seperti pohon tumbang, bangkai hewan atau buangan organism
hidup. Dapatkah kamu sebutkan contohnya? Jamur parasitik menyerap makanan
dari sel-sel inang yang masih hidup, misalnya jenis jamur tertentu yang
menginfeksi paru-paru manusia, bersifat patogenik. Jamur mutualistik juga
menyerap makanan dari inangnya, tetapi jamur tersebut member keuntungan kepada
pasangannya. Contohnya: lumut kerak (lichen), perpaduan antara jamur dan alga.
Gambar.3. Cara Jamur memperoleh makanan
Jamur hidup di lingkungan yang sangat
beraneka ragam, bersimbiosis dengan banyak organisme. Kebanyakan kelompok jamur
ini hidup di darat, ada juga beberapa jenis jamur yang hidup di laut dan air
tawar. (Riana Yani, 2009)
3. Perkembangbiakan
Gambar.4.
Reproduksi Jamur
Jamur berkembang biak dengan spora yang dihasilkan secara aseksual atau
seksual. Hifa yang khusus sebagai penghasil spora menghasilkan spora haploid
(kromosom tidak berpasangan). Jika kondisi lingkungan memungkinkan, jamur
menghasilkan banyak spora secara aseksual. Spora terbawa angin atau air,
mendarat di tempat yang lembap, kemudian berkecambah. Miselium membentuk suatu
badan penghasil spora yang bersifat haploid.
Reproduksi seksual terjadi ketika ada perubahan lingkungan. Ada dua tahapan
reproduksi seksual, yaitu plasmogami dan kariogami. Plasmogami adalah
penyatuan sitoplasma dua miselia yang berdekatan. Plasmogami akan menghasilkan
suatu tahap dikariotik (n+n) karena nukleus haploid dari masing-masing induk
membentuk pasangan, tetapi tidak menyatu. Kariogami adalah penyatuan dua
inti haploid, menghasilkan inti diploid (kromosom berpasang-pasangan). Sel
diploid mengalami pembelahan meiosis langsung. Siklus hidup pada sebagian besar
jamur meliputi tiga fase, yaitu haploid (n), dikariotik (n + n), dan diploid
(2n). Perkembangbiakan secara seksual merupakan salah satu ciri yang dijadikan
dasar klasifikasi jamur. (Riana Yani, 2009)
C. Klasifikasi
Jamur
Saat ini telah
dikenal lebih dari 60.000 jenis jamur. Jamur diklasifikasikan berdasarkan cara
reproduksinya menjadi tiga divisi, yaitu Zygomycota, Ascomycota,
dan Basidiomycota.
1.
Zygomycota
Zygomycota
memiliki anggota sekitar 600 spesies. Genus Zygomycetes yang terkenal adalah Rhizopus
oryzae. Jamur ini biasa dipergunakan untuk membuat tempe dan merupakan
jamur hitam yang biasa tumbuh pada roti. Contoh spesies lain dari divisi ini,
antara lain Mucor sp. dan Pilobolus sp. Siklus hidup dari jamur Rhizopus
stolonifer yang tumbuh pada roti, memperlihatkan siklus seksual dan
aseksual Zygomycota. Hifa haploid dari Zygomycota tampak serupa, tetapi
sebenarnya memiliki cara perkawinan yang berbeda. Pada tipe perkawinan seksual,
terjadi penggabungan dua nucleus memproduksi zigospora yang diploid. Struktur
yang memiliki ketahanan terhadap lingkungan ekstrim ini menyebar melalui
udara dan tetap berada dalam keadaan istirahat (dorman) sampai menemukan
tempat yang memungkinkan untuk tumbuh.. (Fictor
Ferdinand, 2009)
Zygomycotina
memiliki beberapa jenis yang mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa diantaranya merupakan jamur pada makanan. Jenis-jenis jamur tersebut
antara lain:
a. Rhizophus stolonifera
Jamur ini tampak
sebagai benang-benang berwarna putih, memiliki rizoid dan stolon. Merupakan
saprofi t yang hidup pada bungkil kedelai dan
bermanfaat dalam
pembuatan tempe.
b. Rhizophus nigricans
Jamur ini dapat
menghasilkan asam fumarat.
c. Mucor mucedo
Jamur ini hidup
secara saprofi t. Sering dijumpai pada roti, sisa-sisa makanan dan kotoran
ternak. Miselium jamur ini berkembang di dalam substrat. Memiliki sporangium
yang dilengkapi oleh sporangiofor.
d. Pilobolus sp.
Jamur ini sering
disebut ‘pelempar topi’ atau cap thrower, karena bila
sporangiumnya telah
masak, jamur ini bisa melontarkannya sampai sejauh 8 meter. Spora tersebut
kemudian melekat pada rumput atau
tumbuhan lain. Ketika tumbuhan tersebut dimakan hewan, spora jamur yang melekat
tersebut akan berkecambah di dalam saluran pencernaan dan akan tumbuh pada
kotoran yang dikeluarkan hewan tersebut.
2.
Ascomycota
Ascomycota
terdiri atas sekitar 30.000 spesies. Ascomycota disebut juga sac fungi.
Diberi nama sac fungi karena memproduksi spora dari bagian reproduksi
seksual yang berbentuk seperti kantung (sac). Beberapa Ascomycota hidup
di dasar hutan yang berhumus tebal dan membentuk struktur reproduktif berbentuk
mangkuk yang indah. Siklus hidup Ascomycota terjadi secara seksual maupun
aseksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan membentuk konidia yang merupakan hasil
pembelahan ujung hifa. Ujung hifa membentuk konidiospora yang akan menghasilkan
konidia. Konidia mampu membelah secara mitosis membentuk tunas baru. Perkembangbiakan
secara seksual terjadi dengan peleburan inti askogonium. Peleburan ini
menghasilkan hifa diploid (2n) dan ujung hifa akan membentuk tubuh buah
(askokarp). (Fictor Ferdinand, 2009)
Divisi ini terdiri atas banyak jamur berwarna-warni yang
tumbuh pada makanan, merusak buah, tanaman ladang, dan tumbuhan lain. Beberapa
Ascomycota menyekresikan enzim selulase dan protease yang dapat merusak kain
katun dan kain wool, terutama di tempat yang hangat dan lembap. Keadaan
lingkungan tersebut dapat membuat jamur tumbuh dengan baik. Akan tetapi,
Ascomycota juga membawa keuntungan bagi tumbuhan melalui hubungan mutualisme
dengan akar tanaman. Jamur Neurospora, di Jawa Barat dikenal sebagai
jamur oncom untuk membuat oncom. Aspergillus wentii digunakan untuk
mengubah amilum dan selulosa menjadi glukosa dalam pembuatan kecap dan tauco. Claviceps
purpurea, salah satu jamur anggota divisi Ascomycota, dapat menyerang
tumbuhan dan memproduksi struktur yang disebut ergot. Struktur ini
melepaskan mineral beracun yang salah satu bahan aktifnya adalah lysergic
acid diethylamide (LSD). Jika zat halusinogen ini termakan oleh manusia,
dapat menyebabkan orang tersebut tertawa terbahak-bahak, mengalami halusinasi,
dan akhirnya mengalami kematian. Saccharomyces sp. (ragi) yang mengubah
glukosa menjadi alkohol, serta Penicillium notatum termasuk anggota
divisi ini. (Fictor Ferdinand, 2009)
Siklus
hidup Ascomycotina dimulai dari askospora yang tumbuh menjadi benang (hifa)
yang bercabang-cabang. Kemudian, salah satu dari beberapa sel pada ujung hifa
berdiferensiasi menjadi askogonium, yang ukurannya lebih lebar dari hifa biasa.
Sedangkan ujung hifa yang lainnya membentuk Anteridium. Anteridium dan
Askogonium tersebut letaknya berdekatan dan memiliki sejumlah inti yang
haploid.
Pada
askogonium tumbuh trikogin yang menghubungkan askogonium dengan anteredium.
Melaui trikogin ini inti dari anteredium pindah ke askogonium dan kemudian
berpasangan dengan inti pada askogonium. Selanjutnya pada askogonium tumbuh
sejumlah hifa yang disebut hifa askogonium. Inti-inti membelah secara mitosis
dan tetap berpasangan. Hifa askogonium tumbuh membentuk septa bercabang. Bagian
askogonium berinti banyak, sedangkan pada bagian ujungnya berinti 2. Bagian
ujung inilah yang akan tumbuh menjadi bakal askus.
Reproduksi
aseksual pada Ascomycotina adalah dengan cara membentuk tunas dan spora
aseksual. Pembentukan tunas terjadi pada jamur uniseluler dan spora aseksual
pada jamur terjadi pada jamur multiseluler. Spora aseksual tersebut terbentuk
pada ujung hifa khusus yang disebut konidiofor dan sporanya disebut konidia.
Konidia merupakan spora yang dihasilkan secara eksternal, yaitu di luar kotak
spora atau sporangium.
3. Basidiomycotina
Menurut Campbell (1998: 579), jamur dari divisio ini
memiliki jumlah sekitar 25.000 spesies. Nama dari divisio ini diambil dari
bentuk diploid yang terjadi pada siklus hidupnya, yaitu basidium. Basidiomycota hidup sebagai dekomposer pada kayu atau
bagian lain tumbuhan. Basiodiomycota memiliki tubuh buah (basidiokarp) yang besar sehingga mudah
untuk diamati. Bentuk jamur ini ada yang seperti payung, kuping, dan setengah
lingkaran. Tubuh buah Basidiomycota terdiri atas tudung (pileus), bilah (lamella), dan tangkai (stipe). Reproduksi pada jamur ini
terjadi secara aseksual dan secara seksual.
Reproduksi secara aseksual menghasilkan konidia. Adapun
secara seksual terjadi dengan cara perkawinan antara hifa yang berbeda
jenisnya. Pada saat perkawinan ini, hifa yang berbeda jenis tersebut bersatu
dan dinding selnya hancur. Akibat dari hancurnya dinding sel ini, plasma sel
akan bercampur atau disebut juga plasmogami.
Pada saat pencampuran plasma sel, inti pun bersatu dan berkembang menjadi hifa
dikariotik yang diploid. Hifa dikariotik ini nantinya akan mengalami meiosis
dan menjadi inti yang haploid. (Rikky Firmansyah, 2009)
Beberapa contoh Basidiomycota yang penting adalah sebagai
berikut.
a.
Volvariella volvacea dan Agaricus bisporus, jamur yang dibudidayakan
untuk dimasak sebagai bahan makanan. Jamur ini ditanam pada medium yang
mengandung selulosa (misalnya jerami) dengan kelembapan tinggi.
b.
Auricularia polytrica (jamur kuping), jamur ini enak dimakan, hidup pada
batang tumbuhan yang telah mati.
Beberapa contoh Basidiomycota yang merugikan adalah
sebagai berikut.
a.
Puccinia graminis, jamur ini hidup parasit pada rumput.
b.
Ustilago maydis, jamur ini parasit pada tanaman jagung, menyerang sukam
daun , tongkol, jumbai dan tangkai. Kamuyang paling menyolok jika tanaman
jagung diserang jamur ini adalah adanya beberapa butiran jagung pada tongkolnya
menjadi jauh lebih besar dari ukuran normal.
c.
Ganoderma pseudoferreum, jamur ini penyebab busuk akar pada tanaman
coklat, kopi, teh, karet dan tanaman perkebunan lain.
d.
Ganoderma applanatum, jamur ini menyebabkan kerusakan pada kayu. (Moch
Anshori, 2009)
D. Manfaat Jamur Bagi Kehidupan
1. Sebagai
Bahan Makanan
Jamur dikonsumsi sebagai bahan makanan oleh manusia. Jamur yang dapat
dimakan ini umumnya dari divisio Basidiomycota. Untuk mengetahui suatu jenis
jamur dapat dimakan atau tidak, hanya ahli Mikologi saja yang menguasainya,
terutama jamur-jamur liar yang belum teridentifikasi. Jenis jamur yang dapat
dikonsumsi sebagai bahan makanan, contohnya jamur shitake (Lentinulla edodes),
jamur kuping (Auricularia polytricha), dan jamur merang (Volvariella
volvaceae). Selain itu terdapat juga jenis jamur yang membantu dalam proses
pembuatan suatu jenis makanan atau minuman. Contohnya pembuatan oncom oleh
jamur Neurospora crassa dan pembuatan tuak oleh jamur Saccharomyces
tuac melalui proses fermentasi. Tempe juga dibuat dengan bantuan jamur. (Rikky Firmansyah, 2009)
Gambar 5. Contoh jamur yang menguntungkan
2. Sebagai
Bahan Obat-obatan
Jamur yang digunakan sebagai bahan obata-obatan contohnya adalah Penicillium
notatum (Gambar 4.17). Jamur
ini dapat dimanfaatkan sebagai antibiotika.
Antibiotika merupakan segolongan senyawa, baik alami maupun buatan (sintetik)
yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam
organisme. Khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri atau virus. Antibiotika
yang dihasilkan oleh jamur Penicillium notatum adalah penisilin.
Penisilin ini mampu mengatasi penyakit infeksi oleh bakteri dan virus. Cara
kerja antibiotic ini adalah menghambat sintesis dinding sel bakteri patogen. (Rikky Firmansyah, 2009)
3. Sebagai
Dekomposer
Jamur juga dapat berperan sebagai dekomposer atau pengurai organism
mati. Perannya sebagai dekomposer ini mampu mempertahankan persediaan nutrien
organik yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Tanpa adanya dekomposer,
elemen-elemen penting bagi tumbuhan, seperti karbon, nitrogen, dan elemen
lainnya akan terakumulasi di dalam bangkai dan sampah organik sehingga tidak
akan tersedia nutrien organik bagi tumbuhan untuk tumbuh. Contoh jamur yang
berperan sebagai dekomposer adalah Pilobolus yang menguraikan sampah
organik berupa kotoran hewan dan jamur kuping yang hidup di kayu. (Rikky Firmansyah, 2009)
E. Penyakit
yang Ditimbulkan Jamur
Jamur yang merugikan umumnya parasit dan
menyebabkan penyakit (patogen) pada organisme lain, contohnya penyakit kulit,
infeksi pada alat kelamin, dan infeksi paru-paru yang dapat menyebabkan
kematian. Menurut Campbell (1998: 585), tumbuhan merupakan organisme yang mudah
terkena penyakit yang disebabkan oleh jamur sehingga umumnya organisme yang
banyak diserang oleh jamur kebanyakan adalah tumbuhan.
Beberapa jamur menyerang tanaman pangan dan
dapat menyebabkan racun bagi manusia yang mengonsumsinya. Contohnya jamur Claviceps
purpurea dari divisio Ascomycota yang dapat menyebabkan penyakit pada
perbungaan tanaman gandum. Penyakit yang disebabkan jamur ini membentuk
struktur berwarna ungu yang disebut ergot. Ergot mengandung substansi
yang beracun bagi manusia dan hewan ternak. Ergot ini apabila dikonsumsi oleh
manusia dapat menyebabkan kelemayuh (penyakit yang disebabkan oleh matinya
jaringan tubuh), kejang saraf, sensasi terbakar, halusinasi, dan gila sementara
atau gangguan jiwa sementara. (Rikky Firmansyah, 2009)
Menurut Campbell (1998: 585), ergot dapat
berguna untuk keperluan medis. Melalui ekstrak jamur yang mengandung ergot ini,
dalam dosis rendah dapat membantu penderita yang mengalami tekanan darah tinggi
dan mampu menghentikan pendarahan ibu setelah melahirkan. Contoh jamur yang
merugikan lainnya adalah sebagai pembusuk. Jamur ini mempercepat pembusukan.
Pada sebuah penelitian, ditemukan senyawa etilen pada jamur sebagai salah satu
hormon yang mempercepat pematangan buah. Hormon ini juga memicu jamur yang ada
di permukaan buah untuk germinasi atau tumbuh. Akibatnya, buah mudah diserang
dan nutrisi buah pun akan diabsorpsi oleh jamur. Selain itu, akibat germinasi
ini beberapa jenis jamur juga mampu membusukkan makanan dengan menghasilkan
racun, contohnya jamur Aspergillus flavus dan Aspergillus parasiticus.
Jamur ini mampu menyekresikan senyawa beracun yang disebut aflatoksin. Aflatoksin ini bersifat karsinogenik atau dapat menyebabkan
kanker.
Beberapa jamur mikroskopis
juga ada yang menghasilkan racun, misalnya aflatoksin yang dihasilkan oleh
sejenis kapang. Selain itu, jamur juga dapat bersifat parasit pada tumbuhan,
hewan, dan manusia.
Gambar. 6. Contoh jamur yang merugikan
Beberapa jenis jamur tersebut
dapat dilihat pada Tabel 2.
Table.2
Jenis-jenis Jamur dan Penyakit yang Ditimbulkannya
Jenis
Jamur
|
Penyakit yang Ditimbulkannya
|
Aspergillus flavus
|
Menghasilkan aflatoksin, menyebabkan kanker pada
manusia
|
Aspergillus fumigatus
|
Kanker pada paru-paru burung.
|
Amanita phalloides
|
Mengandung racun balin yang
menyebabkan kematian bagiyang memakannya
|
Ustilago maydis
|
Parasit pada tanaman jagung dan tembakau
|
Epidermophyton fl oocosum
|
Penyakit kaki atlet
|
Microsporum sp. dan Trichophyton sp.
|
Menyebabkan kurap atau panu
|
Helminthosporium oryzae
|
Parasit dan merusak kecambah
dan tubuh buah serta menimbulkan noda-noda berwarna hitam pada hospes
(inangnya)
|
Candida albicans
|
Infeksi pada vagina
|
(Widayati Sri, 2009)
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Jamur adalah tubuh buah yang
tampak di permukaan media tumbuh dari sekelompok fungi (Basidiomycota) yang
berbentuk seperti payung: terdiri dari bagian yang tegak ("batang")
dan bagian yang mendatar atau membulat. Secara teknis biologis, tubuh buah ini
disebut basidium.
2. Jamur berkembangbiak secara seksual dan aseksual melalui
pembentukkan spora. Struktur tubuh jamur
tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnya khamir, ada pula
jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu
meter, contohnya jamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang
disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium.
3. Jamur diklasifikasikan berdasarkan cara reproduksinya
menjadi tiga divisi, yaitu Zygomycota,
Ascomycota, dan Basidiomycota.
4.
Jamur memiliki peran
penting dalam kehidupan. Selain dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan dapat
juga dimanfaatkan dalam pembuatan obat-obatan dan parfum.
5.
Tetapi jamur juga bias
merugikan manusia karena bias menyebabkan penyakit yaitu keputihan, penyakit
kulit dan sebagainya.
B.
Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga
dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di
sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami. Apabila ada terdapat kesalahan mohon
dapat mema'afkan dan memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang tak
luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa.
DAFTAR
PUSTAKA
Fictor
Ferdinand, 2009. Praktis Belajar Biologi 1 untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Herni Budiati, 2009. Biologi : untuk SMA dan MA Kelas X.
Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Idun Kistinnah, 2009. Biologi 1 : Makhluk Hidup dan
Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta
: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Moch Anshori, 2009. Biologi 1 : Untuk Sekolah
Menengah Atas (SMA)-Madrasah Aliyah (MA) Kelas X. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Rasti
Septianing dkk, 2013. Panduan Belajar Biologi 1A SMA Kelas X.
Yudhistira : Jakarta.
Riana Yani dkk;
2009. Biologi 1 : Kelas X SMA dan MA. Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Rikky Firmansyah, 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi 1
: untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah Program Ilmu
Pengetahuan Alam. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Subardi dkk, 2009. Biologi 1 : untuk Kelas X SMA/ MA.
Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Suwarno, 2009. Panduan Pembelajaran Biologi :
Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.
Widayati Sri. Biologi
: SMA dan MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.
|
No comments:
Post a Comment