Tuesday 19 December 2017

MAKALAH EKOSISTEM 3

Tugas Individu

MAKALAH BIOLOGI
EKOSISTEM




Image result for logo SMA 4 WATAMPONE


Oleh:

NAMA : NURFADILA
KLS : X MIPA 6
NIS : 8694
                                   





SMA NEGERI 4 WATAMPONE

 
TAHUN PELAJARAN 2016/2017


KATA PENGANTAR



Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas  segala rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas Biologi tentang Ekosistem.
Ekosistem merupakan kesatuan fungsional antara makhluk hidup dengan lingkungannya yang didalamnya terdapat hubungan dan interaksi yang sangat erat dan saling memengaruhi. Ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya dalam suatu ekosistem disebut Ekologi.
Makalah ini dapat digunakan sebagai wahana untuk menambah pengetahuan, sebagai teman belajar, dan sebagai referensi tambahan dalam belajar Biologi khususnya tentang Ekosistem. Makalah ini dibuat sedemikian rupa agar pembaca dapat dengan mudah mempelajari dan memahami tentang Jamur secara lebih lanjut.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang Ekosistem. Jangan segan bertanya jika pembaca menemui kesulitan. Semoga keberhasilan selalu berpihak pada kita semua.



                                                                                    Watampone, 09 Maret 2017

             Penyusun
                                                                                              NURFADILA








DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................               i
DAFTAR ISI .............................................................................................               ii
BAB I..... PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang.....................................................................               1
B.       Rumusan Masalah.................................................................               2
C.       Tujuan Penulisan...................................................................               2
BAB II... PEMBAHASAN
A.       Pengertian Ekosistem...........................................................               3
B.       Tingkat Organisasi Kehidupan dalam Ekosistem.................               4
C.       Komponen Penyusun Ekosistem .........................................               5
D.       Tipe-tipe Ekosistem..............................................................               7
E.        Saling Ketergantungan (Interdependensi)...........................               10
BAB III.. PENUTUP
A.       Kesimpulan...........................................................................               17
B.       Saran.....................................................................................               17
DAFTAR PUSTAKA












BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Dalam kehidupan ini, antara satu dengan yang lain pasti saling memengaruhi dan saling berhubungan. Begitu juga antara makhluk hidup dan makhluk tidak hidup yang merupakan komponen penyusun ekosistem juga saling berhubungan. Pernahkah kalian membayangkan bahwa sebenarnya semua yang kita makan sehari-hari ini berasal dari tumbuhan? Dari manakah tumbuhan memperoleh makanan? Bagaimana peran lingkungan bagi makhluk hidup?  (Suwarno, 2009)
Ekosistem merupakan satu kesatuan fungsional yang didalamnya mengalir energi dan makanan antara lingkungan fisik abiotik dengan lingkungan biotik. Lingkungan biotik dan lingkungan abiotik secara terus-menerus memiliki dampang terhadap satu dan lainnya. Sehingga menghasilkan suatu hubungan ketergantungan yang kompleks.Hal tersebut dapat menciptakan keseimbangan alam dalam kehidupan adanya suatu faktor dapat menyebabkan ketergantungan keseimbangan ekosistem itu akan mengalami perubahan juga.
Semua jenis makhluk hidup di alam ini selalu berinteraksi dengan lingkungannya, baik dengan lingkungan fi sik maupun dengan makhluk hidup yang lain. Tumbuhan membutuhkan tanah, udara, dan air untuk dapat hidup dan berfotosintesis. Hewan membutuhkan tumbuh an atau hewan lain sebagai makanannya. Selain itu hewan juga membutuhkan udara untuk bernapas dan air untuk minum.
Fungsi ekosistem menggambarkan  hubungan sebab akibat yang terjadi dalam sistem. Berdasarkan struktur dan fungsi ekosistem maka perlu pemahaman lebih dan harus didukung oleh pengetahuan yang kompresif berbagai ilmu pengetahuan yang relevan dengan kehidupan. Cabang biologi yang mempelajari ekosistem adalah ekologi, ekologi berasal dari bahasa yunani yaitu oikos yang artinya rumah atau tempat hidup, dan logis yang berarti liana. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam ekologi kita akan tau bahwa makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungan.
Pembahsan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai penyusunannya yaitu faktor abitotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain, suhu, kelembapan udara, arah angin, intensitas cahaya, Ph tanah dan tinggi serasah (sampah daun). Faktor biotik adalah faktor hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup yaitu populasi, komunikasi dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesalahan kompleks. Ekosistem tidak akan tetap selamanya, tetapi selalu mengalami perubahan.

B.  Rumusan Masalah
1.         Apa yang dimaksud dengan ekosistem?
2.         Bagaimana Tingkat Organisasi Kehidupan dalam Ekosistem?
3.         Apa macam-macam komponen-komponen penyusun ekosistem?
4.         Bagaimana Tipe-tipe Ekosistem?
5.          Bagaimana Saling Ketergantungan (Interdependensi) dalam ekosistem?

C.  Tujuan Penulisan
1.         Untuk mengetahui dan menjelaskan arti ekosistem.
2.         Untuk Menjelaskan Tingkat Organisasi Kehidupan dalam Ekosistem.
3.         Untuk mengetahui komponen-komponen penyusun komunitas biologi.
4.         Untuk mengetahui dan menjelaskan tipe-tipe ekosistem.
5.         Untuk mengetahui dan menjelaskan Saling Ketergantungan dalam ekosistem

BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Ekosistem
1.        Ekosistem merupakan kesatuan fungsional antara makhluk hidup dengan lingkungannya yang didalamnya terdapat hubungan dan interaksi yang sangat erat dan saling memengaruhi. Ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya dalam suatu ekosistem disebut Ekologi. (Ferdinand, Fictor,dkk.2009:22)
2.        Ekosistem adalah antara komunitas dan lingkungan selalu terjadi interaksi. Interaksi ini menciptakan kesatuan Ekologi. Komponen penyusun Ekosistem adalah produsen (tumbuhan), konsumen (herbivora,karnivora,dan omnivora) dan Detemposer/pengurai(mikroorganisme). Hal-hal yang menyebabkan suatu ekosistem berbeda dengan Ekosistem yang lain adalah jumlah dan jenis produsen, jumlah dan jenis konsumen ,keragaman mikroorganisme, jumlah dan macam komponen Abiotik , kompleksitasa interaksi, dan berlangsungnya berbagai proses daam suatu Ekosistem. Komponen Ekosistem selalu berhubungan dan berinteraksi menurut dinamika tertentu. Interaksi antar organisme antar populasi dan antar komunitas. (Herni.2009:31-32)
3.        Ada hubungan timbal balik antara manusia, tumbuhan, dan tempat tumbuhnya. Interaksi atau hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya yang membentuk suatu sistem ekologi inilah yang disebut dengan ekosistem. (Sulistyorini, Ari. 2009:208)
4.        Di dalam suatu ekosistem, interaksi antara organisme hidup dan lingkungannya, melibatkan komponen-komponen, yaitu komponen abiotik dan komponen biotik. Komponen tersebut mampu memengaruhi perubahan yang terjadi di suatu ekosistem. (Rikky Firmansyah, 2009:152)
5.        Pada kenyataannya lingkungan menyediakan berbagai sumber alam yang sangat dibutuhkan manusia mulai dari papan, sandang, dan pangan. Kelangsungan hidup manusia dan juga organisme lain sangat ditentukan apabila ekosistem dalam keadaan seimbang. (Riana Yani, 2009: 245)
6.        Ketika jumlah tumbuhan berkurang, hewan pemakan tumbuhan akan kelaparan. Begitu pula, hewan-hewan yang menjadikan tumbuhan sebagai tempat tinggal akan kehilangan rumahnya. Ketika jumlah air berkurang, tumbuhan dan hewan mungkin akan mati karena kekeringan. Berbagai interaksi tersebut merupakan hubungan saling mempengaruhi yang terjadi antara makhluk hidup dengan lingkungannya dan membentuk suatu sistem yang disebut ekosistem. (Widayati Sri, 2009:222)

B.  Tingkat Organisasi Kehidupan dalam Ekosistem
Tingkat organisasi kehidupan dalam ekosistem, yaitu:
1.        Sel. Sel sebagai unit struktural, artinya bahwa semua makhluk hidup tubuhnya tersusun dari sel. Sel sebagai unit fungsional makhluk hidup artinya bahwa sel memegang peranan yang sangat penting dalam reaksi metabolisme dalam tubuh.
2.        Jaringan. Jaringan adalah kumpulan dari sel-sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama.
3.         Organ. Organ adalah kumpulan dari jaringan yang memiliki fungsi tertentu.
4.         Sistem Organ. Sistem organ adalah kumpulan dari organ-organ dalam tubuh yang mendukung suatu fungsi tertentu.
5.         Organisme atau Individu. Organisme atau juga biasa disebut sebagai individu adalah makhluk hidup tunggal.
6.         Populasi. Populasi adalah sekumpulan makhluk hidup sejenis yang mendiami suatu area wilayah tertentu.
7.         Komunitas. Komunitas adalah sekumpulan populasi yang mendiami wilayah tertentu.
8.         Ekosistem. Ekosistem merupakan hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan sekitarnya. Menurut jenisnya ekosistem dibagi
menjadi dua, yaitu ekosistem perairan dan ekosistem darat.
9.         Bioma. Bioma merupakan kumpulan dari ekosistem dalam suatu wilayah tertentu. Contoh-contoh bioma, antara lain: savana, stepa, gurun, dan padang rumput.
10.     Biosfer. Biosfer merupakan lapisan bumi tempat ekosistem berada atau biasa disebut sebagai dunia. (Suwarno, 2009 : 165-166)

C.  Komponen Penyusun Ekosistem
Dari sebuah lingkungan kita dapat menemukan komponen penyusun ekosistem, yaitu komponen yang terdiri dari makhluk hidup dan lingkungannya. Lingkungan yang menyertai suatu organisme dapat berupa organisme hidup (biotik) dapat pula bukan organisme. Secara garis besar komponen penyusun ekosistem terdiri atas komponen biotik dan abiotik. (Moch Anshori, 2009:205)
1.        Komponen Abiotik
Komponen abiotik suatu ekosistem merupakan keadaan fisik dan kimia yang menyertai kehidupan organisme sebagai medium dan substrat kehidupan. Komponen ini terdiri dari segala sesuatu tak hidup dan secara langsung terkait pada keberadaan organisme, antara lain sebagai berikut.
a.    Tanah
Tanah berperan penting bagi tumbuhan, hewan, dan manusia, sebagai tempat tumbuh dan hidupnya tanaman, melakukan aktivitas kehidupan, tempat berlindungnya hewan tertentu seperti tikus dan serangga, serta sumber nutrisi bagi tanaman. Kondisi tanah ditentukan oleh derajat keasaman (pH) tanah, tekstur atau komposisi tanah yang mempengaruhi kemampuan tanah terhadap penyerapan air, garam mineral dan nutrisi yang sangat penting bagi tanaman.
b.    Air
Semua organisme hidup tidak dapat lepas dari ketergantungannya terhadap air. Air diperlukan organisme dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhannya, tergantung dari kemampuannya menghemat penggunaan air. Organisme yang hidup pada habitat kering umumnya memiliki cara penghematan air.
c.    Udara
Udara sangat penting bagi kehidupan organisme. Sebagaimana manusia membutuhkan udara untuk bernapas. Kondisi udara pada suatu tempat sangat dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut.
1)        Cahaya matahari, sangat penting untuk laju proses fotosintesis tumbuhan hijau untuk memberikan pasokan oksigen ke lingkungan.
2)        Kelembaban, merupakan kadar air yang terdapat di udara yang mempengaruhi kecepatan penguapan dan kemampuan bertahan hewan terhadap kekeringan.
3)        Angin, berpengaruh terhadap tumbuhan dalam hal sistem perakaran dan penyerbukan tanaman.
d.   Topografi
Topografi merupakan variasi letak suatu tempat di permukaan bumi ditinjau pada ketinggian dari permukaan air laut, garis bujur, dan garis lintang. Perbedaan topografi menyebabkan jatuhnya cahaya matahari menjadi berbeda, menyebabkan suhu, kelembaban, dan tekanan udara maupun pencahayaan juga berbeda. Hal ini yang mempengaruhi persebaran organisme.
e.    Iklim
Iklim merupakan kombinasi berbagai komponen abiotik pada suatu tempat, seperti kelembaban udara, suhu, cahaya, curah hujan dan lain-lain. Kombinasi abiotik ini berkaitan dengan kesuburan tanah dan komunitas tumbuhan pada suatu tempat. (Moch Anshori, 2009:206-207)
2.        Komponen Biotik
Komponen biotik suatu ekosistem merupakan komponen yang terdiri dari organisme yang dikelompokkan sebagai berikut.
a.    Berdasarkan cara memperoleh makanan
1)        Organisme autotrop, merupakan organisme yang dapat mengubah bahan anorganik menjadi organik (dapat membuat makanan sendiri). Organisme autotrop dibedakan menjadi dua tipe. Fotoautotrop adalah organisme yang dapat menggunakan sumber energi cahaya untuk mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik. Contohnya tumbuhan hijau. Kemoautotrop adalah organisme yang dapat memanfaatkan energi dari reaksi kimia untuk membuat makanan sendiri dari bahan organik. Contohnya bakteri nitrit dan nitrat.
2)        Organisme heterotrop, adalah organisme yang memperoleh bahan organik dari organisme lain. Contohnya hewan, jamur dan bakteri non autotrop.
b.    Berdasarkan kedudukan fungsional dalam ekosistem (Niche)
1)        Produsen, semua organisme autotrop
2)        Konsumen, semua organisme heterotrop. Contohnya karnivora, herbivora dan omnivora.
3)        Pengurai atau perombak, organisme yang mampu menguraikan organisme mati menjadi mineral atau bahan anorganik kembali. Contohnya bakteri dan jamur.
4)        Detritivora, organisme yang memakan bahan organik dan diubah menjadi partrikel organik yang lebih kecil strukturnya. Contohnya cacing tanah dan kumbang kotoran. (Moch Anshori, 2009:207-208)

D.  Tipe-tipe Ekosistem
Ekosistem tersusun atas berbagai komponen dan satuan organisasi yang menyusunnya. Di dalam ekosistem terjadi interaksi antar komponen yang menjadikan ekosistem memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karenanya, ekosistem terdiri atas beberapa tipe. Ekosistem terdiri atas ekosistem darat, ekosistem air tawar, dan ekosistem air laut. Untuk lebih  jelasnya pelajari uraian berikut.
1.        Ekosistem Darat
Ekosistem darat atau dikenal juga ekosistem terestrial, merupakan wilayah atau lingkungan fisiknya berupa daratan. Pengelompokan ekosistem darat didasarkan atas tipe struktur vegetasi yang dominan hidup atau dinamakan bioma. Jenis bioma terdiri atas bioma gurun, bioma padang rumput, bioma tundra, bioma savana, bioma hutan hujan tropis, bioma taiga, dan bioma tundra.
a.    Bioma gurun
Gurun merupakan daerah kering yang curah hujannya hanya 20 cm per tahun. Vegetasi dominan pembentuk bioma gurun adalah kaktus. Adapun hewan yang hidup di bioma ini umumnya aktif pada malam hari atau nokturnal. Hal tersebut merupakan adaptasi terhadap suhu lingkungan yang sangat panas dan untuk mengurangi kehilangan cairan tubuh.
b.    Bioma padang rumput
Bioma ini memiliki karakteristik beriklim sedang, dengan curah hujan berkisar antara 25–75 per tahun dan vegetasi dominannya adalah rumput. Sistem perakaran rumput bercabang-cabang sehingga apabila terjadi kemarau bioma ini akan tetap berwarna hijau karena akarnya bercabang banyak di dalam tanah untuk mengambil air. Adapun hewan yang hidup di bioma ini adalah kelinci, serigala, dan kuda.
c.    Bioma savana
Savana merupakan padang rumput yang didominasi oleh rumput dengan semak serta pohon yang terpencar. Savana memiliki curah hujan sekitar 90–150 cm per tahun. Hewan yang hidup di dalamnya, antara lain gajah, kuda, dan zarafah.
d.   Bioma hutan hujan tropis
Bioma ini terdapat di daerah khatulistiwa termasuk sebagian besar wilayah Indonesia. Bioma hutan hujan tropis memiliki suhu rata-rata 25°C dan curah hujan yang cukup tinggi, yaitu antara 200–400 cm per tahun. Vegetasi yang hidup di daerah ini sangat heterogen atau beraneka ragam. Hewan yang hidup di dalamnya, antara lain monyet, harimau, dan serangga.
e.    Bioma tundra
Tundra memiliki dua jenis, yaitu tundra artik dan tundra alpin. Tundra artik adalah tundra yang berada dekat daerah kutub utara sedangkan tundra alpin adalah tundra yang terdapat di dataran tinggi atau puncak gunung. Vegetasi yang dominan di bioma tundra adalah rumput alang-alang dan lumut daun. Adapun hewan yang terdapat pada bioma ini, antara lain kelinci dan serigala.
f.     Bioma taiga
Taiga merupakan bioma yang memiliki ciri beriklim musim dingin yang panjang. Taiga disebut juga hutan konifer (pinus). Hutan ini selalu hijau oleh karenanya konifer disebut juga tumbuhan evergreeen. Vegetasi yang dominan pada bioma ini adalah tumbuhan pinus. Adapun hewan yang hidup pada bioma ini, antara lain kelinci, serangga, dan beruang.
2.        Ekosistem Air Tawar
Ekosistem ini memiliki beberapa karakteristik, seperti variasi suhu yang perubahannya tidak menyolok, tumbuhan yang dominannya alga, dan keadaan lingkungannya dipengaruhi oleh iklim dan cuaca. Ekosistem air tawar dibagi menjadi dua, yaitu lotik dan lentik. Ekosistem air tawar lotik merupakan perairan berarus, contohnya adalah sungai. Adapun ekosistem air tawar lentik memiliki ciri airnya tidak berarus. Contoh perairan lentik adalah danau. Danau memiliki tiga wilayah horizontal, yaitu zona limnetik, zona litoral, dan zona profundal.
Zona limnetik adalah wilayah perairan yang masih bisa di tembus oleh cahaya matahari. Di zona ini banyak didominasi oleh zooplankton dan nekton. Zona litoral merupakan wilayah tepi pada danau dan sungai. Organisme yang hidup di dalamnya adalah katak, serangga, dan Hydrilla. Adapun zona profundal adalah daerah dasar pada suatu danau atau kolam. Organisme yang hidup di dalamnya adalah dekomposer.
3.        Ekosistem Air Laut
Ekosistem air laut merupakan ekosistem yang paling luas di bumi ini. Ekosistem air laut memiliki tiga jenis zona, yaitu zona litoral, neritik, dan pelagik. Zona litoral merupakan daerah pantai yang terletak di antara pasang tertinggi dan surut terendah. Zona neritik adalah daerah laut dangkal yang selalu tertutup air meski pada waktu surut. Adapun zona pelagik adalah daerah perairan terbuka yang memiliki kedalaman 6.000–10.000 m. Zona pelagik terdiri atas daerah epipelagik, mesopelagik, dan batipelagik. Perhatikan gambar berikut. (Rikky Firmansyah, 2009:155-158)

E.  Saling Ketergantungan (Interdependensi)
Dari uraian yang terdahulu jelas terlihat bahwa ada saling ketergantungan di antara komponen penyusun ekosistem, baik itu komponen biotik maupun komponen abiotik. Hewan dan manusia bergantung kepada tumbuhan. Tumbuhan, hewan, dan manusia sangat bergantung pada lingkungannya. Berikut diuraikan hubungan saling ketergantungan tersebut. (Sulistyorini, Ari. 2009:215)
1.        Saling Ketergantungan antara Komponen Penyusun Ekosistem 
Saling ketergantungan antara komponen penyusun ekosistem tersebut terbagi menjadi: 
a.    saling ketergantungan antara komponen biotik dan komponen abiotik; 
b.    saling ketergantungan antarkomponen biotik: 
1)        saling ketergantungan antara makhluk hidup sejenis (interspesies); 
2)        saling ketergantungan antara makhluk hidup yang berbeda jenis (antarspesies). 
a.    Saling Ketergantungan antara Komponen Biotik dan Komponen Abiotik 
Peran dan fungsi komponen biotik dan komponen abiotik dalam suatu ekosistem telah banyak dibahas di bagian depan bab ini.  Selanjutnya, pada subbab ini akan dibahas tentang hubungan saling ketergantungan antardua komponen penyusun ekosistem tersebut. Sebagai contoh adalah aktivitas cacing tanah yang dapat menyuburkan tanah karena pada saat berada dalam tanah, cacing meninggalkan bekas berupa rongga udara. Rongga udara tersebut dapat membantu tumbuhan dalam memperoleh oksigen untuk bernapas.  
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjP92M3uTtskRKmbmuv2sXmU54M9g8oAHS7_nrGoQBGfMqXTenjh0uvL3j1G4K9x1MEkhyHFSeG7gvpYtSs1DY4fB7BOkWypyWrPg4i65YpVMn4iTfbP-wf-lIUtigpW66FqFHl80huuFrG/s1600/1.png
Selain contoh di atas, ada beberapa contoh yang lain, misalnya, bintil akar kacang tanah yang mengandung bakteri Rhizobium yang dapat membantu menyuburkan tanah karena dapat menangkap nitrogen, oksigen yang dihasilkan pada fotosintesis yang menyejukkan udara, dan air yang sangat diperlukan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Selain itu, keberadaan air banyak dipengaruhi oleh tumbuhan karena tumbuhan dapat menahan keberadaan air tanah. Dapatkah kalian menyebutkan contoh yang lain?  
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivy5FBTrrLBNFA3ksF5nqQ9T6BVazDZCn8UWaUmuuo34EEm1rsEj3dnXIxINIoTPhbH5pf59YBcGS_lNVhKfqOyXxhJIOI5tAD_vkGSra47Cy5ocVzKpQiGWhwmIoaFaVj9V8i61f65kUO/s1600/2.png
b.    Saling Ketergantungan Antarkomponen Biotik 
Saling ketergantungan antarkomponen biotik ini terjadi antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup yang lain dalam suatu ekosistem. Saling ketergantungan antarkomponen biotik ini dibagi lagi menjadi saling ketergantungan antara makhluk hidup yang sejenis dan saling ketergantungan antara makhluk hidup yang tidak sejenis.  
Contoh saling ketergantungan yang terjadi antara makhluk hidup yang sejenis, misalnya, adanya ketergantungan orang utan kepada induknya, bayi kepada ibunya, dan kerja sama semut dalam memperoleh makanan. Selain itu, saling ketergantungan antarmakhluk hidup sejenis ini terjadi pada saat akan melakukan perkawinan, hewan jantan memerlukan hewan betina, demikian juga hewan betina memerlukan hewan jantan.  
2.        Saling Ketergantungan antara Produsen, Konsumen, dan Dekomposer 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxeDzffgRrJqD6npeIwezgERIpVdH2p4wmdg5Xzq7CUfdnz0GYDLPZUcjsm5Q4amJ_PEziB-JoHoGlPE9pOn7dwXiuW8_IFljySH3tmdhxioKV5GsGrYVjoSpZRtyIXciqZ2uliiZgxxeP/s400/4.png
Saling ketergantungan antara produsen, konsumen, dan dekomposer terjadi dalam suatu ekosistem. Gejala ini terjadi pada peristiwa makan dan dimakan. Peristiwa ini akan membentuk rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan piramida makanan. Peristiwa ini erat kaitannya dengan pengalihan energi dari produsen ke konsumen. 
Energi adalah kemampuan untuk melakukan pekerjaan.  Energi matahari merupakan sumber energi bagi segala kehidupan. Hanya organisme autotrof yang dapat menangkap dan memanfaatkan energi matahari melalui proses fotosintesis. Organisme autotrof mengubah energi matahari menjadi gula dan oksigen.  
Dalam suatu ekosistem, energi mengalir dari matahari hingga ke pengurai. Produsen mendapatkan energi dari matahari yang oleh tumbuhan diubah menjadi energi kimia. Energi kimia kemudian berpindah ke konsumen I, lalu ke konsumen II, ke konsumen III, dan seterusnya. Inilah yang disebut dengan aliran energi di dalam ekosistem. Aliran energi ini akan berakhir pada proses penguraian. 
Dalam proses ini, energi dilepaskan dalam bentuk panas yang tersebar di lingkungan dan tidak dimanfaatkan lagi.  Produsen menempati tingkat trofik I, komsumen I menempati tingkat trofik II, dan seterusnya. Semakin jauh jarak transfer energi dari matahari, semakin kecil aliran energinya. Berarti konsumen III pada tingkat tofik IV mendapatkan transfer energi yang paling kecil sehingga rawan punah. Mengapa semakin jauh dari matahari, energi yang didapatkan semakin kecil? 
Pada setiap trofik, energi yang dilepaskan ke lingkungan sekitar 90%, yang dimanfaatkan organ hanya 10%. 90% panas yang dilepas ke lingkungan ini tidak dapat didaur ulang karena energi tidak dapat didaur ulang. Akibatnya, pemborosan energi telah terjadi di dalam ekosistem.
a.    Rantai Makanan 
Untuk kelangsungan hidupnya, makhluk hidup memerlukan makanan. Dalam satu ekosistem terdapat hubungan makan dan dimakan sehingga terbentuklah rantai makanan. Rantai makanan dapat diartikan pula sebagai pengalihan energi dari tumbuhan melalui beberapa makhluk hidup yang makan dan dimakan.  Sebagai contoh, marilah kita menuju ke dalam ekosistem sawah. 
Di sawah terdapat tanaman padi, tanaman padi dimakan oleh belalang, belalang dimakan oleh katak, katak dimakan ular, setelah ular mati, bangkainya akan dimakan dan diuraikan oleh dekomposer, dekomposer akan menyuburkan tanah dan memberikan makanan bagi tumbuhtumbuhan. Begitu seterusnya hingga siklus berulang kembali.  
b.    Jaring-Jaring Makanan 
Jika dalam rantai makanan dapat ditarik satu garis lurus, pada jaring-jaring makanan ini, peristiwa makan dan dimakan tidak sesederhana yang kalian bayangkan karena satu makhluk hidup dapat memakan lebih dari satu jenis makanan dan satu makhluk hidup dapat dimakan oleh lebih dari satu makhluk hidup sehingga garis yang terjadi saling bersilangan.  
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjawfExpzzqiKZIBCs_sDFe_3JT2P8A1FqIx-oE61nvQm_63Sl4AHwXgE5RNOe5MJ1pJTRu6JcG2jG3dm3lyrYR96oG3azeCuKZcq0LBswxz-0N9jpfHh_1_01e3tJwM0uSahPIS_DO_sXI/s400/5.png
Dalam kehidupan ini, rantai makanan dapat saling berhubungan satu dengan yang lain sehingga dapat membentuk suatu jaring-jaring yang sangat kompleks. Keadaan inilah yang disebut dengan jaring-jaring makanan. (Sulistyorini, Ari. 2009:217-218)


c.    Piramida Makanan
Piramida makanan adalah piramida yang menggambarkan jumlah berat dan energi mulai dari produsen sampai konsumen puncak. Piramida ini dibuat dengan satu asumsi bahwa pada saat terjadi peristiwa makan dan dimakan telah terjadi perpindahan energi dari makhluk hidup yang dimakan ke makhluk hidup pemakannya. Misalnya, dari produsen ke konsumen I, dari konsumen I ke konsumen II, dari konsumen II ke konsumen III, dan seterusnya. 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiORW4Pjy5ktyspZ813qd67sYeeCvutKe1MLVKIR7tdvxN3v_gDrPox_FvKYM5zZfZR-2vnnILXRlg0mYjHSRtNyEUPVPO-AWnT3fwFf9gM9po_euXq5FCIo8Zy5OSZJi6y75TzXJIcmRCK/s320/6.png
Akan tetapi, harus diingat bahwa tidak semua energi dari makhluk hidup yang dimakan akan berpindah ke makhluk hidup pemakan sehingga terbentuk piramida makanan yang semakin ke atas semakin mengecil. Selain energi dalam bentuk makanan, tubuh organisme juga memerlukan air, oksigen, dan mineral. Jaring-jaring makanan muncul dengan diawali terjadinya proses perputaran zat dari tubuh organisme menuju tanah dan reaksi kimia. Proses ini sering disebut dengan daur biogeokimia.  
d.   Daur Biogeokimia 
Daur biogeokimia adalah daur materi melalui makhluk hidup, tanah, dan reaksi kimia. Berfungsinya daur biogeokimia menentukan kelestarian makhluk hidup.  Pernahkah kalian membayangkan bahwa dalam nasi atau makanan yang kalian makan ada molekul zat yang berasal dari molekul zat yang pernah dikeluarkan oleh tubuh kalian sendiri? Mungkin itu satu molekul air atau satu molekul hidrogen yang pernah singgah di dalam tubuh kalian mengikuti daur materi hingga akhirnya singgah lagi di dalam tubuh kalian.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjHdzcHu2DUoHBHW2ab_m17mgU1K-dcVGVUS7uPLJfQ2CXGoY6hiM5l-7KNKrHXiQXohKEQvpxPORzkN-TsH5zaKCenDyt85-haBfSbaaRHFW5Ub6gq53f1ES3QoWTmfbwsVHb7xRx75Ay/s400/1.png
Bagian tubuh itu mungkin berasal dari bagian tubuh hewan yang telah punah berjuta tahun yang lalu atau mungkin juga bagian tubuh kalian yang sudah kalian keluarkan besok menjadi bagian tubuh makhluk hidup di masa yang akan datang. 
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa aliran materi yang dibutuhkan dunia kehidupan pada dasarnya berasal dari dua arah karena keterbatasan bahan kimia sehingga harus dimanfaatkan lagi melalui proses perputaran (siklus).   Aliran bahan kimia dalam tubuh makhluk hidup terjadi melalui rantai makanan mengikuti arus aliran oksigen dalam makhluk hidup, kemudian mengikuti siklus abiotik. Ada dua siklus abiotik, yaitu fase atmosfer seperti nitrogen dan fase sedimen seperti fosfor. (Sulistyorini, Ari. 2009:219)
BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
1.        Ekosistem merupakan kesatuan fungsional antara makhluk hidup dengan lingkungannya yang didalamnya terdapat hubungan dan interaksi yang sangat erat dan saling memengaruhi.
2.        Tingkatan-tingkatan satuan makhluk hidup dalam ekosistem meliputi sel, jaringan, organ, sistem organ, individu, populasi, komunitas, ekosistem, bioma, dan biosfer.
3.        Komponen lingkungan terdiri dari faktor biotik (tumbuhan, hewan, manusia, dan mikroorganisme) dan faktor abiotik (tanah, air, udara, suhu)
4.        Ekosistem terdiri atas sistem darat, ekosistem air tawar, dan ekosistem air laut.
5.        Saling ketergantungan antara komponen penyusun ekosistem tersebut terbagi menjadi saling ketergantungan antara komponen biotik dan komponen abiotik serta saling ketergantungan antarkomponen biotik. Saling ketergantungan antarkomponen biotik terbagi lagi menjadi saling ketergantungan antara makhluk hidup sejenis (interspesies) dan saling ketergantungan antara makhluk hidup yang berbeda jenis (antarspesies).

B.  Saran
Hendaknya kita sebagai siswa dapat memahami dengan mendalam mengenai materi Ekosistem ini karena disinilah kita hidup dan berinteraksi dengan segala ciptaan Tuhan agar tidak saling merugikan satu sama lain.





DAFTAR PUSTAKA

Fictor Ferdinand, 2009. Praktis Belajar Biologi 1 untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Herni Budiati, 2009. Biologi : untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Idun Kistinnah, 2009. Biologi 1 : Makhluk Hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Moch Anshori, 2009. Biologi 1 : Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)-Madrasah Aliyah (MA) Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Rasti Septianing dkk, 2013. Panduan Belajar Biologi 1A SMA Kelas X. Yudhistira : Jakarta.

Riana Yani dkk; 2009. Biologi 1 : Kelas X SMA dan MA. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Rikky Firmansyah, 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi 1 : untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Subardi dkk, 2009. Biologi 1 : untuk Kelas X SMA/ MA. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Suwarno, 2009. Panduan Pembelajaran Biologi : Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Widayati Sri. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.


No comments:

Post a Comment