Tugas Individu
MAKALAH
Disusun Oleh :
NAMA : H ES T I A N A
KELAS : X MIPA 4
NIS : 8602
SMA NEGERI 4
WATAMPONE
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur
senantiasa penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penyusun mampu menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi
tugas Biologi. Adapun isi dari makalah
ini yaitu menjelaskan tentang keanekaragaman hayati.
Tujuan
disusunnya makalah ini adalah agar para pembaca lebih memahami nilai-nilai
pemahaman terutama dalam memahami keanekaragaman hayati yang tersebar di muka
bumi. Selain itu, makalah ini juga diharapkan mampu membawa pembaca untuk lebih
menumbuhkan sikap positif terhadap hal-hal yang berkaitan dengan keanekaragaman
hayati baik macam maupun jenisnya.
Sejauh ini kami
menyadari bahwa makalah ini masih sarat akan kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
kami butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.
Demikianlah
makalah ini kami susun. Jika dalam makalah ini terdapat hal-hal yang kurang
berkenan dihati pembaca, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi pembaca.
Watampone, 22 September 2016
Penulis
Hestiana
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I..... PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang..................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................. 2
C.
Tujuan Penulisan................................................................... 2
BAB II... PEMBAHASAN
A.
Pengertian Keanekaragaman Hayati.................................... 3
B.
Tingkat Keanekaragaman Hayati......................................... 4
C.
Manfaat Keanekaragaman
Hayati Bagi Kelangsungan Hidup Manusia 11
D.
Perlindungan Keanekaragaman Hayati................................ 13
E.
Dampak Kegiatan Manusia
terhadap Keanekaragaman Hayati 16
BAB III.. PENUTUP
A.
Kesimpulan........................................................................... 18
B.
Saran..................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makhluk hidup dari spesies
yang sama memiliki ciri yang sama. Misalnya, ayam di Indonesia dengan ayam di
negara lain memiliki ciri yang sama. Sebaliknya, ciri suatu spesies berbeda
dengan spesies lainnya. Jadi, di dalam spesies yang sama terdapat keseragaman
ciri makhluk hidup, sedangkan antar spesies yang berbeda terdapat
keanekaragaman. Diberbagai lingkungan juga dapat kita jumpai keanekaragaman
makhluk hidup. Keanekaragaman itu meliputi variasi bentuk ukuran, warna dan
sifat-sifat lain dari makhluk hidup. Setiap lingkungan memiliki
keanekaragamannya masing-masing.
Keanekaragaman hayati
adalah perbedaan diantara makhluk hidup yang berbeda jenis, spesiesnya dan
perbedaan ekosistemnya. Bagaimana keaneka-ragaman hayati terjadi?
keanekaragaman hayatiterjadi karena adanya perbedaan sifat, seperti ukuran,
bentuk, warna, fungsi organ, tempat hidup (ekosistem) dan lain-lain.
Keanekaragaman hayati sangat penting bagi kelangsungan dan kelestarian makhluk
hidup. Keanekaragaman dapat terjadi akibat proses evolusi dan adaptasi. Evolusi
adalah perubahan yang terjadi dalam waktu lama yang
akan membentuk makhluk hidup yang berbeda dengan asalnya sehingga akan
menimbulkan spesies baru. Sedangkan adaptasi adalah proses penyesuaian
diri terhadap linkungan yang berbeda
akan menghasilkan makhluk hidup yang berbeda pula. Misalnya burug galatik yang
hidup di kepulauan Galapagos, pada mulanya burung galatik berasal dari tempat
yang sama di amerika selatan. Oleh karena hidupnya berpindah-pindah dan
menghuni tempat yang berbeda, lama kelamaan paruh burung galatik mengalami
perubahan sesuai dengan kondisi lingkungan baru
Keanekaragaman hayati tidak terdistribusi secara
merata di bumi, wilayah tropis memiliki keanekaragaman hayati yang lebih kaya,
dan jumlah keaneka-ragaman hayati terus menurun jika semakin jauh dari ekuator. Keanekaragaman hayati
yang ditemukan di bumi adalah hasil dari miliaran tahun proses evolusi. Asal
muasal kehidupan belum diketahui secara pasti dalam sains. Hingga sekitar 600
juta tahun yang lalu, kehidupan di bumi hanya berupa archaea, bakteri,
protozoa, dan organisme uniseluler lainnya sebelum organisme multiseluler
muncul dan menyebabkan ledakan keanekaragaman hayati yang begitu cepat, namun
secara periodik dan eventual juga terjadi kepunahan secara besar-besaran akibat
aktivitas bumi, iklim, dan luar angkasa.
Proses evolusi memiliki arti bahwa kolam keragaman
hidup bersifat dinamis, akan meningkat ketika varian genetik baru dihasilkan,
spesies atau ekosistem baru terbentuk; akan menurun ketika varian genetik dalam
salah satu spesies berkurang, salah satu spesies punah atau sebuah ekosistem
yang kompleks menghilang. Konsep ini
meliputi hubungan antar makhluk hidup dan proses-prosesnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian keanekaragaman hayati?
2. Apa saja tingkatan keanekaragaman hayati itu?
3. Apa manfaat keanekaragaman hayati bagi kehidupan manusia?
4. Apa saja dampak kegiatan manusia terhadap keanekaragaman hayati?
5. Bagaimana konservasi (perlindungan) terhadap keanekaragaman hayati?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui
tentang pengertian keanekaragaman hayati.
2. Untuk mengetahui
tingkat keanekaragaman hayati.
3. Untuk mengetahui
manfaat keanekaragaman hayati.
4. Untuk mengetahui dampak kegiatan manusia terhadap keanekaragaman hayati.
5. Untuk mengetahui konservasi (perlindungan) terhadap keanekaragaman hayati.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Keanekaragaman Hayati
1.
Menurut Soerjani (1996),
“keanekaragaman hayati menyangkut keunikan suatu spesies dan genetik di mana
mahluk hidup tersebut berada.”
2.
Mochamad Indrawan (2007),
menyatakan “Keanekaragaman genetik merupakan variasi genetik dalam satu spesies
baik di antara populasi-populasi yang terpisah secara geografik maupun di
antara individu-individu dalam satu populasi.”
3.
Mochamad Indrawan (2007),
menyatakan “Keanekaragaman spesies mencakup seluruh spesies yang ditemukan di
bumi, termasuk bakteri dan protista serta spesies dari kingdom bersel banyak
(tumbuhan, jamur, hewan, yang bersel banyak atau multiseluler). Spesies dapat
diartikan sebagai sekelompok individu yang menunjukkan beberapa karakteristik
penting berbeda dari kelompok-kelompok lain baik secara morfologi, fisiologi
atau biokimia.”
4.
Mochamad Indrawan (2007),
menyatakan “Keanekaragaman ekosistem merupakan komunitas biologi yang berbeda
serta asosiasinya dengan lingkungan fisik (ekosistem) masing masing.”
5.
Sedangkan dalam Wikipedia,
Keanekaragaman hayati atau biodiversitas (Bahasa Inggris: biodiversity) adalah
suatu istilah pembahasan yang mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara
ilmiah dapat dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya, yaitu mencakup
gen, spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme serta ekosistem dan
proses-proses ekologi dimana bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya. Dapat
juga diartikan sebagai kondisi keanekaragaman bentuk kehidupan dalam ekosistem
atau bioma tertentu. Keanekaragaman hayati seringkali digunakan sebagai ukuran
kesehatan sistem biologis.
Dengan demikian dari berbagai pengertian diatas dapat kita simpulkan
pengertian biodiversitas atau yang kita kenal dengan keanekaragaman hayati
terbagi menjadi dua kata keanekaragaman dan hayati, keanekaragaman adalah semua
kumpulan benda yang bermacam-macam, baik ukuran, warna, bentuk, tekstur dan
sebagainya. Hayati yaitu menunjukkan sesuatu yang hidup. Jadi keanekaragaman
hayati menggambarkan bermacam-macam makhluk hidup (organisme) penghuni biosfer.
Keanekaragaman atau keberagaman dari makhluk hidup dapat terjadi karena akibat
adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan
sifat-sifat lainnya.
B. Tingkat
Keanekaragaman Hayati
1.
Keanekaragaman
Tingkat Gen
Keanekaragaman gen
adalah variasi atau perbedaan gen yang terjadi dalam suatu jenis atau spesies
mahluk hidup. Contohnya, buah durian (Durio ziberhinus) ada yang berkulit
tebal, berkulit tipis, berdaging buah tebal, berdaging buah tipis, berbiji
besar, atau berbiji kecil. Sementara keanekaragaman genetik pada spesies hewan,
misalnya warna rambut pada kucing (Felis silvestris catus) ada yang berwarna
hitam, putih, abu-abu, dan cokelat.
Keanekaragaman sifat
genetik pada suatu organisme dikendalikan oleh gen-gen yang terdapat di dalam
kromosom yang di milikinya. Kromosom tersebut diperoleh dari kedua induknya
dari pewarisan sifat. Namun demikian, ekspresi gen suatu organisme juga
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tempat hidupnya.
Peningkatan
keanekaraman gen dapat terjadi melalui hibridisasi atau perkawinan silang
antara organisme satu spesies yang berbeda sifat, atau melalui proses domestikasi
atau budidaya hewan atau tumbuhan liar oleh manusia. Dengan hibridisasi akan
diperoleh sifat genetik baru dari organisme-organisme pada satu spesies.
Keanekaragaman gen pada organisme dalam satu spesies disebut varietas atau ras.
2.
Keanekaragaman
Tingkat Jenis (Spesies)
Keanekaragaman jenis
atau spesies adalah perbedaan yang dapat ditemukan pada komunitas atau kelompok
berbagai spesies yang hidup disuatu tempat. Contohnya disuatu halaman terdapat
pohon mangga, kelapa, jeruk, rambutan, bunga mawar, melati, cempaka, jahe,
kunyit, burung, kumbang, lebah, semut, kupu-kupuu, dan cacing.
3.
Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem
Ekosistem
merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang
melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan
lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik
tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara
organisme dan anorganisme.
Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada. Dalam ekosistem, organisme
dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu
sistem. Semua makhluk hidup
berinteraksi dengan lingkungannya yang berupa faktor biotik dan abiotik. Faktor
biotik meliputi berbagai jenis makhluk hidup lain, sedangkan yang termasuk
faktor abiotik adalah iklim, cahaya, suhu, air, tanah, kelembapan, dan
sebagainya. Baik faktor biotik maupun abiotik sangat bervariasi. Oleh karena
itu, ekostem yang merupakan kesatuan dari biotik dan abiotik pun bervariasi
pula.
Didalam ekosistem, komponen biotik harus dapat
berinteraksi dengan komponen biotik lainnya dan juga dengan komponen abiotik
agar tetap bertahan hidup. Jadi, interaksi antar organisme didalam ekosistem
ditentukan oleh komponen biotik dan abiotik yang menyusunnya.Komponen biotik
sangat beranekaragam dan komponen abiotik berbeda kulitas dan kuantitasnya,
perbedaan komponen-komponen penyusun tersebut mengakibatkan perubahan dari
interaksi yang ada sehingga menciptakan ekosistem yang berbeda pula. Jadi
jelaslah bahwa keanekaragaman hayati pada tempat yang berlainan akan menyusun
ekosistem yang berbeda.
Di bumi
ada bermacam-macam ekosistem, yaitu ekosistem alam dan buatan. Secara garis
besar ekosistem alam dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan.
Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.
a. Ekosistem Darat (Terestrial)
Ekosistem darat ialah
ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak
geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat yaitu sebagai berikut.
1) Bioma Gurun
Gurun dan setengah
gurun banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara, Australia dan Asia
Barat. Karakteristik dari
bioma ini yaitu curah hujan sangat rendah, + 25 cm/tahun. Perbedaan suhu siang
hari dengan malam hari sangat tinggi (siang dapat mencapai 45 C, malam dapat
turun sampai 0 C). Vegetasi di daerah gurun di dominasi oleh
tanaman kaktus, sukulen, dan berbagai tanaman xerofit. Hewan yang menghuni daerah gurun umumnya adalah serangga, hewan pengerat,
ular dan kadal. Contoh bioma gurun adalah Gurun Sahara di Afrika, Gurun Gobi di
Asia, Gurun Anzo Borrega di Amerika.
2) Bioma Padang Rumput
Bioma padang rumput terbentang dari daerah tropika sampai ke sub tropika.Ciri-ciri bioma padang rumput yaitu curah hujan 25 - 50 cm per
tahun dan hujan turun tidak teratur. Vegetasi yang mendominasi adalah
rerumputan. Hewannya adalah bison, Zebra, kanguru, singa, harimau, anjing liar,
ular, rodentia, belalang dan burung. Contoh bioma padang rumput antara lain
Amerika Utara, Rusia, Afrika Selatan, Asia dan Indonesia (Sumbawa).
3)
Bioma Hutan Hujan Tropis
Bioma ini
berada di daerah tropik, yaitu di Indonesia, India, Thailand, Brazil, Kenya,
Costa Rica, dan Malaysia. Curah hujan tinggi yaitu 200 – 255 cm per tahun,
matahari bersinar sepanjang tahun. Jenis tumbuhan sangat banyak dan
komunitasnya sangat kompleks. Tumbuhan tumbuh dengan subur, tinggi, serta
banyak cabang dengan daun yang lebat sehingga membentuk tudung atau kanopi. Tumbuhan
khas adalah kelompok liana, yaitu tumbuhan yang merambat, misalnya rotan, dan
tumbuhan epifit yaitu tumbuhan yang menempel pada tumbuhan lain, misalnya
anggrek. Binatang yang menghuni hutan hujan tropik adalah berbagai macam
burung, kera, babi hutan, tupai, macan, gajah, dan rusa dan hewan yang bersifat
nokturnal.
4)
Bioma Hutan Gugur
Hutan gugur
terdapat di daerah subtropik di Eropa Barat, Korea, Jepang utara, dan Amerika
Timur. Bioma ini memiliki curah hujan 75 – 100 cm per tahun. Mempunyai 4 musim:
musim panas, musim dingin, musim gugur dan musim semi. Keanekaragaman jenis
tumbuhan lebih rendah daripada bioma hutan tropis. Tumbuhan yang ada terutama
mapel, oak, beech, yang selalu menggugurkan daunnya pada musim gugur.
Hewan-hewan yang umum adalah rusa, beruang, dan rubah, racoon, burung pelatuk,
dan serangga.
5)
Bioma Taiga
Taiga terdapat di
belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik, misalnya di
Rusia dan Eropa Utara, Kanada, dan Alaska. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan
hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer (pohon spruce,
alder, dan birch), pinus, dan
sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, Hewannya antara lain
moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada
musim gugur.
6) Bioma Tundra
Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara
di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat
di puncak-puncak gunung
tinggi. Daerah ini beriklim kutub, sehingga selalu tertutup salju. Pertumbuhan
tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Tumbuhan yang ada terutama adalah lumut
Sphagnum dan lumut kerak. Tumbuhan tahunan hampir tidak ada. Hewan-hewan yang
ada adalah beruang kutub, burung, nyamuk, lalat hitam, serigala kutub, reinder,
dan caribou bull (sebangsa rusa).
7) Bioma Karst
Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di
wilayah Yugoslavia. Kawasan karst
di Indonesia rata-rata
mempunyai ciri-ciri yang hampir sama yaitu, tanahnya kurang subur untuk pertanian, sensitif
terhadap erosi, mudah
longsor, bersifat rentan dengan pori-pori aerasi yang rendah, gaya permeabilitas yang lamban
dan didominasi oleh pori-pori mikro. Contoh bioma Karst
terdapat di daerah Gunung Kidul.
b. Ekosistem Perairan (Akuatik)
1) Ekosistem Air Tawar
Ekosistem air
tawar memiliki kadar garam rendah. Air tawar memiliki kemampuan menyerap panas
dari cahaya matahari sehingga perubahan suhu tidak terlalu besar. Berdasarkan
ada tidaknya arus, ekosistem air tawar dibedakan menjadi ekosistem lentik (air
tidak mengalir) misalnya danau, kolam, rawa, serta ekosistem lotik (air
mengalir) misalnyasungai.Tumbuhan yang menghuni lingkungan perairan tawar
meliputi tumbuhan yang berukuran besar (makrohidrofita) serta tumbuhan yang
berukuran kecil, yaitu ganggang. Tumbuhan biji di ekosistem air tawar misalnya
teratai dan eceng gondok. Sedangkan tumbuhan yang berukuran mikroskopik
misalnya ganggang biru, ganggang hijau, dan diatomae. Hewan yang menghuni air
tawar adalah udang-udangan, ikan, dan serangga.
2) Ekosistem Air
Laut
Bioma air laut
luasnya lebih dari dua pertiga permukaan bumi. Bioma air laut kurang
terpengaruh oleh perubahan iklim dan cuaca. Ciri khas air laut adalah mempunyai
kadar garam yang tinggi. Kadar garam rata-rata air laut adalah 35 ppm (part per
million). Di daerah khatulistiwa kadar garamnya lebih tinggi daripada di daerah
yang jauh dari khatulistiwa.Organisme laut memiliki pola adaptasi terhadap
tekanan osmosis sir laut yang tinggi dengan cara yang berlawanan dengan
organisme air tawar.
3) Ekosistem
Estuari
Estuari (muara)
merupakan wilayah perairan tempat pertemuan antara
sungai dan laut atau disebut muara sungai. Muara sungai disebut pantai lumpur. Estuari
mempunyai ciri berair payau dengan tingkat salinitas di antara air tawar dan
laut. Vegetasi didominasi oleh tumbuhan bakau dan rumput laut. Beberapa
organisme laut melakukan perkembangbiakan di wilayah ini seperti ikan, ganggang, dan fitoplankton, udang dan moluska yang dapat dimakan. Estuari
banyak terdapat di wilayah Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Nutrien dari sungai memperkaya daerah estuari.
4) Ekosistem Pantai
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam)
yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut
tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut
sekitar 25 °C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi, sehingga
terdapat batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang
dingin di bagian bawah yang disebut daerah termoklin. Dinamakan
demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang
tahan terhadap hempasan gelombang dan angin. Tumbuhan yang hidup di ekosistem ini menjalar
dan berdaun tebal.
5) Ekosistem Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke
satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan
makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air.
Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang. Komposisi
komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di anak
sungai sering dijumpai ikan air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan lele dan
gurame. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kurakura dan ular. Khusus
sungai di daerah tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba.
6) Ekosistem Terumbu Karang
Di laut tropis, pada
daerah neritik, terdapat suatu komunitas khusus yang terdiri dari karang batu
clan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu karang. Daerah
komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis dapat
berlangsung.
7) Ekosistem Laut Dalam
Merupakan zona pelagik laut. Ekosistem ini
berda pada kedalaman 76000 m dari permukaan laut. Sehingga tidak ada lagi
cahaya matahari, oleh karena itu produsen utama di ekosistem ini merupakan
organisme kemoautrotof. Biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat
mengeluarkan cahaya (bioluminisensi). Sebagai produsen terdapat bakteri yang
bersimbiosis dengan karang tertentu.
8) Ekosistem Lamun
Lamun atau seagrass adalah satu‑satunya
kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang hidup di lingkungan laut. Tumbuh‑tumbuhan
ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal.
c. Ekosistem
Buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang
diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan
subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi pengaruh
manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah. Contoh ekosistem buatan adalah:
6) Ekosistem ruang
angkasa.
C. Manfaat Keanekaragaman
Hayati Bagi Kelangsungan Hidup Manusia
Pemanfaatan keanekaragaman hayati bagimasyarakat harus secara
berkelanjutan. Yang dimaksud dengan manfaat yang berkelajutan adalah manfaat
yang tidak hanya untuk generasi sekarang tetapi juga untuk generasi yang akan
datang.
1. Sebagai Sumber Pangan,
Perumahan, dan Kesehatan
Kehidupan manusia yang
bergantung pada keanekaragaman hayati. Hewan dan tumbuhan yang kita manfaatkan
saat ini (misalnya ayam, kambing, padi, jagung) pada zaman dahulu juga
merupakan hewan dan tumbuhan liar, yang kemudian dibudidayakan. Hewan dan tumbuhan
liar itu dibudidayakan karena memiliki sifat-sifat unggul yang diharapkan
manusia. Sebagai contoh, ayam dibudidayakan karena menghasilkan telur dan
daging. Padi dibudi-dayakan karena
menghasilkan beras. Beberapa contoh tumbuhan dan hewan yang memiliki peranan
penting untuk memenuhi kebutuhan pangan, perumahan, dan kesehatan, misalnya:
a.
Pangan: berbagai biji-bijian (padi, jagung,
kedelai, kacang), berbagai umbi-umbian (ketela, singkong, suwek, garut,
kentang), berbagai buah-buahan (pisang, nangka, mangga, jeruk, rambutan),
berbagai hewan ternak (ayam, kambing, sapi).
b.
Perumahan: kayu jati, sonokeling, meranti,
kamfer.
c.
Kesehatan: kunyit, kencur, temulawak, jahe,
lengkuas.
2. Sebagai Sumber
Pendapatan
Keanekaragaman hayati dapat dijadikan sumber pendapatan. Misalnya
untuk bahan baku industri, rempah-rempah, dan perkebunan. Bahan baku industri
misalnya kayu gaharu dan cendana untuk industri kosmetik, teh dan kopi untuk
industri minuman, gandum dan kedelai untuk industri makanan, dan ubi kayu untuk
menghasilkan alkohol. Rempah-rempah misalnya lada, vanili, cabai, bumbu dapur.
Perkebunan misalnya kelapa sawit dan karet.
3. Sebagai Sumber Plasma
Nutfah
Hewan, tumbuhan, dan mikroba yang saat ini belum diketahui tidak
perlu dimusnahkan, karena mungkin saja di masa yang akan datang akan memiliki
peranan yang sangat penting. Sebgai contoh, tanaman mimba (Azadirachta
indica),. Dahulu tanaman ini hanya merupakan tanaman pagar, tetapi saat ini
diketahui mengandung zat azadiktrakhtin yang memiliki peranan sebagai
anti hama dan anti bakteri. Adapula jenis ganggang yang memiliki kendungan
protein tinggi, yang dapat digunakan sebagai sumber makanan masa depan,
misalnya Chlorella. Buah pace (mengkudu) yagn semula tidak dimanfaatkan,
sekarang diketahui memiliki khasiat untuk meningkatkan kebugaran tubuh,
mencegah dan mengobati penyakit tekanan darah.
4.
Manfaat Ekologi
Selain berfungsi untuk menunjuang kehidupan manusia, keanekaragaman
hayati memiliki peranan dalam mempertahankan keberlanjutan ekosistem.
Masing-masing jenis organisme memiliki peranan dalam ekosistemnya. Peranan ini
tidak dapat digantikan oleh jenis yang lain. Sebagai contoh, burung hantu dan
ular di ekosistem sawah merupakan pemakan tikus. Jika kedua pemangsa ini
dilenyapkan oleh manusia, maka tidak ada yang mengontrol populasi tikus.
Akibatnya perkembangbiakan tikus meningkat cepat dan di mana-mana terjadi hama
tikus. Tumbuhan merupakan penghasil zat organik dan oksigen, yang dibutuhkan
oleh organisme lain. Selain itu, tumbuh-tumbuhan dapat membentuk humus,
menyimpan air tanah, dan mencegah erosi.
5.
Manfaat Keilmuan
Keanekaragaman
hayati merupakan lahan penelitian dan pengembangan ilmu yang sangat berguna
untuk kehidupan manusia.
6.
Manfaat Keindahan
Keindahan
alam tidak terletak pada keseragaman tetapi pada keanekaragaman. Bayangkan bila
halaman rumah kita hanya ditanami satu jenis tanaman saja, apakah indah? Tentu
saja akan lebih indah apabila ditanami berbagai tanaman seperti mawar, melati,
anggrek, rumput, palem.
Kini
kita sadari bahwa begitu banyak manfaat keanekaragaman hayati dalam hidup kita.
Pemanfaatannya yang begitu banyak dan beragam tentu saja dapat mengancam
kelestariannya. Untuk itu kita harus bijaksana dalam memanfaatkan
keanekaragaman hayati, dengan mempertimbangkan aspek manfaat dan aspek
kelestariannya.
D. Perlindungan Keanekaragaman Hayati
Konservasi keanekaragaman hayati atau biodiversitas sudah menjadi
kesepakatan internasional. Objek keanekaragaman hayati yang dilindungi terutama
kekayaan jenis tumbuhan (flora) dan kekayaan jenis hewan (fauna) serta mikroorganisme
misalnya bakteri dan jamur. Perlu diingat bahwa yang termasuk flora tidak hanya
tumbuhan yang berbunga yang sehari-hari kita lihat tetapi juga lumut dan
paku-pakuan. Demikian pula dengan fauna, tidak saja mencakup binatang mamalia
tetapi juga ikan, burung, dan serangga.
Tempat perlindungan keanekaragaman hayati di Indonesia telah
diresmikan oleh pemerintah. Lokasi perlindungan tersebut misalnya berupa Taman
Nasional, Cagar Alam, Hutan Wisata, Taman Hutan Raya, Taman Laut, Wana Wisata,
Hutan Lindung, dan Kebun Raya. Tempat-tempat tersebut memiliki makna yang
berbeda-beda meskipun fungsinya sama yaitu untuk tujuan konservasi.
1. Taman Nasional
Taman nasional adalah kawasan konservasi alam dengan ciri khas
tertentu baik di darat maupun di perairan. Taman nasional memiliki fungsi
ganda, yaitu perlindungan terhadap sistem penyangga kehidupan dan perlindungan
jenis tumbuhan dan hewan serta pelestarian sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya. Taman nasional juga penting untuk ilmu pengetahuan, pendidikan,
budaya, dan rekreasi alam. Biodiversitas di Indonesia yang unik dan dilindungi
terutama di taman nasional.
2. Cagar Alam
Cagar
alam adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas tumbuhan,
satwa
dan ekosistem, yang perkembangannya diserahkan kepada alam.
3. Hutan Wisata
Hutan
wisata adalah kawasan hutan yang karena keadaan dan sifat wilayahnya perlu
dibina dan dipertahankan sebagai hutan, yang dapat dimanfaatkan bagi
kepentingan pendidikan, konservasi alam, dan rekreasi. Misalnya Hutan Wisata
Pangandaran.
4. Taman Hutan Raya
(Tahura)
Taman
hutan raya adalah kawasan konservasi alam yang terutama dimanfaatkan untuk
koleksi tumbuhan dan hewan, alami atau non-alami, jenis asli atau pendatang,
yang berguna untuk perkembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, kebudayaan, dan
rekreasi. Tahura ini dapat disebut sebagai taman propinsi. Misalnya Pulau Sempu
di Jawa Timur.
5. Taman Laut
Taman
laut adalah wilayah lautan yang mempunyai ciri khas berupa keindahan alam atau
keunikan alam yang ditunjuk sebagai kawasan konservasi alam, yang diperuntukkan
guna meilindungi plasma nutfah lautan. Misalnya Taman Laut Bunaken di Sulawesi
Utara.
6. Wana Wisata
Wana
wisata adalah kawasan hutan yang disamping fungi utamanya sebagai hutan
produksi, juga dimanfaatkan sebagai objek wisata hutan.
7. Hutan Lindung
Hutan
lindung adalah kawasan hutan alam yang biasanya terletak di daerah pegunungan
yang dikonservasikan untuk tujuan melindungi lahan agar tidak tererosi dan
untuk mengatur tata air.
8. Kebun Raya
Kebun
raya adalah kumpulan tumbuh-tumbuhan disuatu tempat, dan tumbuh-tumbuhan
terseubut berasal dari berbagai daerah yang ditanam untuk tujuan konservasi,
ilmu pengetahuan, dan rekreasi. Misalnya Kebun Raya Bogor dan Kebun Raya
Purwodadi.
Selain tempat-tempat yang telah disebutkan di atas yang memang
ditetapkan oleh pemerintah sebagai tempat konservasi, sebenarnya masyarakat pun
dapat berpartisipasi dalam pelestarian keanekaragaman hayati. Bentuk pertisipasi
masyarakat dalam pelestarian keanekaragaman hayati misalnya:
1.
Memperkaya koleksi tanaman di
pekarangan rumah
2.
Tidak membunuh burung dan
hewan-hewan lainnya
3.
Tidak membuang limbah
sembarangan, terutama limbah pabrik, limbah rumah tangga, dan limbah pestisida
karena dapat membahayakan kehidupan flora dan fauna.
E. Dampak Kegiatan Manusia
terhadap Keanekaragaman Hayati
1.
Aktifitas Manusia yang
Dapat Menurunkan Keanekaragaman Hayati
a. Perusakan
Habitat
Habitat
didefinisikan sebagai daerah tempat tinggal organisme. Kekurangan habitat
diyakini menjadi penyebab utama kepunahan organisme. Kerusakan habitat dapat
diakibatkan karena ekosistem diubah fungsinya oleh manusia, misalnya hutan
ditebang dijadikan lahan pertanian, pemukiman dan akhirnya tumbuh menjadi perkotaan.
Kegiatan manusia tersebut mengakibat-kan menurunnya keanekaragaman ekosistem,
jenis, dan gen. Selain akibat aktifitas manusia, kerusakan habitat juga dapat
diakibatkan oleh bencana alam misalnya: kebakaran, gunung meletus, dan banjir.
Perusakan terumbu karang di laut juga dapat menurunkan keanekaragaman hayati
laut. Ikan-ikan serta biota laut yang hidup bersembunyi di dalam terumbu karang
tidak dapat lagi hidup dengan tentram, beberapa di antaranya tidak dapat
menetaskan telurnya karena terumbu karang yang rusak.
b. Penggunaan
Pestisida
Yang
termasuk pestisida misalnya insektisida, herbisida, dan fungisida. Pestisida
yang sebenarnya hanya untuk membunuh organisme penggangu (hama), pada
kenyataannya menyebar ke lingkungan dan meracuni mikroba,
jamur, hewan, dan
tumbuhan lainnya.
c. Pencemaran
Bahan pencemar juga
dapat membunuh mikroba, jamur, hewan dan tumbuhan penting. Bahan pencemar dapat
berasal dari limbah pabrik dan limbah rumah tangga.
d. Penebangan
Penebangan hutan tidak
hanya menghilangkan pohon yang sengaja ditebang, tetapi juga merusak
pohon-pohon lain yang ada di sekelilingnya. Kerusakan berbagai tumbuh-tumbuhan
karena penebangan akan mengakibatkan hilangnya hewan. Jadi, penebangan akan
menurunkan plasma nutfah.
2.
Aktifitas Manusia yang
Dapat Meningkatkan Keanekaragaman Hayati
a. Penghijauan
Kegiatan penghijauan
meningkatkan keanekaragaman hayati. Kegiatan penghijauan tidak hanya menanam
tetapi yang lebih penting adalah merawat tanaman setelah ditanam.
b. Pembuatan
Taman Kota
Pembuatan taman-taman
kota selain meningkatkan kandungan oksigen, menurunkan suhu lingkungan, mamberi
keindahan, juga meningkatkan keanekaragaman hayati.
c. Pemuliaan
Pemuliaan adalah usaha
membuat varietas unggul dengan cara melakukan perkawinan silang. Usaha
pemuliaan akan menghasilkan varian baru. Oleh sebab itu pemuliaan hewan dan
tumbuhan dapat berfungsi meningkatkan keanekaragaman gen.
3.
Aktifitas Manusia untuk
Melestarikan Keanekaragaman Hayati
Hewan atau tumbuhan
langka dan rawan punah dapat dilestarikan dengan pembiakan secara in situ dan
ex situ.
a. Pembiakan
secara in situ adalah pembiakan di dalam habitat aslinya. Misalnya mendirikan
Cagar Alam Ujung Kulon, Taman Nasional Komodo.
b. Pembiakan
secara ex situ adalah pembiakan di luar habitat aslinya, namun suasana
lingkungan dibuat mirip dengan aslinya. Misal penangkaran hewan di kebun
binatang (harimau, gajah, burung jalak bali).
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah
keanekaragaman organisme yang menunjukkan kesuluruhan atau totalitas variasi
gen, jenis, dan ekosistem pada daerah. Tingkat keanekaragaman hayati terdiri
dari tiga yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman
ekosistem.
2. Berdasarkan pengertiannya, keanekaragaman hayati dapat
dibedakan menjadi tiga tingkatan yaitu keanekaragaman gen (genetik),
keanekaragaman spesies (jenis), dan Keanekaragaman ekosistem.
3. Fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati yaitu memiliki
nilai ekonomi sebagai sumber bahan pangan, obat-obatan, kosmetik, sandang,
papan dan memiliki aspek budaya. Selain itu keanekaragaman hayati juga memiliki
nilai pendidikan dan ekologi.
4. Tempat perlindungan
keanekaragaman hayati di Indonesia telah diresmikan oleh pemerintah. Lokasi
perlindungan tersebut misalnya berupa Taman Nasional, Cagar Alam, Hutan Wisata,
Taman Hutan Raya, Taman Laut, Wana Wisata, Hutan Lindung, dan Kebun Raya.
5. Aktifitas manusia yang
dapat menurunkan keanekaragaman hayati adalah : perusakan habitat, penggunaan
pestisida, pencemaran dan penebangan. Sedangkan aktifitas manusia yang dapat
meningkatkan keanekaragaman hayati adalah : penghijauan, pembuatan taman kota
dan pemuliaan.
B. Saran
kita sebagai generasi muda
indonesia perlu dibekali dengan pengetahuan dan pemahaman mengenai
keanekaragaman hayati serta nilai pentingnya bagi kehidupan manusia. Dan dengan
demikian dapat diharapkan bahwa seluruh masyarakat khususnya generasi muda,
akan memiliki kepekaan untuk menjaga, melestarikan, dan memanfaatkan
keanekaragaman hayati yang ada di bumi Indonesia tercinta ini secara
berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, Dian dkk. 2007. Biologi 1. Jakarta: Esis Erlangga
Mochamad Indrawan. (2007). Biologi
Konservasi. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Nunung
Nurhayati, Mukhlis, & Agus Jaya. (2014). Biologi untuk SMA/MA Kelas X.
(cetakan ke-1). Bandung : Yrama Widya.
Sulistyorini, Ari. 2009. Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Trijoko, 2006. Biologi. Erlangga: Jakarta.
Yani, Riana dkk. 2009. Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
|
No comments:
Post a Comment