Tugas Individu
Makalah
Biologi
KINGDOM ANIMALIA
Oleh:
NAMA :
NURFADILA
KLS :
X MIPA 6
NIS : 8694
SMA NEGERI 4 WATAMPONE
|
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas ridhoNya makalah yang berjudul
“Kingdom Animalia” ini dapat diselesaikan. Makalah ini disajikan dengan
menggunakan bahasa indonesia dan beberapa gambar agar mempermudah siswa/siswi
dalam mendalami pengetahuan tentang Kingdom Animalia
Ucapan terimakasih penulis ucapkan
kepada guru yang telah membimbing dalam penyusunan makalah ini. Dan tak lupa
pula ucapan terimakasih , kami ucapkan kepada teman-teman yang telah mendukung
untuk penyelesaian makalah ini.
Makalah ini menjelaskan tentang Kingdom
Animalia yang akan dipelajari pada pelajaran Biologi Pembahasan yang
dikemukakan meliputi ciri-ciri umum, reproduksi, cara memperoleh makan, daur
hidup dan peranannya dalam kehidupan manusia.
Semoga makalah ini memberikan banyak
manfaat kepada para pembacanya. Selanjutnya, demi kesempurnaan makalah ini
sangat diharapkan segalah masukan dan saran yang sifatnya membangun.
Watampone,
27 Februari 2017
Penyusun
Nurfadila
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I..... PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang..................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................. 2
C.
Tujuan Penulisan................................................................... 2
BAB II... PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kingdom Animalia............................................. 3
B.
Sejarah
Pertumbuhan dan Perkembangan Hewan................ 4
C.
Ciri dan
Struktur Kingdom Animalia................................... 6
D.
Klasifikasi Kingdom Animalia............................................. 8
E.
Peranan
Kingdom Animalia bagi Kehidupan....................... 17
BAB III.. PENUTUP
A.
Kesimpulan........................................................................... 19
B.
Saran..................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak dulu kala, manusia telah sangat erat berinteraksi
dengan hewan. Manusia memanfaatkan hewan dalam banyak sekali bidang kehidupan.
Mulai bidang transportasi, militer, pertanian, hiburan, hingga untuk memenuhi
kebutuhan naluriah yang paling mendasar: makan. Maka, kita pun mengenal kuda
kereta, gajah perang, sapi penarik bajak, lumba-lumba sirkus, hingga ayam
potong. Namun, semua yang disebut tadi barulah bagian sangat kecil dari dunia
hewan. Masih ada ribuan spesies lagi, yang mungkin untuk melihat semuanya, umur
manusia sungguh terlalu singkat. Hewan (Animalia) adalah bentuk kehidupan
paling beragam di muka bumi. Sampai saat ini telah diidentifikasi sebanyak 2
juta spesies hewan. Ukuran hewan berkisar antara 0,05mm hingga 30m. Tempat
hidup hewan beragam, mulai dari gurun, padang es, hingga di bawah lautan
terdalam. (Widayati Sri, 2009)
Banyak hewan yang merugikan, namun lebih banyak lagi
hewan yang bermanfaat bagi manusia. Hewan menyediakan kebutuhan protein bagi
manusia. Hewan pun sangat berperan sebagai salah satu komponen penting penyusun
ekosistem. Selain itu masih banyak lagi manfaat yang bisa kita panen pada
hewan. Untuk itu mempelajari mereka sangatlah penting dalam pelestariannya
maupun pengolahan sumber dayanya.
Berdasarkan tulang belakang, Animalia dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu Vertebrata dan
Avertebrata. Vertebrata yaitu hewan bertulang belakang. Sedangkan Avertebrata
adalah hewan tidak bertulang belakang. Avertebrata dibagi menjadi delapan
filum. Sedangkan Vertebrata digolonglan menjadi satu filum. Satu filum itu
terdiri dari lima kelas.
Di sekitar kalian, banyak sekali ditemukan bermacam-macam
jenis hewan. Ada yang bersifat bersel satu dan ada yang bersifat multiseluler.
Serangga, reptilia, burung, dan mamalia hanyalah merupakan sebagian kelompok
hewan yang sangat berlainan yang menghuni bumi. Bagaimanakah keberadaan mereka?
Apakah peranan mereka bagi kehidupan? (Suwarno, 2009)
Dibanding dengan kelompok-kelompok makhluk hidup yang
kita bahas sebelumnya, kelompok ini lebih mudah kita ingat karena ukurannya
yang jauh lebih besar sehingga dapat kita lihat tanpa bantuan mikroskop. Namun,
apakah benar bahwa semua kelompok hewan dapat kita lihat tanpa bantuan
mikroskop? Pertanyaan tersebut akan terjawab setelah kita membahas bab ini. Di
samping itu, yang lebih penting pada bab ini kita akan membahas kriteria suatu
makhluk hidup dikelompokkan dalam kelompok hewan, dan mengidentifikasi
ciri-ciri morfologi filum anggota Kingdom Animalia, bagaimana membedakan ciri-ciri
setiap filum dalam kingdom ini beserta contoh-contoh dari tiap filum dan
peranannya bagi manusia. (Riana Yani, 2009)
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang
dimaksud kingdom animalia?
2.
Bagaimanakah Sejarah
Pertumbuhan dan Perkembangan Hewan?
3.
Bagaimana Ciri
dan Struktur Kingdom Animalia?
4.
Bagaimana sistem pengklasifikasian Kingdom Animalia?
5.
Apa sajakah Peranan
Kingdom Animalia bagi Kehidupan?
C. Tujuan Penulisan
1.
Untuk
mengetahui Pengertian Kingdom Animalia.
2.
Untuk
mengetahui Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Hewan.
3.
Untuk
mengetahui Ciri dan Struktur Kingdom Animalia.
4.
Untuk
mengetahui Klasifikasi
Kingdom Animalia.
5.
Untuk
mengetahui Peranan Kingdom Animalia bagi Kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kingdom Animalia
1.
Hewan
merupakan organisme atau makhluk hidup yang dapat kita jumpai pada berbagai
tempat. Ada berbagai jenis hewan yang hidup di darat, di dalam air, di daerah
tropis maupun subtropis, dan bahkan di daerah gurun yang sangat kering maupun
daerah kutub yang sangat dingin. (Widayati Sri, 2009)
2.
Kingdom Animalia
atau Kerajaan Hewan merupakan kingdom yang diduga memiliki jumlah spesies
paling banyak, lebih dari dua juta spesies. Itu pun masih banyak lagi yang
belum teridentifikasi. Hewan adalah organisme yang paling beragam bentuknya di
bumi ini. Dari yang panjangnya 0,05 mm hingga yang panjangnya mencapai 30 meter
lebih. Kingdom Animalia juga memiliki habitat yang bervariasi, dari gurun,
daerah yang dingin (Antartika) hingga dasar laut yang paling dalam. Hewan
merupakan organisme multiselular dan eukariot heterotrof. Hewan mendapatkan
energinya dengan memakan organisme lain dan mencernanya. Melalui proses
pencernaan, hewan menguraikan bahan makanan menjadi molekul yang lebih sederha.
(Rikky Firmansyah, 2009)
3.
Selain
bersifat multiseluler dan eukariotik, semua hewan tidak memiliki kemampuan
menghasilkan zat makanan sendiri. Hal ini dikarenakan hewan tidak memiliki
pigmen penangkap energi cahaya matahari (klorofil), seperti yang dimiliki
tumbuhan pada umumnya. (Subardi, 2009)
4.
Hewan
merupakan organisme eukariota, multiseluler, heterotrofik. Berbeda dengan
nutrisi autotrofik pada tumbuhan, hewan memasukkan bahan organik yang sudah
jadi, ke dalam tubuhnya dengan cara menelan (ingestion) atau memakan organisme
lain, atau memakan bahan organik yang terurai.(Moch. Anshori, 2009)
5. Hewan adalah makhluk hidup yang mempunyai ciri-ciri
berbeda dengan tumbuhan. Ciri yang paling membedakan antara hewan dan tumbuhan
adalah tidak mempunyai klorofil dan bergerak aktif. (Idun Kistinnah, 2009)
6. Kingdom Animalia memiliki anggota yang begitu
banyak macamnya, mempunyai bentuk tubuh dan alat-alat tubuh yang bervariasi.
Variasi bentuk tubuh dapat dikategorikan dengan melihat bentuk simetri
tubuhnya. Berdasarkan simetri tubuhnya, ada yang berbentuk simetri radial, ada
pula yang berbentuk simetri bilateral. (Riana Yani, 2009)
7. Kingdom Animalia meliputi berbagai
jenis hewan yang mempunyai ciri, bentuk, ukuran, dan struktur tubuh yang sangat
beragam. Hewan mempunyai kemampuan untuk bergerak aktif mencari makan,
menghindari predator, atau untuk berkembang biak. Dengan kemampuan ini hewan
dapat beradaptasi hampir di semua tempat di Bumi. (Budiati Herni, 2009)
B. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Hewan
1.
Pertumbuhan
Pertumbuhan
dan perkembangan hewan dimulai sejak terbentuknya zigot. Satu sel zigot akan
tumbuh dan berkembang dengan tahap "zigot-morula-blastula-gastrula"
hingga terbentuk embrio. Embrio akan berdiferensi sehingga terbentuk berbagai
macam jaringan dan organ. Organ-organ akan menyatu dan bergabung menjadi
organisme. Kemudian, organisme tumbuh dan berkembang menjadi organisme dewasa.
Pada siklus
hidup hewan tertentu, terjadi perubahan bentuk tubuh dari embrio sampai dewasa.
Perubahan bentuk ini disebut metamorfosis. Metamorfosis dapat dibagi menjadi
dua macam, yaitu metamorfosis sempurna dan tidak sempurna. Metamorfosis
sempurna dicirikan dengan adanya bentuk tubuh yang berbeda di setiap fase
metamorfosis, misalnya adalah kupu-kupu dan katak. Metamorfosis tidak sempurna
ditandai dengan adanya bentuk tubuh yang sama, tetapi ukurannya berbeda pada
salah satu fase metamorfosis, misalnya adalah belalang dan kecoa.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan hewan dapat dibagi menjadi dua,
yaitu: faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi gen dan hormon.
Gen merupakan faktor keturunan yang diwariskan dari orang tua (induk) kepada
keturunannua, sedangkan hormon merupakan senyawa organik yang mengatur
pertumbuhan dan perkembangan hewan. Faktor eksternal meliputi air, nutrisi,
cahaya, aktivitas, dan lingkungan.
2.
Perkembangan
Dalam
sistematika awal, binatang mencakup banyak organisme bersel tunggal yang
dikelompokkan sebagai Protozoa karena sifat heterotrof dan bergerak aktif
(motil). Pengelompokan ini terus dianut hingga pertengahan abad ke-20 dan
hingga sekarang masih dipakai untuk kepentingan praktis. Ketika orang mulai
menganggap bahwa organisme bersel satu tidak memiliki organisasi jaringan,
dibentuklah kelompok Protista yang menghimpun semua organisme sederhana yang
berperilaku mirip binatang (bergerak, heterotrof).
Menurut para
ahli, terbentuknya hewan-hewan di muka bumi ini dimulai dari zigot bersel satu
yang mengalami pembelahan sel dan sel tersebut akan bertambah banyak yang
terbentuk menyerupai bola. Bentuk seperti bola tersebut akan mengalami
perkembangan, yaitu akan melekuk ke dalam sehingga akan terbentuk dua lapisan,
yaitu ektoderm (lapisan luar) dan endoderm (lapisan dalam). Ektoderm dalam masa
perkembangannya membentuk bagian-bagian tubuh tertentu, yaitu epidermis, kulit,
dan sistem saraf, sedangkan lapisan endoderm akan berkembang menjadi sistem
pencernaan dan kelenjarnya.
Dari hasil
penelitian diketahui pada Platyhelminthes belum mempunyai rongga tubuh, yaitu
terlihat tubuhnya padat, tanpa rongga antara usus dan tubuh terluar sehingga
digolongkan sebagai triplobastik aselomata (selom = rongga tubuh). Adapun pada
Nemathelminthes mempunyai rongga tubuh semu, yaitu mesoderm belum membentuk
rongga yang sesungguhnya karena tampak pada mesoderm belum terbagi menjadi
lapisan dalam dan lapisan luar, yang dinamakan dengan triplobastik
pseudoselomata dan yang mempunyai rongga tubuh dinamakan triplobastik selomata
karena mesodermnya sudah dipisahkan oleh rongga tubuh yang terbentuk menjadi
dua lapisan, yaitu dalam dan luar. Termasuk golongan hewan ini adalah Annelida
sampai Chordata.
Dari uraian di
atas dapat diketahui bahwa terbentuknya hewan dimulai dari Protozoa kemudian
Porifera, Coelenterata, sampai pada tingkat Mamalia. Jadi, hewan tersebut
mengalami perkembangan dari satu sel menjadi banyak sel hingga terbentuk triplobastik
aselomata, pseudoselomata, sampai selomata. (https://id.wikipedia.org)
C. Ciri dan
Struktur Kingdom Animalia
Kingdom Animalia atau Kerajaan Hewan merupakan kingdom
yang diduga memiliki jumlah spesies paling banyak, lebih dari dua juta spesies.
Itu pun masih banyak lagi yang belum teridentifikasi. Hewan adalah organisme
yang paling beragam bentuknya di bumi ini. Dari yang panjangnya 0,05 mm hingga
yang panjangnya mencapai 30 meter lebih. Kingdom Animalia juga memiliki habitat
yang bervariasi, dari gurun, daerah yang dingin (Antartika) hingga dasar laut
yang paling dalam.
Berdasarkan ada tidaknya tulang belakang, hewan
dikelompokkan menjadi invertebrata dan Vertebrata. Semua hewan tidak bertulang
belakang dikelompokkan ke dalam invertebrata. Adapun hewan bertulang belakang
dikelompokkan ke dalam Vertebrata.
Selain berdasarkan ciri ada tidaknya tulang belakang, beberapa ciri lain
diperlukan untuk pengelompokan hewan, di antaranya sebagai berikut:
1.
Jaringan
penyusun tubuh
Hewan dapat dikelompokkan berdasarkan ada tidaknya
jaringan penyusun tubuh, yaitu parazoa dan eumetazoa. Parazoa adalah hewan yang
tidak memiliki jaringan sejati, yaitu hewan-hewan anggota filum porifera (hewan
spons). Sementara eumetazoa adalah hewan yang memiliki jaringan sejati, yaitu
anggota filum hewan lainnya (Cnidaria, Ctenophora, Platyhelmminthes, Nematoda,
Annelida, Mollusca, dan lainnya).
2.
Simetri Tubuh
Dilihat dari simetri tubuhnya, invertebrata umumnya
memiliki simetri tubuh radial dan simetri bilateral. Simetri radial artinya
jika tubuh hewan dipotong oleh garis khayal menjadi dua atau lebih bidang
pembedahan, masing-masing hasil pembedahan merupakan cerminan yang lain. Adapun
hewan simetri bilateral hanya memiliki satu bidang pembelahan yang dapat
membagi tubuhnya menjadi dua belahan yang sama persis.
3.
Jaringan Dasar
Bedasarkan jaringan dasar penyusun tubuh, terdapat hewan
diplobastik dan hewan tripoblastik. Sesuai dengan namanya, diploblastik adalah
kelompok hewan yang jaringan dasar tubuhnya hanya terdiri atas dua lapis, yaitu
lapisan dalam (endoderm) dan lapisan luar (ektoderm). Adapun hewan
triploblastic memiliki tiga lapisan tubuh, yaitu ektoderm, mesoderm (lapisan
tengah), dan endoderm.
4.
Rongga Tubuh
Hewan tripoblastik berdasarkan rongga tubuhnya dapat
dikelompokkan menjadi aselomata, pseudoselomata, dan selomata. (Rikky
Firmansyah, 2009)
D. Klasifikasi Kingdom Animalia
Di
bawah kategori kingdom, Dunia Hewan dibagi ke dalam beberapa filum. Dalam
pembahasan berikut, untuk mempermudah pembelajaran kalian, kita akan membedakan
Kingdom Animalia ke dalam dua kelompok besar, yaitu Invertebrata (hewan tidak bertulang belakang) dan Vertebrata (hewan bertulang belakang). (Widayati Sri, 2009)
1.
Invertebrata
Invertebarta
merupakan nama yang digunakan untuk menyebut kelompok hewan yang tidak
bertulang belakang. Kata ini berasal dari bahasa Latin in (tanpa) dan vertebrae (tulang
belakang). Invertebrata merupakan kelompok hewan yang jumlahnya sangat besar, terdiri
dari berbagai fi lum, yaitu Porifera, Cnidaria (Coelenterata), Platyhelminthes,
Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Arthropoda, dan Echinodermata. Pada uraian
berikut kita bisa mempelajari ciri masing-masing filum dan contoh jenis-jenis
hewan yang menjadi anggota filum tersebut. (Widayati Sri, 2009)
Gambar 2 : Klasifikasi hewan Invertebrata
a.
Filum Porifera
Kata
porifera berasal dari bahasa Latin porus (lubang
kecil) dan ferre
(membawa). Jadi Porifera berarti hewan yang mempunyai
tubuh berpori, dikenal juga sebagaihewan sponge atau spons. Porifera ini hidup menetap
(sessil) pada dasar perairan. Berdasarkan
sifat spikulanya, Filum Porifera dibagi menjadi 3 kelas, yaitu Kelas Calcarea,
Hexatinellida, dan Demospongia. (Widayati Sri, 2009)
b.
Filum Cnidaria
(Coelenterata)
Coelenterata
berasal dari kata coilos (berongga) dan enteron (usus). Jadi,
semua hewan yang termasuk fi lum ini mempunyai rongga usus (gastrovaskuler)
yang berfungsi untuk pencernaan.
Berdasarkan
bentuk yang dominan dalam siklus hidupnya, Filum Cnidaria dibagi menjadi tiga
kelas, yaitu Hydrozoa, Scyphozoa, dan Anthozoa. Kelas Hydrozoa memiliki bentuk
polip dan medusa, pada Kelas Scyphozoa tipe medusa lebih dominan, sedangkan
pada Kelas Anthozoa hanya memiliki tipe polip saja.. (Widayati Sri, 2009)
c.
Filum Platyhelminthes
Platyhelminthes
merupakan kelompok cacing yang struktur tubuhnya paling sederhana. Kata
Platyhelminthes berasal dari bahasa Latin, platy (pipih)
dan helminthes (cacing atau vermes),
sehingga kelompok ini disebut cacing pipih.
Dibandingkan denga Filum Porifera dan Cnidaria, organisasi tubuh cacing pipih
ini sudah sedikit lebih maju. Berdasarkan
bentuk tubuh dan sifat hidupnya,
Platyhelminthes dibagi menjadi tiga kelas yaitu, Kelas Turbellaria, Kelas
Trematoda, dan Kelas Cestoda. (Widayati Sri, 2009)
d.
Filum
Nemathelmintes
Nemathelminthes
berasal dari bahasa Latin nema (benang) dan helminthes (cacing).
Cacing ini sering disebut sebagai cacing benang. Hidup sebagai
endoparasit pada hewan, tumbuh-tumbuhan, atau hidup bebas di dalam air dan
tanah. Tubuhnya bilateral simetris dan mempunyai tiga lapisan sel. Tubuh
tertutup lapisan kutikula, sehinggamtahan terhadap pengaruh lingkungan luar. Filum Nemathelminthes dibagi menjadi 2 kelas,
yaitu Kelas Nema toda dan Kelas Nematomorpha. (Widayati Sri, 2009)
e.
Filum Annelida
Kata
Annelida berasal dari bahasa Latin annulus (cincin
kecil) dan oidus
(bentuk). Annelida dapat diartikan sebagai cacing yang
tubuhnya bersegmen-segmen menyerupai cincin atau gelang, sehingga disebut cacing gelang. Cacing ini merupakan kelompok hewan yang sudah mempunyai
rongga tubuh (coelom)
yang sebenarnya.
Berdasarkan
jumlah setae dan tempat hidupnya,
Annelida dikelompokkan ke dalam 3 kelas yaitu Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea.
(Widayati Sri, 2009)
1)
Kelas Polychaeta
Cacing ini
merupakan Annelida laut. Tubuhnya bersegmen, tiap segmen dilengkapi parapodium (kaki). Kaki ditumbuhi rambut sehingga disebut cacing
berambut banyak, (poly: banyak, chaeta: rambut). Contoh anggota kelas ini adalah cacing wawo (Lysidicea oele), cacing palolo (Palolo viridis).
2)
Kelas Olygochaeta
Kelompok ini
beranggotakan jenis-jenis cacing yang hidup di air tawar atau di darat. Ukuran
bervariasi, berbentuk silindris, bersegmen jelas dan memiliki sedikit rambut (oligos: sedikit, chaeta:
rambut). Kepalanya disebut prostomium,
namun tidak dilengkapi mata, tentakel dan parapodia. Hewan ini tetap peka
terhadap cahaya karena di sepanjang tubuh terdapat seta yang berfungsi sebagai
organ perasa. Contoh jenis cacing anggota kelas ini adalah Lumbricus terrestris, cacing tanah (Pheretima sp.).
3)
Kelas Hirudinea
Anggota kelas
ini banyak hidup di air laut, air tawar, dan tempat lembab. Hirudinea umumnya
disebut sebagai lintah. Tubuhnya
pipih (dorsiventral), mempunyai 1 prostomium dan 32 segmen tubuh, dan mempunyai
dua alat pengisap pada kedua ujung tubuhnya. Alat pengisap atas berdekatan
dengan mulut, dan alat pengisap bawah berdekatan de ngan anus. Cacing ini
menghasilkan zat
hirudin sebagai zat
anti koagulan, yaitu zat untuk mencegah darah inang agar tidak cepat membeku di
dalam rongga tubuhnya. Contoh anggota kelas ini adalah Hirudo medicinalis dan Hirudinaria javanica.
f.
Filum Mollusca
Kata
mollusca berasal dari Bahasa Latin mollis (lunak),
sehingga Molusca berarti hewan yang bertubuh luak. Tubuhnya simetri bilateral,
tripoblastik, dan tidak bersegmen.
Berdasarkan
struktur tubuh, Mollusca dibagi menjadi lima kelas, yaitu Amphineura
Gastropoda, Scaphopoda, Cephalopoda, dan Pelecypoda. (Widayati Sri, 2009)
g.
Filum Arthropoda
Arthropoda
berasal dari Bahasa Yunani, yaitu arthros (sendi
atau ruas) dan podos (kaki).
Sehingga Filum Arthropoda berarti kelompok hewan yang memiliki tubuh yang
beruas-ruas atau bersegmen, serta kaki yang bersendi. Jumlah kaki mengalami
modifi kasi sesuai dengan kelasnya. Mempunyai rangka luar yang tersusun oleh
kitin. Berdasarkan persamaan dan perbedaan struktur tubuhnya Arthropoda dibagi
menjadi 4 kelas, yaitu Crustacea, Myriapoda, Arachnida, dan Insecta. (Widayati Sri, 2009)
h.
Filum Echinodermata
Kata
Echinodermata berasal dari bahasa Latin echinus (duri)
dan derma (kulit). Jadi, Echinodermata merupakan sekelompok hewan
yang tubuhnya diselubungi oleh kulit yang berduri. Untuk lebih jelasnya simak
uraian berikut ini.
1)
Kelas Asteroidea
Asteroidea
berasal kata Yunani aster (bintang)
dan eiodes (bentuk), sehingga kelompok ini sering disebut sebagai bintang laut. Kelas ini memiliki tubuh pipih berbentuk seperti
bintang atau pentagonal, terdiri atas lima lengan atau lebih yang tersusun
simetri radial. Pada ujung-ujung lengan terdapat alat sensor yang bentuknya
menyerupai tentakel dengan bintik mata pada ujungnya mengandung pigmen merah
yang peka terhadap cahaya. Astropecten diplicatus, Archaster sp.,
bintang laut merah (Asterias sp.), dan Culcita sp. (Widayati
Sri, 2009)
2)
Kelas
Echinoidea
Echinoidea
disebut juga landak laut, berasal dari kata echinos (landak) dan eiodos.
Tubuhnya berbentuk globuler, bulat (oval), tidak memiliki lengan.
Duri-duri tubuh panjang, digerakkan oleh otot dan berfungsi untuk berjalan.
Lekukan ambulakral tertutup dan kaki tabung dilengkapi dengan sukers, mempunyai
tiga pedisela ria seperti rahang, mulut terletak di tengah dan
dikelilingi oleh selaput peristoma. Ciri khas hewan ini adalah terdapat banyak
pediselaria di seluruh permukaan tubuh, berupa duri-duri seperti batang yang
panjang. Hewan ini mempunyai kerangka yang tersusun atas lempengan-lempengan kapur,
membentuk cangkang yang kaku berbentuk seperti kotak. Contoh anggota kelas ini
adalah landak laut (Echinus sp.), bulu babi (Diadema sp.),
dan dolar pasir (Echinarachinus sp.). (Widayati Sri, 2009)
3)
Kelas Ophiuroidea
Ophiuroidea
disebut juga bintang ular,
berasal dari kata ophis (ular),
oura (ekor) dan eidos (bentuk).
Tubuhnya memipih, seperti bintang atau pentamerous dengan lengan yang ramping,
fl eskibel. Tidak mempunyai kaki amburakral dan anus, sehingga sisa makanan
dikeluarkan lewat mulut. Lekukan ambulakral tertutup dan kaki tabung tanpa sucker. Madreporit tertapat pada permukaan oral, tidak
mempunyai pediselaria. Contoh anggota kelas ini adalah Gorgonocephalus sp., Ophiopolis sp., dan Opiotrix fragilis. (Widayati Sri, 2009)
4)
Kelas Holothuroidea
Holothuroidea
dikenal juga dengan sebutan ketimun laut,
berasal dari kata holothurion (ketimun
laut) dan eidos
(bentuk). Tubuhnya memanjang dalam sumbu oral seperti
cacing, simetri bilateral, mulut dan anus terletak pada kedua ujung yang
berlawanan. Contoh anggota kelas ini adalah Cucumaria sp., Elapidia sp., dan teripang (Holothuria sp.). (Widayati Sri, 2009)
5)
Kelas Crinoidea
Crinoida
memiliki tubuh yang menyerupai tumbuhan, sehingga sering disebut sebagai lilia laut. Hidup pada karang atau pada tumbuhan laut. Hewan ini
memiliki lengan yang panjang menyerupai daun, berjumlah lima atau kelipatannya,
disebut pinnula. Panjang pinnula bisa mencapai 80-200 cm. Beberapa jenis
memiliki tangkai yang berasal dari daerah aboral, berfungsi melekatkan diri
pada substrat. Mulutnya terletak di daerah oral. (Widayati Sri, 2009)
2.
Vertebrata
Vertebrata
merupakan kelompok hewan bertulang belakang. Berbeda dengan kata “invertebrata”
yang bukan merupakan kategori takson, kata “vertebrata” merupakan salah satu
kategori takson di dalam Filum Chrodata, yaitu sebagai subfilum. Pada pembahasan ini kita akan membicarakan hewan-hewan
anggota Subfilum Vertebrata. (Widayati Sri, 2009) Berikut paparannya.
a.
Kelas Pisces
Kelas Pisces
ini merupakan kelompok ikan, yaitu hewan-hewan yang
hidup di
perairan baik di sungai maupun di laut. Tubuh ikan dilengkapi dengan
sirip-sirip yang membantu mereka berenang dan menjaga keseimbangan tubuh. Sirip
ikan dibedakan atas sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anal, sirip
ekor. Kelas Pisces dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kelompok ikan bertulang
rawan (Subkelas Chondrichthyes) dan kelompok ikan bertulang sejati (Subkelas Osteichthyes).
Contoh ikan
bertulang rawan adalah hiu (Galeocerda sp.) dan Ikan pari (Dasyatis
sp.), sedang kan contoh ikan bertulang sejati adalah lele (Clarias
batrachus) dan bandeng (Chanos chanos). Ikan berkembangbiak dengan
telur (ovivar), ada yang melalui fertilisasi internal dan beberapa ada yang
melalui fertilisasi eksternal. (Widayati Sri, 2009)
b.
Kelas Amphibia
Amphibia
berasal dari kata amphi (rangkap)
dan bios (kehidupan). Karena itu Amphibia berarti hewan yang
mempunyai dua bentuk kehidupan atau hidup di dua alam. Contoh anggota kelas ini
adalah kodok bangkong (Bufo sp.) dan katak
hijau (Rana
sp.). Hewan ini
merupakan hewan peralihan dari kehidupan air ke kehidupan darat. Pada saat larva
waktu hidupnya di air dan bernapas dengan insang, sedangkan pada waktu dewasa
hidup di darat dan bernapas dengan paru-paru. Seperti halnya ikan, amphibia
merupa kan hewan berdarah dingin.
Tubuh Amphibia
dibedakan atas kepala, badan, dan anggota gerak, tidak punya leher. Anggota
gerak amphibi pada dasarnya adalah pentadactylus dan
tidak memiliki kuku atau cakar. Kulit amphibi memiliki kelenjar mukosa atau
kelenjar racun (berbintil- bintil), misalnya pada beberapa jenis katak. Dalam
kehidupan nya, Amphibia mengalami metamorfosis sempurna. (Widayati Sri, 2009)
c.
Kelas Reptilia
Reptilia
berarti hewan melata, berasal dari kata latin reptum (melata).
Tubuh reptilia terdiri atas kepala, badan, ekor dan 2 pasang alat pergerakan.
Kelas ini
merupakan kelas pertama dari Superkelas Tertrapoda yang seluruh tubuhnya
teradaptasi untuk kehidupan terestrial penuh, termasuk dijumpai adanya selaput
embrio dan kulit yang tahan terhadap kekeringan. Sebagian besar anggota
reptilia kini telah punah, namun jenis-jenis yang masih ada masih tetap
merupakan fauna yang penting walaupun poplasinya relatif kecil. (Widayati Sri,
2009)
d.
Kelas Aves
Dalam
kehidupan sehari-hari, Aves kita kenal sebagai kelompok burung. Secara umum
tubuhnya terdiri atas kepala, leher, badan, dan ekor. Tubuhnya ditutupi oleh
bulu, lengan depannya mengalami modifi kasi sebagai sayap yang umumnya
digunakan untuk terbang. Alat gerak belakang digunakan untuk berjalan, bertengger,
atau berenang, dan umumnya dilengkapi dengan 4 jari.
Aves dibedakan
menjadi 2 subkelas, yaitu Subkelas Archaeornithes dan Subkelas Neornithes.
(Widayati Sri, 2009)
e.
Kelas Mammalia
Ciri utama
mammalia adalah mempunyai kelenjar susu (glandula mammae) yang berguna
untuk menyusui anaknya yang baru lahir. Tubuh mammalia umumnya ditutupi rambut,
kulitnya dilengkapi dengan berbagai kelenjar, dan rahang umumnya dilengkapi
dengan gigi. Mammalia memiliki tungkai yang beradaptasi untuk berjalan, memanjat,
menggali, berenang, terbang. Jarinya dilengkapi cakar, kuku atau teracak.
Ciri-ciri tersebut menunjukkan bahwa Mammalia
merupakan kelas yang pa ling maju di antara kelas-kelas yang lain. Kelas ini dibagi
menjadi 28 ordo, dan beberapa ordo telah punah. Mammalia umumnya berkembangbiak
dengan beranak atau melahirkan (vivipar). (Widayati Sri, 2009)
E. Peranan Kingdom Animalia bagi Kehidupan
Di dalam
kehidupan ini Animalia memiliki peran yang cukup penting bagi seluruh organisme
terutama manusia. Misalnya, sebagai bahan makanan, obat-obatan, bahan
penelitian, dan lainnya. Adapun bagi makhluk lainnya, seperti tumbuhan,
Animalia membantu dalam proses reproduksinya, contohnya dalam penyerbukan.
Secara garis besar, Animalia memiliki peran yang positif (menguntungkan) dan
negatif (merugikan). Berikut akan diuraikan manfaat Animalia baik yang
menguntungkan maupun yang merugikan.(Rikky Firmansyah, 2009)
|
|
Gambar8 : Peran positif dan
negatif Kingdom animali
1.
Peran Animalia yang Menguntungkan
Seperti telah
disebutkan sebelumnya, Animalia memiliki peran yang menguntungkan, misalnya
sebagai bahan makanan. Banyak anggota Animalia yang dimanfaatkan sebagai bahan
makanan, contohnya sapi, ayam, dan domba. Daging dari hewan-hewan tersebut oleh
manusia dari hewan-hewan tersebut oleh manusia dimanfaatkan sebagai bahan
makanan. Adapun Animalia yang dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan, contohnya
lintah (Hirudo medicinalis). Hewan
ini mampu menghasilkan senyawa yang dapat membunuh kuman (antiseptik). Animalia pun dapat dimanfaatkan sebagai bahan
penelitian contohnya mencit (Mus musculus).
Hewan ini sering digunakan sebagai bahan penelitian, seperti uji coba suatu
pengaruh senyawa kimia terhadap sistem biologis makhluk hidup, khususnya
manusia. Selanjutnya, dari hasil penelitian tersebut dimanfaatkan untuk
kepentingan manusia .(Rikky Firmansyah, 2009)
2.
Peran Animalia yang Merugikan
Selain peran
yang menguntungkan, Animalia juga memiliki peran yang merugikan. Misalnya,
dapat menyebabkan penyakit, perusak bahan bangunan, menimbulkan gangguan pada
manusia, dan lain-lain. Anggota Animalia yang menyebabkan penyakit, contohnya
nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk tersebut
merupakan vektor penyakit demam berdarah. Hewan lain yang menimbulkan kerugian,
penyebab rusaknya bangunan adalah rayap. Rayap mampu merusak bahan bangunan,
terutama kayu dan membuatnya menjadi keropos. Hal tersebut dapat mengakibatkan
kerugian besar bagi manusia yang memiliki bangunan kayu. Adapun hewan lain yang
menimbulkan gangguan pada manusia, contohnya adalah kutu kepala (Pediculus capitis), kutu busuk (Cymex rotundus), dan kutu buku (Lepisma saccharina).(Rikky Firmansyah,
2009)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.
Kingdom
Animalia merupakan kelompok makhluk hidup yang diduga memiliki anggota paling
banyak.
2.
Pertumbuhan
dan perkembangan hewan dimulai sejak terbentuknya zigot. Satu sel zigot akan
tumbuh dan berkembang dengan tahap "zigot-morula-blastula-gastrula"
hingga terbentuk embrio. Embrio akan berdiferensi sehingga terbentuk berbagai
macam jaringan dan organ.
3.
Hewan adalah
organisme yang paling beragam bentuknya di bumi ini. Dari yang panjangnya 0,05
mm hingga yang panjangnya mencapai 30 meter lebih. Kingdom Animalia juga
memiliki habitat yang bervariasi, dari gurun, daerah yang dingin (Antartika)
hingga dasar laut yang paling dalam.
4.
Kingdom
Animalia dikelompokkan berdasarkan ada tidaknya tulang belakang. Berdasarkan
pengelompokan tersebut Animalia dibagi menjadi dua kelompok, yaitu vertebrata
dan invertebrata. Dilihat dari simetri tubuhnya, Animalia dibedakan atas
simetri radial dan simetri bilateral.
5.
Dalam
kehidupan ini kingdom Animalia memiliki peran yang banyak. Secara umum peran
kingdom Animalia terdiri atas dua macam, yaitu menguntungkan dan merugikan.
B. Saran
1. Kingdom Animalia sangat berguna bagi manusia dan makhluk
hidup lainnya. Oleh karena itu, kita tidak diharapkan menumpas atau berburu
secara berlebihan apalagi buntuk kepentingan sendiri.
2. Bagi kita semua turut menjaga keseimbangan ekosistem
dengan tidak merusak salah satu anggota dari ekosistem kehidupan, yaitu kingdom
animalia.
DAFTAR PUSTAKA
Fictor Ferdinand, 2009. Praktis Belajar Biologi 1 untuk
Kelas X SMA/MA. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Herni Budiati, 2009. Biologi : untuk SMA dan MA Kelas
X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Idun Kistinnah, 2009. Biologi 1 : Makhluk Hidup dan
Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Irnaningtyas.
2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas X
. Jakarta: Erlangga Moch
Anshori,
2009. Biologi 1 : Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)-Madrasah Aliyah (MA)
Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Rasti Septianing dkk, 2013. Panduan
Belajar Biologi 1A SMA Kelas X. Yudhistira : Jakarta.
Riana
Yani dkk; 2009. Biologi 1 : Kelas X SMA dan MA. Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Rikky
Firmansyah, 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi 1 : untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas
/ Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Subardi
dkk, 2009. Biologi 1 : untuk Kelas X SMA/ MA. Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Suwarno,
2009. Panduan Pembelajaran Biologi : Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta :
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Widayati Sri. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas X.
Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
|
No comments:
Post a Comment