Tugas Individu
MAKALAH BIOLOGI
KINGDOM PLANTAE
Oleh:
NOVITA ANGRAINI SARI PUTRI
KELAS : X MIPA 1
NIS: 8469
SMA NEGERI 4 WATAMPONE
|
TAHUN
PELAJARAN 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya
panjatkan kehadirat Illahi Robbi karena berkat rahmat dan hidayah-Nya saya
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Kingdom Plantae.” Makalah
ini saya susun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran bidang studi
yaitu BIOLOGI.
Kingdom Plantae atau
tumbuhan merupakan organisme yang memiliki jumlah anggota cukup banyak. Habitat
tumbuhan hampir seluruhnya di daratan dan sebagian lagi di perairan.
Bagaimanakah pengelompokan Kingdom Plantae? Apakah ciri-ciri dari setiap
anggota Kingdom Plantae ini? Apakah peranan Kingdom Plantae bagi kehidupan?
Semua pertanyaan tersebut dapat Anda temukan jawabannya dan akan penulis kupas
tuntas melalui lembaran demi lembaran di dalam makalah ini
Pada kesempatan ini saya
mengucapkan terima kasih kepada ibu mata pelajaran BIOLOGI, yang telah
memberikan kesempatan kepada saya untuk menyusun makalah ini. Ucapan terima
kasih juga saya ucapkan kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam
penyusunan makalah ini. Semoga amal kebaikannya dibalas oleh Allah SWT.
Saya menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saya mengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif demi penyusunan makalah selanjutnya.
Akhir kata mudah-mudahan
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Watampone, 05 Maret 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I..... PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang..................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................. 2
C.
Tujuan Penulisan................................................................... 2
BAB II... PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kingdom Plantae................................................ 3
B.
Brhyophyta (Tumbuhan Lumut).......................................... 4
C.
Pterhydhophyta (Tumbuhan
Paku)...................................... 6
D.
Spermathophyta (Tumbuhan
Berbiji)................................... 12
E.
Peranan Kingdom Plantae
Bagi Kehidupan......................... 17
BAB III.. PENUTUP
A.
Kesimpulan........................................................................... 20
B.
Saran..................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dunia tumbuhan (Plantae) mencakup semua
organisme multiseluler, autotrop, fotosintetik. Dinding sel tumbuhan disusun
atas senyawa selulosa, dan menyimpan kelebihan karbohidratnya dalam bentuk amilum.
Akan tetapi, ternyata tidak semua organisme dengan ciri seperti itu dapat
digolongkan sebagai tumbuhan. Bagaimana dengan ganggang hijau? Kamu tahu
ganggang ini bersifat fotosintetik! Jika demikian, bagaimanakah membedakan
ganggang multiseluler dengan tumbuhan? (Moch Anshori, 2009)
Tumbuhan merupakan organisme yang sepenuhnya
menyesuaikan diri dengan kehidupan di darat, meskipun beberapa di antaranya
hidup di air seperti teratai. Oleh karena itu, tumbuhan (Plantae) berupa kormus
(memiliki akar, batang dan daun sejati), bahan-bahan yang diperlukan tumbuhan,
seperti cahaya, CO2, air, dan mineral diperoleh melalui berbagai proses yang
terjadi pada ketiga organ tersebut. Selain itu, semua tumbuhan memiliki
kloroplas dengan klorofil a dan klorofil b. (Moch Anshori, 2009)
Tumbuhan
merupakan salah satu makhluk ciptaan-Nya yang menyusun kehidupan di dunia ini.
Ketika melihat sekeliling kita, hamparan sawah yang menghijau atau begitu
luasnya hutan, akan semakin menambah kekaguman kita terhadap ciptaan-Nya yang
begitu mahasempurna. Semua kehidupan yang ada di dunia ini, baik secara
langsung ataupun tidak langsung tergantung pada keberadaan tumbuhan. (Suwarno,
2009)
Terbayangkan
olehmu jika bumi yang kita tempati ini tidak ditumbuhi oleh tumbuhan? Apakah
kehidupan organisme lainnya dapat bertahan lama? Tumbuhan merupakan organisme
yang mampu membuat makanan dan menyuplainya untuk organisme lain. Tumbuhan juga
sangat berperan penting dalam persediaan oksigen di atmosfer. (Rasti Septianing dkk, 2013)
Banyak sekali jenis tumbuh-tumbuhan yang
hidup di muka dunia ini. Ada yang hidup di wilayah daratan dan ada pula yang
hidup di wilayah perairan. Macam-macam tumbuhan yang sering kita lihat umumnya
terdiri atas bagianbagian seperti akar, batang, dan daun. Namun, bila kita
amati, ternyata jenis tumbuh-tumbuhan tersebut tidak hanya memiliki akar,
batang daun. Coba Anda amati seperti jenis tumbuhan yang hidup di dinding,
genteng, batu bata, atau tanah lembap. Jika Anda lihat tumbuhan tersebut
merupakan tumbuhan yang belum dapat dibedakan atas akar, batang, dan daun.
Kenyataan itu membuktikan bahwa ternyata masih banyak sekali jenisjenis
tumbuhan yang belum banyak diketahui.
(Idun Kistinnah, 2009).
Oleh sebab itu, pada makalah ini penulis akan
membahas lebih jauh tentang dunia tumbuh-tumbuhan/Plantae. Dan pada
kesempatan kali ini, penulis akan membahas dunia tumbuhan yang meliputi
Bryophyta (tumbuhan lumut), Pterydophyta (tumbuhan paku), dan Spermathophyta
(tumbuhan berbiji).
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa itu kingdom plantae?
2.
Apa saja ciri-ciri dan
klasifikasi Tumbuhan Lumut (Bryophyta)?
3.
Apa saja ciri-ciri dan
klasifikasi Tumbuhan paku (Pterydophyta)?
4.
Apa saja ciri-ciri dan
klasifikasi Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)?
5.
Apa peranan kingdom manfaat
bagi kehidupan manusia?
C. Tujuan
Penulisan
1.
Untuk mengetahui apa yang
di maksud dengan kingdom plantae.
2.
Untuk Mengetahui ciri-ciri
dan klasifikasi Tumbuhan lumut (Bryophyta).
3.
Untuk mengetahui ciri-ciri
dan klasifikasi tumbuhan paku (Pterydhophyta).
4.
Untuk mengetahu ciri-ciri dan
klafikasi tumbuhan berbiji (Spermathophyta).
5.
Untuk mengetahui manfaat
kingdom plantae bagi kehidupan manusia.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kingdom Plantae
1.
Kingdom Plantae disebut
juga Dunia Tumbuhan karena
beranggotakan berbagai jenis tumbuhan. Sebagai anggota sebuah kingdom, berbagai
jenis tumbuhan memiliki ciri-ciri umum yang sama. Semua organisme yang disebut
tumbuhan bersifat eukariotik
multiseluler dan sel-selnya terspesialiasasi membentuk jaringan dan
organ. (Widayati Sri, 2009)
2.
Dunia Tumbuhan (Plantae) mencakup semua organisme multiseluler,
autotrop, fotosintetik. (Moch Anshori, 2009)
3.
Regnum Plantae atau tumbuhan merupakan organisme yang memiliki jumlah
anggota cukup banyak. Habitat tumbuhan hampir seluruhnya di daratan dan
sebagian lagi di perairan. (Rikky Firmansyah, 2009)
4.
Tumbuhan merupakan organisme multiseluler, karena tubuhtumbuhan tersusun
oleh banyak sel, baik sel yang telah mengalami diferensiasi maupun belum
mengalaminya. (Subardi dkk, 2009).
5.
Kingdom plantae meliputi semua tumbuhan bersel banyak, mulai dari
yang sederhana sampai yang kompleks. Sel-selnya bersifat eukariotik,
dinding selnya mengandung selulosa, memiliki klorofil, dan hidup
secara autotrof. Keaneka-ragamannya sangat tinggi sehingga tidak mudah
untuk mengklasifikasikannya. (Riana Yani, 2009)
6.
Tumbuhan (plantae) merupakan makhluk hidup yang telah memiliki akar,
batang, dan daun sejati. Tumbuhan ini bersifat eukariot, multiseluler,
mengandung klorofil, dapat melakukan fotosintesis, memiliki alat reproduksi
multiseluler, dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual, ada pergantian
generasi, serta dinding selnya tersusun dari selulosa. Biasanya hidup di
daratan (tanah) dan berfungsi sebagai sumber utama oksigen bagi atmosfer bumi. (Sulistyorini,
Ari. 2009)
B. Bryophyta
(Tumbuhan Lumut)
1.
Ciri-ciri dan sifat lumut
Pada
umumnya kita menyebut "lumut" untuk semua tumbuhan yang hidup di
permukaan tanah, batu, tembok atau pohon yang basah, bahkan yang hidup di air.
Padahal tidak semuanya benar. Kalau kita cermati, mereka semua masih berupa
talus jadi belum memiliki kormus yang jelas. Semua lumut merupakan tumbuhan
autotrop fotosintetik, tak berpembuluh, tetapi sudah memiliki batang dan daun
yang jelas dapat diamati meskipun akarnya masih berupa rizoid. Maka lumut
dianggap sebagai peralihan antara tumbuhan thallus ke tumbuhan berkormus,
karena memiliki ciri thallus berupa rizoid dan kormus yang telah menampakkan
adanya bagian batang dan daun. Bryophyta tidak memiliki jaringan yang diperkuat
oleh lignin, oleh karenanya memiliki profil yang rendah, tingginya hanya 1–2 cm
dan yang paling besar tingginya tidak lebih dari 20 cm. Untuk mempelajari
struktur tubuh lumut lakukanlah aktivitas berikut ini! (Moch Anshori, 2009)
Lumut
dapat dengan mudah dijumpai di tempat yang lembap atau basah, seperti menempel
pada pohon dan di permukaan batu bata. Di kutub, lumut merupakan penyusun
ekosistem tundra (padang lumut). Lumut yang hidup di permukaan batu bata
berbentuk seperti beludru yang berwarna hijau. Ada juga yang berupa lembaran
menempel pada tebing atau dinding sumur. Lumut yang hidup di pohon, tubuhnya
menjulur panjang, menggantung. Lumut kering yang dijual sebagai media tanaman
disebut moss. Lumut mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). Dalam daur
hidupnya, lumut mengalami dua fase kehidupan, yaitu fase gametofit (haploid)
dan fase sporofit (diploid). Alat perkembangbiakan jantan berupa antheridium
dan alat perkembangbiakan betina berupa archegonium. (Moch Anshori, 2009)
Dalam daur hidup
lumut, misalnya lumut daun, generasi gametofit (haploid) merupakan generasi yang
dominan. Generasi sporofitnya lebih kecil dan hidup lebih pendek. Generasi
sporofit (diploid) menghasilkan spora haploid melalui pembelahan meiosis dalam
suatu struktur yang disebut sporangium. Spora yang kecil, apabila menyebar dan
menemukan tempat yang sesuai akan berkembang menjadi tumbuhan gametofit yang
baru. (Moch
Anshori, 2009)
2.
Klasifikasi
Lumut yang hidup di
berbagai tempat di bumi dapat digolongkan atas:
a. Lumut daun
Lumut
ini dapat dengan mudah ditemukan di tempat yang basah atau lembap, menempel
pada permukaan batu bata, tembok dan tempat-tempat terbuka. Tubuhnya berukuran
kecil, berbatang semu tegak dan lembaran daunnya tersusun spiral. Pada pangkal
batang terdapat rizoid yang bercabang dan bersepta berfungsi sebagai akar.
Letak antheridium dan archegonium terpisah. Sekalipun lumut daun berukuran
kecil, tetapi dampak kolektifnya pada bumi sangat besar. Misalnya, lumut gambut
(Sphagnum sp.) menutup paling tidak 30% permukaan daratan di bumi, dengan
kerapatan tertinggi terdapat di kutub utara. Timbunan gambut pada lapisan tanah
gambut yang tebal dapat mengikat senyawa karbon organik. (Moch Anshori, 2009)
Gambar 1. Bagian-bagian tumbuhan lumut daun
Mekanisme
ini sangat penting untuk menstabilkan konsentrasi karbondioksida di atmosfer
bumi, sehingga mengurangi dampak efek rumah kaca. Contoh golongan lumut daun
adalah Polytrichum sp. yang berbentuk seperti beludru dan sering ditemukan
menempel pada permukaan batu bata basah. (Moch Anshori, 2009)
b. Lumut hati
Gambar.2.
Lumut hati
Lumut
hati berbentuk lembaran (talus), rizoidnya tidak bercabang terdapat di bawah
tangkai atau lembarannya. Letak antheridium dan archegonium terpisah. Pada
umumnya lumut hati mudah ditemukan pada tebing-tebing yang basah. Contoh lumut
ini antara lain Ricciocarpus sp. dan Marchantia sp. (Moch Anshori, 2009)
c. Lumut tanduk
Lumut
tanduk sering dijumpai hidup di tepi danau, sungai atau di sepanjang selokan.
Lumut ini juga mengalami pergiliran keturunan antara generasi sporofit dan
generasi gametofit. Generasi sporofitnya membentuk kapsul memanjang yang tumbuh
seperti tanduk. Contohnya Anthoceros sp. (Moch Anshori, 2009)
C. Pterydhophyta (Tumbuhan Paku)
Pernahkah Anda melihat tanaman suplir atau
semanggi? Tanaman ini merupakan contoh dari tumbuhan paku. Tumbuhan ini terdapat
di manamana (kosmopolitan) dan bentuknya berupa rerumputan,
habitatnya menyukai tempat yang basah atau lembar (higrofit), ada juga yang hidup menempel pada pohon
(epifit). (Idun Kistinnah, 2009).
Gambar 3. Beberapa contoh tumbuhan paku
1. Ciri-ciri tumbuhan paku
Seperti yang kita lihat bahwa akar dan batang
(rizoma) tumbuhan paku terdapat di bawah tanah, akarnya berbentuk
serabut dan pada ujungnya terdapat kaliptra, ingatlah kembali fungsi kaliptra!
Daun-daunnya tumbuh ke atas dari rizoma. Akan tetapi, ada beberapa jenis paku
yang batangnya muncul di atas tanah, misalnya Cyathea, Psilotum, dan Alsophyla.
Seperti yang Anda temukan tumbuhan paku ini mempunyai bentuk, ukuran, dan
susunan daun yang beraneka ragam, perhatikan Gambar berikut ini! (Idun
Kistinnah, 2009).
Gambar 4.
Macam-macam bentuk daun tumbuhan paku
Ciri khas daun tumbuhan paku pada waktu
masih muda adalah menggulung, dan daunnya ada yang kecil yang disebut dengan mikrofil, ada pula yang berukuran besar yang disebut
dengan makrofil. Pada umumnya mikrofil berbentuk rambut
atau sisik, tidak bertangkai, dan tidak bertulang kecuali pada paku kawat dan
paku ekor kuda. Sedangkan untuk makrofil sudah bertangkai, bertulang daun, dan
memiliki daging daun (mesofil) yang terdapat stomata, jaringan tiang, dan bunga
karang. (Idun
Kistinnah, 2009).
Jika kita amati beberapa jenis daun paku,
ada yang tidak menghasilkan spora yang disebut dengan tropofil, disebut sebagai daun yang steril. Tropofil
hanya berfungsi untuk fotosintesis, tetapi ada yang menghasilkan spora yang
disebut dengan sporofil
atau
disebut daun fertil. Spora terdapat di dalam kotak spora/sporangium, ada
sejumlah sel penutupnya yang berdinding tebal dan membentuk cincin yang disebut
dengan annulus. Sporangium ini terkumpul dalam suatu tempat yang dinamakan dengan sorus.
Sorus dapat kita lihat, yaitu terletak di helaian daun bagian bawah. Sorus yang
masih muda akan terlindungi oleh indusium. Apabila dalam keadaan kekeringan, maka annulus
mengerut dan sporangium akan pecah, lalu spora tersebut akan tersebar, bila
lingkungannya cocok akan tumbuh menjadi individu baru. Demikian juga bila ada
embun yang membeku, maka daun-daunnya akan mati tetapi akar dan batangnya masih
hidup selama musim dingin tersebut, jadi masih ada kemungkinan untuk hidup
kembali. (Idun Kistinnah, 2009).
2. Klafikasi tumbuhan
paku
Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dibedakan menjadi
tiga golongan.
a.
Tumbuhan Paku Homospora
Dari
hasil pengamatan dan penelitian diketahui bahwa ternyata tumbuhan ini ada yang
mempunyai spora berumah satu dan berukuran sama besar yang dinamakan paku homospora/isospora.
Contoh jenis paku ini adalah suplir (Adiantum cuneatum). (Idun
Kistinnah, 2009).
Amati
tumbuhan paku suplir! Batangnya menjalar di dalam tanah yang berupa rizoma,
kemudian tumbuhan daun muda yang menggulung seperti spiral. Pada permukaan
bawah daun fertil (sporofil) terdapat bintik-bintik coklat yang sering disebut
sorus. Sorus ini merupakan kumpulan sporangium, di dalam tiap sporangium
terdapat sel induk spora yang akan membelah secara mitosis yang akan
menghasilkan sejumlah spora yang bentuk dan ukurannya sama. (Idun Kistinnah,
2009).
Bila
spora jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi protalium. Pada permukaan
bawah gametofit dewasa akan terbentuk anteridium yang menghasilkan spermatozoid
dan arkegonium. Jika terjadi fertilisasi terbentuk zigot. Zigot berkembang
menjadi tumbuhan suplir baru (sporofit). (Idun Kistinnah, 2009).
b.
Tumbuhan Paku Heterospora
Ada
pula tumbuhan paku yang mempunyai protalium tidak sama besar dan berumah dua,
pemisahan jenis kelamin ini terjadi pada pembentukan spora dan ukurannya pun
berbeda, sehingga tumbuhan paku ini disebut dengan paku heterospora.
Spora yang berukuran besar mengandung banyak makanan cadangan dinamakan makrospora/megaspora.
Adapun spora yang kecil dinamakan mikrospora, dihasilkan dari
mikrosporangium. Contohnya paku semanggi (Marsilea), paku rane (Selaginella).
Perlu Anda ketahui mikrospora akan tumbuh menjadi mikroprotalium, sedangkan
makrospora akan tumbuh menjadi makroprotalium. (Idun Kistinnah, 2009).
Selanjutnya,
mikroprotalium membentuk mikroogametofit yang akan menghasilkan anteridium dan
akan menghasilkan sperma. Sebaliknya makroprotalium membentuk makrogametofit
yang akan menghasilkan arkegonium dan akan menghasilkan ovum. Jika terjadi
fertilisasi antara sperma dan ovum, maka akan menghasilkan tumbuhan paku. Dan
tumbuhan paku ini akan berkembang menghasilkan spora, demikian seterusnya.
(Idun Kistinnah, 2009).
c.
Tumbuhan Paku Peralihan
Selain
paku homospora dan heterospora, ada pula jenis paku yang sporangiumnya
menghasilkan spora sama besar, tetapi berbeda jenis kelaminnya, sehingga
disebut dengan tumbuhan paku peralihan. Tumbuhan paku ini dianggap sebagai
bentuk peralihan antara paku homospora dan heterospora, misalnya paku tapal
kuda (Equisetum debile). Apabila spora jatuh ke tanah sebagian akan
tumbuh menjadi protalium jantan dan sebagian tumbuh menjadi protalium betina.
(Idun Kistinnah, 2009).
Berdasarkan
sifat sporanya, jenis tumbuhan paku dapat dibedakan seperti yang telah Anda
pelajari di depan. Akan tetapi pembagian ini tidak mencerminkan jauh dekatnya
hubungan kekerabatannya. Dalam taksonomi, termasuk tumbuhan paku yang sudah
punah dimasukkan dalam pembagian dalam beberapa divisio, yaitu sebagai berikut.
(Idun Kistinnah, 2009).
a.
Psilophyta (Paku Telanjang)
Jenis
paku ini sebagian besar telah punah, tumbuhan ini belum berdaun dan berakar,
batang telah mempunyai berkas pengangkut, bercabangcabang menggarpu dengan
sporangium pada ujung cabang-cabangnya. Sporofil menghasilkan satu jenis spora
(homospora). Untuk memperoleh makanan gametofit paku ini bersimbiosis dengan
jamur, karena tidak mempunyai klorofil. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, maka
tumbuhan paku dinamakan paku telanjang, misalnya Rhynia major dan Psilotum.
b.
Lycopodiophyta (Paku Kawat/Paku Rambut)
Tumbuhan
paku ini mempunyai ciri-ciri bentuk daun kecil-kecil, tidak bertangkai, batang
seperti kawat dan akarnya bercabang-cabang, selalu bertulang satu. Pada
beberapa jenis, daunnya mempunyai lidah-lidah (ligula), daunnya yang
amat banyak tersusun rapat menurut garis spiral. Sporangium terdapat pada
ketiak daun dan berkumpul membentuk seperti kerucut yang disebut strobilus,
misalnya Lycopodium elavatum, Selaginela sp. (Idun Kistinnah,
2009).
c.
Equisetophyta (Paku Ekor Kuda)
Tumbuhan
ini sampai sekarang masih hidup, umumnya berupa herba yang menyukai
tempat-tempat lembap, biasanya hidup di dataran tinggi.
Gambar.5. Paku ekor kuda dan bagian-bagiannya
Paku
ekor kuda mempunyai daun-daun kecil seperti selaput dan tersusun seperti
karang, daunnya terdapat di setiap buku, melingkar, dan berbentuk sisik. Adapun
batangnya mirip dengan daun cemara, berongga, berbuku-buku, dan tumbuh tegak. Sporofil
selalu berbeda dengan daun biasa, sporofil ini berbentuk perisai dengan
sejumlah sporangium pada sisi bawahnya. Semua sporofil tersusun dan merupakan suatu
badan berbentuk gada/kerucut pada ujung batang/cabang. Protaliumnya berwarna hijau
dan berkembang di luar spora. (Idun Kistinnah, 2009).
d.
Pterophyta (Paku Sejati)
Pernahkah
Anda melihat suplir (Adiantum cuneatum), paku tiang (Alsophila galuca),
ekor merak (Adiantum farleyense), paku tanduk rusa (Platycerium bifurcatum)?
Tumbuhan ini sering digunakan untuk tanaman hias, dapat juga dimanfaatkan untuk
sayur, misalnya semanggi (Marsilea crenata), bahkan ada yang digunakan
untuk bahan obat-obatan, misalnya Dryyopteris filix-mas.
Bagaimana
ciri-ciri tumbuhan ini? Dalam bahasa sehari-hari, paku sejati dikenal sebagai
tumbuhan paku/pakis yang sebenarnya atau paku sejati, mempunyai daun-daun besar
(makrofil), bertangkai, mempunyai banyak tulang, pada waktu masih muda daun
itu tergulung pada ujungnya, dan pada sisi bawah mempunyai banyak sporangium.
Paku ini banyak tumbuh di tempat-tempat yang teduh/lembap, sehingga di tempat
yang terbuka dapat mengalami kerusakan akibat penyinaran matahari. (Idun
Kistinnah, 2009).
D. Spermathophyta (Tumbuhan Berbiji)
Dibandingkan dengan lumut dan tumbuhan paku,
tumbuhan berbiji (Spermatophyta) merupakan tumbuhan yang paling maju. Ciri
utama Spermatophyta adalah menghasilkan biji sebagai alat reproduksi generatif.
Ciri inilah yang tidak ditemukan pada lumut maupun tumbuhan paku. Kelengkapan
organnya sekilas Spermatophyta setingkat dengan Pteridophyta karena keduanya
sudah memiliki akar, batang, daun yang sebenarnya. Spermatophyta disebut juga
Anthophyta, yang artinya tumbuhan berbunga. (Subardi dkk, 2009)
Dalam klasifikasi divisio Spermatophyta
dikelompokkan menjadi dua subdivisio, yakni subdivisio Gymnospermae (tumbuhan
berbiji terbuka) dan Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup). Keduanya berbeda
dalam hal letak bakal biji terhadap megasporofil. (Subardi dkk, 2009)
Pada Gymnospermae bakal biji terletak pada
bagian luar megasporofil, sedangkan pada Angiospermae bakal biji berada di
dalam struktur yang tertutup, di dalam daun buah yang disebut karpela. (Subardi
dkk, 2009)
1. Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka)
Tumbuhan
yang tergolong dalam Gymnospermae biasanya berupa pohon, menunjukkan adanya
pertumbuhan menebal sekunder karena adanya kambium. Pada bagian xylem tidak
terdapat pembuluh kayu, hanya trakeid, dan bagian floem tidak mengandung sel
pengiring. Batang tumbuhan Gymnosperame juga tanpa floeterma, kecuali pada Gnetum
gnemon. Bentuk daunnya juga bermacammacam, seperti jarum dan pipih lebar.
Gymnospermae berakar tunggang. Bunga yang sebenarnya belum ada, namun memiliki
struktur penghasil sel kelamin berupa mikrosporofil dan makrosporofil yang
terkumpul
dalam strobilus
(runjung).
Rujung pinusGynko biloba
Gambar.6. Contoh tumbuhan biji terbuka
Selanjutnya
Gymnospermae dapat diklasifikasikan menjadi empat kelas seperti uraian berikut.
(Subardi dkk, 2009)
a.
Kelas Cycadinae
Tumbuhan
dalam kelas ini bentuknya mirip pohon palem, berbatang pendek, kaku, tidak
bercabang. Daun-daun tersusun dalam spiral rapat sekeliling batang, daun yang
masih muda menggulung. Alat perkembangbiakan terdapat dalam runjung yang
berkembang dari kuncup lateral batang. Runjung jantan biasanya lebih kurus dan
panjang daripada runjung betina. Runjung jantan merupakan kumpulan dari banyak
mikrosporofil, dan runjung betina merupakan kumpulan dari banyak megasporofil. Contoh:
Cycas rumphii (pakis haji) Gymnospermae tidak memiliki jaringan yang menyelubungi
biji yang berasal dari bakal buah. (Subardi dkk, 2009)
b.
Kelas Coniferinae/Coniferae
Tumbuhan
yang tergolong dalam kelas ini habitusnya berupa semak, perdu, atau pohon
dengan tajuk berbentuk kerucut/konus. Kebanyakan memiliki daun berbentuk jarum.
Pada bagian pucuk tangkai terdapat badan penghasil sel kelamin yang dinamakan strobilus.
Ada yang berumah satu (strobilus jantan dan strobilus betina dalam satu pohon),
ada yang berumah dua (strobilus jantan dan strobilus betina dihasilkan oleh pohon
yang berbeda). Strobilus jantan merupakan kumpulan mikrosporofil penghasil
mikrospora. Sedangkan strobilus betina merupakan kumpulan megasporofil
penghasil megaspora. Contoh: Araucaria cunninghamii, Agathis alba (damar),
Pinus merkusii, Pinus silvestris (tusam). (Subardi dkk, 2009)
c.
Kelas Ginkoinae
Tumbuhan
dalam kelas ini berupa pohon dengan tunas yang panjang dan pendek, daun bertangkai
panjang berbentuk kipas dengan tulang daun bercabang menggarpu. Ginkoinae
merupakan tumbuhan meranggas yang menggugurkan daunnya pada musim gugur.
Ginkoinae berumah dua, rangkaian sporofil terdapat pada tunas pendek dalam ketiak
daun. Strobilus jantan terpisah-pisah dalam ketiak sisik-sisik pada tunas
pendek. Contohnya: Ginko biloba, berasal dari daratan Tiongkok dan
menyebar ke manamana melalui Jepang. (Subardi dkk, 2009)
d.
Kelas Gnetinae
Habitus
berupa pohon, berkayu, dan bercabangcabang yang tumbuh transversal. Daunnya
tunggal dan letaknya berhadapan. Bunganya majemuk, berkelamin tunggal, terdapat
dalam ketiak daun pelindung yang besar, memiliki tenda bunga. Bunga betina
memiliki bakal biji yang tegak (atrop). Contoh: Gnetum gnemon (melinjo)
(Subardi dkk, 2009)
2. Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup)
Ciri-ciri
Angiospermae adalah tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) di mana bakal
bijinya selalu diselubungi oleh suatu badan yang berasal dari daun-daun buah
yang dinamakan bakal buah. Bakal buah bersama dengan bagian-bagian lain dari
bunga akan membentuk buah dengan biji di dalamnya. Bakal buah (ovarium) terdapat
di dasar putik, di dalamnya mengandung bakal biji (ovulum). Setelah serbuk sari
jatuh di kepala putik, terbentuklah buluh serbuk sari. Kemudian generatif akan
membuahi sel telur membentuk zigot. Akhirnya di dalam biji mengandung calon
individu baru beserta endosperm yang akan melanjutkan generasi tumbuhan
tetuanya. (Subardi dkk, 2009)
Sebagian
besar tumbuhan anggota Angiospermae batangnya berkayu. Ada beberapa tumbuhan
dalam kelompok ini berupa herba dan berbatang basah. Ada pula yang batangnya
mengalami pertumbuhan sekunder karena berkambium, namun sebagian yang lain
batang tidak mengalami pertumbuhan sekunder karena tidak berkambium. Ciri
ruas-ruas batang dan percabangan menunjukkan adanya keragaman ciri. Daunnya pun
beragam bentuk, pertulangan daun dan ciri lainnya. Keanekaragaman juga terlihat
pada bunga, terutama jumlah bagian-bagian bunga, dalam hal ini kelopak,
mahkota, benang sari dan putik. (Subardi dkk, 2009)
Tumbuhan
berbiji tertutup terdiri atas dua kelas, yaitu kelas Monocotyledonae dan
Dicotyledonae. Kedua kelas tersebut memiliki perbedaan ciri yang nyata, baik ciri
morfologi maupun ciri anatomi. (Subardi dkk, 2009)
a.
Kelas Monocotyledonae/Monokotil
Gambar 7. Berbagai tumbuhan monokotil
Ciri
utama tumbuhan monokotil adalah akar berbentuk serabut, batang beruas-ruas,
tidak berkambium, pertulangan daun sejajar atau melengkung, bagian-bagian bunga
berjumlah tiga atau kelipatannya, memiliki satu kotiledon/keping lembaga.
Beberapa contoh famili dalam kelas monokotil adalah sebagai berikut.
1)
Liliaceae, contohnya Lilium longiflorum (lilia gereja), Gloria
superba (kembang telang).
2)
Amaryllidaceae, contohnya Agave sisalana (sisal), Agave
cantala (kantala).
3)
Poaceae, contohnya Oryza sativa (padi), Zea mays (jagung),
Andropogon sorghum (cantel), Panicum milliaceum (jewawut).
4)
Zingiberaceae,contohnya Zingiber officinale (jahe), Curcuma
domestica (kunyit),Alpinia galanga (laos), Kaempferia galanga (kencur).
5)
Musaceae, contohnya Musa paradisiacal (pisang), Musa textiles (pisang
manila).
6)
Orchidaceae, contohnya Phalaenopsis amabilis (anggrek bulan), Dendrobium
phalaenopsis.
7)
Arecaceae, contohnya Cocos nucifera (kelapa), Arenga pinata (aren),
Areca catechu (pinang), Elaeis guinensis (kelapa sawit).
8)
Araceae, contohnya Colocasia esculenta (talas), Xanthosoma
violaceum (bentul), Alocasia macroriza (sente). (Subardi dkk, 2009)
b.
Kelas
Dicotyledonae/Dikotil
|
|
|
Gambar 7. berbagai tumbuhan dikotil, yaitu
nangka, cabai dan belimbing
Ciri
utama tumbuhan dikotil adalah akar berbentuk tunggang, batang bercabang
danberuas-ruas, berkambium, letak berkas pengangkut teratur, tipe berkas
pengangkut kolateral terbuka, pertulangan daun menyirip atau menjari,
bagian-bagian bunga berjumlah 4, 5 atau kelipatannya, memiliki 2 keping
lembaga/kotiledon. Beberapa contoh tumbuhan famili dalam kelas dikotil adalah:
1)
Euphorbiaceae, contohnya Manihot utilissima (singkong), Hevea
brasiliensis (para, karet).
2)
Moraceae, contohnya Ficus benjamina (beringin), Artocarpus
integra (nangka), Artocarpus communis (keluwih).
3)
Papilionaceae, contohnya Vigna sinensis (kacang panjang), Phaseolus
radiatus (kacang hijau), Arachis hypogea (kacang tanah), Crotalaria
sp (orok-orok).
4)
Caesalpiniaceae, contohnya Caesalpinia pulcherrima (kembang
merak), Tamarindus indica (asam).
5)
Mimosaceae, contohnya Mimosa pudica (putrid malu), Leucaena
glauca (petai cina), Parkia speciosa (petai).
6)
Malvaceae, contohnya Hibiscus tiliaceus (waru), Hibiscus
rosasinensis (kembang sepatu), Gossipium sp (kapas).
7)
Bombacaceae, contohnya Durio zibethinus (durian), Cieba
pentandra (randu).
8)
Rutaceae, contohnya Citrus nobilis (jeruk keprok), Citrus
aurantifolia (jeruk nipis), Citrus maxima (jeruk gulung).
9)
Myrtaceae, contohnya Eugenia aromatic (cengkeh), Melaleuca
leucadendron (kayu putih), Psidium guajava (jambu biji).
10)
Verbenaceae, contohnya Tectona grandis (jati), Lantana camara (lantana).
11)
Labiatae/Lamiaceae, contohnya Coleus tuberosus (kentang hitam).
12)
Convolvulaceae, contohnya Ipomoea batatas (ubi jalar), Ipomoea
reptans (kangkung).
13)
Apocynaceae, contohnya Plumeria acuminate (kamboja), Allamanda
cathartica (alamanda).
14)
Rubiaceae, contohnya Morinda citrifolia (mengkudu, pace),
Coffea Arabica (kopi), Cinchona suecirubra (kina). (Subardi dkk,
2009)
E. Peranan Kingdom Plantae Bagi Kehidupan
1. Peranan Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
Sebenarnya apakah peranan lumut bagi kehidupan kita? Sepintas kita melihat
lumut seperti tidak ada manfaatnya bagi kehidupan kita. Terlebihlebih jika
lumut tumbuh di kamar mandi atau di tembok-tembok rumah yang dapat menyebabkan
pemandangan menjadi tak sedap. Sebenarnya lumut pun ada manfaatnya,amatilah
lumut yang tumbuh diatas batuan! Lumut yang hidup di atas batu-batuan lama
kelamaan akan menyebabkan batu hancur menjadi tanah karena rizoidnya dapat
menembus permukaan batuan tersebut. Selanjutnya, secara bertahap akan membentuk
tanah yang baru sebagai tempat untuk tumbuh tanaman lainnya, karena inilah
lumut disebut sebagai vegetasi perintis. (Idun Kistinnah, 2009).
Lumut yang hidup di hutan-hutan atau di atas permukaan tanah dapat
mencegah erosi, mengurangi bahaya banjir, dan mampu menyerap air sehingga dapat
menyediakan air pada musim kemarau. Lumut yang sudah mati pun dapat
dimanfaatkan menjadi penambat zat organik dalam tanah sehingga tanah tersebut
akan menjadi subur dan cocok untuk tumbuhan lainnya. Beberapa jenis lumut sudah
dapat dimanfaatkan, misalnya Marchantia sebagai obat penyakit hati, Sphagnum
sebagai bahan pembalut dan sumber bahan bakar. (Idun Kistinnah, 2009).
2. Peranan Tumbuhan Paku (Pterydophyta)
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak kita lihat tumbuhan paku digunakan
sebagai tanaman hias di rumah-rumah. Ada yang ditanam di dalam pot, dan ada
yang ditempelkan di pohon, misalnya suplir (Adiantum cuneatum), dan paku
tiang (Alsophila galuca) dapat pula digunakan untuk tiang bangunan, ekor
merak (Adiantum farleyense), paku tanduk rusa (Platycerium bifurcatum),
dan sarang burung (Asplenium nidus). Ada pula yang dimanfaatkan untuk
sayuran, misalnya semanggi (Marsilea crenata),untuk obat-obatan,
misalnya Dryyopteris filix-mas, Lycopodium clavatum, bahkan ada yang
digunakan untuk pupuk hijau, yaitu Azolla pinnata yang bersimbiosis
dengan Anabaena azollae, yang dapat mengikat nitrogen bebas dari udara.
Ada yang memanfaatkan untuk alat penggosok dan pembersih, yaitu pada
epidermis paku ekor kuda karena berstruktur kasar dan mengandung silikon
dioksida. Bahkan pada zaman dahulu fosil tumbuhan paku ini membentuk batu bara
yang dapat digunakan untuk bahan bakar. (Idun Kistinnah, 2009).
3. Peranan Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)
Beberapa manfaat tumbuhan berbiji bagi kehidupan dimanfaatkan untuk
kepentingan manusia sebagai berikut.
a.
Kayu dapat digunakan untuk bahan bangunan dan perabotan.
b.
Pohon-pohon sebagai penyimpan air, sumber oksigen, dan peneduh.
c.
Sayur-sayuran merupakan sumber vitamin dan protein.
d.
Padi, jagung, gandum, sagu sebagai makanan pokok.
e.
Kapas dan rami sebagai bahan pakaian/sandang.
f.
Macam-macam bunga untuk keindahan dan bahan kosmetik.
g.
Mahkota dewa, kumis kucing, mengkudu, ada untuk bahan obat-obatan. (Idun
Kistinnah, 2009).
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Kingdom plantae ialah
tingkaatan takson yang digunakan untuk mengelompok-kan organisme yang memiliki
akar, batang, dan daun sejati yang merupakan organ hasil diferensiasi jaringan.
2.
Tumbuhan Lumut (bryophyte) dibagi
menjadi tiga kelas, yaitu lumut hati(Hepaticae), lumut
daun (Musci) dan
lumut tanduk.
3.
Tumbuhan Paku
(pterhydophyta) mempunyai empat macam divisi, yaitu Psilophyta
(paku telanjang), Lycopodiophyta
(paku kawat/paku rambut), Equisitophyta
(paku tapal kuda), dan Pterodophyta
(paku sejati).
4.
Tunbuhan
berbiji (Spemrathophyta) mencakup 2 subdivisio, Gymnospermae dan Angiospermae. Gymnospermae
terdiri 4 kelas, yakni Cycadinae, Coniferae, Ginkyoinae, dan Gnetinae.
Sedangkan Angiospermae terdiri 2 kelas, yakni Monocotyledonae dan
Dicotyledonae.
5.
Beberapa jenis lumut sudah dapat dimanfaatkan, misalnya Marchantia sebagai
obat penyakit hati, Sphagnum sebagai bahan pembalut dan sumber bahan
bakar. Tumbuhan paku digunakan sebagai tanaman hias di rumah-rumah. Ada pula
yang dimanfaatkan untuk sayuran, misalnya semanggi (Marsilea crenata),untuk
obat-obatan, misalnya Dryyopteris filix-mas, Lycopodium clavatum. Tumbuhan
berbiji bagi kehidupan dimanfaatkan untuk kepentingan manusia misalnya : Kayu
dapat digunakan untuk bahan bangunan dan perabotan, Pohon-pohon sebagai
penyimpan air, sumber oksigen, dan peneduh, Sayur-sayuran merupakan sumber
vitamin dan protein, Padi, jagung, gandum, sagu sebagai makanan pokok.
B.
Saran
Dengan uraian diatas, semoga makalah ini bisa
bermanfaat untuk para pembaca. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik san saran yang dari pembaca yang sifatnya membangun sangat
kami harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Fictor Ferdinand, 2009. Praktis Belajar Biologi 1 untuk
Kelas X SMA/MA. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
2.
Herni
Budiati, 2009. Biologi : untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
3.
Idun
Kistinnah, 2009. Biologi 1 : Makhluk Hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta
: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
4.
Moch
Anshori, 2009. Biologi 1 : Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)-Madrasah Aliyah (MA)
Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
5.
Rasti Septianing dkk, 2013. Panduan
Belajar Biologi 1A SMA Kelas X. Yudhistira : Jakarta.
6.
Riana
Yani dkk; 2009. Biologi 1 : Kelas X SMA dan MA. Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
7.
Rikky
Firmansyah, 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi 1 : untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas
/ Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
8.
Subardi
dkk, 2009. Biologi 1 : untuk Kelas X SMA/ MA. Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
9.
Suwarno,
2009. Panduan Pembelajaran Biologi : Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta :
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
10.
Widayati
Sri. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
|
No comments:
Post a Comment