Tuesday 19 December 2017

MAKALAH KINGDOM PLANTAE 3

Tugas Individu
MAKALAH BIOLOGI
KINGDOM PLANTAE



Oleh:

NOVITA ANGRAINI SARI PUTRI
KELAS : X MIPA 1
NIS: 8469





SMA NEGERI 4 WATAMPONE

 
TAHUN PELAJARAN 2016/2017


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Illahi Robbi karena berkat rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Kingdom Plantae.”  Makalah ini saya susun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran bidang studi yaitu BIOLOGI.
Kingdom Plantae atau tumbuhan merupakan organisme yang memiliki jumlah anggota cukup banyak. Habitat tumbuhan hampir seluruhnya di daratan dan sebagian lagi di perairan. Bagaimanakah pengelompokan Kingdom Plantae? Apakah ciri-ciri dari setiap anggota Kingdom Plantae ini? Apakah peranan Kingdom Plantae bagi kehidupan? Semua pertanyaan tersebut dapat Anda temukan jawabannya dan akan penulis kupas tuntas melalui lembaran demi lembaran di dalam makalah ini
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada ibu mata pelajaran BIOLOGI, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menyusun makalah ini. Ucapan terima kasih juga saya ucapkan kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga amal kebaikannya dibalas oleh Allah SWT.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi penyusunan makalah selanjutnya.
Akhir kata mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.



Watampone, 05 Maret 2017

             Penyusun
                                                                                           

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................               i
DAFTAR ISI .............................................................................................               ii
BAB I..... PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang.....................................................................               1
B.       Rumusan Masalah.................................................................               2
C.       Tujuan Penulisan...................................................................               2
BAB II... PEMBAHASAN
A.       Pengertian Kingdom Plantae................................................               3
B.       Brhyophyta (Tumbuhan Lumut)..........................................               4
C.       Pterhydhophyta (Tumbuhan Paku)......................................               6
D.       Spermathophyta (Tumbuhan Berbiji)...................................               12
E.        Peranan Kingdom Plantae Bagi Kehidupan.........................               17
BAB III.. PENUTUP
A.       Kesimpulan...........................................................................               20
B.       Saran.....................................................................................               20
DAFTAR PUSTAKA











BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia tumbuhan (Plantae) mencakup semua organisme multiseluler, autotrop, fotosintetik. Dinding sel tumbuhan disusun atas senyawa selulosa, dan menyimpan kelebihan karbohidratnya dalam bentuk amilum. Akan tetapi, ternyata tidak semua organisme dengan ciri seperti itu dapat digolongkan sebagai tumbuhan. Bagaimana dengan ganggang hijau? Kamu tahu ganggang ini bersifat fotosintetik! Jika demikian, bagaimanakah membedakan ganggang multiseluler dengan tumbuhan? (Moch Anshori, 2009)
Tumbuhan merupakan organisme yang sepenuhnya menyesuaikan diri dengan kehidupan di darat, meskipun beberapa di antaranya hidup di air seperti teratai. Oleh karena itu, tumbuhan (Plantae) berupa kormus (memiliki akar, batang dan daun sejati), bahan-bahan yang diperlukan tumbuhan, seperti cahaya, CO2, air, dan mineral diperoleh melalui berbagai proses yang terjadi pada ketiga organ tersebut. Selain itu, semua tumbuhan memiliki kloroplas dengan klorofil a dan klorofil b. (Moch Anshori, 2009)
Tumbuhan merupakan salah satu makhluk ciptaan-Nya yang menyusun kehidupan di dunia ini. Ketika melihat sekeliling kita, hamparan sawah yang menghijau atau begitu luasnya hutan, akan semakin menambah kekaguman kita terhadap ciptaan-Nya yang begitu mahasempurna. Semua kehidupan yang ada di dunia ini, baik secara langsung ataupun tidak langsung tergantung pada keberadaan tumbuhan. (Suwarno, 2009)
Terbayangkan olehmu jika bumi yang kita tempati ini tidak ditumbuhi oleh tumbuhan? Apakah kehidupan organisme lainnya dapat bertahan lama? Tumbuhan merupakan organisme yang mampu membuat makanan dan menyuplainya untuk organisme lain. Tumbuhan juga sangat berperan penting dalam persediaan oksigen di atmosfer. (Rasti Septianing dkk, 2013)
Banyak sekali jenis tumbuh-tumbuhan yang hidup di muka dunia ini. Ada yang hidup di wilayah daratan dan ada pula yang hidup di wilayah perairan. Macam-macam tumbuhan yang sering kita lihat umumnya terdiri atas bagianbagian seperti akar, batang, dan daun. Namun, bila kita amati, ternyata jenis tumbuh-tumbuhan tersebut tidak hanya memiliki akar, batang daun. Coba Anda amati seperti jenis tumbuhan yang hidup di dinding, genteng, batu bata, atau tanah lembap. Jika Anda lihat tumbuhan tersebut merupakan tumbuhan yang belum dapat dibedakan atas akar, batang, dan daun. Kenyataan itu membuktikan bahwa ternyata masih banyak sekali jenisjenis tumbuhan yang belum banyak diketahui.  (Idun Kistinnah, 2009).
Oleh sebab itu, pada makalah ini penulis akan membahas lebih jauh tentang dunia tumbuh-tumbuhan/Plantae. Dan pada kesempatan kali ini, penulis akan membahas dunia tumbuhan yang meliputi Bryophyta (tumbuhan lumut), Pterydophyta (tumbuhan paku), dan Spermathophyta (tumbuhan berbiji).

B.  Rumusan Masalah
1.   Apa itu kingdom plantae?
2.   Apa saja ciri-ciri dan klasifikasi Tumbuhan Lumut (Bryophyta)?
3.   Apa saja ciri-ciri dan klasifikasi Tumbuhan paku  (Pterydophyta)?
4.   Apa saja ciri-ciri dan klasifikasi Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)?
5.   Apa peranan kingdom manfaat bagi kehidupan manusia?

C. Tujuan Penulisan
1.   Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan kingdom plantae.
2.   Untuk Mengetahui ciri-ciri dan klasifikasi Tumbuhan lumut (Bryophyta).
3.   Untuk mengetahui ciri-ciri dan klasifikasi tumbuhan paku (Pterydhophyta).
4.   Untuk mengetahu ciri-ciri dan klafikasi tumbuhan berbiji (Spermathophyta).
5.   Untuk mengetahui manfaat  kingdom plantae bagi kehidupan manusia.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kingdom Plantae
1.   Kingdom Plantae disebut juga Dunia Tumbuhan karena beranggotakan berbagai jenis tumbuhan. Sebagai anggota sebuah kingdom, berbagai jenis tumbuhan memiliki ciri-ciri umum yang sama. Semua organisme yang disebut tumbuhan bersifat eukariotik multiseluler dan sel-selnya terspesialiasasi membentuk jaringan dan organ. (Widayati Sri, 2009)
2.   Dunia Tumbuhan (Plantae) mencakup semua organisme multiseluler, autotrop, fotosintetik. (Moch Anshori, 2009)
3.   Regnum Plantae atau tumbuhan merupakan organisme yang memiliki jumlah anggota cukup banyak. Habitat tumbuhan hampir seluruhnya di daratan dan sebagian lagi di perairan. (Rikky Firmansyah, 2009)
4.   Tumbuhan merupakan organisme multiseluler, karena tubuhtumbuhan tersusun oleh banyak sel, baik sel yang telah mengalami diferensiasi maupun belum mengalaminya. (Subardi dkk, 2009).
5.   Kingdom plantae meliputi semua tumbuhan bersel banyak, mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks. Sel-selnya bersifat eukariotik, dinding selnya mengandung selulosa, memiliki klorofil, dan hidup secara autotrof. Keaneka-ragamannya sangat tinggi sehingga tidak mudah untuk mengklasifikasikannya. (Riana Yani, 2009)
6.   Tumbuhan (plantae) merupakan makhluk hidup yang telah memiliki akar, batang, dan daun sejati. Tumbuhan ini bersifat eukariot, multiseluler, mengandung klorofil, dapat melakukan fotosintesis, memiliki alat reproduksi multiseluler, dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual, ada pergantian generasi, serta dinding selnya tersusun dari selulosa. Biasanya hidup di daratan (tanah) dan berfungsi sebagai sumber utama oksigen bagi atmosfer bumi. (Sulistyorini, Ari. 2009)
B.  Bryophyta (Tumbuhan Lumut)
1.    Ciri-ciri dan sifat lumut
Pada umumnya kita menyebut "lumut" untuk semua tumbuhan yang hidup di permukaan tanah, batu, tembok atau pohon yang basah, bahkan yang hidup di air. Padahal tidak semuanya benar. Kalau kita cermati, mereka semua masih berupa talus jadi belum memiliki kormus yang jelas. Semua lumut merupakan tumbuhan autotrop fotosintetik, tak berpembuluh, tetapi sudah memiliki batang dan daun yang jelas dapat diamati meskipun akarnya masih berupa rizoid. Maka lumut dianggap sebagai peralihan antara tumbuhan thallus ke tumbuhan berkormus, karena memiliki ciri thallus berupa rizoid dan kormus yang telah menampakkan adanya bagian batang dan daun. Bryophyta tidak memiliki jaringan yang diperkuat oleh lignin, oleh karenanya memiliki profil yang rendah, tingginya hanya 1–2 cm dan yang paling besar tingginya tidak lebih dari 20 cm. Untuk mempelajari struktur tubuh lumut lakukanlah aktivitas berikut ini! (Moch Anshori, 2009)
Lumut dapat dengan mudah dijumpai di tempat yang lembap atau basah, seperti menempel pada pohon dan di permukaan batu bata. Di kutub, lumut merupakan penyusun ekosistem tundra (padang lumut). Lumut yang hidup di permukaan batu bata berbentuk seperti beludru yang berwarna hijau. Ada juga yang berupa lembaran menempel pada tebing atau dinding sumur. Lumut yang hidup di pohon, tubuhnya menjulur panjang, menggantung. Lumut kering yang dijual sebagai media tanaman disebut moss. Lumut mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). Dalam daur hidupnya, lumut mengalami dua fase kehidupan, yaitu fase gametofit (haploid) dan fase sporofit (diploid). Alat perkembangbiakan jantan berupa antheridium dan alat perkembangbiakan betina berupa archegonium. (Moch Anshori, 2009)
Dalam daur hidup lumut, misalnya lumut daun, generasi gametofit (haploid) merupakan generasi yang dominan. Generasi sporofitnya lebih kecil dan hidup lebih pendek. Generasi sporofit (diploid) menghasilkan spora haploid melalui pembelahan meiosis dalam suatu struktur yang disebut sporangium. Spora yang kecil, apabila menyebar dan menemukan tempat yang sesuai akan berkembang menjadi tumbuhan gametofit yang baru. (Moch Anshori, 2009)
2.    Klasifikasi
Lumut yang hidup di berbagai tempat di bumi dapat digolongkan atas:
a.    Lumut daun
Lumut ini dapat dengan mudah ditemukan di tempat yang basah atau lembap, menempel pada permukaan batu bata, tembok dan tempat-tempat terbuka. Tubuhnya berukuran kecil, berbatang semu tegak dan lembaran daunnya tersusun spiral. Pada pangkal batang terdapat rizoid yang bercabang dan bersepta berfungsi sebagai akar. Letak antheridium dan archegonium terpisah. Sekalipun lumut daun berukuran kecil, tetapi dampak kolektifnya pada bumi sangat besar. Misalnya, lumut gambut (Sphagnum sp.) menutup paling tidak 30% permukaan daratan di bumi, dengan kerapatan tertinggi terdapat di kutub utara. Timbunan gambut pada lapisan tanah gambut yang tebal dapat mengikat senyawa karbon organik. (Moch Anshori, 2009)
Gambar 1. Bagian-bagian tumbuhan lumut daun
Mekanisme ini sangat penting untuk menstabilkan konsentrasi karbondioksida di atmosfer bumi, sehingga mengurangi dampak efek rumah kaca. Contoh golongan lumut daun adalah Polytrichum sp. yang berbentuk seperti beludru dan sering ditemukan menempel pada permukaan batu bata basah. (Moch Anshori, 2009)
b.    Lumut hati
               Gambar.2. Lumut hati

Lumut hati berbentuk lembaran (talus), rizoidnya tidak bercabang terdapat di bawah tangkai atau lembarannya. Letak antheridium dan archegonium terpisah. Pada umumnya lumut hati mudah ditemukan pada tebing-tebing yang basah. Contoh lumut ini antara lain Ricciocarpus sp. dan Marchantia sp. (Moch Anshori, 2009)
c.    Lumut tanduk
Lumut tanduk sering dijumpai hidup di tepi danau, sungai atau di sepanjang selokan. Lumut ini juga mengalami pergiliran keturunan antara generasi sporofit dan generasi gametofit. Generasi sporofitnya membentuk kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk. Contohnya Anthoceros sp. (Moch Anshori, 2009)

C. Pterydhophyta (Tumbuhan Paku)
Pernahkah Anda melihat tanaman suplir atau semanggi? Tanaman ini merupakan contoh dari tumbuhan paku. Tumbuhan ini terdapat di manamana (kosmopolitan) dan bentuknya berupa rerumputan, habitatnya menyukai tempat yang basah atau lembar (higrofit), ada juga yang hidup menempel pada pohon (epifit). (Idun Kistinnah, 2009).
Gambar 3. Beberapa contoh tumbuhan paku

1.   Ciri-ciri tumbuhan paku
Seperti yang kita lihat bahwa akar dan batang (rizoma) tumbuhan paku terdapat di bawah tanah, akarnya berbentuk serabut dan pada ujungnya terdapat kaliptra, ingatlah kembali fungsi kaliptra! Daun-daunnya tumbuh ke atas dari rizoma. Akan tetapi, ada beberapa jenis paku yang batangnya muncul di atas tanah, misalnya Cyathea, Psilotum, dan Alsophyla. Seperti yang Anda temukan tumbuhan paku ini mempunyai bentuk, ukuran, dan susunan daun yang beraneka ragam, perhatikan Gambar berikut ini! (Idun Kistinnah, 2009).
Gambar 4. Macam-macam bentuk daun tumbuhan paku

Ciri khas daun tumbuhan paku pada waktu masih muda adalah menggulung, dan daunnya ada yang kecil yang disebut dengan mikrofil, ada pula yang berukuran besar yang disebut dengan makrofil. Pada umumnya mikrofil berbentuk rambut atau sisik, tidak bertangkai, dan tidak bertulang kecuali pada paku kawat dan paku ekor kuda. Sedangkan untuk makrofil sudah bertangkai, bertulang daun, dan memiliki daging daun (mesofil) yang terdapat stomata, jaringan tiang, dan bunga karang. (Idun Kistinnah, 2009).
Jika kita amati beberapa jenis daun paku, ada yang tidak menghasilkan spora yang disebut dengan tropofil, disebut sebagai daun yang steril. Tropofil hanya berfungsi untuk fotosintesis, tetapi ada yang menghasilkan spora yang disebut dengan sporofil atau disebut daun fertil. Spora terdapat di dalam kotak spora/sporangium, ada sejumlah sel penutupnya yang berdinding tebal dan membentuk cincin yang disebut dengan annulus. Sporangium ini terkumpul dalam suatu tempat yang dinamakan dengan sorus. Sorus dapat kita lihat, yaitu terletak di helaian daun bagian bawah. Sorus yang masih muda akan terlindungi oleh indusium.  Apabila dalam keadaan kekeringan, maka annulus mengerut dan sporangium akan pecah, lalu spora tersebut akan tersebar, bila lingkungannya cocok akan tumbuh menjadi individu baru. Demikian juga bila ada embun yang membeku, maka daun-daunnya akan mati tetapi akar dan batangnya masih hidup selama musim dingin tersebut, jadi masih ada kemungkinan untuk hidup kembali. (Idun Kistinnah, 2009).
2.   Klafikasi tumbuhan  paku
Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dibedakan menjadi tiga golongan.
a.    Tumbuhan Paku Homospora
Dari hasil pengamatan dan penelitian diketahui bahwa ternyata tumbuhan ini ada yang mempunyai spora berumah satu dan berukuran sama besar yang dinamakan paku homospora/isospora. Contoh jenis paku ini adalah suplir (Adiantum cuneatum). (Idun Kistinnah, 2009).
Amati tumbuhan paku suplir! Batangnya menjalar di dalam tanah yang berupa rizoma, kemudian tumbuhan daun muda yang menggulung seperti spiral. Pada permukaan bawah daun fertil (sporofil) terdapat bintik-bintik coklat yang sering disebut sorus. Sorus ini merupakan kumpulan sporangium, di dalam tiap sporangium terdapat sel induk spora yang akan membelah secara mitosis yang akan menghasilkan sejumlah spora yang bentuk dan ukurannya sama. (Idun Kistinnah, 2009).
Bila spora jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi protalium. Pada permukaan bawah gametofit dewasa akan terbentuk anteridium yang menghasilkan spermatozoid dan arkegonium. Jika terjadi fertilisasi terbentuk zigot. Zigot berkembang menjadi tumbuhan suplir baru (sporofit). (Idun Kistinnah, 2009).
b.    Tumbuhan Paku Heterospora
Ada pula tumbuhan paku yang mempunyai protalium tidak sama besar dan berumah dua, pemisahan jenis kelamin ini terjadi pada pembentukan spora dan ukurannya pun berbeda, sehingga tumbuhan paku ini disebut dengan paku heterospora. Spora yang berukuran besar mengandung banyak makanan cadangan dinamakan makrospora/megaspora. Adapun spora yang kecil dinamakan mikrospora, dihasilkan dari mikrosporangium. Contohnya paku semanggi (Marsilea), paku rane (Selaginella). Perlu Anda ketahui mikrospora akan tumbuh menjadi mikroprotalium, sedangkan makrospora akan tumbuh menjadi makroprotalium. (Idun Kistinnah, 2009).
Selanjutnya, mikroprotalium membentuk mikroogametofit yang akan menghasilkan anteridium dan akan menghasilkan sperma. Sebaliknya makroprotalium membentuk makrogametofit yang akan menghasilkan arkegonium dan akan menghasilkan ovum. Jika terjadi fertilisasi antara sperma dan ovum, maka akan menghasilkan tumbuhan paku. Dan tumbuhan paku ini akan berkembang menghasilkan spora, demikian seterusnya. (Idun Kistinnah, 2009).
c.    Tumbuhan Paku Peralihan
Selain paku homospora dan heterospora, ada pula jenis paku yang sporangiumnya menghasilkan spora sama besar, tetapi berbeda jenis kelaminnya, sehingga disebut dengan tumbuhan paku peralihan. Tumbuhan paku ini dianggap sebagai bentuk peralihan antara paku homospora dan heterospora, misalnya paku tapal kuda (Equisetum debile). Apabila spora jatuh ke tanah sebagian akan tumbuh menjadi protalium jantan dan sebagian tumbuh menjadi protalium betina. (Idun Kistinnah, 2009).
Berdasarkan sifat sporanya, jenis tumbuhan paku dapat dibedakan seperti yang telah Anda pelajari di depan. Akan tetapi pembagian ini tidak mencerminkan jauh dekatnya hubungan kekerabatannya. Dalam taksonomi, termasuk tumbuhan paku yang sudah punah dimasukkan dalam pembagian dalam beberapa divisio, yaitu sebagai berikut. (Idun Kistinnah, 2009).
a.    Psilophyta (Paku Telanjang)
Jenis paku ini sebagian besar telah punah, tumbuhan ini belum berdaun dan berakar, batang telah mempunyai berkas pengangkut, bercabangcabang menggarpu dengan sporangium pada ujung cabang-cabangnya. Sporofil menghasilkan satu jenis spora (homospora). Untuk memperoleh makanan gametofit paku ini bersimbiosis dengan jamur, karena tidak mempunyai klorofil. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, maka tumbuhan paku dinamakan paku telanjang, misalnya Rhynia major dan Psilotum.
b.    Lycopodiophyta (Paku Kawat/Paku Rambut)
Tumbuhan paku ini mempunyai ciri-ciri bentuk daun kecil-kecil, tidak bertangkai, batang seperti kawat dan akarnya bercabang-cabang, selalu bertulang satu. Pada beberapa jenis, daunnya mempunyai lidah-lidah (ligula), daunnya yang amat banyak tersusun rapat menurut garis spiral. Sporangium terdapat pada ketiak daun dan berkumpul membentuk seperti kerucut yang disebut strobilus, misalnya Lycopodium elavatum, Selaginela sp. (Idun Kistinnah, 2009).
c.    Equisetophyta (Paku Ekor Kuda)
Tumbuhan ini sampai sekarang masih hidup, umumnya berupa herba yang menyukai tempat-tempat lembap, biasanya hidup di dataran tinggi.
Gambar.5. Paku ekor kuda dan bagian-bagiannya
Paku ekor kuda mempunyai daun-daun kecil seperti selaput dan tersusun seperti karang, daunnya terdapat di setiap buku, melingkar, dan berbentuk sisik. Adapun batangnya mirip dengan daun cemara, berongga, berbuku-buku, dan tumbuh tegak. Sporofil selalu berbeda dengan daun biasa, sporofil ini berbentuk perisai dengan sejumlah sporangium pada sisi bawahnya. Semua sporofil tersusun dan merupakan suatu badan berbentuk gada/kerucut pada ujung batang/cabang. Protaliumnya berwarna hijau dan berkembang di luar spora. (Idun Kistinnah, 2009).
d.   Pterophyta (Paku Sejati)
Pernahkah Anda melihat suplir (Adiantum cuneatum), paku tiang (Alsophila galuca), ekor merak (Adiantum farleyense), paku tanduk rusa (Platycerium bifurcatum)? Tumbuhan ini sering digunakan untuk tanaman hias, dapat juga dimanfaatkan untuk sayur, misalnya semanggi (Marsilea crenata), bahkan ada yang digunakan untuk bahan obat-obatan, misalnya Dryyopteris filix-mas.
Bagaimana ciri-ciri tumbuhan ini? Dalam bahasa sehari-hari, paku sejati dikenal sebagai tumbuhan paku/pakis yang sebenarnya atau paku sejati, mempunyai daun-daun besar (makrofil), bertangkai, mempunyai banyak tulang, pada waktu masih muda daun itu tergulung pada ujungnya, dan pada sisi bawah mempunyai banyak sporangium. Paku ini banyak tumbuh di tempat-tempat yang teduh/lembap, sehingga di tempat yang terbuka dapat mengalami kerusakan akibat penyinaran matahari. (Idun Kistinnah, 2009).

D.  Spermathophyta (Tumbuhan Berbiji)
Dibandingkan dengan lumut dan tumbuhan paku, tumbuhan berbiji (Spermatophyta) merupakan tumbuhan yang paling maju. Ciri utama Spermatophyta adalah menghasilkan biji sebagai alat reproduksi generatif. Ciri inilah yang tidak ditemukan pada lumut maupun tumbuhan paku. Kelengkapan organnya sekilas Spermatophyta setingkat dengan Pteridophyta karena keduanya sudah memiliki akar, batang, daun yang sebenarnya. Spermatophyta disebut juga Anthophyta, yang artinya tumbuhan berbunga. (Subardi dkk, 2009)
Dalam klasifikasi divisio Spermatophyta dikelompokkan menjadi dua subdivisio, yakni subdivisio Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka) dan Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup). Keduanya berbeda dalam hal letak bakal biji terhadap megasporofil. (Subardi dkk, 2009)
Pada Gymnospermae bakal biji terletak pada bagian luar megasporofil, sedangkan pada Angiospermae bakal biji berada di dalam struktur yang tertutup, di dalam daun buah yang disebut karpela. (Subardi dkk, 2009)
1.    Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka)
Tumbuhan yang tergolong dalam Gymnospermae biasanya berupa pohon, menunjukkan adanya pertumbuhan menebal sekunder karena adanya kambium. Pada bagian xylem tidak terdapat pembuluh kayu, hanya trakeid, dan bagian floem tidak mengandung sel pengiring. Batang tumbuhan Gymnosperame juga tanpa floeterma, kecuali pada Gnetum gnemon. Bentuk daunnya juga bermacammacam, seperti jarum dan pipih lebar. Gymnospermae berakar tunggang. Bunga yang sebenarnya belum ada, namun memiliki struktur penghasil sel kelamin berupa mikrosporofil dan makrosporofil yang terkumpul
dalam strobilus (runjung).
    Rujung pinusGynko biloba
Gambar.6. Contoh tumbuhan biji terbuka
Selanjutnya Gymnospermae dapat diklasifikasikan menjadi empat kelas seperti uraian berikut. (Subardi dkk, 2009)
a.    Kelas Cycadinae
Tumbuhan dalam kelas ini bentuknya mirip pohon palem, berbatang pendek, kaku, tidak bercabang. Daun-daun tersusun dalam spiral rapat sekeliling batang, daun yang masih muda menggulung. Alat perkembangbiakan terdapat dalam runjung yang berkembang dari kuncup lateral batang. Runjung jantan biasanya lebih kurus dan panjang daripada runjung betina. Runjung jantan merupakan kumpulan dari banyak mikrosporofil, dan runjung betina merupakan kumpulan dari banyak megasporofil. Contoh: Cycas rumphii (pakis haji) Gymnospermae tidak memiliki jaringan yang menyelubungi biji yang berasal dari bakal buah. (Subardi dkk, 2009)
b.    Kelas Coniferinae/Coniferae
Tumbuhan yang tergolong dalam kelas ini habitusnya berupa semak, perdu, atau pohon dengan tajuk berbentuk kerucut/konus. Kebanyakan memiliki daun berbentuk jarum. Pada bagian pucuk tangkai terdapat badan penghasil sel kelamin yang dinamakan strobilus. Ada yang berumah satu (strobilus jantan dan strobilus betina dalam satu pohon), ada yang berumah dua (strobilus jantan dan strobilus betina dihasilkan oleh pohon yang berbeda). Strobilus jantan merupakan kumpulan mikrosporofil penghasil mikrospora. Sedangkan strobilus betina merupakan kumpulan megasporofil penghasil megaspora. Contoh: Araucaria cunninghamii, Agathis alba (damar), Pinus merkusii, Pinus silvestris (tusam). (Subardi dkk, 2009)
c.    Kelas Ginkoinae
Tumbuhan dalam kelas ini berupa pohon dengan tunas yang panjang dan pendek, daun bertangkai panjang berbentuk kipas dengan tulang daun bercabang menggarpu. Ginkoinae merupakan tumbuhan meranggas yang menggugurkan daunnya pada musim gugur. Ginkoinae berumah dua, rangkaian sporofil terdapat pada tunas pendek dalam ketiak daun. Strobilus jantan terpisah-pisah dalam ketiak sisik-sisik pada tunas pendek. Contohnya: Ginko biloba, berasal dari daratan Tiongkok dan menyebar ke manamana melalui Jepang. (Subardi dkk, 2009)
d.   Kelas Gnetinae
Habitus berupa pohon, berkayu, dan bercabangcabang yang tumbuh transversal. Daunnya tunggal dan letaknya berhadapan. Bunganya majemuk, berkelamin tunggal, terdapat dalam ketiak daun pelindung yang besar, memiliki tenda bunga. Bunga betina memiliki bakal biji yang tegak (atrop). Contoh: Gnetum gnemon (melinjo) (Subardi dkk, 2009)
2.    Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup)
Ciri-ciri Angiospermae adalah tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) di mana bakal bijinya selalu diselubungi oleh suatu badan yang berasal dari daun-daun buah yang dinamakan bakal buah. Bakal buah bersama dengan bagian-bagian lain dari bunga akan membentuk buah dengan biji di dalamnya. Bakal buah (ovarium) terdapat di dasar putik, di dalamnya mengandung bakal biji (ovulum). Setelah serbuk sari jatuh di kepala putik, terbentuklah buluh serbuk sari. Kemudian generatif akan membuahi sel telur membentuk zigot. Akhirnya di dalam biji mengandung calon individu baru beserta endosperm yang akan melanjutkan generasi tumbuhan tetuanya. (Subardi dkk, 2009)
Sebagian besar tumbuhan anggota Angiospermae batangnya berkayu. Ada beberapa tumbuhan dalam kelompok ini berupa herba dan berbatang basah. Ada pula yang batangnya mengalami pertumbuhan sekunder karena berkambium, namun sebagian yang lain batang tidak mengalami pertumbuhan sekunder karena tidak berkambium. Ciri ruas-ruas batang dan percabangan menunjukkan adanya keragaman ciri. Daunnya pun beragam bentuk, pertulangan daun dan ciri lainnya. Keanekaragaman juga terlihat pada bunga, terutama jumlah bagian-bagian bunga, dalam hal ini kelopak, mahkota, benang sari dan putik. (Subardi dkk, 2009)
Tumbuhan berbiji tertutup terdiri atas dua kelas, yaitu kelas Monocotyledonae dan Dicotyledonae. Kedua kelas tersebut memiliki perbedaan ciri yang nyata, baik ciri morfologi maupun ciri anatomi. (Subardi dkk, 2009)
a.    Kelas Monocotyledonae/Monokotil
Gambar 7. Berbagai tumbuhan monokotil

Ciri utama tumbuhan monokotil adalah akar berbentuk serabut, batang beruas-ruas, tidak berkambium, pertulangan daun sejajar atau melengkung, bagian-bagian bunga berjumlah tiga atau kelipatannya, memiliki satu kotiledon/keping lembaga. Beberapa contoh famili dalam kelas monokotil adalah sebagai berikut.
1)        Liliaceae, contohnya Lilium longiflorum (lilia gereja), Gloria superba (kembang telang).
2)        Amaryllidaceae, contohnya Agave sisalana (sisal), Agave cantala (kantala).
3)        Poaceae, contohnya Oryza sativa (padi), Zea mays (jagung), Andropogon sorghum (cantel), Panicum milliaceum (jewawut).
4)        Zingiberaceae,contohnya Zingiber officinale (jahe), Curcuma domestica (kunyit),Alpinia galanga (laos), Kaempferia galanga (kencur).
5)        Musaceae, contohnya Musa paradisiacal (pisang), Musa textiles (pisang manila).
6)        Orchidaceae, contohnya Phalaenopsis amabilis (anggrek bulan), Dendrobium phalaenopsis.
7)        Arecaceae, contohnya Cocos nucifera (kelapa), Arenga pinata (aren), Areca catechu (pinang), Elaeis guinensis (kelapa sawit).
8)        Araceae, contohnya Colocasia esculenta (talas), Xanthosoma violaceum (bentul), Alocasia macroriza (sente). (Subardi dkk, 2009)
b.    Kelas Dicotyledonae/Dikotil
belimbing
 
Cabai
 
Nangka
 
Gambar 7. berbagai tumbuhan dikotil, yaitu nangka, cabai dan belimbing
Ciri utama tumbuhan dikotil adalah akar berbentuk tunggang, batang bercabang danberuas-ruas, berkambium, letak berkas pengangkut teratur, tipe berkas pengangkut kolateral terbuka, pertulangan daun menyirip atau menjari, bagian-bagian bunga berjumlah 4, 5 atau kelipatannya, memiliki 2 keping lembaga/kotiledon. Beberapa contoh tumbuhan famili dalam kelas dikotil adalah:
1)        Euphorbiaceae, contohnya Manihot utilissima (singkong), Hevea brasiliensis (para, karet).
2)        Moraceae, contohnya Ficus benjamina (beringin), Artocarpus integra (nangka), Artocarpus communis (keluwih).
3)        Papilionaceae, contohnya Vigna sinensis (kacang panjang), Phaseolus radiatus (kacang hijau), Arachis hypogea (kacang tanah), Crotalaria sp (orok-orok).
4)        Caesalpiniaceae, contohnya Caesalpinia pulcherrima (kembang merak), Tamarindus indica (asam).
5)        Mimosaceae, contohnya Mimosa pudica (putrid malu), Leucaena glauca (petai cina), Parkia speciosa (petai).
6)        Malvaceae, contohnya Hibiscus tiliaceus (waru), Hibiscus rosasinensis (kembang sepatu), Gossipium sp (kapas).
7)        Bombacaceae, contohnya Durio zibethinus (durian), Cieba pentandra (randu).
8)        Rutaceae, contohnya Citrus nobilis (jeruk keprok), Citrus aurantifolia (jeruk nipis), Citrus maxima (jeruk gulung).
9)        Myrtaceae, contohnya Eugenia aromatic (cengkeh), Melaleuca leucadendron (kayu putih), Psidium guajava (jambu biji).
10)    Verbenaceae, contohnya Tectona grandis (jati), Lantana camara (lantana).
11)    Labiatae/Lamiaceae, contohnya Coleus tuberosus (kentang hitam).
12)    Convolvulaceae, contohnya Ipomoea batatas (ubi jalar), Ipomoea reptans (kangkung).
13)    Apocynaceae, contohnya Plumeria acuminate (kamboja), Allamanda cathartica (alamanda).
14)    Rubiaceae, contohnya Morinda citrifolia (mengkudu, pace), Coffea Arabica (kopi), Cinchona suecirubra (kina). (Subardi dkk, 2009)

E.  Peranan Kingdom Plantae Bagi Kehidupan
1.   Peranan Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
Sebenarnya apakah peranan lumut bagi kehidupan kita? Sepintas kita melihat lumut seperti tidak ada manfaatnya bagi kehidupan kita. Terlebihlebih jika lumut tumbuh di kamar mandi atau di tembok-tembok rumah yang dapat menyebabkan pemandangan menjadi tak sedap. Sebenarnya lumut pun ada manfaatnya,amatilah lumut yang tumbuh diatas batuan! Lumut yang hidup di atas batu-batuan lama kelamaan akan menyebabkan batu hancur menjadi tanah karena rizoidnya dapat menembus permukaan batuan tersebut. Selanjutnya, secara bertahap akan membentuk tanah yang baru sebagai tempat untuk tumbuh tanaman lainnya, karena inilah lumut disebut sebagai vegetasi perintis. (Idun Kistinnah, 2009).
Lumut yang hidup di hutan-hutan atau di atas permukaan tanah dapat mencegah erosi, mengurangi bahaya banjir, dan mampu menyerap air sehingga dapat menyediakan air pada musim kemarau. Lumut yang sudah mati pun dapat dimanfaatkan menjadi penambat zat organik dalam tanah sehingga tanah tersebut akan menjadi subur dan cocok untuk tumbuhan lainnya. Beberapa jenis lumut sudah dapat dimanfaatkan, misalnya Marchantia sebagai obat penyakit hati, Sphagnum sebagai bahan pembalut dan sumber bahan bakar. (Idun Kistinnah, 2009).
2.   Peranan Tumbuhan Paku (Pterydophyta)
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak kita lihat tumbuhan paku digunakan sebagai tanaman hias di rumah-rumah. Ada yang ditanam di dalam pot, dan ada yang ditempelkan di pohon, misalnya suplir (Adiantum cuneatum), dan paku tiang (Alsophila galuca) dapat pula digunakan untuk tiang bangunan, ekor merak (Adiantum farleyense), paku tanduk rusa (Platycerium bifurcatum), dan sarang burung (Asplenium nidus). Ada pula yang dimanfaatkan untuk sayuran, misalnya semanggi (Marsilea crenata),untuk obat-obatan, misalnya Dryyopteris filix-mas, Lycopodium clavatum, bahkan ada yang digunakan untuk pupuk hijau, yaitu Azolla pinnata yang bersimbiosis dengan Anabaena azollae, yang dapat mengikat nitrogen bebas dari udara. Ada yang memanfaatkan untuk alat penggosok dan pembersih, yaitu pada epidermis paku ekor kuda karena berstruktur kasar dan mengandung silikon dioksida. Bahkan pada zaman dahulu fosil tumbuhan paku ini membentuk batu bara yang dapat digunakan untuk bahan bakar. (Idun Kistinnah, 2009).

3.   Peranan Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)
Beberapa manfaat tumbuhan berbiji bagi kehidupan dimanfaatkan untuk kepentingan manusia sebagai berikut.
a.    Kayu dapat digunakan untuk bahan bangunan dan perabotan.
b.    Pohon-pohon sebagai penyimpan air, sumber oksigen, dan peneduh.
c.    Sayur-sayuran merupakan sumber vitamin dan protein.
d.   Padi, jagung, gandum, sagu sebagai makanan pokok.
e.    Kapas dan rami sebagai bahan pakaian/sandang.
f.     Macam-macam bunga untuk keindahan dan bahan kosmetik.
g.    Mahkota dewa, kumis kucing, mengkudu, ada untuk bahan obat-obatan. (Idun Kistinnah, 2009).

















BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.   Kingdom plantae ialah tingkaatan takson yang digunakan untuk mengelompok-kan organisme yang memiliki akar, batang, dan daun sejati yang merupakan organ hasil diferensiasi jaringan.
2.   Tumbuhan Lumut (bryophyte) dibagi menjadi tiga kelas, yaitu lumut hati(Hepaticae), lumut daun (Musci) dan lumut tanduk.
3.   Tumbuhan Paku (pterhydophyta) mempunyai empat macam divisi, yaitu Psilophyta (paku telanjang), Lycopodiophyta (paku kawat/paku rambut), Equisitophyta (paku tapal kuda), dan Pterodophyta (paku sejati).
4.   Tunbuhan berbiji (Spemrathophyta) mencakup 2 subdivisio, Gymnospermae dan Angiospermae. Gymnospermae terdiri 4 kelas, yakni Cycadinae, Coniferae, Ginkyoinae, dan Gnetinae. Sedangkan Angiospermae terdiri 2 kelas, yakni Monocotyledonae dan Dicotyledonae.
5.   Beberapa jenis lumut sudah dapat dimanfaatkan, misalnya Marchantia sebagai obat penyakit hati, Sphagnum sebagai bahan pembalut dan sumber bahan bakar. Tumbuhan paku digunakan sebagai tanaman hias di rumah-rumah. Ada pula yang dimanfaatkan untuk sayuran, misalnya semanggi (Marsilea crenata),untuk obat-obatan, misalnya Dryyopteris filix-mas, Lycopodium clavatum. Tumbuhan berbiji bagi kehidupan dimanfaatkan untuk kepentingan manusia misalnya : Kayu dapat digunakan untuk bahan bangunan dan perabotan, Pohon-pohon sebagai penyimpan air, sumber oksigen, dan peneduh, Sayur-sayuran merupakan sumber vitamin dan protein, Padi, jagung, gandum, sagu sebagai makanan pokok.
B.  Saran
Dengan uraian diatas, semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk para pembaca. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik san saran yang dari pembaca yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.
DAFTAR PUSTAKA

1.        Fictor Ferdinand, 2009. Praktis Belajar Biologi 1 untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

2.        Herni Budiati, 2009. Biologi : untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

3.        Idun Kistinnah, 2009. Biologi 1 : Makhluk Hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

4.        Moch Anshori, 2009. Biologi 1 : Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)-Madrasah Aliyah (MA) Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

5.        Rasti Septianing dkk, 2013. Panduan Belajar Biologi 1A SMA Kelas X. Yudhistira : Jakarta.

6.        Riana Yani dkk; 2009. Biologi 1 : Kelas X SMA dan MA. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

7.        Rikky Firmansyah, 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi 1 : untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

8.        Subardi dkk, 2009. Biologi 1 : untuk Kelas X SMA/ MA. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

9.        Suwarno, 2009. Panduan Pembelajaran Biologi : Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

10.    Widayati Sri. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

 





 
 

No comments:

Post a Comment