Kata
Pengantar
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatu.
Alhamdullilahirabbilalamin,
banyak nikmat yang tuhan berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala
puji hanya untuk tuhan semesta alam atas berkat, rahmat, taufik, serta
hidayah-nya yang tiada terkira, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “ Sebaran Barang Pertambangan di Indonesia”, Kami menyusun makalah
ini untuk memenuhi salah satu nilai mata pelajaran geografi.
Dalam
penyusunannya, kami memperoleh bantuan dari beberapa pihak, karena itu kami
mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat yang telah
memberikan dukungan dan kepercayaan yang begitu besar.
Dari
sinilah semua kesuksesan ini berawal semoga semua ini bisa memberikan manfaat
dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun
kami berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun
selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata kami berharap agar makalah
ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Jakarta,
17 Agustus 2015
Kelompok 1
DAFTAR
ISI
BAB
I
Pendahuluan................................................................................... 1
1.1 Latar
belakang............................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah......................................................................... 1
1.3 Kegunaan
Makalah....................................................................... 1
BAB
II Kajian Teori
2.1 Pengertian Barang
Tambang.............................................................. 2
2.2 Proses Pembentukan Barang
Tambang.............................................. 3
2.3 Potensi dan Persebaran Barang
Tambang.......................................... 7
2.4 Eksplorasi dan Eksploitasi Barang
Tambang..................................... 10
2.5 Pemanfaatan Barang
Tambang........................................................... 15
2.6 Tata kelola Pertambangan
Indonesia.................................................. 21
BAB III
Isi&Pembahasan............................................................................... 23
3.1 Studi
Kasus......................................................................................... 23
BAB IV
Penutup............................................................................................. 33
4.1
Kesimpulan.......................................................................................... 33
4.2
Saran.................................................................................................... 34
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber
daya alam adalah semua yang terdapat di alam (kekayaan alam) yang dapat
dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi segala kebutuhan hidupnya. Sumber
daya alam terbagi dua yaitu sumber daya alam hayati dan sumber daya alam non
hayati. Sumber daya alam hayati disebut juga sumber daya alam biotik yaitu
semua yang terdapat di alam (kekayaan alam) berupa makhluk hidup. Sedangkan
sumber daya alam non hayati atau sumber daya alam abiotik adalah semua kekayaan
alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia berupa benda mati.
Indonesia
merupakan negara yang kaya dengan sumber daya alamnya, baik sumber daya alam
hayati maupun sumber daya alam non hayati. Kekayaan alam Indonesia terdapat di
permukaan bumi, di dalam perut bumi, di laut dan di udara. Berdasarkan
ketersediaanya sumber daya alam terbagi dalam dua kelompok besar yaitu sumber
daya alam yang dapat diperbarui dan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui.
B. Rumusan Masalah
1.
Proses Pembentukan Barang Tambang di
Indonesia
2.
Potensi dan Persebaran Barang Tambang
di Indonesia
3.
Eksplorasi dan Eksploitasi Barang
Tambang Ramah Lingkungan
4.
Pemanfaatan, efisiensi, dan reklamasi
lokasi pertambangan
5.
Tata kelola Pertambangan
1.3 Kegunaan Makalah
Kegunaan dari pembuatan makalah ini hanya
untuk mengetahui pengertian,pengelompokan, pemanfaatan, dan persebaran dari
barang tambang di Indonesia
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Barang Tambang
Kegiatan, teknologi, dan
bisnis yang berkaitan dengan industri pertambangan mulai dari prospeksi,
eksplorasi, evaluasi, penambangan, pengolahan, pemurnian, pengangkutan, sampai
pemasaran.
Pertambangan adalah rangkaian
kegiatan dalam rangka upaya pencarian, penambangan (penggalian), pengolahan,
pemanfaatan dan penjualan bahan galian (mineral, batubara, panas bumi, migas).
Pertambangan adalah salah satu
jenis kegiatan yang melakukan ekstraksi mineral dan bahan tambang lainnya dari
dalam bumi. Penambangan adalah proses pengambilan material yang dapat
diekstraksi dari dalam bumi. Tambang adalah tempat terjadinya kegiatan
penambangan.
Menurut UU Minerba No.4 Tahun
2009, Pertambangan adalah
sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan
pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi,
studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian,
pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang.
Bedanya cukup mencolok ya.
Pertambangan adalah nama benda (dalam hal ini nama kegiatannya), tambang adalah
nama tempat, dan penambangan adalah prosesnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa
barang tambang adalah suatu benda/bahan hasil pertambangan atau bahan hasil
galian di suatu tempat dimana terdapat barang tambang tersebut dengan cara di
eksplorasi dahulu.
2.2 PROSES PEMBENTUKAN BARANG TAMBANG
1.Proses Pembentukan Minyak Bumi
Mungkin tidakada yang menyangka sebelumnya
bahwa secara alami minyak bumi yang ada saat ini dibuat oleh alam ini bahan
dasarnya dari ganggang. Ya, selain ganggang, biota-biota lain yang berupa
daun-daunan juga dapat menjadi sumber minyak bumi. Tetapi ganggang merupakan
biota terpenting dalam menghasilkan minyak. Namun dalam studi perminyakan
diketahui bahwa tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi akan lebih banyak menghasilkan
gas ketimbang menghasilkan minyak bumi. Hal ini disebabkan karena rangkaian
karbonnya juga semakin kompleks.Setelah ganggang-ganggang ini mati, maka akan
teredapkan di dasar cekungan sedimen. Keberadaan ganggang ini bisa juga dilaut
maupun di sebuah danau.
Jadi ganggang ini bisa saja ganggang air tawar, maupun ganggang air laut.
Tentusaja batuan yang mengandung karbon ini bisa batuan hasil pengendapan di
danau, di delta, maupun di dasar laut. Batuan yang mengandung banyak karbonnya
ini yang disebut Source Rock (batuan
Induk) yang kaya mengandung unsur Carbon (high TOC-Total Organic Carbon).Proses pembentukan carbon dari
ganggang menjadi batuan induk ini sangat spesifik. Itulah sebabnya tidak semua
cekungan sedimen akan mengandung minyak atau gasbumi. Kalau saja carbon ini
teroksidasi maka akan terurai dan bahkan menjadi rantai carbon yang tidak
mungkin dimasak.
Proses pengendapan batuan ini berlangsung terus
menerus. Kalau saja daerah ini terus tenggelam dan terus ditumpuki oleh
batuan-batuan lain diatasnya, maka batuan yang mengandung karbon ini akan
terpanaskan. Tentusaja kita tahu bahwa semakin kedalam atau masuk amblas ke
bumi, akan bertambah suhunya. Ingat ada gradien geothermal?
Reservoir (batuan Sarang)
Ketika proses penimbunan ini
berlangsung tentusaja banyak jenis batuan yang menimbunnya. Salah satu batuan
yang nantinya akan menjadi batuan reservoir atau batuan sarang. Pada prinsipnya segala
jenis batuan dapat menjadi batuan sarang, yang penting ada ruang pori-pori
didalamnya. Batuan sarang ini dapat berupa batupasir, batugamping bahkan batuan
volkanik.
3
Proses
migrasi dan pemerangkapan
Minyak yang dihasilkan oleh batuan induk yang termatangkan ini tentu saja
berupa minyak mentah. Walaupun berupa cairan, minyak bumi yang mentah ciri
fisiknya berbeda dengan air. Dalam hal ini sifat fisik yang terpenting yaitu
berat-jenis dan kekentalan. Ya, walaupun kekentalannya lebih tinggi dari air,
namun berat jenis minyak bumi ini lebih kecil. Sehingga harus mengikuti hukum
Archimides.
Proses pematangan batuan induk (Source rock)
Untuk sedikit lebih canggih dalam memahami proses pembentukan migasSeperti
disebutkan diatas bahwa pematangan source rock (batuan induk) ini karena adanya
proses pemanasan. Juga diketahui semakin dalam batuan induk akan semakin panas
dan akhirnya menghasilkan minyak. Tentunya ada donk hubungan antara kedalaman
dengan pematangan ? Ya tentu saja.Proses pemasakan ini tergantung suhunya dan
karena suhu ini tergantung dari besarnya gradien geothermalnya maka setiap
daerah tidak sama tingkat kematangannya.Daerah yang dingin adalah daerah yang
gradien geothermalnya rendah, sedangkan daerah yang panas memiliki gradien
geothermal tinggi.
2. Proses Pembentukan
Gas Alam
Cadangan gas bumi biasanya ditemukan bersamaan dengan
kegiatan eksplorasi minyak bumi, baik dalam bentuk associated gasmaupun non associated gas. Associated gas adalah
gas yang terdapat dalam suatu reservoir dan dihasilkan bersamaan dengan minyak
bumi. Gas bumi ini dihasilkan pada saat proses penyulingan minyak bumi,
dinamakan Gas (LPG). adalah gas
yang dihasilkan dari cadangan gas tanpa menghasilkan minyak bumi. Setelah
melalui proses pengeboran, gas ini kemudian ditampung dan dicairkan dalam
bentuk Gas (LNG).
Potensi gas bumi di Indonesia cukup baik karena cadangan gas alam yang ada
di Arun diperkirakan 10 triliun CF (Cubic
Feet) dan merupakan sumber terbesar di Asia Tenggara. Sumber gas alam
Arun ditemukan pada 1991 oleh perusahaan Mobil Oil Indonesia Inc. Untuk
mengeksploitasi sumber gas alam Arun, dibangun kilang LNG Arun yang dibangun
oleh Pertamina di Blang Lancang, Lhokseumawe (NAD). Pengoperasiannya dilakukan
olehPT.Arun LNG Co (anak perusahaan Pertamina), Mobil Oil, dan JILCO (Japan Indonesia LNG Co).
Potensi gas alam yang lebih besar dari gas alam Arun ditemukan di Kepulauan
Natuna. Cadangan gas alam yang terdapat di Natuna diperkirakan mencapai 222
triliun SCF (Standar Cubic Feet).
Hal ini akan memberikan jaminan jangka panjang terhadap kebutuhan LNG di
Indonesia. Pembuktian adanya keberadaan
cadangan gas alam di Natuna telah ditanda
tangani antara Pertamina dan Esso Explorationand Production Natuna Inc.
tahun 1995.
Menurut rencana, kilang LNG Natuna akan dibangun di Kepulauan Natuna, lebih
kurang 225 km dari lapangan gas alam. Oleh karena potensi yang begiru besar,
LNG menjadi salah satu barang tambang yang dapat menghasilkan devisa negara.
Salah satu caranya dengan diekspor ke negara lain. Negara tujuan ekspor utama
LNG adalah Jepang, Taiwan, dan Korea Selatan.
3.
Proses Pembentukan Batubara
Sebagian besar batubara terjadi dari tumbuh-tumbuhan tropis masa prasejarah
(masa karbon). Tubuh-tumbuhan tersebut termasuk jenis paku-pakuan. Tumbuhan itu
tertimbun hingga berada dalam lapisan-lapisan batuan sedimen yang lain. Proses
pembentukan batubara disebut juga inkolen (proses pengarangan) yang terbagi
menjadi dua yaitu proses biokimia dan prosesmetamorfosis.Proses bio kimia
adalah proses terbentuknya batu bara yang dilakukan oleh bakteri anaerop dan
sisa-sisa tumbuh-tumbuhan yang menjadi keras karena beratnya sendiri. Jadi
tidak ada kenaikan suhu dan tekanan. Proses ini mengakibatkan tumbuh-tumbuhan
berubah menjadi gambut (turf).
Proses metamorfosis adalah suatu proses yang terjadi karena pengaruh
tekanan dan suhu yang sangat tinggi dan berlangsung dalam waktu yang lama. Pada
proses ini sudah tidak ada bakteri lagi.
Batubara adalah mineral organik yang dapat terbakar, terbentuk dari sisa tumbuhan
purba yang mengendap yang selanjutnya berubah bentuk akibat proses fisika dan
kimia yang berlangsung selama jutaan tahun. Oleh karena itu, batubara termasuk
dalam kategori bahan bakar fosil. Adapun proses yang mengubah tumbuhan menjadi
batubara tadi disebut dengan pembatubaraan (coalification).
Faktor tumbuhan purba yang
jenisnya berbeda-beda sesuai dengan jaman geologi dan lokasi tempat tumbuh dan
berkembangnya, ditambah dengan lokasi pengendapan (sedimentasi) tumbuhan,
pengaruh tekanan batuan dan panas bumi serta perubahan geologi yang berlangsung
kemudian, akan menyebabkan terbentuknya batubara yang jenisnya bermacam-macam. Oleh karena itu, karakteristik
batubara berbeda-beda sesuai dengan lapangan batubara (coal field) dan
lapisannya (coal seam).
Pembentukan batubara dimulai sejak periode pembentukan Karbon
(Carboniferous Period) --dikenal sebagai zaman batu bara pertama-- yang
berlangsung antara 360 juta sampai 290 juta tahun yang lalu. Kualitas dari
setiap endapan batu bara ditentukan oleh suhu dan tekanan serta lama waktu
pembentukan, yang disebut sebagai 'maturitas organik'. Proses awalnya, endapan
tumbuhan berubah menjadi gambut (peat), yang selanjutnya berubah menjadi batu
bara muda (lignite) atau disebut pula batu bara coklat (brown coal). Batubara
muda adalah batu bara dengan jenis maturitas organik rendah.
Setelah mendapat pengaruh suhu dan tekanan yang terus menerus selama jutaan
tahun, maka
batu bara muda akan mengalami perubahan yang secara bertahap menambah
maturitas organiknya dan mengubah batubara muda menjadi batu bara sub-bituminus
(sub-bituminous). Perubahan kimiawi dan fisika terus berlangsung hingga batu
bara menjadi lebih keras dan warnanya lebih hitam sehingga membentuk bituminus
(bituminous) atau antrasit (anthracite). Dalam kondisi yang tepat, peningkatan
maturitas organik yang semakin tinggi terus berlangsung hingga membentuk
antrasit. Dalam proses pembatubaraan, maturitas organik sebenarnya
menggambarkan perubahan konsentrasi dari setiap unsur utama pembentuk batubara.
Batubara yang berkualitas tinggi umumnya akan semakin keras dan kompak, serta warnanya akan semakin hitam mengkilat. Selain itu, kelembabannya pun akan berkurang sedangkan kadar karbonnya akan meningkat, sehingga kandungan energinya juga semakin besar.
Batubara yang berkualitas tinggi umumnya akan semakin keras dan kompak, serta warnanya akan semakin hitam mengkilat. Selain itu, kelembabannya pun akan berkurang sedangkan kadar karbonnya akan meningkat, sehingga kandungan energinya juga semakin besar.
2.3 POTENSI DAN
PERSEBARAN BARANG TAMBANG
Perhatikanlah keadaan sekitar tempat tinggal kamu
masing-masing! Adakah kegiatan penambangan yang dilakukan oleh penduduk di
sekitar tempat tinggal kamu? Kegiatan penambangan apakah yang umumnya dilakukan
oleh mereka? Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang kaya akan
bahan tambang. Beraneka bahan tambang tersedia untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri maupun luar negeri. Aktivitas pertambangan telah menghasilkan banyak
devisa bagi Indonesia. Seberapa besarkah potensi tambang di Indonesia? Di
manakah jenis dan lokasi pertambangan di Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan
tersebut, perhatikanlah kajian berikut ini.
a.
Minyak Bumi dan Gas
Minyak bumi dan gas merupakan sumber energi utama yang
saat ini banyak dipakai untuk keperluan industri, tranportasi, dan rumah
tangga. Saat ini telah dikembangkan sumber energi alternatif, misalnya
bioenergi dari beberapa jenis tumbuhan dan sumber energi lainnya, seperti
energi matahari, angin, dan gelombang. Namun, produksi energy dari sumber
energi alternatif masih terbatas jumlahnya.
b. Batu Bara
Batu bara adalah batuan
sedimen yang terbentuk dari sisa tumbuhan yang telah mati dan mengendap selama
jutaan tahun yang lalu. Unsur-unsur yang menyusunnya terutama adalah karbon,
hidrogen, dan oksigen.
Batu bara digunakan sebagai
sumber energi untuk berbagai keperluan. Energi yang dihasilkan batu bara dapat
digunakan untuk pembangkit listrik, untuk keperluan rumah tangga (memasak),
pembakaran pada industri batu bata atau genteng, semen, batu kapur, bijih besi
dan baja, industri kimia, dan lain-lain. Cadangan batu bara Indonesia hanya
0,5% dari cadangan batu bara dunia. Namun, dilihat dari produksinya, cadangan
batu bara Indonesia merupakan yang ke-6
terbesar di dunia dengan jumlah produksi mencapai 246 juta ton. Batu bara dapat
dijumpai di sejumlah pulau, yaitu Kalimantan dan Sumatra. Potensi batu bara di
kedua pulau tersebut sangat besar. Pertambangan batu bara di Kalimantan
terdapat di Kalimantan Timur (Lembah Sungai Berau dan Samarinda), Sumatra Barat
(Ombilin dan Sawahlunto), Sumatra Selatan (Bukit Asam dan Tanjung Enim).
c. Bauksit
Bauksit adalah sumber bijih utama untuk menghasilkan
aluminium. Bauksit bermanfaat untuk industri keramik, logam, kimia, dan
matulergi. Indonesia memiliki potensi bauksit yang cukup besar dengan produksi
mencapai 1.262.710 ton. Sebagian dari hasil pertambangan bauksit dimanfaatkan
untuk industri dalam negeri dan sebagian lainnya diekspor. Bauksit ditambang di
daerah Riau (Pulau Bintan) dan Kalimantan Barat (Singkawang).
d. Pasir Besi
Pasir besi dimanfaatkan untuk industri logam besi dan
industri semen. Aktivitas penambangan pasir besi dapat ditemukan di Cilacap
(Jawa Tengah), Sumatra, Lombok, Yogyakarta, Gunung Tegak (Lampung), Pegunungan
Verbeek (Sulawesi Selatan), dan Pulau Sebuku (Kalimantan Selatan).
e.
Emas
Emas umumnya dimanfaatkan
untuk perhiasan. Berdasarkan data Tekmira ESDM, produksi emas Indonesia pada
tahun 2003 mencapai 141.019 ton. Emas ditambang di Jawa Barat (Cikotok dan
Pongkor), Papua (Freeport, Timika), Kalimantan Barat (Sambas), Nanggroe Aceh
Darussalam (Meulaboh), Sulawesi Utara (Bolaang Mongondow, Minahasa), Riau
(Logos), dan Bengkulu (Rejang Lebong).
f. Timah
Timah dimanfaatkan sebagai
bahan baku logam pelapis, solder, cendera mata, dan lain-lain. Aktivitas
penambangan timah terdapat di Sungai Liat (Pulau Bangka), Manggara (Pulau
Belitung), dan Dabo (Pulau Singkep) serta Pulau Karimun.
g. Tembaga
Tembaga banyak dimanfaatkan dalam industri peralatan listrik,
industri konstruksi, pesawat terbang, kapal laut, atap, pipa ledeng, dekorasi
rumah, mesin-mesin pertanian, pengatur suhu ruangan, dan lain-lain. Aktivitas
penambangan tembaga terdapat di Papua oleh PT. Freeport.
h. Nikel
Nikel adalah bahan paduan logam yang banyak digunakan
pada industri logam. Nikel ditambang di daerah Soroako, Sulawesi Tenggara.
Daerah lain yang memiliki potensi nikel adalah Papua dan Maluku
i. Aspal
Aspal digunakan sebagai bahan utama untuk membuat
jalan. Aspal ditambang di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara
j. Mangan
Mangan banyak digunakan untuk
proses pembuatan besi baja, pembuatan baterai kering, keramik, gelas, dan
sebagainya. Mangan ditambang di daerah Tasikmalaya (Jawa Barat), Kiripan
(Yogyakarta), dan Martapura (Kalimantan Selatan).
k. Belerang
Belerang banyak ditemukan di
Gunung Welirang, Jawa Timur dan Gunung Patuha, Jawa Barat.
l. Marmer
Marmer terbentuk dari proses
malihan batu gamping atau batu kapur. Suhu dan tekanan bekerja pada batu
gamping karena adanya tenaga endogen atau tenaga dari dalam bumi. Marmer banyak
digunakan untuk seni pahat, patung, meja, dinding, lantai rumah, dan lain-lain.
Marmer ditambang di Tulungagung (Jawa Timur), Lampung, dan Makassar.
m. Yodium
Yodium digunakan sebagai bahan
baku utama untuk larutan obat dalam alkohol, kesehatan, herbisida, industri
desinfektan, serta digunakan dalam garam agar lebih sehat. Yodium ditambang di
Semarang (Jawa Tengah) dan Mojokerto (Jawa Timur).
2.4
EKSPLORASI
DAN EKSPLOITASI BARANG TAMBANG
A.
EKSPLORASI
1. Pengertian Eksplorasi
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia):
Eksplorasi adalah
Penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak tentang
keadaan, terutama sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu;
penyelidikan;penjajakan.
Menurut situs Wikipedia berbahasa Indonesia: Eksplorasi adalah tindakan atau mencari atau melakukan
perjalanan dengan tujuan menemukan sesuatu; misalnya daerah yang tak dikenal,
termasuk antariksa (penjelajahan angkasa), minyak bumi (explorasi minyak bumi),
gas alam, batu bara, mineral, gua, air, ataupun informasi.
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI):
Eksplorasi adalah
kegiatan penyelidikan geologi yang dilakukan untuk mengidentifikasi,menetukan
lokasi, ukuran, bentuk, letak, sebaran, kuantitas dan kualitas suatu endapan
bahan galian untuk kemudian dapat dilakukan analisis/kajian kemungkinan
dilakukanya penambangan.
Dari ke-tiga pengertian tentang eksplorasi diatas,
dapat disimpulkan bahwa Eksplorasiadalah suatu kegiatan
lanjutan dari prospeksi yang meliputi pekerjaan-pekerjaan untuk mengetahui
ukuran,bentuk, posisi, kadar rata-rata dan besarnya cadangan serta “studi kalayakan” dari endapan bahan galian atau mineral berharga
yang telah diketemukan.
Sedangkan StudiKelayakan adalah
pengkajian mengenai aspek teknik dan prospek ekonomis dari suatu proyek
penambangan dan merupakan dasar keputusan investasi. Kajian ini merupakan
dokumen yang memenuhi syarat dan dapat diterima untuk keperluan analisa
bank/lembaga keungan lainnya dalam kaitannya dengan pelaksanaan investasi atau
pembiayaan proyek. Studi ini meliputi Pemeriksaanseluruh informasi geologi
berdasarkan lkaporan eksplorasi dan factor-faktor ekonomi, penambangan,
pengolahan, pemasaran hokum/perundang-undangan, lingkungan, social serta factor
yang terkait.
2. TujuanEksplorasi
Tujuan dilakukannya eksplorasi adalah untuk mengetahui
sumber daya cebakan mineral secara rinci, yaitu untuk mengetahui,menemukan,mengidentifikasi dan menentukan
gambaran geologi dan pemineralaran berdasarkan ukuran, bentuk, sebaran,
kuantitas dan kualitas suatu endapan mineral untuk kemudian dapat dilakukan pengembangan secara
ekonomis.
3. Tahapan Eksplorasi
Tahap
Eksplorasi dilaksanakan melalui empat tahap,yakni :
Survei tinjau ,
yaitu kegiatan explorasi awal terdiri dari pemetaan geologi regional,
pemotretan udara,citra satelit dan metode survey tidak langsung lainnya untuk
mengedintifikasi daerah-derah anomial atau meneraliasasi yang proespektif untuk
diselifdiki lebih lanjut.
Sasaran utama dari peninjauan ini adalah
mengedintifikasi derah-daerah mineralisasi/cebakan skala regional terutama
hasil stud geologi regional dan analisis pengindraan jarak jauh untuk
dilakukannya pekerjaan pemboran.Lebih jelasnya, pekerjaan yang dilakukan pada
tahapan ini adalah :
1.
Pemetaan Geologi dan
Topografi skala 1 : 25.000 samapai skala 1 : 10.000. Penyelidikan geologi yang
berkaitan dengan aspek-aspek geologi diantaranya : pemetaan geologi,parit uji,
sumur uji. Pada penyelidikan geologi dilakukan pemetaan geologi yaitu dengan
melakukan pengamatan dan pengambilan contoh yang berkaitan dengan aspek geologi
dilapangan. Adapun pengamatan yang dilakukan meliputi : jenis litologi, mineralisasi,
ubahan dan struktur pada singkapan, sedangkan pengambilan contoh berupa batuan
terpilih.
2. Pembuatan Sumur Uji
3. Survey geofisika :
aerimagnet
4. Hasisnya sumber daya
emas hipotetik sampai tereka.
Prospeksi Umum, dilakukan untuk mempersempit dearah yang mengandung
cebakan mineral yang potensial.
Kegiatan
Penyelidikan dilakukan dengan cara pemetaan geologi dan pengambilan contoh
awal, misalnya puritan dan pemboran yang terbatas, study geokimia dan
geofisika, yang tujuanya adalah untuk mengidentifikasi suatu Sumber Daya
Mineral Tereka (Inferred Mineral Resources) yagn perkiraan dan kualitasnya
dihitung berdasarkan hasil analisis kegiatan diatas.
Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap Survei
Tinjau. Cakupan derah yang diselidikii lebih keci dengan skala peta antara 1 :
50.000 sampai dengan 1 : 25.000. Data yang didapat meliputi morfologi
(topografi) dan kondisi geologi (jenis batuan/startigrafi dan struktur geollogi
yang berkembang). Pengambilan contoh pada derah prospek secara alterasi dan
mineralisasi dilakukan secara sistematis dan terperinci untuk analisa
laboratorium, sehinga dapat diketahui kadar/kualitas cebakan mineral suatu
daerah yang akan dieksplorasi.
Exsplorasi awal, yaitu deliniasi awal dari suatu endapan yang teredintifikasi.
Exsplorasi rinci, yaitu tahap explorasi untuk mendeliniasi secara rinci
dalam tiga dimensi terhadap endapan mineral yang telah diketahui dari dari
percontohan singkapan,puritan, lubang bor, shafts, dan terowongan.
Pada dasarnya pekerjaan yang dilakukan pada tahapan
Exsplorasi adalah :
1. Pemetaan geologi dan
topografi skala 1 : 5000 sampai 1 : 1000
2. Pengambilan contoh
dan analisis contoh
3. Penyelidikan
geofisika, yaitu penyelidikan yang berdasarkan sifat fisik batuan, untuk dapat
mengetahui struktur bawah permukaan sefrta geometri cebakan mineral. Pada
survey ini dilakukan pengukuran topografi, IP, Geomangit, Geolistrik.
4. Pemboran Inti
5. Hasilnya sumber daya
bijih emas terunjuk dan terukur.
4.
Program Eksplorasi
Agar eksplorasi dapat dilaksanakan dengan efisien,
ekonomis, dan tepat sasaran, maka diperlukan perencanaan berdasarkan
prinsip-prinsip dan konsep-konsep dasar eksplorasi sebelum program eksplorasi
tersebut dilaksanakan.
Prinsip-prinsip konsep dasar eksplorasi tersebut
antara lain:
1. Target eksplorasi
2. Jenis bahan galian
(spesifikasi kulitas
3. Pencarian model-model
geologi yang sesuai
4. Pemodelan eksplorasi
5. Mengunakan model
geologi regional untuk pemilihan daerah target eksplorasi
6. Menentukan midel
geologi local berdasarkan keadaan lapangan, dan mendeskripsikan
petunjuk-petunjuk geologi yang akan di mamfaatkan.
7. Penentuan metode
–metode eksplorasi yang akan dilaksanakan sesuai dengan petunjuk geologi yang
diperlukan.
8. Selain itu,
perencanaan program eksplorasi tersebut harus memenehui kaidah-kaidah dasar dan
perancangan (desain) yaitu :
Ø Efektif; penggunaan alat, individu, dan metode
harussesuai dengan keadaan geologi endapan yang dicari.
Ø Efesien ;dengan menggunakan prinsip dasar ekonomi
yaitu dengan biaya serendah-rendahnya untuk memperoleh hasil yang
sebesarnya-besarnya.
Ø Cost-benifical ; hasil yang diperoleh dapat digunakan
(bankable)
B. EKSPLOITASI
1. Pengertian Eksploitasi
Jika hasil penelitian
menunjukkan volume barang tambang cukup banyak dan pengambilan barang tambang
dirasa menguntungkan, maka dapat dilaksanakan eksploitasi. Eksploitasi adalah
kegiatan pengambilan barang tambang dengan cara pengeboran dan penggalian suatu
tempat yang memiliki barang tambang. Eksploitasi atau kegiatan pertambangan
dapat dilakukan dengan cara pertambangan terbuka dan pertambangan tertutup.
a. Pertambangan terbuka
Pertambangan terbuka adalah
pengambilan barang tambang yang posisi barang tambangnya dekat (tidak terlalu
dalam) dari permukaan bumi. Pengambilan barang tambang tersebut dapat dilakukan
dengan cara membuka atau menggali lapisan bumi bagian atas sampai posisi barang
tambang siap diambil. Pada umumnya, pertambangan terbuka ini dilakukan untuk
mengambil barang tambang yang wujudnya padat seperti batubara, marmer, pasir
kuarsa, batu kapur, batu granit, dan kaolin.
b. Pertambangan Tertutup
Pertambangan tertutup adalah
pengambilan barang tambang yang posisi barang tambangnya jauh (dalam) dari
permukaan bumi. Pengambilan barang tambang tersebut dapat dilakukan dengan cara
pengeboran atau pembuatan terowongan vertical atau horizontal dibawah tanah
sampai pada posisi barang tambang yang akan diambil.
Pada umumnya, pertambangan
tertutup ini dilakukan untuk mengambil barang tambang yang wujudnya padat,
cair, dan gas. Misalnya, batubara, minyak bumi, dan gas alam.
Posisi tambang minyak yang
masih berada di dalam bumi ada dua macam, yaitu:
1. Pertambangan minyak bumi di
daratan (onshore)
Eksploitasi atau pertambangan minyak bumi dapat
dilakukan dengan cara mengebor lapisan bumi untuk mengambil minyak bumi mentah
dari dalam tanah. Minyak bumi mentah tersebut kemudian dipompa ke luar dan
dialirkan ke tempat penimbunan minyak bumi mentah.
2. Pertambangan minyak bumi di
lepas pantai diawali dengan membangun anjungan sebagai tempat tinggal para
pekerja. Langkah berikutnya adalah pengeboran di dasar laut untuk memompa
minyak bumi. Setelah minyak bumi dapat dipompa keluar, kemudian ditampung di kapal
Tanker atau dialirkan ke daratan untuk diproses lebih lanjut.
Manfaat barang tambang secara
umum dapat dilihat dari bidang ekonomi dan bidang social budaya.
a. Manfaat barang tambang di
bidang ekonomi.
a) Meningkatkan pendapatan
masyarakat
b) Sebagai sumber devisa Negara
c) Memenuhi kebutuhan industry
dalam negeri
d) Menggerakkan kegiatan
perekonomian nasional
b. Manfaat barang tambang di
bidang social budaya
a) Menyediakan berbagai lapangan
pekerjaan
b) Mendorong kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi
c) Meningkatkan pengetahuan
teknologi khususnya pertambangan
d) Meningkatkan kredibilitas
bangsa.
Eksploitasi
Eksploitasi
adalah kegiatan pelaksanaan penambangan dengan cara mengambil barang
tambang sesuai kondisi
siknya. Ada tiga
metode penambangan ini,
yaitu sebagai berikut.
a. Penambangan terbuka
Penambangan
terbuka dilakukan apabila
barang tambang terletak
didekat permukaan bumi. Caranya dengan membuka lapisan tanah di atas
barang tambang hingga mencapai posisi barang tambang. Apabila lapisan tanah
telah terbuka oleh erosi, barang tambang
tinggal digali. Penambangan terbuka berlaku untuk jenis barang
tambang yang berwujud
padat, seperti baru
bara, mineral logam,
dan mineral bukan logam.
b. Penambangan tertutup
Penambangan
tertutup dilakukan apabila
barang tambang terletak jauh
didalam bumi. Caranya dengan menggali
terowongan hingga mencapai
barang tambang. Penambangan tertutup
juga berlaku untuk
jenis barang tambang
yang berwujud padat.
c. Pengeboran
Pengeboran
dilakukan dengan cara
mengebor batuan hingga
mencapai cebakan barang tambang.
Pengeboran berlaku untuk jenis barang tambang yang berwujud cair, seperti
cairan hidrokarbon minyak
mentah dan gas
alam yang terletak
di punggung antiklinal di
antara dua lapisan
kedap air sehingga
tidak menguap dan tidak
meresap. Pengeboran dilakukan
di lepas pantai
dan di daratan
dengan pengebor yang terbuat dari baja dengan mata bor dari intan
C. REKLAMASI LOKASI TAMBANG
Reklamasi
bekas tambang yang selanjutnya disebut reklamasi adalah usaha memperbaiki atau
memulihkan kembali lahan dan vegetasi dalam kawasan hutan yang rusak sebagai
akibat kegiatan usaha pertambangan dan energi agar dapat berfungsi secara
optimal sesuai dengan peruntukannya. (Permenhut Nomor: 146-Kpts-II-1999).
Rehabilitasi hutan dan lahan adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk memulihkan,
mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung,
produktifitas, dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan
tetap terjaga. Parotta (1993) dalam Setiawan (2003) menyatakan bahwa
tujuan rehabilitasi ekosistem hutan yang m engalami degradasi ialah
menyediakan, mempercepat berlangsungnya proses suksesi alami. Selain itu juga
untuk menambah produktivitas biologis, mengur angi laju erosi tanah, menambah
kesuburan tanah dan menambah kontrol biotik terhadap aliran biogeokimia dalam
ekosistem yang ditutupi tanaman. Kata reklamasi berasal dari kata to
reclaim yang bermakna to bring back to proper state, sedangkan arti
umum reklamasi adalah the making of land fit for cultivation. Membuat
keadaan lahan menjadi lebih baik untuk dibudidayakan, atau membuat
sesuatu yang sudah bagus menjadi lebih bagus, sama sekali tidak mengandung
implikasi pemulihan ke kondisi asal tapi yang lebih diutamakan adalah fungsi
dan asas kemanfaatan lahan. Arti demikian juga dapat diterjemahkan sebagai
kegiatan-kegiatan yang bertujuan mengubah peruntukan sebuah lahan atau mengubah
kondisi sebuah lahan agar sesuai dengan keinginan manusia
Kegiatan reklamasi meliputi dua tahapan, yaitu:
15
Pemulihan lahan bekas tambang untuk memperbaiki lahan
yang sudah terganggu ekologinya.
Mempersiapkan lahan bekas tambang yang sudah
diperbaiki ekologinya untuk pemanfaatan selanjutnya.
Sasaran
akhir dari reklamasi adalah terciptanya lahan bekas tambang
yang kondisinya aman, stabil dan tidak mudah tererosi sehingga dapat
dimanfaatkan kembali sesuai dengan peruntukkannya.
2.5PEMANFAATAN BARANG TAMBANG
1. Pemanfaatan Sumber Daya alam
Dalam memanfaatkan sumber daya alam perlu
dipertimbangkan nilai dan prinsip ekoefisiensi (ekonomi efisiensi), artinya
dengan tenaga dan biaya untuk mengolah apakah barang tambang layak digali
sehingga perlu diperhitungkan biaya penambangan, besarnya volume barang
tambang, manfaat barang tambang, dan untung ruginya dalam pertimbangan pe
ngelolaan barang tambang tersebut.
Negara kita kaya akan barang tambang. Barang tambang
tersebut menyebar di dalam bumi. Meskipun sudah ditemukan tempat-tempat
tambang, namun sebenarnya banyak pula tempat yang belum diusahakan. Hal ini
dapat dimaklumi karena negara kita masih perlu modal dan tenaga ahli. Untuk
mengatasi hal ini pemerintah mengundang investor asing (penanam modal asing)
untuk membantu pengem bangan pertambangan. Selain mengundang investor asing,
pemerintah juga terus melakukan pendidikan kepada tenaga-tenaga muda agar
mereka dapat turut membantu pembangunan, khususnya pertambangan agar tidak
terus-menerus tergantung dengan negara lain.
Usaha pertambangan ini biasanya diawali dengan
penelitian lapang an untuk mengetahui tempat-tempat yang mengandung bahan tambang
atau disebut eksplorasi. Apabila tempat bahan tambang sudah dipastikan maka
dilakukan penggalian maupun pengeboran atau disebut eksploitasi. Usaha
penambangan ini memerlukan waktu, tenaga, dan biaya yang tidak sedikit
2. Pemanfaatan Sumber
Daya Alam Berdasarkan Prinsip Ekoefisiensi
1.Pemanfaatan Sumber Daya alam
Dalam
memanfaatkan sumber daya alam perlu dipertimbangkan nilai dan prinsip
ekoefisiensi (ekonomi efisiensi), artinya dengan tenaga dan biaya untuk
mengolah apakah barang tambang layak digali sehingga perlu diperhitungkan biaya
penambangan, besarnya volume barang tambang, manfaat barang tambang, dan untung
ruginya dalam pertimbangan pengelolaan barang tambang tersebut. Negara kita kaya akan barang
tambang. Barang tambang tersebut menyebar di dalam bumi. Meskipun sudah
ditemukan tempat-tempat tambang, namun sebenarnya banyak pula tempat yang belum
diusahakan.
Hal ini dapat dimaklumi karena negara kita masih perlu
modal dan tenaga ahli. Untuk mengatasi hal ini pemerintah mengundang investor
asing (penanam modal asing) untuk membantu pengem bangan pertambangan. Selain
mengundang investor asing, pemerintah juga terus melakukan pendidikan kepada
tenaga-tenaga muda agar mereka dapat turut membantu pembangunan, khususnya
pertambangan agar tidak terus-menerus tergantung dengan negara lain.
Usaha pertambangan ini biasanya diawali dengan
penelitian lapangan untuk mengetahui tempat-tempat yang mengandung bahan
tambang atau disebut eksplorasi. Apabila tempat bahan tambang sudah dipastikan
maka dilakukan penggalian maupun pengeboran atau disebut eksploitasi. Usaha
penambangan ini memerlukan waktu, tenaga, dan biaya yang tidak sedikit.
2.Pengelolaan Bahan Tambang Berdasarkan
Kegunaannya dan Pemanfaatannya
Usaha pertambangan tentu saja tidak boleh dilakukan
sembarangan mengingat ada bahan-bahan tambang yang tidak dapat diperbarui,
maksudnya bahan tambang tersebut akan habis apabila diambil sekali dan dalam
jumlah yang besar.
Berdasarkan kegunaannya, bahan tambang dapat dibagi
menjadi pertambangan bijih, energi, dan mineral.
a. Pertambangan
Bijih/Logam
Pertambangan ini meliputi bijih besi, bauksit, timah,
nikel, tembaga, emas, dan perak.
1) Bijih Besi
Beberapa macam bijih besi antara lain sebagai berikut.
a)
Bijih besi lateritik terdapat di Kalimantan Selatan,
Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara.
17
b) Bijih besi magnetik hematit
terdapat di Kalimantan Tengah.
c) Bijih besi titan terdapat di
Pantai Cilacap, Pantai Pelabuhan Ratu, Lampung, Sumatera Selatan, Jambi,
Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh. Setelah digali dan disemprot de ngan
air, akan dihasilkan konsentrat besi. Pabrik pelebur besi baja Indonesia
terdapat di Cilegon, yaitu PT Krakatau Steel.
2) Bauksit (Biji Aluminium)
Bauksit merupakan mineral yang ringan, kuat, dan tidak
berkarat. Tambang bauksit dihasilkan di Kepulauan Riau, Pulau Bintan, Pulau
Bintang, dan Singkawang.
3) Timah
Timah termasuk salah satu hasil mineral yang
terpenting di Indonesia. Manfaat timah, yaitu untuk kaleng, patri, huruf cetak,
tube, kertas timah, dan lain-lain. Tambang timah terdapat di pulau Singkep,
Bangka, Belitung, dan lepas pantai di sekitarnya. Hasil tambang timah di darat
disebut timah primer, sedangkan yang di lepas pantai disebut timah sekunder. Di
Indonesia banyak dihasilkan timah sekunder dan menjadi pabrik peleburan timah
terbesar ketiga setelah Bolivia dan Malaysia.
4) Nikel
Biji nikel terdapat dalam tanah hasil pelapukan
peridotit atau serpentit. Daerah-daerah pertambangan nikel di Indonesia antara
lain Pulau Mantang di Teluk Bone, Pulau Halmahera, Pulau Gag di Irian Jaya, di
sekitar Kolaka (Sulawesi Tenggara) berpusat di Ponalo, dan Pegunungan Verbeek
berpusat di Soroako.
5) Seng
Terdapat di beberapa daerah Indonesia, antara lain
Jawa Timur, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan
Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara. Pengolahan seng menjadi seng
lembaran dilakukan oleh perusahaan-perusahaan swasta di kota-kota besar.
6) Intan
Tambang intan terdapat di Kalimantan Selatan, terletak
di sekitar Sungai Kusan dan Riam Kanan Kiri. Penggalian dipusatkan di
Simpangempat (dekat Martapura) oleh PN Aneka Tambang. Di samping itu, rakyat
juga melaksanakan penggalian dengan cara mendulang. Pendulangan intan oleh
rakyat yang terkenal di Cempaka I (dekat Banjar Baru). Kota Martapura merupakan
tempat penggosokan intan yang terkenal di Indonesia.
7) Tembaga
Tembaga terdapat di Cikotok (Banten Selatan),
Songkarapi (Sulawesi Selatan), dan Kompara (Irian Jaya). Tembaga yang sudah
ditambang baru terdapat di Irian Jaya, diusahakan dengan modal Jepang dan
Amerika. Bijih tembaga tersebut diolah di pabrik (di Kota Tembagapura) yang
didirikan pada ketinggian 2.600 m dan menghasilkan konsentrat dengan kadar 26%.
Konsentrat itu diangkut ke pelabuhan dekat muara Sungai Tipuka dengan saluran
pipa yang panjangnya 100 km. Tembaga banyak diekspor ke Jepang.
8) Emas dan Perak
Tambang emas dan perak terdapat di Rejang Lebong (Bengkulu)
dan Banten Selatan (Jawa Barat). Penambangannya dilakukan oleh PN Aneka Tambang
di Cikotok, kemudian diangkut ke Jakarta, dan diolah oleh PN Logam Mulia
menjadi emas/perak batang.
b. Pertambangan yang
Menghasilkan Energi
Pertambangan ini terdapat pada minyak bumi, gas alam,
dan batu bara.
1) Minyak Bumi
Minyak bumi menurut Sujiran Resosudarmo terjadi dari plankton atau
mikroorganisme yang tertimbun berjuta-juta tahun di dasar laut. Hal ini terjadi
karena penguraian secara kimia yang tidak sempurna. Mikro organisme yang banyak
mengandung lemak berubah menjadi lumpur busuk yang berada di antara lapisan
pasir dan tanah kedap yang disebut sapropelium. Akibat tekanan yang semakin
besar dan temperatur yang semakin tinggi maka sapropelium berubah menjadi
minyak bumi.
Pertambangan minyak bumi di Indonesia ditangani oleh Pertamina, yang dalam
kegiatan eksplorasi dan eksploitasinya meng adakan perjanjian kerja sama bagi
hasil dengan sejumlah besar perusahaan asing.
Daerah-daerah minyak bumi di Indonesia antara lain
sebagai berikut.
a)
Jawa: daerah Delta Sungai Brantas, Cepu, dan Jatibarang, pabrik penyulingan di
Wonokromo dan Cepu.
b)
Sumatera: terdapat di Peureulak - Langkat, Dataran Riau (sekitar Pekanbaru),
Jambi, dan Palembang, pabrik penyulingannya di Pangkalan Brandan, Dumai, Plaju,
dan Sungai Gerong.
c)
Kalimantan: terdapat di Pulau Bunyu dan Tarakan, sekitar Sungai Mahakam, pabrik
penyulingannya di Balikpapan.
d)
Maluku/Seram: di Bula.
e)
Irian Jaya: terdapat di Sorong dan Babo.
f)
Lepas pantai: lepas pantai sebelah timur Balikpapan (Ataka), lepas pantai Aceh
Timur, Laut Jawa (Shinta dan Arjuna), dan lepas pantai Sumatera bagian tenggara
(Zeida dan Cita).
2) Gas Alam
Gas alam dapat ditemukan bersama-sama dengan minyak
bumi. Gas alam didapatkan di lapangan minyak Arun (Aceh), Badak (di Bontang,
Kalimantan Timur), dan di Kepulauan Natuna. Sesudah dicairkan disebut LPG
(Liquid Petroleum Gas) dan LNG (Liquid Natural Gas) yang kemudian diekspor ke
Jepang, USA, dan Singapura
3) Batu Bara
Batu bara Indonesia menurut Sujiran Resosudarmo
terbentuk pada zaman tertier. Batu bara terjadi dari tumbuh-tumbuhan yang
tertimbun di dalam tanah selama berjuta-juta tahun. Semakin tua umur batu bara
kadar bakarnya juga semakin tinggi. Batu bara yang terbentuk pada zaman karbon
merupakan batu bara yang bermutu tinggi, sedangkan yang terbentuk pada zaman
tertier mutunya kurang baik dan disebut batu bara muda.
Daerah-daerah pertambangan batu bara di Indonesia, yaitu sebagai berikut.
a)
Pertambangan Bukit Asam (Sumatera Selatan), di sepanjang Sungai Lematang,
Pusatnya Tanjung Enim.
b)
Pertambangan Umbilin (Sumatera Barat) dengan pusatnya di Sawahlunto. Cadangan
batu bara ditemukan pula di Sungai Berau (Kali man tan Timur), Pulau Laut,
Lampung, dan muara Bungo (Jambi).
3. Jenis-jenis dan Proses Pemanfaatan Barang
Tambang
Bahan tambang dapat diolah
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Adapun pemanfaatannya antara lain sebagai
berikut.
a. Besi dapat digunakan untuk
membuat jembatan, jalan kereta api, kons truksi bangunan, dan industri mobil.
b. Aluminium merupakan logam yang
ringan dan kuat yang digunakan untuk membuat badan pesawat terbang, kapal laut,
alat dapur, perkakas rumah tangga, uang logam, dan sebagainya.
c. Timah digunakan sebagai bahan
untuk membuat kaleng, tube, bahan pelapis besi agar tidak berkarat dan untuk
patri. Logam ini sangat lunak sehingga dapat dibuat sangat tipis hampir serupa
dengan kertas. Kertas timah dipakai untuk pembungkus rokok dan permen.
d. Nikel untuk bahan campuran
dalam industri besi baja agar kuat dan tahan karat.
e. Tembaga untuk bahan kabel dan
industri barang-barang perunggu dan kuningan.
f. Emas dan perak untuk bahan perhiasan.
20
g. Seng dan Plumbum untuk atap
rumah dan industri rumah tangga.
h.
Intan
sebagai bahan perhiasan dan pemotong kaca.
i.
Minyak
bumi untuk penerangan rumah, tenaga penggerak mesin pabrik, untuk bahan bakar
kendaraan bermotor.
j.
Gas alam
untuk bahan bakar rumah tangga dan industri.
k.
Batu bara
sebagai bahan bakar pemberi tenaga dan bahan mentah untuk cat, obat-obatan,
wangi-wangian, dan bahan peledak.
l.
Batu
gamping dan batu kapur banyak digunakan untuk bahan bangunan, bahan utama
pembuatan semen dan bahan ikutan pada peleburan bijih besi. Kapur juga berguna
untuk pupuk bagi tanah yang kekurangan zat kapur. Tanah semacam ini banyak
dijumpai di daerah bekas rawa.
m.
Yodium
untuk campuran obat penyakit gondok.
n.
Belerang
untuk campuran obat penyakit kulit.
o.
Fosfat
digunakan untuk bahan bakar industri pupuk.
p.
Tanah
liat merupakan bahan dasar untuk pembuatan batu bata dan gerabah.
q.
Kaolin
sebagai bahan pembuat porselin dan keramik.
r.
Pasir
kuarsa merupakan bahan untuk membuat kaca, gelas, dan piring.
s.
Batu
granit untuk bahan bangunan.
t.
Platina
(emas putih) untuk perhiasan.
u.
Wolfram
untuk industri listrik.
v.
Tras
untuk bahan semen.
w.
Batu
pualam (marmer) untuk lantai dan pelapis baja.
x.
Batu gips
untuk industri kecil dan untuk membuat alat peraga bidang kedokteran.
y.
Asbes
berguna untuk industri bangunan (atap rumah).
4. Peranan Tambang Dalam
Pembangunan Indonesia
Indonesia terkenal sebagai
negara yang kaya raya akan bahan tambang. Bahan tambang di Indonesia ditemukan
di darat dan di laut. Untuk mendapatkan serta mengolah bahan tambang tersebut
diperlukan banyak modal, tenaga ahli, dan teknologi tinggi. Pemerintah
menghimpun kesemuanya ini dari dalam maupun dari luar negeri.
Peranan barang tambang dan
bahan galian dalam pembangunan Indonesia sebagai berikut.
a. Mengurangi pengangguran karena
usaha ini dapat menyerap tenaga kerja.
b. Menambah pendapatan negara
karena bahan tersebut dapat di ekspor ke luar negeri.
c. Memajukan industri dalam
negeri.
d. Memajukan bidang transportasi
dan komunikasi di Indonesia.
2.6 TATA KELOLA PERTAMBANGAN INDONESIA
Aturan pelaksana UU No. 4 tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara, pengembangan sistem data dan informasi,
pelaksanaan pengawasan dan pengoptimalan penerimaan negara.
Dasar kebijakan publik di bidang pertambangan adalah
UUD 1945 pasal 33 ayat 3 yang menyatakan bahwa: bumi dan air dan kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Dalam era desentralisasi saat ini maka kegiatan
pertambangan tidak terpisahkan lagi dengan pengambilan kebijakan di tingkat
daerah sehingga:
Pertama.
Pemerintah pusat hendaknya memberikan kewenangan yang lebih besar kepada daerah
untuk mengelola kegiatan pertambangan yang melibatkan sebanyak mungkin peran
serta masyarakat lokal.
Kedua.
Apabila risikonya tidak besar serta teknologinya dikuasai dan permasalahannya
hanya modal, maka dana dapat dikumpulkan melalui beberapa cara, yaitu:
a. Sebagian
pendapatan pemerintah dari sektor pertambangan umum yang sudah memberikan
keuntungan banyak (misal: batu bara). Pendapatan tersebut dapat digunakan untuk
eksplorasi dan investasi pada sektor-sektor pertambangan lainnya.
b.
Membentuk Badan Usaha Milik Daerah yang bertugas mengelola kekayaan mineral di
daerah tersebut seoptimal mungkin dengan memperhatikan prinsip-prinsip
keberlanjutan.
c.
Aspek lingkungan baik fisik maupun sosial harus
dipertimbangkan dalam setiap kontrak pertambangan dan pengusaha pertambangan
harus menyediakan biaya untuk mengatasi permasalahan lingkungan tersebut.
22
Ketiga,
Menurut ahli ekonomi Kaldor dan Hicks suatu tindakan dikatakan bermanfaat
apabila golongan yang memperoleh manfaat dari usahanya dapat memberi kompensasi
bagi golongan yang menderita kerugian akibat usaha tersebut sehingga posisi
golongan kedua tersebut paling jelek sama seperti sebelum adanya usaha tersebut
dan golongan pertama masih untung. Golongan kedua tersebut dapat berupa alam
maupun masyarakat. Jadi, tidak adil bila ada suatu usaha yang kemudian
menyebabkan lingkungan menjadi lebih rusak atau masyarakat menjadi lebih
menderita dibandingkan keadaan sebelum adanya usaha tersebut. Peran pemerintah
daerah akan menjadi lebih besar dalam penanganan dampak lingkungan pertambangan
ini, sehingga penguatan institusi di tataran lokal akan menjadi semakin
signifikan.
Keempat,
sumberdaya alam sebagai sumber untuk kegiatan pertambangan dan energi
dimanfaatkan dari sistem ekologi oleh karena itu syarat mendasar yang harus
dipatuhi adalah tidak melanggar daya dukung ekosistem. Untuk dapat memanfaatkan
sebanyak-banyakinya sumber daya alam yang terkandung di bumi Indonesia, konsep
eko-efisiensi harus menjadi acuan utama yaitu memanfaatkan sebanyak-banyaknya
dan membuang atau memboroskan sesedikit mungkin yang juga berarti meminimumkan
limbah. Dapat disimpulkan bahwa eko-efisiensi sekaligus akan meningkatkan
efisiensi ekonomi. Untuk itu ekonomi lingkungan perlu diperhitungkan dalam
setiap aktifitas pertambangan.
Tahap Eksplorasi
dan Eksploitasi
Tahap Eksplorasi
Tahap yang
pertama yaitu Ekcplorasi, Eksplorasi sendiri dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Umum
Dari
Eksplorasi umum yaaah intinya survey jalan2 di “calon” area tambang, jalan2 ke
sungai liat2 singkapan lapisan2 tanah/batuan. Kan ntar jadi ketauan tuh formasi
batuan secara kasar yang bisa dilihat mata. Nah, dari hasil eksplorasi umum ini
ntar kita bisa mengetahui cadangan tereka. Cadangan disini tentunya Cadangan
yang akan ditambang, misalnya batu kapur, atau tanah liat, dsb.
b. Detail
Kegiatan
Eksplorasi secara detail sudah mulai melakukan pengeboran2 yang dilakukan untuk
mengambil sampel dari area tambang. Dari sampel2 ini dianalisis dan didapat
cadangan terkira.
Studi Kelayakan
Studi
kelayakan merupakan analisis lebih lanjut dari eksplorasi detail. Dari sini
didapat hasil analisis selain kualitas, volume/cadangan material tambang
terukur juga didapat analisa biaya operasional yang dibutuhkan untuk melakukan
operasional tambang.
Development
Pada tahap ini mulai dibangun mesh, kantor, masuknya alat berat untuk pembukaan jalan, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan sarana dan prasarana.
Pada tahap ini mulai dibangun mesh, kantor, masuknya alat berat untuk pembukaan jalan, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan sarana dan prasarana.
Tahap Eksploitasi
Ini adalah salah satu eksploitasi dalam penambangan batu bara
Ini adalah salah satu eksploitasi dalam penambangan batu bara
Pembersihan lahan (land clearing)
Pembersihan lahan ini dilaksanakan untuk memisahkan pepohonan dari tanah tempat pohon tersebut tumbuh, sehingga nantinya tidak tercampur dengan tanah subsoilnya. Pepohonan (tidak berbatang kayu keras) yang dipisahkan ini nantinya dapat dimanfaatkan sebagai humus pada saat pelaksanaan reklamasi.
Pembersihan lahan ini dilaksanakan untuk memisahkan pepohonan dari tanah tempat pohon tersebut tumbuh, sehingga nantinya tidak tercampur dengan tanah subsoilnya. Pepohonan (tidak berbatang kayu keras) yang dipisahkan ini nantinya dapat dimanfaatkan sebagai humus pada saat pelaksanaan reklamasi.
Kegiatan
pembersihan lahan ini baru dilaksanakan pada lahan yang benar-benar segera akan
ditambang. Sedangkan lahan yang belum segera ditambang wajib tetap
dipertahankan pepohonan yang tumbuh di lahan tersebut. Hal ini sebagai wujud
bahwa perusahaan tambang tetap memperhatikan aspek pengelolaan atau lindungan
lingkungan tambang.
Pengupasan tanah pucuk (top soil)
Pengupasan tanah pucuk ini dilakukan terlebih dulu dan ditempatkan terpisah terhadap batuan penutup (over burden), agar pada saat pelaksanaan reklamasi dapat dimanfaatkan kembali. Pengupasan top soil ini dilakukan sampai pada batas lapisan subsoil, yaitu pada kedalaman dimana telah sampai di lapisan batuan penutup (tidak mengandung unsur hara).
Kegiatan pengupasan tanah pucuk ini terjadi jika lahan yang digali masih berupa rona awal yang asli (belum pernah digali/tambang). Sedangkan untuk lahan yang bekas “peti (penambangan liar)” biasanya lapisan top soil tersebut telah tidak ada, sehingga kegiatan tambang diawali langsung dengan penggalian batuan penutup.
Tanah pucuk yang telah terkupas selanjutnya di timbun dan dikumpulkan pada lokasi tertentu yang dikenal dengan istilah Top Soil Bank. Untuk selanjutnya tanah pucuk yang terkumpul di top soil bank pada saatnya nanti akan dipergunakan sebagai pelapis teratas pada lahan disposal yang telah berakhir dan memasuki tahapan program reklamasi.
Pengupasan tanah pucuk ini dilakukan terlebih dulu dan ditempatkan terpisah terhadap batuan penutup (over burden), agar pada saat pelaksanaan reklamasi dapat dimanfaatkan kembali. Pengupasan top soil ini dilakukan sampai pada batas lapisan subsoil, yaitu pada kedalaman dimana telah sampai di lapisan batuan penutup (tidak mengandung unsur hara).
Kegiatan pengupasan tanah pucuk ini terjadi jika lahan yang digali masih berupa rona awal yang asli (belum pernah digali/tambang). Sedangkan untuk lahan yang bekas “peti (penambangan liar)” biasanya lapisan top soil tersebut telah tidak ada, sehingga kegiatan tambang diawali langsung dengan penggalian batuan penutup.
Tanah pucuk yang telah terkupas selanjutnya di timbun dan dikumpulkan pada lokasi tertentu yang dikenal dengan istilah Top Soil Bank. Untuk selanjutnya tanah pucuk yang terkumpul di top soil bank pada saatnya nanti akan dipergunakan sebagai pelapis teratas pada lahan disposal yang telah berakhir dan memasuki tahapan program reklamasi.
Pemompaan air tambang (jika terdapat genangan air di pit)
Pemompaan air tambang dilakukan dengan menggunakan mesin pompa Allight dan Caterpillar dengan kapasitas maksimal masing-masing sekitar 200 lt/dt. Pompa ini tidak setiap saat digunakan, penggunaannya hanya apabila kondisi tambang cukup terganggu dengan adanya genangan air dalam jumlah banyak.
Pemompaan air tambang dilakukan dengan menggunakan mesin pompa Allight dan Caterpillar dengan kapasitas maksimal masing-masing sekitar 200 lt/dt. Pompa ini tidak setiap saat digunakan, penggunaannya hanya apabila kondisi tambang cukup terganggu dengan adanya genangan air dalam jumlah banyak.
Air hasil
kegiatan pemompaan air tambang ini disalurkan ke kolam penampungan (settling
pond) yang terdiri dari 3 kompartemen, yaitu :
Kompartemen
pertama, untuk mengendapkan kandungan lumpur yang ikut larut dalam aliran air
tambang yang terpompa.
Kompartemen
kedua, untuk penanganan (treatmen) kualitas pH air tambang yang dihasilkan,
dimana air tambang harus ber-pH standard sesuai batasan baku mutu air tambang
yang diijinkan.
Kompartemen
ketiga, untuk kolam penstabilan air tambang dan titik penataan kualitas air
tambang sebelum air tambang tersebut disalurkan ke perairan umum atau sungai.
Mengapa air tambang ini harus disalurkan ke settling pond terlebih dulu, untuk selanjutnya baru boleh disalurkan ke perairan umum ? hal ini sebagai upaya pencegahan terjadinya air asam tambang (AAT). AAT adalah air yang berasal dari areal pertambangan yang bersifat asam (ph<7) sebagai akibat teroksidasinya mineral sulfide pada batuan pada kondisi lahan yang terbuka dan adanya air. Sifat AAT adalah asam sehingga cenderung merusak lingkungan, baik terhadap hewan biota air maupun tumbuhan disekitar perairan tersebut.
Mengapa air tambang ini harus disalurkan ke settling pond terlebih dulu, untuk selanjutnya baru boleh disalurkan ke perairan umum ? hal ini sebagai upaya pencegahan terjadinya air asam tambang (AAT). AAT adalah air yang berasal dari areal pertambangan yang bersifat asam (ph<7) sebagai akibat teroksidasinya mineral sulfide pada batuan pada kondisi lahan yang terbuka dan adanya air. Sifat AAT adalah asam sehingga cenderung merusak lingkungan, baik terhadap hewan biota air maupun tumbuhan disekitar perairan tersebut.
Penggalian tanah penutup (over burden)
Penggalian batuan penutup (over burden, disingkat OB) dilakukan pertama kali dengan menggunakan alat gali berupa alat berat jenis big bulldozer yang berfungsi sebagai alat pemecah bebatuan (proses ripping dan dozing). Batuan penutup yang telah hancur tersebut selanjutnya diangkat oleh alat berat jenis excavator dan dipindahkan ke alat angkut. Sedangkan alat angkut batuan penutup ini berupa dump truck dengan kapasitas muat/angkut maksimal 20 ton. Dump truck ini beroperasi dari loading point di front tambang menuju ke areal disposal yang berjarak 4 km (pulang pergi).
Penggalian batuan penutup (over burden, disingkat OB) dilakukan pertama kali dengan menggunakan alat gali berupa alat berat jenis big bulldozer yang berfungsi sebagai alat pemecah bebatuan (proses ripping dan dozing). Batuan penutup yang telah hancur tersebut selanjutnya diangkat oleh alat berat jenis excavator dan dipindahkan ke alat angkut. Sedangkan alat angkut batuan penutup ini berupa dump truck dengan kapasitas muat/angkut maksimal 20 ton. Dump truck ini beroperasi dari loading point di front tambang menuju ke areal disposal yang berjarak 4 km (pulang pergi).
Penimbunan
batuan penutup di disposal ini harus dilakukan secara bertahap, yaitu dimulai
dengan membuat lapisan OB dasar seluas areal disposal (luas maksimal) yang
telah ditentukan. Untuk selanjutnya dilakukan kegiatan penimbunan OB naik ke
atas secara bertahap atau berjenjang dengan luasan semakin mengecil, hingga
membentuk sebuah bukit atau gunung yang berterasering.
Jika disposal ini nantinya telah dinyatakan selesai, maka permukaan terasering disposal akan diberi lapisan top soil (diambil dari top soil bank) setebal sekitar 50 ~ 100 centimeter dan permukaan akhir dibentuk kontur landai membentuk bukit/ gunung yang rata (tidak terasering). Sedangkan derajat kemiringan kontur bukit ini sekitar 14 derajat. Hal ini untuk menghindari terfokusnya air limpasan disposal sehingga dapat menimbulkan erosi yang besar (tidak ramah lingkungan).
Jika disposal ini nantinya telah dinyatakan selesai, maka permukaan terasering disposal akan diberi lapisan top soil (diambil dari top soil bank) setebal sekitar 50 ~ 100 centimeter dan permukaan akhir dibentuk kontur landai membentuk bukit/ gunung yang rata (tidak terasering). Sedangkan derajat kemiringan kontur bukit ini sekitar 14 derajat. Hal ini untuk menghindari terfokusnya air limpasan disposal sehingga dapat menimbulkan erosi yang besar (tidak ramah lingkungan).
Penambangan batubara (coal cleaning & coal getting ke ROM)
Setelah penggalian batuan penutup selesai dan lapisan batubara mulai terekspose, maka kegiatan penambangan berikutnya adalah proses pembersihan lapisan batubara dari unsure pengotor (sisa batuan penutup dan/atau parting). Kegiatan ini dikenal dengan istilah coal cleaning. Hasil kegiatan coal cleaning ini adalah lapisan batubara yang bersih dan berkualitas.
Proses coal cleaning ini dilakukan oleh alat excavator yang telah dilengkapi dengan cutting blade pada sisi luar kuku bucket. Hal ini menjadikan ujung bucket bukan berupa kuku tajam, melainkan berupa ujung bucket yang datar rata. Unsur pengotor yang berada di atas lapisan batubara dapat dihilangkan hingga sebersih mungkin.
Setelah penggalian batuan penutup selesai dan lapisan batubara mulai terekspose, maka kegiatan penambangan berikutnya adalah proses pembersihan lapisan batubara dari unsure pengotor (sisa batuan penutup dan/atau parting). Kegiatan ini dikenal dengan istilah coal cleaning. Hasil kegiatan coal cleaning ini adalah lapisan batubara yang bersih dan berkualitas.
Proses coal cleaning ini dilakukan oleh alat excavator yang telah dilengkapi dengan cutting blade pada sisi luar kuku bucket. Hal ini menjadikan ujung bucket bukan berupa kuku tajam, melainkan berupa ujung bucket yang datar rata. Unsur pengotor yang berada di atas lapisan batubara dapat dihilangkan hingga sebersih mungkin.
Sedangkan
proses pemuatan batubara ke alat angkut dilakukan oleh unit excavator, dimana
alat angkut yang digunakan yaitu dump truck dengan kapasitas muatan 20 ton.
Selanjutnya batubara tersebut diangkut menuju ke stockpile mini tambang (ROM).
Hal ini dilakukan agar proses penambangan batubara di front tambang dapat
berlangsung lebih cepat, jika dibandingkan dengan pengangkutan batubara secara
langsung dari front tambang ke stockpile pelabuhan. Hal ini mengingat jarak
antara lokasi front tambang terhadap lokasi stockpile pelabuhan cukup jauh
(sekitar 43 kilometer).
BAB
IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Sumber daya alam adalah
semua yang terdapat di alam (kekayaan alam) yang dapat dimanfaatkan oleh
manusia untuk mencukupi segala kebutuhan hidupnya.
Sumber daya alam dapat
diklasifikasikan berdasarkan sumbernya, persebarannya, tujuannya, serta
berdasarkan cara pengelolaan dan pemanfaatannya.
Berdasarkan sumbernya,
sumber daya alam dibedakan atas sumber daya alam hayati (biotik) dan sumber
daya alam nonhayati (abiotik). Sumber daya alam biotik (organic) yaitu sumber
daya alam yang berasal dari makhluk hidup. Misalnya, kayu, ikan, batubara,
minyak bumi, dan marmer. Sumber daya alam abiotik (anorganik) yaitu sumber daya
alam yang berasal bukan dari makhluk hidup. Misalnya, timah, besi, kuarsa.
Berdasarkan persebarannya,
sumber daya alam dibedakan menjadi dua jenis : Pertama. Sumber daya alam yang terdapat dimana-mana. Misalnya,
sinar matahari, air, udara, areal pertanian, dan hutan. Kedua. Sumber daya alam yang hanya dapat ditemukan di daerah
tertentu saja. Misalnya, tambang uranium, tambang batu bara, dan tambang emas.
Berdasarkan tujuannya,
sumber daya alam dibedakan atas tiga jenis, yaitu sumber daya alam bahan
industri, sumber daya alam bahan pangan, dan sumber daya alam bahan sandang.
Sumber daya alam bahan industri adalah sumber daya alam yang umumnya digunakan
sebagai bahan dasar atau bahan baku industri. Misalnya, tanah liat, kaolin,
belerang. Sumber daya alam bahan pangan adalah sumber daya alam yang digunakan
sebagai bahan pangan, baik langsung maupun melalui pengolahan terlebih dahulu.
Misalnya, padi, jagung, dan kedelai. Sumber daya alam bahan sandang adalah
sumber daya alam yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan sandang.
Misalnya sutra, dan kapas.
Berdasarkan cara
pengelolaan dan pemanfaatannya, sumber daya alam dibedakan menjadi sumber daya
alam yang dapat diperbarui dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.
Sumber daya alam yang dapat diperbarui adalah sumber daya alam setelah
dimanfaatkan dapat dipulihkan kembali secara alamiah ataupun melalui budidaya
manusia. Sumber daya yang dapat diperbarui meliputi sumber daya nabati, dan
sumber daya hewani. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui yaitu sumber
daya alam yang tidak dapat dipulihkan kembali setelah dimanfaatkan. Jenis
sumber daya alam ini dikenal dengan barang tambang yang meliputi sumber daya
mineral, dan sumber daya energi.
Adapun ciri-ciri dari
sumber daya alam ini adalah sebagai berikut:
Ø
Barang tambang yang cepat habis karena nilai komsumsi yang tinggi dan
dimanfaatkan
orang banyak. Misalnya, minyak bumi, bijih besi, bijih alumunium,
posfat,
emas, dan batu bara. Barang tambang yang tidak cepat habis umumnya
memiliki
nilai konsumsi rendah. Misalnya, mineral dan berbagai jenis batuan.
Ø
Tersebar secara tidak merata, hanya ditemukan di daerah tertentu saja dan akan
habis
apabila teris menerus digali dan dimanfaatkan.
4.2 Saran
1. Sumber daya alam minyak bumi,
batubara, Gas Bumi semakin berkurang,
kondisi
ini diperparah lagi dengan tidak dapatnya
diperbaharui; untuk itu kita harus
menghemat penggunaan batu
bara dan minyak bumi.
2. Lakukan pelestarian
sumber daya alam dengan tidak terlalu melakukan eksploitasi
Sumber daya alam.
3.
Gunakanlah peralatan hidup sehari-hari yang
hemat energy dan BBM.
https://mazzeko.wordpress.com/2013/01/10/tahap-eksplorasi-dan-eksploitasi/
No comments:
Post a Comment