Tuesday 19 December 2017

makalah biologi EUBACHTERIA DAN ARCHAEBACTERIA 1

Tugas Individu
MAKALAH
ARCHAEBACTERIA DAN
EUBACTERIA


 













Disusun Oleh :

NAMA : ASTRIANI
KLS : X MIPA 1






SMA NEGERI 4  WATAMPONE
TAHUN AJARAN

 
 2016/2017


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu/Bapak guru yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.


Watampone, 03 September 2016

             Penyusun
ASTRIANI





DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................               i
DAFTAR ISI .............................................................................................               ii
BAB I..... PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang.....................................................................               1
B.       Rumusan Masalah.................................................................               2
C.       Tujuan Penulisan...................................................................               2
BAB II... PEMBAHASAN
A.       Pengertian Archaebacteria dan Eubacteria..........................               3
B.       Ciri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria..............................               4
C.       Klasifikasi Archaebacteria dan Eubacteria..........................               5
D.       Reproduksi Archaebacteria dan Eubacteria........................               8
E.        Peranan Archaebacteria dan Eubacteria..............................               11
BAB III.. PENUTUP
A.       Kesimpulan...........................................................................               13
B.       Saran.....................................................................................               14
DAFTAR PUSTAKA








BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Istilah Archaebacteria berasal dri bahasa Yunani, archaio, yang artinya kuno. Para ahli mengajukan hipotesis bahwa Archaebacteria merupakan sel-sel paling awal (kuno) yang memiliki hubungan kekerabatan dengan organisme eukariotik (memiliki membran inti sel). Archaebacteria hidup dilingkungan yang ekstrem yang mirip dengan dugaan lingkungan kehidupan awal dibumi. Archaebacteria Sub-kerajaan kerajaan Prokariota, yang, atas dasar baik komposisi RNA dan DNA dan biokimia, berbeda secara signifikan dari bakteri lain. Mereka diduga menyerupai bakteri kuno yang pertama kali muncul di lingkungan yang ekstrim seperti yang kaya sulfur, ventilasi laut dalam. Archaebacteria memiliki dinding yang unik sel seperti proteindan kimia membran sel, dan ribosom yang khas.
Mereka termasuk bakteri yang memproduksi metana, yang menggunakan senyawa organik sederhana seperti metanol dan asetat sebagai makanan, menggabungkan mereka dengan karbon dioksida dan gas hidrogen dari udara, dan melepaskan metana sebagai produk sampingan. Bakteri dari sumber air panas dan daerah asin memiliki berbagai cara untuk memperoleh pangan dan energi, termasuk penggunaan mineral bukan senyawa organik. Mereka mencakup baik bakteri aerob dan anaerob. Beberapa bakteri yang ada pada sumber air panas dapat mentolerir suhu sampai 88 ° C (190 ° F) dan keasaman pH serendah 0,9. Satu spesies, Thermoplasma, mungkin terkait dengan nenek moyang dari nukleus dan sitoplasma sel eukariot yang lebih maju. Beberapa ahli taksonomi menganggap archaebacteria menjadi begitu berbeda dari organisme hidup lainnya bahwa mereka merupakan pengelompokan yang lebih tinggi yang disebut domain.
Istilah Eubacteria berasala dari bahasa Yunani, eu yang artinya sejati. Eubacteria meliputi sebagian besar organisme prokariotik yang dapat hidup di mana pun (kosmopolit). Eubacteria disebut juga Bacteria, yang kemudian disederhanakan menjadi bakteri. Eubacteria atau Bacteria (bakteri) digunakan sebagai acuan untuk semua organisme prokariotik baik dari kelompok Archaebacteria maupun Eubacteria, meskipun Archaebacteria dan Eubacteria sudah dipisahkan dalam kelompok (kingdom) yang berbeda. Terlepas dari masalah taksonomi, baik Archaebacteria maupun Eubacteria merupakan organisme prokariotik, sehingga pembahasan Archaebacteria dan Eubacteria digabung dalam satu pokok pembahasan.
Dibanding dengan organisme lainya, kelompok organisme prokariotik ini merupakan organisme yang paling banyak jumlahya karena paling mudah bereproduksi. Oganisme prokariotik juga mudah ditemukan di habitat manapun. Mereka mampu bertahan hidup di lingkungan yang sangat panas, dingin, asin, asam, atau basa. Kajian evolusi mengusngkapkan bahwa organisme prokariotik merupakan organisme paling awal yang sudah hidup dan berevolusi di bumi selama hampir 2 milyar tahun, kemudian membentuk dua cabang utama evolusi, yaitu Archaebacteria dan Eubacteria.

B.  Rumusan Masalah
1.    Apakah yang dimaksud Archaebacteria dan Eubacteria?
2.    Bagaimanakah Ciri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria?
3.    Bagaimanakah Klasifikasi Archaebacteria dan Eubacteria?
4.    Bagaimanakah Reproduksi Archaebacteria dan Eubacteria?
5.    Bagaimanakah Peranan Archaebacteria dan Eubacteria?

C.  Tujuan Penulisan
1.    Agar dapat mengetahui pengertian Archaebacteria dan Eubacteria.
2.    Untuk mengetahui Ciri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria?
3.    Untuk mengetahui Klasifikasi Archaebacteria dan Eubacteria?
4.    Untuk mengetahui Reproduksi Archaebacteria dan Eubacteria?
5.    Untuk mengetahui Peranan Archaebacteria dan Eubacteria?
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Archaebacteria dan Eubacteria
Archaebacteria adalah organisme yang metabolisme energi khasnya membentuk gas metana (CH4) dengan cara mereduksi karbon dioksida (CO2). Archaebacteria bersifat anaerobik dan kemosintetik. Nama “archaebacteria,” dengan awalannya yang berarti “kuno,” menunjukkan bahwa ini adalah kelompok yang sangat tua. Archaebacteria adalah kelompok bakteri yang dinding selnya tidak mengandung peptidokglikan, namun membrane plasmanya mengandung lipid. Archaebacteria ini hidup di lingkungan yang ekstrim. Archaebacteria terdiri dari bakteri-bakteri yang hidup di tempat-tempat kritis atau ekstrim, misalnya bakteri yang hidup di air panas, bakteri yang hidup di tempat berkadar garam tinggi, dan bakteri yang hidup di tempat yang panas atau asam, di kawah gunung berapi, dan di lahan gambut.
Eubacteria adalah organisme bersel tunggal mikroskopis. Eubacteria kadang-kadang disebut sebagai "bakteri sejati," membedakannya dari Archaeobacteria, organisme yang serupa dengan beberapa perbedaan genetik dan gaya hidup yang signifikan. Sebagian besar organisme yang kita anggap sebagai “bakteri” adalah Eubacteria, dari sepupu Arkean mereka lebih memilih hidup di lingkungan yang ekstrim seperti pembangkit listrik tenaga nuklir dan ventilasi hidrotermal.
Dalam rangka untuk menyelidiki definisi Eubacteria, pertama-tama perlu untuk membahas detail dari klasifikasi ilmiah. Eubacteria berada di jantung perdebatan serius dalam klasifikasi ilmiah yang membentuk kembali hirarki tradisional “Kingdom, Filum, Kelas, Ordo, Famili, Genus, dan Spesies.” Awalnya, Eubacteria dianggap bagian dari kerajaan Prokaryota, kadang-kadang disebut “Monera,” bersama dengan kerabat mereka yang Archaebacteria. Organisme prokariotik seperti bakteri terutama ditentukan oleh ketiadaan inti sel. Hal ini membuat mereka berbeda dari evolusi organisme hidup lainnya, dan telah menyebabkan sejumlah adaptasi yang inovatif. Banyak prokariota juga bersel tunggal, meskipun hal ini tidak selalu merupakan persyaratan untuk keanggotaan pada kerajaan ini. Selain kerajaan Prokaryota, ahli biologi juga diklasifikasikan organisme dalam Animalia, Fungi, Plantae, dan Protista.

B.  Ciri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria
1.    Ciri-ciri Archaebacteria
Prokariota terbagi menjadi dua domain: archaea dan bakteri. Kita pertama-tama akan melihat archaebacteria. Archaebacteria adalah prokariota pertama dan tinggal di lingkungan yang ekstrim. Secara Evolusioner, mereka memiliki beberapa hal yang sama dengan bakteri dan beberapa hal dengan organisme eukariotik (seperti kita). Meskipun mereka adalah organisme yang pertama dikenal hidup di bumi, mereka masih ada, dan kita terus belajar lebih banyak tentang organisme luar biasa ini yang hidup di lingkungan yang umumnya kita menganggap tidak mungkin untuk dihuni. Archaea dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan lingkungan di mana mereka tinggal. Ciri-Ciri umum Archaebacteria:
a.    Ukuran archaebacteria 0,1-15 mikron.
b.    Archaebacteria memiliki dinding sel.
c.    Dinding sel terdiri dari polisakarida dan protein bukan peptidoglikan
d.   Archaebacteria adalah organisme uniseluler prokariotik (tidak memiliki nukleus dan membran inti sel).
e.    Asam nukleat archaebacteria berupa rna.
f.     Archaebacteria dapat tinggal di lingkungan ekstrim: lingkungan dengan derajat keasaman, suhu, dan kadar garam yang sangat tinggi.
g.    Reproduksi dengan cara pembelahan biner, pembentukan tunas, fragmentasi
2.    Ciri-ciri Eubacteria / Bakteri Sejati
Kelompok kedua prokariota adalah nama yang lebih akrab bagi Anda. Kerajaan Eubacteria adalah bakteri yang sejati. Mereka memiliki peran yang tak terhitung jumlahnya, termasuk dekomposisi dan daur ulang nutrisi, pencernaan dan penyakit. Ciri-ciri umum eubacteria adalah sebagai berikut:
a.    Eubacteria adalah organisme Uniseluler prokariotik
b.    Eubacteria dinding sel yang tersusun atas peptidoglikan (gula dan protein)
c.    Ukuran tubuh Eubacteria sekitar 1 – 5 mikron
d.   Eubacteria Berkembang biak dengan cara membelah diri, konjugasi , transformasi  dan transduksi (pemindahan sebagian materi genetik melalui perantara virus).
e.    Eubacteria Dapat mensekresikan lendir ke permukaan dinding sel membentuk Kapsul.
f.     Ada Eubacteria yang memiliki flagel dan ada juga Eubacteria yang tidak memiliki flagel
g.    Eubacteria Hidup kosmopolitan, artinya dapat hidup di segala tempat, misalnya di darat, udara, air, bahkan tubuh manusia
h.    Apabila berada di lingkungan yang kurang menguntungkan Eubacteria akan membentuk endospora.

C.  Klasifikasi Archaebacteria dan Eubacteria
1.    Klasifikasi Archaebacteria
Archaebacteria banyak  ditemukan hidup di lingkungan ekstrim seperti di sumber air panas, telaga garam, bahkan dalam saluran pencernaan hewan ruminansia (sapi, domba). Berdasarkan lingkungan yang ekstrim Archaebacteria dibedakan menjadi 3 kelompok :
a.    Metanogen
Kelompok ini merupakan archaebacter yang menghasilkan gas metana (CH4) dari hasil reduksi karbondioksida. Metanogen hidup di tempat dimana tidak terdapat gas oksigen yaitu di dasar lumpur atau dapat mengadakan simbiosis dengan hewan – hewan herbivora (sapi, rayap). Metanogen sangat tidak dapat mentolerir keberadaan oksigen. Organisme ini akan mati jika di habitatnya terdapat oksigen, meski hanya sedikit. Lingkungan anaerob obligat adalah syarat penting bagi kelompok metanogen. Kemampuannya menghasilkan metana, bakteri ini sering dimanfaatkan dalam pembuatan atau penguraian kotoran atau sampah untuk menghasilkan metana. Adapun ciri – ciri metanogen ialah:
1)   Anaerob obligat 
Biasa ditemukan di dasar rawa atau di dalam perut hewan herbivora. Akan mati jika terdapat oksigen.
2)   Menghasilkan metana (CH4)
Metana merupakan senyawa buangan dari metabolisme karbondioksida menjadi makanan. Metana buangan archaebacteria dapat dimanfaatkan sebagai bahan bahar (Biogas). 
3)   Berperan sebagai pengurai atau pembusuk
b.    Halofil extreme
Kelompok ini merupakan penghuni wilayah lautan dengan kadar garam yang sangat tinggi seperti laut mati, Great Salt Lake (Bahasa Yunani, halo= garam; philos= penyuka). Beberapa spesies kelompok ini memiliki pigmen merah orodopsin. Sehingga koloni kelompok ini terlihat seperti buih yang berwarna merah keunguan. Berbeda dengan methanogen, kelompok halofil memerlukan oksigen untuk respirasi. Sementara kecukupan nutrisi diperoleh dengan melakukan fotosintesis dengan pigmen merah yang dimilikinya. Ciri–ciri halofil:
1)   Habitat: perairan dengan kadar garam tinggi
2)   Aerobik dan fotosintetik
c.    Termofil extreme
Termofil berasal dari Bahasa Yunani, termo artinya panas, sementara phylos artinya ialah penyuka. Archae jenis ini dapat ditemukan di wilayah – wilayah terpanas bumi, dengan suhu optimum antara 60°C sampai 80°C. Kelompok Sulfolobus (bakteri Sulfur) misalnya ditemukan pada sumber mata air panas yang banyak mengandung sulfur atau di lereng gunung berapi dengan suhu optimum mencapai 105°C. Kelompok ini memiliki DNA dengan komposisi pasangan basa nitrogen sitosin – guanin yang banyak, sehingga tahan panas. Kelompok ini merupakan kemoautotrof. Ciri umum termofil ialah:
1)   Hidup di wilayah dengan suhu diatas 60°C
2)   Kemoautotrof
2.    Klasifikasi Eubacteria
Beberapa kelas dalam Eubacteria adalah sebagai berikut :
a.    Kelas Azotobacteraceae
Ciri-ciri yang dimiliki oleh bakteri kelas Azotobacteraceae Adalah sel berbentuk batang, hidup bebas di dalam tanah, mirip sel khamir,dan pada kondisi aerob dapat menambat Misalnya, Azotobacter chlorococcum, Azotobacter indicus, dan Azotobacter agilis
b.    Kelas Rhizobiaceae
Ciri-ciri bakteri kelas Rhizobiaceae adalah sel. Berbentuk batang atau bercabang, bersimbiosis dengan legominosae membentuk bintil akar, dan mengonversi nitrogen udara yang dapat bermanfaat bagi tumbuhan leguminosae. Misalnya, Rhizobium leguminosarum Membentuk bintil akar pada akar Lathyrus, Pisum, Vicia Rhizobium japonicum Pada kedelai Agrobacterium tumefaciens menimbulkan pembengkakan pada akar pohon
c.    Kelas Micrococcaceae
Ciri-ciri bakteri kelas Micrococcaceae adalah sel berbentuk ,berbentuk koloni tetrade, serta kubus dan massa tidak beraturan. Contohnya, Sarcia dan Staphyloccus aureus yang bersifat patogen serta dapat menimbulkan berbagai penyakit
d.   Kelas Enterobacteriaceae
Kelas Eubacteria yang terdapat dalam kelas Enterobacteriaceae mbulkan fermentasi anaerobik pada glukosa atau laktosa, hidup sebagai dekomposer pada serasah atau patogen pada manusia, luran pernapasan dan saluran kencing Vertebrata. Contohnya E.coli yang terdapat di usus besar manusia dan Vertebrata; Salmonela Typhosa yaitu patogen penyebab penyakit tifus; serta Shigella Dysenteriae penyebab disentri
e.    Kelas Lactobacillaceae
Illaceae berbentuk peluru dan dapat menimbulkan asam laktat. Contohnya, Lactobacillus caucasicus Yang membantu pembuatan yogurt; Streptococcus pyogenes yang dapat menimbulkan nanah atau keracunan darah pada manusia; serta Diplococcus pneumonia sebagai penyebab pneumonia.
f.     Kelas Bacillaceae
Sel Bacillaceae berbentuk batang dan berfungsi sebagai pembentuk endospora. Misalnya, Bacillus antraks penyebab penyakit antraks dan Clostridium pasteurianum yaitu bakteri anaerob
g.    Kelas Neisseriaceae
Sel Neisseriaceae berbentuk peluru dan umumnya n.Misalnya, Neisseria meningitidis yaitu bakteri penyebab meningitis;Neisseria gonorrhoeae penyebab penyakit kencing nanah; serta Veillonella parvula berada di mulut dan saluran pencernaan manusia dan hewan.

D.  Reproduksi Archaebacteria dan Eubacteria

1.    Reproduksi Archaebacteria

Seperti bakteri, reproduksi Archaebacteria adalah aseksual. Archaebacteria dapat mereproduksi melalui pembelahan biner, di mana sel induk membelah menjadi dua sel anak yang identik secara genetik. Archaebacteria juga dapat bereproduksi secara aseksual melalui tunas dan fragmentasi, di mana potongan-potongan sel pecah dan membentuk sel baru, juga memproduksi organisme identik secara genetik.


2.    Reproduksi Eubacteria

Bakteri dapat berkembang biak secara vegetatif (aseksual) maupun generatif (seksual)

a.    Reproduksi secara Aseksual
Bakteri dapat berkembang biak secara aseksual dengan membelah diri (pembelahan biner) pada lingkungan yang tepat atau sesuai. Reproduksi bakteri dapat berlangsung dengan sangat cepat. Pada keadaan optimal, beberapa jenis bakteri dapat membelah setiap 20 menit. Anda bisa menghitung jumlah bakteri hasil reproduksi dalam waktu 1 jam atau  1 hari, dengan rumus 2n (n jumlah pembelahan). Pada kondisi yang kurang menguntungkan, sel-sel bakteri dapat mempertahankan diri dengan pembentukan spora (endospora). Endospora artinya spora yang terbentuk di dalam bakteri. Akan tetapi, ada pula jenis bakteri yang akan mati karena perubahan faktor lingkungan. Faktor lingkungan ini adalah cahaya matahari yang terus-menerus, kenaikan suhu, kekeringan, dan adanya zat-zat penghambat dan pembunuh bakteri, seperti antibiotika dan desinfektan.
https://aslam02.files.wordpress.com/2012/04/rep-eubacteria.jpeg?w=545
b.    Reproduksi secara Seksual
Bakteri tidak melakukan pembiakan seksual yang sebenarnya, seperti yang terjadi pada makhluk hidup eukariot, karena bakteri tidak mengalami penyatuan sel kelamin. Meskipun demikian, pada bakteri terjadi pertukaran materi genetik dengan sel pasangannya. Oleh karena itu, perkembangbiakan bakteri yang terjadi dengan cara ini disebut perkembangbiakan paraseksual. Perkembangbiakan parasekual bakteri dapat terjadi dengan tiga cara, yaitu transformasi, konjugasi, dan transduksi.
1)   Transformasi, adalah pemindahan potongan materi genetik atau DNA dari luar ke sel bakteri penerima. Dalam proses ini, tidak terjadi kontak langsung antara bakteri pemberi DNA dan penerima. Contoh : Streptococcus pneumonia, Bacillus, Haemopphilus, Neisseria dan Pseudomonas.
https://aslam02.files.wordpress.com/2012/04/transformasi.jpg?w=545
2)   Konjugasi, yaitu pertukaran materi genetik dengan cara membentuk bangunan/ jembatan/selubung untuk menyalurkan materi genetiknya, atau reproduksi bakteri yang belum diketahui jenis kelaminnya.
https://aslam02.files.wordpress.com/2012/04/konjugasi.jpg?w=545
3)   Transduksi, adalah pemindahan DNA dari sel pemberi ke sel penerima dengan perantaraan virus. Dalam hal ini, protein virus yang berfungsi sebagai cangkang digunakan untuk pembungkus dan membawa DNA bakteri pemberi menuju sel penerima.
https://aslam02.files.wordpress.com/2012/04/transduksi.jpg?w=545

E.  Peranan Archaebacteria dan Eubacteria
1.    Peranan Archaebacteria bagi Kehidupan Manusia
a.    Enzim dari Archaebacteria ditambahkan ke dalam sabun cuci atau detergen untuk meningkatkan kemampuan sabun cuci dan deterjen pada suhu dan pH tinggi. 
b.    Beberapa enzim Archaebacteria juga digunakan dalam industri makanan untuk mengubah pati jagung menjadi dekstrin (sejenis karbohidrat). 
c.    Beberapa jenis Archaebacteria digunakan untuk mengatasi pencemaran, misalnya tumpahan minyak.
2.    Peranan Eubacteria bagi Kehidupan Manusia
a.    Bakteri yang menguntungkan 
1)        Lactobacillus casei digunakan dalam pembuatan keju. 
2)        Streptoccocus lactis dan S. cremonis digunakan dalam pembuatan keju
dan mentega. 
3)        Lactobacillus citrovorum digunakan untuk memberi aroma pada mentega dan keju. 
4)        Bacillus brevis menghasilkan antibiotik tirotrisin . 
5)        Bacillus subtilis menghasilkan antibiotik basitrasin. 
6)        Bacillus polymyxa menghasilkan antibiotik polimixin. 
7)        Nitrosomonas, Nitrosococcus, dan nitrobacter berperan dalam proses penambahan kesuburan tanah ( membentuk humus ) 
8)        Acetobacter penting dalam pembuatan asam cuka dan nata de coco. 
9)        Beberapa asam lemak penting dapat dihasilkan oleh bakteri, misalnya : asam propionat dihasilkan oleh Propionibacterium (penting dalam pembentukan keju); asam butirat dihasilkan oleh beberapa spesies dari genus Clostridium. Asam butirat ini penting untuk menghasilkan butil alkohol, aseton, dan isopropil alkohol. 
10)    Beberapa bakteri saproba berperan penting dalam pembuatan biogas yang dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif. 
b.    Bakteri merugikan (penyebab penyakit
1)        Mycobacterium tuberculosis, bakteri ini menyerang paru – paru dan menyebabkan penyakit TBC. 
2)        Treponema pertenue, bakteri ini penyebab penyakit patek (frambusia). 
3)        Yersinia pestis, bakteri ini menyerang manusia dan binatang pengerat (rodentia) menyebakan penyakit pes (sampar). 
4)        Clostridium tetani, bakteri ini penyebab penyakit tetanus. 
5)        Neisseria gonorrhoeae, bakteri ini menyerang saluran kandung kemih dan menyebabkan penyakit kencing nanah.




BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
1.    Secara bahasa Archaebacteria bersifat anaerobik dan kemosintetik. Nama “archaebacteria,” dengan awalannya yang berarti “kuno,” menunjukkan bahwa ini adalah kelompok yang sangat tua.  Sedangkan Eubacteria adalah organisme bersel tunggal mikroskopis. Eubacteria kadang-kadang disebut sebagai "bakteri sejati," membedakannya dari Archaeobacteria, organisme yang serupa dengan beberapa perbedaan genetik dan gaya hidup yang signifikan.
2.    Ciri-Ciri umum Archaebacteria diantaranya : Ukuran archaebacteria 0,1-15 mikron, Archaebacteria memiliki dinding sel. Sedangkan ciri-ciri umum eubacteria diantaranya adalah sebagai berikut: Ukuran tubuh Eubacteria sekitar 1-5 mikron, Eubacteria Berkembang biak dengan cara membelah diri, konjugasi , transformasi  dan transduksi (pemindahan sebagian materi genetik melalui perantara virus).
3.    Berdasarkan lingkungan yang ekstrim Archaebacteria dibedakan menjadi 3 kelompok : Metanogen, Halofil extreme dan Termofil extreme. Beberapa kelas dalam Eubacteria adalah sebagai berikut : Kelas Azotobacteraceae, Kelas Rhizobiaceae, Kelas Micrococcaceae, Kelas Enterobacteriaceae, Kelas Lactobacillaceae, Kelas Bacillaceae  dan Kelas Neisseriaceae.
4.    Archaebacteria bereproduksi secara aseksual melalui pembelahan biner, fragmentasi, atau tunas. Eubacteria dapat berkembang biak secara vegetatif (aseksual) maupun generatif (seksual). Perkembangbiakan parasekual bakteri dapat terjadi dengan tiga cara, yaitu transformasi, konjugasi, dan transduksi.
5.    Peranan Archaebacteria bagi Kehidupan Manusia diantaranya: Enzim dari Archaebacteria ditambahkan ke dalam sabun cuci atau detergen untuk meningkatkan kemampuan sabun cuci dan deterjen pada suhu dan pH tinggi. Peranan Eubacteria bagi Kehidupan Manusia misalnya Bakteri yang menguntungkan salah satunya adalah Lactobacillus casei digunakan dalam pembuatan keju. Sedangkan Bakteri merugikan (penyebab penyakit) contohnya :Mycobacterium tuberculosis, bakteri ini menyerang paru – paru dan menyebabkan penyakit TBC. 

B.  Saran
Dalam menyusun makalah ini, kami menyadari banyak kesalahan yang terdapat di dalamnya. Saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini dikemudian hari.
















DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, SKS Biologi SMA Kelas X, XI, & XII, Yogyakarta: Cakrawala, 2014

Mochamad Indrawan. (2007). Biologi Konservasi. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Nunung Nurhayati, Mukhlis, & Agus Jaya. (2014). Biologi untuk SMA/MA Kelas X. (cetakan ke-1). Bandung : Yrama Widya.

Sri Dianti, 2016. Ciri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria. (online) http://www.sridianti.com Diakses 07 September 2016.

Widayati, S., S. N. Rochmah dan Zubedi. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas X. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 290.

No comments:

Post a Comment