Tugas Individu
Makalah Biologi
KINGDOM ANIMALIA
Oleh:
NURFADHILA
PRATIWI
KLS : X
MIPA 6
NIS : 8696
SMA NEGERI 4 WATAMPONE
|
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas ridhoNya makalah yang berjudul
“Kingdom Animalia” ini dapat diselesaikan. Makalah ini disajikan dengan
menggunakan bahasa indonesia dan beberapa gambar agar mempermudah siswa/siswi
dalam mendalami pengetahuan tentang Kingdom Animalia
Ucapan terimakasih penulis ucapkan
kepada guru yang telah membimbing dalam penyusunan makalah ini. Dan tak lupa
pula ucapan terimakasih , kami ucapkan kepada teman-teman yang telah mendukung
untuk penyelesaian makalah ini.
Makalah ini menjelaskan tentang Kingdom
Animalia yang akan dipelajari pada pelajaran Biologi Pembahasan yang
dikemukakan meliputi ciri-ciri umum, reproduksi, cara memperoleh makan, daur
hidup dan peranannya dalam kehidupan manusia.
Semoga makalah ini memberikan banyak
manfaat kepada para pembacanya. Selanjutnya, demi kesempurnaan makalah ini
sangat diharapkan segalah masukan dan saran yang sifatnya membangun.
Watampone,
29 Februari 2017
Penyusun
Nurfadhila
Pratiwi
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I..... PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang..................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................. 2
C.
Tujuan Penulisan................................................................... 2
BAB II... PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kingdom
Animalia............................................. 3
B.
Ciri-Ciri Morfologi Kingdom Animalia........................... 4
C.
Klasifikasi Kingdom Animalia............................................. 6
D.
Manfaat Kingdom Animalia ............................................... 15
E.
Penyakit Yang Ditularkan oleh
Kingdom Animalia............ 16
BAB III.. PENUTUP
A.
Kesimpulan........................................................................... 20
B.
Saran..................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di sekitar kalian, banyak sekali ditemukan
bermacam-macam jenis hewan. Ada yang bersifat bersel satu dan ada yang bersifat
multiseluler. Serangga, reptilia, burung, dan mamalia hanyalah merupakan
sebagian kelompok hewan yang sangat berlainan yang menghuni bumi. (Suwarno,
2009) Hewan (Animalia) adalah bentuk kehidupan paling beragam
di muka bumi. Sampai saat ini telah diidentifikasi sebanyak 2 juta spesies
hewan. Ukuran hewan berkisar antara 0,05mm hingga 30m. Tempat hidup hewan
beragam, mulai dari gurun, padang es, hingga di bawah lautan terdalam. Pernahkah
kamu berpikir hewan apa sajakah yang menghuni bumi kita ini? Berapa macam jenisnya?
Bagaimana membedakan jenis yang satu dengan jenis yang lain? Berbagai makhluk
hidup telah diciptakan oleh Dzat Yang Maha Pencipta dengan ciri-ciri khusus
yang menjadi kekhasannya masing-masing. Dengan perbedaan ciriciri tersebut kita
dapat membedakan jenis hewan yang satu dengan yang lainnya. (Moch. Anshori,
2009)
Hewan merupakan organisme multiselular dan eukariot
heterotrof. Hewan mendapatkan energinya dengan memakan organisme lain dan mencernanya.
Melalui proses pencernaan, hewan menguraikan bahan makanan menjadi molekul yang
lebih sederhana. Sebagian besar hewan bereproduksi secara seksual, yaitu sel
sperma membuahi sel telur. Beberapa jenis hewan berkembang biak secara aseksual,
yaitu dengan bertunas, contohnya pada Hydra. Ciri lainnya, hewan mampu bergerak
aktif karena antara sistem saraf dan jaringan ototnya telah berkembang baik. Berdasarkan
ada tidaknya tulang belakang, hewan dikelompokkan menjadi invertebrata dan
Vertebrata. Semua hewan tidak bertulang belakang dikelompokkan ke dalam
invertebrata. Adapun hewan bertulang belakang dikelompokkan ke dalam
Vertebrata. Perlu diketahui, pengelompokan tersebut sekarang sudah tidak
digunakan dalam sistem klasifikasi makhluk hidup yang terbaru. Selain (Rikky
Firmansyah, 2009)
Berbeda dengan tumbuhan yang dapat membuat makanan sendiri, hewan
tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat membuat makanan sendiri. Untuk
hidup, hewan tergantung pada makhluk hidup yang lain. Meskipun tidak dapat
membuat makanan sendiri, hewan dapat mempertahankan hidup karena hewan mampu
bergerak dan berpindah tempat untuk mendapatkan makanan. Selain itu, hewan juga
dapat menemukan tempat hidup yang lebih baik yang banyak tersedia bahan
makanan. Seperti halnya tumbuhan, di sekitar kita terdapat beraneka ragam
hewan. (Vertebrata). (Sulistyorini Ari, 2009)
Akhir-akhir ini, banyak aktivitas manusia yang berkaitan
erat dengan pemanfaatan hewan dalam kehidupannya. Contohnya kosmetik dari
cacing yang diyakini dapat menjaga keremajaan kulit wajah, lapisan kitin udang
dan kerang untuk pelangsing, suplemen kesehatan dan masih banyak lagi.(Moch.
Anshori, 2009)
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang
dimaksud kingdom animalia?
2.
Bagaimanakah Ciri morfologi kingdom animalia?
3.
Bagaimana Klasifikasi Kingdom Animalia?
4.
Bagaimana Manfaat Animalia dalam Kehidupan?
5.
Penyakit apa sajakah yang dapat ditularkan oleh kingdom animalia?
C. Tujuan Penulisan
1.
Untuk
mengetahui pengertian kingdom animalia.
2.
Untuk
mengetahui ciri morfologi kingdom
animalia.
3.
Untuk
mengetahui klasifikasi kingdom animalia.
4.
Untuk
mengetahui peranan animalia dalam
kehidupan.
5.
Untuk
mengetahui penyakit yang dapat
ditularkan oleh kingdom animalia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kingdom Animalia
1.
Kingdom Animalia meliputi berbagai jenis hewan yang
mempunyai ciri, bentuk, ukuran, dan struktur tubuh yang sangat beragam. Hewan
mempunyai kemampuan untuk bergerak aktif mencari makan, menghindari predator,
atau untuk berkembang biak. Dengan kemampuan ini hewan dapat beradaptasi hampir
di semua tempat di Bumi. (Budiati Herni, 2009)
2.
Kingdom
Animalia yang kita kenal sebagai hewan, memiliki bentuk yang beraneka ragam.
Mulai dari Porifera yang sederhana hingga paus biru yang merupakan Mammalia
terbesar. (Fictor Ferdinand, 2009)
3.
Kingdom
Animalia atau Kerajaan Hewan merupakan kingdom yang diduga memiliki jumlah
spesies paling banyak, lebih dari dua juta spesies. Itu pun masih banyak lagi
yang belum teridentifikasi. Hewan adalah organisme yang paling beragam bentuknya
di bumi ini. Dari yang panjangnya 0,05 mm hingga yang panjangnya mencapai 30
meter lebih. Kingdom Animalia juga memiliki habitat yang bervariasi, dari
gurun, daerah yang dingin (Antartika) hingga dasar laut yang paling dalam.
Hewan merupakan organisme multiselular dan eukariot heterotrof. Hewan
mendapatkan energinya dengan memakan organisme lain dan mencernanya. Melalui
proses pencernaan, hewan menguraikan bahan makanan menjadi molekul yang lebih
sederha. (Rikky Firmansyah, 2009)
4.
Hewan
merupakan organisme atau makhluk hidup yang dapat kita jumpai pada berbagai
tempat. Ada berbagai jenis hewan yang hidup di darat, di dalam air, di daerah
tropis maupun subtropis, dan bahkan di daerah gurun yang sangat kering maupun
daerah kutub yang sangat dingin. (Widayati Sri, 2009)
5.
Selain
bersifat multiseluler dan eukariotik, semua hewan tidak memiliki kemampuan
menghasilkan zat makanan sendiri. Hal ini dikarenakan hewan tidak memiliki
pigmen penangkap energi cahaya matahari (klorofil), seperti yang dimiliki
tumbuhan pada umumnya. (Subardi, 2009)
6.
Hewan adalah
makhluk hidup yang mempunyai ciri-ciri berbeda dengan tumbuhan. Ciri yang
paling membedakan antara hewan dan tumbuhan adalah tidak mempunyai klorofil dan
bergerak aktif. (Idun Kistinnah, 2009)
7.
Kingdom Animalia memiliki anggota yang begitu banyak macamnya,
mempunyai bentuk tubuh dan alat-alat tubuh yang bervariasi. Variasi bentuk
tubuh dapat dikategorikan dengan melihat bentuk simetri tubuhnya. Berdasarkan
simetri tubuhnya, ada yang berbentuk simetri radial, ada pula yang berbentuk
simetri bilateral. (Riana Yani, 2009)
8.
Hewan
merupakan organisme eukariota, multiseluler, heterotrofik. Berbeda dengan
nutrisi autotrofik pada tumbuhan, hewan memasukkan bahan organik yang sudah
jadi, ke dalam tubuhnya dengan cara menelan (ingestion) atau memakan organisme
lain, atau memakan bahan organik yang terurai.(Moch. Anshori, 2009)
9.
Berbeda dengan
tumbuhan yang dapat membuat makanan sendiri, hewan tidak memiliki klorofil
sehingga tidak dapat membuat makanan sendiri. Untuk hidup, hewan tergantung
pada makhluk hidup yang lain. Meskipun tidak dapat membuat makanan sendiri,
hewan dapat mempertahankan hidup karena hewan mampu bergerak dan berpindah
tempat untuk mendapatkan makanan. (Sulistyorini
Ari, 2009)
B. Ciri-Ciri Morfologi Kingdom Animalia
Berbeda dengan organisme autotrof
yang mampu mengubah molekul anorganik menjadi molekul organik, hewan heterotrof
harus memasukkan molekul organik yang telah terbentuk. Hal tersebut karena
hewan heterotrof tak dapat mengubah molekul anorganik menjadi organik. Ciri
lain dari hewan adalah tidak memiliki dinding sel yang menyokong tubuh dengan
kuat seperti yang dimiliki tumbuhan. Keunikan lain dari hewan adalah adanya dua
jenis jaringan yang bertanggung jawab atas penghantaran impuls dan pergerakan,
yaitu jaringan saraf dan jaringan otot. Di samping itu, sebagian besar hewan
bereproduksi secara seksual. Kingdom Animalia memiliki anggota yang begitu
banyak macamnya, mempunyai bentuk tubuh dan alat-alat tubuh yang bervariasi.
Variasi bentuk tubuh dapat dikategorikan dengan melihat bentuk simetri
tubuhnya. Berdasarkan simetri tubuhnya, ada yang berbentuk simetri radial, ada
pula yang berbentuk simetri bilateral. Hewan dengan simetri radial artinya
mempunyai bagian tubuh yang tersusun melingkar . Jika tubuhnya dipotong melalui
mulutnya, akan dihasilkan potongan-potongan tubuh dengan bentuk yang sama.
Hewan dengan simetri radial ini hanya mempunyai bagian puncak yang disebut sisi
oral dan bagian dasar yang disebut sisi aboral. Hewan yang termasuk dalam kelompok
ini meliputi Porifera, Coelenterata, dan Echinodermata. Hewan dengan simetri
radial ini, sering disebut juga radiata. Hewan dengan simetri bilateral artinya
bagian tubuhnya tersusun bersebelahan dengan bagian lainnya. Dengan demikian,
jika hewan tersebut dipotong melalui mulut dan anusnya, kita akan mendapatkan
bagian yang sama antara sisi kiri dan sisi kanan. Hewan bersimetri
bilateral ini mempunyai sisi atas (dorsal) dan sisi bawah (ventral), sisi
kepala atau sisi depan yang disebut anterior dan sisi ekor atau sisi belakang
yang disebut posterior. (Riana Yani, 2009)
Gambar : Tipe
simetri tubuh pada hewan
]
Berdasarkan lapisan tubuh yang
menyusunnya, hewan dikelompokkan dalam hewan diploblastik, yaitu hewan yang
dibangun oleh dua lapisan lembaga, yaitu ektoderm (epidermis) dan endoderm
(gastrodermis), dan hewan triploblastik. Hewan triploblastik mempunyai 3 lapisan
lembaga, yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm. Beberapa hewan triploblastik
ada yang mempunyai rongga tubuh, tetapi ada juga yang belum mempunyai rongga
tubuh. Berdasarkan ada tidaknya rongga tubuh, hewan triploblastik dapat
dibedakan menjadi Aselomata, yaitu hewan yang belum mempunyai rongga tubuh,
artinya tubuhnya padat tanpa rongga antara usus dan tubuh terluar. Pada hewan
semacam ini mesoderm membentuk struktur yang kompak sehingga selom (rongga
tubuh) tidak terbentuk. Contoh Aselomata, yaitu Platyhelminthes atau cacing
pipih. Kelompok berikutnya adalah Pseudoselomata. Hewan semacam ini mempunyai
rongga tubuh semu, mesodermnya belum membentuk rongga yang sesungguhnya karena
mesodermnya belum terbagi menjadi lapisan dalam dan lapisan luar. Rongga yang
terbentuk berisi cairan yang memisahkan alat pencernaan dengan dinding tubuh
bagian luar. Hewan yang termasuk Pseudoselomata adalah Rotifera dan
Nemathelminthes (cacing gilig). Hewan triploblastik lainnya adalah yang sudah
mempunyai rongga tubuh yaitu Selomata. Pada hewan semacam ini, mesoderm
dipisahkan oleh rongga tubuh yang terbentuk menjadi dua lapisan, yaitu lapisan
dalam dan lapisan luar. Kedua lapisan tersebut mengelilingi rongga dan
menghubungkan antara dorsal dan ventral membentuk mesenterium. Mesentrium
berfungsi sebagai penggantung organ dalam. Hewan Selomata meliputi Annelida
sampai Chordata. (Riana Yani, 2009)
C. Klasifikasi
Kingdom Animalia
Hewan dikelompokkan menjadi dua
kelompok besar yaitu Invertebrata dan Vertebrata. Invertebrata meliputi
hewan-hewan yang belum mempunyai tulang belakang yaitu terdiri dari filum Porifera,
Coelenterata, Platyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Arthropoda,
dan Echinodermata. Vertebrata merupakan hewan yang telah mempunyai tulang
belakang yang dimasukkan dalam filum Chordata meliputi Chondrichthyes, Osteinchthyes,
Amfibia, Reptilia, Aves, dan Mammalia. (Budiati Herni, 2009)
1.
Invertebrata
a.
Filum Porifera
Porifera merupakan hewan bersel banyak
(metazoa) yang paling sederhana. Kata Porifera berasal dari bahasa Latin porus
yang berarti lubang kecil atau pori dan ferre yang berarti mempunyai.
Jadi, Porifera merupakan hewan yang memiliki pori pada struktur tubuhnya.
Gambar: Contoh
Anggota Porifera
Berdasarkan atas kerangka tubuh atau spikulanya, Porifera
dibagi menjadi tiga kelas.
1)
Kelas Calcarea
Calcarea mempunyai kerangka tubuh berupa spikula seperti duri-duri
kecil yang terbentuk dari kalsium karbonat. Biasanya bentuknya sederhana dengan
koanositnya yang relatif besar dan hidup di pantai dangkal. Misalnya Sycon,
Clatharina, Scypa, Grantia, dan Leucosolenia.
2)
Kelas Hexatinellida
Hexatinellida mempunyai kerangka berupa spikula yang mengandung
silikat atau kersik (SiO2). Biasanya tubuh berbentuk silinder atau corong.
Misalnya Euplectella, Pheronema, dan Hyalonema.
3)
Kelas Demospongia
Kerangka tubuh Demospongia terbuat dari spongin atau campuran
spongin dengan zat kersik. Umumnya hidup di laut, namun beberapa jenis hidup di
air tawar. Misalnya Euspongia, Cliona, Microciona, dan Spongilla.
Demospongia sering dimanfaatkan sebagai spons untuk mandi dan pembersih kaca.
b.
Filum Coelenterata
Coelenterata berasal dari coilos
(rongga) dan eteron (usus), jadi Coelenterata berarti hewan berongga
usus. Coelenterata umumnya hidup di laut, kecuali beberapa jenis dari Hydrozoa yang
hidup di air tawar. Filum Coelenterata dibagi menjadi 3 kelas yaitu kelas Hydrozoa,
Scyphozoa, dan Anthozoa. (Budiati Herni, 2009)
c.
Filum Platyhelmintes
Gambar: Contoh
Anggota Platyhelminthes
Plathyhelminthes meliputi kelompok cacing
yang tubuhnya pipih dan relatif sederhana dibandingkan filum cacing yang lain. Platyhelminthes memiliki tubuh pipih, lunak,
dan epidermisnya bersilia. Tubuhnya bersifat tripoblastik yang tidak mempunyai
rongga tubuh (aselomata). Platyhelminthes
dibedakan menjadi 3 kelas yaitu Turbellaria (cacing bersilia), Trematoda
(cacing pipih), dan Cestroda (cacing isap). (Budiati Herni, 2009)
d.
Filum Nemathelminthes (Nematoda)
Nemathelminthes berasal dari bahasa Yunani nematos
(benang) dan helminthes (cacing) yang berarti cacing yang berbentuk gilig
seperti benang. Beberapa contoh cacing Nemathelminthes adalah sebagai berikut. (Budiati
Herni, 2009)
Gambar: Contoh Anggota Nemathelminthes
e.
Filum Annelida
Annelida berasal dari bahasa Yunani annulus
(cincin), jadi Annelida adalah cacing yang mempunyai tubuh beruas-ruas atau
bersegmen seperti cincin. Setiap ruas pada Annelida disebut somit dan bersifat
metameri artinya setiap segmen tubuh mempunyai alat-alat yang lengkap seperti
alat ekskresi, reproduksi, otot, pembuluh darah, dan saraf.
Annelida terbagi atas 3 kelas yaitu
Polychaeta, Olygochaeta, dan Hirudinea
1)
Polychaeta
Polychaeta berasal dari bahasa Yunani poly (banyak) dan
chaeta (seta atau rambut) yang berarti cacing berambut banyak. Contoh cacing
ini adalah Eunice viridis (cacing wawo, hidup di laut Maluku), Lysidice oele
(cacing palolo, hidup di Kepulauan Fiji), keduanya dapat dimakan dan mengandung
protein yang tinggi. Contoh lain adalah Nereis virens (kelabang laut) dan
Arenicola sp.
2)
Olygochaeta
Olygochaeta berasal dari bahasa Yunani oligo (sedikit)
dan chaeta (seta atau rambut) yang berarti cacing berambut sedikit. Tubuhnya
bersegmen, tidak mempunyai parapodia, dan mempunyai beberapa seta pada setiap
ruas. Contoh yang mudah kamu temukan adalah Lumbricus terrestris (cacing
tanah). (Budiati Herni, 2009)
3)
Hirudinea
Hirudinea meliputi berbagai jenis lintah (hirudo = lintah)
yang banyak terdapat di air tawar, air laut, dan di darat. Contoh Hirudo
medicinalis (lintah) dan Haemadipsa javanica (pacet).
f.
Filum Mollusca
Mollusca berasal dari bahasa Latin mollus
(lunak) yang berarti hewan lunak dan tidak memiliki ruas. Tubuhnya bersifat
tripoblastik selomata,dan mempunyai simetri bilateral. Berdasarkan simetri
tubuh, struktur kaki, cangkok, mantel, insang, dan sistem saraf Mollusca dibagi
menjadi lima kelas, yaitu kelas Gastropoda, Cephalopoda, Bivalvia atau
Pelecypoda atau Lamellibranchyata, Amphineura, dan Scaphopoda. (Budiati Herni,
2009)
g.
Filum Arthropoda
Arthropoda
berasal dari kata arthros (sendi atau ruas) dan podos (kaki) yang berarti hewan
dengan kaki yang bersendi atau beruas-ruas.
1)
Crustacea
Crustacea
adalah hewan akuatik yang hidup di air laut, air tawar, dan tempat yang lembab.
Crustacea dikelompokkan menjadi dua subkelas yaitu Entomostraca dan
Malacostraca. (Budiati Herni, 2009)
2)
Arachnida
Arachnida
meliputi kalajengking, laba-laba, dan tungau atau caplak (arachne = laba-laba).
Hidupnya di darat, kebanyakan bersifat parasit yang merugikan manusia, hewan,
dan tumbuhan. Tubuh terbagi atas kepala-dada (sefalotoraks) dan perut
(abdomen). Arachnida dikelompokkan menjadi tiga ordo yaitu Scorpionida,
Araneae, dan Acarina. (Budiati Herni, 2009)
3)
Myriapoda
Tubuh
Myriapoda terdiri dari kepala dan perut (tidak terdapat dada), beruas-ruas, dan
pada setiap ruas terdapat sepasang atau dua pasang kaki. Hidup di darat
terutama di tempat-tempat yang banyak mengandung humus atau sisasisa bahan
organik. Pada kepala terdapat mulut, dua buah mata tunggal (oselus), dan
sepasang antena. Myriapoda dibagi menjadi dua kelas yaitu Chilopoda dan
Diplopoda.
4)
Insecta
Insecta
meliputi berbagai jenis serangga, disebut juga heksapoda yang berarti hewan
berkaki enam. Merupakan kelas terbesar dalam filum Arthropoda, diperkirakan
terdapat lebih dari 900.000 jenis yang terbagi dalam 25 ordo. Habitat serangga
adalah di darat dan di air tawar. Berdasarkan tipe sayap, tipe mulut, dan
metamorfisnya, serangga dibedakan menjadi dua subkelas yaitu Apterygota dan
Pterygota.
h.
Filum Echinodermata
Echinodermata berasal dari kata Yunani echinos
(duri) dan dermal (kulit) yang artinya hewan berkulit duri, yaitu
kulitnya mempunyai lempeng-lempeng zat kapur sebagai endoskeleton dan terdapat
duri-duri kecil. Echinodermata diklasifikasikan menjadi 5 kelas yaitu Asteroidea,
Echinoidea, Ophiuroidea, Crinoidea, dan Holoturoidea. (Budiati Herni, 2009)
i.
Filum Chordata
Filum Chordata merupakan kelompok hewan Vertebrata dan beberapa
hewan Invertebrata. Semua hewan dalam filum Chordata mempunyai ciri khas
meskipun hanya tampak pada periode tertentu dalam kehidupannya, yaitu mempunyai
notokord, tali saraf dorsal, celah insang, dan ekor berotot yang melewati anus.
Dalam filum Chordata ini, kita hanya
akan mendalami subfilum Vertebrata. (Budiati Herni, 2009)
2.
Vertebrata
Gambar : Klasifikasi hewan
vertebrata
Subfilum Vertebrata terdiri dari dua
superkelas yaitu Agnatha dan Gnathostomata. Superkelas Agnatha meliputi berbagai
hewan Vertebrata yang tidak mempunyai rahang, misalnya belut lamprey. Lamprey
hidup di air tawar dan air laut dan hidup parasit dengan menempel dan mengisap
darah ikan lain. Superkelas Gnathostomata meliputi berbagai hewan Vertebrata
yang mempunyai rahang, dibagi menjadi enam kelas yaitu Chondrichthyes,
Osteichthyes, Amphibia, Reptilia, Aves, dan Mammalia.
a.
Chondrichthyes
Chondrichthyes meliputi berbagai jenis ikan bertulang
rawan yaitu berbagai hiu dan ikan pari. Contoh Chondrichthyes adalah Chimaera
sp. (ikan tikus), Isurus oxyrinchus (hiu Atlantik), Eugomphodus cuvier (hiu
macan), Pristis pectinata (hiu gergaji), Raja erinacea (ikan pari), dan
Carcharodon carcharias (hiu putih raksasa). (Budiati Herni, 2009)
b.
Osteichthyes
Osteichthyes meliputi berbagai jenis ikan bertulang keras
atau bertulang sejati. Terdapat sekitar 29.000 jenis yang masih hidup sehingga
Osteichthyes merupakan kelas terbesar dari Vertebrata. Contohnya adalah Salmo
salar (ikan salmon Atlantik), Trichogaster trichopterus (ikan sepat mutiara),
Scleropages formosus (arwana), dan Achiroides melanorhynchus (ikan lidah). (Budiati Herni, 2009)
c.
Amphibia
Amphibia meliputi berbagai jenis katak, kodok,
salamander, dan Amphibia tak berkaki. Amphibia hidup di air dan di darat
(amphibia = dua kehidupan). Dalam daur hidupnya mengalami metamorfosis. Telur
menetas menjadi kecebong yang hidup di perairan (bernapas dengan insang),
kemudian kecebong tumbuh menjadi Amphibia dewasa yang hidup di darat. Amphibia
bereproduksi secara seksual dengan fertilisasi eksternal. Contoh: Bufo viridis
(bangkong), Rana cetesbina (katak sawah), Dendrobates azureus (katak beracun),
Salamandra salamandra, (salamander api), dan Notophthalmus viridescens (kadal
salamander merah). (Budiati Herni, 2009)
d.
Reptilia
Dalam hidupnya beberapa jenis Reptilia mengalami
pergantian kulit/ekdisis. Reptilia bernapas dengan paru-paru. Reptilia meliputi
berbagai jenis buaya dan aligator (23 jenis dari ordo Crocodilia), tuatara yang
hanya ada di Selandia Baru (2 jenis dari ordo Rhynchocephalia), berbagai cicak,
kadal, dan ular (sekitar 7.000 jenis dari ordo Squamata), dan kura-kura (300
jenis dari ordo Chelonia). Beberapa ordo yang lain meliputi jenis-jenis
Reptilia yang telah punah, misalnya Ichthyosauria, Pterosauria, Ornithischia,
dan Therapsida. (Budiati Herni, 2009)
e.
Aves
Aves meliputi berbagai jenis burung. Saat ini terdapat
sekitar 10.000 jenis burung yang masih hidup sehingga merupakan kelompok
Vertebrata darat yang paling banyak. Burung mempunyai ciri khas, yaitu suhu
tubuh yang tidak tergantung pada Iingkungan (hewan yang homoiotherm), mempunyai
sayap yang berfungsi untuk terbang dan mengerami telurnya. Contoh: Columba
livia (merpati), Gallus gallus (ayam), Struthio camelus (burung unta),
Haliaeetus leucocephalus (elang), dan Leucopsar rothschildi (jalak bali). (Budiati Herni, 2009)
f.
Mammalia
Mammalia meliputi sekitar 5.500 jenis hewan (termasuk
manusia) yang ciri khasnya mempunyai kelenjar susu dan tubuh ditutupi oleh
kulit yang berambut. Mempunyai dua pasang alat gerak yang dapat mengalami
modifikasi untuk memegang, berjalan, lari, memanjat, menggali, berenang, atau
terbang. Mammalia dibagi atas beberapa ordo yaitu Monotremata (hewan berparuh
yaitu platypus dan ekidna), Marsupialia (hewan berkantong, misalnya kangguru,
kuskus, dan oposum), dan Placentalia (hewan yang mempunyai plasenta ketika
embrio) (Budiati Herni, 2009)
D. Manfaat Kingdom Animalia
Kingdom Animalia yang begitu
berlimpah dan beraneka ragam di bumi ini tentu memiliki manfaat yang sangat
banyak pula. Dari mulai Porifera hingga Mamalia, memiliki peran serta manfaat
bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Pada Porifera, banyak organisme
anggotanya yang memiliki peran bagi manusia, seperti menghasilkan spons yang
dapat dipakai sebagai alat pembersih. Mollusca banyak yang menguntungkan, di
antaranya sebagai sumber makanan bagi kita, seperti cumi-cumi dan kerang yang
kaya akan protein. Selain itu, Mollusca juga memiliki nilai ekonomis yang
tinggi seperti pada kerang penghasil mutiara. Seperti yang terlihat pada gambar
berikut. (Fictor Ferdinand, 2009)
Gambar : Kerang mutiara dan
mutiara yang dihasilkannya.
Arthropoda memiliki peranan yang penting
bagi kehidupan manusia. Beberapa dapat dijadikan sumber makanan bagi manusia,
seperti udang dan kepiting. Kupu-kupu dan serangga lainnya pun sangat
bermanfaat untuk membantu proses penyerbukan pada tumbuhan. Ada juga lebah yang
menghasilkan madu yang dapat dikonsumsi dan menjadi obat untuk tubuh kita. (Fictor
Ferdinand, 2009)
Pada Vertebrata, mulai dari Pisces
hingga Mammalia, sudah memiliki manfaat yang jelas bagi manusia. Pisces
merupakan sumber protein yang tinggi bagi manusia. Amphibia dan Reptilia juga
memiliki peranan tersendiri dalam keseimbangan alam di bumi ini. Aves dan
Mammalia sangat berguna untuk manusia karena dapat dimanfaatkan, baik telur
maupun dagingnya. (Fictor Ferdinand, 2009)
D. Penyakit Yang Ditularkan oleh
Kingdom Animalia
Penyakit di dunia ini banyak sekali. Tak sedikit
yang ternyata ditularkan hewan pada manusia. Kita mesti hati-hati karena
beberapa penyakit ini kita jumpai di Indonesia dan ditularkan oleh hewan
kesayangan kita juga bisa. Mau tau apa aja penyakitnya? Mari kita simak
beberapa penyakit yang ditularkan oleh hewan ke manusia :
Gambar:
Contoh animalia penyebab penyakit pada manusia
1.
Malaria
Mestinya kita ga boleh ngeremehin ini
penyakit karena kita bisa mati ko’it kalau sampe kena infeksinya. Kita semua
udah pada tau kan kalau serangga yang membawa penyakit ini adalah nyamuk yang
umumnya hidup di daerah tropis seperti Indonesia. Setiap tahun banyak anak
kecil yang mati gara-gara penyakit ini. Dan penderitanya akan terus tergantung
pada obat seumur hidupnya karena terdapat parasit di dalam tubuhnya.
2.
Demam berdarah
Penyakit ini
juga penyakit yang sering kita jumpai di Indonesia. penyakit ini disebabkan
oleh nyamuk aides aigepty. Demam ini sering kali di samakan dengan demam biasa
padahal beda jauh. Dengan fasenya yang juga disebut denagn fase pelana kuda
kita harus waspada dengan penyakit dan demam ini. Ternyata penyebab
penyakit ini adalah virus. Satu-satunya cara untuk mencegah penyebaran virus
ini yaitu dengan membasmi nyamuknya.
3.
Penyakit PES
Penyakit ini
ditularkan oleh tikus pada manusia sebenarnya bukan Cuma tikus tapi hewan
pengerat yang lain juga. Bakteri yang menjadi penyebab penyakit ini punya nama
yang sangat indah, Pasteurella pestis. Proses penyebaran dan asal mula penyakit
ini belum diketahui sampe sekarang. Ada yang bilang kalu penyakit ini
awalnya disebarkan oleh tentara mongol yang menyerbu Eropa. Ada juga yang
bilang kalau penyakit ini dibawa para pedagang yang berasal dari India. (http://bejagat.blogspot.co.id)
4.
Flu babi atau
swine flu
Penyakit ini disebabkan oleh virus H1N1.
satu-satunya cara mencegah penularan penyakit ini yaitu dengan pemusnahan.
Virus ini berasal dari spanyol yang disebut dengan Spanish flu. Penyakit ini
menyerang hewan ternak, biasanya babi. Hewan ini juga disebut-sebut sebagai
perantara antara penyakit hewan dan manusia karena di dalam tubuh hewan inilah
virus-virus itu berevolusi sehingga berhasil menyerang tubuh manusia. Beberapa
hali menyarankan untuk menghindari daging mentah dan berada di dekat peternakan
agar terhindar darei infeksi virus. (http://bejagat.blogspot.co.id)
5.
Hepatitis
Penularan penularan penyakit
hepatitis ini melalui aliran darah, plasenta bayi bagi ibu yang mengandung
serta cairan tubuh seperti sperma, vagina, dan air liur. Orang yang terkena
hepatitis, hatinya akan rusak. Perutnya tampak membesar, muntah, diare dan
kulit berwarna kekuningan. Fungsi hati yang menyaring racun telah hancur oleh
virus ini, akibatnya kematian mengancam penderita hepatitis. Satwa primata
(bangsa kera dan monyet) dapat menularkan penyakit hepatitis melalui gigitan
atau cakaran. Hati-hati memelihara primata, karena barangkali primata itu
terinveksi hepatitis dan sekali dia menggigit anda maka anda berisiko tertular
hepatitis. (http://bejagat.blogspot.co.id)
6.
Tuberculosa
(TBC)
TBC adalah penyakit yang menyebabkan
kematian terbesar kedua di Indonesia. Gejala yang ditimbulkan antara lain
gangguan pernafasan seperti sesak nafas, batuk sampai berdarah, badan tampak
kurus kering dan lemah. Penularan penyakit ini sangat cepat karena ditularkan
melalui saluran pernafasan. Selain manusia satwapun dapat terinfeksi dan
menularkan penyakit TBC melalui kotorannya. Jika kotoran satwa yang terinveksi
itu terhirup oleh manusia maka membuka peluang manusia akan terinveksi juga penyakit
TBC. Penyakit Tuberculosis bersifat menahun atau berjalan kronis, sehingga
gejala klinisnya baru muncul jika sudah parah. Satwa yang punya potensi besar
menularkan penyakit TBC ke manusia adalah primata, misalnya orangutan, owa dan
siamang. (http://bejagat.blogspot.co.id)
7.
Rabies
Penyakit mematikan yang disebabkan
oleh virus ini dikenal juga sebagai penyakit anjing gila. Penyakit yang
menyerang susunan syaraf pusat ini dapat ditularkan ke manusia lewat gigitan
satwa. Kasus gigitan hewan penyebar rabies adalah anjing (90%), kucing (3%),
kera (3%) dan satwa lain (1%). Gejala yang ditimbulkan bila terinfeksi rabies
pertama-tama adalah tingkah laku yang abnormal dan sangat sensitif (mudah
marah), kelumpuhan dan kekejangan pada anggota gerak. Penderita akan mati
karena kesulitan untuk bernafas dan menelan dalam kurun waktu 2-10 hari.
8.
Cacingan
Cacingan sering dianggap penyakit
yang ringan, padahal penyebab kematian terbesar satwa dipelihara oleh manusia
dalam kondisi buruk adalah penyakit ini. Stress dapat meningkatkan jumlah
infeksi cacing dalam tubuh. Dengan ukuran yang sangat kecilyaitu 0,01-0,1 mm,
sangat memudah bagi parasit menular ke semua satwa termasuk manusia. Diare,
badan kurus, kekurangan cairan (dehidrasi), anemia serta badan lemas merupakan gejala
awal yang ditimbulkan oleh adanya infeksi cacing. Hampir semua satwa yang
berpotensi menularkan penyakit cacingan, misalnya primata, musang, kucing,
burung nuri,kakatua,anjing,sapi,kuda,babi dan lain-lain. (http://bejagat.blogspot.co.id)
9.
Herpes
Adanya pelepuhan kulit di seluruh
tubuh merupakan gejala awal yang ditimbulkan bila terinfeksi virus herpes.
Virus ini bisa berakibat kematian bagi bangsa primata. Manusia dapat tertular
dari gigitan atau cakaran satwa yang mengandung virus tersebut. Penderita
penyakit ini akan mengalami dehidrasi akibat pelepuhan kulit dan akhirnya
kematian akan menjemputnya. Hati-hati jika memelihara primata seperti monyet,
lutung, owa, siamang, orangutan, dan lain-lain. Bisa jadi primata yang anda
pelihara itu ternyata menderita herpes. (http://bejagat.blogspot.co.id)
10. Anthrax
Penyakit menular akut ini termasuk
sebagai salah satu penyakit yang paling ditakuti di dunia, karena anthrax punya
sifat zoonosa, yang berarti dapat menular dari hewan ke manusia. Angka kematian
yang ditimbulkan akibatpenyakit anthraxcukup tinggi baik pada hewan ataupun
manusia. Bakteri ini juga sangat sulit dibasmi karena membentuk spora yang
dapat bertahan hidup lebih dari 10 tahun walaupun sudah dimusnahkan. Bakterinya
mampu bertahan hidup pada saat musim panas ataupun pada musim hujan yang terus
menerus. Anthrax biasanya ditularkan oleh sapi, babi, kambing atau kuda. (http://bejagat.blogspot.co.id)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Kingdom
Animalia meliputi berbagai jenis hewan eukariotik, multiseluler, sel tidak berdinding
dan tidak berklorofil, bersifat heterotrof, bergerak aktif, dan cepat tanggap terhadap
rangsangan.
2.
Beberapa
struktur hewan yang dapat digunakan sebagai dasar klasifikasi adalah jumlah lapisan
tubuh, tipe selom (rongga tubuh), simetri tubuh, tipe usus, dan segmentasi tubuh.
3.
Kingdom
Animalia dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu Invertebrata dan Vertebrata.
Invertebrata terdiri dari filum Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes,
Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Arthropoda, dan Echinodermata. Vertebrata
merupakan hewan yang telah mempunyai tulang belakang yang dimasukkan dalam
filum Chordata meliputi Chondrichthyes, Osteichthyes, Amphibia, Reptilia, Aves,
dan Mammalia.
4.
Kingdom Animalia yang begitu berlimpah dan beraneka ragam
di bumi ini tentu memiliki manfaat yang sangat banyak pula. Dari mulai Porifera
hingga Mamalia, memiliki peran serta manfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk
hidup lainnya.
5.
Tak sedikit
yang ternyata ditularkan hewan pada manusia. Kita mesti hati-hati karena
beberapa penyakit ini kita jumpai di Indonesia dan ditularkan oleh hewan
kesayangan kita juga bisa.
B.
Saran
Semoga dengan makalah yang berjudul “Kingdom Animalia”
ini, pengetahuan kita tentang “Kingdom Animalia” makin mantap dan jelas, meskipun
makalah ini jauhdari kata sempurna. Kamidari penyusunmengucapkan terima kasih
banyak apa bila dapatmembantu menyempurnakan makalah ini. Semoga dengan ini
ilmu kita lebih barrokah dan bermanfaat bagi kehidupansekarang ini, amin.
DAFTAR PUSTAKA
Fictor Ferdinand, 2009. Praktis Belajar Biologi 1 untuk
Kelas X SMA/MA. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Herni Budiati, 2009. Biologi : untuk SMA dan MA Kelas
X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Idun Kistinnah, 2009. Biologi 1 : Makhluk Hidup dan
Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Irnaningtyas.
2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas X
. Jakarta: Erlangga Moch
Anshori,
2009. Biologi 1 : Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)-Madrasah Aliyah (MA)
Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Rasti Septianing dkk, 2013. Panduan
Belajar Biologi 1A SMA Kelas X. Yudhistira : Jakarta.
Riana
Yani dkk; 2009. Biologi 1 : Kelas X SMA dan MA. Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Rikky
Firmansyah, 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi 1 : untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas
/ Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Subardi
dkk, 2009. Biologi 1 : untuk Kelas X SMA/ MA. Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Suwarno,
2009. Panduan Pembelajaran Biologi : Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta :
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Widayati Sri.z 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas X.
Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
http://bejagat.blogspot.co.id/2012/05/10-jenis-penyakit-yang-bisa-menular.html
|
No comments:
Post a Comment