Tuesday, 19 December 2017

MAKALAH FUNGSI KOMPOSISI DAN INVERS

MAKALAH MATEMATIKA
FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS
TRIGONOMETRI

D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
KELAS X MIPA 4
NAMA KELOMPOK :
1.        A. ADRIANI ADIWIJAYA
2.        ELA KASRINA
3.        DIAN FEBRIANA
4.        SITI NURHALISA
5.        NINGSIH PURNAMA SARI



SMA NEGERI 4  WATAMPONE


 
TAHUN AJARAN 2017/2018


KATA PENGANTAR


Asslamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan nikmat nikmat kepada kita, tak lupa shalawat beserta salam kami limpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Pada kesempatan ini kami selaku penulis mencoba untuk membuat makalah tentang. “Fungsi Komposisi dan Fungi Invers- Trigonometri” Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran “MATEMATIKA”.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap pembaca. Apabila dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan, kami mohon maaf. Dan kami sangat menantikan saran dn kritik pembaca yang sifatnya membangun. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.



Watampone, 25  Maret  2017













DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................               i
DAFTAR ISI .............................................................................................               ii
BAB I..... PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang.....................................................................               1
B.       Rumusan Masalah.................................................................               2
C.       Tujuan Penulisan...................................................................               2
BAB II... PEMBAHASAN
                   I.          FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS............................               3
A.       Fungsi Komposisi..................................................................               3
B.       Fungsi Invers.........................................................................               7
                II.          TRIGONOMETRI......................................................................               10
A.       Ukuran Sudut (Derajat Dan Radian)...................................               10
B.       Perbandingan Trigonometri Suatu Sudut Pada Segitiga Siku-Siku                            11
C.       Nilai Perbandingan Trigonometri untuk Sudut-Sudut Istimewa                    13                   
D.       Rumus Perbandingan Trigonometri Sudut yang Berelasi....               14                   
E.        Identitas Trigonometri .........................................................               17                   
F.        Aturan Sinus dan Cosinus....................................................               19                   
G.       Grafik Fungsi Trigonometri..................................................               20                   
BAB III.. PENUTUP
A.       Kesimpulan...........................................................................               23
B.       Saran.....................................................................................               23
DAFTAR PUSTAKA






BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Pernahkah kalian membayangkan tombol-tombol (tuts) komputerdan tampilan pada layar saat kalian mengetik karakter per karakter? Coba perhatikan, ketika pada tombol tertulis huruf ”a”, setelah diketik pada layar juga muncul huruf ”a”. Demikian juga saat pada tomboldiketik huruf ”k”, pada layar juga muncul huruf ”k”. Jika kalian pikirkan, tentunya ada hubungan (relasi) antara sistem pada tombol dan tampilan pada layar. Kasus ini termasuk aplikasi fungsi dalam kehidupan sehari-hari yang sering dijumpai.
Fungsi atau pemetaan termasuk ke dalam relasi karena di dalam sebah fungsi dari himpunan A ke himpunan B terdapat relasi khusus yang memasangkan tiaptiap anggota yang ada pada himpunan A dengan tiap-tiap anggota pada himpunan B. Untuk bisa menyelesaikan soal-soal mengenai fungsi komosisi dan invers tentu kita harus memahami dengan baik konsep ataupun prinsip dasar dari fungsi komposisi dan fungsi invers.
Studi tentang trigonometri sebagai cabang matematika, lepas dari astronomi pertama kali diberikan oleh Nashiruddin al-Tusi (1201-1274), lewat bukunya Treatise on the quadrilateral. Bahkan dalam buku ini ia untuk pertama kali memperlihatkan keenam perbandingan trigonometri lewat sebuah segitiga siku-siku (hanya masih dalam trigonometri sferis). Menurut O`Conners dan Robertson, mungkin ia pula yang pertama memperkenalkan Aturan Sinus (di bidang datar).
Dalam mempelajari fungsi trigonometri sering banyak yang merasa kesulitan, padahal jika kita mengetahui konsep dasarnya itu tidak akan terjadi. Bentuk soal seperti apapun kita akan dapat kerjakan yang penting kita mengetahui konsep dasarnya. Trigonometri (dari bahasa Yunani trigonon = tiga sudut dan metro = mengukur) adalah sebuah cabang matematika yang berhadapan dengan sudut segitiga dan fungsi trigonometrik seperti sinus, cosinus, dan tangen. Dasar dari Trigonometri adalah Konsep kesebangunan segitiga siku-siku. Sisi-sisi yang bersesuaian pada dua bangun datar yang sebangun memiliki perbandingan yang sama.
Mengenai fungsi trigonometri yaitu meliputi trigonometri dasar, identitas trigonometri serta rumus-rumus dalam trigonometri telah kita pelajari bersama sebelumnya. Sekarang ini yang akan kita pelajari mengenai persamaan dan pertidaksamaan dalam trigonometri. Makalah ini bertujuan untuk memudahkan sobat semua dalam belajar matematika, sehingga ketika menemui soal mengenai persamaan ataupun pertidaksamaan trigonometri tidak akan merasa kesulitan.

B.  Rumusan Masalah
1.    Bagaimana Fungi Komposisi?
2.    Bagaimana Fungsi Invers?
3.    Bagaiamana Ukuran Sudut (Derajat Dan Radian) ?
4.    Bagaimana Cara Perbandingan Trigonometri Suatu Sudut Pada Segitiga Siku-Siku?
5.    Bagaimana Nilai Perbandingan Trigonometri untuk Sudut-Sudut Istimewa?
6.    Bagaimana Rumus Perbandingan Trigonometri Sudut yang Berelasi?
7.    Bagaiaman Identitas Trigonometri?
8.    Bagaimana Aturan Sinus dan Cosinus?
9.    Bagaimana Grafik Fungsi Trigonometri?

C.  Tujuan Penulisan
1.    Mengetahui Fungi Komposisi
2.    Mengetahui Fungsi Invers
3.    Untuk mengetahui Ukuran Sudut (Derajat Dan Radian)
4.    Untuk mengetahui Perbandingan Trigonometri Suatu Sudut Pada Segitiga Siku-Siku
5.    Untuk mengetahui Nilai Perbandingan Trigonometri untuk Sudut-Sudut Istimewa
6.    Untuk mengetahui Rumus Perbandingan Trigonometri Sudut yang Berelasi
7.    Untuk mengetahui Identitas Trigonometri
8.    Untuk mengetahui Aturan Sinus dan Cosinus
9.    Untuk mengetahui Grafik Fungsi Trigonometri

BAB II
PEMBAHASAN

I.          FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS
A.      Fungi Komposisi
1.    Pengertian Fungi Komposisi
Dari dua buah fungsi f (x) dan g (x) dapat dibentuk fungsi baru dengan menggunakan operasi komposisi. Operasi komposisi dilambangkan dengan o (dibaca : komposisi atau bundaran).
Fungsi baru yang dapat dibentuk dengan operasi komposisi itu adalah :
a.       (f o g) (x) dibaca : f komposisi gx atau fgx
b.      (g o f) (x) dibaca : g komposisi fx atau gfx
1)      Misal fungsi
g : A à B ditentukan dengan y = g (x)
 f : B à C ditentukan dengan y = f (x)
Fungsi komposisi f dan g ditentukan dengan :
h (x) = (f o g) (x) = f (g(x))
2)      Misal fungsi
f : A à B ditentukan dengan y = f (x)
          g : B à C ditentukan dengan y = g (x)
Fungsi komposisi g dan f ditentukan dengan :
h (x) = (g o f) (x) = g (f (x))
Misal fungsi f : R à R dan g : R à R ditentukan dengan rumus f (x) = 3x – 1 dan g (x) = 2x. Tentukan :  a. (f o g) (x)     b.  (g o f) (x)
Jawab :
a.       (f o g) (x)   = f (g (x))
                   = f (2x)
                   = 3 (2x) – 1 = 6x – 1
b.      (g o f) (x)   = g (f (x))
                   = g (3x – 1)
                   = 2 (3x – 1) = 6x – 2

2.    Syarat Fungi Komposisi
Misal fungsi f dan g dinyatakan dalam pasangan terurut :
f : {(-1,4), (1,6), (2,3), (8,5)}
g : {(3,8), (4,1), (5,-1), (6,2)}
Tentukan :
a.       f o g                                    d.  (f o g) (2)
b.      g o f                                    e.  (g o f) (1)
c.       (f o g) (4)                            f.  (g o f) (4)
Jawab :
Pasangan terurut dari fungsi f dan g digambarkan dalam diagram panah (pemetaan).
a.       (f o g) = {(3,5), (4,6), (5,4), (6,3)}
g                       f





                               (f o g)
(g o f) = {(-1,1), (1,2), (2,8), (8,-1)}
f                        g


 




                               (g o f)
b.      (f o g) (4) = 6
c.       (f o g) (2) tidak didefinisikan
d.      (g o f) (1) = 2
e.       (g o f) (4) tidak didefinisikan
Contoh 2
Misal fungsi f dan g dinyatakan dalam bentuk pasangan terurut
f : {(0,1), (2,4), (3,-1), (4,5)}
g : {(2,0), (1,2), (5,3), (6,7)}
Tentukan : a) f o g         b) g o f

g
 

f
 
Jawab :
                                    



                                       Dg                      Rg                               Df                       Rf
                                                                  
                                                                                             (f o g)

                 f                                  g




   Df   Rf                           Dg                       Rg
                                (g o f)
Dari contoh 1 dan 2 dapat disimpulkan syarat fungsi komposisi (f o g) adalah :
·         Hasil irisan antara daerah hasil fungsi g dengan daerah asal fungsi f bukan himpunan kosong.
Rg Ç Df ¹ f
·         Daerah asal fungsi komposisi (f o g) adalah himpunan bagian dari daerah asal fungsi g.
D(f o g) Í Dg
·         Daerah hasil fungsi komposisi (f o g) adalah himpunan bagian dari daerah hasil fungsi f.
R(f o g) Í Rf
Contoh :
Diketahui fungsi f : R à R dan g : R à R ditentukan dengan rumus :
f (x) = 2x + 1     dan     g (x) =
Tentukan :
a.       (f o g) (x)
b.      (g o f) (x)
c.       Daerah asal (f o g) (x) dan daerah hasil (f o g) (x)
d.      Daerah asal (g o f) (x) dan daerah hasil (g o f) (x)
Jawab :
f (x) = 2x + 1
Daerah asal Df : {x | x Î R} daerah hasil Rf : {y | y Î R}
g (x) =
Daerah asal Dg : {x | x ³ 0, x Î R}, daerah hasil Rg : {y | y ³ 0, y Î R}
a.       (f o g) (x) = f (g (x)) = f () = 2 + 1
b.      ( g o f) (x) = g (f (x)) = g (2x + 1) =
c.       Daerah asal (f o g) (x) = D(f o g) = {x | x ³ 0, x Î R}
Daerah hasil (f o g) (x) = R(f o g) = {y | y ³ 1, y Î R}
Tampak bahwa D(f o g) = Dg  dan R(f o g) Ì Rf
d.      Daerah asal (g o f) (x) = D(g o f) = {x | x ³ ½ , x Î R}
Daerah hasil (g o f) (x) = R(g o f) = {y | y ³ o, y Î R}
Tampak bahwa D(g of) Ì Df   dan   R(g o f) = Rg
3.    Menentukan fungsi jika fungsi komposisi dan fungsi yang lain diketahui
Misal fungsi f dan fungsi komposisi (f o g) atau (g o f) sudah diketahui maka fungsi g dapat ditentukan, demikian juga fungsi g dan fungsi komposisi (f o g) atau (g o f) diketahui maka fungsi f dapat ditentukan.
Contoh 1
Misal fungsi komposisi (f o g) (x) = -2x + 3 dan f (x) = 2x + 1.
Tentukan fungsi g (x).
Jawab :
(f o g) (x)           = -2x + 3
f (g (x))  = -2x + 3
2 (g (x)) + 1       = -2x + 3
2 g (x)    = -2x + 2
g (x)       =
g (x)       = -x + 1

Jadi fungsi g (x) = -x + 1

Contoh 2

Diketahui fungsi komposisi (f o g) (x) = 4 – 2x dan fungsi g (x) = 2x + 2. Tentukan fungsi f (x).

Jawab :

(f o g) (x)   = 4 - 2x

   f (g (x))   = 4 – 2x

f (2x + 2)    = 4 – 2x

f (2x + 2)    = 4 – ((2x + 2) –2)

                   = 4 – (2x + 2) + 2

f (2x + 2)    = 6 – (2x + 2)

        f (x)    = 6 – x 


D. Fungsi Invers
1.    Pengertian Fungi Invers
Jika fungsi f : A à B dinyatakan dalam pasangan terurut
f : {(a,b) | a Î A dan b Î B} maka invers dari fungsi f adalah f-1 : B à A ditentukan oleh :
f-1 : {(b,a) | b Î B dan a Î A}
Invers suatu fungsi tidak selalu merupakan fungsi. Jika invers suatu fungsi merupakan fungsi maka Fungi Invers itu disebut fungsi invers.
Contoh :
Misal A : {-2, -1, 0, 1} , B : {1, 3, 4}.
Fungsi f : A à B ditentukan oleh f : {(-2,1), (-1,1), (0,3), (1,4)}.
Carilah Fungi Invers f, dan selidiki apakah Fungi Invers f merupakan fungsi.
Jawab :
Fungi Invers f adalah f-1 = B à A ditentukan oleh : 
f-1 : {(1,-2), (1,-1), (3,0), (4,1)}.

Fungsi f dan f-1 disajikan dalam gambar diagram panah

                    f                                                f-1

 

 

 

 



A                      B                         B                   A

Terlihat bahwa f-1 adalah relasi biasa (bukan fungsi).

1.      Misal A : {1,2,3} B : {2,4,6,8}. Fungsi g : A à B ditentukan oleh

g : {(1,2), (2,4), (3,6)}.

Tentukan invers fs g, dan selidiki apakah Fungi Invers g merupakan fungsi ?

Jawab : kerjakan sebagai latihan.

                    g                                               g-1

 

 

 

 

A                      B                         B                   A

Terlihat bahwa g-1 adalah ………

2.      Misal A : {a,b,c,d} dan B : {1,2,3,4}, fungsi h : A à B ditentukan oleh

h : {(a,2), (b,1), (c,3), (d,4)}.

Carilah Fungi Invers h dan seilidiki apakah Fungi Invers h merupakan fungsi ?

Jawab : kerjakan sebagai latihan

                    h                                              h-1

 

 

 

 

A                      B                         B                   A

Fungsi h-1 adalah ……

Suatu fungsi f : A à B mempunyai fungsi invers f-1 = B à A jika dan hanya jika f merupakan fungsi . 

2.    Menentukan rumus fungsi invers

Beberapa langkah untuk menentukan rumus fungsi invers f-1(x) jika f (x) diketahui adalah sebagai berikut :

1.      Ubah persamaan y = f (x) dalam bentuk f sebagai fungsi y.

2.      Bentuk x sebagai fungsi y pada langkah 1 dinamai dengan f-1(y).

3.      Ganti y pada f-1(y) dengan x untuk memperoleh f-1(x). Maka f-1(x) adalah rumus fungsi Fungi Invers f (x).

Contoh :

1.      Fungsi berikut adalah pemetaan dari R ke R. tentukan rumus inversnya

a.       f (x) = 2x + 2

b.      f (x) = 3x – 6

Jawab :

a.       f (x) = 2x + 2

y = f (x) = 2x + 2  à x =

x = f-1(y) =

f-1(x) =  

b.      f (x) = 3x – 6

y = f (x) = 3x – 6  à x =

x = f-1(y) =

f-1(x) =    

2.      Fungsi f ditentukan dengan rumus f (x) =

a.       Tentukan rumus untuk f-1(x)

y = f (x) =   è    y (1 + x ) = x

                                        y + yx   = x

                                         yx – x  = -y

                                     (y – 1) x  = - y

x =                      

x =  f-1(y) =

f-1(x) =  

b.      Df : {x | x ¹ -1 , x Î R}

c.       Df-1 : {x | x ¹ 1, x Î R}

 

II.          TRIGONOMETRI
A.      Ukuran Sudut (Derajat Dan Radian)
Pada umumnya, ada dua ukuran yang digunakan untuk menentukan besar suatu sudut, yaitu derajat dan radian. Tanda “O” dan “rad” berturut-turut menyatakan simbol derajat dan radian.
1.    Satuan Derajat
Ukuran sudut satu putaran penuh adalah , ditulis  atau .
Ukuran sudut yang lebih kecil adalah menit  dan detik . Hubungan antara derajat, menit, dan detik adalah
Maka dapat disimpulkan .
Dalam perhitungan sering dipakai bentuk desimal derajat yang dapat diubah menjadi menit dan detik atau sebaliknya.
Contoh 1:
Ubahlah bentuk decimal derajat berikut menjadi menit.
a.   

 
  
 
b.   
Jawaban:
                  
 
 
2.    Satuan Radian
Besar suatu sudut disebut satu radian dan ditulis 1 rad.
Jika panjang busur AB sama dengan jari-jari  maka




Pada gambar 1, panjang busur AB = panjang jari-jari OA, sehingga:
 . Dikatakan bahwa sudut AOB = 1 rad.
Pada gambar 2,  sehingga: .
Sedangkan , maka .
Secara analog . Maka 1 keliling lingkaran = .
3   Konversi Satuan Sudut Dalam Derajat ke Satuan Sudut Dalam Radian
Sehingga:
,
Contoh:
B.       Perbandingan Trigonometri Suatu Sudut Pada Segitiga Siku-Siku
Gambar di samping adalah segitiga siku-siku dengan titik sudut sikunya di C. Panjang sisi di hadapan sudut A adalah a, panjang sisi di hadapan sudut B adalah b, dan panjang sisi di hadapan sudut C adalah c.
Terhadap sudut a:
Sisi a disebut sisi siku-siku di depan sudut a
Sisi b disebut sisi siku-siku di dekat (berimpit) sudut a
Sisi c (sisi miring) disebut hipotenusa
Berdasarkan keterangan di atas, didefinisikan 6 (enam) perbandingan trigonometri  terhadap sudut a sebagai berikut:
1.   
2.   
3.   
4.   
5.   
6.   
Dari perbandingan tersebut dapat pula ditulis rumus:
                  dan     
                  dan 
Contoh:
Pada gambar di samping segitiga siku-siku ABC dengan panjang a = 24 dan c = 25.
Tentukan keenam perbandingan trigonometri untuk a.
Penyelesaian:
Nilai b dihitung dengan teorema Pythagoras
  
  
               
             
               
C.     Nilai Perbandingan Trigonometri untuk Sudut-Sudut Istimewa
Sudut istimewa adalah sudut yang perbandingan trigonometrinya dapat dicari tanpa memakai tabel matematika atau kalkulator, yaitu: 0°, 30°, 45°,60°, dan 90°.
Sudut-sudut istimewa yang akan dipelajari adalah 30°, 45°,dan 60°.
Untuk mencari nilai perbandingan trigonometri sudut istimewa digunakan segitiga siku-siku seperti gambar berikut ini.
                                                                                                                                                                                               



Dari gambar 2.4.a dapat ditentukan
                 
                  
                            
Dari gambar 2.4.b dapat ditentukan
                                             
                            
                             
                                      
                            
                                

Tabel nilai perbandingan trigonometri untuk sudut-sudut istimewa.

a
0°
30°
45°
60°
90°
sin a
0
1
cos a
1
0
tan a
0
1
tak terdefinisi
cot a
tak terdefinisi
1
0
contoh:
1.       
2.     
                                                             
D.      Rumus Perbandingan Trigonometri Sudut yang Berelasi
Sudut-sudut yang berelasi dengan sudut a adalah sudut (90° ± a), (180° ± a), (360° ± a), dan -a°. Dua buah sudut yang berelasi ada yang diberi nama khusus, misalnya penyiku (komplemen) yaitu untuk sudut a° dengan (90° - a) dan pelurus (suplemen) untuk sudut a° dengan (180° - a). Contoh: penyiku sudut  50° adalah 40°, pelurus sudut 110° adalah 70°.
  1. Perbandingan trigonometri untuk sudut a dengan (90° - a)
                                                 Dari gambar 2.7 diketahui
                                                                Titik P1(x1,y1) bayangan dari P(x,y)
                                                                akibat pencerminan garis y = x, sehingga diperoleh:
                                                 a.  ÐXOP = a dan ÐXOP1 = 90° - a
                                                 b.  x1 = x, y1 = y dan r1 = r
Dengan menggunakan hubungan di atas dapat diperoleh:
a.        
b.       
c.        
Dari perhitungan tersebut maka rumus perbandingan trigonometri sudut a dengan (90° - a) dapat dituliskan sebagai berikut:

a.                   d. 
b.                   e. 
c.                    f. 

 
 




  1. Perbandingan trigonometri untuk sudut a° dengan (180° - a)
Titik P1(x1,y1) adalah bayangan dari titik P(x,y) akibat pencerminan terhadap sumbu y, sehingga
a. ÐXOP = a dan ÐXOP1 = 180° - a
b.  x1 = -x, y1 = y dan r1 = r
            maka diperoleh hubungan:
a.        
b.        
c.            

a.                   d. 
b.              e. 
c.                 f. 
 
Dari hubungan di atas diperoleh rumus:


  1. Perbandingan trigonometri untuk sudut a° dengan (180° + a)
Dari gambar 2.9 titik P1(x1,y1) adalah bayangan dari titik P(x,y) akibat pencerminan terhadap garis y = -x, sehingga
a. ÐXOP = a dan ÐXOP1 = 180° + a
b.  x1 = -x, y1 = -y dan r1 = r
            maka diperoleh hubungan:
a.        
b.        
c.        

a.          d. 
b.        e. 
c.             f. 
 
Dari hubungan di atas diperoleh rumus:





  1. Perbandingan trigonometri untuk sudut a dengan (- a)
Dari gambar 2.10 diketahui      titik P1(x1,y1) bayangan dari P(x,y)
            akibat pencerminan terhadap sumbu x, sehingga
a.  ÐXOP = a dan ÐXOP1 = - a
b.  x1 = x, y1 = -y dan r1 = r
     maka diperoleh hubungan
a.        
b.        
c.        
Dari hubungan di atas diperoleh rumus:

a.                         d. 
b.                         e. 
c.                         f. 
 
 




Untuk relasi a  dengan (- a) tersebut identik dengan relasi a dengan 360° - a, misalnya sin (360° - a) = - sin a.
E.       Identitas Trigonometri
Identitas Trigonometri adalah kesamaan yang memuat bentuk trigonometri dan berlaku untuk sembarang sudut yang diberikan. Ada beberapa Jenis Identitas Trigonometri yakni sebagai berikut :
1.      Identitas trigonometri dasar berikut ini merupakan hubungan kebalikan.
a.          =    atau  =
b.          =atau =
c.          =  atau=
2.      Identitas trigonometri dari hubungan perbandingan (kuosien)
a.          =
b.          =
Identitas-identitas trigonometri dasar tersebut di atas diperoleh dari definisi perbandingan trigonometri.
3.      Identitas trigonometri dasar yang diperoleh dari hubungan teorema Pythagoras
a.       sin2 α° + cos2
b.      1 + tan2 α° = sec2 α°
c.       1 + cot2 α° = cosec2 α°
Untuk membuktikan ketiga identitas ini, misalnya α adalah sebarang sudut pada posisi standar dan titik (x, y) terletak pada kaki sudut α, maka  
x2 + y= r2 ……………….(1)


X
 
 





jika kedua ruas dari persamaan (1) dibagi dengan r2, x2, dan y2, maka diperoleh :
 ; ;
    ;    1+= ;atau
+   ;  1 + =  ;
Dengan menggunakan definisi fungsi trigonometri, maka ketiga persamaan terakhir ekuivalen dengan :
sin2 α° + cos2    ;   1 + tan2 α° = sec2 α°   ;   1 + cot2 α° = cosec2 α°


sin2a +cos2a = 1


 
            Dari gambar di samping diperoleh  ,  dan . Sehingga

Jadi


 
                                                        
F.       Aturan Sinus dan Cosinus
1.      Aturan Sinus
Pada setiap segitiga sembarang berlaku aturan sinus. Untuk segitiga seperti gambar dibawah ini berlaku aturan sinus sebagai berikut :



2.      Aturan Cosinus
Pada setiap segitiga sembarang berlaku aturan cosines. Untuk segitiga ABC (pada gambar aturan sinus diatas) aturan cosines sebagai berikut :
a.       a2 = b2 + c2 – 2.b.c.cos A
b.      b2 = 2 + c2 – 2.a.c.cos B
c.       c2 = a2 + b2 – 2.a.b.cos C
d.      Cos A =
e.       Cos B =
f.       Cos C =
G.      Grafik Fungsi Trigonometri
Nilai Maksimum dan Minimum Fungsi Sinus dan Cosinus
  1. gif
  2. gif
Jadi, gif
  1. gif
  2. gif
Jadi, -1 ≤ cos α° ≤ 1 untuk tiap α R 
  1. tan α° tidak mempunyai nilai maksimum maupun nilai minimum
Grafik Fungsi Trigonometri Baku
Ada dua cara menggambarkan grafik fungsi trigonometri y = sin x° , y = cos x°, dan y = tan x° dengan 0 ≤ x ≤ 360 yaitu dengan menggunakan tabel nilai dan lingkaran satuan..
  1. Grafik fungsi y = sin x° (0 ≤ x ≤ 360)
Dengan tabel : 
tabel grafik sinus klik saja
grafik sinus klik saja
Dengan lingkaran satuan : 
mtk0001
  1. Grafik fungsi y = cos x° (0 ≤ x ≤ 360)
Dengan tabel : 
1
grafik fungsi cosinus
Dengan lingkaran satuan : 
grafik fungsi cosinus
  1. Grafik fungsi y = tan x° ( 0 ≤ x ≤ 360 )
Dengan tabel : 
mtk0002
grafik tangen
Dengan lingkaran satuan :
grafik tangen
Misalkan f(x) adalah fungsi - fungsi trigonometri baku f(x) = sin x, f(x) = cos x dan F(x)= tan x dengan periodenya berturut - turut 2π, 2π, dan π, maka :
gif
gif
gif
Grafik Fungsi Trigonometri f(x) = a sin (kx ± b) ± c, f(x)=a cos (kx ± b) ± c, dan f(x)= a tan (kx ± b) ± c 
Langkah - langkah yang diperlukan dalam membuat grafik di atas adalah dengan cara mentranslasikan secara horisontal ke kanan atau ke kiri, kemudian ditranslasikan ke atas atau ke bawah.
Contoh buatlah grafik y = 2 sin (2x - π/2) + 1 
  1. Gambar grafik y = sin 2x..
  2. Ordinat pada tiap titik gambar 1, dikalikan dengan 2..
  3. Kemudian grafik digeser ke kanan sejauh π/4 satuan..
Supaya tahu besarnya pergeseran, persamaan di atas diubah dulu menjadi : y = 2 sin 2(x - π/4) + 1 
  1. Setelah itu grafik digeser satu satuan arah vertikal ke atas..
grafik y = 2 sin (2x - π/2) +1 border=
BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Relasi khusus dua himpunan yang menghubungkan setiap anggota himpunan daerah asal  dengan tepat satu anggota himpunan kawan disebut fungsi. Dalam fungsi terdapat grafik fungsi yang dapat menggambarkan hubungan variabel dalam persamaan fungsi. Dengan mengenal jenis-jenis fungsi sambil mempelajari bahwa konsep fungsi biasa digunakan dalam bidang peternakan. Konsep fungsi ini digunakan untuk memberikan gambaran konkrit dari sebuah analisis dilihat dari segi perhitungan matematika
Trigonometri terdiri dari sinus (sin), cosinus (cos), tangens ( tan), cotangens (cot), secan (sec) dan cosecan (cosec). Trigonometri merupakan nilai perbandingan yang didefinisikan pada koordinat kartesius atau segitiga siku-siku.
B.       Saran
1.    Pemahaman terhadap rumus-rumus dasar trigonometri harus betul-betul menjadi penekanan dalam proses pembelajaran sehingga siswa mampu mengaitkan dan menggunakan rumus-rumus yang sesuai untuk menyelesaikan persoalan trigonometri.
2.    Semoga bahan ajar ini menjadi salah satu sumber bacaan bagi para guru dalam pembelajaran matematika di SMA. Penulis menyadari adanya keterbatasan dan kekurangan dalam penyusunan bahan ajar ini, sehingga kritik dan saran sangat diharapkan











DAFTAR PUSTAKA

Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Matematika Untuk SMA/MA, SMK/MAK Kelas X Semester 2. Edisi Revisi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014.

Kenneth S. Miller & John B. Walsh. (1962). Elementary and Advanced Trigonometry. New York: Harper & Brothers Publisher.

Richard G. Brown. (1994). Advanced Mathematics . California: Houghton Mifflin Company.

Suwarno, Nono. 2013. Peningkatan Efektivitas dan Efisiensi Proses Belajar Mengajar Matematika melalui Sistem PendekatanVisual dengan Mempergunakan Software Multimedia Interaktif di Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Universitas Padjadjaran, Bandung. 2013

Tumisah P. Jono & Mukimin.(2002). Trigonometri Bahan Ajar Matematika SMK. Yogyakarta: PPPG Matematika.

Winarno& Al. Krismanto. (2001). Bahan Standarisasi SMU Trigonometri. Yogyakarta: PPPG Matematika.


No comments:

Post a Comment