MAKALAH MATEMATIKA
FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI
INVERS
TRIGONOMETRI
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
KELAS X MIPA 4
NAMA KELOMPOK :
1.
A. ADRIANI ADIWIJAYA
2.
ELA KASRINA
3.
DIAN FEBRIANA
4.
SITI NURHALISA
5.
NINGSIH PURNAMA SARI
SMA NEGERI 4
WATAMPONE
|
TAHUN AJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR
Asslamu’alaikum Wr.
Wb.
Segala
puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan nikmat
nikmat kepada kita, tak lupa shalawat beserta salam kami limpah curahkan kepada
Nabi Muhammad SAW.
Pada kesempatan ini kami selaku penulis mencoba untuk
membuat makalah tentang. “Fungsi
Komposisi dan Fungi Invers- Trigonometri” Makalah ini dibuat untuk
memenuhi salah satu tugas mata pelajaran “MATEMATIKA”.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap
pembaca. Apabila dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan, kami mohon maaf.
Dan kami sangat menantikan saran dn kritik pembaca yang sifatnya membangun.
Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Watampone, 25 Maret 2017
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I..... PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang..................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................. 2
C.
Tujuan Penulisan................................................................... 2
BAB II... PEMBAHASAN
I.
FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS............................ 3
A.
Fungsi Komposisi.................................................................. 3
B.
Fungsi Invers......................................................................... 7
II.
TRIGONOMETRI...................................................................... 10
A.
Ukuran Sudut (Derajat Dan
Radian)................................... 10
B.
Perbandingan Trigonometri Suatu
Sudut Pada Segitiga Siku-Siku 11
C.
Nilai Perbandingan Trigonometri
untuk Sudut-Sudut Istimewa 13
D.
Rumus Perbandingan Trigonometri
Sudut yang Berelasi.... 14
E.
Identitas Trigonometri ......................................................... 17
F.
Aturan Sinus dan Cosinus.................................................... 19
G.
Grafik Fungsi Trigonometri.................................................. 20
BAB III.. PENUTUP
A.
Kesimpulan........................................................................... 23
B.
Saran..................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pernahkah kalian membayangkan tombol-tombol
(tuts) komputerdan tampilan pada layar saat kalian mengetik karakter per
karakter? Coba perhatikan, ketika pada tombol tertulis huruf ”a”, setelah
diketik pada layar juga muncul huruf ”a”. Demikian juga saat pada tomboldiketik
huruf ”k”, pada layar juga muncul huruf ”k”. Jika kalian pikirkan, tentunya ada
hubungan (relasi) antara sistem pada tombol dan tampilan pada layar. Kasus ini
termasuk aplikasi fungsi dalam kehidupan sehari-hari yang sering dijumpai.
Fungsi atau pemetaan termasuk ke dalam relasi
karena di dalam sebah fungsi dari himpunan A ke himpunan B terdapat relasi
khusus yang memasangkan tiaptiap anggota yang ada pada himpunan A dengan
tiap-tiap anggota pada himpunan B. Untuk bisa menyelesaikan soal-soal mengenai
fungsi komosisi dan invers tentu kita harus memahami dengan baik konsep ataupun
prinsip dasar dari fungsi komposisi dan fungsi invers.
Studi
tentang trigonometri sebagai cabang matematika, lepas dari astronomi pertama
kali diberikan oleh Nashiruddin al-Tusi (1201-1274), lewat bukunya Treatise
on the quadrilateral. Bahkan dalam buku ini ia untuk pertama kali
memperlihatkan keenam perbandingan trigonometri lewat sebuah segitiga siku-siku
(hanya masih dalam trigonometri sferis). Menurut O`Conners dan Robertson,
mungkin ia pula yang pertama memperkenalkan Aturan Sinus (di bidang datar).
Dalam
mempelajari fungsi trigonometri sering banyak yang merasa kesulitan, padahal
jika kita mengetahui konsep dasarnya itu tidak akan terjadi. Bentuk soal
seperti apapun kita akan dapat kerjakan yang penting kita mengetahui konsep
dasarnya. Trigonometri (dari bahasa Yunani trigonon = tiga sudut dan metro =
mengukur) adalah sebuah cabang matematika yang berhadapan dengan sudut segitiga
dan fungsi trigonometrik seperti sinus, cosinus, dan tangen. Dasar dari
Trigonometri adalah Konsep kesebangunan segitiga siku-siku. Sisi-sisi yang
bersesuaian pada dua bangun datar yang sebangun memiliki perbandingan yang
sama.
Mengenai fungsi trigonometri yaitu meliputi
trigonometri dasar, identitas trigonometri serta rumus-rumus dalam trigonometri
telah kita pelajari bersama sebelumnya. Sekarang ini yang akan kita pelajari
mengenai persamaan dan pertidaksamaan dalam trigonometri. Makalah ini bertujuan
untuk memudahkan sobat semua dalam belajar matematika, sehingga ketika menemui
soal mengenai persamaan ataupun pertidaksamaan trigonometri tidak akan merasa
kesulitan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Fungi Komposisi?
2. Bagaimana Fungsi Invers?
3. Bagaiamana Ukuran Sudut (Derajat Dan
Radian) ?
4. Bagaimana Cara Perbandingan Trigonometri
Suatu Sudut Pada Segitiga Siku-Siku?
5. Bagaimana Nilai Perbandingan Trigonometri
untuk Sudut-Sudut Istimewa?
6. Bagaimana Rumus Perbandingan Trigonometri
Sudut yang Berelasi?
7. Bagaiaman Identitas Trigonometri?
8. Bagaimana Aturan Sinus dan Cosinus?
9. Bagaimana Grafik Fungsi Trigonometri?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Fungi Komposisi
2. Mengetahui Fungsi Invers
3. Untuk mengetahui Ukuran Sudut (Derajat
Dan Radian)
4. Untuk mengetahui Perbandingan
Trigonometri Suatu Sudut Pada Segitiga Siku-Siku
5. Untuk mengetahui Nilai Perbandingan
Trigonometri untuk Sudut-Sudut Istimewa
6. Untuk mengetahui Rumus Perbandingan
Trigonometri Sudut yang Berelasi
7. Untuk mengetahui Identitas Trigonometri
8. Untuk mengetahui Aturan Sinus dan Cosinus
9. Untuk mengetahui Grafik Fungsi
Trigonometri
BAB II
PEMBAHASAN
I.
FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS
A.
Fungi Komposisi
1.
Pengertian Fungi Komposisi
Dari dua buah fungsi f (x) dan g (x) dapat
dibentuk fungsi baru dengan menggunakan operasi komposisi. Operasi komposisi
dilambangkan dengan o (dibaca : komposisi atau bundaran).
Fungsi baru yang dapat dibentuk dengan operasi
komposisi itu adalah :
a.
(f o g) (x)
dibaca : f komposisi gx atau fgx
b.
(g o f) (x)
dibaca : g komposisi fx atau gfx
1)
Misal fungsi
g : A à B
ditentukan dengan y = g (x)
f : B à C ditentukan dengan y = f (x)
Fungsi komposisi f dan g ditentukan dengan :
h (x) = (f o g) (x) = f (g(x))
2)
Misal fungsi
f : A à B
ditentukan dengan y = f (x)
g : B à C ditentukan dengan y = g (x)
Fungsi komposisi g dan f ditentukan
dengan :
h (x) = (g o f) (x) = g (f (x))
Misal fungsi f : R à R
dan g : R à R
ditentukan dengan rumus f (x) = 3x – 1 dan g (x) = 2x. Tentukan : a. (f o g) (x) b.
(g o f) (x)
Jawab :
a.
(f o g) (x) = f (g (x))
=
f (2x)
=
3 (2x) – 1 = 6x – 1
b.
(g o f) (x) = g (f (x))
=
g (3x – 1)
=
2 (3x – 1) = 6x – 2
2.
Syarat Fungi Komposisi
Misal fungsi f dan g dinyatakan dalam pasangan terurut :
f : {(-1,4), (1,6), (2,3), (8,5)}
g : {(3,8), (4,1), (5,-1), (6,2)}
Tentukan :
a.
f o g d. (f o g) (2)
b.
g o f e. (g o f) (1)
c.
(f o g) (4) f. (g o f) (4)
Jawab :
Pasangan terurut dari fungsi f dan g digambarkan dalam diagram
panah (pemetaan).
a.
(f o g) =
{(3,5), (4,6), (5,4), (6,3)}
g f
(f o g)
(g o f) =
{(-1,1), (1,2), (2,8), (8,-1)}
f g
(g o f)
b.
(f o g) (4) = 6
c.
(f o g) (2)
tidak didefinisikan
d.
(g o f) (1) = 2
e.
(g o f) (4)
tidak didefinisikan
Contoh 2
Misal fungsi f dan g dinyatakan dalam bentuk pasangan terurut
f : {(0,1), (2,4), (3,-1), (4,5)}
g : {(2,0), (1,2), (5,3), (6,7)}
Tentukan : a) f o g
b) g o f
|
|
Jawab :
Dg Rg Df Rf
(f o g)
f g
Df Rf
Dg Rg
(g o f)
Dari contoh 1 dan 2 dapat disimpulkan syarat fungsi komposisi (f o
g) adalah :
·
Hasil irisan
antara daerah hasil fungsi g dengan daerah asal fungsi f bukan himpunan kosong.
Rg Ç Df
¹ f
·
Daerah asal
fungsi komposisi (f o g) adalah himpunan bagian dari daerah asal fungsi g.
D(f o g) Í Dg
·
Daerah hasil
fungsi komposisi (f o g) adalah himpunan bagian dari daerah hasil fungsi f.
R(f o g) Í Rf
Contoh :
Diketahui fungsi f : R à R dan g : R à R
ditentukan dengan rumus :
f (x) = 2x + 1 dan g (x) =
Tentukan :
a.
(f o g) (x)
b.
(g o f) (x)
c.
Daerah asal (f
o g) (x) dan daerah hasil (f o g) (x)
d.
Daerah asal (g
o f) (x) dan daerah hasil (g o f) (x)
Jawab :
f (x) = 2x + 1
Daerah asal Df : {x | x Î R} daerah hasil Rf : {y | y Î R}
g (x) =
Daerah asal Dg : {x | x ³ 0, x Î R},
daerah hasil Rg : {y | y ³ 0, y Î R}
a.
(f o g) (x) = f
(g (x)) = f () = 2 + 1
b.
( g o f) (x) =
g (f (x)) = g (2x + 1) =
c.
Daerah asal (f
o g) (x) = D(f o g) = {x | x ³ 0, x Î R}
Daerah hasil (f o g) (x) = R(f o g) = {y | y ³ 1, y Î R}
Tampak bahwa D(f o g) = Dg dan R(f o g) Ì Rf
d.
Daerah asal (g
o f) (x) = D(g o f) = {x | x ³ ½ , x Î R}
Daerah hasil (g o f) (x) = R(g o f) = {y | y ³ o, y Î R}
Tampak bahwa D(g of) Ì Df dan R(g o f) = Rg
3.
Menentukan
fungsi jika fungsi komposisi dan fungsi yang lain diketahui
Misal fungsi f
dan fungsi komposisi (f o g) atau (g o f) sudah diketahui maka fungsi g dapat
ditentukan, demikian juga fungsi g dan fungsi komposisi (f o g) atau (g o f)
diketahui maka fungsi f dapat ditentukan.
Contoh 1
Misal fungsi komposisi (f o g) (x) = -2x + 3 dan f (x) = 2x + 1.
Tentukan fungsi g (x).
Jawab :
(f o g) (x) = -2x + 3
f (g (x)) = -2x + 3
2 (g (x)) + 1 = -2x + 3
2 g (x) = -2x + 2
g (x) =
g (x) = -x + 1
Jadi fungsi g (x) = -x + 1
Contoh 2
Diketahui fungsi komposisi (f o
g) (x) = 4 – 2x dan fungsi g (x) = 2x + 2. Tentukan fungsi f (x).
Jawab :
(f o g) (x) = 4 - 2x
f (g (x)) = 4 – 2x
f (2x + 2) = 4 – 2x
f (2x + 2) = 4 – ((2x + 2) –2)
=
4 – (2x + 2) + 2
f (2x + 2) = 6 – (2x + 2)
f (x) =
6 – x
D. Fungsi Invers
1.
Pengertian
Fungi Invers
Jika fungsi f : A à B
dinyatakan dalam pasangan terurut
f : {(a,b) | a Î A dan b Î B} maka invers dari fungsi f adalah f-1
: B à A ditentukan oleh :
f-1 : {(b,a) | b Î B dan a Î A}
Invers suatu fungsi tidak selalu
merupakan fungsi. Jika invers suatu fungsi merupakan fungsi maka Fungi Invers
itu disebut fungsi invers.
Contoh :
Misal A : {-2, -1, 0, 1} , B : {1, 3, 4}.
Fungsi f : A à B ditentukan oleh f : {(-2,1), (-1,1), (0,3),
(1,4)}.
Carilah Fungi Invers f, dan selidiki
apakah Fungi Invers f merupakan fungsi.
Jawab :
Fungi Invers f adalah f-1 = B à A ditentukan oleh :
f-1 : {(1,-2), (1,-1), (3,0),
(4,1)}.
Fungsi f dan f-1
disajikan dalam gambar diagram panah
f f-1
A B B A
Terlihat bahwa f-1
adalah relasi biasa (bukan fungsi).
1. Misal A : {1,2,3} B : {2,4,6,8}.
Fungsi g : A à B ditentukan oleh
g : {(1,2), (2,4), (3,6)}.
Tentukan invers fs g, dan
selidiki apakah Fungi Invers g merupakan fungsi ?
Jawab : kerjakan sebagai latihan.
g g-1
A B B A
Terlihat
bahwa g-1 adalah ………
2. Misal A : {a,b,c,d} dan B :
{1,2,3,4}, fungsi h : A à B
ditentukan oleh
h : {(a,2), (b,1), (c,3), (d,4)}.
Carilah Fungi Invers h dan
seilidiki apakah Fungi Invers h merupakan fungsi ?
Jawab : kerjakan sebagai latihan
h h-1
A B B A
Fungsi h-1 adalah ……
Suatu fungsi f : A à B mempunyai fungsi invers f-1
= B à A jika dan hanya jika f
merupakan fungsi .
2. Menentukan
rumus fungsi invers
Beberapa langkah untuk menentukan
rumus fungsi invers f-1(x) jika f (x) diketahui adalah sebagai berikut
:
1. Ubah persamaan y = f (x) dalam
bentuk f sebagai fungsi y.
2. Bentuk x sebagai fungsi y pada
langkah 1 dinamai dengan f-1(y).
3. Ganti y pada f-1(y)
dengan x untuk memperoleh f-1(x). Maka f-1(x) adalah
rumus fungsi Fungi Invers f (x).
Contoh :
1. Fungsi berikut adalah pemetaan
dari R ke R. tentukan rumus inversnya
a. f (x) = 2x + 2
b. f (x) = 3x – 6
Jawab :
a. f (x) = 2x + 2
y = f (x) = 2x + 2 à x
=
x = f-1(y) =
f-1(x) =
b. f (x) = 3x – 6
y = f (x) = 3x – 6 à x
=
x = f-1(y) =
f-1(x) =
2. Fungsi f ditentukan dengan rumus
f (x) =
a. Tentukan rumus untuk f-1(x)
y = f (x) = è y
(1 + x ) = x
y + yx =
x
yx – x =
-y
(y
– 1) x = - y
x =
x = f-1(y) =
f-1(x) =
b. Df : {x | x ¹ -1 , x Î
R}
c. Df-1 : {x |
x ¹ 1, x Î
R}
II.
TRIGONOMETRI
A.
Ukuran Sudut
(Derajat Dan Radian)
Pada umumnya,
ada dua ukuran yang digunakan untuk menentukan besar suatu sudut, yaitu
derajat dan radian. Tanda “O” dan “rad” berturut-turut menyatakan simbol derajat dan
radian.
1. Satuan Derajat
Ukuran sudut satu putaran penuh
adalah ,
ditulis atau .
Ukuran sudut yang lebih kecil adalah
menit dan detik .
Hubungan antara derajat, menit, dan detik adalah
Maka dapat disimpulkan .
Dalam perhitungan sering dipakai
bentuk desimal derajat yang dapat diubah menjadi menit dan detik atau
sebaliknya.
Contoh 1:
Ubahlah
bentuk decimal derajat berikut menjadi menit.
a.
|
b.
Jawaban:
2. Satuan Radian
Besar
suatu sudut disebut satu radian dan ditulis 1 rad.
Jika panjang busur AB sama dengan jari-jari maka
Pada gambar 1, panjang busur AB = panjang jari-jari OA, sehingga:
. Dikatakan bahwa sudut AOB = 1 rad.
Pada gambar 2, sehingga: .
Sedangkan ,
maka .
Secara analog .
Maka 1 keliling lingkaran = .
3
Konversi Satuan Sudut Dalam Derajat ke Satuan Sudut Dalam Radian
Sehingga:
,
Contoh:
B.
Perbandingan Trigonometri Suatu Sudut Pada Segitiga Siku-Siku
Gambar
di samping adalah segitiga siku-siku dengan titik sudut sikunya di C. Panjang
sisi di hadapan sudut A adalah a,
panjang sisi di hadapan sudut B adalah b,
dan panjang sisi di hadapan sudut C adalah c.
Terhadap sudut a:
Sisi a disebut sisi siku-siku di depan sudut a
Sisi b disebut sisi siku-siku di dekat
(berimpit) sudut a
Sisi c (sisi miring) disebut hipotenusa
Berdasarkan
keterangan di atas, didefinisikan 6 (enam) perbandingan trigonometri terhadap sudut a sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Dari
perbandingan tersebut dapat pula ditulis rumus:
dan
dan
Contoh:
Pada gambar di
samping segitiga siku-siku ABC dengan
panjang a = 24 dan c = 25.
Tentukan keenam
perbandingan trigonometri untuk a.
Penyelesaian:
Nilai b dihitung dengan teorema Pythagoras
C.
Nilai Perbandingan Trigonometri untuk Sudut-Sudut Istimewa
Sudut istimewa
adalah sudut yang perbandingan trigonometrinya dapat dicari tanpa memakai tabel
matematika atau kalkulator, yaitu: 0°, 30°, 45°,60°,
dan 90°.
Sudut-sudut
istimewa yang akan dipelajari adalah 30°, 45°,dan
60°.
Untuk mencari nilai perbandingan trigonometri sudut istimewa
digunakan segitiga siku-siku seperti gambar berikut ini.
Dari gambar 2.4.a dapat ditentukan
Dari gambar 2.4.b dapat ditentukan
Tabel nilai perbandingan
trigonometri untuk sudut-sudut istimewa.
a
|
0°
|
30°
|
45°
|
60°
|
90°
|
sin a
|
0
|
1
|
|||
cos a
|
1
|
0
|
|||
tan a
|
0
|
1
|
tak terdefinisi
|
||
cot a
|
tak terdefinisi
|
1
|
0
|
contoh:
1.
2.
D.
Rumus Perbandingan Trigonometri Sudut yang Berelasi
Sudut-sudut yang berelasi dengan sudut a adalah sudut (90° ± a),
(180° ± a),
(360° ± a),
dan -a°. Dua buah sudut yang berelasi ada yang diberi nama khusus,
misalnya penyiku (komplemen) yaitu
untuk sudut a° dengan (90° - a) dan pelurus (suplemen)
untuk sudut a° dengan (180° - a). Contoh: penyiku sudut 50° adalah 40°,
pelurus sudut 110°
adalah 70°.
- Perbandingan
trigonometri untuk sudut a dengan
(90° - a)
Dari gambar 2.7 diketahui
Titik
P1(x1,y1) bayangan dari P(x,y)
akibat
pencerminan garis y = x,
sehingga diperoleh:
a. ÐXOP = a dan ÐXOP1 = 90° - a
b. x1 = x, y1 = y dan r1 = r
Dengan
menggunakan hubungan di atas dapat diperoleh:
a.
b.
c.
Dari
perhitungan tersebut maka rumus perbandingan trigonometri sudut a dengan (90° - a) dapat dituliskan sebagai berikut:
|
- Perbandingan
trigonometri untuk sudut a° dengan
(180° - a)
Titik P1(x1,y1) adalah bayangan dari titik
P(x,y) akibat pencerminan terhadap sumbu y, sehingga
a. ÐXOP = a dan ÐXOP1 = 180° - a
b. x1
= -x, y1 = y dan r1 = r
maka diperoleh hubungan:
a.
b.
c.
|
Dari
hubungan di atas diperoleh rumus:
- Perbandingan
trigonometri untuk sudut a° dengan
(180° + a)
Dari gambar 2.9
titik P1(x1,y1) adalah bayangan dari titik
P(x,y) akibat pencerminan terhadap garis y = -x, sehingga
a. ÐXOP = a dan ÐXOP1 = 180° + a
b. x1
= -x, y1 = -y dan r1 = r
maka diperoleh hubungan:
a.
b.
c.
|
Dari
hubungan di atas diperoleh rumus:
- Perbandingan
trigonometri untuk sudut a dengan (-
a)
Dari gambar
2.10 diketahui titik P1(x1,y1) bayangan dari P(x,y)
akibat pencerminan terhadap sumbu x, sehingga
a. ÐXOP = a dan ÐXOP1 = - a
b. x1
= x, y1 = -y dan r1 = r
maka diperoleh hubungan
a.
b.
c.
Dari
hubungan di atas diperoleh rumus:
|
Untuk
relasi a dengan (- a) tersebut identik dengan relasi a dengan 360° - a, misalnya sin (360° - a) = - sin a.
E.
Identitas
Trigonometri
Identitas Trigonometri adalah kesamaan yang memuat bentuk
trigonometri dan berlaku untuk sembarang sudut yang diberikan. Ada beberapa Jenis Identitas Trigonometri
yakni sebagai berikut :
1.
Identitas
trigonometri dasar berikut ini merupakan hubungan kebalikan.
a.
= atau =
b.
=atau =
c.
= atau=
2.
Identitas
trigonometri dari hubungan perbandingan (kuosien)
a.
=
b.
=
Identitas-identitas trigonometri
dasar tersebut di atas diperoleh dari definisi perbandingan trigonometri.
3.
Identitas
trigonometri dasar yang diperoleh dari hubungan teorema Pythagoras
a. sin2 α°
+ cos2
b. 1 + tan2 α° = sec2 α°
c.
1 + cot2
α° = cosec2 α°
Untuk membuktikan
ketiga identitas ini, misalnya α adalah sebarang sudut pada posisi standar dan
titik (x, y) terletak pada kaki sudut α, maka
x2 + y2 = r2 ……………….(1)
|
|||
jika kedua ruas dari persamaan (1) dibagi dengan r2, x2, dan y2,
maka diperoleh :
; ;
;
1+= ;atau
+ ; 1 + = ;
Dengan menggunakan definisi fungsi
trigonometri, maka ketiga persamaan terakhir ekuivalen dengan :
sin2 α°
+ cos2 ; 1 + tan2 α° = sec2
α° ;
1 +
cot2 α° = cosec2 α°
|
Dari gambar di samping diperoleh , dan . Sehingga
|
F.
Aturan Sinus
dan Cosinus
1.
Aturan Sinus
Pada setiap segitiga sembarang berlaku aturan
sinus. Untuk segitiga seperti gambar dibawah ini berlaku aturan sinus sebagai
berikut :
2.
Aturan Cosinus
Pada setiap
segitiga sembarang berlaku aturan cosines. Untuk segitiga ABC (pada gambar
aturan sinus diatas) aturan cosines sebagai berikut :
a.
a2 =
b2 + c2 – 2.b.c.cos A
b.
b2 =
2 + c2 – 2.a.c.cos B
c.
c2 =
a2 + b2 – 2.a.b.cos C
d.
Cos A =
e.
Cos B =
f.
Cos C =
G.
Grafik Fungsi
Trigonometri
Nilai Maksimum dan Minimum Fungsi Sinus dan Cosinus
Jadi, -1 ≤ cos α° ≤ 1 untuk tiap α ∈ R
- tan α° tidak mempunyai nilai maksimum maupun nilai minimum
Grafik Fungsi Trigonometri Baku
Ada dua cara menggambarkan grafik fungsi trigonometri y = sin x° , y =
cos x°, dan y = tan x° dengan 0 ≤ x ≤ 360 yaitu dengan menggunakan tabel nilai
dan lingkaran satuan..
- Grafik fungsi y = sin x° (0 ≤ x ≤ 360)
Dengan tabel :
Dengan lingkaran satuan :
- Grafik fungsi y = cos x° (0 ≤ x ≤ 360)
Dengan tabel :
Dengan lingkaran satuan :
- Grafik fungsi y = tan x° ( 0 ≤ x ≤ 360 )
Dengan tabel :
Dengan lingkaran satuan :
Misalkan f(x) adalah fungsi - fungsi trigonometri
baku f(x) = sin x, f(x) = cos x dan F(x)= tan x dengan periodenya berturut -
turut 2π, 2π, dan π, maka :
Grafik Fungsi Trigonometri f(x) = a sin (kx ± b) ± c, f(x)=a cos (kx ± b) ± c, dan f(x)= a tan (kx ± b) ± c
Grafik Fungsi Trigonometri f(x) = a sin (kx ± b) ± c, f(x)=a cos (kx ± b) ± c, dan f(x)= a tan (kx ± b) ± c
Langkah - langkah yang diperlukan dalam membuat
grafik di atas adalah dengan cara mentranslasikan secara horisontal ke kanan
atau ke kiri, kemudian ditranslasikan ke atas atau ke bawah.
Contoh buatlah grafik y = 2 sin (2x - π/2) + 1
- Gambar grafik y = sin 2x..
- Ordinat pada tiap titik gambar 1, dikalikan dengan 2..
- Kemudian grafik digeser ke kanan sejauh π/4 satuan..
Supaya tahu besarnya pergeseran, persamaan di atas
diubah dulu menjadi : y = 2 sin 2(x - π/4) + 1
- Setelah itu grafik digeser satu satuan arah vertikal ke atas..
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Relasi
khusus dua himpunan yang menghubungkan setiap anggota himpunan daerah asal dengan tepat satu anggota himpunan kawan
disebut fungsi. Dalam fungsi terdapat grafik fungsi yang dapat menggambarkan
hubungan variabel dalam persamaan fungsi. Dengan mengenal jenis-jenis fungsi
sambil mempelajari bahwa konsep fungsi biasa digunakan dalam bidang peternakan.
Konsep fungsi ini digunakan untuk memberikan gambaran konkrit dari sebuah
analisis dilihat dari segi perhitungan matematika
Trigonometri terdiri dari sinus (sin),
cosinus (cos), tangens ( tan), cotangens (cot), secan (sec) dan cosecan
(cosec). Trigonometri merupakan nilai perbandingan yang didefinisikan pada
koordinat kartesius atau segitiga siku-siku.
B. Saran
1. Pemahaman terhadap rumus-rumus dasar trigonometri harus betul-betul menjadi penekanan dalam proses pembelajaran sehingga siswa mampu
mengaitkan dan menggunakan rumus-rumus yang sesuai untuk menyelesaikan persoalan trigonometri.
2. Semoga bahan ajar ini menjadi salah satu sumber bacaan bagi para guru
dalam pembelajaran matematika di SMA. Penulis menyadari
adanya keterbatasan dan kekurangan dalam penyusunan bahan ajar ini, sehingga
kritik dan saran sangat diharapkan
DAFTAR
PUSTAKA
Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Matematika
Untuk SMA/MA, SMK/MAK Kelas X Semester 2. Edisi Revisi. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014.
Kenneth S. Miller & John B. Walsh. (1962). Elementary and Advanced Trigonometry.
New York: Harper & Brothers Publisher.
Richard
G. Brown. (1994). Advanced Mathematics . California: Houghton Mifflin Company.
Suwarno,
Nono. 2013. Peningkatan Efektivitas
dan Efisiensi Proses Belajar Mengajar Matematika melalui Sistem
PendekatanVisual dengan Mempergunakan Software Multimedia Interaktif di
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Universitas Padjadjaran, Bandung. 2013
Tumisah P. Jono & Mukimin.(2002). Trigonometri Bahan Ajar Matematika SMK. Yogyakarta: PPPG
Matematika.
Winarno& Al. Krismanto. (2001). Bahan Standarisasi SMU Trigonometri. Yogyakarta: PPPG
Matematika.
No comments:
Post a Comment