Tugas Individu
Makalah Biologi
KINGDOM ANIMALIA
Oleh:
ANDI
RESKI NURFAJILA
KLS : X
MIPA 6
NIS : 8680
SMA NEGERI 4 WATAMPONE
|
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas ridhoNya makalah yang berjudul
“Kingdom Animalia” ini dapat diselesaikan. Makalah ini disajikan dengan
menggunakan bahasa indonesia dan beberapa gambar agar mempermudah siswa/siswi
dalam mendalami pengetahuan tentang Kingdom Animalia
Ucapan terimakasih penulis ucapkan
kepada guru yang telah membimbing dalam penyusunan makalah ini. Dan tak lupa
pula ucapan terimakasih , kami ucapkan kepada teman-teman yang telah mendukung
untuk penyelesaian makalah ini.
Makalah ini menjelaskan tentang Kingdom
Animalia yang akan dipelajari pada pelajaran Biologi Pembahasan yang
dikemukakan meliputi ciri-ciri umum, reproduksi, cara memperoleh makan, daur
hidup dan peranannya dalam kehidupan manusia.
Semoga makalah ini memberikan banyak
manfaat kepada para pembacanya. Selanjutnya, demi kesempurnaan makalah ini
sangat diharapkan segalah masukan dan saran yang sifatnya membangun.
Watampone,
27 Februari 2017
Penyusun
A.
Reski Nurfajila
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I..... PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang..................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................. 2
C.
Tujuan Penulisan................................................................... 2
BAB II... PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kingdom Animalia............................................. 3
B.
Ciri Umum Animalia (Dunia Hewan).................................. 4
C.
Struktur Kingdom Animalia................................................. 5
D.
Klasifikasi Kingdom Animalia............................................. 7
E.
Peranan Animalia dalam Kehidupan.................................... 17
BAB III.. PENUTUP
A.
Kesimpulan........................................................................... 20
B.
Saran..................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hewan (Animalia) adalah bentuk kehidupan paling beragam
di muka bumi. Sampai saat ini telah diidentifikasi sebanyak 2 juta spesies
hewan. Ukuran hewan berkisar antara 0,05mm hingga 30m. Tempat hidup hewan
beragam, mulai dari gurun, padang es, hingga di bawah lautan terdalam. Pernahkah
kamu berpikir hewan apa sajakah yang menghuni bumi kita ini? Berapa macam jenisnya?
Bagaimana membedakan jenis yang satu dengan jenis yang lain? Berbagai makhluk
hidup telah diciptakan oleh Dzat Yang Maha Pencipta dengan ciri-ciri khusus
yang menjadi kekhasannya masing-masing. Dengan perbedaan ciriciri tersebut kita
dapat membedakan jenis hewan yang satu dengan yang lainnya. (Moch. Anshori,
2009)
Berbeda dengan tumbuhan yang dapat membuat makanan sendiri, hewan
tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat membuat makanan sendiri. Untuk
hidup, hewan tergantung pada makhluk hidup yang lain. Meskipun tidak dapat
membuat makanan sendiri, hewan dapat mempertahankan hidup karena hewan mampu
bergerak dan berpindah tempat untuk mendapatkan makanan. Selain itu, hewan juga
dapat menemukan tempat hidup yang lebih baik yang banyak tersedia bahan
makanan. Seperti halnya tumbuhan, di sekitar kita terdapat beraneka ragam
hewan. Agar lebih mudah mempelajarinya, hewan-hewan tersebut diklasifikasikan
menjadi beberapa golongan. Berdasarkan ada tidaknya tulang belakang, hewan
dibedakan menjadi dua, yaitu hewan tak bertulang belakang (Invertebrata) dan
hewan bertulang belakang (Vertebrata). (Sulistyorini Ari, 2009)
Akhir-akhir ini, banyak aktivitas manusia yang berkaitan
erat dengan pemanfaatan hewan dalam kehidupannya. Contohnya kosmetik dari cacing
yang diyakini dapat menjaga keremajaan kulit wajah, lapisan kitin udang dan
kerang untuk pelangsing, suplemen kesehatan dan masih banyak lagi. Pemanfaatan
produk hewani ini menunjukkan bukti bahwa penelitian dibidang peningkatan daya
guna hewan semakin dirasakan agar dapat memenuhi kebutuhan akan sumber daya
hayati hewani. Untuk dapat memenuhi permintaan akan kebutuhan ini, manusia
perlu menumbuhkembangkan dan membudidayakan hewan-hewan yang dimaksud.(Moch.
Anshori, 2009)
Apakah Anda memelihara hewan peliharaan di rumah?
Sebenarnya, banyak sekali hewan yang ada di sekitar kita. Cecak, kecoa, nyamuk,
lalat, ikan, dan burung merupakan contoh hewan-hewan yang sudah terbiasa ada di
sekitar kita. Berbagai jenis hewan tersebut, dalam Biologi, dikelompokkan ke dalam
satu kelompok besar, yaitu kingdom Animalia. Kingdom Animalia, seperti
kingdom-kingdom yang sebelumnya telah Anda pelajari, tentunya memiliki
ciri-ciri tertentu. Apakah ciri-ciri kingdom Animalia tersebut? Bagaimanakah
klasifikasi kingdom Animalia? Apakah kingdom Animalia memberikan peran yang
positif terhadap kehidupan manusia? (Rikky Firmansyah, 2009) Untuk menjawab
pertanyan-pertanyaan tersebut, Anda dapat mempelajari makalah ini dengan
saksama.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang
dimaksud kingdom animalia?
2.
Bagaimanakah Ciri Umum Animalia (Dunia Hewan)?
3.
Bagaimana Struktur Kingdom Animalia?
4.
Bagaimana Klasifikasi Kingdom Animalia?
5.
Bagaimana Peranan Animalia dalam Kehidupan?
C. Tujuan Penulisan
1.
Untuk
mengetahui Pengertian Kingdom Animalia.
2.
Untuk
mengetahui Ciri Umum Animalia (Dunia
Hewan).
3.
Untuk
mengetahui Struktur Kingdom Animalia.
4.
Untuk
mengetahui Klasifikasi Kingdom Animalia.
5.
Untuk
mengetahui Peranan Animalia dalam
Kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kingdom Animalia
1.
Kingdom
Animalia atau Kerajaan Hewan merupakan kingdom yang diduga memiliki jumlah
spesies paling banyak, lebih dari dua juta spesies. Itu pun masih banyak lagi
yang belum teridentifikasi. Hewan adalah organisme yang paling beragam
bentuknya di bumi ini. Dari yang panjangnya 0,05 mm hingga yang panjangnya
mencapai 30 meter lebih. Kingdom Animalia juga memiliki habitat yang
bervariasi, dari gurun, daerah yang dingin (Antartika) hingga dasar laut yang
paling dalam. Hewan merupakan organisme multiselular dan eukariot heterotrof.
Hewan mendapatkan energinya dengan memakan organisme lain dan mencernanya.
Melalui proses pencernaan, hewan menguraikan bahan makanan menjadi molekul yang
lebih sederha. (Rikky Firmansyah, 2009)
2.
Hewan
merupakan organisme atau makhluk hidup yang dapat kita jumpai pada berbagai
tempat. Ada berbagai jenis hewan yang hidup di darat, di dalam air, di daerah
tropis maupun subtropis, dan bahkan di daerah gurun yang sangat kering maupun
daerah kutub yang sangat dingin. (Widayati Sri, 2009)
3.
Selain
bersifat multiseluler dan eukariotik, semua hewan tidak memiliki kemampuan
menghasilkan zat makanan sendiri. Hal ini dikarenakan hewan tidak memiliki
pigmen penangkap energi cahaya matahari (klorofil), seperti yang dimiliki
tumbuhan pada umumnya. (Subardi, 2009)
4.
Hewan adalah
makhluk hidup yang mempunyai ciri-ciri berbeda dengan tumbuhan. Ciri yang
paling membedakan antara hewan dan tumbuhan adalah tidak mempunyai klorofil dan
bergerak aktif. (Idun Kistinnah, 2009)
5.
Kingdom Animalia memiliki anggota yang begitu banyak macamnya,
mempunyai bentuk tubuh dan alat-alat tubuh yang bervariasi. Variasi bentuk
tubuh dapat dikategorikan dengan melihat bentuk simetri tubuhnya. Berdasarkan
simetri tubuhnya, ada yang berbentuk simetri radial, ada pula yang berbentuk
simetri bilateral. (Riana Yani, 2009)
6.
Hewan
merupakan organisme eukariota, multiseluler, heterotrofik. Berbeda dengan
nutrisi autotrofik pada tumbuhan, hewan memasukkan bahan organik yang sudah
jadi, ke dalam tubuhnya dengan cara menelan (ingestion) atau memakan organisme
lain, atau memakan bahan organik yang terurai.(Moch. Anshori, 2009)
7.
Kingdom Animalia meliputi berbagai jenis hewan yang
mempunyai ciri, bentuk, ukuran, dan struktur tubuh yang sangat beragam. Hewan
mempunyai kemampuan untuk bergerak aktif mencari makan, menghindari predator,
atau untuk berkembang biak. Dengan kemampuan ini hewan dapat beradaptasi hampir
di semua tempat di Bumi. (Budiati Herni, 2009)
8.
Berbeda dengan
tumbuhan yang dapat membuat makanan sendiri, hewan tidak memiliki klorofil
sehingga tidak dapat membuat makanan sendiri. Untuk hidup, hewan tergantung
pada makhluk hidup yang lain. Meskipun tidak dapat membuat makanan sendiri,
hewan dapat mempertahankan hidup karena hewan mampu bergerak dan berpindah
tempat untuk mendapatkan makanan. (Sulistyorini Ari, 2009)
B. Ciri Umum Animalia
(Dunia Hewan)
Bila kita identifikasi, umumnya hewan memiliki karakter
atau menunjukkan ciri sebagai berikut.
1.
Hewan
merupakan organisme eukariota, multiseluler, heterotrofik. Berbeda dengan
nutrisi autotrofik pada tumbuhan, hewan memasukkan bahan organik yang sudah
jadi, ke dalam tubuhnya dengan cara menelan (ingestion) atau memakan organisme
lain, atau memakan bahan organik yang terurai.
2.
Sel-sel hewan
tidak memiliki dinding sel yang menyokong tubuh dengan kuat, seperti pada
tumbuhan atau jamur. Komponen terbesar sel-sel hewan terdiri atas protein
struktural kolagen.
3.
Keunikan hewan
yang lain adalah adanya dua jaringan yang bertanggung jawab atas penghantaran
impuls dan pergerakan, yaitu jaringan saraf dan jaringan otot sehingga dapat
bergerak secara aktif.
4.
Sebagian besar
hewan bereproduksi secara seksual, dengan tahapan diploid yang mendominasi
siklus hidupnya. Memang tidak mudah membuat definisi yang tepat untuk hewan.
Hal ini disebabkan karena adanya banyak variasi sifat-sifat dunia hewan, selalu
ada saja pengecualian dari sifat-sifat umum pada suatu kelompok hewan tertentu.
(Moch. Anshori, 2009)
C. Struktur Kingdom Animalia
1.
Lapisan Jaringan
Semua jenis hewan bermula dari
zigot yang aktif melakukan pembelahan sel membentuk morula, blastula, gastrula,
dan seterusnya. Pada tahap tertentu, kumpulan sel-sel itu berkembang dan
melekuk ke dalam membentuk struktur seperti kantong yang berlapis-lapis. Hewan
yang sederhana hanya membentuk dua lapisan tubuh yaitu ektoderm dan endoderm.
Hewan yang memiliki dua lapisan tubuh ini disebut hewan diploblastik,
misalnya pada filum Porifera dan Coelenterata. Pada kelompok hewan yang lain
sel-sel pada zigot berkembang lebih kompleks dan membentuk tiga lapisan tubuh
yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Hewan yang mempunyai tiga lapisan tubuh
ini disebut hewan triploblastik. (Budiati Herni, 2009)
2.
Tipe Selom
Selom (coelom) berasal dari
bahasa Yunani coiloma yang berarti rongga tubuh. Berdasarkan keadaan
selom, hewan dibedakan menjadi aselomata, pseudoselomata, dan euselomata. Hewan
yang sederhana biasanya tidak mempunyai rongga tubuh atau selom dan disebut aselomata.
Hewan aselomata biasanya tidak mempunyai sistem sirkulasi dan tidak mempunyai
anus, contohnya adalah Platyhel-minthes. Hewan euselomata mempunyai
selom berupa rongga pada mesoderm yang dilapisi jaringan epitel. Pada beberapa
jenis hewan terdapat rongga pada mesoderm yang tidak dilapisi jaringan epitel
yang disebut selom semu. Hewan yang mempunyai selom semu disebut pseudoselomata.
(Budiati Herni, 2009)
3.
Simetri
Simetri yang membagi tubuh hewan
dibedakan menjadi tiga macam yaitu asimetri, simetri radial, dan simetri
bilateral. Hewan asimetri berarti tidak mempunyai kesetangkupan, misalnya Porifera.
Hewan yang mempunyai simetri radial biasanya merupakan hewan dipoblastik dan
cenderung hidup melekat pada substrat atau dapat bergerak ke semua arah. Hewan
yang mempunyai simetri bilateral biasanya hewan tripoblastik dan telah
mengembangkan alat gerak aktif dan bergerak menuju ke satu arah. (Budiati
Herni, 2009)
4.
Perut
Hewan yang paling sederhana
misalnya koral/binatang karang mempunyai rongga internal yang berfungsi untuk mencerna
makanan, tetapi rongga ini tidak berhubungan dengan mulut dan anus. Meskipun
hewan karang telah mempunyai jaringan, tetapi jaringan ini tidak membentuk organ.
Hewan ini juga tidak mempunyai sistem saraf dan tidak mempunyai simetri. Hewan
yang lebih maju misalnya uburubur telah mempunyai usus yang terhubung dengan
mulut tetapi tidak mempunyai anus. Hewan ini telah mempunyai sistem saraf meskipun
tidak mempunyai sistem saraf pusat dan tubuhnya mempunyai simetri radial. Hewan
yang tingkatannya lebih tinggi mempunyai usus yang berhubungan dengan mulut dan
anus, mempunyai sistem saraf yang berpusat pada otak, dan mempunyai simetri
radial atau bilateral. (Budiati Herni, 2009)
5.
Segmentasi
Beberapa jenis hewan mempunyai segmen dan
yang lain tidak. Segmentasi merupakan pengulangan bagian tubuh yang sama,
misalnya segmen tubuh cacing tanah dan segmentasi pada ruas-ruas tulang
belakang manusia. (Budiati Herni, 2009)
D. Klasifikasi
Kingdom Animalia
Hewan dikelompokkan menjadi dua
kelompok besar yaitu Invertebrata dan Vertebrata. Invertebrata meliputi
hewan-hewan yang belum mempunyai tulang belakang yaitu terdiri dari filum Porifera,
Coelenterata, Platyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Arthropoda,
dan Echinodermata. Vertebrata merupakan hewan yang telah mempunyai tulang
belakang yang dimasukkan dalam filum Chordata meliputi Chondrichthyes, Osteinchthyes,
Amfibia, Reptilia, Aves, dan Mammalia. (Budiati Herni, 2009)
1.
Invertebrata
a.
Filum Porifera
Porifera merupakan hewan bersel banyak
(metazoa) yang paling sederhana. Kata Porifera berasal dari bahasa Latin porus
yang berarti lubang kecil atau pori dan ferre yang berarti mempunyai.
Jadi, Porifera merupakan hewan yang memiliki pori pada struktur tubuhnya.
Berdasarkan atas kerangka tubuh atau spikulanya, Porifera
dibagi menjadi tiga kelas.
1)
Kelas Calcarea
Calcarea mempunyai kerangka tubuh berupa spikula seperti duri-duri
kecil yang terbentuk dari kalsium karbonat. Biasanya bentuknya sederhana dengan
koanositnya yang relatif besar dan hidup di pantai dangkal. Misalnya Sycon,
Clatharina, Scypa, Grantia, dan Leucosolenia.
2)
Kelas Hexatinellida
Hexatinellida mempunyai kerangka berupa spikula yang mengandung
silikat atau kersik (SiO2). Biasanya tubuh berbentuk silinder atau corong.
Misalnya Euplectella, Pheronema, dan Hyalonema.
3)
Kelas Demospongia
Kerangka tubuh Demospongia terbuat dari spongin atau campuran
spongin dengan zat kersik. Umumnya hidup di laut, namun beberapa jenis hidup di
air tawar. Misalnya Euspongia, Cliona, Microciona, dan Spongilla.
Demospongia sering dimanfaatkan sebagai spons untuk mandi dan pembersih kaca.
b.
Filum Coelenterata
Coelenterata berasal dari coilos
(rongga) dan eteron (usus), jadi Coelenterata berarti hewan berongga
usus. Coelenterata umumnya hidup di laut, kecuali beberapa jenis dari Hydrozoa yang
hidup di air tawar. Filum Coelenterata dibagi menjadi 3 kelas yaitu kelas Hydrozoa,
Scyphozoa, dan Anthozoa. (Budiati Herni, 2009)
c.
Filum Platyhelmintes
Plathyhelminthes meliputi kelompok cacing
yang tubuhnya pipih dan relatif sederhana dibandingkan filum cacing yang lain. Platyhelminthes memiliki tubuh pipih, lunak,
dan epidermisnya bersilia. Tubuhnya bersifat tripoblastik yang tidak mempunyai
rongga tubuh (aselomata). Platyhelminthes
dibedakan menjadi 3 kelas yaitu Turbellaria (cacing bersilia), Trematoda
(cacing pipih), dan Cestroda (cacing isap). (Budiati Herni, 2009)
d.
Filum Nemathelminthes (Nematoda)
Nemathelminthes berasal dari bahasa Yunani nematos
(benang) dan helminthes (cacing) yang berarti cacing yang berbentuk gilig
seperti benang. Beberapa contoh cacing Nemathelminthes adalah sebagai berikut. (Budiati
Herni, 2009)
e.
Filum Annelida
Annelida berasal dari bahasa Yunani annulus
(cincin), jadi Annelida adalah cacing yang mempunyai tubuh beruas-ruas atau
bersegmen seperti cincin. Setiap ruas pada Annelida disebut somit dan bersifat
metameri artinya setiap segmen tubuh mempunyai alat-alat yang lengkap seperti
alat ekskresi, reproduksi, otot, pembuluh darah, dan saraf.
Annelida terbagi atas 3 kelas yaitu
Polychaeta, Olygochaeta, dan Hirudinea
1)
Polychaeta
Polychaeta berasal dari bahasa Yunani poly (banyak) dan
chaeta (seta atau rambut) yang berarti cacing berambut banyak. Contoh cacing
ini adalah Eunice viridis (cacing wawo, hidup di laut Maluku), Lysidice oele
(cacing palolo, hidup di Kepulauan Fiji), keduanya dapat dimakan dan mengandung
protein yang tinggi. Contoh lain adalah Nereis virens (kelabang laut) dan
Arenicola sp.
2)
Olygochaeta
Olygochaeta berasal dari bahasa Yunani oligo (sedikit)
dan chaeta (seta atau rambut) yang berarti cacing berambut sedikit. Tubuhnya
bersegmen, tidak mempunyai parapodia, dan mempunyai beberapa seta pada setiap
ruas. Sebagian besar hidup di air tawar atau di darat dan bersifat hermafrodit.
Contoh yang mudah kamu temukan adalah Lumbricus terrestris (cacing tanah). (Budiati
Herni, 2009)
3)
Hirudinea
Hirudinea meliputi berbagai jenis lintah (hirudo =
lintah) yang banyak terdapat di air tawar, air laut, dan di darat. Contoh
Hirudo medicinalis (lintah) dan Haemadipsa javanica (pacet).
f.
Filum Mollusca
Mollusca berasal dari bahasa Latin mollus
(lunak) yang berarti hewan lunak dan tidak memiliki ruas. Tubuhnya bersifat
tripoblastik selomata,dan mempunyai simetri bilateral. Umumnya memiliki mantel
yang dapat membentuk cangkok dari kalsium karbonat, namun beberapa jenis tidak
memiliki cangkok misalnya cumi-cumi, sotong, gurita, dan siput telanjang.
Berdasarkan simetri tubuh, struktur kaki, cangkok, mantel, insang, dan sistem
saraf Mollusca dibagi menjadi lima kelas, yaitu kelas Gastropoda, Cephalopoda,
Bivalvia atau Pelecypoda atau Lamellibranchyata, Amphineura, dan Scaphopoda. (Budiati
Herni, 2009)
g.
Filum Arthropoda
Arthropoda
berasal dari kata arthros (sendi atau ruas) dan podos (kaki) yang berarti hewan
dengan kaki yang bersendi atau beruas-ruas. Arthropoda merupakan filum terbesar
dalam kingdom Animalia.
1)
Crustacea
Crustacea
adalah hewan akuatik yang hidup di air laut, air tawar, dan tempat yang lembab.
Ukurannya bervariasi dari mikroskopis (penyusun zooplankton) hingga yang
berukuran besar seperti kepiting. Tubuh Crustacea beruasruas terdiri atas
kepala dan dada menyatu disebut sefalotoraks dan abdomen (perut). Pada bagian
kepala terdapat beberapa alat, yaitu dua pasang antena, satu pasang mandibula
(rahang atas), satu pasang maksila (rahang bawah), dan satu pasang maksiliped.
Maksila dan maksiliped berfungsi untuk menyaring makanan dan menghantarkan
makanan ke mulut. Pada setiap ruas terdapat satu pasang kaki untuk berajalan
dan berenang. Crustacea dikelompokkan menjadi dua subkelas yaitu
Entomostraca dan Malacostraca. (Budiati Herni, 2009)
2)
Arachnida
Arachnida
meliputi kalajengking, laba-laba, dan tungau atau caplak (arachne = laba-laba).
Hidupnya di darat, kebanyakan bersifat parasit yang merugikan manusia, hewan,
dan tumbuhan. Tubuh terbagi atas kepala-dada (sefalotoraks) dan perut
(abdomen). Pada bagian kepala-dada terdapat empat pasang kaki. Pada kepala terdapat
beberapa pasang mata tunggal dan dua pasang mulut yaitu kelisera dan
pedipalpus. Arachnida dikelompokkan menjadi tiga ordo yaitu Scorpionida,
Araneae, dan Acarina. (Budiati Herni, 2009)
3)
Myriapoda
Tubuh
Myriapoda terdiri dari kepala dan perut (tidak terdapat dada), beruas-ruas, dan
pada setiap ruas terdapat sepasang atau dua pasang kaki. Hidup di darat
terutama di tempat-tempat yang banyak mengandung humus atau sisasisa bahan
organik. Pada kepala terdapat mulut, dua buah mata tunggal (oselus), dan sepasang
antena. Myriapoda dibagi menjadi dua kelas yaitu Chilopoda dan Diplopoda.
4)
Insecta
Insecta
meliputi berbagai jenis serangga, disebut juga heksapoda yang berarti hewan
berkaki enam. Merupakan kelas terbesar dalam filum Arthropoda, diperkirakan
terdapat lebih dari 900.000 jenis yang terbagi dalam 25 ordo. Habitat serangga
adalah di darat dan di air tawar. Berdasarkan tipe sayap, tipe mulut, dan
metamorfisnya, serangga dibedakan menjadi dua subkelas yaitu Apterygota dan
Pterygota.
h.
Filum Echinodermata
Echinodermata berasal dari kata Yunani echinos
(duri) dan dermal (kulit) yang artinya hewan berkulit duri, yaitu
kulitnya mempunyai lempeng-lempeng zat kapur sebagai endoskeleton dan terdapat
duri-duri kecil. Pada beberapa jenis, duri ini mengalami modifikasi menjadi
alat yang berguna untuk menangkap makanan. Echinodermata diklasifikasikan
menjadi 5 kelas yaitu Asteroidea, Echinoidea, Ophiuroidea, Crinoidea, dan Holoturoidea.
(Budiati Herni, 2009)
i.
Filum Chordata
Filum Chordata merupakan kelompok hewan Vertebrata dan beberapa
hewan Invertebrata. Semua hewan dalam filum Chordata mempunyai ciri khas
meskipun hanya tampak pada periode tertentu dalam kehidupannya, yaitu mempunyai
notokord, tali saraf dorsal, celah insang, dan ekor berotot yang melewati anus.
Dalam filum Chordata ini, kita hanya
akan mendalami subfilum Vertebrata. (Budiati Herni, 2009)
2.
Vertebrata
Gambar : Klasifikasi hewan
vertebrata
Subfilum Vertebrata terdiri dari dua superkelas
yaitu Agnatha dan Gnathostomata. Superkelas Agnatha meliputi berbagai hewan
Vertebrata yang tidak mempunyai rahang, misalnya belut lamprey. Lamprey hidup
di air tawar dan air laut dan hidup parasit dengan menempel dan mengisap darah ikan
lain. Superkelas Gnathostomata meliputi berbagai hewan Vertebrata yang
mempunyai rahang, dibagi menjadi enam kelas yaitu Chondrichthyes, Osteichthyes,
Amphibia, Reptilia, Aves, dan Mammalia.
a.
Chondrichthyes
Chondrichthyes meliputi berbagai jenis ikan bertulang
rawan yaitu berbagai hiu dan ikan pari. Contoh Chondrichthyes adalah Chimaera
sp. (ikan tikus), Isurus oxyrinchus (hiu Atlantik), Eugomphodus cuvier (hiu
macan), Pristis pectinata (hiu gergaji), Raja erinacea (ikan pari), dan
Carcharodon carcharias (hiu putih raksasa). (Budiati Herni, 2009)
b.
Osteichthyes
Osteichthyes meliputi berbagai jenis ikan bertulang keras
atau bertulang sejati. Terdapat sekitar 29.000 jenis yang masih hidup sehingga
Osteichthyes merupakan kelas terbesar dari Vertebrata. Contohnya adalah Salmo
salar (ikan salmon Atlantik), Trichogaster trichopterus (ikan sepat mutiara),
Scleropages formosus (arwana), dan Achiroides melanorhynchus (ikan lidah). (Budiati Herni, 2009)
c.
Amphibia
Amphibia meliputi berbagai jenis katak, kodok,
salamander, dan Amphibia tak berkaki. Amphibia hidup di air dan di darat
(amphibia = dua kehidupan). Dalam daur hidupnya mengalami metamorfosis. Telur
menetas menjadi kecebong yang hidup di perairan (bernapas dengan insang),
kemudian kecebong tumbuh menjadi Amphibia dewasa yang hidup di darat. Amphibia
bereproduksi secara seksual dengan fertilisasi eksternal. Contoh: Bufo viridis
(bangkong), Rana cetesbina (katak sawah), Dendrobates azureus (katak beracun),
Salamandra salamandra, (salamander api), dan Notophthalmus viridescens (kadal
salamander merah). (Budiati Herni, 2009)
d.
Reptilia
Reptilia hidup di darat, tubuhnya ditutupi sisik yang
tebal, mengandung
zat keratin sehingga tidak dapat ditembus air. Sisik ini merupakan
skeleton yang berfungsi sebagai pelindung tubuh. Dalam hidupnya beberapa jenis
Reptilia mengalami pergantian kulit/ekdisis. Reptilia bernapas dengan paru-paru.
Reptilia meliputi berbagai jenis buaya dan aligator (23 jenis dari ordo
Crocodilia), tuatara yang hanya ada di Selandia Baru (2 jenis dari ordo
Rhynchocephalia), berbagai cicak, kadal, dan ular (sekitar 7.000 jenis dari
ordo Squamata), dan kura-kura (300 jenis dari ordo Chelonia). Beberapa ordo
yang lain meliputi jenis-jenis Reptilia yang telah punah, misalnya
Ichthyosauria, Pterosauria, Ornithischia, dan Therapsida. (Budiati Herni, 2009)
e.
Aves
Aves meliputi berbagai jenis burung. Saat ini terdapat
sekitar 10.000 jenis burung yang masih hidup sehingga merupakan kelompok
Vertebrata darat yang paling banyak. Burung mempunyai ciri khas, yaitu suhu
tubuh yang tidak tergantung pada Iingkungan (hewan yang homoiotherm), mempunyai
sayap yang berfungsi untuk terbang dan mengerami telurnya. Contoh: Columba
livia (merpati), Gallus gallus (ayam), Struthio camelus (burung unta),
Haliaeetus leucocephalus (elang), dan Leucopsar rothschildi (jalak bali). (Budiati Herni, 2009)
f.
Mammalia
Mammalia meliputi sekitar 5.500 jenis hewan (termasuk
manusia) yang ciri khasnya mempunyai kelenjar susu dan tubuh ditutupi oleh
kulit yang berambut. Mempunyai dua pasang alat gerak yang dapat mengalami
modifikasi untuk memegang, berjalan, lari, memanjat, menggali, berenang, atau
terbang. Mammalia dibagi atas beberapa ordo yaitu Monotremata (hewan berparuh
yaitu platypus dan ekidna), Marsupialia (hewan berkantong, misalnya kangguru,
kuskus, dan oposum), dan Placentalia (hewan yang mempunyai plasenta ketika
embrio) (Budiati Herni, 2009)
E. Peranan Animalia dalam Kehidupan
Berbagai jenis hewan ada yang menguntungkan bagi manusia.
Di alam, anggota Porifera berperan penting sebagai penyusun biodiversitas di
dasar samudera. Anggota fi lum ini juga mampu bersimbiosis dengan bakteri dan
menghasilkan “bioaktif”. Bioaktif ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
obat, misalnya sebagai obat anti kanker. Filum Cnidaria juga memiliki peran
penting dalam ekosistem laut. Hewan hewan tersebut membentuk lingkungan terumbu
karang (coral reef) yang berfungsi sebagai pelindung pantai, tempat hidup berba
gai anggota Avertebrata lain, tempat berlindung dan tempat mencari makan bagi
ikan, tempat bertelurnya berbagai jenis biota laut, serta tempat pemijahan ikan
dan udang secara alami. Karang-karang yang berwarna-warni juga sangat indah dan
menarik untuk wisata alam, khususnya bagi orang-orang yang senang bertualang di
dalam laut. (Widayati Sri, 2009)
Jelly fish atau ubur-ubur merupakan hewan yang dapat
dikonsumsi sebagai sumber protein, karena memiliki kandungan protein yang
tinggi. Annelida juga merupakan hewan yang menguntungkan bagi kehidupan.
Beberapa jenis Annelida dapat dimakan dan merupakan sumber protein hewani,
misalnya cacing palolo dan cacing wawo. Jenis lain adalah cacing tanah, yang
juga menguntungkan karena membantu menguraikan sampah dan menggemburkan tanah
sehingga tanah menjadi subur. Filum Mollusca juga memiliki peran yang
menguntungkan. Cumicumi, siput, tiram, kerang, dan sotong adalah sumber protein
hewani yang cukup tinggi. Mutiara, yaitu permata yang dihasilkan sejenis kerang
Pecten sp. merupakan komoditas ekspor nonmigas yang cukup penting. (Widayati
Sri, 2009)
Sekarang mutiara banyak dibudidayakan dengan hasil berupa
mutiara bulat atau setengah bulat (mutiara blister). Contoh lain adalah bekicot
(Achatina fulica) dan siput telanjang (Vaginula sp.) yang banyak diekspor
karena merupakan komoditi makanan yang mengandung protein tinggi. Filum Echinodermata
dapat berperan langsung bagi kehidupan manusia sebagai sumber nutrisi dan
diyakini dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Misalnya, teripang dan telur
landak laut dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan. Teripang juga menjaga
keseimbangan ekosistem laut sebagai detritivor dalam ekosistem laut. Filum
Arthropoda juga menguntungkan bagi kehidupan. Anggota Crustacea seperti udang,
kepiting, dan rajungan merupakan sumber makanan yang berprotein tinggi
bagi manusia. Anggota Crustacea yang berupa zooplankton merupakan salah satu
bagian penting dalam mata rantai makanan bagi ekosistem perairan. Beberapa
jenis lebah dan kupu-kupu membantu penyerbukan dan juga beberapa ada yang
menghasilkan madu. Ada pula jenis lain yang merupakan model penelitian di bidang
genetika, yaitu lalat buah (Drosophila melanogaster). Serangga dapat pula
dimanfaatkan bagi kepentingan manusia. Salah satu pemanfaatan serangga adalah
sebagai sumber makanan. (Widayati Sri, 2009)
Di berbagai wilayah di dunia, seperti di Afrika, Australia,
Amerika Latin, dan Asia, serangga telah lama dikonsumsi sebagai makanan
tradisional. Pada masa kini, beberapa jenis serangga telah menjadi menu makanan
istimewa bagi kalangan terpandang di Th ailand, Jepang, dan Meksiko.
Diperkirakan terdapat sekitar 500 jenis serangga yang dimanfaatkan sebagai
bahan makanan. Jenis serangga yang banyak dikonsumsi antara lain belalang,
laron, jangkrik, lebah, semut, rayap dan beberapa serangga air dan berbagai
jenis ulat. Anggota Chordata juga banyak memberikan manfaat bagi manusia. (Widayati
Sri, 2009)
Gambar : contoh kingdom animalia yang menguntungkan
Banyak jenis merupakan sumber protein, seperti ayam,
itik, ikan, kambing, sapi dan sebagainya. Beberapa jenis yang lain menjadi
sumber bahan sandang, seperti domba yang menghasilkan wol dan sapi penghasil
kulit samakan. Dalam bidang kesehatan, minyak ular, minyak penyu, dan sirip
ikan hiu dapat diolah menjadi obat-obatan. (Widayati Sri, 2009)
Selain menguntungkan, sebagian hewan juga bisa merugikan
kehidupan manusia. Nemathelminthes yang hidup parasit dapat menyebabkan
penyakit pada vertebrata yang menjadi hospesnya, termasuk manusia. Golongan ini
menimbulkan bermacam-macam penyakit seperti penyakit kaki gajah (Elephantiasis)
dan cacingan pada anak yang disebabkan oleh cacing Ascaris lumbricoides.
Gambar: hewan yang merugikan
Beberapa anggota Platyhelminthes juga merugikan tubuh
vertebrata seperti cacing pita dan cacing hati. Mollusca juga mempunyai
beberapa jenis yang merugikan, misalnya Tredo navalis yang merupakan
kerang-kerang yang hidup pada bangunan kapal. Contoh lain adalah Lymnea
javanica yang menjadi inang perantara cacing Fasciola hepatica. Beberapa jenis
yang lain juga merupakan perusak tanaman, seperti bekicot dan siput telanjang.
Sedangkan anggota Filum Arthropoda yang merugikan bagi kehidupan misalnya
adalah Isopoda karena menggerek kayu, dan kutu ikan (Argulus indicus) karena
menimbulkan penyakit pada ikan piaraan. Acarina juga merupakan Arthropoda yang
sangat merugikan karena menyebabkan penyakit pada manusia, ternak, dan tanaman
budidaya. Jenis lainnya yang merugikan adalah Bactrocera sp., yaitu sejenis
lalat buah yang sangat merusak. (Widayati Sri, 2009)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Kingdom
Animalia meliputi berbagai jenis hewan eukariotik, multiseluler, sel tidak berdinding
dan tidak berklorofil, bersifat heterotrof, bergerak aktif, dan cepat tanggap terhadap
rangsangan.
2.
Sebagian besar
hewan bereproduksi secara seksual, dengan tahapan diploid yang mendominasi
siklus hidupnya. Memang tidak mudah membuat definisi yang tepat untuk hewan.
Hal ini disebabkan karena adanya banyak variasi sifat-sifat dunia hewan, selalu
ada saja pengecualian dari sifat-sifat umum pada suatu kelompok hewan tertentu.
3.
Beberapa
struktur hewan yang dapat digunakan sebagai dasar klasifikasi adalah jumlah lapisan
tubuh, tipe selom (rongga tubuh), simetri tubuh, tipe usus, dan segmentasi tubuh.
4.
Kingdom
Animalia dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu Invertebrata dan Vertebrata.
Invertebrata terdiri dari filum Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes,
Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Arthropoda, dan Echinodermata. Vertebrata
merupakan hewan yang telah mempunyai tulang belakang yang dimasukkan dalam
filum Chordata meliputi Chondrichthyes, Osteichthyes, Amphibia, Reptilia, Aves,
dan Mammalia.
5.
Dalam
kehidupan ini kingdom Animalia memiliki peran yang banyak. Secara umum peran
kingdom Animalia terdiri atas dua macam, yaitu menguntungkan dan merugikan.
B. Saran
Semoga dengan makalah yang berjudul “Kingdom Animalia”
ini, pengetahuan kita tentang “Kingdom Animalia” makin mantap dan jelas,
meskipun makalah ini jauhdari kata sempurna. Kamidari penyusunmengucapkan
terima kasih banyak apa bila dapatmembantu menyempurnakan makalah ini. Semoga dengan
ini ilmu kita lebih barrokah dan bermanfaat bagi kehidupansekarang ini, amin.
DAFTAR PUSTAKA
Fictor Ferdinand, 2009. Praktis Belajar Biologi 1 untuk
Kelas X SMA/MA. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Herni Budiati, 2009. Biologi : untuk SMA dan MA Kelas
X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Idun Kistinnah, 2009. Biologi 1 : Makhluk Hidup dan
Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Irnaningtyas.
2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas X
. Jakarta: Erlangga Moch
Anshori,
2009. Biologi 1 : Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)-Madrasah Aliyah (MA)
Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Rasti Septianing dkk, 2013. Panduan
Belajar Biologi 1A SMA Kelas X. Yudhistira : Jakarta.
Riana
Yani dkk; 2009. Biologi 1 : Kelas X SMA dan MA. Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Rikky
Firmansyah, 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi 1 : untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas
/ Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Subardi
dkk, 2009. Biologi 1 : untuk Kelas X SMA/ MA. Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Suwarno,
2009. Panduan Pembelajaran Biologi : Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta :
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Widayati Sri.z 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas X.
Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
|
No comments:
Post a Comment