Tugas Individu
Makalah
Biologi
D
I
S
U
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Rahmat Setiady Tasman
KLS : X MIPA 1
NIS :
8494
SMA NEGERI 4 WATAMPONE
|
TAHUN
PELAJARAN 2016/2017
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Protoctista” ini. Makalah ini dibuat sebagai salah satu
tugas dalam mata pelajaran Biologi di SMA Negeri 4 Watampone.
Sel Protoctista yang pertama kali diamati oleh Antonie
van Leeuenhoek pada tahun 1674 adalah uniselular koloni atau organisme
multiselular sederhana yang memiliki organisasi sel eukariotik. Dengan memiliki
struktur sel eukariotik, jelas membedakan protctista dengan arkaebakteria
dengan eubakteri.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit
hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang
tua, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi. Oleh karena itu kami
mengucapkan terima kasih kepada orangtua yang telah turut membantu dalam doa,
dan memotivasi kami dalam menyelesaikan makalah kami.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Guru yang
telah memberikan tugas, petunjuk, kepada kami sehingga kami termotivasi dan
dapat menyelesaikan tugas ini. Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada
rekan-rekan yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.
Dengan kerendahan hati penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak memiliki kekurangan, untuk itu kami memohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Watampone, 01 November 2016
Penyusun
Rahmat Setiady
Tasman
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I..... PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang..................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................. 2
C.
Tujuan Penulisan................................................................... 2
BAB II... PEMBAHASAN
A.
Pengertian Protoctista.......................................................... 3
B.
Ciri-ciri Umum Protoctista................................................... 4
C.
Klasifikasi Protoctista.......................................................... 5
D.
Reproduksi Protoctista......................................................... 12
E.
Peranan Protoctista Bagi Kehidupan.................................. 14
BAB III.. PENUTUP
A.
Kesimpulan........................................................................... 16
B.
Saran..................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Protoctista merupakan suatu organisme yang
sel penyusunnya memiliki inti yang bersifat eukariotik, sama seperti tumbuhan
atau hewan tingkat tinggi. Inti sel mengandung kromosom dan pada reproduksi
vegetatif sel mengalami pembelahan secara mitosis. Sitoplasmanya mengandung
mitokondria dan vakuola-vakuola, membran selnya mempunyai hubungan kontinyu
dengan endoplasmik retikulum dan membran inti. Alat pergerakannya (silia,
flagel) merupakan susunan benang-benang yang kompleks. Tempat hidupnya ada yang
di air tawar, laut, dan darat. Parasit pada organism lain. Hidupnya ada yang
soliter (sendiri-sendiri) membentuk koloni metaseluler. (Subardi dkk, 2009).
Protista diperkirakan sudah ada di bumi kita
sejak 1-2 miliar tahun yang lalu, sebelum ada organisme tingkat tinggi.
Organisme yang tergabung dalam protista pernah membuat bingung para ahli
taksonomi karena ada yang mirip tumbuhan, ada yang mirip dengan hewan, dan ada
pula yang mirip dengan jamur. Untuk menjebatani perbedaan itu maka lahirlah
kingdom baru, yaitu Protista. Anggota kingdom Protista umumnya organisme bersel
satu, ada yang berkoloni dan ada pula yang bersel banyak, tetapi belum memiliki
jaringan. Hampir semua protista hidup di air, baik air tawar maupun air laut,
dan beberapa yang hidup pada jaringan hewan lain. (Moch Anshori, 2009)
Kingdom ini ada yang menyerupai hewan,
tumbuhan, maupun jamur. Sebagian protista bersifat autotrop, yaitu dapat
berfotosintesis karena memiliki pigmen fotosintetik, seperti alga dan protozoa
fotosintetik, misalnya Euglena. Sebagian lainnya merupakan Protozoa non
fotosintetik yang hidup sebagai heterotrop, baik secara Fagotrop dan Osmotrop.
Protozoa yang merupakan jamur memiliki siklus hidup dengan fase muda bersifat
seperti amoeba dan reproduksinya mirip dengan jamur, yang meliputi jamur air
dan jamur lendir. (Moch Anshori, 2009)
Kingdom Protoctista sering dikatakan makhluk hidup yang
mempunyai bentuk campuran (mixed metamorf), kadang-kadang dapat
berbentuk seperti tumbuhan karena dapat berfotosintesis, tetapi ada juga yang
dapat bergerak seperti hewan. Hal tersebut sering membingungkan para ahli dalam
mengelompokkannya, apakah termasuk hewan atau tumbuhan. (Riana Yani, 2009)
Organisme anggota Protoctista bersifat autrotrof, heterotrof,
dan ada juga yang mendapatkan makanannya secara bervariasi bergantung kondisi
lingkungan saat itu. Protoctista dapat ditemukan di air tawar, air laut, dan
bersimbiosis dengan makhluk hidup lain. Keanekaragaman habitat dan cara hidup Protoctista membuatnya sulit diklasifikasikan ke dalam
kelompok hewan maupun tumbuhan. Saat ini, Protoctista dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu Protoctista mirip jamur, Protoctista mirip tumbuhan, dan Protoctista mirip hewan. (Fictor
Ferdinand, 2009)
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud Protoctista?
2.
Apa saja ciri-ciri Protoctista?
3.
Bagaimana klasifikasi Protoctista?
4.
Bagaimana Protoctista
berkembang biak?
5.
Bagaimana peranan Protoctista
dalam kehidupan?
C. Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui Pengertian Protoctista.
2.
Untuk mengetahui ciri-ciri Protoctista.
3.
Untuk mengetahui Klasifikasi Protoctista.
4.
Untuk mengetahui Protoctista
berkembang biak.
5.
Untuk mengetahui Peranan Protoctista dalam kehidupan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Protoctista
1.
Protoctista berasal dari bahasa Yunani protos yang
berarti ‘pertama’. Jadi, Protoctista merupakan eukariotik pertama hasil evolusi
prokariotik. (Widayati Sri, 2009)
2.
Protoctista merupakan
makhluk hidup bersel satu atau bersel banyak dan telah memiliki membran inti
(selnya bersifat eukariot). Protoctista bukan merupakan hewan ataupun tumbuhan,
tetapi hanya mempunyai sifat yang menyerupai hewan, menyerupai tumbuhan,
ataupun menyerupai jamur.
(Sulistyorini, Ari. 2009)
3.
Protoctista
berasal dari bahasa yunani, yaitu protos
yang berarti pertama atau mula-mula, dan ksitos
artinya menyusun. Maka kingdom ini beranggotakan makhluk bersel satu atau
bersel banyak yang tersusun sederhana. (Moch Anshori, 2009)
4.
Protoctista
adalah kelompok makhluk hidup yang mempunyai ciri-ciri morfologi dan fisiologi
seperti tumbuhan, hewan, dan jamur. (Subardi dkk, 2009).
5.
Kingdom Protoctista
sangat berbeda dengan kingdom lainnya. Beberapa Protoctista adalah autrotof dan
beberapa lagi adalah heterotrof. Respirasi pada Protoctista terjadi secara
aerobik. (Fictor Ferdinand, 2009)
6.
Kebanyakan protoctista
adalah uniselular dengan setiap sel membentuk organisme sempurna yang dapat
melakukan seluruh fungsi utama kehidupan, misalnya proses pencernaan makanan
oleh vakuola makanan dan pengeluaran sisa air oleh vakuola kontraktil. (Rasti
Septianing dkk, 2013)
7.
Istilah Protoctista
diambil dari bahasa Yunani, yaitu protos yang berarti pertama/mula-mula,
dan kritos berarti membuat/menyusun. Mereka mulai hidup di dunia ini
sekitar 1-2 miliar tahun yang lalu, makhluk ini membuat para ilmuwan ragu-ragu
karena mirip dengan hewan, tumbuhan, atau jamur. Untuk itulah dibuat golongan
tersendiri, yaitu kingdom Protoctista. (Idun Kistinnah, 2009).
8.
Kingdom Protoctista
sering dikatakan makhluk hidup yang mempunyai bentuk campuran (mixed
metamorf), kadang-kadang dapat berbentuk seperti tumbuhan karena dapat
berfotosintesis, tetapi ada juga yang dapat bergerak seperti hewan. (Riana Yani, 2009)
9.
Protoctista merupakan
kelompok mikroorganisme eukariotik, belum terdapat diferensiasi jaringan, dan
menunjukkan kemiripan morfologi dan fisiologi dengan hewan, tumbuhan, atau
jamur. Kebanyakan Protoctista adalah organisme uniseluler mikroskopis, namun
ada pula yang multiseluler atau berkoloni dengan banyak sel. (Herni Budiati, 2009)
B. Ciri-ciri Umum Protoctista
Sebagian besar Protoctista bersifat aerob,
yakni memerlukan oksigen untuk kelangsungan hidupnya. Oksigen digunakan dalam
proses respirasi yang bertempat pada mitokondria. Namun, beberapa jenis Protoctista
bersifat anaerob, yakni tidak memerlukan oksigen dalam hidupnya. Protoctista anaerob
melakukan respirasi dengan bersimbiosis bersama bakteri yang bersifat aerob.
Beberapa Protoctista bersifat heterotrof, memperoleh makanan dengan cara
mengabsorbsi molekul-molekul organik dan sebagian lagi bersifat fotoautotrof
karena mempunyai kloroplas sebagai tempat untuk menangkap energi matahari.
(Widayati Sri, 2009)
Protoctista dapat ditemukan pada setiap
tempat yang mengandung air, tanah yang basah, sampah, dedaunan, dan habitat
lain yang cukup lembab. Protoctista yang hidup di laut sebagian besar bertindak
sebagai fi toplankton yang merupakan kontributor utama dalam penyediaan energi
jaring-jaring makanan. Protoctista dapat hidup secara bebas atau bersimbiosis
secara mutualisme, parasitisme, dan komensalisme. Protoctista parasit bersifat
pathogen pada hewan dan manusia. Beberapa jenis Protoctista mempunyai alat
gerak sehingga bersifat motil. Adapun reproduksi dapat terjadi secara seksual
dan aseksual. Sedangkan pada kondisi lingkungan yang tidak sesuai, Protoctista
membentuk sel resisten yang disebut kista. (Widayati Sri, 2009)
C. Klasifikasi Protoctista
1.
Protoctista Mirip Hewan (Protozoa)
Gambar 1. Protoctista Mirip Hewan (Protozoa)
Protoctista ini sering disebut juga protozoa
yang berarti hewan pertama. Kelompok tersebut merupakan makhluk hidup bersel
tunggal, mempunyai variasi bentuk yang kompleks dan kebanyakan dapat bergerak
dengan cara yang berbeda. Seperti halnya hewan, protozoa adalah konsumen, jadi
hanya dapat hidup dengan mengambil makanan dari makhluk hidup lain. Protozoa
berperan sebagai mata rantai penting dalam rantai makanan terutama di
lingkungan perairan. Dalam hal ini Protozoa berperan sebagai zooplankton
(plankton hewan) yang menjadi makanan bagi organismeorganisme perairan yang lebih besar. Peran penting
lainnya, yaitu mereka dapat menjaga keseimbangan ekologis pada banyak komunitas
baik dalam lingkungan daratan basah maupun di lingkungan perairan. Protozoa semacam
ini adalah Protozoa saprofitik dan Protozoa pemakan bakteri. (Riana
Yani, 2009)
Berdasarkan
alat geraknya dibedakan menjadi 4 kelas, yaitu:
a.
Rhizopoda (Sarcodina)
Tempat hidup Rhizopoda di air tawar, air
laut, tempat-tempat yang lembap, namun ada juga yang hidup di dalam tubuh
organisme lain (hewan dan manusia). Untuk lebih mudah mempelajari marilah kita
ambil salah satu contoh-nya, yaitu Amoeba.
Contoh-contoh
Rhizopoda yang lain, misalnya Arcella
yang mempunyai kerangka dari zat kitin. Diflugia
tubuhnya mengekskresikan lendir sehingga dapat melekatkan pasirpasir halus.
Radiolaria mengandung banyak duri
yang terbuat dari zat kitin dan stronsium sulfat. Radiolaria yang telah mati akan mengendap di dasar perairan
mem-bentuk endapan radiolaria yang dapat digunakan sebagai bahan penggosok
serta bahan peledak. Foraminifera
kerangka luarnya terdiri dari zat silika dan zat kapur, foraminifera yang
terkenal adalah Globigerina yang
endapannya dapat sebagai petunjuk adanya tambang minyak bumi. (Subardi dkk, 2009).
b.
Flagellata
Ciri flagellata ini memiliki satu flagela/bulu cambuk sebagai
alat gerak pada salah satu ujung tubuhnya, yang berfungsi untuk memasukkan
makanan ke dalam mulutnya. Sebagian besar hidup bebas, saprofor sisa-sisa
organisme namun ada juga yang parasit pada hewan dan manusia. Flagellata
dibedakan menjadi dua, yaitu Fitoflagellata dan Zooflagellata.
1)
Fitoflagellata
Fitoflagellata memiliki plastida
Fitoflagellata juga dapat melakukan fotosintesis dan bersifat autotrof. Di
lingkungan air sebagai penyusun fitoplankton,fitoflagellata mensuplai makanan
bagi organisme lain. Contoh fitoflagellata: Euglena viridis, Nocticula
miliaris, Volvox globator.
2)
Zooflagellata
Zooflagellata ada
yang cara hidupnya bebas, tapi kebanyakan bersifat heterotrof parasit, dan
bentuknya menyerupai hewan. Contoh adalah Leishmania donovani, penyebab
penyakit kala azar, Leishmania tropica dan Leishmania brasiliensis penyebab
penyakit kulit. Penyakit yang disebabkan oleh Leismania disebut juga
leishmniasis, sedangkan yang disebabkan oleh Trypanosoma disebut tripanosomiasis.
c.
Ciliata
Ciliata disebut juga Ciliophora, dicirikan
adanya silia atau rambut getar yang merata di seluruh permukaan tubuh atau di
bagian-bagian tertentu dari tubuhnya. Rambut getar ini digunakan untuk bergerak
di perairan. Pergerakannya dengan cara menggetarkan seluruh silianya sehingga
dapat pindah tempat. Habitatnya pada lingkungan perairan (air tawar/laut) yang
kaya akan zat organik. Bentuknya bermacam-macam ada yang seperti sandal,
lonceng, corong dan lain sebagainya. Hewan berbentuk seperti sandal mudah kita dapatkan
pada perairan yang mengandung banyak sisa-sisa tumbuhan (misalnya pada air
rendaman jerami), contohnya Paramecium caudatum. Paramaecium ini memilik
dua inti, yaitu makro nucleus dan mikro nukleus, serta memiliki vakuola
kontraktil sebagai alat pengatur osmoregulasi. Kebanyakan ciliata hidup bebas. Balantidium
coli adalah ciliata yang dapat menyebabkan penyakit diare berdarah pada
manusia. Organisme ini hidup pada saluran gastrointestinal beberapa vertebrata.
(Subardi dkk, 2009)
d.
Sporozoa
Sporozoa merupakan anggota Protoctista yang
tidak memiliki alat gerak khusus, sehingga pergerakannya hanya mengubah-ubah
posisi tubuhnya. Kebanyakan anggotanya hidup sebagai parasit baik pada hewan
maupun manusia. Contoh Sporozoa ini misalnya Plasmodium yang hidup pada
sel darah merah, menyebabkan penyakit malaria. (Subardi dkk, 2009)
2. Protoctista Mirip Jamur
Dahulu Protoctista mirip jamur sering
dikelompokkan ke dalam kingdom Fungi, namun sekarang pada umumnya para ahli
telah mengelompokkannya ke dalam kingdom Protoctista. Protoctista mirip jamur
menghabiskan sebagian besar waktu hidupnya dalam bentuk uniseluler. Akan
tetapi, Protoctista mirip jamur dapat bergabung dan berkelompok sehingga
membentuk organism multiseluler. Dalam keadaan tersebut, Protoctista mirip
jamur mengalami masa transisi dari uniseluler menuju multiseluler. Protoctista
mirip jamur atau yang lebih dikenal dengan jamur lendir memiliki susunan sel,
cara reproduksi, dan siklus hidup yang berbeda dari jamur. Berdasarkan
perbandingan molekuler, jamur lendir mirip dengan beberapa alga walaupun jamur
lendir tidak memiliki kloroplas. Protoctista mirip jamur terdiri atas tiga
filum, yaitu Myxomycota, Acrasiomycota, dan Oomycota. (Fictor
Ferdinand, 2009)
Gambar
2. Protoctista mirip
jamur
a.
Myxomycota (jamur lendir
tidak bersekat)
Filum Myxomycota terdiri atas jamur lendir.
Anggota Myxomycota biasanya memiliki pigmen kuning atau oranye dan bersifat heterotrof. Myxomycota memiliki fase
amoeboid berinti banyak dan tidak dibatasi dinding kuat yang disebut plasmodium yang dapat dijumpai dalam
siklus hidupnya. Plasmodium dapat bergerak seperti Amoeba di atas
substrat dan mencerna makanan secara fagositosis, menelan partikel atau sel
secara langsung. Contoh spesies Myxomycota adalah Physarium sp.
b.
Acrasiomycota
Anggota Acrasiomycota atau yang
disebut jamur lendir uniseluler, pada dasarnya lebih mirip dengan protozoa
uniseluler. Fase vegetatifnya juga merupakan sel yang berfungsi sebagai
individu. Jika makanan tidak tersedia, sel-sel akan membentuk agregat atau
kumpulan yang berfungsi sebagai unit. Meskipun kumpulan selnya mirip dengan
Myxomycota, sel-sel Acrasiomycota tetap mempertahankan identitasnya dan
terpisah oleh membran mereka. Perbedaan lainnya, yaitu jamur lendir plasmodium memiliki
fase haploid dan diploid. Acrasiomycota memiliki tubuh buah yang berfungsi
sebagai alat reproduksi seksual.
c.
Oomycota
Oomycota dikenal sebagai jamur air
(water molds), karat putih (white rust), dan downy mildew.
Organisme ini terdiri atas hifa (filamen atau benang halus yang membentuk bagian
vegetatif jamur) yang terlihat seperti jamur pada umumnya. Oomycota memiliki
dinding sel yang terbuat dari selulosa. Pada umumnya, jamur air merupakan
pengurai yang tumbuh pada alga atau hewan mati. Beberapa lagi merupakan parasit
pada ikan. Anggota dari kelompok Oomycota sebagian besar bereproduksi menghasilkan
oogonia. Beberapa yang lainnya bereproduksi secara aseksual dengan zoospora.
Pada saat proses reproduksi, zoospora bergerak dengan berenang cepat. Peristiwa
tersebut terjadi di dalam air. Contoh spesies Oomycota adalah Saprolegnia.
3. Protoctista Mirip Tumbuhan (Alga)
Gambar
3. Protoctista mirip
Tumbuhan (alga)
Alga (ganggang), bukan lagi merupakan nama
formal sebuah kelompok taksonomik, nama tersebut hanya merupakan nama umum bagi
sejumlah organisme yang berfotosintesis secara sederhana. Kebanyakan ahli
botani mengelompokkan ke dalam dunia tumbuhan, tetapi karena semua ganggang
tidak memiliki sebagian ciri-ciri pokok dunia tumbuhan maka ia dikelompokkan ke
dalam dunia tersendiri, yaitu Protoctista. Sebagai organisme bersel satu
(uniseluler) dan bersel banyak (multiseluler) alga memiliki klorofil yang dapat
berfungsi untuk fotosintesis. Selain klorofil, alga juga memiliki pigmen lain,
seperti fikosianin (warna biru), fikoeritrin (warna merah), fikosantin (warna
coklat), xantofil (warna kuning) dan karotena (warna keemasan). (Moch Anshori,
2009)
Berdasarkan pigmen atau zat warna yang
dikandungnya, alga dikelompokkan menjadi 4 divisio, sebagai berikut.
a.
Chloropyta (ganggang hijau)
Mempunyai pigmen klorofil a, klorofil b, karoten dan
xantofil. Ganggang ini juga dapat melakukan fotosintesis. 90% hidup di air
tawar dan 10% hidup di laut. Yang hidup di air umumnya sebagai plankton atau
bentos, juga menempel pada batu dan tanah. Ganggang hijau merupakan kelompok
ganggang yang paling banyak jumlahnya diantara gangganga lain.. Reproduksi
Chlorophyta dapat dilakukan dengan dua cara, yaitusecara seksual dan secara
aseksual. Reproduksi seksual dilakukandengan cara peleburan sel kelamin jantan dan
betina serta ada jugayang secara konjugasi. Reproduksi secara aseksual
dilakukan tanpaadanya peleburan sel jantan dan betina, tetapi dilakukan dengan
pembelahanbiner (ganggang bersel satu), fragmentasi (ganggang berbentukbenang
dan berkoloni), serta pembentukan zoospora (spora kembara). Adapun contoh-contohnya yaitu: Chlorella,Ulva ,Spiroggyra, Chlamidomonas, Euglena,Hydrodictyon, Oedogonium, Chara.
b.
Phaeophyta (ganggang coklat/ perang)
Phaeophyceae atau Ganggang coklat adalah salah satu
kelas dari dari ganggang berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Pigmen yang
lebih dominan adalah pigmen xantofil yang menyebabkan ganggang berwarna coklat.
Pigmen lain yang terdapat dalam Phaeophyceae adalah klorofil A dan C serta
karoten. Bersifat autotrof fotosintesis, terjadi dihelaian yang mempunyai daum.
Gula yang dihasilkan ditransportasikan ketangkai yang menyerupai batang. Reproduksi
Terjadi secara aseksual dengan pembentukan zoospore berflagella dan
fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual terjadi secara ogami dan isogami.
Sebagian besar Phaeophyceae terdapat dilaut, hanya ada tiga jenis saja yang
hidup di air tawar dan jenis-jenis ini merupakan jenis yang langka.
Phaeophyceae banyak terdapat didaerah yang beriklim dingin. Alga ini banyak
mendominasi bagian lateral daerah artik dan antartik. Walaupun demikian, ada
jenis-jenis lainnya yang hidup didaerah tropic dan subtropik. Sebagian besar
dari phaeophyceae hidup melekat pada subtract karang dan lainnya. Beberapa
diantaranya hidup sebagai epifit.Contoh-contoh ganggang cokelat : Laminaria,
Fucus,Turbinaria, Sargasum.
c.
Rhodophyta (ganggang merah)
Umumnya hidup di laut dan beberapa jenis di air tawar,
mengandung pigmen kklorofi a, klorofil d, karoten, fikoeritrin,
fikosianin.Tubuh bersel banyak menyerupai benang atau lembaran.Ganggang merah
berkembang biak secara vegetatif dan generatif. Perkembangbiakan vegetatif
ganggang merah berlangsung dengan pembentukan spora haploid yang dihasilkan
oleh sporangium
atau talus ganggang yang diploid. Spora ini selanjutnya tumbuh menjadi ganggang
jantan atau betina yang sel-selnya haploid. Perkembangbiakan generatif
ganggang merah dengan oogami, pembuahan
sel kelamin betina (ovum) oleh sel kelamin jantan (spermatium) Contoh : Batrachospermum, Gelidium, Eucheuma, Gracililaria, Chondrus, Porphyra, Polysiphonia
d.
Chrysophyta (ganggang keemasan)
Bersel tunggal atau banyak, mempunyai pigmen klorofil
a, klorofil c, karoten, xantofil dan fikosantin. Perkembangbiakan vegetatif (aseksual) dengan
pembelahan sel, fragmentasi,pemisahan koloni, dan pembentukan spora
(aplanospora atau zoospora). Perkembangbiakan generatif (seksual) dengan
konjugasi, isogami, anisogami, dan oogami. Hidup di tempat yang basah, laut, air tawar, dan
merupakan fitoplankton. Contoh :Vaucheria : hidup di air atau tempat yang
basah, berbentuk benang sering bercabang. Ochromonas : sel berbentuk bola,
berstigma, flagel dua sama panjang, kloroplas berupa lembaran melengkung warna
kekuningan. Diatome (Navicula atau ganggang kersik): hidup di air tawar, laut
sebagai epifit dan mayoritas sebagai plankton. Contoh yang terkenal dari
Diatome adalah Pinnularia sp. Cangkok Diatome dibuat dari bahan gelas yaitu
silica.
D. Reproduksi Protoctista
Perkembangbiakan Protoctista terjadi secara aseksual dan seksual.
Perkembangan aseksual (vegetatif) berlangsung ketika terjadi pembelahan biner
(langsung) ataupun melalui tahap mitosis pada kromosom yang ada pada nukleus.
Selain perkembangan secara vegetatif, kelompok organisme ini juga bisa
berkembang secara generatif melalui meiosis. Protoctista memiliki dua jenis
gamet yaitu motil (gamet yang bergerak) dan non-motil (gamet yang tidak
bergerak). Gamet berfungsi pada proses reproduksi secara seksual (generatif).
Gambar. 4. mitosis-vs-meiosis
Berdasarkan jenis gamet yang
bersatu pada proses fertilisasi (syngamy), terdapat tiga jenis bentuk
reproduksi generatif, yaitu:
1.
Isogami,
adalah bentuk dari reproduksi seksual yang melibatkan gamet dengan morfologi
(bentuk dan ukuran) yang sama. Ini merupakan proses perkembangbiakan secara
generatif pada Protoctista yang ditandai dengan meleburnya dua gamet yang
memiliki bentuk dan ukuran yang sama, perhatikan gambar:
Gambar. 5. (A)
Isogami pada gamet motil, (B) Isogami gamet non-motil, (C) Konjugasi
2.
Anisogami,
sering disebut heterogami adalah bentuk dari reproduksi seksual yang melibatkan
gamet dengan morfologi (bentuk atau ukuran) yang berbeda. Ini merupakan proses
perkembangbiakan secara generatif pada Protoctista yang ditandai dengan
meleburnya dua gamet yang berbeda ukuran atau bentuknya, perhatikan gambar:
Gambar. 6. (A) Anisogami gamet motil, (B) Oogami, (C) Anisogami non motil
3.
Oogami,
adalah bentuk heterogami yang lebih maju, satu gamet kecil dan motil (sperma),
dan yang satunya besar dan non-motil (telur).
E. Peranan
Protoctista bagi Kehidupan
Pernahkah kalian menikmati lezatnya
es krim, agar-agar, dan es rumput laut? Jenis makanan tersebut merupakan contoh
produk hasil olahan dari Protista. Selain bersifat menguntungkan, beberapa
anggota Protista bersifat parasit pada hewan dan manusia yang dapat menimbulkan
penyakit. Berikut ini akan diuraikan contoh-contoh Protista yang bersifat
menguntungkan dan merugikan.
1.
Protista yang Bersifat Menguntungkan Minyak bumi merupakan salah satu sumber
daya alam yang memerlukan penghematan dalam penggunannya. Keberadaan minyak
bumi dalam suatu lapisan batuan dapat dideteksi dengan ditemukannya
Foraminifera. Sedangkan Radiolaria di dasar perairan akan membentuk tanah
radiolarian. Tanah ini mengandung zat kersik yang dapat digunakan sebagai bahan
penggosok. Entamoeba coli hidup dalam usus besar manusia dan membantu proses
pembusukan sisa-sisa makanan dan mensintesis vitamin K. Ganggang merupakan
anggota Protista yang memberikan kontribusi, baik dalam penyediaan energi
jaring-jaring makanan maupun dalam bidang industri. Pada ekosistem perairan,
ganggang bertindak sebagai fi toplankton yang dapat menghasilkan energi bagi
organisme heterotrof karena kemampuannya untuk melakukan fotosintesis.
Sedangkan dalam bidang industri, ganggang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
dalam industri es krim, agar-agar, kosmetik, bahan pembuatan dinamit, dan sebagai
bahan penggosok.
Protista
Menyerupai Jamur – Dinding sel ganggang coklat (Phaeophyta) mengandung asam
alginat yang dapat dimanfaatkan sebagai pengemulsi dalam industri es krim,
sebagai obat-obatan, dan cat. Laminaria lavaniea mengandung kalsium, dapat dimanfaatkan
sebagai pupuk pertanian dan makanan ternak. Sedangkan Laminaria digitalis dapat
dimanfaatkan sebagai penghasil yodium, untuk obat penyakit gondok. Ganggang
merah (Rhodophyta) dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran dalam es, bahan
kosmetika, bahan pembuatan agaragar dan sebagai pemadat media pertumbuhan
bakteri. Contoh spesies yang sering dimanfaatkan antara lain Gracilaria sp.,
Gellidium sp., dan Eucheuma spinosum. Ulva, Caulerpa dan Enteromorpha dapat
dijadikan sebagai sumber makanan berupa sayur, sedangkan Chlorella dapat
dijadikan sebagai sumber makanan alternatif bergizi tinggi. Tanah diatom
merupakan deposit silika dari cangkang ganggang keemasan (Chrysophyta). Bahan
ini dapat digunakan sebagai agen penyaring untuk menjernihkan cairan, sebagai
ampelas, dan penggosok perak. Tanah diatom juga dapat dimanfaatkan sebagai
bahan isolasi, bahan pembuat dinamit, bahan pembuat saringan, dan bahan pasta
gigi.
2.
Protista yang Bersifat Merugikan Beberapa anggota Protozoa yang bersifat
parasit sering menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Misalnya Entamoeba
ginggivalis merupakan Rhizopoda parasit dalam tubuh manusia. Entamoeba
ginggivalis menyebabkan kerusakan gigi dan gusi (penyakit ginggivitis),
sedangkan Entamoeba hystolitica menyebabkan desentri. Beberapa jenis
Trypanosoma juga menyebabkan penyakit pada hewan dan manusia. Organisme
tersebut antara lain Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodesiense,
menyebabkan penyakit tidur pada manusia di benua Afrika. Hospes perantara
Trypanosoma gambiense adalah lalat Tse tse jenis Glosina palpalis, sedangkan
hospes perantara Trypanosoma rhodesiense adalah lalat Tse tse jenis Glosina
morsitans. Trypanosoma evansi menyebabkan penyakit surra (malas) pada hewan
ternak. Hospes perantaranya adalah lalat Tabanus.
Protista
Menyerupai Jamur – Contoh yang lain adalah Trychomonas vaginalis, menyebabkan
penyakit pada alat kelamin wanita (keputihan) dan juga pada saluran kelamin
pria. Trypanosoma cruzi, menyebabkan penyakit chagas (anemia) pada anak-anak.
Trypanosoma brucei, menyebabkan penyakit nagana pada hewan ternak. Leismenia
donovani, menyebabkan penyakit kala azar (leishmaniasis) pada manusia. Penyakit
ini ditandai dengan gejala hati dan limpa membengkak, serta demam yang
berkepanjangan. Hospes perantaranya adalah nyamuk Pholobotomus. Anggota
Sporozoa yang sering menyebabkan penyakit adalah Plasmodium dan Toxoplasma.
Plasmodium menyebabkan penyakit malaria, sedangkan Toxoplasma dapat menyebabkan
penyakit toxoplasmosis yang menyerang manusia, kucing, babi, dan kambing.
Toxoplasmosis dapat menyebabkan radang pada hati, paru-paru, otot, saraf pusat,
dan keguguran. Toxoplasma masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan atau
minuman yang tercemar kista Toxoplasma dan tidak dimasak secara sempurna dan
dapat hidup bertahun-tahun dalam tubuh manusia. Protista menyerupai jamur yang
sering menimbulkan masalah antara lain Saprolegnia yang bersifat parasit pada
sisik dan insang ikan yang terluka dan Phytoptora infestans yang menyebabkan
penyakit late blight pada kentang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Protoctista adalah
eukariota yang beranekaragam yang umumnya hidup ditempat yang lembab.
2.
Ciri-ciri Protista yaitu makhluk hidup bersel satu atau bersel banyak,
ada yang me nyerupai jamur, ada yang menyerupai hewan, dan juga ada yang
menyerupai tumbuhan.
3.
Kingdom Protoctista dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu
Protoctista mirip hewan, Protoctista mirip jamur, dan Protoctista mirip
tumbuhan.
4.
Perkembangbiakan
Protoctista terjadi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual
(vegetatif) berlangsung ketika terjadi pembelahan biner (langsung) ataupun
melalui tahap mitosis pada kromosom yang ada pada nukleus. Selain perkembangan
secara vegetatif, kelompok organisme ini juga bisa berkembang secara generatif
melalui meiosis..
5.
Protista memiliki peran yang merugikan, seperti dapat menyebabkan
penyakit (patogen), sedangkan yang menguntungkan, Protoctista dapat berperan sebagai bahan pangan dan
bahan kosmetik.
B. Saran
Makalah ini
murni penulis ambil dari buku-buku Biologi yang penulis baca. Namun sebaiknya
para pembaca jangan merasa puas terhadap makalah ini saja, pembaca juga
harus menambah ilmu pengetahuannya lagi
tentang materi Protoctista Mirip Tumbuhan, Protoctista Mrip Hewan, dan Protoctista
Mirip Jamur ini dengan mencari lagi buku-buku referensi lainnya atau dari
internet.
DAFTAR PUSTAKA
Fictor
Ferdinand, 2009. Praktis Belajar Biologi 1 untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Herni Budiati, 2009. Biologi : untuk SMA dan MA Kelas
X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Idun Kistinnah, 2009. Biologi 1 : Makhluk Hidup dan
Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas X.Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Moch Anshori, 2009. Biologi 1 : Untuk Sekolah
Menengah Atas (SMA)-Madrasah Aliyah (MA) Kelas X. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Rasti
Septianing dkk, 2013. Panduan Belajar Biologi 1A SMA Kelas X.
Yudhistira : Jakarta.
Riana Yani, 2009. Biologi 1 : Kelas X SMA dan MA.
Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Rikky Firmansyah, 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi 1
: untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah Program Ilmu
Pengetahuan Alam. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.
Subardi dkk, 2009. Biologi 1 : untuk Kelas X SMA/ MA.
Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Suwarno, 2009. Panduan Pembelajaran Biologi :
Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.
Widayati Sri. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas X.
Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
No comments:
Post a Comment