Tugas
Individu
Makalah
Biologi
Oleh :
NAMA : HELMI OKTAVIANA
KLS : X MIPA 4
NIS : 8601/15
SMA NEGERI 4 WATAMPONE
|
TAHUN
PELAJARAN 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “PROTISTA” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Adapun maksud
dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dalam mata
pelajaran Biologi.
Dalam
penyusunan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan baik pada teknik
penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata,
kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan dapat
diterapkan dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang berhubungan dengan judul
makalah ini.
Watampone, 01 Desember 2016
Penyusun
HELMI OKTAVIANA
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I..... PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang..................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................. 2
C.
Tujuan Penulisan................................................................... 2
BAB II... PEMBAHASAN
A.
Pengertian Protista............................................................... 3
B.
Ciri-ciri Umum Protista........................................................ 4
C.
Klasifikasi Protista............................................................... 5
D.
Cara Hidup dan Reproduksi Protista................................... 13
E.
Peranan Protista Bagi Kehidupan....................................... 15
BAB III.. PENUTUP
A.
Kesimpulan........................................................................... 18
B.
Saran..................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Protista merupakan suatu organisme yang sel
penyusunnya memiliki inti yang bersifat eukariotik, sama seperti tumbuhan atau
hewan tingkat tinggi. Inti sel mengandung kromosom dan pada reproduksi
vegetatif sel mengalami pembelahan secara mitosis. Sitoplasmanya mengandung
mitokondria dan vakuola-vakuola, membran selnya mempunyai hubungan kontinyu
dengan endoplasmik retikulum dan membran inti. Alat pergerakannya (silia,
flagel) merupakan susunan benang-benang yang kompleks. Tempat hidupnya ada yang
di air tawar, laut, dan darat. Parasit pada organism lain. Hidupnya ada yang
soliter (sendiri-sendiri) membentuk koloni metaseluler. (Subardi dkk, 2009).
Protista diperkirakan sudah ada di bumi kita
sejak 1-2 miliar tahun yang lalu, sebelum ada organisme tingkat tinggi. Organisme
yang tergabung dalam protista pernah membuat bingung para ahli taksonomi karena
ada yang mirip tumbuhan, ada yang mirip dengan hewan, dan ada pula yang mirip
dengan jamur. Untuk menjebatani perbedaan itu maka lahirlah kingdom baru, yaitu
Protista. Anggota kingdom Protista umumnya organisme bersel satu, ada yang
berkoloni dan ada pula yang bersel banyak, tetapi belum memiliki jaringan.
Hampir semua protista hidup di air, baik air tawar maupun air laut, dan
beberapa yang hidup pada jaringan hewan lain. (Moch Anshori, 2009)
Kingdom ini ada yang menyerupai hewan,
tumbuhan, maupun jamur. Sebagian protista bersifat autotrop, yaitu dapat
berfotosintesis karena memiliki pigmen fotosintetik, seperti alga dan protozoa
fotosintetik, misalnya Euglena. Sebagian lainnya merupakan Protozoa non
fotosintetik yang hidup sebagai heterotrop, baik secara Fagotrop dan Osmotrop.
Protozoa yang merupakan jamur memiliki siklus hidup dengan fase muda bersifat
seperti amoeba dan reproduksinya mirip dengan jamur, yang meliputi jamur air
dan jamur lendir. (Moch Anshori, 2009)
Kingdom Protista sering dikatakan makhluk hidup yang
mempunyai bentuk campuran (mixed metamorf), kadang-kadang dapat
berbentuk seperti tumbuhan karena dapat berfotosintesis, tetapi ada juga yang
dapat bergerak seperti hewan. Hal tersebut sering membingungkan para ahli dalam
mengelompokkannya, apakah termasuk hewan atau tumbuhan. (Riana Yani, 2009)
Organisme anggota Protista bersifat autrotrof, heterotrof,
dan ada juga yang mendapatkan makanannya secara bervariasi bergantung kondisi
lingkungan saat itu. Protista dapat ditemukan di air tawar, air laut, dan
bersimbiosis dengan makhluk hidup lain. Keanekaragaman habitat dan cara hidup Protista membuatnya sulit diklasifikasikan ke dalam
kelompok hewan maupun tumbuhan. Saat ini, Protista dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu Protista mirip jamur, Protista mirip tumbuhan, dan Protista mirip hewan. (Fictor
Ferdinand, 2009)
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud Protista?
2.
Apa saja ciri-ciri Protista?
3.
Bagaimana klasifikasi Protista?
4.
Bagaimana Protista
berkembang biak dan mencari makan?
5.
Bagaimana peranan Protista
dalam kehidupan?
C. Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui Pengertian Protista.
2.
Untuk mengetahui ciri-ciri Protista.
3.
Untuk mengetahui Klasifikasi Protista.
4.
Untuk mengetahui Protista
berkembang biak dan mencari makan.
5.
Untuk mengetahui Peranan Protista dalam kehidupan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Protista
1.
Protista merupakan
kelompok mikroorganisme eukariotik, belum terdapat diferensiasi jaringan, dan
menunjukkan kemiripan morfologi dan fisiologi dengan hewan, tumbuhan, atau
jamur. Kebanyakan Protista adalah organisme uniseluler mikroskopis, namun ada
pula yang multiseluler atau berkoloni dengan banyak sel. (Herni Budiati, 2009)
2.
Protista merupakan
makhluk hidup bersel satu atau bersel banyak dan telah memiliki membran inti
(selnya bersifat eukariot). Protista bukan merupakan hewan ataupun tumbuhan,
tetapi hanya mempunyai sifat yang menyerupai hewan, menyerupai tumbuhan,
ataupun menyerupai jamur.
(Sulistyorini, Ari. 2009)
3.
Kingdom Protista sangat
berbeda dengan kingdom lainnya. Beberapa Protista adalah autrotof dan beberapa
lagi adalah heterotrof. Respirasi pada Protista terjadi secara aerobik.
(Fictor Ferdinand, 2009)
4.
Protista berasal dari bahasa Yunani protos yang
berarti ‘pertama’. Jadi, Protista merupakan eukariotik pertama hasil evolusi
prokariotik. (Widayati Sri, 2009)
5.
Protista
berasal dari bahasa yunani, yaitu protos
yang berarti pertama atau mula-mula, dan ksitos
artinya menyusun. Maka kingdom ini beranggotakan makhluk bersel satu atau
bersel banyak yang tersusun sederhana. (Moch Anshori, 2009)
6.
Protista
adalah kelompok makhluk hidup yang mempunyai ciri-ciri morfologi dan fisiologi
seperti tumbuhan, hewan, dan jamur. (Subardi dkk, 2009).
7.
Kebanyakan Protista adalah
uniselular dengan setiap sel membentuk organisme sempurna yang dapat melakukan
seluruh fungsi utama kehidupan, misalnya proses pencernaan makanan oleh vakuola
makanan dan pengeluaran sisa air oleh vakuola kontraktil. (Rasti Septianing
dkk, 2013)
8.
Istilah Protista
diambil dari bahasa Yunani, yaitu protos yang berarti pertama/mula-mula,
dan kritos berarti membuat/menyusun. Mereka mulai hidup di dunia ini
sekitar 1-2 miliar tahun yang lalu, makhluk ini membuat para ilmuwan ragu-ragu
karena mirip dengan hewan, tumbuhan, atau jamur. Untuk itulah dibuat golongan
tersendiri, yaitu kingdom Protista. (Idun Kistinnah, 2009).
9.
Kingdom Protista
sering dikatakan makhluk hidup yang mempunyai bentuk campuran (mixed
metamorf), kadang-kadang dapat berbentuk seperti tumbuhan karena dapat
berfotosintesis, tetapi ada juga yang dapat bergerak seperti hewan. (Riana Yani, 2009)
B. Ciri-ciri Umum Protista
Sebagian besar Protista bersifat aerob, yakni
memerlukan oksigen untuk kelangsungan hidupnya. Oksigen digunakan dalam proses
respirasi yang bertempat pada mitokondria. Namun, beberapa jenis Protista
bersifat anaerob, yakni tidak memerlukan oksigen dalam hidupnya. Protista
anaerob melakukan respirasi dengan bersimbiosis bersama bakteri yang bersifat
aerob. Beberapa Protista bersifat heterotrof, memperoleh makanan dengan cara
mengabsorbsi molekul-molekul organik dan sebagian lagi bersifat fotoautotrof
karena mempunyai kloroplas sebagai tempat untuk menangkap energi matahari.
(Widayati Sri, 2009)
Protista dapat ditemukan pada setiap tempat
yang mengandung air, tanah yang basah, sampah, dedaunan, dan habitat lain yang
cukup lembab. Protista yang hidup di laut sebagian besar bertindak sebagai fi
toplankton yang merupakan kontributor utama dalam penyediaan energi
jaring-jaring makanan. Protista dapat hidup secara bebas atau bersimbiosis
secara mutualisme, parasitisme, dan komensalisme. Protista parasit bersifat
pathogen pada hewan dan manusia. Beberapa jenis Protista mempunyai alat gerak
sehingga bersifat motil. Adapun reproduksi dapat terjadi secara seksual dan
aseksual. Sedangkan pada kondisi lingkungan yang tidak sesuai, Protista
membentuk sel resisten yang disebut kista. (Widayati Sri, 2009)
C. Klasifikasi Protista
1.
Protista Mirip Hewan (Protozoa)
Gambar
1. Klasifikasi Protista Mirip Hewan (Protozoa)
Protista ini sering disebut juga protozoa
yang berarti hewan pertama. Kelompok tersebut merupakan makhluk hidup bersel
tunggal, mempunyai variasi bentuk yang kompleks dan kebanyakan dapat bergerak
dengan cara yang berbeda. Seperti halnya hewan, protozoa adalah konsumen, jadi
hanya dapat hidup dengan mengambil makanan dari makhluk hidup lain. Protozoa
berperan sebagai mata rantai penting dalam rantai makanan terutama di
lingkungan perairan. Dalam hal ini Protozoa berperan sebagai zooplankton
(plankton hewan) yang menjadi makanan bagi organismeorganisme perairan yang lebih besar. Peran penting
lainnya, yaitu mereka dapat menjaga keseimbangan ekologis pada banyak komunitas
baik dalam lingkungan daratan basah maupun di lingkungan perairan. Protozoa semacam
ini adalah Protozoa saprofitik dan Protozoa pemakan bakteri. (Riana
Yani, 2009)
Berdasarkan
alat geraknya dibedakan menjadi 4 kelas, yaitu:
a.
Rhizopoda (Sarcodina)
Tempat hidup Rhizopoda di air tawar, air
laut, tempat-tempat yang lembap, namun ada juga yang hidup di dalam tubuh
organisme lain (hewan dan manusia). Untuk lebih mudah mempelajari marilah kita
ambil salah satu contoh-nya, yaitu Amoeba.
Contoh-contoh
Rhizopoda yang lain, misalnya Arcella
yang mempunyai kerangka dari zat kitin. Diflugia
tubuhnya mengekskresikan lendir sehingga dapat melekatkan pasirpasir halus.
Radiolaria mengandung banyak duri
yang terbuat dari zat kitin dan stronsium sulfat. Radiolaria yang telah mati akan mengendap di dasar perairan
mem-bentuk endapan radiolaria yang dapat digunakan sebagai bahan penggosok
serta bahan peledak. (Subardi dkk, 2009).
b.
Flagellata
Ciri flagellata ini memiliki satu flagela/bulu cambuk sebagai
alat gerak pada salah satu ujung tubuhnya, yang berfungsi untuk memasukkan
makanan ke dalam mulutnya. Sebagian besar hidup bebas, saprofor sisa-sisa
organisme namun ada juga yang parasit pada hewan dan manusia. Flagellata
dibedakan menjadi dua, yaitu Fitoflagellata dan Zooflagellata.
1)
Fitoflagellata
Fitoflagellata memiliki plastida
Fitoflagellata juga dapat melakukan fotosintesis dan bersifat autotrof. Di
lingkungan air sebagai penyusun fitoplankton,fitoflagellata mensuplai makanan
bagi organisme lain. Contoh fitoflagellata: Euglena viridis, Nocticula
miliaris, Volvox globator.
2)
Zooflagellata
Zooflagellata ada yang cara hidupnya
bebas, tapi kebanyakan bersifat heterotrof parasit, dan bentuknya menyerupai
hewan. Contoh adalah Leishmania donovani, penyebab penyakit kala azar,
Leishmania tropica dan Leishmania brasiliensis penyebab penyakit kulit.
Penyakit yang disebabkan oleh Leismania disebut juga leishmniasis, sedangkan
yang disebabkan oleh Trypanosoma disebut tripanosomiasis.
c.
Ciliata
Ciliata disebut juga Ciliophora, dicirikan
adanya silia atau rambut getar yang merata di seluruh permukaan tubuh atau di
bagian-bagian tertentu dari tubuhnya. Rambut getar ini digunakan untuk bergerak
di perairan. Pergerakannya dengan cara menggetarkan seluruh silianya sehingga
dapat pindah tempat. Habitatnya pada lingkungan perairan (air tawar/laut) yang
kaya akan zat organik. Bentuknya bermacam-macam ada yang seperti sandal,
lonceng, corong dan lain sebagainya. Hewan berbentuk seperti sandal mudah kita
dapatkan pada perairan yang mengandung banyak sisa-sisa tumbuhan (misalnya pada
air rendaman jerami), contohnya Paramecium caudatum. Paramaecium ini
memilik dua inti, yaitu makro nucleus dan mikro nukleus, serta memiliki vakuola
kontraktil sebagai alat pengatur osmoregulasi. Kebanyakan ciliata hidup bebas. Balantidium
coli adalah ciliata yang dapat menyebabkan penyakit diare berdarah pada
manusia. Organisme ini hidup pada saluran gastrointestinal beberapa vertebrata.
(Subardi dkk, 2009)
d.
Sporozoa
Sporozoa merupakan anggota Protista yang
tidak memiliki alat gerak khusus, sehingga pergerakannya hanya mengubah-ubah
posisi tubuhnya. Kebanyakan anggotanya hidup sebagai parasit baik pada hewan
maupun manusia. Contoh Sporozoa ini misalnya Plasmodium yang hidup pada
sel darah merah, menyebabkan penyakit malaria. (Subardi dkk, 2009)
2. Protista Mirip Jamur
Dahulu Protista mirip jamur sering
dikelompokkan ke dalam kingdom Fungi, namun sekarang pada umumnya para ahli
telah mengelompokkannya ke dalam kingdom Protista. Protista mirip jamur
menghabiskan sebagian besar waktu hidupnya dalam bentuk uniseluler. Akan
tetapi, Protista mirip jamur dapat bergabung dan berkelompok sehingga membentuk
organism multiseluler. Dalam keadaan tersebut, Protista mirip jamur mengalami
masa transisi dari uniseluler menuju multiseluler. Protista mirip jamur atau
yang lebih dikenal dengan jamur lendir memiliki susunan sel, cara reproduksi,
dan siklus hidup yang berbeda dari jamur. Berdasarkan perbandingan molekuler,
jamur lendir mirip dengan beberapa alga walaupun jamur lendir tidak memiliki
kloroplas. Protista mirip jamur terdiri atas tiga filum, yaitu Myxomycota, Acrasiomycota, dan Oomycota.
(Fictor Ferdinand, 2009)
Gambar
2. Klasifikasi Protista mirip jamur
a.
Myxomycota (jamur lendir
tidak bersekat)
Filum Myxomycota terdiri atas jamur lendir.
Anggota Myxomycota biasanya memiliki pigmen kuning atau oranye dan bersifat heterotrof. Myxomycota memiliki fase
amoeboid berinti banyak dan tidak dibatasi dinding kuat yang disebut plasmodium yang dapat dijumpai dalam
siklus hidupnya. Plasmodium dapat bergerak seperti Amoeba di atas
substrat dan mencerna makanan secara fagositosis, menelan partikel atau sel
secara langsung. Contoh spesies Myxomycota adalah Physarium sp.
b.
Acrasiomycota
Anggota Acrasiomycota atau yang
disebut jamur lendir uniseluler, pada dasarnya lebih mirip dengan protozoa
uniseluler. Fase vegetatifnya juga merupakan sel yang berfungsi sebagai
individu. Jika makanan tidak tersedia, sel-sel akan membentuk agregat atau
kumpulan yang berfungsi sebagai unit. Meskipun kumpulan selnya mirip dengan
Myxomycota, sel-sel Acrasiomycota tetap mempertahankan identitasnya dan
terpisah oleh membran mereka. Perbedaan lainnya, yaitu jamur lendir plasmodium memiliki
fase haploid dan diploid. Acrasiomycota memiliki tubuh buah yang berfungsi
sebagai alat reproduksi seksual.
c.
Oomycota
Oomycota berarti fungi telur. Istilah
ini didasarkan pada cara reproduksi seksual pada jamur air. Beberapa anggota
Oomycota bersifat uniseluler dan tidak memiliki kloroplas. Jamur air memiliki
dinding sel terbuat dari selulosa, yang berbeda dengan dinding sel jamur sejati
yang terbuat dari polisakarida yang disebut kitin. Yang membedakan jamur air
dengan jamur sejati adalah adanya sel biflagellata yang terjadi pada daur hidup
jamur air. Sementara jamur sejati tidak memiliki flagella. (Widayati Sri, 2009)
Jamur air dapat bereproduksi secara
seksual atau aseksual. Secara aseksual, jamur air menghasilkan sporangium di
ujung hifa. Di dalam sporangium tersebut, dihasilkan spora yang berfl agella
yang disebut zoospora. Ketika zoospora matang dan jatuh di tempat yang sesuai,
maka akan berkecambah dan tumbuh menjadi mycelium baru. Adapun reproduksi
secara seksual terjadi melalui penyatuan gamet jantan dan gamet betina. Gamet
jantan dihasilkan oleh antheredium dan gamet betina dihasilkan dari oogonium.
Penggabungan gamet jantan dan gamet betina menghasilkan zigot diploid. Zigot ini
nantinya akan berkembang menjadi spora, yang berdinding tebal. Saat spora
berkecambah, akan dihasilkan mycelium baru. (Widayati Sri, 2009). Cara
reproduksi ini dapat kalian lihat pada gambar dibawah ini
Gambar. 3. Daur hidup jamur air (Oomycotina)
3. Protista Mirip Tumbuhan (Alga)
Gambar
4. Protista mirip
Tumbuhan (alga)
Alga (ganggang), bukan lagi merupakan nama
formal sebuah kelompok taksonomik, nama tersebut hanya merupakan nama umum bagi
sejumlah organisme yang berfotosintesis secara sederhana. Kebanyakan ahli
botani mengelompokkan ke dalam dunia tumbuhan, tetapi karena semua ganggang
tidak memiliki sebagian ciri-ciri pokok dunia tumbuhan maka ia dikelompokkan ke
dalam dunia tersendiri, yaitu Protista. Sebagai organisme bersel satu
(uniseluler) dan bersel banyak (multiseluler) alga memiliki klorofil yang dapat
berfungsi untuk fotosintesis. Selain klorofil, alga juga memiliki pigmen lain,
seperti fikosianin (warna biru), fikoeritrin (warna merah), fikosantin (warna
coklat), xantofil (warna kuning) dan karotena (warna keemasan). (Moch Anshori,
2009)
Berdasarkan pigmen atau zat warna yang
dikandungnya, alga dikelompokkan menjadi 4 divisio, sebagai berikut.
a.
Chloropyta (ganggang hijau)
Mempunyai pigmen klorofil a, klorofil b, karoten dan
xantofil. Ganggang ini juga dapat melakukan fotosintesis. 90% hidup di air
tawar dan 10% hidup di laut. Yang hidup di air umumnya sebagai plankton atau
bentos, juga menempel pada batu dan tanah. Ganggang hijau merupakan kelompok
ganggang yang paling banyak jumlahnya diantara gangganga lain.. Reproduksi
Chlorophyta dapat dilakukan dengan dua cara, yaitusecara seksual dan secara
aseksual. Reproduksi seksual dilakukandengan cara peleburan sel kelamin jantan dan
betina serta ada jugayang secara konjugasi. Reproduksi secara aseksual
dilakukan tanpaadanya peleburan sel jantan dan betina, tetapi dilakukan dengan
pembelahanbiner (ganggang bersel satu), fragmentasi (ganggang berbentukbenang
dan berkoloni), serta pembentukan zoospora (spora kembara). Adapun contoh-contohnya yaitu: Chlorella,Ulva ,Spiroggyra, Chlamidomonas, Euglena,Hydrodictyon, Oedogonium, Chara.
b.
Phaeophyta (ganggang coklat/ perang)
Phaeophyceae atau Ganggang coklat adalah salah satu
kelas dari dari ganggang berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Pigmen yang
lebih dominan adalah pigmen xantofil yang menyebabkan ganggang berwarna coklat.
Pigmen lain yang terdapat dalam Phaeophyceae adalah klorofil A dan C serta
karoten. Bersifat autotrof fotosintesis, terjadi dihelaian yang mempunyai daum.
Gula yang dihasilkan ditransportasikan ketangkai yang menyerupai batang. Reproduksi
Terjadi secara aseksual dengan pembentukan zoospore berflagella dan
fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual terjadi secara ogami dan isogami.
Sebagian besar Phaeophyceae terdapat dilaut, hanya ada tiga jenis saja yang
hidup di air tawar dan jenis-jenis ini merupakan jenis yang langka.
Phaeophyceae banyak terdapat didaerah yang beriklim dingin. Alga ini banyak
mendominasi bagian lateral daerah artik dan antartik. Walaupun demikian, ada
jenis-jenis lainnya yang hidup didaerah tropic dan subtropik. Sebagian besar
dari phaeophyceae hidup melekat pada subtract karang dan lainnya. Beberapa
diantaranya hidup sebagai epifit.Contoh-contoh ganggang cokelat : Laminaria,
Fucus,Turbinaria, Sargasum.
c.
Rhodophyta (ganggang merah)
Umumnya hidup di laut dan beberapa jenis di air tawar,
mengandung pigmen kklorofi a, klorofil d, karoten, fikoeritrin,
fikosianin.Tubuh bersel banyak menyerupai benang atau lembaran.Ganggang merah
berkembang biak secara vegetatif dan generatif. Perkembangbiakan vegetatif
ganggang merah berlangsung dengan pembentukan spora haploid yang dihasilkan
oleh sporangium
atau talus ganggang yang diploid. Spora ini selanjutnya tumbuh menjadi ganggang
jantan atau betina yang sel-selnya haploid. Perkembangbiakan generatif
ganggang merah dengan oogami, pembuahan
sel kelamin betina (ovum) oleh sel kelamin jantan (spermatium) Contoh : Batrachospermum, Gelidium, Eucheuma, Gracililaria, Chondrus, Porphyra, Polysiphonia
d.
Chrysophyta (ganggang keemasan)
Bersel tunggal atau banyak, mempunyai pigmen klorofil
a, klorofil c, karoten, xantofil dan fikosantin. Perkembangbiakan vegetatif (aseksual) dengan
pembelahan sel, fragmentasi,pemisahan koloni, dan pembentukan spora
(aplanospora atau zoospora). Perkembangbiakan generatif (seksual) dengan
konjugasi, isogami, anisogami, dan oogami. Hidup di tempat yang basah, laut, air tawar, dan
merupakan fitoplankton. Contoh :Vaucheria : hidup di air atau tempat yang
basah, berbentuk benang sering bercabang. Ochromonas : sel berbentuk bola,
berstigma, flagel dua sama panjang, kloroplas berupa lembaran melengkung warna
kekuningan. Diatome (Navicula atau ganggang kersik): hidup di air tawar, laut
sebagai epifit dan mayoritas sebagai plankton. Contoh yang terkenal dari
Diatome adalah Pinnularia sp. Cangkok Diatome dibuat dari bahan gelas yaitu
silica.
D. Cara Hidup dan
Reproduksi Protista
1.
Cara Hidup Protista
Protista bersifat fotoautotrof, heterotrof, atau keduanya. Ini berarti
beberapa jenis Protista mampu membuat makanan sendiri (fotoautotrof), ada yang
bertindak hanya sebagai konsumen (heterotrof), atau keduanya. Protista yang
bersifat fotoautotrof merupakan kelompok Protista yang menyerupai tumbuhan.
Klorofil yang terdapat didalam sel memungkinkan Protista kelompok ini mengubah
CO2 dan sinar ultraviolet menjadi sumber nutrisi melalui proses fotosintesis.
Kategori protista yang termasuk protista fotosintesis adalah Algae seperti:
Euglenophyta (Euglena), Chrysophyta (alga keemasan), Pyrrophyta (alga api),
Chlorophyta (alga hijau), Phaeophyta (alga cokelat), dan Rhodophyta (alga
merah).
Beberapa Protista bersifat heterotrof atau tidak dapat memproduksi makanannya
sendiri. Protista kelompok ini bertindak sebagai konsumen dan mendapatkan
nutrisinya dengan cara mengambil atau menguraikan makanan dari lingkungannya.
Ada juga yang hidup dan menempel sebagai parasit pada tubuh organisme yang
lain. Beberapa contoh Protista yang bersifat heterotrof adalah Mastigophora
(Protista berbulu cambuk), Sarcodina (Protista berkaki semu), Ciliophora
(Protista bersilia), dan Sporozoa (Protista berspora).
2.
Reproduksi Protista
Perkembangbiakan Protista terjadi secara aseksual dan seksual.
Perkembangan aseksual (vegetatif) berlangsung ketika terjadi pembelahan biner
(langsung) ataupun melalui tahap mitosis pada kromosom yang ada pada nukleus.
Selain perkembangan secara vegetatif, kelompok organisme ini juga bisa
berkembang secara generatif melalui meiosis. Protista memiliki dua jenis gamet
yaitu motil (gamet yang bergerak) dan non-motil (gamet yang tidak bergerak).
Gamet berfungsi pada proses reproduksi secara seksual (generatif).
Gambar. 5. mitosis-vs-meiosis
Berdasarkan jenis gamet yang
bersatu pada proses fertilisasi (syngamy), terdapat tiga jenis bentuk
reproduksi generatif, yaitu:
a.
Isogami,
adalah bentuk dari reproduksi seksual yang melibatkan gamet dengan morfologi
(bentuk dan ukuran) yang sama. Ini merupakan proses perkembangbiakan secara
generatif pada Protista yang ditandai dengan meleburnya dua gamet yang memiliki
bentuk dan ukuran yang sama, perhatikan gambar:
Gambar. 6. (A) Isogami pada gamet motil, (B) Isogami gamet non-motil, (C) Konjugasi
b.
Anisogami,
sering disebut heterogami adalah bentuk dari reproduksi seksual yang melibatkan
gamet dengan morfologi (bentuk atau ukuran) yang berbeda. Ini merupakan proses
perkembangbiakan secara generatif pada Protista yang ditandai dengan meleburnya
dua gamet yang berbeda ukuran atau bentuknya, perhatikan gambar:
Gambar. 7. (A) Anisogami gamet motil, (B) Oogami, (C) Anisogami non motil
c.
Oogami,
adalah bentuk heterogami yang lebih maju, satu gamet kecil dan motil (sperma),
dan yang satunya besar dan non-motil (telur).
E. Peranan
Protista bagi Kehidupan
Kingdom Protista memiliki
peranan bagi kehidupan. Peran tersebut dapat menguntungkan dan juga dapat
merugikan. Berikut akan diuraikan mengenai peranan kingdom Protista bagi
kehidupan. (Rikky Firmansyah, 2009)
1.
Peran Protista yang Merugikan
Anggota Kingdom Protista ada yang merugikan, contohnya pada Protozoa.
Sebagian besar anggota Protozoa merupakan patogen pada manusia dan hewan,
contohnya phylum Rhizopoda. Pernahkah Anda mengalami disentri? Disentri
merupakan suatu penyakit dengan gejala buang air besar bercampur lendir.
Penyebabnya adalah Entamoeba dysentriae. Contoh lainnya, yaitu Entamoeba
histolitica yang menyebabkan amebiasis. Phylum lainnya adalah Zoomastigophora.
Anggota Phylum ini umumnya patogen. Contoh dari Phylum Zoomastigophora adalah
Trichomonas vaginalis, yang menyebabkan penyakit kelamin pada wanita; Leishmania
tropica, penyebab penyakit kulit; dan Trypanosoma gambiense, penyebab penyakit
tidur. (Rikky Firmansyah, 2009)
2.
Peran Protista yang Menguntungkan
Selain dapat merugikan, anggota Protista ada yang
menguntungkan. Umumnya dari kelompok alga. Sebagai Protista yang mirip
tumbuhan, alga merupakan produsen bagi organisme lain di suatu ekosistem, khususnya
di ekosistem perairan. Selain itu, alga juga memiliki peran yang bermanfaat
bagi organism lain. Contohnya, sebagai bahan pangan, bahan obat-obatan, dan
bahan dasar kosmetika. Perhatikan contoh spesies alga yang memiliki peran menguntungkan
pada tabel berikut.
Tabel. Contoh Peran dari Spesies Alga
yang Menguntungkan
No.
|
Nama Alga
|
Manfaat
|
1.
|
Gracilaria
|
Bahan pangan
|
2.
|
Eucheuma
|
Bahan pangan, kosmetik
|
3.
|
Diatom
|
Alat gosok, isolator
panas, bahan pembuat cat
|
4.
|
Gellidium
|
Bahan pembuat agar-agar
|
5.
|
Chlorella
|
Bahan pangan, bahan
campuran pasta gigi
|
(Rikky Firmansyah, 2009)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Protista adalah eukariota
yang beranekaragam yang umumnya hidup ditempat yang lembab.
2.
Ciri-ciri Protista yaitu makhluk hidup bersel satu atau bersel banyak,
ada yang me nyerupai jamur, ada yang menyerupai hewan, dan juga ada yang
menyerupai tumbuhan.
3.
Kingdom Protista dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu Protista
mirip hewan, Protista mirip jamur, dan Protista mirip tumbuhan.
4.
Perkembangbiakan Protista terjadi secara aseksual
dan seksual. Reproduksi aseksual (vegetatif) berlangsung ketika terjadi
pembelahan biner (langsung) ataupun melalui tahap mitosis pada kromosom yang
ada pada nukleus. Selain perkembangan secara vegetatif, kelompok organisme ini
juga bisa berkembang secara generatif melalui meiosis.
5.
Peran Protista dalam kehidupan yang menguntungkan antara lain sebagai
bahan penggosok, petunjuk adanya minyak bumi, membantu proses pembusukan sisa
makanan dalam usus. Sedangkan peran yang merugikan antara lain sebagai penyebab
penyakit, seperti malaria.
B. Saran
1. Menyadari
bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber
yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.
2.
Untuk saran bisa berisi
kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap
kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Fictor
Ferdinand, 2009. Praktis Belajar Biologi 1 untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Herni Budiati, 2009. Biologi : untuk SMA dan MA Kelas
X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Idun Kistinnah, 2009. Biologi 1 : Makhluk Hidup dan
Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas X.Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Moch Anshori, 2009. Biologi 1 : Untuk Sekolah
Menengah Atas (SMA)-Madrasah Aliyah (MA) Kelas X. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Rasti
Septianing dkk, 2013. Panduan Belajar Biologi 1A SMA Kelas X.
Yudhistira : Jakarta.
Riana Yani, 2009. Biologi 1 : Kelas X SMA dan MA.
Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Rikky Firmansyah, 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi 1
: untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah Program Ilmu
Pengetahuan Alam. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.
Subardi dkk, 2009. Biologi 1 : untuk Kelas X SMA/ MA.
Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Suwarno, 2009. Panduan Pembelajaran Biologi :
Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.
Widayati Sri. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas X.
Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
|
No comments:
Post a Comment