MAKALAH
JAMUR
OLEH :
NAMA : RIFALDY TRI SETYA
KELAS : X MIPA 1
N I S : 8 4
9 5
SMA NEGERI
4 WATAMPONE
TAHUN
PELAJARAN 2016
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya
penulis diberi kemudahan dalam menyusunan makalah ini dan mampu menyelesaikan dengan
tepat pada waktunya yang berjudul “Keanekaragaman Hayati”. Tidak lupa juga shalawat serta salam
atas junjungan kita Nabi Besar Muhammad Saw. serta kepada keluarga, saudara,
sahabat dan kerabatnya.
Selain
sebagai tugas, penulis membuat
makalah ini untuk memberikan pengetahuan tambahan kepada pembaca tentang keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia yang sangat mengagumkan yang
tersebar di seluruh belahan nusantara.
.Dalam
penyusunan makalah ini saya selaku penulis
banyak mendapatkan bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk
itu dalam kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini.
Dalam
penyusunan makalah ini penulis menyadari masih banyak kesalahan yang dilakukan.
Oleh karena itu, penulis meminta saran dan kritik yang membangun sehingga
kedepannya penulis akan lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk menambah pengetahuan pembaca dan kita semua
Watampone, 10 januari 2017
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL................................................................................................ i
KATA
PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI
............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A.
Latar Belakang ......................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
C.
Tujuan Penulisan ....................................................................................... 3
D.
Manfaat Penulisan .................................................................................... 4
BAB II
PEMBAHASAN ......................................................................................... 5
A. Struktur Tubuh Jamur................................................................................ 5
B. Cara Hidup dan Habitat jamur................................................................. 6
C. Reproduksi Jamur...................................................................................... 9
D. Klasifikasi
jamur........................................................................................ 11
E. Peranan
jamur............................................................................................ 18
BAB III
PENUTUP ................................................................................................. 20
A.
Kesimpulan ............................................................................................... 20
B.
Saran ......................................................................................................... 20
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................... iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita
telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik tumbuhan
lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu tertentu, pada
kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas. Sebagai contoh,
jamur banyak muncul pada musim hujan di kayu-kayu lapuk, serasah, maupun
tumpukan jerami. namun, jamur ini segera mati setelah musim kemarau tiba.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia telah mampu
membudidayakan jamur dalam medium buatan, misalnya jamur merang, jamur tiram,
dan jamur kuping.
Jamur
merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof,
tipe sel sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya
terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman
bercabang-cabang yang disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara
vegetatif ada pula dengan cara generatif.
Selain
memiliki berbagai macam cara untuk berkembangbiak, jamur juga terdiri dari
aneka macam jenis baik yang bermanfaat maupun yang berbahaya/beracun. Saat ini
sebagian besar jamur yang dibudidayakan masyarakat adalah jamur yang
bermanfaat, khususnya jamur konsumsi yang bisa dimakan atau dimanfaatkan
sebagai obat.
Sebagai
makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif,
atau saprofit. Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme.
Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga
menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme
jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di
akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken. Jamur berhabitat pada
bermacammacam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun
kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi
dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau
saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.
B. Rumusan Masalah
Masalah
umum yang terdapat dalam penulisan makalah ini adalah tentang jamur. Agar
permasalahan tersebut tidak terlalu luas maka dibatasi menjadi sub-sub masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana struktur tubuh
jamur/fungi?
2. Bagaimana cara hidup dan habitat
fungi?
3. Bagaimanakah Reproduksi jamur/fungi
?
4. Apa sajakah Klasifikasi fungi ?
5. Bagaimana peran fungi pada kehidupan
?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penilisan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui struktur tubuh
jamur/fungi
2. Untuk mengetahui cara hidup dan
habitat fungi
3. Untuk mengetahui Reproduksi
jamur/fungi
4. Untuk mengetahui Klasifikasi fungi
5. Untuk mengetahui peranan fungi dalam
kehidupan manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Struktur Tubuh Jamur
Mikologi
Berasal dari bahasa Yunani Mykes yang berarti Jamur dan Logos yang berarti Ilmu. Mikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang jamur. Dalam bahasa
Inggris Jamur disebut Fungi / Fungus.
Kajian dalam mikologi antara lain meliputi klasifikasi fungi, kerugian dan
peranan jamur dam kehidupan manusia. Seiring perkembangan teknologi jambur
banyak digunakan dalam bioteknogi, misalnya pembuatan tempe, pembuatan pesellin.
Dilihat
dari struktur tubuhnya, jamur memiliki ciri-ciri yang berguna untuk mengenal
apakah suatu organisme merupakan jamur atau bukan. Organisme yang termasuk
jamur bisa terdiri atas satu sel maupun terdiri atas banyak sel. Jamur yang
bersel tunggal (uniseluler), misalnya adalah ragi (Saccharomyces cerevisiae).
Sedangkan jamur yang tubuhnya bersel banyak (multiseluler) bisa berupa jamur
mikroskopis maupun jamur makroskopis. Jamur mikroskopis adalah jamur yang hanya
bisa dilihat dengan mikroskop, karena memiliki ukuran tubuh yang sangat kecil.
Contoh jamur mikroskopis multiseluler adalah Aspergillus sp. dan Penicillium
sp. Jamur multiseluler juga ada yang bersifat makroskopis, mudah diamati dengan
mata telanjang, yang berukuran besar. Contoh jamur makroskopis adalah jamur
merang (Volvariella valvacea) dan jamur kuping (Auricularia polytricha).
Jamur
merupakan organisme eukariotik (eu: sejati dan cariyon: inti), yaitu organisme
yang inti selnya memiliki selaput inti atau karioteka yang lengkap. Di dalam sel
jamur terdapat sitoplasma dan nucleus yang kecil. Jamur memiliki bentuk tubuh
bervariasi, ada yang bulat, bulat telur, maupun memanjang. Pada jamur bersel
banyak (multiseluler) banyak terdapat deretan sel yang membentuk benang,
disebut hifa. Pada jamur yang sifat hidupnya parasit, hifa mengalami modifi
kasi, disebut haustoria. Haustoria merupakan organ untuk menyerap makanan dari
substrat tempat hidup jamur, dan organ ini memiliki kemampuan untuk menembus
jaringan substrat.
Berdasarkan
ada tidaknya sekat atau septa dikenal adanya hifa aseptat, hifa septat
uninukleus, dan hifa septat multinukleus. Beberapa jenis jamur memiliki hifa
yang tidak bersekat. Didalam hifa tersebut terdapat banyak intisel
(multinukleus) yang menyebar didalam sito- plasmanya. Bentuk hifa yang demikian
disebut soenositik.. Hifa jamur bercabang-cabang membentuk miselium. Kita
mengenal ada 2 macam miselium, yaitu miselium vegetatif (berfungsi sebagai alat
penyerap makanan) dan miselium generatif (berfungsi sebagai alat reproduksi).
B. Cara Hidup dan Habitat
jamur
Cara hidup jamur
bervariasi, ada yang hidup secara soliter dan ada yang hidup berkelompok
(membentuk koloni). Pada umumnya jamur hidup secara berkelompok atau berkoloni,
karena hifa dari jamur tersebut saling bersambungan atau berhubungan. Cara
hidup ini dijumpai misalnya pada jamur tempe (Rhizopus oryzae), jamur roti
(Mucor mucedo), dan Aspergillus fl avus. Jadi, kalau kalian melihat jamurjamur
tersebut yang nampak adalah koloninya, sedangkan individu yang menyusunnya berukuran
sangat kecil. Habitat jamur juga bermacam-macam. Berbagai jamur hidup di
tempat-tempat yang basah, lembab, di sampah, pada sisa-sisa organisme, atau di
dalam tubuh organisme lain. Bahkan banyak pula jenis-jenis jamur yang hidup
pada organisme atau sisa-sisa organisme di laut atau air tawar. Jamur juga
dapat hidup di lingkungan asam, misalnya pada buah yang asam, atau pada pada
lingkungan dengan konsentrasi gula yang tinggi, misalnya pada selai. Bahkan,
jamur yang hidup bersimbiosis dengan ganggang (lumut kerak), dapat hidup di
habitat ekstrim dimana organisme lain sulit untuk bertahan hidup, seperti di
daerah gurun, gunung salju, dan di kutub. Jenis jamur lainnya juga dijumpai
hidup pada tubuh organisme lain, baik secara parasit maupun simbiosis.
Semua jenis jamur
bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak
memangsa dan mencernakan makanan. Clntuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat
organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya
dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur
bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan
senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai
makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif,
atau saprofit.
Cara hidup jamur
lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis,
selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang
bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat
dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan
atau pada liken.
C. Cara Reproduksi Jamur
Cara reproduksi
jamur sangat bervariasi. Meskipun demikian, reproduksi jamur umumnya terjadi
dalam 2 cara, yaitu secara seksual (perkembangbiakan generatif ) dan secara
aseksual (perkembangbiakan vegetatif ).
Perkembangbiakan
jamur secara generatif adalah perkembangbiakan yang diawali dengan peleburan
gamet (sel-sel kelamin), yang didahului dengan penyatuan 2 hifa yang berbeda,
yang disebut konjugasi. Berdasarkan gametnya, proses ini dapat dikelompokkan
sebagai isogami, anisogami, oogami, gametangiogami, somatogami, dan
spermatisasi. Perhatikanlah Gambar 5.12.
Isogami yaitu
peleburan 2 gamet yang sama bentuk dan ukuran nya, bila gamet-gamet tersebut
tidak sama ukurannya disebut anisogami. Apabila peleburan 2 gamet tersebut yang
berbeda adalah bentuk dan ukurannya, maka disebut oogami. Pada oogami, ovum
yang dihasilkan dalam oogoium dibuahi oleh spermatozoid yang dibentuk dalam
anteridium. Sedangkan yang disebut dengan gametangiogami adalah bila peleburan
isi 2 gametangium yang berbeda jenisnya tersebut menghasilkan zigospora.
Pada somatogami,
yang terjadi yaitu peleburan 2 sel hifa. Dua sel hifa yang tidak
berdeferensiasi inti selnya berpasangan, kemudian terbentuk hifa diploid yang
selanjutnya akan dibentuk askospora. Sedangkan spermatisasi yaitu peleburan
antara spermatium (gamet jantan) dengan gametangium betina (hifa) yang kemudian
berkembang membentuk hifa baru (diploid) dan menghasilkan askospora.
Seperti halnya
reproduksi seksual, reproduksi aseksual juga dapat terjadi melalui beberapa
cara. Cara reproduksi yang paling sederhana adalah dengan pembentukan tunas
(budding) yang biasa terjadi pada jamur uniseluler, misalnya ragi
(Saccharomyces cerevisiae). Pada reproduksi dengan cara ini, jamur membentuk
semacam sel berukuran kecil yang kemudian tumbuh menjadi sel ragi dengan ukuran
sempurna yang akhirnya terlepas dari sel induknya menjadi individu baru.
Selain dengan
tunas, reproduksi aseksual juga dapat terjadi dengan fragmentasi dan spora
aseksual. Fragmentasi adalah pemotongan bagian-bagian hifa dan setiap potongan
tersebut dapat tumbuh menjadi hifa baru. Reproduksi jamur secara fragmentasi
diawali dengan terjadinya pemisahan hifa dari sebuah miselium. Selanjutnya hifa
tersebut akan tumbuh dengan sendirinya menjadi miselium baru. Pada kondisi
tertentu, hifa akan terdegeneralisasi menjadi sporangia (penghasil spora
aseksual).
Cara reproduksi
aseksual yang lain adalah dengan spora yang disebut spora aseksual. Spora
aseksual adalah spora yang dihasilkan dari pembelahan secara mitosis.
Pembentukan spora aseksual pada jamur terjadi melalui spora yang dihasilkan
oleh hifa tertentu. Spora tersebut merupakan sebuah sel reproduksi yang dapat
tumbuh langsung menjadi jamur. Hal ini mirip dengan perkecambahan biji pada
tumbuhan tingkat tinggi.
D. Klasifikasi Jamur
Jamur atau fungi
dipelajari secara spesifik di dalam cabang biologi yang disebut mikologi. Para
ahli mikologi (mycologist) mengelompokkan kingdom ini ke dalam 4 divisi. Dasar
yang digunakan dalam klasifi kasi ini adalah persamaan ciri-ciri. Salah satu
ciri jamur adalah bereproduksi dengan spora, baik spora berfl agela maupun
spora tidak berfl agela. Jenis-jenis jamur yang sporanya berflagela
dikelompokan dalam Dunia Protista yaitu Myxomycotina dan Oomycotina. Sedangkan
yang memiliki spora tidak berfl agela dimasukkan ke dalam Dunia Fungi dan dibagi
menjadi 3 divisi, yaitu Divisi Zygomycotina, Divisi Ascomycotina, dan Divisi
Basidiomycotina. Dasar klasifi kasi ketiga divisi tersebut adalah cara
reproduksi seksual. Sedangkan jamur-jamur yang reproduksi seksualnya belum
diketahui, diklasifi kasikan ke dalam satu divisi, yang diberi nama Divisi
Deuteromycotina.
1. Zygomycotina
Zygomycotina
disebut juga sebagai the coenocytic true fungi. Jenis jamur yang terkenal dari
kelompok ini adalah jamur hitam pada roti (black bread mold) atau Rhizopus sp.
Divisi Zygomycotina memiliki anggota yang hampir semuanya hidup pada habitat
darat, kebanyakan hidup sebagai saprofi t. Tubuhnya bersel banyak, berbentuk
benang (hifa) yang tidak bersekat, dan tidak menghasilkan spora yang
berflagella.
Reproduksi
Zygomycotina terjadi secara aseksual dan seksual. Pada reproduksi seksual,
jamur ini menghasilkan zigospora. Sedangkan reproduksi aseksualnya dengan
perkecambahan (germinasi) spora. Spora tersebut tersimpan di dalam sporangium
(kotak spora). Jika spora matang, sporangium akan pecah, sehingga spora
menyebar terbawa angin. Apabila spora tersebut jatuh di tempat yang sesuai,
maka spora akan tumbuh menjadi hifa baru.
Reproduksi seksual atau generatif dilakukan
dengan cara konjugasi. Proses ini diawali ketika dua hifa yang berlainan jenis,
yakni hifa (+) dan hifa (-), saling berdekatan. Masing-masing hifa pada
sisi-sisi tertentu mengalami pembengkakan dan perpanjangan pada bagian- bagian
tertentu, disebut gametangium. Kemudian, kedua gametangium tersebut bertemu dan
kedua intinya melebur membentuk zigot. Zigot kemudian berkembang menjadi
zigospora (diploid). Pada tahapan berikutnya, zigospora tumbuh, dindingnya
menebal dan berwarna hitam. Inti diploid (2n) mengalami meisosis, menghasilkan
inti haploid (n). Pada lingkungan yang sesuai, zigospora akan tumbuh dan
membentuk sporangium. Sporangium ini memiliki struktur penopang yang disebut
sporangiofora. Selanjutnya, reproduksi secara aseksual dimulai lagi yaitu
ditandai dengan pematangan sporangium hingga sporangium tersebut pecah dan
spora tersebar keluar.
Zygomycotina
memiliki beberapa jenis yang mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa diantaranya merupakan jamur pada makanan. Jenis-jenis jamur tersebut
antara lain:
a. Rhizophus stolonifera
b. Rhizophus nigricans
c. Mucor mucedo
d. Pilobolus sp.
2. Ascomycotina
Ascomycotina
disebut juga sebagai the sac fungi. Merupakan fungi yang reproduksi seksualnya
dengan membuat askospora di dalam askus (ascus = sac atau kantung/pundi-pundi).
Askus adalah semacam sporangium yang menghasilkan askospora. Beberapa askus
biasanya mengelompok dan berkumpul membentuk tubuh buah yang disebut askorkarp
atau askoma (kalau banyak disebut askomata). Askomata bisa berbentuk mangkok,
botol, atau seperti balon). Hifa dari Ascomycotina umumnya monokariotik
(uninukleat atau memiliki inti tunggal) dan sel-sel yang dipisahkan oleh septa
sederhana.
Siklus hidup
Ascomycotina dimulai dari askospora yang tumbuh menjadi benang (hifa) yang
bercabang-cabang. Kemudian, salah satu dari beberapa sel pada ujung hifa
berdiferensiasi menjadi askogonium, yang ukurannya lebih lebar dari hifa biasa.
Sedangkan ujung hifa yang lainnya membentuk Anteridium. Anteridium dan
Askogonium tersebut letaknya berdekatan dan memiliki sejumlah inti yang haploid.
Hifa askogonium
ini kemudian berkembang disertai pertumbuhan miselium vegetatif yang kompak,
membentuk tubuh buah. Dua inti pada bakal askus membentuk inti diploid yang
kemudian membelah secara meiosis untuk menghasilkan 8 spora askus (askospora).
Apabila askospora tersebut jatuh pada lingkungan yang sesuai maka ia akan
tumbuh membentuk hifa atau miselium baru.
Reproduksi
aseksual pada Ascomycotina adalah dengan cara membentuk tunas dan spora
aseksual. Pembentukan tunas terjadi pada jamur uniseluler dan spora aseksual
pada jamur terjadi pada jamur multiseluler. Spora aseksual tersebut terbentuk
pada ujung hifa khusus yang disebut konidiofor dan sporanya disebut konidia.
Konidia merupakan spora yang dihasilkan secara eksternal, yaitu di luar kotak
spora atau sporangium.
Berikut adalah
beberapa contoh jamur anggota Divisi Ascomycotina.
a. Saccharomyces
cerevisiae
b. Penicillium
spp.
c. Aspergillus
spp.
d. Neurospora
crassa
e. Morchella
deliciosa dan Morchella esculenta
3. Basidiomycotina
Divisi Basidiomycotina
sering disebut juga sebagai the club fungi atau yang sering disebut jamur pada
umumnya (cendawan atau mushrooms). Jamur ini bereproduksi secara seksual dengan
membentuk basidia yang kemudian menghasilkan basidiospora di dalam tubuh buah
yang disebut basidioma atau basidiokarp. Siklus hidup Basidiomycota dimulai
dari spora basidium atau konidium yang tumbuh menjadi hifa yang bersekat dengan
1 inti (monokariotik). Hifa tersebut kemudian tumbuh membentuk miselium.
Hifa-hifa yang berbeda, hifa (+) dan hifa (-), bersinggungan pada masing-
masing ujungnya dan melebur diikuti dengan larutnya masingmasing dinding sel.
Kemudian inti sel dari salah satu sel pindah ke sel yang lainnya, sehingga sel
tersebut memiliki 2 inti sel (dikariotik). Sel dikariotik tersebut akhirnya
tumbuh menjadi miselium dikariotik dan selanjutnya menjadi tubuh buah
(basidiokarp).
Berbagai jenis
jamur yang dikonsumsi kita konsumsi dalam kehidupan sehari-hari adalah anggota
Basidiomycotina. Jenis-jenis tersebut antara lain:
a. Volvariella
volvacea (jamur merang)
b. Auricularia
polythrica (jamur kuping)
c. Amanita
phalloides
d. Puccinia
graminis (jamur karat)
4. Deuteromycotina
Beberapa jamur
yang belum diketahui alat reproduksi generatifnya dimasukkan ke dalam
Deuteromycotina. Kelompok jamur ini juga sering disebut sebagai jamur tidak
sempurna atau the imperfect fungi. Jamur ini tidak mengalami reproduksi seksual
atau mereka menunjukkan tahap aseksual (anamorph) dari jamur yang memiliki
tahap seksual (teleomorph). Jamur ini menyerupai Ascomycotina (septanya
sederhana). Jadi, kelompok ini bisa dikatakan sebagai “keranjang sampah”,
tempat sementara untuk menampung jenis-jenis jamur yang belum jelas statusnya.
Apabila pada penelitian berikutnya ditemukan cara reproduksi seksualnya, maka
suatu jenis jamur anggota Deuteromycotina akan bisa dikelompokkan ke dalam
Divisi Ascomycotina atau Divisi Basidiomycotina. Contohnya adalah Neurospora
crassa yang saat ini dimasukkan ke dalam kelompok Ascomycotina.
Pada manusia,
jamur anggota Divisi Deuteromycotina umumnya menyebabkan penyakit.
Epidermophyton fl oocosum menyebabkan penyakit kaki atlet, sedangkan
Microsporum sp. dan Trichophyton sp. menyebabkan penyakit kurap atau panu.
Karena hidup dikulit, kedua jamur tersebut sering disebut juga sebagai
dermatophytes. Jenis lain yang merupakan penyebab penyakit pada manusia adalah
Candida albicans. Deuteromycotina juga memiliki beberapa anggota yang merupakan
penyebab penyakit pada tanaman. Sclerotium rolfsie adalah jamur yang
menyebabkan penyakit busuk pada tanaman budidaya. Sedangkan Helminthosporium
oryzae adalah contoh jamur parasit yang dapat merusak kecambah dan buah serta
dapat menimbulkan noda-noda berwarna hitam pada daun inangnya.
5. Oomycotina (Jamur Air)
Oomycotina berarti
fungi telur. Istilah ini didasarkan pada cara reproduksi seksual pada jamur
air. Beberapa anggota Oomycotina bersifat uniseluler dan tidak memiliki
kloroplas.
Jamur air memiliki
dinding sel terbuat dari selulosa, yang berbeda dengan dinding sel jamur sejati
yang terbuat dari polisakarida yang disebut kitin. Yang membedakan jamur air
dengan jamur sejati adalah adanya sel bifl agellata yang terjadi pada daur
hidup jamur air. Sementara jamur sejati tidak memiliki fl agella.
Jamur air dapat
bereproduksi secara seksual atau aseksual. Secara aseksual, jamur air
menghasilkan sporangium di ujung hifa. Di dalam sporangium tersebut, dihasilkan
spora yang berfl agella yang disebut zoospora. Ketika zoospora matang dan jatuh
di tempat yang sesuai, maka akan berkecambah dan tumbuh menjadi mycelium baru.
Adapun reproduksi secara seksual terjadi melalui penyatuan gamet jantan dan
gamet betina. Gamet jantan dihasilkan oleh antheredium dan gamet betina
dihasilkan dari oogonium. Penggabungan gamet jantan dan gamet betina
menghasilkan zigot diploid. Zigot ini nantinya akan berkembang menjadi spora,
yang berdinding tebal. Saat spora berkecambah, akan dihasilkan mycelium baru.
6. Myxomycotina
Pada umumnya,
jamur lendir berwarna (berpigmen) kuning atau orange, walaupun ada sebagian
yang berwarna terang. Jamur ini bersifat heterotrof dan hidup secara bebas.
Tahapan memperoleh makan dalam siklus hidup jamur lendir merupakan suatu massa
ameboid yang disebut plasmodium. Plasmodium ini dapat tumbuh besar hingga
diameternya mencapai beberapa sentimeter.
E. Peranan Jamur
Peranan jamur dalam kehidupan manusia sangat banyak,
baik peran yang merugikan maupun yang menguntungkan. Jamur yang menguntungkan
meliputi berbagai jenis antara lain sebagai berikut.
a) Volvariella
volvacea (jamur merang) berguna sebagai bahan pangan berprotein tinggi.
b) Rhizopus
dan Mucor berguna dalam industri bahan makanan, yaitu dalam
pembuatan tempe dan oncom.
c) Khamir Saccharomyces
berguna sebagai fermentor dalam industri keju, roti, dan bir.
d) Penicillium
notatum berguna sebagai penghasil antibiotik.
e) Higroporus
dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai dekomposer.
Di
samping peranan yang menguntungkan, beberapa jamur juga mempunyai peranan yang
merugikan, antara lain sebagai berikut.
a) Phytium
sebagai hama bibit tanaman yang menyebabkan penyakit rebah semai.
b) Phythophthora
inf'estan menyebabkan penyakit pada daun tanaman kentang.
c) Saprolegnia sebagai
parasit pada tubuh organisme air. Albugo merupakan parasit pada tanaman pertanian.
d) Pneumonia
carinii menyebabkan penyakit pneumonia pada paru-paru manusia.
e) Candida
sp. penyebab keputihan dan sariawan pada manusia.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Jamur atau fungi memiliki beberapa
sifat umum, yaitu hidup di tempat-tempat yang lembab, sedikit asam, dan tidak
begitu memerlukan cahaya matahari. Jamur tidak berfotosintesis, sehingga
hidupnya bersifat heterotrof. Jamur hidup dari senyawa-senyawa organik yang
diabsorbsi dari organisme lain.
2. Jamur bersifat heterotrof, artinya
tidak dapat menyusun atau mensintesis makanan sendiri. Jamur tidak memiliki
klorofi l, sehinggatidak bisa berfotosintesis.
3. Reproduksi jamur umumnya terjadi
dalam 2 cara, yaitu secara seksual (perkembangbiakan generatif) dan secara
aseksual (perkembangbiakan vegetatif ).
4. Dunia Fungi dan dibagi menjadi 3
divisi, yaitu Divisi Zygomycotina, Divisi Ascomycotina, dan Divisi
Basidiomycotina.
5. Peranan jamur atau fungi dalam
kehidupan sangat luas. Jamur berperan dalam keseimbangan lingkungan yaitu sebagai
dekomposer.
B. Saran
Bagi seluruh Civitas Akademik untuk
terus menambah wawasan pengetahuan mengenai fungi/jamur. Sebagai manusia, kita
perlu membudidayakan jamur yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan pangan.
DAFTAR PUSTAKA
Moore
RT. 1980. "Taxonomic proposals for the classification of marine yeasts
and other yeast-like fungi including the smuts". Botanica Marine 23:
361–73 The classification system presented here is based on the 2007
phylogenetic study by Hibbett et all
Entjang.
Indan.2003. Mikrobiologi & Parasitologi. PT.Citra Aditya bakti.
Bandung.
Gould.
Dinah.2003. Mikrobiologi Terapan Untuk Perawat. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
Melnick.
Jawetz. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta.
No comments:
Post a Comment